Anda di halaman 1dari 102

Selamat siang penerbit Gramedia, nama saya Theovania Matatula, asal Ambon Maluku, umur

saya 22 tahun. Saya mempunyai naskah beserta dengan kata pengantar naskah yang cukup aneh
sebanyak seratus halaman. Dan jika penerbit Gramedia merasa tertarik untuk menerbitkan
naskah saya, silahkan diterbitkan.
Saya akan memberikan sinopsis cerita naskah saya yang cukup aneh. Dan selebihnya
penerbit Gramedia bisa membacakan sinopsis cerita di kata pengantar yang sudah saya
lampirkan bersama dengan naskah saya.
Di dalam hidup saya yang sederhana ini, dari kecil sampai sekarang, entah mengapa selalu
saja terjadi hal aneh. Bahkan saking anehnya hal aneh yang terjadi di dalam hidup saya, saya
berpikir mungkin saja saya adalah anak dari planet Krypton.
Meskipun terjadi begitu banyak hal aneh di dalam hidup saya, namun bukan berarti saya
adalah anak yang aneh. Saya adalah anak yang normal, dan akibat kenormalan saya yang
berlebihan, membuat saya selalu diikuti dengan keanehan-keanehan dari orang-orang terdekat
saya.
Keanehan yang saya maksud seperti teman saya yang mencoba mencari tahu mengapa taik
sapi itu bentuknya kaya tart? Juga ada teman saya yang mengira saya homo, bahkan ada juga
keanehan ketika mengikuti masa orientasi sekolah dan masa ospek diperguruan tinggi.
Saya termotivasi untuk menulis naskah ini ketika teman saya memberikan saya buku milik
penulis kakak Raditya Dika untuk dibaca. karena menurut teman saya, hidup saya aneh sama
seperti hidupnya kakak Raditya Dika di dalam buku yang Kakak Raditya Dika tulis.
Saya tidak tahu mengapa teman saya berkata seperti ini. Entahlah mungkin saja saya dan
kakak Raditya Dika adalah adik-kakak yang telah lama berpisah, atau kami berdua adalah anak
alien yang ingin menguasai bumi.
Dan setelah saya membaca buku milik kakak Raditya Dika, saya pun menarik kesimpulan
kalau kami berdua mungkin benar adalah anak alien yang ingin menguasai bumi. Sial, ternyata
hidup kakak Raditya Dika tidak kalah aneh dibandingkan hidup saya. Bahkan kalau
dianalogikan, hidup kakak Raditya Dika bagai neraka tingkat 11 dan hidup saya bagaikan neraka
tingkat 12.
Akhirnya diruangaan perpustakaan kampus, saya memutuskan untuk mengetik kisah hidup
saya yang begitu aneh menjadi sebuah naskah aneh yang mungkin saja suatu saat akan terbit
menjadi sebuah buku yang aneh. Dan sambil ditemani dengan udara yang tercemar akibat

bercampurnya keringat asam dan deodorant basi, saya pun mulai mengetik kisah hidup saya
menjadi sebuah naskah. Bahkan udara yang tercemar saat itu bisa membunuh dua gajah dewasa
dan tiga gajah anak. Serius.
Setelah beberapa bulan mengetik, naskah aneh saya pun selesai dengan anehnya. Dan naskah
aneh ini bercerita tentang kehidupan saya bersama dengan teman-teman dan juga keluarga
bahkan juga dengan pacar saya yang aneh.
Di dalam naskah saya ini juga terdapat dua tesis tentang percintaan yang saya tulis unutk
membantu teman-teman saya dan juga para jomblo diluar sana unutk menghadapi kerasnya
hidup kejombloan. Semoga tesis saya dapat membantu kalian para jomblo kesepian. Dan supaya
tidak lagi terjadi banjir akibat doa-doa yang dinaikan oleh para jomblo setiap hari minggu
malam.
Dan hari ini setelah naskah saya telah selesai diketik dan diedit dengan kemampuan saya
yang minim, saya memutuskan untuk mengirim naskah saya ini ke penerbit Gramedia untuk
ditebitkan menjadi sebuah buku yang aneh. dan harapan saya semoga naskah saya yang aneh ini
bisa diterima oleh penerbit Gramedia.

Teriring salam dan doa, Theovania Matatula.

Kata pengantar
Mendekati waktu pembuatan proposal skripsi, ada fenomena aneh yang tertangkap oleh
retina gue. Entah kenapa, begitu banyak mahasiswa semester akhir yang berbondong-bondong
pergi ke perpustakaan kampus. Bahkan, kerapkali ruangan di perpustakaan yang selalu terlihat
kosong melompong, kini menjadi penuh sesak.
Berdasarkan pemantauan gue, kurang lebih udah seminggu fenomena yang nggak biasa ini
terus berlangsung. Dan sebagai mahasiswa yang juga berada ditahap akhir, tentunya gue sangat
cemas dengan fenomena ini. Dan pada akhirnya rasa cemas itu mendorong gue untuk pergi ke
perpustakaan kampus.
Terik matahari menemani perjalanan hari pertama gue ke perpustakaan kampus waktu itu.
Akan tetapi ketika pertama menginjakan kaki di depan pintu perpustakaan, gue langsung rebah
ke lantai akibat hidung gue yang belum begitu fasih untuk beradaptasi dengan bau dari keringat
yang bercampur dengan deodorant basi milik penghuni perpustakaan lainnya.
Akhirnya hari pertama di perpustakaan, gue habiskan dengan mulai membiasakan hidung ini
untuk beradaptasi dengan bebauan aneh tersebut. Waktu itu kalau aja hidung gue nggak mampu
untuk beradaptasi dengan bebauan ekstrim ini, maka dapat dipastikan kalau hari ini gue hanya
bernafas dengan memakai satu paru-paru dan bantuan dari hidung buatan.
Hari kedua pergi ke perpustakaan, gue sepertinya sudah berhasil beradaptasi dengan
bebauan aneh itu, meskipun gue sempat rebah ke lantai sebanyak tiga kali. Namun karena di
dalam diri gue mengalir darah pahlawan, maka gue kembali bangkit dan berusaha bernafas
dengan teratur.
Ketika gue telah berhasil mengadaptasi hidung gue dengan bebauan aneh tersebut, gue
mengambil sebotol pulpy dari dalam tas, sebagai minuman untuk merayakan keberhasilan gue di
saat itu, dan sambil bersiap-siap untuk mengerjakan proposal skripsi gue. Namun entah kenapa,
setelah selesai merayakan keberhasilan gue, tubuh dan pikiran ini sama sekali nggak tertarik
untuk belajar atau pun mengerjakan proposal skripsi. Dan anehnya, gue mulai duduk dan
menulis cerita-cerita aneh tentang kehidupan gue.
Dari kegiatan tulis-menulis itulah maka terciptalah buku ini, yang gue beri judul Freak
People. Entah mengapa gue ingin memberi judul buku ini demikian, sampai sekarang gue juga
nggak tau kenapa.

Secara umum, memang buku ini tergolong dalam kategori aneh, sebab buku ini berisikan
hal-hal yang aneh di dalam hidup gue, bahkan hal-hal yang berkaitan dengan alien dan mahkluk
astral juga ditulis di dalam buku ini. Gue juga nggak tau kenapa harus menulis hal yang aneh
seperti ini, mungkin hal aneh sudah menjadi keindahan tersendiri bagi gue, entahlah.
Sekian pengantar yang cukup aneh dari gue. Selamat nikmati buku yang aneh ini, dan
selamat mengalami keanehan dengan membacanya.
Teriring salam dan doa
Prof. Dr. Theovania Matatula, As. GTms.

Tunda dulu kelahirannya


Kata orang, masa SMP adalah masa terindah sebelum masa SMA dan masa Kuliah tentunya.
Iya, itu kata orang, bukan kata gue. Bagi gue, masa SMP, masa SMA dan masa kuliah merupakan
masa dimana banyak terjadi hal-hal yang aneh di dalam kehidupan gue.
Hal aneh yang gue maksud, bisa terjadi dalam bentuk apa aja. Bahkan hal yang aneh itu bisa
terbentuk di dalam keingintahuan yang sebenarnya nggak perlu untuk diketahui menurut gue.
Dan entah mengapa, hal aneh itu selalu terjadi di dalam kehidupan gue.
Walaupun kerapkali terjadi hal aneh di dalam kehidupan gue, bukan berarti gue adalah anak
yang aneh. Gue adalah anak laki-laki yang normal sama seperti kebanyakan orang pada
umumnya, meskipun gue terlahir dengan bulu ketek dan bulu hidung yang lebat dan panjang.
Akan tetapi karena kenormalan gue, gue selalu menjadi korban dari keanehan orang-orang di
dekat gue.
Ada satu kisah aneh yang mana di dalam kisah itu, kenormalan gue harus menjadi korban
akibat keanehan orang terdekat gue. Ya, kisah aneh yang melibatkan gue dan Heislen (teman gue
yang sering gue panggil jomblo sampai mati).
Sore itu ditemani cuaca yang cerah, kami berdua memutuskan untuk memandikan si Bela,
anak anjing perempuan gue, yang pada waktu itu belom mandi seminggu lamanya dan baunya
udah pada kemana-mana. Bahkan saking baunya udah pada kemana-mana, dua rumah di sebelah
kami sudah terinfeksi bau yang dikeluarkan dari tubuh si Bela.
Di tengah-tengah misi menghilangkan gas sianida dari si Bela, tiba-tiba Heislen melontarkan
pertanyaan konyol yang berbunyi mengapa taik sapi itu bentuknya kaya tart? Tiba-tiba hening
seketika. Bahkan gue yang semula sedang asyik menyikat-nyikat bulu di tubuh si Bela, berubah
menjadi menyikat-nyikat bulu di tubuh gue sendiri.
Saat itu gue berpikir mungkin Heislen udah keracunan baunya si Bela yang telah
menginfeksi tetangga sebelah rumah, atau mungkin Heislen sedang terkena batu ginjal dan
membuatnya susah untuk pipis sehingga dia melontarkan pertanyaan yang konyol seperti itu.
Entahlah gue nggak tau alasan rasional apa yang mendorong Heislen untuk melontarkan
pertanyaan konyol seperti itu.
Di tengah-tengah keheningan itu, otak kecil gue yang telah terkontaminasi pertanyaan aneh
dari Heislen, hanya mampu membalas pertanyaan Heislen dengan berkata hm, mungkin lo

harus menyediakan waktu khusus untuk mencari tau kenapa taik sapi itu bentuknya kaya tart
bro. Sambil kembali berfokus untuk menyikat bulu di tubuh si Bela.
Selang empat hari berlalu setelah percakapan tentang kotoran sapi berlangsung. Sepulang
sekolah gue langsung menyalakan tv, dan duduk bermain game grand theft auto yang pada saat
itu sedang naik daun.
Baru saja lima menit berlalu ketika konsol play station dinyalakan, entah dari mana Heislen
datang dan mengajak gue untuk pergi memakan nasi rendang di rumah makan padang dekat
rumah. Gue pun mematikan tv, dan play station, dan segera bergegas menaiki motor shoggun 125
berwarna orange milik Heislen untuk berangkat menuju rumah makan padang.
Sesampainya di rumah makan padang, kami berdua mengambil tempat duduk di dekat tv
agar dapat menonton tv. Heislen pun berjalan menuju tempat untuk memesan makanan.
Tak lama kemudian, pelayan membawa pesanan kami. Dari bauhnya aja udah bisa dipastikan
bahwa Heislen memesan nasi rendang sapi. Memang, makanan kesukaan Heislen adalah nasi
rendang sapi. Tak tunggu lama lagi, kami berdua pun segera memakan nasi rendang sapi pesanan
kami dengan lahapnya.
Ketika sedang berbahagia perasaan ini karena dapat memakan rendang sapi dengan gratis,
tiba-tiba Heislen memandang ke arah gue dengan tatapan yang tajam. Bahkan saking tajamnya
tatapan Heislen, seolah-olah dia ingin memperkosa gue di saat itu, atau dia ingin mengatakan
sesuatu yang sangat mendalam tentang hidupnya.
Waktu itu, jika aja Heislen mengatakan kalau sebenarnya dia adalah seorang lelaki cabul,
maka gue akan langsung muntah-muntah di depan dia, dan segera mengumpulkan masa untuk
membakar dia hidup-hidup saat itu juga. Karena ada kemungkinan Heislen akan mencabuli diri
gue yang masih polos ini. Namun ternyata yang Heislen katakan lebih mendalam dari apa yang
gue pikirkan.
Masih dengan tatapan yang tajam, Heislen berkata kalau dia udah mengikuti saran gue untuk
menyediakan waktu khusus demi mengetahui kebenaran mengapa sampai taik sapi itu bentuknya
kaya tart. Dan setalah menghabiskan beberapa hari ini, dia udah tau jawabannya, kata Heislen.
Saat itu napsu makan gue pun berhenti seketika, bahkan perasaan yang berbahagia karena
dapat memakan rendang sapi dengan gratis berganti dengan perasaan haru dan jijik. Terharu
karena Heislen mau menerima masukan konyol dari gue untuk menyelidiki taik sapi, dan juga
jijik karena Heislen melakukan suatu kekijijian yang nggak perlu menurut gue.

Ketika gue masih ada dalam perasaan haru dan jijik terhadap Heislen, dengan lantang dan
penuh percaya diri, Heislen pun melanjutkan perkataannya tentang taik sapi, bahwa dia telah
menyediakan waktu khusus untuk menunggu jatuhnya tinja dari pintunya. Bahkan saking
semangatnya, kalau ada taik sapi yang baru dan masih steril, Heislen pun segera bergegas
menghampiri taik sapi tersebut dan mengutak-atiknya dengan sepotong ranting.
Kebiasaan ini berlangsung berhari-hari lanjutnya dengan bangga. Bahkan dia kemudian tak
lagi menggunakan ranting, melainkan dengan sepuluh jari tangannya sendiri agar mudah
memahami konstruksi taik sapi tersebut katanya, sambil menunjukan jari-jari tangannya kepada
gue dengan senyumnya yang lebar.
Dia pun melanjutkan, sehabis dari kandang sapi, biasanya dia pergi ke rumah makan padang
untuk memakan nasi rendang sapi kesukaannya dengan menggunakan kedua tangannya. Gue pun
terdiam, sambil terus menatap wajahnya yang entah begitu polos atau begitu bego sampaisampai berbuat kejijikan dan kejijian sedemikan rupa.
Jadi sekarang juga lo baru dari kandang sapi untuk mengecek taik sapi bro? Tanya gue
penasaran. Iya bro, jawab Heislen spontan.
Gue pun melirik ke arah air kobokan milik Heislen. Sial, ternyata air kobokan masih pada
bersih, itu bertanda bahwa Heislen nggak sempat mencuci tangan setelah melakukan pertemuan
dengan taik sapi, dan itu berarti ditangannya masih tertempel sisa-sisa taik sapi yang kini telah
bercampur aduk dengan kuah rendang sapi.
Gue pun melirik ke arah Heislen, sambil sesekali mengarahkan pandangan gue ke arah air
kobokan yang masih bersih, sambil berharap kalau Heislen yang jijik itu menyadari kalau dia
belum mencuci tangannya sehabis memegang, dan mungkin juga mengutak-atik taik sapi.
Namun entah kenapa, Heislen nggak merespon niat baik gue yang sedang mencoba
memberitahu dia, kalau dia belum mencuci tangan selepas melakukan pertemuan dengan kotoran
sapi. Ya udahlah, tanpa rasa berdosa, gue pun kembali menyantap nasi rendang sapi dengan rasa
senang.
Sebagaimana kengintahuan Heislen akan taik sapi, dan juga kengintahuan para remaja untuk
mengetahui segala sesuatu pada umunya. Gue juga ingin mencari tahu kalau benar nggak gue ini
adalah anak kandung dari Bokap dan Nyokap gue? Karena bisa aja gue manusia dari planet
krypton, atau gue anaknya Tom Cruise, atau gue anak pungut? Entahlah, semuanya itu bisa aja
terjadi.

Rasa keingintahuan untuk mengetahui kalau gue ini anak kandung Bokap ama Nyokap atau
bukan, dikuatkan dengan pertanyaan dari Neny (teman sebangku gue dan sekaligus juga adalah
best friend perempuan gue) ketika kelas kami lagi belajar pelajaran biologi tentang pengaruh gen
bagi pertumbuhan.
Waktu itu, untuk mencontohkan tentang pengaruh gen bagi pertumbuhan, Heislen disuruh
maju oleh guru biologi kami ke depan ruang kelas. Tak lama kemudian Heislen berdiri dan
berjalan kedepan ruang kelas dengan terseok-seok seperti orang yang hilang harapan karena
belum berak selama satu minggu atau mungkin lebih, dan dengan memakai kemeja seragam
putih yang penuh dengan coretan pena yang maknanya pun nggak gue ngerti sampe sekarang
apa.
Sesampainya dia di depan kelas, guru kami pun bertanya kepada kami coba sebutkan ciriciri Heislen yang tampak pada mata kalian. Ini merupakan suatu kesalahan terbesar yang dibuat
oleh guru biologi kami, karena Heislen pasti bakal menjadi bulan-bulanan hinaan nantinya dari
teman-teman sekelas kami.
Benar saja. Tak lama kemudian terdengar suara dari belakang kelas yang mengatakan
rambutnya Heislen kribo kekusangan bu, ada juga yang bilang Heislen kurus bu, hidup lagi,
bahkan ada juga yang bilang kalau Heislen itu mahkluk astral dari dunia lain.
Saat itu kalau gue yang ada di depan kelas menggantikan Heislen, maka gue akan pura-pura
mati, supaya gue nggak dihina lagi sama teman-teman gue. Karena nggak akan ada cara lain
selain pura-pura mati untuk keluar dari situasi hinaan seperti itu
Tapi entah mengapa, biar pun banyak hinaan yang mengarah kepada Heislen secara bertubitubi, heislen tetap santai mendengar hinaan itu. Bahkan sesekali terlihat kalau Heislen sangat
menikmati hinaan itu. Entahlah apa yang ada dipikiran Heislen saat itu.
Di tengah-tengah terpaan hinaan yang menyerang Heislen, untung aja guru biologi kami
langsung memotong pembicaraan teman-teman gue dengan mengatakan semuanya itu adalah
benar, itulah yang disebabkan oleh pengaruh gen. Jika guru kami tidak memotong pembicaraan
teman-teman gue, mungkin Heislen bisa dibakar di depan kelas. Catatan: sebenarnya guru
biologi kami juga turut menjadikan Heislen sebagai bahan hinaan lewat kata-katanya. Coba
baca dengan seksama, seolah-olah guru kami turut mengiyakan apa yang teman-teman gue
katakan.

Ketika guru kami mempersilahkan Heislen kembali ke tempat duduk, Neny menoleh ke arah
gue dan berkata Theo lo cakep banget, sama kaya orang Arab. Jangan-jangan lo keturunan Arab
ya?
Setelah mendengar ucapan dari Neny, timbul pertanyaan yang sangat mengelisahkan dalam
diri ini. Gue pun mulai menuangkan pertanyaan-pertanyaan yang mengelisahkan itu ke dalam
selembar kertas yang gue sobek dari dalam buku biologi SMP kelas 2 milik perpustakaan
sekolah. Catatan: pak penjaga perpustakaan, misteri hilangnya selembar kertas di buku biologi
kelas 2 SMP sampai menyebabkan cerita tentang hantu yang suka membaca, itu akulah
penyebabnya. Maaf pak, aku melakukan ini semua untuk mengetahui asal usul hidup aku.
Tak lama setelah gue selesai menuangkan pertanyaan-pertanyaan tersebut, bel pulang pun
berbunyi. Dari tempat duduk gue, terlihat suasana yang begitu menghebohkan di dalam kelas
menyambut bunyi bel itu.
Saking hebohnya mendengar bel pulang, ada salah satu teman gue yang menyambut bunyi
bel itu dengan berteriak pulaaannggg sambil jingkrak-jingkrak nggak jelas di lantai, sama
seperti cacing ketika terkena panas matahari. Saat itu pengen gue datangin teman gue yang
sedang jingkrak-jingkrak nggak jelas di lantai, dan katakan bro lain kali kalau menyambut
bunyi bel pulang harus disertai dengan koprol-koprol dan lompat harimau biar komplit.
Guru biologi kami juga nggak luput dari bertingkah aneh. Guru biologi kami tiba-tiba
berteriak dengan suara yang keras terima kasih Tuhan, Kau bebaskan hambaMu ini dari
mahkluk-mahkluk aneh ini. Saat itu, ada juga teman gue yang menangis terharu, entah dia
menangis terharu karena sudah waktunya pulang atau menangis terharu karena dibilangin
mahkluk aneh sama guru biologi kami.
Bahkan, ada juga teman gue yang berteriak pulang sambil nge-rep kata pulang, jadinya
seperti ini; pu-pu-pu-pulaaang. sepertinya teman gue ini bisa berguna bagi pemerintah untuk
menterjemahkan bahasa alien, atau jangan-jangan dia adalah alien yang sedang menyamar?
Entahlah.
Siang itu dengan ditemani angin yang sepoi-sepoi, gue, Frans, Leo, dan Haris berjalan pulang
bersama. Dalam perjalanan pulang, entah kenapa topik pembicaraan siang itu adalah mengapa
Naruto Uzumaki mempunyai enam garis kumis di wajahnya? Sedangkan ayahnya nggak
mempunyai kumis segaris pun di wajahnya. Apakah Naruto Uzumaki itu anak pungut? Sial,

topik siang ini membuat gue semakin ingin mengetahui kalo gue ini sebenarnya adalah anak
kandung Nyokap sama Bokap atau kah bukan.
Sesampainya di rumah dan terlepas dari teman-teman gue yang aneh-aneh, gue langsung
menuju kamar Nyokap dan Bokap. Gue ketokin pintu kamar Nyokap dan Bokap sambil teriak
buka pintunya Mama, buka pintunya Papa. Saking kuatnya teriakan gue, Nenek gue yang lagi
tidur di kamar sebelah hampir gagal jantung.
Terlepas dari nenek yang hampir gagal jantung, Bokap pun keluar dan membuka pintu kamar.
Siang itu Bokap melakukan kesalahan terbesar dalam hidupnya dengan memakai kaos tanpa
lengan. Akibatnya, angin dari pintu yang dibuka oleh Bokap pun seketika mengguncangkan
ketek Bokap yang menjular keluar dari kaos tanpa lengannya, yang menghasilkan bunyi klepekklepek-klepek. Bahkan saking guncangannya yang terlalu kuat, Bokap hampir terbang terbawa
angin. MaydayMayday. Papa, awas papaa.
Setelah Bokap hampir diterbangin keteknya sendiri, gue pun masuk ke dalam kamar Bokap
dan Nyokap dengan tatapan tajam serta raut wajah yang sama dengan ninja interogasi di desa
konoha yang bertugas untuk menginterogasi ninja musuh yang tertangkap. Bahkan saking
tajamnya tatapan gue, tatapan gue bisa melelehkan es di kutub utara.
Sesampainya di dalam kamar, tanpa rasa bersalah gue pun mengeluarkan selembar kertas
yang berisikan pertanyaan-pertanyaan tentang asal-usul hidup gue, dan membacakannya dengan
suara lantang seperti membacakan proklamasi kemerdekaan. Pertanyaan-pertanyaan itu seperti
ayam satu kilo, merica dua kilo, tomat dua kilo, masako dua bungkus dan kecap bangau satu
botol sedang. Sial, ternyata gue salah mengeluarkan kertas, itu adalah nota belanja kemarin
yang dimintai tolong Nyokap untuk dibeliin.
Tanpa dipengaruhi perasaan malu dan bersalah ketika salah mengambil kertas pertanyaan
yang gue tulis, gue pun kembali meraih saku yang satunya dan mengeluarkan kertas yang benar,
kertas yang berisikan pertanyaan-pertanyaan tentang asal-usul diri ini. Kalau aja saat itu gue
kembali melakukan kesalahan yang sama dengan mengambil kertas yang salah, maka gue akan
pura-pura pingsan.
Gue pun kembali bertanya kepada Nyokap dan Bokap yang raut wajah mereka masih terlihat
bingung akibat serangan nota belanja tadi secara tiba-tiba. Pertanyaan gue seperti ini apa benar
aku anak kandung Mama dan Papa? Mengapa aku dinamai Theovania? Mengapa bulu ketek dan

bulu hidungku menjular ke mana-mana? Mengapa aku jomblo? Kurang lebih itulah pertanyaan
yang gue lontarkan dengan kepolosan dan keluguan anak SMP yang ada pada masa pubertas.
Setelah mendengar pertanyaan-pertanyaan tersebut, wajah Nyokap dan Bokap yang dari
semula beraut bingung berubah menjadi beria-ria yang diekspresikan dengan lontaran tawa yang
sangat keras. Bahkan saking kerasnya tawa Nyokap dan Bokap, Nenek gue di kamar sebelah,
yang lolos dari gagal jantung session pertama hampir terkena gagal jantung session kedua. Gue
bayangin kalo Nenek gue kena gagal jantung waktu itu, mungkin sekarang judul tulisannya
berubah dari tunda dulu kelahirannya menjadi bahaya gagal jantung dan penyebabnya.
Sebelum sempat mendengar jawaban dari pertanyaan yang gue lontarkan secara bertubi-tubi,
perut gue pun memperdengarkan suara yang merdu namun kian menyiksa dan menyayat hati.
Bunyi perut gue kalo di translate seperti ini; qqqqrrrrr, qrrrrrr, hampir sama dengan suara ketika
kita sedang memanggil ayam. Qqrrr, qqrrrr, yam ayo yam.
Bahkan kali ini, perut gue berbunyi lebih lama dan lebih kencang dari biasanya. Entahlah
mungkin cacing-cacing pita yang hidup dan mencari nafkah di dalam perut gue juga pada
gelisah, dan bertanya-tanya apakah inang mereka ini anak kandung atau bukan? Atau janganjangan cacing-cacing pita di dalam perut gue sudah pada ngumpul dan pada demo minta di
turunin bbm (bahan-bahan makanan) ke dalam perut gue secepatnya suapaya mereka bisa makan
bersama. Entahlah.
Setelah mendengar bunyi perut ini yang merdu namun kian menyiksa dan menyayat itu,
Nyokap pun menyuruh gue untuk segera mengganti pakaian dan segera makan. Gue pun
merespon Nyokap dengan menjawab, Mama gue butuh jawabannya sekarang sambil menahan
derita perut ini yang kian lama kian menyiksa. Nyokap pun berkata nanti waktu kamu makan
baru Mama ngejelasin semuanya, dan jangan lupa sebentar malam minum obat cacing.
Gue pun keluar dari kamar Nyokap Bokap dan pergi menuju ke kamar gue untuk mengganti
baju. Selama mengganti baju, gue penasaran. Gue penasaran kenapa Nyokap nggak langsung aja
menjawab pertanyaan dari gue, dan kenapa gue disuruh minum obat cacing? Apa kaitan cacing
dengan pertanyaan gue? Apa orang tua gue adalah cacing?
Sial, tiba-tiba pikiran gue malah semakin membuat gue takut sendiri. Tapi satu hal yang pasti
akan terjadi. Sebentar malam setelah minum obat cacing, gue pasti berpisah dengan banyak
cacing pita di dalam perut ini, dan yang bisa gue perbuat cuma mengucapkan rasa terima kasih
yang sedalam-dalamnya kepada cacing-cacing pita yang ada di dalam perut ini yang telah

memakan sisa-sisa kotoran gue. Makasih, cacing-cacing pita, kalian adalah pahlawan tanpa tanda
jasa.
Setelah selesai berpikir yang aneh-aneh tentang cacing, rasa penasaran gue semakin menjadijadi. Gue bertanya-tanya lagi dalam hati, apakah memang gue ini anak pungut atau anak tetangga
atau anak jadi-jadian? Bahkan saking proses berpikir yang melebihi kapasitas otak gue, gue
hampir aja terkena amnesia ringan.
Setelah selesai mengganti pakaian, gue pun bergegas ke ruang makan untuk mendengar
jawaban dari Nyokap dan Bokap, dan juga karena gue udah lapar berat. Dalam perjalanan ke
ruang makan, gue baru menyadari, ternyata akibat terlalu banyak berpikir, gue nggak sempat
memakai celana, dan saat itu, gue hanya memakai celana dalam bergambar Donal bebek dan
memakai baju kaos bergambar spongebob.
Sesampainya di ruang makan, terlihat Nyokap sedang mengatur piring, sendok, garpu, piring
kecil serta gelas dengan rapinya di atas meja makan. Saat itu Nyokap hampir terkena darah tinggi
dan diikuti dengan suara tawa yang keras ketika melihat gue yang hanya memakai baju kaos dan
celana dalam bergambar Donal bebek di ruang makan. Untuk menolong harga diri gue, gue
bilang sama Nyokap kalau ini adalah gaya berpakaian baru standar internasional.
Terlepas dari gaya berpakaian standar internasional yang baru, gue bingung karena nggak
melihat Bokap di ruang makan. Gue pun bertanya di mana Papa Ma? Tanya gue penuh
penasaran dengan mata yang berbinar-binar. Apakah Bokap tidak mampu untuk ngejelasin ke
gue kalau gue ini bukan anaknya sampai Bokap nggak datang? Kembali pertanyaan yang gue
berikan kepada Nyokap.
Belum sempat Nyokap merespon pertanyaan gue, terlihat Bokap baru keluar dari kamar
mandi sambil menahan perutnya. Sebagai anak yang baik dan anak yang religi, gue pun bertanya
sama Bokap Pa sakit perut? Jawab Bokap hanya begini hahaka hamu hahai hatu hahaanak
hakan hahadung hahahaha. Kalau di translate jadinya gini: kamu itu anak kandung hahahaha.
Kepada pemerintah, FBI, dan CIA yang membaca buku saya, harap segera menahan Bapak
saya, Karena ada kemungkinan Bapak saya adalah alien yang sedang menyamar dengan
menutupi penyamarannya menggunakan bulu keteknya yang menjular ke 4 penjuru mata angin.
Catatan: ternyata Bokap ke kamar mandi gara-gara sakit perut yang di akhiri dengan berakberak akibat merasa lucu dengan pertanyaan yang gue tanyakan tadi.

Setelah Bokap selesai menampilkan sosok aliennya dengan kata-kata yang nggak jelas apa
artinya, kami pun duduk makan bersama. Waktu itu jika Bokap terus berbicara dengan bahasa
aneh seperti itu, maka gue akan segera mengumpulkan masa buat ngebakar Bokap rame-rame.
Sambil makan, Nyokap pun mulai menceritakan kisah kelahiran gue yang terjadi tepat sehari
setelah Justin Bieber di lahirin, tepatnya tanggal 2 maret 1994. Mungkin karena gue dilahirin
sehari setelah Justin Bieber dilahirin, maka sebagian ketampanan gue hilang dicuri sama dia.
Sialll, kembalikan ketampanan gue Bieber, cepaatt.
Ketika Nyokap sudah dipindahin dari ruang menginap ke ruang persalinan buat ngelahirin
gue, Bokap pun berubah dari normal menjadi di atas normal sama dengan judul lagunya
peterpan. Bahkan saking paniknya, Bokap mondar-mandir sama dengan crusor computer yang di
goyangin turun naik buat ngedota. Namun tak lama kemudian, suara gue dengan nada pun
terdengar keluar dari dalam ruang persalinan yang bertanda kalau gue udah lahir.
Gue coba mikir kalau aja waktu itu gue lahirnya sedikit lebih lama, mungkin Bokap udah
pada ngeliat-ngeliat nggak jelas di tanah gara-gara panik. Bahkan mungkin saking paniknya
Bokap bakal gantiin Nyokap buat ngelahirin gue.
Saat itu gue lahir dengan bulu ketek dan bulu hidung yang menjular kemana-mana. Bahkan
saking menjularnya bulu ketek dan bulu hidung gue, para perawat dan dokter yang bertugas
untuk merawat persalinan Nyokap, lari ketakutan meninggalkan Nyokap begitu aja karena
mengira kalau gue adalah kera sakti. Bahkan saat itu, ketika lahir gue sempat teriak-teriak, di
mana biksu Tong, guruuu. Guruu.
Setelah beberapa saat dokter dan para perawat mengamati gue secara baik dan jelas, maka
dokter dan para perawat yang merawat persalinan Nyokap menyadari kalau gue bukanlah kera
sakti, melainkan hanya bayi biasa yang mempunyai tingkat hormon yang melebihi kapasitas
yang berefek samping pada panjangnya bulu hidung dan bulu ketek. Kemudian oleh para
perawat, bulu hidung dan bulu ketek gue dipotong sehingga sama dengan seukuran anak yang
baru lahir.
Setelah lahir, gue pun dinamain Theovania oleh Nyokap dan Bokap gue tanpa meminta
pertimbangan dulu sama gue yang baru lahir. Akibat keputusan sebelah tangan inilah yang
membuat sehingga sekarang gue mempunyai dua nama; yaitu Theo nama siang gue dan Vania
nama malam gue.

Dari nama aja udah terlihat asal-usul hidup gue yang nggak jelas sama sekali. Namun setelah
dijelaskan sama Bokap Nyokap, ternyata nama gue itu ada artinya, yaitu Penyataan Tuhan.
Memang nama ini cocok dengan gue yang baik hati dan religi (udah pokoknya percaya aja deh
kalau gue anaknya baik dan religi).
Tapi yang lebih parah lagi, sahut Nyokap memecahkan kesenangan ketika gue udah tau arti
nama gue yang sebenarnya dan tahu kalau gue emang adalah anak kandung Nyokap dan Bokap.
Waktu perut Nyokap udah sakit gara-gara gue paksa mau keluar. Saat itu om gue, namanya om
Poly. Om Poly berbisik ke Nyokap agar Nyokap menunda dulu kelahiran gue dari tanggal dua
maret sampai tanggal tiga maret supaya hari jadi gue sama dengan hari jadi om Poly.
Maksudnya? Apa yang ada di pikiran om Poly saat itu? Apa om gue pikir supaya ketika gue
lahir lalu kita rayain ulan tahun bareng gitu? Atau karena hari ulan tahun kita berdua sama jadi
kita berbagi hadiah ya? Atau karena hari ulan tahun kita sama jadi om nebeng ya rayainnya.
Siaaalll, sampai sekarang gue nggak ngerti sama sekali alasan om Poly yang mau menundain
kelahiran gue. Waktu itu andai aja Nyokap ngikutin saran dari om gue, mungkin aja gue akan
lahir dengan bulu ketek dan bulu hidung yang lebih panjang lagi. Bahkan mungkin setelah lahir
dengan bulu ketek dan bulu hidung yang panjang, gue akan langsung pergi mengembara dengan
biksu Tong untuk mencari kitab suci. Tetapi syukurlah, Nyokap tidak terpengaruh dengan usulan
aneh dari om gue.
Setelah Nyokap dan Bokap gue bercerita tentang kelahiran gue, meskipun banyak yang anehaneh menurut gue, terutama om gue yang sangat aneh. Akhirnya gue percaya kalau gue adalah
anak kandung dari Nyokap dan Bokap.

Kamu homo??!!
Dalam film tree idiot yang diperankan oleh Aamir Khan dan Kharena Kapoor, ada adegan di
mana Kharena Kapoor pergi mengikuti Aamir Khan sambil membawa sebotol minuman dan
mengajak Aamir khan untuk menikah dengannya, namun Aamir Khan dengan alasan tersendiri
menolak ajakan Kharena Kapoor untuk menikah, dan karena bingung, Kharina Kapoor bertanya
kepada Aamir Khan apakah dia gay atau impotent karena tidak mau menikahinya.
Dalam kehidupan gue, Kharena Kapoor itu adalah teman-teman gue dan Aamir Khan adalah
diri gue sendiri. Bedanya Kharena Kapoor bertanya dengan nada yang baik, namun teman-teman
gue bertanya dengan nada yang sudah melebihi tangga oktaf dan dengan ekspresi wajah yang
seolah-olah ingin melecehkan hak asasi gue.
Sore itu, Gue, Gery, Heislen dan Haris sedang nongkrong bersama di depan rumah gue
sambil ditemani angin sore yang sepoi-sepoi. Kebetulan rumah gue berada tepat di depan jalan
umum, jadi mata kami bisa dimanjakan dengan mobil-mobil dan motor-motor yang lalu lalang
melewati jalanan di depan rumah, bahkan sesekali mata kami diberi bonus dengan dapat melihat
cewek-cewek cantik yang tengah berjalan di jalan umum.
Saat itu, karena anginnya sepoi-sepoi, gue memutuskan untuk memanjakan bulu ketek gue di
terpa angin sore yang sepoi-sepoi itu. Catatan: gue hanya berani memanjakan bulu ketek gue
ketika angin hanya bertiup sepoi-sepoi, karena gue pernah mencoba memanjakan bulu ketek gue
ketika angin sedang bertiup kencang dan hasilnya gue terbang sejauh 5 meter dari rumah.
Mama tolong Mama, klepek-klepek-klepek.
Seperti biasa, dimana ketika dua orang aneh atau lebih dari dua orang aneh berkumpul di
suatu tempat, atau nongkrong di suatu tempat, maka akan selalu ada pembicaraan aneh atau
peristiwa aneh yang akan terjadi. Percayalah kata-kata ini, karena gue telah membuktikannya
berulang kali.
Tak tunggu lama, Gery pun menantang kami bertiga untuk mencoba menjilati siku kami
sendiri. Tanpa pikir panjang, kami langsung mencoba menjilati siku kami sendiri. Kurang lebih
tiga menit kemudian, percobaan menjilati siku dihentikan oleh kami bertiga akibat lidah kami
yang keram.
Ketika kami semua udah menyerah untuk mencoba menjilati siku kami sendiri, entah kenapa
terlihat kalau Gery masih ingin terus melanjutkan tantangannya sendiri. Dengan lidah yang

keram Gery masih terus berusaha untuk menjilati sikunya sendiri, bahkan sesekali terlihat kalau
Gery udah sama seperti seekor anjing yang sedang ingin menjilati ekornya sendiri.
Karena kami adalah teman yang baik, kami terus menyemangati Gery untuk dapat menjilati
sikunya sendiri. Mungkin karena pada waktu itu dimata kami, Gery udah sama dengan seekor
anjing, jadi kami terus menyemangati dia dengan penuh semangat.
Selang beberapa waktu, mungkin Gery akhirnya sadar kalau dia adalah salah satu dari sekian
orang aneh yang berpikir kalau mereka bisa menjilati siku mereka sendiri, dan akhirnya Gery
memutuskan untuk berhenti menjilati sikunya sendiri. Akan tetapi tanpa dipengaruhi rasa
bersalah, Gery pun kembali menantang kami untuk harus bisa melihat telinga kami sendiri tanpa
menggunakan bantuan cermin.
Sampai pada tahap ini, mungkin karena teman-teman gue adalah orang yang aneh, mereka
kembali mencoba melihat telinga mereka sendiri tanpa bantuan cermin. Tapi nggak tau kenapa,
gue juga mencoba untuk melihat telinga gue tanpa bantuan cermin.
Ketika kami sedang asyik-asyiknya berusaha untuk menyelesaikan tantangan Gery, terlihat
dari jauh tampak seorang cewek bertubuh langsing, berparas cantik dengan memakai terusan
berwarna merah dan beralas sepatu berlilit hitam bertali sedang berjalan menuju ke arah kami.
Bahkan ketika angin menerpa rambutnya, sesekali dia terlihat sama seperti berada di dalam
iklan-iklan shampoo, bedanya hanya dia nggak mengibas-ngibaskan rambutnya di tengah jalan
raya.
Otomatis mata yang kami fokuskan untuk melihat telinga kami, tiba-tiba berfokus pada
cewek tersebut. Sebagai anak-anak ABG, kami pun mulai menghentikan kegiatan konyol kami,
dan mulai berlagak normal supaya kami terlihat seperti anak-anak lainnya yang normal, meski
hanya beberapa waktu saja.
Namun entah mengapa, atau karena kami tiba-tiba berubah dari aneh menjadi normal dalam
sekejap, ada teman gue yang tiba-tiba berubah menjadi cool, ada yang so cool. Bahkan ada juga
yang karena saking coolnya dia malah berubah menjadi tiang es.
Waktu kian berlalu, tak disadari perempuan itu kini telah berdiri tepat di hadapan kami.
Tanpa tunggu panjang lebar, teman-teman gue pun mulai berkenalan dengan perempuan berparas
cantik tersebut.
Pada saat itu yang menjadi moderator perkenalan adalah Haris. Ketika Haris hendak
memperkenalkan diri gue, eh tau-taunya gue sudah hilang dari peredaran. Bahkan radar milik

nasa pun nggak bisa melacak keberadaan gue. Ya itu benar, pada saat itu gue baru kelas dua
SMP, dan meskipun bulu ketek dan bulu hidung gue udah pada menjalar kemana-mana, bukan
berarti gue udah dewasa dan udah siap untuk berhadapan dengan cewek, tapi itu karena
pertumbuhan hormon gue yang melebihi kapasitas saja woe.
Cerita gue takut ama cewek berawal dari film-film horror yang sering gue tonton. Sial,
ternyata hampir semua film horror itu hantunya adalah perempuan. Hantu jeruk purut misalnya,
suster ngesot, kuntilanak, sundel bolong dan masih banyak hantu perempuan lainnya termasuk
Nyokap kalau lagi marah. Catatan: kepada para sutradara film horror, sekali-kali buat film yang
hantunya laki dong atau yang hantunya homo dong. Jadi judul filmnya bisa berubah dari suster
ngesot jadinya mantri ngesot atau mantri ngesot plus homo.
Ketika proses perkenalan yang kira-kira memakan waktu lima menit itu selesai, perempuan
itu pun pergi dari tempat nongkrongan kami. Ketika perempuan itu udah agak jauh dari tempat
kami duduk, gue pun keluar dari tempat persembunyian, yaitu dari dalam selokan di depan
rumah gue.
Coba kalian pikir emang mau sembunyi dimana dalam waktu yang sesingkat itu? Apa gue
harus bilang sim salabim jadi apa prok-prok-prok, terus gue berubah jadi batu gitu? Atau
berubah jadi tiang? Kan nggak mungkin. Tetapi selokannya bersih dan kering kok, soalnya lagi
musim panas. (percaya aja kalau selokannya bersih).
Ketika gue keluar dari tempat pesembunyian, dan menyamperin teman-teman gue, mereka
kaget setengah mati. Mereka kaget ketika melihat wajah gue yang udah hampir ditutupi oleh
bulu hidung gue yang panjang dan imut. Waktu itu untung aja nggak ada diantara mereka yang
memanggil gue alien. Karena jika ada diantara mereka yang memanggil gue alien, maka sudah
pasti gue akan dibakar masa.
Terlepas dari bulu hidung yang menutupi wajah gue, mereka kemudian menatap gue dengan
tatapan penuh curiga dan penuh hinaan. Mereka curiga kalau gue bukanlah Theo melainkan
mahkluk astral dari dunia lain, dan mereka merasa hina kalau ternyata alasan gue nggak mau
untuk berkenalan sama perempuan tadi adalah karena gue homo.
Tak lama kemudian tanpa diundang dan tanpa dimintakan, Heislen mendekat dan merapikan
bulu hidung gue yang kocar-kacir menutupi wajah gue. Setelah habis merapiin bulu hidung gue
dengan menggunakan pinset miliknya, dia pun pergi meninggalkan gue dengan hidung yang

berdarah dan bengkak yang hebat akibat terlalu banyaknya bulu hidung gue yang dia cabut. Sakit
Mamaa. sakittt.
Tapi, sampe sekarang gue bingung. Gue bingung mengapa Heislen selalu membawa pinset
miliknya disetiap kali kita pada ngumpul bareng atau pergi main bareng. Jawaban yang terlintas
dibenak gue hingga sekarang cuman ada dua.
Yang pertama, mungkin Heislen bercita-cita menjadi seorang pencabut bulu professional,
yang bisa mencabut segala bulu, bahkan bulu yang tumbuh diselangkangan sekalipun bisa dia
cabut. Yang kedua, mungkin regenerasi bulu milik Heislen lebih cepat dibandingkan manusia
normal pada umumnya dan juga gue, jadi dia selalu membawa pinset miliknya untuk berjagajaga kalau bulu miliknya tumbuh terlalu cepat.
Setelah itu, tak tunggu lama lagi, gue diserang dengan banyak pertanyaan dari teman-teman
gue yang bingung dengan tingkah gue. Misalnya gini Kenapa lo sembunyi? Lo homo? Lo
alien?
Ketika gue mau menjawab pertanyaan mereka, eh tiba-tiba mereka kembali memberikan
pertanyaan yang berbunyi Kenapa lo kurus? Kenapa bulu ketek lo menjalar ke mana-mana?
Kenapa bulu hidung lo bisa panjang gitu? Lo udah berak hari ini belum? Gaya berak lo hari ini
kaya gimana? Sudah kerjain tugas buat besok belum? Lo jomblo?
Aaaaaaaahhhhhh, Tuhan ambil gue, atau paling tidak ambil aja teman-teman gue, gue ihklas
kok Tuhan, gue ihklas. Terutama ambil aja Heislen yang telah membuat hidung gue penuh luka.
Gue rela Tuhan, ambil saja makhluk bertulang itu.
Setelah pertanyaan yang aneh-aneh selesai mendengung di telinga gue tanpa satu pun
jawaban yang gue berikan. Secara tiba-tiba mereka membentuk rapat paripurna khusus untuk
membahas kelakuan gue yang menurut mereka sangat aneh.
Kemudian dari hasil rapat memutuskan kalau Haris yang akan menjadi guru percintaa gue,
dan dia yang akan membimbing gue ke jalan yang benar. What? Jadi apa selama ini gue
berjalan dijalan yang salah? (tanya gue dalam hati).
Sesudah memutuskan kalau Haris akan menjadi guru percintaan gue, maka dibubarkanlah
rapat paripurna khusus di saat itu. Dengan pembubaran rapat paripurna, maka berakhirlah acara
nongkrong-nongkrongan di sore hari yang menyebalkan itu.
Besoknya, Haris menyuruh gue bertapa dengan cara puasa mandi, dengan tujuan bahwa
puasa mandi gue akan menarik cewek-cewek untuk dekatin gue. Jadi selama seminggu ini, lo

hanya boleh mandi dua kali doang, itu berarti lo harus puasa mandi selama lima hari Theo cetus
Haris di sela-sela waktu istirahat di sekolah.
Selepas kalimat puasa mandi keluar dari mulut Haris, gue langsung kehilangan kesadaran
beberapa saat, bahkan gue hampir hilang ingatan. Untung aja, Heislen mengembalikan kesadaran
gue dengan menepuk pundak gue dan mengajak gue untuk pergi ke kantin sekolah.
Dalam perjalanan ke kantin, gue berpikir, sebenarnya apa yang ada di dalam pikiran Haris?
Apa hubungannya puasa mandi ama cinta coba? Gue sangat bingung. Apa mungkin dengan
puasa mandi cewek-cewek bakal katakan ih Theo, lo nggak mandi yah? Macho banget sih lo,
kami semua cinta ama lo. Bahkan dalam film cartoon pun kata-kata atau pemikiran seperti ini
nggak akan pernah kita temuin, nggak akan. Malah kalau gue puasa mandi, pasti cewek-cewek
pada menjauh dari gue karena bau badan gue akan membunuh mereka secara perlahan-lahan
namun pasti. Bahkan mungkin mereka bisa amnesia dadakan akibat bau badan gue.
Tetapi supaya gue nggak dikatain homo lagi, gue pun memutuskan untuk mengikutin nasehat
dari Haris. Namun, puasa mandi gue dibatalin oleh Nyokap gara-gara baru nggak mandi dua hari
aja gue udah panuan dimana-mana. Bahkan mungkin jamur yang ada ditubuh gue udah ada pada
tahap stadium empat dan sedang menjalar ke selangkangan gue.
Setelah gue gagal dengan puasa mandi, keesokan harinya, Haris kembali membimbing gue
ke jalan yang salah. Haris terus memberikan kata-kata cinta yang merusak otak gue. Salah satu
kata cintanya seperti ini cintaku, biarpun cinta kita tak dapat bersama dikehidupan ini, tetapi
taik kita dapat bersama di wc umum.
What, apa sih yang ada dipikiran Haris waktu itu? Taik? Wc umum? Cinta? Maksudnya?
Saat itu pengen gue teriak ke Haris, woe udah gila ya lo? Sambil nonjok-nonjok muka Haris
dengan sarung tinju besi atau gue nusuk pantatnya dia dengan balok biar dia nggak bisa berak
selama seminggu. Akan tetapi sebagai seorang murid, gue tetap mendengar kata-kata dari Haris
sebagai pelajaran yang berharga dari guru percintaan gue.
Gue juga diajarin oleh Haris, gimana caranya buat nembak cewek yang kita taksir. Caranya
yaitu pergi ke toko senjata, terus pilih senjata yang mana yang lo suka, kemudian samperin
cewek yang kamu taksir, nah setelah itu kamu tinggal nembak dia, gampang kan? Sahut Haris.
Haahhhh? Nembakkk? Itu sih pembunuhan wwwoee. Emang udah gila si Haris. Bagi polisi
yang membaca buku ini, tolong segera tangkap teman gue, nama lengkapnya Haris Oppier,

tempat tinggalnya di dekat hotel lelemuku Masohi. Kalau nggak ditangkep dia dapat meresahkan
warga sekitar.
Setelah gue diajarkan dengan hal-hal yang salah dan aneh dari Haris. Sepulang sekolah, gue
pun meminta rekomendasi dari teman-teman gue buat mendapatkan guru cinta yang baru. Dan
berdasarkan hasil keputusan musyawarah mereka, akhirnya Heislen yang kisah cintanya suram
dari SMP sampe kuliah pun ditunjuk untuk menjadi guru cinta selanjutnya.
What? Bagaimana mungkin orang yang kisah cintanya suram bisa menjadi seorang guru
cinta? Ini sama halnya dengan kita memaksakan Patrick untuk mengajari spongebob belajar
membaca:
Patrick: Sambil nahan buku secara kebalik dan mengeluarkan air liur.
Spongebob: Dengan wajah yang riang dan pipi yang memerah.
Patrick: Masih tetap menahan buku secara kebalik dan terus saja mengeluarkan air liur.
Spongebob: Mulai mengikuti Patrick dan mengeluarkan air liur.
Patrick: Terus mengeluarkan air liur sampe kiamat.
Spongebob: Juga melakukan hal yang sama.
Ikan pembawa berita: Ini adalah cara mati yang baru di bikini button.
Hmm, apa sih yang ada dipikiran teman-teman gue saat itu? Apa mereka pikir kalau gue
diajarin sama Heislen gue bakalan berhasil nembak cewek? Atau jangan-jangan mereka
bersekongkol untuk membuat nasib gue sama dengan Heislen yang selalu suram masa cintanya?
Dammnnnn, hal ini membuktikan kalau teman-teman gue adalah teman yang aneh-aneh.
Masakan gue diajarin ama Heislen yang masa cintanya aja suram? Ini mah namanya tuli pimpin
buta woe. Tapi nggak apalah, gue jalani aja. Catatan: maaf gue anak tunggal, jadi hanya temanteman gue yang jadi objek hinaan gue.
Pelajaran pertama gue dan Heislen berawal di perpustakaan sekolah. Perpustakaan sekolah
menjadi pusat pelatihan kami karena biasanya banyak cewek yang datang untuk membaca buku
di perpustakaan, sehingga kami bisa mempraktekan teori-teori yang kami pelajari buat nembak
gebetan kami.
Di tengah banyak cewek yang datang dan membaca buku, ada seorang cewek berpostur
ramping, berambut panjang dan tentunya sangat cantik. Cewek ini bernama Lisa. Lisa adalah
salah satu cewek keturunan tionghoa yang tercantik di sekolah kami.

Guru Heislen pun mulai segera menunjukan kehliannya dalam percintaan. Dia segera
menghampiri Lisa yang sedang berdiri di depan rak buku sembari sedang melihat-lihat deretan
buku yang sedang berbaris rapi dan siap untuk dibaca, dan segera meminta no hpnya Lisa.
Setelah itu Heislen kembali dan berkata kepada gue langkah pertama selesai dengan penuh
percaya diri. Kemudian tak lama setelah itu, dia meraih hpnya dari dalam saku dan memasukan
no hpnya Lisa yang baru aja dia dapatkan. Sambil mengetik dan mensave no hpnya Lisa, dia
katakan langkah kedua selesai. Wah guru gue kali ini memang benar-benar hebat (pikir gue
dalam hati).
Dengan perasaan tak sabaran yang ingin melihat aksi Heislen selanjutnya, gue pun berkata,
langkah ketiganya apa guru? Sambil memegang pena bermerek pilot bertinta biru buat menulis
langkah-langkah yang dipraktekan Heislen.
Ketika gue bertanya seperti itu, Heislen memandang gue dengan tenang dan percaya diri.
Dari raut wajah Heislen, sepertinya dia ingin mengatakan sesuatu yang sangat bermanfaat bagi
pelajaran percintaan gue, pikir gue dalam hati.
Masih dalam ketenangan dan kepercayaan diri, Heislen pun berkata langkah ke tiga ya diem
aja. Hahhh maksudnya? Tanya gue penuh keheranan. Ya diem aja Respon Heislen terhadap
pertanyaan gue kembali.
Ke, kenapa diem guru? Tanya gue. Gue nggak bisa lebih jauh dari ini, gue takut nanti
cewek itu nggak mau pacaran ama gue, jadi gue pendam aja rasa ini. Cerutu Heislen dengan
mata yang berkaca-kaca. Sial, pantasan aja Heislen nasib cintanya selalu suram, dia aja nggak
pernah ngeluarin isi hatinya ke cewek yang dia taksir (celotos gue di dalam hati).
Lanjut cerita, kami pun melanjutkan latihan kami. Heislen pun mengajari gue cara nembak
cewek. Gini Theo Sahutnya dengan suara yang seakan-akan membuatnya terlihat gentle dari
biasanya, tapi di telinga gue terdengar seperti suara tikus lagi kecepit perangkap tikus.
Cara pertama nembak gebetan lo ialah, samperin cewek gebetan lo, tapi ingat lo harus bawa
bunga. Ketika lo samperin itu cewek, lo mesti berlutut dan kasih bunga itu buat dia sambil bilang
kalau lo suka ama dia. Setelah itu tanyakan ama dia, apakah dia mau habisin hidupnya bareng lo?
Ketika lo bertanya seperti itu, jawaban dari cewek cuman ada dua bro.
Pertama, kalau cewek itu emang suka ama lo maka dia akan menjawab iya dan kalian berdua
resmi pacaran. Kedua, kalau dia nggak suka ama lo, maka dia akan langsung bunuh diri didepan

lo, gitu aja bro sahut Heislen dengan percaya diri. Gitu aja guru? Sahut gue dengan polosnya
dan begonya. Iya udah itu aja Jawab Heislen spontan.
Suatu ketika di sekolah, tanpa disengajakan gue berpapasan dengan salah seorang cewek
yang sangat cantik di kantin sekolah. Saat itu entah kenapa tujuan gue yang semula datang untuk
membeli fullo di kantin sekolah berubah menjadi tengkurap kaku di kantin sekolah, sambil
memerhatikan cewek tersebut. Untung aja ketika gue tengkurap kaku di kantin sekolah, gue
nggak dianggap alien atau mahkluk astral ama teman-teman gue yang lain, jika tidak, pasti gue
akan dibakar oleh mereka bersama-sama.
Setelah menghabiskan lima menit dengan tetap tengkurap kaku di kantin sekolah, gue pun
masuk ke dalam kelas sambil dipapah oleh Heislen akibat organ tubuh gue yang masih keram.
Sesampainya di kelas, gue sangat penasaran dengan cewek tersebut, dan gue memutuskan untuk
mencoba mencari informasi dari teman-teman gue mengenai cewek tersebut.
Di sekolah gue, ada dua orang informan terkenal yang harus kami temui jika kami ingin
berurusan dengan cewek-cewek. Bahkan teman-teman gue sering membawa sesajen kepada
mereka berdua sebagai sogokan untuk membocorkan informasi tentang cewek yang teman-teman
gue taksir.
Informan pertama yang selalu kami dekati untuk mengetahui informasi tentang cewek
taksiran kami adalah Neny. Neny bagaikan gudang informasi yang menyimpan segala informasi
dari hampir semua cewek di sekolah kami, entah itu informasi mengenai makanan kesukaan,
benda kesukaan, bahkan binatang peliharaan semua cewek di sekolah kami pun dapat diketahui
oleh Neny.
Informan kedua yang harus kita temui setelah mendapatkan informasi dari informan pertama
adalah Alberth. Alberth adalah cowok aneh yang mempunyai hampir semua nomor telepon
cewek di sekolah kami. Bahkan semua nomor telepon guru kami pun dimiliki oleh Alberth.
Sampai sekarang gue bingung, gue bingung bagaimana cara Alberth untuk mendapatkan nomor
telepon sebanyak itu? Mungkin setiap hari Alberth berjalan dari rumah ke rumah dan meminta
nomor telepon mereka. Entahlah.
Setelah gue mendapatkan informasi dari Neny dan Alberth, akhirnya gue mengetahui kalau
nama cewek taksiran gue adalah Tanto (nama disamarkan). Bahkan gue juga mengetahui kalau
Tanto mempunyai hobi yang sama dengan gue, ngupil.

Hari berganti hari gue lalui dengan melakukan pendekatan terhadap Tanto. Dan setelah
melakukan pendekatan dengan Tanto berulang-ulang, maka gue memutuskan untuk
mengungkapkan isi hati gue buat Tanto.
Siang itu, di sela-sela jam istirahat, angin bertiup kencang di sekolah. Tetapi kencangnya
angin nggak mampu menghalangi keputusan gue untuk mengungkapkan perasaan gue ke Tanto.
Di dalam cuaca yang berangin, gue berjalan secara pelan namun pasti menuju ke kelasnya
Tanto. Dalam perjalanan, gue ingat Heislen bilang harus bawa bunga ke cewek taksiran kita
sebelum kita nembak cewek taksiran kita. Gue ngelihat disamping kiri dan kanan emperan
sekolah untuk mencari bunga yang ada, namun yang ada hanya bunga taik ayam (orang
Maluku/Ambon biasanya menyebut bunga ini dengan sebutan bunga taik ayam karena baunya
yang hampir sama dengan bau taik ayam).
Ya udah, karena Heislen juga nggak bilang secara spesifik bahwa jika ingin mendekati cewek
taksiran kita, kita harus membawa bunga jenis apa. Jadi, dengan penuh percaya diri, gue
memetik setangkai bunga taik ayam yang baru mekar di emperan sekolah dan segera menuju ke
ruang kelas tempat cewek yang gue taksir berada.
ketika masuk ruang kelas, gue mencari dimana Tanto berada. setelah lama mencari, ternyata
Tanto sedang duduk dibelakang kelas, dan dari pantauan gue, sepertinya Tanto sedang ngupil
dengan semangatnya, dan sesekali terlihat kalau dia menggunakan kelima jari ditangan kanannya
untuk menusuk-nusuk hidungnya, dan berusaha mengeluarkan bongkahan virus penyebab
punahnya Dinosaurus itu dari dalam hidungnya.
Sial, ternyata kita mempunyai hobi yang sama, celotos gue dalam hati. Tanpa pikir panjang
gue langsung menyamperin Tanto.
Selama perjalanan gue dari depan sampai ke belakang kelas untuk mengikuti Tanto, temanteman gue yang sedang duduk membaca buku, bergosip, dan mungkin juga sedang berbicara
bahasa alien, semuanya pada pingsan dan muntah-muntah akibat serangan yang tak terduga dari
bau bunga taik ayam yang baru mekar, ditangan gue.
Dengan tidak dipengaruhi rasa bersalah karena baru habis meracuni teman-teman gue, gue
kemudian mengikuti instruksi dari Heislen dengan berlutut dihadapan Tanto. Tanpa pikir panjang
gue langsung memberikan bunga yang gue petik buat Tanto. Ketika gue berikan bunga itu, Tanto
rebah di lantai dan tak sadarkan diri selama dua menit.

Setelah Tanto sadar, gue katakan ama dia gue suka ama lo Nto. Lo mau nggak habisin hidup
lo bareng gue?
Singkat cerita, ternyata respon yang diberikan oleh Tanto itu jauh berbeda dari perkataan
Heislen. Ketika gue nembak Tanto, dia pun berhenti ngupil dan langsung duduk berlutut di lantai
bareng gue. Muka kita berdua berpapasan, mata kita saling bertatapan. Tiba-tiba sisa bongkahan
upilnya dia meluncur dari hidungnya secara perlahan namun pasti mengikuti arah angin.
Catatan: jujur aja, itu adalah salah satu pemandangan terjijik dalam hidup gue. Meskipun kita
berdua memiliki hobi yang sama.
Setelah selesai dikagetkan oleh upil Tanto yang datang tak dijemput dan pulang tak diantar,
dia langsung ngomong ke gue. Ngomongnya gini lo mau nggak jadi pacar gue? Biar gue aja
yang nembak lo.
Jujur sampai pada tahap ini gue sangat bingung. Heislen nggak pernah ngajarin kayak gini.
Heislen cuman ngajarin cara nembak cewek bukannya ngajarin respon apa yang harus diberikan
ketika kita ditembak sama cewek taksiran kita.
Sial, apa yang harus gue jawab? Pada saat ini gue bingung. Gue takut kalau gue salah
memberikan jawaban, maka Tanto akan langsung bunuh diri di depan gue seperti yang diajarkan
oleh Heislen.
Karena kebingungan gue, gue mengalami keram mulut selama dua menit, dan hanya bernafas
menggunakan satu paru-paru. Bahkan saking bingungnya, sampai-sampai keringat gue mengalir
seperti mata air dari pegunungan, dan saking derasnya keringat gue yang keluar, gue melihat
teman-teman gue yang berada di depan kelas sudah pada hanyut terbawa derasnya keringat gue.
Toloooonggggg. Toloongggggg. Blupp. Bluppp. Bluuppp. Dan waktu itu gue pipis dikit di
celana.
Di tengah situasi kebingungan dan derasnya keringat yang bercampur dengan air pipis gue
yang keluar dari tubuh ini karena nggak tau harus memberi respons apa, tiba-tiba hp gue bunyi
ditelpon sama Nyokap. Kebetulan nada dering hp gue pake lagunya Titu yang reefnya gini;
bilang aja oke, bilang aja oke, aku mau taumu aku mau jawabmu hanya satu jawaban cukup
satu jawaban.
Karena dalam keadaan bingung yang parah, dan gue juga tidak ingin menghanyutkan temanteman gue lebih jauh, maka gue pun menjawab sama dengan lirik lagu itu. Oke kata gue

dengan tatapan yang tajam, sambil berusaha menutupi fakta sebenarnya kalau gue udah pipis
dikit di celana.
Selepas jawaban yang gue berikan ke Tanto, tiba-tiba hening seketika. Saat itu, jika aja Tanto
melakukan sepukku di hadapan gue karena malu dengan jawaban gue, atau malu karena udah tau
kalau gue pipis dikit di celana, maka gue akan pura-pura mati. Catatan: sepukku adalah suatu
ritual bunuh diri yang dilakukan samurai jepang ketika gagal menjalankan misi, atau untuk
memulihkan malu.
Dalam suasana hening yang mencekam, dan gue yang udah siap untuk pura-pura mati jika
Tanto melakukan seppuku, tiba-tiba Tanto memandang gue dengan senyum kecil dan berkata
iya sayang, kita jadian. Saat itu lega perasaan gue karena Tanto nggak melakukan seppuku di
hadapan gue seperti yang gue takutkan.
Akhirnya, setelah melalui rintangan yang begitu berat untuk mengungkapkan isi hati gue, gue
dan Tanto resmi pacaran. Dan sejak saat itu, sampai sekarang, teman-teman gue yang aneh-aneh
sudah percaya kalau gue nngak homo.
Dari kisah ini, gue belajar bahwa untuk membuktikan sesuatu itu tidaklah gampang, namun
harus melewati banyak rintangan, apalagi ingin menembak gebetan. Gue aja yang ingin
membuktikan kalau gue nggak homo mengalami rintangan dan juga keram mulut yang hebat.
Jadi semangatlah untuk membuktikan sesuatu yang ingin kalian buktikan kepada orang lain
atau kepada orang tua kalin. Ingat, tantangan pasti selalu ada, tapi maukah kita melewati
tantangan itu dan membuktikan apa yang ingin kita buktikan?

First date
Paper ini gue tulis secara khusus kepada para pria jomblo beruntung yang telah keluar dari
lingkaran kejombloan, dan akan mengajak pasangan anda untuk ada dalam kencan pertama.
Akan tetapi, bagi kalian para pria jomblo yang belum keluar dari lingkaran kejombloan kalian,
kalian boleh mempraktekan paper ini dengan pacar imajinasi kalian.
Sebelum gue menyajikan paper ini ke tangan anda di mana pun anda berada, pertama-tama
ijinkan saya terlebih dahulu memperkenalkan diri gue. Nama panjang gue adalah Prof. Dr.
Theovania Matatula ahli spesialis goreng telor mata sapi Disingkatnya Prof. Dr. Theovania
Matatula, As, GTms. Namun gue biasa dipanggil Prof Theo, atau Gohan (nama film cartoon
saya), Justin (nama barat saya) dan Vania (nama malam saya).
Maksud dan tujuan gue menyajikan paper ini adalah untuk memberikan pencerahan kepada
para pria jomblo beruntung yang akan mengajak pasangan mereka untuk ada dalam kencan
pertama mereka. Ya andalah orang yang beruntung itu.
Ide membuat paper ini berawal dari inspirasi gue kepada seseorang yang telah sekian lama
menjomblo, yang mana seseorang itu adalah teman baik gue sendiri, yakni Heislen. Terus terang,
karena teman gue ini sudah sekian lama menjomblo dan terlalu banyak menghabiskan waktu
dengan pacar imajinasi ketimbang pacar benaran, membuat sehingga dia nggak tau bagaimana
hal yang harus dia lakukan dan hal yang nggak boleh dia lakukan ketika ada pada saat kencan
perdana ama pacarnya dia, dalam hal ini pacar nyatanya dia bukan pacar imajinasinya dia.
Saya membagi isi dari paper ini menjadi tiga poin besar:
A. Pengertian kencan pertama.
B. Hal-hal yang harus dilakukan waktu kencan pertama.
C. Hal-hal yang nggak boleh dilakukan waktu kencan pertama.
A. Pengertian kencan pertama.
Kencan pertama dalam bahasa inggrisnya dikenal dengan sebutan first date, dan dalam
bahasa jomblo dikenal dengan sebutan apaan tu? Bahkan seringkali kata first date sering
dianggap oleh kaum jomblo sebagai kata yang harus dimusnakan.
Kencan pertama bagi sebagian orang yang berlatar belakang playboy atau playgirl dipahami
sebagai hal yang biasa saja dan tidak mempunyai arti. Hal ini dikarenakan mereka sudah terlalu

sering untuk ada di dalam firs date. Bahkan first date mungkin sudah menjadi rutinitas mereka
selain makan, tidur, minum, dan juga berak.
Kencan pertama dari sudut pandang orang yang berlatar belakang jomblo, dipahami sebagai
mujizat Tuhan yang hanya terjadi satu kali seumur hidup. Itu benar, karena para jomblo sering
menghabiskan kejombloannya dengan terlalu banyak memberikan perhatian kepada pacar
imajinasi yang bisa terwujud dalam buku, pena, komputer, dan juga telepon genggam yang
biasanya dipakai untuk memantau aktifitas dari gebetan mereka.
Namun kencan pertama dari sudut pandang orang yang berlatar belakang setia seperti gue,
adalah langkah awal untuk saling mengenal dan menerima perbedaan masing-masing dari
pasangan kita, sebagai anugerah yang diberikan Tuhan untuk membangun hubungan kita ke
depan. Hal ini adalah benar adanya.
Dari perspetif (pandangan) orang setia, dapat disimpulkan bahwa kencan pertama
merupakan sesuatu hal yang sangat penting dalam awal hubungan, karena kencan pertama akan
turut menentukan arah hubungan kita ke depan, apakah menjadi lebih baik, atau tidak baik. Oleh
sebab itu kencan perdana harus menjadi pusat (sentris) perhatian kita selaku pasangan,
terkhususnya para pria.
B. Hal-hal yang harus dilakukan saat kencan pertama.
Secara umum ada beberapa hal-hal yang harus dilakukan saat kencan pertama:
1.

Sebagai pria jomblo yang beruntung, kalian harus pergi dan jemput pacar kalian di

rumahnya. Dan jangan lupa untuk meminta ijin secara langsung sama orang tuanya, bukan sama
pembantunya apalagi sama binatang peliharaannya.
2.

Lihat cuaca, apabila cuaca udah mendung dan menandakan mau turun hujan, jangan jemput

pacar kalian dengan kendaraan bermotor karena akan basah kuyup. Oleh sebab itu, sebaiknya
jemput pacar kalian dengan becak atau odong-odong.
3.

Sebisa mungkin terlihat cool di depan pacar kalian, meskipun jika kalian nggak memiliki

uang untuk membayar uang makan kalian ketika ada di dalam firs date. Akan tetapi, jangan
terlalu cool karena mungkin aja kalian akan berubah menjadi tiang es dengan tiba-tiba.
4.

Sebisa mungkin sisipkan sekuntum atau setangkai bunga buat dikasih ke pacar kalian

sebagai tanda cinta ketika kalian menjemput pacara kalian dirumahnya. Akan tetapi jangan

memberikan bunga bangkai ke pacar kalian. Karena nggak ada hubungan antara cinta dan bunga
bangkai.
5.

Berilah sedekah kepada para pengemis yang kalian temui selama perjalanan menjemput

pacar kalian, dan minta supaya mereka membantu berdoa ngelawan para jomblo lain yang
berdoa supaya turun hujan, apalagi malam minggu.
6.

Sebisa mungkin cobalah untuk rileks, namun jangan terlalu rileks karena kalian bisa

ketiduran.
Selain 6 hal umum yang harus dilakukan pada saat kencan pertama, ada juga 3 hal khusus
yang harus dilakukan pada saat kencan pertama:
1.

Dalam kencan pertama, biasanya para jomblo nggak tau harus membuat apa, akibatnya

kebanyakan dari kencan pertama para jomblo berakhir dengan keram rahang dan pegal-pegal,
akibat senyum yang kelamaan tanpa berbicara dan lebih banyak menggunakan bahasa isyarat
dengan menggunakan tangan, dan mungkin juga dengan menggunakan kaki ketika
mengisyaratkan kalau kakinya panuan sambil nunjuk-nunjuk selangkangan yang mengisyaratkan
kalau panunya tengah menjalar ke arah selangkangannya dia.
Untuk mencegah hal di atas terjadi pada kencan pertama, maka sebelum ada pada kencan
perdana, sebaiknya kalian melatih kepercayaan diri kalian untuk dapat berbicara. Proses latihan
untuk berbicara, dapat terjadi di mana saja, entah itu berlatih di dalam kamar mandi pada saat
mandi atau latihan di dalam toilet pada saat berak.
Di samping itu, latihlah kosa kata kalian sedemikian rupa sehingga kalian bisa berbicara
dengan banyak kosa kata. Kalian juga harus menyempatkan diri untuk belajar kosa kata alien,
sehingga kalau pacar kalian berbicara dan kalian masih gugup, maka berbicaralah bahasa alien
dan pura-pura mati, itu jauh lebih baik daripada menggunakan bahasa isyarat yang menunjukan
selangkangan kalian sementara panuan.
Dengan cara seperti ini, sadar atau tidak sadar ketika ketika kita melatih kepercayaan kita
untuk berani berbicara, maka sudah dipastikan ketika kita ada di dalam kencan pertama, kita
nggak akan merasa canggung untuk berbicara. Oleh karena itu, mulailah berlatih berbicara.
2.

Selain kerang rahang dan pegal-pegal, biasanya waktu kencan pertama, para jomblo juga

nggak tau untuk memakai baju dan celana yang seperti apa supaya terkesan sempurna dimata

pasangannya dia. Akibatnya jam janjian buat first date bisa saja tertunda karena banyaknya
waktu yang dipakai buat milih baju.
Guys, dalam kencan pertama, sebaiknya kita memilih baju sama celana yang memang
menunjukan pribadi kita apa adanya kita. Jadi kalau kita adalah orang yang sangat teratur dalam
segala hal, maka pakailah baju dan celana yang menunjukan identitas kita yang teratur itu,
sebaliknya kalau kita adalah orang yang kurang terlalu teratur dalam segala hal, maka pakailah
baju dan celana yang menunjukan identitas kita yang kurang terlalu teratur itu. Karena dalam
kencan perdana, kita harus menunjukan pribadi kita yang sebenarnya kepada pasangan kita, dan
ketika pasangan kita menerima pribadi kita, maka hubungan kita akan berjalan langgeng,
sebaliknya ketika kita berusaha untuk tidak menunjukan identitas asli kita dan berusaha untuk
menunjukan identitas sementara kita, maka sudah dapat dipastikan hubungan kita sama seperti
bom waktu yang dapat meledak sewaktu-waktu, karena apa yang kita tunjukan pada waktu
kencan pertama kita nggak sesuai dengan apa yang kita praktekan dalam hubungan kita.
3.

Selain itu, waktu kencan pertama juga, para jomblo cenderung ingin memilih tempat first

date yang lebih bernuansa elit daripada tempat yang bernuansa biasa-biasa saja.
Bagi sebagian jomblo yang taraf hidupnya diatas rata-rata, nggak masalah dan sah-sah saja
kalau memang mereka ingin supaya fisrt date itu diadakan di tempat yang bernuansa elit, karena
mereka mempunyai uang untuk membayar tempat itu.
Namun bagi para jomblo yang taraf hidupnya dibawah rata-rata, seperti anda salah satunya,
iya andalah yang saya maksud. Jangan pernah memaksa untuk first date di tempat yang elit,
cukup milih aja tempat yang biasa-biasa atau yang sesederhana mungkin.
Tunjukan pada pasangan kalian kalau kalian adalah orang yang hanya mampu first date di
tempat yang biasa-biasa aja dan bukan orang yang mampu untuk first date di tempat yang elit.
Karena cinta itu bukan di dasarkan pada tempat dimana fisrt date pertama dilayankan, namun
cinta itu di dasarkan pada kejujuran kita untuk mengakui pribadi kita apa adanya kepada
pasangan kita dan ketulusan kita untuk menerima pengakuan dari pasangan kita.
C. Hal-hal yang nggak boleh dilakukan waktu kencan pertama.
Biasanya dalam kencan pertama, seringkali kita merasa grogi dengan pacar kita sendiri.
Sehingga sikap dan perilaku kita, bahkan tutur kata kita seringkali memunculkan hal-hal yang

aneh bagi pasangan kita. Oleh sebab itu, saya telah menulis beberapa hal yang nggak boleh
dilakukan ketika kalian ada pada saat kencan pertama:

Waktu kencan nggak boleh mengajak pacar kalian bareng keluarganya.


@ La iyalah, kalian kira ini pertemuan keluarga apa?

Waktu kencan nggak boleh mengajak pacar kalian bareng keluarganya plus hewan
peliharannya.
@ La iyalah, kalian kira ini pertemuan keluarga bareng hewan peliharaan gitu?

Waktu kencan nggak boleh mengajak tetangga.


@ Kalau kalian mengajak tetangga jadinya pertemuan RT.

Waktu kencan nggak boleh langsung bilang minta di bayarin.

Waktu kencan nggak boleh pura-pula gila.

Waktu kencan nggak boleh nari tarian perang Zimbabwe.

Waktu kencan nggak boleh godain cewek lain atau godain pramusaji.

Waktu kencan nggak boleh pipis sembarangan.

Waktu kencan nggak boleh pipis di celana, apalagi di atas meja makan.

Waktu kencan nggak boleh pub sembarangan.

Waktu kencan nggak boleh pub di lantai, apalagi di atas meja makan.

Waktu kencan nggak boleh bawa mantan.

Waktu kencan nggak boleh bilang kalau kalian pernah diperkosa ama banci-banci.

Waktu kencan nggak boleh bilang sama pacar kalian kalau kalian sebenarnya nggak suka
sama dia.

Waktu kencan nggak boleh bilang kalau kalian adalah penyuka sesama jenis.

Waktu kencan nggak boleh bilang kalau kalian cinta sama nyokapnya dia.

Waktu kencan nggak boleh pakai kostum cat women.

Waktu kencan nggak boleh pakai kostum satria baja hitam.

Waktu kencan nggak boleh bilang kalau selangkangan kalian panuan.

Waktu kencan nggak boleh bilang kalau pantat kalian panuan.

Waktu kencan nggak boleh telponan sama selingkuhan kalian.

Waktu kencan nggak boleh koprol-koprol karena gugup.

Waktu kencan nggak boleh berbicara bahasa kera karena gugup.

Waktu kencan nggak boleh tidur.

Waktu kencan nggak boleh pura-pura amnesia.

Waktu kencan nggak boleh bilang kalau kalian adalah mahkluk astral.

Waktu kencan nggak boleh bilang kalau kalian adalah alien.

Waktu kencan nggak boleh berbicara bahasa alien.


Demikian hasil paper gue.
Semoga apa yang gue sampaikan dalam paper ini, dapat mencerahkan anda untuk dapat

memahami arti first date yang sesungguhnya serta dapat mengarahkan anda untuk bagaimana
seharusnya anda bersikap dalam first date anda. Selamat menikmati first date anda.
Teriring salam dan doa
Prof. Dr. Theovania Matatula, As. GTms.

Badak kurus
Kak, kenapa badak itu badannya gede? Tanya Erik, adik sepupu gue yang saat itu sedang
asik memainkan game Haverst Moon pada konsole psp gue. Dan entah kenapa pertanyaan dari
Erik langsung membuat gue teringat kepada masa orientasi sekolah SMA yang pernah gue laluin
dulu.
Jangan lupa besok adalah waktu kalian untuk mengenali sekolah ini. Jadi ingat baik-baik,
yang laki-laki rambutnya harus dipotong rapi, bila perlu dibotakin aja rambutnya dan yang
perempuan rambutnya harus diikat dengan pita merah-putih. Ucap salah satu kakak kelas gue
mengakhiri pertemuan siswa baru di saat itu.
Jujur aja, saat itu gue gagal paham dengan apa yang dikatakan oleh kakak kelas gue. Bagi
gue pribadi, ada yang salah sebenarnya dalam sistim pendidikan di Indonesia. Salah satunya ada
pada peraturan masa orientasi sekolah.
Pada peraturan masa orientasi sekolah, semua siswa baru yang berjenis kelamin laki-laki
diwajibkan botak atau berambut pendek. Apa hubungan antara pengenalan sekolah dengan
kepala botak atau dengan kepala berambut pendek? Apa kita hanya bisa mengenali sekolah kita
dengan kepala yang botak atau dengan berambut pendek saja? Entahlah, sampe sekarang gue
mggak ngerti peraturan semacam itu. Kalau aja gue adalah anak presiden, maka gue akan
menutup sekolah-sekolah yang mempunyai aturan seperti itu atau gue akan bakar sekolahsekolah seperti itu, karena sangat menyusahkan siswa baru yang berjenis kelamin laki-laki.
Setelah pulang sekolah, gue bergegas menuju tempat potong rambut untuk memotong
rambut gue seperti persyaratan yang harus diikutin oleh semua siswa baru. Karena gue alergi
dengan model kepala botak, maka gue hanya memotong pendek rambut gue. Meskipun agak
terlihat seperti botak, tetapi nggak terlalu botak-botak sangat.
Sesampainya di tempat potong rambut, terlihat banyak teman gue yang udah pada ngantri
buat potong rambut. Ada teman gue yang minta dibotakin rambutnya, bahkan ada teman gue
yang bilang buat mas-mas tukang potong rambut supaya rambutnya dibotakin dengan model
botak ganteng.
Sial. Woe memangnya ada model botak ganteng? Selama gue potong rambut nggak pernah
gue baca atau gue ngeliat ada model rambut botak ganteng. Botak ya botak, gitu aja. Saat itu

ingin rasanya gue tonjok teman gue yang mempunyai harapan supaya digunting rambutnya
menjadi botak ganteng.
Selepas permintaan model rambut botak ganteng keluar dari mulut teman gue, mas tukang
potong rambut hanya terdiam ketika mendengar permintaan dari teman gue itu. Gue nggak tau
kenapa saat itu mas tukang rambut hanya terdiam tanpa kata. Mungkin saat itu mas tukang
rambut hampir terkena gagal jantung akibat permintaan dari teman gue. Tetapi, kalau aja saat itu
gue yang menjadi mas potong rambut, gue akan berdoa di dalam hati supaya teman gue ini cepat
berpulang ke sisi Tuhan, karena dia terlalu meresahkan masyarakat.
Kurang lebih pukul 17.00 tepat, gue udah selesai memotong rambut, dan gue pun bergegas
pulang ke rumah karena tidak ingin ketinggalan menonton Naruto. Yang mana pada saat itu, film
Naruto dijadikan alat untuk menaikan status sosial bagi gue dan teman-teman gue.
Status sosial yang dimaksud adalah kalau siapa diantara kami yang lebih tau banyak tentang
film Naruto, maka kalau ada cewek cantik disekolah, cewek cantik itu hanya boleh didekati oleh
orang yang lebih tau banyak tentang film Naruto.
Status sosial juga berpengaruh pada tugas-tugas sekolah yang diberikan oleh guru kami.
Apabila gue tau lebih banyak tentang film Naruto, maka semua tugas-tugas sekolah gue akan
dikerjakan sama teman-teman gue, begitu pun sebaliknya. Oleh sebab itu, film Naruto seperti
tambang manivestasi yang tak ternilai harganya bagi kami saat itu.
Sesampainya di rumah, gue langsung cepat-cepat duduk di depan tv dan segera menonton
film Naruto. Namun, ketika gue menyalakan tv, ternyata film Naruto udah habis. Dan jujur saat
itu gue bagaikan orang yang hidup tetapi pikiran gue udah pergi entah kemana. Sial, gumam gue
dalam hati. Status sosial gue bakalan turun nih.
Keesokan harinya ketika gue hendak pergi ke sekolah, dari jauh terlihat Frans berjalan ke
arah gue dengan dihimpit oleh pria bertulang di sebelah kiri dan pria tak bertulang di sebelah
kanan. Waktu itu gue kira Frans mau diculik ama kedua pria ini. Namun begitu dekat, barulah
gue menyadari kalau pria bertulang itu adalah Heislen dan pria tak bertulang itu adalah Leo.
Karena rumah gue jaraknya dekat dengan sekolah, maka kami berempat memutuskan untuk
berjalan kaki bersama ke sekolah. Catatan: gue biasanya menyuruh teman-teman gue buat tiap
hari jemput gue di rumah biar gue nggak diantarin Bokap ke sekolah.
Di dalam perjalanan menuju sekolah untuk mengikuti mos, jantung gue berdetak kencang
karena takut. Bahkan saking takutnya gue, gue hanya bernafas dengan satu trakea.

Saat itu gue takut, gue takut sama penindasan yang akan terjadi ketika mengikuti mos, dan
gue juga takut kalau status sosial gue turun, dan akhirnya gue harus melayani teman-teman gue.
Ini sama saja dengan gue mengalami dua penindasan, satu penindasan karena mos, dan satu
penindasan dari teman-teman gue.
Di dalam situasi ketakutan karena takut di tindas, tiba-tiba Heislen bertanya kepada kami
bertiga, bro kemarin kalian pada nonton Naruto nggak?
Sialll, hal yang gue takutkan sudah terjadi, gumam gue dalam hati. Dasar pria bertulang,
kenapa sih masih pagi-pagi seperti ini udah nanya-nanya film Naruto, gumam gue juga di dalam
hati dengan tetap berusaha memancarkan senyum tipis ke arah Heislen dan berharap supaya dia
nggak merasa curiga kalau gue sementara mengata-ngatain dia dengan hancur di dalam hati gue.
Karena mungkin merasa aneh dengan senyuman gue, atau mungkin dia udah mulai
merasakan kalau dia sedang gue kata-katain di dalam hati, dia kembali bertanya kepada gue, bro
gimana? Kemarin nonton nggak?
Saat itu hal yang gue lakuin untuk menjaga status sosial gue adalah dengan mengatakan,
wah lihat sekolahnya udah dekat, ayo cepat. Di susul dengan langkah kaki seribu gue menuju
sekolah. Brruuffff.
Sesampainya di gerbang sekolah, terlihat kakak-kakak kelas kami yang menjabat dalam
struktur osis udah menunggu kami dengan senyuman lebar di wajah mereka sambil
menyembunyikan hawa napsu untuk menindas kami sebentar lagi. Saat itu jika mereka
menunggu kami dengan tatapan yang mengerikan sambil membawa kayu balok, maka gue akan
langsung pipis di celana.
Dengan suara setengah nada, kami memberi salam kepada kakak-kakak kelas kami, dan
salam kami dibalas juga dengan salam dari kakak kelas kami. Tapi entah kenapa salam mereka
terdengar seperti predator yang lagi kelaparan.
Beberapa saat kemudian, bel pun berbunyi dan semua siswa baru berjalan menuju lapangan
sekolah untuk menerima arahan dari kepala sekolah SMA yang adalah Nyokap dari Neny. Dan
ketika berakhirnya arahan dari kepala sekolah menandakan dimulainya penindasan kami.
Berbicara mengenai Neny, gue ingat, sebelum kami lulus dari SMP, Neny udah mencatok
rambutnya dia dengan rapi, nggak seperti tahun lalu ketika dia masih memakai pomade Gatsby
bersama gue dan berusaha menata rambutnya sedemikian rupa sehingga rambutnya terlihat
seperti rambut milik pesepak bola David Beckham.

Karena saking penasaran dengan perubahan Neny yang tiba-tiba, gue pun bertanya kepada
dia, apa yang membuat dia tiba-tiba merubah penampilannya. Dia pun menjawab kata nyokap
kalau sampai gue tetap masih memakai pomade dan menata rambut gue seperti David Beckham,
maka nyokap akan gundulin rambut gue. Gue hanya tertawa kecil sambil menahan perut karena
merasa asing dengan penampilan Neny yang tak biasa itu.
Pada saat mendengar arahan dari nyokapnya Neny, gue baru menyadari kalau ternyata pada
saat itu kami para siswa baru berjenis kelamin laki-laki, hampir semuanya mirip dengan murid
shaolin yang berkepala botak, dan hanya tinggal menambahkan eam tanda ke kepala kami dan
kami resmi menjadi murid shaolin. Gue juga menyadari kalo para siswa baru berjenis kelamin
perempuan di saat itu terlihat seperti toko souvenir berjalan dengan ikatan pita merah-putih di
rambut mereka. Yang pada saat itu gue nggak tau adalah siswa baru dengan bejenis kelamin
ganda. Apakah saat itu siswa berkelamin ganda menggabungkan kepala botak dengan pita atau
apa gue nggak tau.
Setelah selesai mendengar arahan, kami pun dibentuk menjadi beberapa kelompok yang
beranggotakan lima belas orang dan disuruh pergi didalam lingkungan sekolah yang satu ke
lingkungan sekolah yang lain. Kami diperintahkan untuk mengamati apa aja yang terdapat di
dalam lingkungan sekolah kami, entah itu ruang kelas, pohon-pohon, ruang lab, ruang
perpustakaan dan mungkin juga mengamati setan-setan yang ada di lingkungan sekolah kami.
Selesai melakukan proses pengamatan, kami diantar masuk ke dalam ruang kelas kami.
Setibanya di dalam ruang kelas, kakak kelas kami membagi-bagikan kami berpasang-pasangan,
dan menyuruh kami untuk saling bergandeng tangan dengan pasangan kami. Bahkan ketika
duduk dan berdiri pun nggak terlepas dari proses menggandeng tangan.
Coba kalian pikirkan, dalam posisi berdiri atau pun duduk kalian harus tetap saling
bergandengan tangan dengan orang asing yang baru kalian temui, bersyukur kalau orang asing
itu adalah orang yang cantik, tetapi bagaimana kalau orang yang asing itu wajahnya hancur, atau
wajahnya sama seperti ingin mencabuli kalian?
Selain itu apa ketek kalian nggak keram jika terus bergandengan tangan? Jujur waktu itu
ketek gue rasanya keram sekali, bahkan gue sempat berpikir kalau tangan gue sudah mati rasa
dan nggak bisa digunakan lagi.
Namun untunglah, saat itu pasangan gue adalah salah satu cewek cantik yang berasal dari
kota Jakarta. Namanya adalah Revita Verawati, biasanya gue memanggil dia dengan sebutan

Vita, atau kalau gue lagi ngerayu dia buat dibeliin fullo di kantin sekolah sama dia, biasanya gue
memanggil dia dengan sebutan Tevi (Theo-Vita). Dan syukurlah karena dia cantik, maka gue
enjoy-enjoy aja ketika bergandengan tangan dengan dia.
Gue juga ingat, waktu itu gue disuruh bergandengan tangan ama Vita, dan kami berdua mesti
berjalan mengitari ruang kelas sambil memakai payung. Sebenarnya gue nggak ingin
melakukannya. Laki-laki mana yang mau berjalan memakai payung di dalam kelas pada waktu
siang hari bolong coba? Bahkan di dalam film Maruko Chan pun yang memakai payung hanya
anak perempuan woe.
Tetapi karena gue adalah anak yang baik, gue pun melakukannya dengan terpaksa, dan
dengan ketek gue yang masih keram. Bahkan saat itu gue ingin pura-pura pingsan dengan alasan
ketek keram. Tetapi ada kemungkinan kalau gue pura-pura pingsan dengan alasan ketek keram,
maka ada kemungkinan bahwa ketek gue yang tumbuh subur dan panjang ini akan dipotong. Gue
pun menurunkan niat gue untuk pura-pura pingsan.
Tapi jujur aja, sampe sekarang, gue nggak pernah ngerti apa hubungan antara berjalan
memakai payung mengitari ruang kelas sambil bergandengan tangan ama pengenalan sekolah?
Entahlah, mungkin aja itu adalah ritual supaya bisa pintar dengan cepat, atau itu adalah ritual
untuk mengusir setan dari dalam kelas, gue juga nggak tau apa.
Setelah gue selesai berjalan mengitari ruang kelas sebanyak lima kali dengan diikuti irama
lagu bersejarah potong bebek angsa kami berdua pun disuruh untuk duduk di tempat kami
semula. Jika saja saat itu kami berdua disuruh berjalan sebanyak sepuluh kali mengililingi ruang
kelas maka gue pasti langsung rebah ke lantai dan tak sadarkan diri, atau jika saja kami di suruh
berjalan mengitari lapangan sekolah, maka gue akan segera mengumpulkan masa untuk
memutilasi kakak kelas gue yang menyuruh hal tersebut.
Di dalam situasi penindasan fisik dan batin yang kami alami, terdengar bunyi bel dari alat
pengeras suara di dalam ruang kelas, yang menandakan bahwa sudah waktunya jam istrahat
untuk makan siang. Saat itu bunyi bel bagaikan penolong yang datang dan membebaskan kami
dari kakak kelas kami yang aneh-aneh.
Akhirnya kita terbebas dari kakak-kakak gila ini gumam gue dalam hati. Karena kalo gue
tidak mengatakannya dalam hati, maka udah dapat dipastikan gue akan ditindas selama dua
tahun kedepan oleh kakak kelas gue.

Dengan keadaan ketek yang masih keram, gue keluar dari ruang kelas dan duduk di emperan
lantai sekolah sambil menenangkan pikiran gue dan menunggu teman-teman yang lain untuk
pergi ke kantin sekolah bersama-sama. Tetapi entah kenapa, selalu saja ada kejadian aneh yang
terjadi di sekitar gue.
Tak jauh dari tempat gue duduk, nampak Heislen sedang berdiri di bawah sebuah pohon
besar di dalam lingkungan sekolah. Dan dari gerakannya, sesekali dia terlihat mencoba meninju
batang pohon tersebut menggunakan kepalan tangannya yang terdiri dari 95% tulang murni dan
5% adalah campuran antara kulit, daging, urat dan mungkin juga tanda lahir di tangannya dia,
sambil berharap bahwa tinjunya akan merobohkan batang pohon tersebut sama seperti di dalam
film-film layar lebar.
Karena penasaran dengan apa yang dilakukan oleh Heislen, maka gue memutuskan untuk
mengikuti dia. Dengan rasa penasaran, gue berjalan sambil terseok-seok dan memegang ketek
gue yang sedang keram menuju ke tempat Heislen untuk mengetahui apa yang dia lakukan
dengan pohon yang tidak berdosa itu.
Sesampainya di pohon tempat Heislen bergulat, gue pun berkata, bro lagi ngapain bro?
Heislen pun menjawab dengan raut wajah serius biasa bro lagi latihan mukul.
Saat itu gue terkesan dengan apa yang dilakukan oleh Heislen, namun saat itu juga gue
berpikir kalau Heislen udah mulai kurang waras. Karena manusia normal pada umunya sangat
jarang memakai batang pohon sebagai tempat latihan memukul, kecuali di dalam film-film
kungfu dan dalam film kungfu panda. Namun Heislen bukanlah panda atau ahli kungfu,
melainkan hanya orang biasa dengan postur badan yang kurus.
Setelah kurang lebih Heislen melepaskan lima pukulan ke arah pohon tersebut, dia pun
menyerah dan bilang ke gue yang pada saat itu masih berdiri bengong dan merasa aneh dengan
kelakuannya, bahwa pohon itu tangguh. Karena gue teman yang baik, gue mengangguk-angguk
sambil bilang ke Heislen iya bro, kalau begitu lain kali latihannya pakai tiang listrik di depan
sekolah aja bro.
Setelah percakapan aneh yang berlangsung diantara gue dan Heislen, kami pun bergegas ke
kantin sekolah bersama dengan teman-teman yang lain untuk makan siang. Tak lama ketika kami
selesai makan, bel pun kembali berbunyi tanda bahwa istrahat makan telah selesai dan sekarang
waktunya untuk kembali ditindas oleh kakak kelas kami.

Kurang lebih dua atu tiga hari kami terus berada di dalam situasi penindasan yang sama dan
tak pandang bulu. Bahkan penindasannya akan naik dua kali lipat apabila kita mempunyai
hubungan dengan orang di dalam lingkungan sekolah, sama seperti yang gue alami.
Gue ingat pada hari kedua masa pengenalan sekolah, entah kenapa saat itu gue merasakan
akan ada hal aneh dan buruk yang akan terjadi pada diri gue yang polos ini. Ternyata benar
perasaan gue.
Tiba-tiba datanglah seorang kakak kelas dan menghampiri gue sambil bertanya, kamu
anaknya ibu Wenno ya? Gue pun menjawab dengan suara yang entah kenapa berubah menjadi
gagap Iiiya Kak kepada kakak kelas tersebut. Setelah mendengar jawaban dari gue, kakak
kelas itu hanya tersenyum kecil dan berjalan meninggalkan gue dengan seribu tanya. Catatan:
Nyokap gue adalah guru di sekolah gue dan marga Nyokap sebelum menikah dengan Bokap
adalah Wenno.
Tak lama kemudian datang beberapa kakak kelas ke arah gue, dan salah satu dari mereka
adalah kakak kelas yang baru aja bertanya ke gue tentang Nyokap. Saat itu perasaan gue udah
campur aduk, antara takut dan bingung. Mungkin juga gue pipis dikit di celana, gue juga nggak
tau secara pasti. Karena saat itu gue udah nggak bisa membedakan antara air keringat dan air
pipis gue yang udah menjadi satu.
Akhirnya tak perlu waktu lama, gue pun ditindas sedemikian rupa dengan disuruh
melakukan hal-hal yang aneh dan memalukan menurut gue. Hal-hal aneh itu seperti harus
berusaha berdiri ama pasangan gue dalam satu kotak tehel berdiameter 30x30 cm di lantai, dan
itu berarti ketika kita berdua harus berdiri berdekatan, maka ada hal-hal tertentu yang harus
bersentuhan, dan ketika hal-hal itu bersentuhan, kalian pasti tau apa yang akan terjadi
selanjutnya.
Selepas berdiri di tehel, gue pun disuruh oleh kakak kelas gue untuk mengatakan cinta ama
pasangan gue dengan menggunakan bahasa symbol yang diperagakan lewat pantat gue. Selain
itu gue juga harus lari memutari ruang kelas sambil jingkrak-jingkrak nggak jelas dan sesekali
koprol maju mundur seperti ksatria baja hitam.
Siall. Saat itu sepertinya gue dijadikan tempat pelampiasan oleh kakak-kakak kelas gue.
Mungkin saja kakak-kakak kelas yang mengerjai gue memperoleh nilai yang buruk di mata
pelajarannya Nyokap dan beripikir inilah kesempatan yang tepat untuk membalaskan dendam
kesumat atas nilai-nilai jelek yang mereka terima dari Nyokap.

Sehabis dikerjain oleh kakak-kakak kelas gue, gue menarik nafas dalam-dalam sambil
bergumam dalam hati. Syukurlah hal yang buruk sudah berlalu, dan sekarang tinggal menunggu
hal yang aneh terjadi.
Tak lama kemudian, bel istarahat siang pun dibunyikan. Akhirnya, kita tertolong, gumam
gue dalam hati.
Dalam perjalanan ke kantin sekolah, gue kembali melihat tingkah laku aneh yang
dipraktekan oleh Heislen. Kalau kemarin teman gue ini berdiri sambil memukul-mukul batang
pohon, kali ini terlihat seperti dia ingin menyeruduk pohon tersebut dengan menggunakan
kepalanya.
Karena gue nggak ingin menggangu dan nggak ingin untuk mengetahui hal aneh apa pun
yang dilakukan oleh Heislen, maka gue berjalan sambil berpura-pura nggak melihat dia. Tetapi
entah kenapa, setelah berpapasan dengan Heislen, tiba-tiba gue terdorong untuk ingin
mengetahui apa sebenarnya yang tengah dilakukan oleh Heislen.
Sesampainya gue di tempat Heislen, gue berpikir, mungkin aja teman gue ini ingin
meluruskan rambutnya yang kribo kekusangan dengan cara menumbuk-numbukan kepalanya di
batang pohon. Atau mungkin ini salah satu cara ampuh untuk membunuh kutu yang telah
menjadi tradisi di dalam keluarganya secara turun-temurun. Entahlah, gue juga nggak ngerti
alasan jelas apa yang membuat dia ingin menumbuk-numbukan kepalanya di batang pohon.
Namun sebagai teman yang baik, gue pun bertanya kepada Heislen, bro lagi latihan
memperbesar otot kepala ya? Dan pertanyaan gue dibales dengan jawaban, nggak gue lagi
mengimajinasikan diri gue sebagai badak bercula satu dan pohon ini sebagai kakak kelas yang
baru aja nindas gue di dalam kelas tadi. Dan gue ingin menusuk anunya dia pakai tanduk gue,
biar dia tahu rasa.
Setelah mendengar jawaban dari Heislen, suasana pung tiba-tiba hening. Dalam keheningan
itu gue hanya mampu berdiri terbengong-bengong dan mulai berpikir, mungkin aja Heislen
sudah gila gara-gara terlalu di tindas sama kakak kelas.
Coba kalian mikir, mana ada badak yang kurus, bertulang lagi, sama seperti ini anak? Ratarata badak yang baru lahir pun mempunyai berat badan normal 75 kilogram, sementara Heislen
beratnya paling banyak mungkin 40 kilogram, itu pun 20 kilogramnya adalah berat kotor. Siall,
ini si namanya melecehkan HAB (hak asasi binatang).

Karena waktu itu gue adalah teman yang baik, gue merespon jawaban Heislen dengan
senyuman kecil sambil menunjuk sebuah batang pohon yang menjulang keluar dari pohon
tersebut dan berkata, bro itu adalah anu kakak kelas yang menindas lo, arahkan kepala lo ke situ
dan seruduk bro. Seruduk bro, jangan tanggung-tanggung, tegas gue kembali untuk membuat
Heislen lebih percaya diri.
Singkat cerita, dari kisah ini gue belajar satu hal yang sangat penting. Kalau kalian masih
tergolong baru, entah itu baru masuk sekolah atau kampus, jangan pernah bilang ke senior kalian
kalau kalian ada hubungan keluarga dengan guru atau dosen yang mengajar di sekolah atau di
kampus kalian, karena penindasan kalian akan dilipat gandakan teman, percaya.
Oleh sebab itu, kalau kalian ditanya sama senior kalian, sebisa mungkin buat diri kalian
seperti orang gila atau seperti orang yang baru aja terkena amnesia. Kalau kalian mau tetap
mempertahankan amnesia kalian sampai di rumah tidak apa-apa, tetapi kembalilah sadar kalau
udah tiba waktunya makan dan minta uang jajan.

Film layar lebar


Di dalam kamar gue yang sederhana, gue lagi duduk pasrah sambil memikirkan skripsi gue
yang belum jelas arahnya, dan sambil membuka facebook, gue berharap ada sesuatu hal baik
yang dapat membuat hari gue lebih ceria. Tetapi ketika gue lagi membuka pemberitahuan
facebook milik gue, teman baik gue, Neny sedang mengupload foto undangan wisudanya dia.
Pada saat melihat foto itu, perasaan gue bercampur aduk antara bahagia, sedih dan sakit hati.
Yah, bahagia karena teman perempuan terbaik gue udah wisuda dan sedih karena gue belom juga
wisuda akibat skripsi gue yang tak jelas arah dan sakit hati kepada pembimbing gue yang belum
juga merespons hasil skripsi gue.
Ketika gue masih menatap foto undangan wisudanya Neny, tiba-tiba air mata secara pelan
turun dan membasahi wajah gue bahkan sesekali terasa ingus mulai memaksa turun dari kedua
lubang hidung gue secara paksa karena mengingat begitu banyak kisah-kisah yang kami laluin
bersama.
Gue pun memutuskan untuk menulis cerita ini demi mengenang kembali kisah-kisah kami
berdua pada masa sekolah. Memang hampir semua dari kisah itu adalah kisah yang aneh
menurut gue.
Pertemuan kami berdua tepat terjadi di tahun 2005 ketika kami sekeluarga harus pindah dari
kota Ambon ke kota Masohi yang masih termasuk dalam provinsi Maluku. Kami sekeluarga
pindah karena tuntutan pekerjaan Bokap dan Nyokap.
Pada saat kepindahan kami, gue udah duduk dibangku kelas 2 SMP. Waktu itu Bokap
memilih memasukan gue ke SMP Neg 1 Masohi yang pada saat itu adalah SMP yang sangat
terpandang di kota Masohi.
Hari pertama gue masuk sekolah, gue udah terlambat gara-gara dua jam lebih gue tertahan di
depan gerbang sekolah karena asyik tawar-menawar dengan mas-mas yang ngejual stiker Naruto.
Bahkan saat itu gue rela untuk menghabiskan uang jajan hari pertama gue bersekolah demi stiker
Naruto.
Selepas proses tawar-menawar dengan penjual stiker Naruto, gue cepat-cepat masuk ke
kelas. Udah gitu ketika gue mau masuk kelas, eh guru bahasa Inggris kami udah mengajar di
depan kelas.

Tanpa perasaan berdosa karena udah terlambat, gue mencoba masuk ke dalam kelas dengan
tangan kiri yang memegang stiker Naruto yang baru aja dibeli dan tangan kanan yang menahan
perut seolah-olah gue baru habis mencret-mencret 3 ronde. Mungkin karena guru kami telah
tertipu oleh kepolosan wajah gue, atau karena guru kami merasa jijik dengan gue, maka gue pun
diijinkan masuk di ruang kelas.
Sebelum pelajaran berlanjut, gue diminta kedepan kelas oleh gue bahasa inggris kami untuk
memperkenalkan nama gue kepada teman-teman kelas gue. Dan dengan langkah yang gemetar
gue berjalan dengan pelan ke depan kelas.
Saat gue sekolah dulu, perkenalan diri siswa baru seperti gue yang harus memperkenalkan
diri di depan kelas merupakan momok terbesar bagi kami para siswa baru. Karena kami harus
berdiri di depan kelas dan berpura-pura tenang sambil menyembunyikan fakta kalau kami takut,
dan kami harus ditatap dengan tatapan tajam oleh guru dan teman-teman sekelas yang lain. Saat
itu gue hampir pub dikit di celana.
Sesampainya di depan kelas, dengan gemetar gue berkata halo teman-tem belum lagi gue
meyelesaikan kalimat gue, guru bahasa Inggris kami langsung memotong perkataan gue dengan
berkata please, use English Language. Sial. jujur pada saat itu rasanya gue ingin pura-pura
mati aja atau pura-pura bisu aja supaya gue nggak jadi memperkenalkan nama gue dengan
menggunakan bahasa Inggris. Berdiri tegak aja gue susah saat itu, apalagi berbicara Bahasa
Inggris.
Namun karena merasa gengsi dengan teman-teman, gue memberanikan diri dan mencoba
untuk berdiri dengan tegar dan memperkenalkan diri gue dengan menggunakan bahsa Inggris,
meskipun gue sempat rebah ke lantai sebanyak tiga kali. Gue pun berkata Hallo my boy
friends, and my girl friends, my name is Theovania Matatula, just call me Theo.
Ketika gue selesai memperkenalkan nama, seisi kelas memandangi gue dengan wajah yang
keheranan dan ketakutan. Malah semula gue yang ketakutan ama mereka berubah menjadi
mereka yang takut setengah mati ama gue. Gue nggak tau kenapa.
Saat itu, dari tatapan mereka ke gue, mereka seolah-olah seperti sedang melihat sesosok pria
cabul yang ingin mencabuli mereka, dan untung aja salah satu diantara mereka nggak
memandang gue dan berteriak dasar laki-laki cabul, karena kalau ada salah satu diantara mereka
yang berteriak dasar laki-laki cabul maka udah dapat dipastikan besok gue akan pindah ke

sekolah lain. Bahkan kalau lebih ekstrimnya lagi, gue pasti bakal di bakar rame-rame sama
mereka.
Tak terasa dua menit telah terlewati dengan teman-teman gue dan guru bahasa Inggris kami
yang masih terus menatap gue dengan wajah keheranan dan ketakutan. Sial, apakah ketek gue
sebau itu tanya gue dalam hati, atau mungkin tadi gue ceboknya nggak bersih sehingga mereka
memandangi gue dengan tatapan seperti itu? Sial gue bingung apa yang sebenarnya terjadi.
Untung aja ditengah suasana yang mencekam itu, guru kami langsung menjelaskan bahwa
ada formulasi kalimat gue yang salah, yaitu boy friends and girl friends. Karena kalau kita
ngomong boy friends itu artinya pacar cowo kita plus banyak dan kalau kita ngomong girls
friends itu artinya pacar perempuan kita plus banyak.
Sial jadi gue yang salah. Lah iyalah pantas kalau gue salah ngomong, gue aja belajar bahasa
Inggris lewat game Harvest Moon yang sering gue main di play station satu. Lagian pikir gue,
gue nggak salah-salah amat kok. Boy kan artinya laki-laki, girl kan artinya perempuan, dan kalau
ditambah friends berarti teman-teman laki-laki dan teman-teman perempuan. Hmm, entahlah
pada saat itu gue sungguh menyadari betapa susahnya belajar bahasa Inggris.
Sehabis memperkenalkan nama, gue pun langsung berjalan menuju ke tempat duduk. Gue
ingat, waktu itu duduk berdekatan dengan seseorang berwajah perempuan tetapi bergaya seperti
seorang laki-laki. Catatan: jujur aja waktu itu gue bingung harus manggil dia bro atau sist
karena sungguh gue nggak tau jenis kelaminnya. Apa mungkin dia orang dengan dua jenis
kelamin? Hmm, entahlah gue juga nggak tau.
Tak lama kemudian terdengar bunyil bel yang menandakan bahwa pelajaran telah usai dan
waktunya istrahat. Jujur waktu itu gue sempat kaget setengah mati, karena mungkin baru sepuluh
menit lebih gue duduk dan mengikuti pelajaran Bahasa Inggris.
Sial. Itu berarti dua jam lebih gue terlambat akibat tawar-menawar dengan penjual stiker
Naruto di depan gerbang sekolah. Hmm kayaknya rekor terlambat gue bisa masuk guides rekor
dengan judul waktu terlambat yang paling lama di sekolah.
Ketika gue sedang merapiin buku di atas meja, tiba-tiba ada suara yang memanggil nama
gue dengan pelan. Bulu kuduk gue mulai berdiri, tiba-tiba hawa menjadi dingin. Bahkan saking
dinginnya, gue liat udah banyak teman gue yang berubah menjadi tiang es. Catatan: waktu itu
gue berpikir untuk bilang ke Nyokap dan Bokap untuk mindahin gue aja ke sekolah lain, atau
gue kembali ajak ke SD atau mungkin gue berhenti sekolah aja karena sekolah ini berhantu.

Tak lama kemudian terdengar kembali suara yang memanggil nama gue, tapi kali ini
suaranya terdengar cukup keras. Gue pun merespon panggilan tersebut dengan berusaha mencari
darimana panggilan tersebut berasal.
Setelah menghabiskan waktu beberapa detik untuk mencari asal dari panggilan tersebut,
akhirnya gue tau kalau yang memanggil gue adalah teman yang awalnya gue bingung mau
memanggil dia dengan panggilan bro atau sist karena berwajah perempuan, tetapi bergaya lakilaki. Dan setelah gue liat dengan seksama, ternyata teman gue ini adalah seorang perempuan
yang terlihat dari rok yang dia pakai, otomatis dia bukanlah laki-laki atau pun orang dengan dua
jenis kelamin seperti dugaan gue sebelumnya.
Setelah selesai berkenalan dan bercakap-cakap, Neny yang awalnya gue kira adalah orang
berkelamin dua, bernama lengkap Neny Victoryn Lissay. Tapi entah kenapa Neny menyuruh
kami untuk memanggil dia dengan sebutan Niken yang artinya Neni keren atau Kinshasha yang
artinya gue juga nggak tau apa sampe sekarang.
Neny adalah teman perempuan yang paling dekat dengan gue sampe sekarang, dan gue udah
menganggapnya sebagai saudara perempuan sendiri. Bahkan Neny sama seperti seorang
penolong bagi gue.
Biasanya kalau bel tanda istrahat dibunyikan, kami berdua sering pergi ke rumahnya Neny
yang kebetulan dekat dengan sekolah kami buat memakai pomade Gatsby bareng, supaya rambut
kami berdua terlihat keren. Biasanya juga kalau ada teman laki-laki yang gangguin gue, Neny lah
orang yang selalu ada buat bela-belain gue.
Gue ingat satu kejadian dimana Neny memukul salah satu teman laki-laki gue yang berbuat
usil kepada gue, dengan melucuti celana olahraga gue di tengah-tengah lapangan sekolah. Saat
itu ketika Neny sedang memukul teman yang mengusilin gue, gue hanya duduk terdiam dan
menangis dengan keadaan setengah telanjang di tengah-tengah lapangan sekolah. Andai aja
waktu itu gue menjadi orang lain, maka gue akan pergi menghampiri diri gue dan gue teriak
woe tukar kelamin aja lo, sambil nonjok-nonjok gue yang sedang menangis.
Sial. Saking jagonya Neny, gue berpikir kalau pada umumnya di film-film, jagoannya adalah
laki-laki, maka kalau kisah kami diangkat di layar lebar jagoannya adalah perempuan yaitu
Neny. Bahkan kisah kami mungkin mirip dengan Sendi yang selalu menolong Spongebob ketika
Spongebob mengalami kesulitan. Catatan: pada waktu itu gue masih polos, gue aja punya kotak
bekal makan siang dengan gambar dora the explorer dengan motif yang berbunga-bunga. Jadi

apa yang mau diharapkan dari diri gue yang polos ini, selain duduk menangis dengan keadaan
setengah telanjang di lapangan sekolah?
Gue juga ingat betul kalau Neny adalah orang yang mengajari gue tentang hal-hal yang
berkaitan dengan percintaan dan soal cewek selain Haris dan Heislen yang pernah menjadi guru
percintaan gue. Sungguh Neny adalah seorang tipe saudara yang selalu ada buat menolong gue.
Gue ingat kisah dimana Neny pernah mencomblangin salah satu cewek yang bernama Yaya
(nama disamarkan) ke gue. Yaya adalah salah satu cewek asal Tionghoa yang sangat cantik di
sekolah kami pada waktu itu. Dan bahkan kecantikannya membuat banyak teman-teman gue
yang mengejar-ngejar dia.
Suatu ketika gue masuk kelas dengan wajah yang murung dan letih lesu karena baru habis
putus dengan cewek gue si Tanto. Dan lebih parahnya lagi, saat itu kami disiksa dengan belajar
matematika.
Kalian bisa bayangin nggak gimana perasaan kita kalau baru habis putus ama pacar kita, dan
kita harus dipaksa belajar matematika? Apalagi sampe harus membahas tentang mengubah
pecahan desimal ke pecahan biasa atau pecahan desimal diubah ke pecahan campuran. Siaaall,
sial, itu sama aja seperti kita mati dua kali dalam satu hari.
Setelah selesai belajar dan udah dipastikan nggak ada satu pelajaran pun yang berhasil
masuk ke otak gue, Neny pun menghampiri gue dan berusaha menghibur hati gue yang baru saja
di landa tsunami plus angin topan puting beliung, dan di susul dengan teman-teman gue lainnya
yang berusaha menghibur gue pada saat itu. Meskipun sebenarnya banyak teman gue yang
kembali menghina gue homo ketika gue putus.
Neny pun mulai berbicara tentang Yaya, cewek asal Tionghoa yang sangat cantik itu kepada
gue. Tetapi akibat masih depresi karena baru aja putus dengan cewek pertama gue, gue nggak
terlalu menggubris omongan Neny tentang Yaya.
Hari berganti hari dan mingu-berganti minggu. Gue pun akhirnya bisa kembali beraktivitas
dengan normal tanpa memikirkan si Tanto mantan gue.
Suatu ketika, gue dan Neny berjalan melewati kelasnya Yaya, dan terlihat dari jendela
kelasnya Yaya, betapa cantik dan anggunnya Yaya di dalam kelas. Tiba-tiba gue seperti di sambar
petir, DuuAAaRrrrrr. Sial, saking mata gue nggak lepas dari Yaya, gue malah nabrak tempat
sampah di depan kelasnya dan jatuh terguling.

Akhirnya saat itu juga, gue memutuskan untuk dicomblangin sama Yaya lewat Neny. Namun
ternyata proses untuk mendekati Yaya sangat susah, karena banyak teman gue juga yang
berusaha buat mendekati si Yaya.
Ada teman gue yang bernama Leo yang juga berusaha untuk mendekati Yaya. Kalau dalam
banyak cerita biasanya terdapat orang gendut, maka Leo teman gue ini adalah orang gendut itu.
Karena kegendutannya yang melebihi tariff normal satu angkot, biasanya gue memanggil Leo
dengan sebutan pria tak bertulang.
Leo sering mendekati Yaya dengan jalur meminjam catatannya Yaya. Namun sayang
pendekatan oleh teman gue ini gagal gara-gara tujuh buku catatan yang dia pinjam dari Yaya
hilang semuanya. Entah semua buku catatannya Yaya direbus lalu diminum sama Leo biar cinta
mereka bersatu atau apalah gue juga nggak tau.
Selain Leo, ada juga teman gue namanya Christi yang juga berusaha untuk mendekati Yaya.
Kalau dalam banyak cerita biasanya ada orang yang berperan sebagai orang yang kecil, Christi
adalah orangnya.
Christi mendekati Yaya dengan cara ngikutin Yaya kemanapun Yaya pergi, entah itu ke
kantin, ke ruang guru, ke perpus, mungkin juga ke wc, gue nggak tau. Namun cara yang dipakai
oleh teman gue ini gagal karena Yaya merasa ketakutan dengannya.
La iyalah, coba kalian mikir kalau kalian terus dibuntuti orang aneh dengan postur tubuh
yang pendek selama sehari penuh kemanapun kalian pergi. Mungkin aja kalian bisa panik dan
lapor polisi, atau lapor pihak rumah sakit jiwa, atau juga kalian bisa aja membakar orang yang
mengikuti kalian hidup-hidup.
Waktu itu, untung aja Yaya nggak melapor Christi ke pihak rumah sakit jiwa karena ulahnya
yang aneh. Andai aja Yaya melapor Christi ke rumah sakit jiwa maka udah dapat dipastikan
kalau setiap hari sepulang sekolah kami akan pergi menjenguk Christi di rumah sakit jiwa.
Ada juga Heislen (si jomblo sampe mati). Kalau dalam banyak cerita ada yang bernasib sial
dan bertubuh kurus, maka Heislen adalah orang dalam cerita ini yang bernasib sial dan bertubuh
kurus. Karena saking kurusnya Heislen, gue selalu memanggil Heislen dengan sebutan pria
bertulang.
Heislen sering berusaha mendekati Yaya dengan cara pura-pura amnesia dan minta
diterangkan kembali pelajaran yang baru aja diberikan oleh guru. Dan gue akui, karena Yaya

juga suka sama cowok yang kurang lebih harus fokus sama pelajaran, maka Heislen adalah
saingan berat gue buat ngedapatin Yaya.
Pada saat ini gue bingung. Gue bingung gimana caranya buat ngedekatin si Yaya. Gue mau
memakai cara minjam buku, tau-taunya buku catatannya Yaya udah hilang semua gara-gara Leo.
Gue mau memakai cara buntutin Yaya takut masuk penjara atau rumah sakit jiwa. Dan ketika gue
mau memakai cara pura-pura amnesia dan minta diterangkan kembali pelajaran yang baru saja
diberikan oleh guru, sudah dipakai duluan ama Heislen. Hmm.
Untung aja teman yang sudah gue anggap saudara sendiri (Neny) punya jalan keluar buat
mengatasi masalah ini. Karena Yaya memiliki sifat yang masih kanak-kanak sama kayak lo, itu
berarti dia pasti juga suka membaca komik, dan gue juga dengar kalau komik Yaya ada banyak
kata Neny. Hmmm, berarti cara buat gue bisa dekatin Yaya cuman lewat komik doing, pikir gue
dalam hati.
Setelah gue dan Neny selesai mengatur rencana, besoknya gue dan Neny langsung
ngejalankan rencana kami buat dekatin si Yaya. Gue ingat tempat kami berdua untuk ngejalankan
rencana kami adalah di lapangan sekolah ketika apel pulang.
Pada saat apel berlangsung, gue mengambil komik Crayon Sinchan dari dalam tas gue dan
membacanya sambil sesekali menunjukan ekspresi lucu dan tertawa dengan keras. Di satu sisi,
Neny bertugas untuk menghampiri Yaya dan berbicara dengan dia serta mengarahkan
pandangannya dia ke arah gue yang sedang membaca komik dengan harapan bahwa dia akan
tertarik dengan komik yang gue baca dan akan mengahampiri gue. Namun gara-gara memakai
cara ini, teman-teman gue yang berdiri di samping gue semuanya pada menjauh, karena mereka
pikir gue udah gila.
Tak lama kemudian mungkin karena Yaya tertarik dengan komik apa yang gue baca, atau
karena dia ingin memastikan kalau gue nggak berubah menjadi gila, dia pun menghampiri gue
dan bercakap-cakap dengan gue mengenai komik Crayon Sinchan yang gue baca. Dan tanpa
diduga, dia meminjam komik gue, dan tentu aja karena memang udah direncanakan seperti itu
maka gue meminta no hpnya dia dengan alasan buat sms dia lagi kalau gue udah punya komik
lainnya.
Lama kelamaan dari sms soal komik doang berubah ke sms nanyain kabar dan hal-hal yang
berkaitan dengan cinta. Akhirnya setelah yakin, gue memutuskan untuk nembak Yaya buat jadi
pacar gue.

Siang itu sepulang sekolah gue mengungkapkan perasaan gue ke Yaya lewat sms dari
handphone gue. Karena gue panik dengan jawaban yang akan gue terima, gue menaruh
handphone gue di bawah bantal.
Dalam perasaan yang panik, tiba-tiba handphone gue bunyi. Segera secara perlahan gue
mulai mengambil handphone gue di bawah bantal, dan dengan mata yang setengah tertutup, gue
mencoba membaca sms yang masuk ke handphone gue.
Ternyata sms yang masuk bukan dari Yaya, melainkan dari Heislen. Heislen mengingatkan
gue untuk sebentar sore balik ke sekolah buat mengikuti les.
Sial, dasar pria bertulang teriakan gue memecah kepanikan gue di saat itu. Gue berharap
yang masuk adalah sms dari Yaya, eh malahan yang masuk adalah sms dari pria bertulang.
Setelah itu gue pun bersiap-siap dan pergi ke sekolah untuk mengikuti les tambahan.
Sesampainya di sekolah, gue bercerita ke Heislen dan Neny kalo gue udah nembak Yaya,
dan sekarang gue lagi tunggu jawaban dari dia. Tiba-tiba raut wajah Heislen berubah menjadi
letih, lesuh dan lemah, mungkin juga linglay. Gue dan Neny juga bingung dengan apa yang
terjadi sama Heislen. Hm, apa mungkin dia lagi sakit perut atau apa gue juga nggak tau pasti dia
kenapa.
Tak terasa jam menunjukan tepat pukul 18.00 yang menandakan berakhirnya les tambahan
kami di hari itu. Kami pun bergegas pulang ke rumah kami masing-masing. Karena rumah gue
dekat dengan sekolah jadi gue memutuskan untuk berjalan kaki menuju ke rumah gue ditemani
dengan Heislen, Haris, dan Frans.
Dalam perjalanan pulang, agar tidak bosan biasanya kami sering bercanda dengan temanteman yang lain, dan sore itu kami menjadikan Heislen sebagai objek bahan candaan kami.
Namun belum sebarapa jauh kami melangkah, tiba-tiba Heislen melayangkan tinjunya ke wajah
gue dengan tangannya yang bertulang, PppuffTT, gue terdiam dan memandangi dia sejenak.
Kira-kira lima detik gue terdiam karena nggak nyangka pria bertulang yang udah gue anggap
sebagai saudara sendiri bisa memukul gue.
Tak lama kemudian gue pun membalas tinjunya Heislen dengan tinju gue ke arah kepalanya
dengan tangan gue yang juga bertulang. Saat itu gue meukul Heislen dengan harapan supaya
tiba-tiba Heislen terkena amnesia dan gue bisa memukul dia sampe puas, dan ngomong ke dia
kalau nama gue adalah Leo supaya kalau ingatan dia sudah balik, gue bakal aman dan Heislen
bakal sakit hati karena tidak dapat membalas Leo yang berbedan besar.

Tetapi nyatanya tinju gue dibalas juga dengan beberapa tinju lain dari Heislen. Catatan: ini
adalah perkelahian gue dan Heislen yang pertama dan yang terakhir sampai saat ini.
Setelah kami berdua menghabiskan dua puluh detik untuk melayangkan tinju kami, akhirnya
kami berdua memperoleh hasil akhir dengan bibir gue pecah dan rambut Heislen rontok tiga urat.
Namun sayang Heislen tidak mengalami amnesia sesuai keinginan gue.
Setelah memperoleh luka-luka akibat perkelahian tadi, teman-teman gue pun mulai melerai
gue dan Heislen yang saat itu tampak seperti kucing dan tikus. Setelah kami berdua dileraikan,
kami berdua pun bergegas pulang ke rumah kami masing-masing tanpa memperdulikan temanteman yang lain.
Sesampainya gue di rumah gue, gue nggak percaya dengan apa yang barusan gue alami.
Sementara gue sedang duduk termenung, handphone gue berbunyi. Ternyata itu adalah pesan
sms dari Yaya, dan itu adalah jawaban dari pertanyaan gue yaitu iya gue mau pacaran ama lo
Theo. Namun anehya, saat itu gue nggak merasa senang atau bahagia karena gue udah diterima
sama Yaya, mungkin karena gue lagi memikirkan perkelahian tadi sore.
Beberapa saat kemudian, setelah gue selesai berpikir yang memakan waktu cukup lama, gue
memberanikan diri untuk mentexting Heislen dan meminta maaf dari dia karena sudah berkelahi
dengannya tadi sepulang sekolah. Heislen pun merespon permintaan maaf gue dengan meminta
maaf kembali ke gue dengan penuh penyesalan.
Akhirnya stelah gue memberanikan diri untuk meminta maaf, gue bisa melewati malam itu
dengan rasa tenang karena sudah berbaikan dengan Heislen. Dan saat itu juga akhirnya gue bisa
merasakan senang di dalam hati gue yang gue ekspresikan dengan berlari mengitari rumah gue
sebanyak tiga kali, karena gue udah diterima ama Yaya untuk jadi pacarnya dia.
Besok harinya ketika gue hendak berangkat ke sekolah, gue melihat sesosok pria bertulang
sedang berjalan menuju depan rumah gue, tak lama kemudian barulah gue menyadari kalau
sesosok pria bertulang itu adalah Heislen. Kami berdua pun bersama-sama pergi ke sekolah.
Setibanya di sekolah, kami pun segera memasuki ruang kelas kami. Hari itu entah kenapa
guru sejarah kami nggak masuk kelas. Mungkin guru kami mengalami masalah mens atau
apalah, sehingga beliau tidak dapat mengajari kami. Dan waktu luang itu gue gunakan untuk
bercerita dengan Heislen dan Neny tentang hubungan gue dan Yaya.

Gue bercerita kalau gue udah jadian ama Yaya, namun tiba-tiba dengan mata yang berkacakaca Heislen mengatakan kalau ternyata kemarin dia juga udah nembak Yaya. Tiba-tiba perasaan
menjadi hening dan aneh.
Selepas perkataan Heislen, gue dan Neny sama-sama terkejut, karena gue dan Heislen bisa
menembak cewek yang sama dalam sehari. Ajaib benar kami berdua.
Sialll teriak gue memecah suasana di saat itu. Jadi kira-kira, Heislen nembak Yaya
kemarin jam 15.00 dan gue nembak Yaya kemarin jam 15.02, beda dua menit doang. Sial gue
nggak tau kalau si Heislen ternyata udah nggak takut lagi buat nyatakan perasaannya dia ke
cewek taksirannya dia.
Gue kembali berpikir, mungkin kejadian kemarin terjadi akibat kekesalan Heislen yang
dikarenakan gue udah nembak taksirannya dia. Gue pun merasa bersalah dengan Heislen. Gue
pun kembali meminta maaf buat Heislen dan bercerita kejadian kemarin ke Neny dengan tawa
kecil sambil sesekali mengehela nafas panjang karena apa yang gue dan Heislen alami sama
seperti kisah-kisah film layar lebar.
Dari kisah ini gue belajar, bahwa meminta maaf duluan tanpa memperdulikan kita benar atau
salah adalah jalan menuju kedamaian dan kebahagian dalam diri kita dengan orang lain. Dan
juga dari kisah ini gue tau kalau teman itu mempunyai satu tempat khusus di dalam hati kita
yang terus menyemangati kita di dalam situasi apapun selain pacar kita. Oleh sebab itu jika kita
mengalami sedikit gangguan dengan teman kita maka seluruh pikiran kita otomatis juga akan
tergangu. So jalanilah hubungan kalian dengan baik bersama teman-teman kalian, dan jangan
gengsi untuk meminta maaf meskipun kalian sama-sama salah.

Freak people
Gue bersyukur dalam kehidupan gue, Tuhan sudah memberikan begitu banyak orang buat
ngewarnain hidup gue. Meskipun kebanyakan dari orang-orang pemberian Tuhan itu adalah
orang-orang yang aneh-aneh menurut gue.
Mulai dari keluarga gue. keluarga gue adalah keluarga yang aneh. Saking anehnya mereka,
mereka lebih memilih untuk sayang ama pacar gue yang adalah jelas-jelas bukan anak kandung
mereka daripada sayang ama gue yang adalah anak kandung mereka sendiri.
Coba kalian mikir, orang tua mana yang sayang ama menantunya lebih banyak ketimbang
sayang ama anaknya sendiri? Nggak ada. Bahkan di dalam film spongeboob, maruko chan atau
pun dalam film doraemon, nggak ada yang seperti ini.
Hal aneh seperti ini cuman dapat kalian nemuin di dalam keluarga gue, dan mungkin ini
adalah fenomena yang baru di dalam ilmu sosiologi. Bahkan kalau di analogikan kasih sayang
orang tua gue ke gue dalam tim bola, gue itu ibarat pemain cadangan dan pacar gue adalah
pemain utamanya. Siaalll.
Nenek gue juga terbilang sangat aneh. Bahkan sangat anehnya nenek gue, gue sempat mikir
kalau nenek gue adalah alien dari planet lain yang ingin menguasai bumi.
Rumah gue mempunyai pekarangan yang cukup luas, dan nenek gue memanfaatkan
pekarangan rumah yang cukup luas itu dengan berkebun menanam sayur-mayur. Tapi karena
umur nenek gue yang udah tua, nenek gue biasanya sakit-sakitan.
Namun yang anehnya, ketika nenek gue sakit, nenek malah ngurusin kebun dan nggak
istrahat. Tapi entah kenapa, pas nenek gue ngurusin kebun, eh besoknya nenek gue udah sembuh
total. Malahan, kalau nenek gue nggak ngurusin kebun satu hari pun, nenek gue malah sakit.
Nenek gue juga pernah ngomong ke gue Theo, nenek kalau nggak kerja di kebun nenek,
nenek bisa sakit, jadi nenek harus tetap kerja di kebun biar nggak sakit. Whaaattt? Coba kalian
pikir? Aneh kan perkataan nenek gue.
Selain keluarga gue yang aneh, teman-teman gue, yang udah gue anggap sebagai keluarga
sendiri juga nggak kalah aneh. Gue nggak tahu kenapa teman-teman gue bisa seaneh itu,
mungkin mereka adalah ciptaan Tuhan yang belum sempurna, atau mungkin mereka semua ini
adalah alien dari planet lain yang ingin menguasai bumi sama seperti Nenek gue? Gue nggak tau
juga, namun yang pastinya mereka semua pada aneh.

Gue ingat keanehan yang dilakukan oleh teman-teman gue, misalnya; ketika besok gue lagi
ujian akhir semester, dan ketika gue lagi belajar keras, teman-teman pada ngajakin main basket
bareng dari jam 22:00 PM sampe jam 02:00 PM (sudah termasuk jam tidur-tiduran dan muntahmuntah dilapangan basket akibat efek capek yang berlebihan). Tapi anehnya ketika tes besok gue
bisa ngikutin tes dengan baik dan anehnya lagi gue bisa dapat nilai 100 di dalam tes tersebut.
Gue juga ingat ketika besok kami akan UN SMU, kita pada kumpul bareng dengan tujuan
belajar di rumah teman gue Gery. Tapi entah kenapa begitu kita pada kumpul bareng, eh kita
nggak belajar, tetapi kita malah main play station bareng.
Dan anehnya lagi ketika selesai mengikuti UN SMA, kita semua pada lulus. Nggak tau
kenapa. Pintar aja nggak. Mungkin orang-orang yang memeriksa kertas ujian kita merasa iba
dengan hidup kita yang aneh dan memutuskan untuk meluluskan kita. Entahlah.
Namun ditengah keanehan mereka semua, bagi gue mereka adalah Malaikat yang terus ada
disaat gue butuh dan terus ada buat ngeceriahin hidup gue. Gue juga ingat sebuah kisah ketika
gue masih duduk di bangku sekolah menengah pertama yang mengisahkan betapa anehnya
mereka.
Suatu ketika bapak guru Bahasa Indonesia kami meminta gue untuk maju ke depan kelas
dan mengatakan sebuah puisi apa pun yang gue ketahui. Saat itu gue bingung setengah mati,
karena gue harus maju dan mengatakan sebuah puisi tanpa persiapan terlebih dahulu.
Di dalam kebingungan yang melanda diri gue, gue maju ke depan kelas dengan kaki yang
gemetar dan keringat yang telah bercampur aduk dengan air ingus yang mengalir keluar dari
tubuh gue. Bahkan mungkin saja keringat yang telah bercampur dengan air ingus gue bisa
membunuh satu gajah dewasa dan dua gajah anak.
Sesampainya di depan kelas, gue berdiri dengan tenang sambil berusaha mencari jalan untuk
menyelamatkan harga diri gue ketika itu. Dan akhirnya, gue pun pura-pura kesurupan dengan
berteriak menggunakan Bahasa kera dan Bahasa alien.
selepas gue berteriak dengan menggunakan Bahasa kera dan Bahasa alien, satu kelas
terdiam, bahkan bapak guru juga terdiam. Entah karena takut kalau gue akan terus kesurupan dan
menularkan kesurupan itu kepada teman-teman gue yang lain, bapak guru pun menyuruh gue
untuk kembali ke tempat duduk. Akhirnya gue terselamatkan, pikir gue dalam hati.

Sesampainya gue di tempat duduk, bapak guru pun berkata kalau hari ini kita akan belajar
tentang puisi. Kemudian sambil mengambil spidol di atas meja, bapak guru pun menuliskan
beberapa langkah untuk menulis puisi.
Guru kami pun menjelaskan, bahwa ketika kita hendak menulis sebuah puisi ada beberapa
langkah-langkah yang dapat kita lakukan untuk dapat menulis sebuah puisi yang bagus. Langkah
pertama kita harus berada di lingkungan yang tenang untuk dapat menulis puisi, karena
lingkungan yang tenang dapat membantu kita berkonsentrasi dengan baik.
Langkah kedua tenangkan pikiran. Karena ketika pikiran kita sedang kacau, kita nggak
bakalan bisa menulis sebuah puisi yang bagus.
Langkah ketiga kita dapat mengamati alam disekitar kita untuk mendapat imajinasi demi
menuliskan puisi kita. Misalnya kita dapat menganalogikan pohon itu sebagai sebuah teman
yang baik, ketika musim panas datang, dia dapat memberi kesejukan kepada kita sehingga kita
tidak merasakan panas. Kurang lebih begitulah penjelasan dari guru kami.
Setelah selesai mengajarkan tentang langkah-langkah menulis puisi yang benar kepada
kami, guru kami pun mengajak kami untuk pertemuan berikut supaya kami semua pergi bersama
di lapangan kota untuk mempraktekan langkah-langkah menulis puisi yang baru saja diajarkan
kepada kami. Kami pun merespon ajakan guru dengan mengangguk kepala kami.
Tapi ingat suara guru kami memecah suasana disaat itu. Kalian semua harus membawa
bekal makanan masing-masing ketika kita pergi ke lapangan kota minggu depan tegas guru
kami kembali. Kami pun mengiyakan perkataan guru kami dengan anggukan kepala.
Siang itu gue pulang dengan berbagai pertanyaan yang mengelisahkan dalam pikiran gue.
Gue bingung. Gue bingung, mengapa pada saat menulis puisi kami harus membawa bekal?
Apakah bekal juga merupakan salah satu langkah untuk dapat menulis sebuah puisi yang bagus?
Atau jangan-jangan guru kami menyuruh kami membawa bekal supaya guru kami bisa makan
gratis sepuasnya? Hmm, pinter pa guru, pinterrr.
Hari berganti hari, akhirnya tiba saatnya untuk kami pergi ke lapangan kota bersama guru
kami. Setibanya di lapangan kota, kami kemudian dibagi perkelompok untuk menulis puisi
bersama. Dan orang-orang yang berada dikelompok gue adalah orang-orang yang aneh
semuanya. Memang nasib gue selalu aja terjebak bersama dengan orang-orang aneh dimana pun
gue berada.

Kelompok kami kemudian pergi dan berteduh di sebuah pohon pinus yang lebat. Ketika gue
hendak meraih buku dan pena dari dalam tas untuk menulis puisi, gue meliat teman-teman gue
udah pada berjajar dengan posisi tangan terbuka ke arah gue, dan sesekali terlihat dari mulut
mereka keluar air liur.
Bahkan seringkali mereka merintih seperti anjing peliharaan di rumah gue yang kelaparan
gukkk, guk, guuk, ahh, haaa, hhaahaaa, guukk, dengan lidah yang terjuntal keluar dari mulut
mereka. Hmm, ini tandanya dora the explorer harus segera dikeluarin dari dalam tas gue.
Setelah gue habis memberi makan anjing-anjing kelaparan itu, eh maaf maksudnya temanteman gue. kelompok kami pun mulai berkonsentrasi untuk menulis puisi yang bagus. Kami pun
mengikuti langkah-langkah menulis puisi yang diajarkan oleh guru kami di kelas dengan dipandu
oleh Frans yang udah gue anggap sebagai kakak kandung sendiri.
Langkah pertama mencari lingkungan yang tenang, selesai sahut Frans. Langkah kedua
tenangkan pikiran sahut Frans kembali.
Tetapi ketika kami lagi menenangkan pikiran kami bersama, tiba-tiba terdengar suara
ZZZzzzz. ZZZZzzzzz ZZZzzz. Diikutin dengan suara dengkuran yang sangat keras, bahkan
saking kerasnya dengkuran yang kedengaran, gue pikir kalau itu adalah suara genduruwo yang
lagi galau atau suara Hulk yang lagi kelaparan.
Setelah gue berusaha untuk mencari asal suara tersebut, ternyata petunjuk akhirnya
membawa gue ke Leo yang sedang tertidur pulas. Saat itu gue nggak tau kenapa Leo bisa tertidur
pulas seperti itu. Apa mungkin Leo tertidur karena kekenyangan memakan bekal dari gue, atau
mungkin memakan bekal semua teman kami? Atau Leo tertidur akibat efek dari teori
penenangan pikiran yang coba dipraktekannya? Entahlah.
Terlepas dari Leo yang telah tertidur pulas, gue mencoba kembali untuk menenangkan
pikiran ini. Tetapi ketika gue hendak menenangkan pikiran gue, gue melihat dari jauh, Heislen
seperti sedang berlari nggak menentu arah menuju beberapa pohon terdekat sambil menggosokgosokan anunya di batang pohon tersebut. Dan bahkan beberapa kali Heislen terlihat seperti
sedang berusaha mengencingi pohon tersebut.
Whaattt? Apa yang ada dipikiran Heislen saat itu? Apa dia pikir dia adalah anjing yang lagi
menandai wilayah kekuasaannya? Saat itu ingin rasanya gue ngumpulin teman-teman gue dan
segera menyamperin Heislen, dan kita sama-sama muntahin mukanya dia.

Di tengah-tengah kebingungan yang melanda gue ketika melihat Heislen yang sedang
menggosok-gosokan anunya di batang pohon, gue pun kembali melanjutkan menenangkan
pikiran gue. Saat itu, gue berpikir jika aja Heislen menggosok-gosokan anunya, di pohon yang
kebetulan mempunyai duri seperti katkus, maka pasti sepulang sekolah dia bakal masuk rumah
sakit akibat anunya yang luka parah.
Setelah gue dan teman-teman gue yang lain selesai menenangkan pikiran kami, kami pun
mulai mengikuti langkah ketiga, yaitu berusaha mendapatkan imajinasi. Saat itu, gue pun
berimajinasikan pohon sebagai teman yang normal diantara teman-teman gue yang abnormal.
Dan gue pun mulai menulis puisi yang gue beri judul teman yang normal.
Gue juga ingat ketika kami semua sedang asik berimajinasi, Haris terlihat sedang menatap
sebuah pohon yang berdiri tepat didepan dia dan sesekali terlihat dari ekspresi wajahnya kalau
dia berusaha untuk memarahi pohon tersebut dengan jengkelnya, gue nggak tau kenapa.
Mungkin aja dia mengimajinasikan pohon sebagai kekasihnya yang ketahuan selingkuh
dibelakangnya. Gue juga nggak tau
Terlepas dari teman-teman gue yang bertingkah aneh, gue mulai memfokuskan diri untuk
menulis puisi. Namun disela-sela kefokusan untuk menulis puisi, kejadian menggosok-gosokan
anu di pohon terjadi lagi, bahkan kali ini melibatkan dua orang teman gue yang yang saling
menggosok-gosokan anu mereka, yaitu Heislen dan Gery.
Akan tetapi proses menggosok-gosokan anu di pohon yang dilakukan oleh mereka berdua,
terlihat seolah-olah mereka berdua sedang berlomba untuk memperluas wilayah kekuasaan
mereka dengan menggosok-gosok anu mereka di pohon. Bahkan sesekali terlihat kalau mereka
berdua seperti sedang berusaha untuk melindungi daerah kekuasaan mereka dengan suara
gonggongan.
Entah apa yang ada dipikiran mereka berdua saat itu. Mungkin aja mereka
mengimajinasikan diri mereka sebagai dua ekor anjing yang sedang bertarung untuk
memperebutkan wilayah atau apalah, gue nggak tau. Tapi yang pastinya saat itu mereka sangat
aneh.
Beberapa waktu berselang, kami pun kembali ke sekolah untuk membacakan hasil puisi
yang telah kami tulis dengan imajinasi yang dalam di depan kelas. Waktu itu jika aja kita
menghabiskan waktu agak sedikit lama di taman, entah apa yang akan terjadi antara Gery dan
Heislen yang menggosok-gosokan anu mereka di batang pohon.

Pembacaan puisi saat itu di mulai dari nama pertama di absen kelas kami, dan gue bersyukur
gue dinamain Theo jadi gue dapat menjadikan teman-teman gue sebagai bahan percobaan
sebelum giliran gue untuk membaca puisi. Jika aja nama gue dimulai dengan huruf a, maka gue
akan pura-pura amnesia biar gue nggak jadi membacakan puisi gue.
Puisi yang ditulis dan dibacakan oleh teman-teman gue saat itu, ada yang bagus, unik,
menarik dan bahkan ada yang sangat aneh. Bahkan gue hafal benar salah satu puisi yang ditulis
oleh Leo yang sangat aneh menurut gue. Judul puisinya pohon. Isi puisinya seperti ini:
Pohon oh pohon.
Engkau adalah hidupku.
Tanpamu aku mati.
Oleh Leonard Ririmase.
What the? Maksudnya apa? pohon? Matiii? What the f**l (fool). Coba kalian mikir, apa
hubungannya pohon ama mati? Pohon ya pohon, mati ya mati bego. Saat itu pengen rasanya gue
berlari ke luar kelas dan sesegera mungkin memotong atau mencabut sebuah pohon di pinggir
kelas supaya Leo cepat mati.
Ketika Leo selesai membacakan puisinya, dan dibarengi dengan ekspresi yang lugu dan fool
di depan kelas, kelas sempat diam selama beberapa detik sebelum terdengar suara tawa yang
menggelegar keluar dari dalam kelas dengan tumpahan air mata dan juga mungkin serpihanserpihan air liur karena saking lucunya Leo. Bahkan akibat tertawa kami yang begitu kuat,
besoknya kami harus menggunakan bahasa kera untuk saling berkomunikasi; UUuu AAAaaaa.
UUUU. Aaaaaa, karena rahang kami yang sakit akibat efek tawa kami.
Tapi jujur aja, sampe sekarang gue nggak ngerti apa maksud puisi dari Leo. apakah hidup
Leo tergantung sama pohon? Jadi kalo gue nebang pohon, maka Leo akan mati? Hmm, jujur gue
nggak ngerti sama sekali makna atau pesan moral apa yang ada di dalam puisi Leo saat itu.
Selain Leo yang aneh dengan puisinya. Gue juga ingat salah satu teman gue Haris namanya.
Haris semenjak menonton film Naruto, dia selalu beranggapan kalau dirinya juga adalah seorang
ninja dan mempunyai chakra bahkan mungkin juga bisa membuat kagebunshin no jutsu (jurus
seribu bayangan milik Naruto).
Sore itu, Haris datang bermain play station di rumah gue. Dan setelah lima kali berturutturut Haris dikalahkan dalam permainan bola, maka Haris mengajak gue untuk bermain bola
dipekarangan rumah gue untuk menyelamatkan status sosialnya dia.

Ketika kami berdua sedang bermain bola, nggak tau kenapa, tiba-tiba Haris berlari dengan
kencangnya ke arah gue dan berteriak dengan suara nyaring kagebunshin no jutsu (jurus seribu
bayangan) sambil berlari berputar-putar mengelilingi diri gue yang berdiri kaku dan bingung
dengan apa yang dilakukan oleh Haris.
Mungkin saja saat itu Haris berharap bahwa dengan putarannya, dia bisa membuat gue
seolah-olah melihat dia bertambah banyak. Namun harapannya Haris digagalkan dengan suara
ngosh-ngoshannya dia yang diikutin dengan lidah yang menjular keluar dari mulutnya. Tetapi
karena gue adalah teman yang baik hati, gue pun pura-pura amnesia dan bilang kalau tadi gue
melihat dirinya ada lima.
Setelah selesai bermain, kami berdua melihat sebuah pohon kelapa yang tumbuh di depan
pekarangan rumah milik gue. Gue pun berkata kepada Haris untuk mengambil buah kelapa buat
membuat es kelapa, sambil menunjuk sebuah tangga di samping rumah gue buat dipakai
mengambil buah kelapa.
Tapi entah kenapa Haris tidak memakai tangga tersebut untuk dipakai mengambil buah
kelapa. Entahlah mungkin dia menganggap dirinya adalah ninja yang bisa berjalan di atas batang
pohon kelapa.
Pikir gue ternyata benar. Tak lama kemudian Haris berdiri di depan pohon kelapa sambil
berteriak naik kelapa no jutsu (jurus naik kelapa). Setelah itu Haris pun mulai menaiki pohon
kelapa.
Tapi, kira-kira empat kaki jauhnya dari tanah, terdengarlah bunyi tokek berteriak tokekk,
tokekk. Ternyata ada seekor tokek di atas pohon kelapa. Catatan: Haris meskipun berbadan
kekar, tetapi dia takut setengah mati ama tokek.
Semenjak kemunculan tokek, dari bawah terlihat jelas Haris yang semula semangat malah
berubah menjadi panik. Saking paniknya Haris, dia pun terdiam seperti patung di atas pohon
kelapa.
Setelah terdiam begitu lama tanpa sepatah katapun, tiba-tiba Haris berteriak dengan suara
setengah nada dan terbata-bata lo oo mppat no jutttsu (jurus lompat), aaaarrrgghhhhh,
puuuffftttt. Tiba-tiba Haris udah tiarap begitu aja di atas tanah.
Gue pun nyamperin dia dan berkata koq ninja takut ama tokek? Tiba-tiba Haris bangun dan
berkata lo siapa? Sambil ngaruk-ngaruk kepala. Mungkin aja Haris banyak kutunya atau
mungkin itu adalah salah satu jurus terbaru miliknya, entahlah.

Sialll, pada tahap ini, gue kira Haris sudah hilang ingatan akibat efek jatuh dari pohon
kelapa. Namun faktanya Haris pura-pura amnesia supaya gue nggak terus mengejek Haris yang
takut ama tokek.
Selain memiliki keluarga dan teman-teman yang aneh, facebook gue juga malah ikut-ikutan
bertingkah aneh ke gue, nggak tau kenapa. Mungkin motivasi facebook gue bertingkah menjadi
aneh karena mengikuti keluarga dan teman-teman gue.
Entah kenapa pemberitahuan di facebook gue selalu muncul terlambat, dan kadang
peberitahuan untuk hari ini disampaikan besok. Bahkan pemberitahuan tentang ulan tahun teman
gue di facebook disampaikan setelah teman gue udah selesai ulan tahun. Ini kan facebook gue
bertingkah kurang ajar.
Jadi karena ulah facebook gue, gue menyampaikan selamat ulan tahun ama teman gue selalu
aja terlambat satu hari. Jadi untuk menyelamatkan harga diri gue di depan teman-teman gue yang
berulang tahun, maka gue katakan kalau gue sengaja untuk memberikan ucapan selamat ulan
tahun terlambat, karena anak keren seperti gue biasanya selalu memberikan ucapan ulan tahun
paling terakhir.
Dan sampai sekarang facebook gue tetap aneh dan kurang ajar. Bahkan sampai sekarang
juga, gue masih tetap memakai alasan yang sama ama teman-teman gue yang berulan tahun
ketika gue memberikan ucapan ulan tahunya terlambat.
Itulah beberapa kisah aneh yang pernah gue alamin dalam kehidupan gue, mulai dari
keluarga gue yang begitu aneh, teman-teman gue yang sangat aneh-aneh, dan bahkan termasuk
facebook gue yang aneh dan kurang ajar. Namun bagi gue pribadi, kisah aneh itu adalah momenmomen indah yang telah gue laluin bersama dengan mereka semua, dan gue tetap menyimpan
momen ini. Dan karena gue sadar, bahwa gue juga merupakan bagian dari momen itu dan bagian
dari orang-orang aneh yang selalu ngeceriahin hidup gue.

Tips-tips buat kencan gratis


Paper ini adalah paper kedua gue di dalam buku ini yang gue tulis buat para pria yang nggak
punya modal (uang) di manapun anda berada. Ya anda, andalah orang yang saya maksud.
Paper ini bertujuan untuk memberikan cara-cara yang mudah dan ampuh untuk makan gratis
di saat kencan bagi para pria yang nggak punya modal seperti anda. Jangan mengelak, karena
andalah orangnya.
Ide penulisan paper ini dicetuskan oleh teman gue Upy dan Oland, yang pada saat itu
berusaha untuk melakukan bunuh diri dengan meminum air setengah galon dari dispenser di kost
gue, karena sedih sudah dua minggu lebih mereka tidak pernah keluar kencan sama pacar mereka
lantaran tidak punya modal.
Sebelum melanjutkan paper ini, ijinkanlah saya untuk memperkenalkan Upy dan Oland.
Upy adalah anak pindahan di sekolah kami yang berasal dari Jakarta. Salah satu ciri yang paling
menonjol pada tubuh Upy ialah panjangnya bulu tangan dan bulu kaki yang ada ditubuhnya. Dan
karena saking panjangnya bulu tangan dan bulu kaki ditubuhnya, gue biasanya memanggil Upy
dengan sebutan makhluk berbulu.
Yang kedua adalah Oland. Oland adalah teman SMA gue yang memiliki postur badan
hampir mirip dengan postur badan yang dimiliki oleh Leo, dan juga memiliki hobi yang sama
dnegan Leo yaitu makan. Biasanya gue memanggil Oland dengan sebutan manusia tulang kecil
karena badannya telah ditutupi dengan dagingnya sendiri.
Karena kedua teman gue ini mengalami masalah yang sangat serius mengenai kencan, oleh
sebab itu, gue sebagai Prof. Dr Theovania Matatula, As. GTms merasa perlu untuk menulis paper
ini kepada para pria yang tidak punya modal seperti anda di manapun anda berada. Dan gue
menulis paper ini denagn harapan suapaya anda nggak harus mengalami nasib yang sama seperti
yang dialami oleh kedua teman gue, dan supaya anda juga nggak mencoba untuk bunuh diri
dengan cara meminum air sebanyak-banyaknya.
Paper ini berisikan tips-tips ampuh yang dapat dipakai oleh kalian yang ingin kencan, tetapi
nggak punya modal (uang). Dan dijamin kalau kalian berhasil mempraktekan apa yang ada di
dalam paper ini, kalian hanya akan mendapatkan dua pilihan, yaitu kalian bisa kencan besoknya
atau kalian nggak akan kencan 2 bulan kedepan lantaran harus nginap di rumah sakit.
Selamat membaca paper gue.

# Tips-tips buat makan gratis #.

Pura-pura gila.
@ Bang, ini billnya. Kamu siapa??, gue siapa? Kita lagi di mana? Aaahhhhhh.

Pura- pura kerjain tugas.


@ Bang, ini billnya. Sayang, tolong bayarin ya, gue lagi sibuk ngerjain tugas kuliah ni
(sambil mengerutkan kening seperti orang sedang berpikir keras).

Pura-pura mati.
@ Bang, ini billnya. Oh iya, mana gue liat billnya, gedebuuukkk, mati.

Pura-pura tidur.
@ Bang, ini billnya. ZZZzzzzz. ZZZZZzzzzzzz, sambil ngingau; sayang tolong bayarin.
ZZZZZZzzzzzzzzz. ZZZZzzzzzzzzz.

Pura-pura budek.
@ Bang, ini billnya. Apaaa? Kenapa? Ya? Nggak dengar gue. Appaaa?

Pura-pura buta.
@ Bang, ini billnya. Oh iya, mana gue liat billnya, Aaahhhh. Siapa sih yang matiin lampu.
Becanda aja ni.

Pura-pura pingsan.
@ Bang, ini billnya. Oh iya, gedebukkkk. Pingsan.

Pura-pura pesan tempe goreng dan air putih.


@ Bang, ini billnya. Oh iya, eh mas, kayaknya tadi gue nggak pesan menu ini deh. Tadi kan
gue cuma pesan tempe goreng dan air putih doang. Mas salah meja kali mas.

Pura-pura bertanya.
@ Bang ini billnya. Eh mas, tau nggak gue siapa? Kalo mas nggak tau gue siapa jangan soksok dekat deh ama gue sampai pakai bawa-bawa kertas bill segala.
Demikian paper gue yang aneh ini.
Gue berharap dengan paper yang singkat ini dapat menolong anda yang ingin berkencan tapi

nggak punya modal (uang). Dan gue berharap anda nggak harus masuk rumah sakit selama 2
bulan, paling nggak 2 minggu aja anda masuk rumah sakit.

Teriring salam dan doa


Prof. Dr. Theovania Matatula, As. GTms.

Mari menderita bersama.


Sehari sebelum mendengar kelulusan di sekolah kami, terjadi banyak hal aneh di lingkungan
sekolah, dan kejadian aneh itu dikait-kaitkan dengan hasil kelulusan kami. Misalkan di dalam
kelas ditemukan ada satu kursi yang bergeser sedikit dari tempat sebenarnya kursi itu diletakan,
maka satu kursi itu menandakan bahwa seseorang di kelas itu pasti tidak lulus. Bahkan ada
teman perempuan gue sangat stress waktu itu ketika kursinya bergeser sedikit dari tempat

sebenarnya kursi itu diletakan, sampai-sampai dia terlihat seperti orang yang sedang mengalami
gangguan menstruasi berbulan-bulan.
Belum cukup soal kursi, soal mimpi pun dikait-kaitkan dengan kelulusan kami. Saat itu
banyak teman-teman gue yang memimpikan ada yang lulus dan ada yang nggak lulus, sampaisampai ada beberapa teman-teman gue yang dimimpikan nggak lulus hampir terkena batu ginjal
mendadak.
Sampai pada tahap ini gue bingung. Apa kaitan kursi dan mimpi dengan hasil kelulusan
kita? Kursi ama mimpi aja beda kata woe, beda pengucapan, dan juga beda makna. Demikian
juga dengan kelulusan. Saat itu pengen gue pergi dari satu kelas ke kelas yang lain sambil
membawa kayu balok dan memukul teman-teman gue yang udah sama seperti seorang ahli
nujum yang membuat keadaan di sekolah kami menjadi semakin tegang.
Ketika banyak teman-teman gue sedang dilanda stress yang sangat dashyat akbat perbuatan
ahli-ahli nujum imitasi, bel pulang pun berbunyi. Dan kami siswa kelas tiga dikumpulkan di
tengah lapangan untuk diberikan pengumuman mengenai hari besok dimana kami akan
mendengar kelulusan kami.
Namun entah kenapa dalam perjalan gue dari dalam kelas sampe di lapangan, gue melihat
banyak teman-teman sekolah gue udah sama seperti orang yang hilang harapan. Bahkan sesekali
mereka terlihat sama seperti orang yang sedang mengalami susah buang air besar atau apalah
yang sangat membuat mereka begitu menderita.
Setelah selesai mendengar pengumuman tentang hari besok dimana kami akan mendengar
kelulusan kami, kami pun dipulangkan. Saat itu gue berani bertaruh kalau nggak ada satu teman
gue pun yang menyimak dengan seksama apa yang disampaikan oleh kepala sekolah kami
karena tingkat stress mereka yang melebihi kapasitas.
Dalam perjalan pulang, seperti biasa gue ditemani Upy, Heislen, Frans, dan Leo. Belum jauh
kami melangkah dari sekolah, Gue mengajak mereka untuk bermain play station di rumah gue
demi melepas pikiran stres mereka.
Selepas gue mengajak mereka untuk bermain play station di rumah gue untuk melepas stress
mereka, tiba-tiba mereka berempat menatap ke arah gue, dan dengan tatapan tajam mereka terus
memandangi gue yang saat itu masih berdiri kaku dan bingung dengan tatapan mereka. Bahkan
waktu itu, saking tajamnya tatapan mereka, mereka seolah-olah ingin mencabuli gue di siang
hari yang panas itu.

Di tengah-tengah perasaan seperti ingin dicabuli oleh ketiga teman gue sendiri, Upy pun
berkata kalau mereka nggak stress ketika mendengar hal-hal yang aneh di sekolah tadi, karena
hal itu adalah hal yang biasa untuk mereka. Gue pun terdiam seketika.
Dalam kediaman gue, gue tiba-tiba mengalami pencerahan berpikir, dan gue menarik
kesimpulan bahwa ternyata benar kalau teman-teman gue ini adalah orang yang memang amat
teramat sangat aneh. Bahkan karena mereka selalu ada di dalam lingkaran keanehan, maka ketika
terjadi hal aneh apa pun, hal aneh itu nggak akan berdampak bagi mereka yang memang sudah
aneh sejak lahir.
Sore itu ketika kami telah berkumpul di rumah gue untuk bermain play station, terjadi hal
yang tak terduga. Bahkan hal yang tak terduga saat itu, kami mengkategorikannya sebagai
mujizat yang terjadi secara tiba-tiba di dalam kehidupan kami.
Ketika kami bermain play staion, Leo datang menghampiri kami dengan membawa satu tas
kresek berisi gorengan. Saat itu entah kenapa kami yang semula sedang memfokuskan mata kami
ke layar tv, berubah menfokuskan mata kami ke arah tas kresek yang dibawa oleh Leo, sambil
sesekali menatap wajah Leo dengan bingungnya.
Waktu itu, suasana hening seketika. Bahkan dikeheningan itu, Upy sempat tergeletak kaku di
lantai karena nggak percaya kalau Leo membawakan kami makanan, meskipun itu cuman
gorengan doang.
Wajar aja Leo yang kami kategorikan sebagai orang yang suka makan tingkat dewa, nggak
mungkin akan memberikan kami makanan sebanyak ini, apalagi gorengan yang adalah kesukaan
dia. Saat itu hanya ada dua pikiran yang terlintas di dalam pikiran gue. Pertama, Leo sedang diet
makan jadi dia memberikan jatah makan siangnya kepada kami. Kedua, mungkin Leo berniat
meracuni kami dengan gorengan miliknya, dan ketika kami semua pada muntah-muntah akibat
keracunan, Leo bisa bermain play station sepuasnya.
Leo pun meletakan gorengan yang dibawanya di atas meja dekat tv dan menyuruh kami
untuk memakan gorengan tersebut. Dan dengan semangatnya kami memakan gorengan yang
dibawa oleh Leo. Akhirnya hari itu kami habiskan dengan bermain play station sambil
menghabiskan gorengan yang dibawa Leo.
Keesokan harinya, ditemani Bokap dan Nyokap, gue pergi ke sekolah untuk mengikuti
ibadah dan mendengar hasil kelulusan di sekolah kami. Tapi entah kenapa, gue panik dan gue
sempat mencret-mencret tiga kali karena panik di rumah sebelum berangkat ke sekolah. Bahkan

gue harus minum entrostop sebelum ke sekolah supaya mencegah hal yang nggak diinginkan
seperti gue pub di sekolah misalnya.
Ketika tiba di sekolah, kami pun duduk berpasang-pasangan dengan kedua orang tua kami
di ruangan yang sudah disiapkan oleh pihak sekolah untuk melansungkan ibadah dan juga
pembacaan hasil kelulusan kami. Namun nggak tau kenapa, semakin mendekati waktu untuk
ibadah dan juga pembacaan hasil kelulusan kami, suasana di dalam ruangan menjadi sangat
suram.
Di tengah-tengah suasana yang suram itu, gue mencoba memandangi teman-teman gue yang
lain. Ternyata dari pemantauan gue, waktu itu banyak teman-teman gue yang datang dengan raut
wajah yang seolah-olah tinggal beberapa jam lagi akan dimulai proses kiamat. Bahkan mungkin
ada juga teman gue yang sebelum datang harus meminum entrostop sama seperti gue supaya
nggak pub di sekolah.
Tak lama kemudian dimulailah ibadah untuk mengawali pembacaan hasil kelulusan kami di
saat itu. Dan kami semua mengikuti ibadah dengan sangat khusyut. Dan gue yakin kalau semua
teman-teman gue yang mengikuti ibadah, mempunyai doa yang sama, yaitu meminta Tuhan
untuk meluluskan kami. Saat itu jika aja ada salah satu teman gue yang berdoa meminta dari
Tuhan supaya kami nggak lulus, maka teman gue itu pasti akan dibakar hidup-hidup saat itu juga
oleh kami dan orang tua kami.
Tak terasa ibadah telah selesai, dan tibalah kami di saat yang dinanti-nantikan, yaitu
mendengar hasil kelulusan kami. Jantung kami pun mulai berdetak kencang ketika mendekati
pembacaan hasil kelulusan kami. Bahkan kami seolah-olah mempunyai penyakit yang sama
ketika itu, yaitu penyakit jantung akibat panik dan takutnya kami.
Waktu itu, gue sangat bersyukur karena nggak ada salah satu dari kami maupun orang tua
kami yang mempunyai riwayat kesehatan pernah mengalami gagal jantung, sebab jika ada salah
satu dari kami yang hadir saat itu mempunyai riwayat kesehatan pernah mengalami gagal
jantung, maka orang itu pasti akan mati seketika. Dan acaranya pasti berubah dari acara
pembacaan hasil kelulusan menjadi upacara kematian.
Tuk. Tuk. Suara ibu kepala sekolah ketika sedang mengetes alat pembesar suara dengan
mengetuk-ngetuk might. Namun entah kenapa, suara might malah membuat kami semakin panik.
Gue nggak tau, mungkin pada tahap ini ada salah satu dari kami yang sudah rebah dan tak

sadarkan diri di lantai karena saking paniknya. Mungkin ada juga di antara kami yang tiba-tiba
menari tarian perang Zimbabwe karena panik atau apa lah.
Di dalam suasana yang tegang dan mencekam seperti itu, ada satu hal aneh yang tertangkap
oleh retina gue. Ketika semua orang sedang panik dan hampir mati dalam suasana yang
mencekam seperti itu, dari tempat duduk gue terlihat Heislen yang sedang duduk dengan
santainya, dan sesekali terlihat kalau dia sedang mengupil dengan kelima jari ditangan kanannya
yang dipakainya secara berulang kali untuk menusuk-nusuk lubang hidungnya dengan perasaan
bahagia. Gue nggak tau, gue sungguh nggak tau untuk apa Heislen melakukan kekijijian yang
nggak perlu pada situasi mencekam seperti ini. Entahlah. Mungkin itu salah satu cara untuk
menenangkan pikirannya dia di saat situasi menjadi panik dan mencekam.
Tak lama kemudian, terdengar suara ibu kepala sekolah berbicara secara pelan namun pasti.
Saat itu, suara dari ibu kepala sekolah kami sama seperti Malaikat dan juga Malaikat pencabut
nyawa. Malaikat ketika beliau membacakan kami lulus dan menjadi Malaikat pencabut nyawa
ketika beliau mengatakan bahwa kami nggak lulus. Namun akhirnya ibu kepala sekolah kami
menjadi Malaikat, ketika beliau mengatakan kalau kami semua lulus 100%.
Suasana hening dan panik pun dipecahkan dengan teriakan kami yang sangat besar. Bahkan
mungkin jika salah satu guru atau pun diantara orang tua kami ada yang terkena penyakit gagal
jantung, maka acaranya pasti akan kami teruskan di rumah duka.
Selepas mendengar hasil kelulusan, kami pun saling berpelukan dan menangis bersama.
Bahkan gue udah nggak bisa membedakan lagi mana air mata dan mana air ingus. Dan mungkin
bila air mata dan air ingus yang kita tumpahkan waktu itu bila dicampur dan dikumpulkan, bisa
membunuh dan juga menenggelamkan seisi kebun binatang beserta para instrukturnya.
Namun ada satu hal yang sangat ganjil bagi gue di saat itu. Entah kenapa ketika temanteman gue yang cowok sedang berpelukan dengan teman-teman gue yang cewek, gue melihat
Heislen hanya berpelukan dengan Upy doang dari tadi. Bahkan dari awal moment peluk-pelukan
dimulai hanya mereka berdualah yang paling lama berpelukan dengan sesama jenis. Entahlah,
gue nggak ngerti apa yang mereka pikirkan.
Dengan berakhirnya pembacaan hasil kelulusan dari ibu kepala sekolah, dan juga moment
peluk-pelukan dan menangis bersama, maka berakhirlah acara kami di saat itu. Namun waktu itu
untuk menjaga ketentraman dan menjaga jatuhnya korban yang nggak diinginkan, maka pihak
sekolah memutuskan supaya murid-murid yang mendengar hasil kelulusan nggak boleh pawai

motor dan nggak boleh coret-coret baju. Dan karena keputusan yang diambil oleh pihak sekolah
yang melarang kami pawai dan coret-coret baju, banyak teman-teman gue yang hampir
mengalami gangguan pernapasan dan gangguan pencernaan karena mereka udah menyiapkan
pilox untuk mencoret-coret baju dari jauh-jauh hari.
Setelah pulang dari sekolah dan kami sekeluarga tiba di rumah, tak tunggu lama lagi, temanteman gue pun berbondong-bondong datang di rumah gue dan merayakan hari kelulusan kami.
Seperti biasa, kami merayakan hari kelulusan kami dengan bermain play station.
Di tengah-tengah permainan, entah setan apa atau memang udah terlahir aneh, Heislen tibatiba meneteskan air mata tanpa sebab yang jelas. Dan karena kami adalah teman yang setia, kami
juga turut meneteskan air mata bersama dengan Hesilen. Bahkan kami tidak hanya
menumpahkan air mata, kami juga menumpahkan air ingus dan air liur sesekali. Dan saking
banyaknya air mata, air liur, dan air ingus kami yang keluarkan, rumah gue hampir kebanjiran air
mata, air liur, dan air ingus yang bercampur membentuk sebuah danau kejijian.
Setelah kami semua selesai menumpahkan air mata dan air ingus tanpa alasan yang jelas,
gue pun bertanya ama Heislen bro kenapa nangis? Lo sedih karena kita bakal berpisah?
Dengan mata yang agak bengkak karena banyak mengeluarkan air mata, Heislen pun menjawab
bukan itu bro. Gue nangis karena pantat gue keram.
Sehabis Heislen mengatakan alasan yang membuat sampai dia menangis, kami hampir aja
mengikat dia di sebatang kayu yang bertuliskan kalau Heislen adalah makhluk astral yang ingin
menguasai bumi, dan kemudian kami berjalan sambil memikul dia dan mengarak-arakannya
keliling kompleks di rumah gue, dan pada akhirnya kami dan masa di komplex rumah gue akan
membakar dia hidup-hidup.
Sial. Sungguh aneh si anak bertulang itu. Kami udah susah-susah mengeluarkan air mata, air
liur, dan juga air ingus kami sebagai teman yang baik, tapi perkataannya seolah-olah membuat
kami ingin membakar dia hidup-hidup.
Waktu kian berlalu. Tak terasa esok adalah hari dimana gue dan teman-teman harus berpisah
dan berangkat untuk melanjutkan ilmu diperguruan tinggi.
Memang hampir semua dari kami memilih untuk berkuliah di Ambon termasuk gue. Hanya
Gery dan Frans yang memilih untuk berkuliah di luar Ambon. Itu berarti kami harus berpisah
dengan kedua teman kami demi masa depan.

Hari itu, kami memutuskan untuk mengadakan acara perpisahan di rumah gue sebelum
besok kami harus berpisah, terutama dengan Gery dan Frans. Dan gue ingat benar menu makan
bersama di dalam acara perpisahan itu adalah nasi goreng yang adalah makanan kesukaan gue.
Saat itu yang menjadi koki untuk memasak nasi goreng adalah Gery, gue, Frans, dan Nenek
gue sendiri. Setelah menghabiskan hampir satu jam untuk memasak nasi goreng untuk kami
semua, maka kami duduk bersama dan makan bersama sambil bercanda-tawa, dan sesekali
mencoba untuk menyembunyikan kesedihan di dalam diri kami karena kami harus berpisah
dengan kedua teman kami.
Selepas makan, kami pun bermain play station bersama dan kami tidur bersama menutup
malam itu. Tapi entah kenapa, sebelum tidur kami menonton film horror. Dan karena saking
takutnya, kami semua tidur bersama pada satu tempat tidur. Untung aja tempat tidur gue nggak
patah waktu itu. Tapi kalau saja tempat tidur gue patah waktu itu, maka kami semua akan tidur
dilantai, dan jika itu terjadi, maka kami akan menjadikan Leo yang berbadan besar sebagai
karpet untuk menghangatkan tubuh kami.
Selang beberapa jam berlalu, bunyi dengkuran Leo membangunkan kami di pagi hari. Entah
kenapa suara dengkuran Leo lebih keras dari suara jam weker dan suara ayam. Mungkin aja Leo
bercita-cita untuk menjadi pahlawan tanpa tanda jasa yang selalu melatih dengkurannya untuk
melebihi suara ayam dan suara jam weker, supaya Leo dapat membangunkan orang-orang yang
tinggal di kompleks rumahnya Leo. Entahlah.
Pagi itu, kami bangun dan sarapan bersama, namun tidak mandi bersama. Saat itu jika kami
mandi bersama, entah apa yang akan terjadi. Saat itu jika aja kami mandi bersama, maka
mungkin aja kami akan muntah-muntah ketika melihat panu yang tumbuh subur di selangkangan
milik Heislen atau Upy.
Setelah itu kami pun berpisah demi masa depan kami. Memang dalam hati kecil kami, kami
tidak ingin berpisah seperti ini, tetapi apa daya, demi masa depan kami harus berpisah.
Hari itu, gue, dan Upy berangkat bersama menuju Ambon untuk mendaftar di kampus
tempat kami ingin melanjutkan studi kami. Keberangkatan kami berdua diiringi dengan banjir
bandang akibat tangisan dari teman-teman gue yang lain, terutama Gery dan Frans. Bahkan
untuk menuju ke pelabuhan, kami harus memakai rakit, karena jalan raya tertutup air.
Setelah melakukan perjalanan dengan kapal cepat yang memakan waktu dua jam dari
Masohi menuju Ambon, kami pun akhirnya tiba di Ambon dengan selamat. Setelah kami tiba di

Ambon, kami berdua pun bergegas ke rumah gue untuk beristirahat sebelum melanjutkan
perjalanan kami ke kampus untuk mendaftarkan diri kami.
Dan semua hal yang kami rencanakan berjalan dengan baik. Bahkan kami dapat mendaftar,
dan kami pun diterima untuk belajar di kampus pilihan kami.
Waktu kian berlalu, tak diduga hari yang menjadi momok bagi semua mahasiswa baru pun
tiba. Ya momok itu adalah hari ospek. Hari dimana HAM kita dicabut oleh senior-senior kita
dikampus. Dan pada hari itu juga, terjadi kasus yang sangat heboh bagi gue, karena hari itu
adalah hari dimana banyak dari teman-teman kuliah gue hampir hilang ingatan secara masal.
Berbicara mengenai ospek di perguruan tinggi. Bagi gue, jika mos pada masa sekolah adalah
neraka tingkat delapan, maka osepek di perguruan tinggi adalah neraka tingkat sembilan. Dan
menurut gue, yang membedakan mos dengan ospek, ada pada tingkat gengsinya.
Kalau pada masa sekolah, kita belum terlalu gengsi untuk melakukan hal-hal aneh yang
diperintahkan oleh kakak kelas kita, akan tetapi pada waktu ospek, kita pasti akan sangat malu
untuk melakukan hal aneh yang diperintahkan oleh senior-senior kita. Bahkan karena gengsinya,
banyak teman-teman gue yang pura-pura sakit atau pura-pura hilang ingatan.
Tapi jujur sampe sekarang gue nggak ngerti apa sebenarnya maksud diadakan mos dan
ospek bagi siswa baru. Bagi gue itu nggak terlalu penting. Tapi entah kenapa sampe sekarang
masih aja dilakukan hal aneh itu.
Gue juga bingung. Kenapa setiap mahasiswa baru yang berjenis kelamin laki-laki yang
hendak mengikuti mos atau ospek, harus mengundulin rambutnya sedemikian rupa.
Bahkan bagi mahasiswa baru yang berjenis kelamin perempuan, harus rela untuk mengikat
pita di rambut mereka sesuai dengan tanggal lahir mereka. Jadi kalau misalnya ada seorang
perempuan yang lahir pada tanggal dua puluh, maka perempuan tersebut harus mengikat pita
dirambutnya sebanyak dua puluh pita.
Coba kalian mikir, apa kaitannya antara pengenalan sekolah atau pengenalan kampus ama
kepala kalian yang harus botak dan harus mengikat pita sebanyak tanggal lahir kalian ketika
mengikuti mos dan ospek? Apa karena kepala kalian botak atau karena kepala kalian mempunyai
banyak pita, maka kalian akan lebih mudah mengenal sekolah atau kampus? Nggak juga kan.
Di samping harus mengundulin kepala dan harus mempunyai ikatan pita yang banyak, kita
juga harus rela dan bersedia untuk melakukan hal-hal konyol yang selalu disuruh oleh senior-

senior kita. Bahkan seolah-olah hak asasi kita sebagai manusia dicabut oleh senior kita ketika
kita mengikuti ospek atau mos.
Apa kaitannya juga antara pengenalan sekolah atau pengenalan kampus dengan melakukan
hal-hal yang aneh, sepeti jingkrak-jingkrak nggak jelas? Apa karena kita jingkrak-jingkrak nggak
jelas membuat kita mudah mengenali sekolah atau mengenali kampus? Entahlah, gue bingung
dengan sistem sekolah dan perguruan tinggi yang ada di Indonesia yang mengijinkan mos dan
ospek untuk terus dilakukan.
Apa kaitannya juga antara pengenalan sekolah atau pengenalan kampus dengan melakukan
hal-hal yang aneh, sepeti jingkrak-jingkrak nggak jelas? Apa karena kita jingkrak-jingkrak nggak
jelas membuat kita mudah mengenali sekolah atau mengenali kampus? Entahlah, gue bingung
dengan sistem sekolah dan perguruan tinggi yang ada di Indonesia yang mengijinkan mos dan
ospek untuk terus dilakukan. Gue masih ingat dengan jelas dan dengan seksama, ketika kita
ditindas habis-habisan oleh senior-senior kita di kampus dalam ospek. Dan bahkan entah kenapa
kita rela-rela aja ditindas ama mereka. Sial.
Setengah lima pagi, alarm di handphone gue membangunkan gue dari tidur yang kurang leap
akibat tenaga otak gue terkuras habis untuk memikirkan ospek yang akan gue jalani. Tak lama
kemudian gue bangun, dan langsung menuju ke kamar mandi dan membersihkan tubuh gue.
Setelah gue selesai mandi dan juga berak sebanyak dua ronde, gue pun mulai memakai
kemeja putih dan celana kain panjang berwarna hitam sesuai dengan persyaratan untuk
mengikuti ospek di waktu itu. Tak lupa juga gue memakai atribut-atribut ospek yang lain, yang
mana atribut-atribut itu membuat kita sama seperti dengan orang gila yang sedang pergi ke
kampus.
Atribut-atribut ospek yang gue maksud seperti, kita harus memakai kaos kaki bola yang
berbeda warna di kedua kaki kita, dan kaos kaki itu harus dinaikan menutupi celana kain kita
yang berwarna hitam, kita juga harus memakai topi yang cukup besar dan tinggi serta
menggenakan tas dari kantung plastik. Selain itu kita juga harus memakai nama cantik kita yang
udah dibuat oleh senior-senior kita berdasarkan ilmu yang diajarkan di fakultas pilihan kita.
Seperti misalnya jika kita memilih jurusan hukum, mka nama kita bisa berubah menjadi hukum
perdata atau juga mungkin berubah menjadi penjahat seksual. Entahlah.
Kurang lebih setengah jam lebih gue mencoba berdandan dengan kepala yang botak, dan
memakai atribut ospek yang membuat seolah-olah gue terlihat seperti alien yang sedang

menyamar, atau orang yang kurang waras. Gue pun segera menuju ke ruang makan untuk
sarapan, dan setelah selesai sarapan, gue pun pergi ke kempus dengan memakai motor.
Sesampainya gue di kampus, gue pun segera memarkir motor gue dan segera berlari ke
barisan mahasiswa baru fakultas gue. Namun dalam perjalan menuju barisan fakultas gue, gue
melihat hal jijik yang nggak perlu gue lihat, bahkan gue hampir rebah ke tanah seketika.
Ketika gue berlari melalui barisan fakultas kesehatan, tak sengaja retina gue menangkap
salah seorang mahasiswa baru yang entah kenapa mukanya terlihat sama seperti orang yang
hilang harapan sama sekali. Dan karena iba dengan mahasiswa baru tersebut, gue berhenti
sejenak dan mencoba melihat dengan seksama apa yang menyebabkan sehingga mahasiswa
tersebut terlihat begitu murung.
Dari penglihatan gue terhadap mahasiswa baru tersebut, ada satu hal yang sangat jijik terkait
dengan mahasiswa itu. Hal jijik itu ada pada nama cantik yang dipakai oleh mahasiswa fakultas
kesehatan yang bertuliskan penis. Saat itu juga gue hampir saja muntah-muntah di depan dia
dan hampir rebah ke tanah.
Nama cantik seperti apa ini? Ini sih bukan nama cantik, tapi nama hinaan. Bahkan saking
hinanya gue hampir muntah dan rebah ke tanah. Saat itu gue berpikir kasihan sekali mahasiswa
ini. Coba kalian pikir, misalnya ketika ada di dalam pertemuan, dan kalian di panggil maju ke
depan ruang pertemuan dan di hadapan banyak mahasiswa baru dan juga di hadapan seniorsenior kalian dari setiap fakultas dengan panggilan penis maju ke depan, cepat nis, cepat. Apa
yang akan kalian lakukan?
Waktu itu gue berpikir, jika aja gue yang mendapatkan nama penis, maka ketika dipanggil
untuk maju ke depan ruang pertemuan, gue akan langsung pura-pura mati. Karena nggak ada
cara lain untuk menyelamatkan harga diri kalian selain pura-pura mati.
Jadi ketika gue dipanggil penis ayo maju ke depan, cepat nis. Gue pun memiringkan leher
gue, dan dengan lidah yang terjulang keluar gue katakan mati. Dan gue pura-pura mati.
Setelah gue menghabiskan waktu dengan nama cantik yang hina itu, gue pun segera menuju
ke barisan mahasiswa baru di fakultas gue. Tapi entah kenapa, hampir semua mahasiswa
kesehatan berwajah murung. Mungkin aja diantara mereka ada yang bernama cantik vagina atau
pun anus. Entahlah gue nggak ngerti apa yang ada di pikiran kakak senior mereka yang memberi
mereka nama cantik sehina itu.

Sesampainya di barisan mahasiswa fakultas gue, gue pun masuk dalam barisan dan bersiapsiap berjalan dengan mahasiswa yang lain menuju lapangan kampus untuk berkumpul dan
menerima arahan sebelum kami mengikuti ospek. Tapi nggak tau kenapa, perasaan gue sungguh
nggak enak sama sekali saat itu.
Tak lama kemudian, dalam perjalan menuju lapangan kampus, gue dan salah satu teman gue
disuruh oleh senior kami untuk naik di atas tiang gawang mini di ujung lapangan dan sambil
berhadapan dengan mahasiswa baru yang lain, kami disuruh oleh senior kami untuk
menyanyikan lagi semboyan dari fakultas kami. Coba kalian mikir, kalian harus naik di atas
tiang gawang setinggi dua meter, dan dengan memakai atribut ospek lengkap yang membuat
kalian seperti orang gila, kalian harus bernyanyi dengan hati yang berpura-pura riang sambil
berhadapan dengan mahasiswa baru.
Sial benar kan. Bahkan orang gila aja jika disuruh untuk melakukan hal seperti itu, mereka
pasti nggak bakalan mau. Karena meskipun orang itu gila, dia nggak akan mungkin melakukan
kekijian yang tidak perlu seperti itu.
Saat itu pengen gue pura-pura amnesia dan katakan kalau gue adalah alien yang datang
untuk menghancurkan bumi, supaya senior gue takut dan berubah pikiran untuk menyuruh kami
melakukan hal yang aneh itu. Tetapi karena udah nasibnya menjadi junior, maka kami berdua
pun terpaksa mengikuti apa yang disuruh oleh senior kami.
Setelah kami berdua melakukan kekijian yang tidak perlu, kami pun turun dari atas tiang
gawang dan bergabung kembali di dalam barisan mahasiswa baru di fakultas gue. Tetapi entah
kenapa, dari raut wajah teman-teman yang lain di fakultas gue, mereka seolah-olah bangga
dengan apa yang baru aja kami lakukan. Sampe sekarang gue nggak tau kenapa mereka bangga
ketika melihat kami berdua melakukan kekijian yang tidak perlu seperti itu. Entahlah.
Pagi itu kami semua mahasiswa baru berdiri bersama di tengah-tengah lapangan kampus
kami untuk menerima arahan sebelum mengikuti ospek di fakultas kami masing-masing.
Akhirnya, kurang lebih satu jam kemudian arahan boleh berakhir, dan bertanda bahwa kami akan
segera menemui siksaan kami di hari itu.
Selesai mendengar arahan, kami pun diantar dalam barisan yang teratur menuju ke ruang
kelas perkuliahan fakultas kami masing-masing untuk mengikuti proses ospek. Gue nggak tau,
tapi mungkin aja ketika kami berjalan menuju ruang kelas kami, ada diantara kami yang telah
hilang ingatan dan berak dikit di celana.

Sesampainya di ruang kelas, kami didudukan berjajar berpasang-pasangan perempuan dan


laki-laki sambil menghadap ke depan kelas. Tapi sayangnya, karena jumlah jiwa perempuan
sangat banyak dibandingkan dengan jumlah jiwa laki-laki, maka beberapa teman perempuan gue
harus bergandeng tangan dengan sesama jenis mereka sendiri.
Ketika duduk berpasang-pasangan, maka tentu akan ada hal jijik yang harus kita lakukan.
Ya, hal itu adalah bergandengan tangan bersama. Bahkan proses bergandeng tangan ini terus
terjadi ketika duduk maupun berdiri.
Dalam proses bergandengan tangan, gue semakin menyadari fenomena yang mempengarui
pikiran masyarakat di Indonesia. pada umumnya, ketika masyarakat Indonesia melihat seorang
perempuan bergandeng tangan dengan perempuan yang lain, atau seorang perempuan berpelukan
dengan perempuan yang lain, hal itu biasa-biasa aja. Namun hal yang biasa itu akan berubah
menjadi luar biasa, bahkan berubah menjadi kejijian, ketika seorang laki-laki bergandeng tangan
dengan laki-laki yang lain, atau pun berpelukan dengan laki-laki yang lain.
Iya kan? Coba kalian mikir dengan seksama. Kalian pasti pernah ngalamin hal seperti ini.
Bahkan di kompleks rumah gue, ketika kedapatan seorang laki-laki bergandengan tangan dengan
laki-laki yang lain, maka pasangan itu akan segera di arak-arakan keliling kompleks dan dibakar
hidup-hidup.
Gue nggak tau kenapa stigma masyarakat kita ketika melihat laki-laki bergandengan tangan
atau berpelukan dengan laki-laki lain, maka pasangan itu pasti akan dikatakan homo. Padahal
nggak semua laki-laki yang bergandeng tangan itu homo.
Terlepas dari fenomena aneh itu, tiba-tiba gue melihat salah seorang senior dari fakultas
kami yang menjabat sebagai anggota senat fakultas maju ke depan ruang kelas dan berdiri tepat
di depan papan tulis sambil menatap kami. dengan perasaan takut ketka melihat senior kami,
senior kami mengeluarkan sebuah spidol dari dalam tasnya dan menuliskan tiga poin peraturan
dalam ospek. Tiga peraturan ospek itu seperti:
1. Senior nggak pernah salah.
2. Jika senior salah, kembali pada peraturan pertama dimana senior nggak pernah salah.
3. Hak untuk hidup dicabut dan hanya diberikan hak hidup lima persen kepada junior. Lima
persen yang dimaksud adalah diberikan hak untuk menangis.
Sesaat setelah membaca peraturan ospek yang ditulis oleh senior kami, gue pips dikit di
celana. Sial peraturan seperti apa ini. Nasib menjadi junior memang seperti ini, kata-kata gue

dalam hati. Karena jika gue berkata dengan suara yang lantang, maka sudah pasti penindasan gue
akan naik dua kali lipat.
Coba kalian pikir perasaan kami pada saat itu ketika kami membaca peraturan ospek yang
aneh itu. Perasaan kami ibarat kami udah memakai sepatu yang bagus, dan dalam perjalanan
tiba-tiba kami menginjak taik yang masih hangat dengan sepatu kami yang bagus. Saat itu
pengen gue teriak udah gila ya lo? Sambil berak di sepatu milik senior kami di depan kelas, biar
dia tau perasaan kami pada saat itu.
Tapi apa daya? Junior tetaplah junior dan senior tetaplah senior. Kami pun pasrah mengikuti
peraturan ospek yang ditulis oleh senior kami, dan juga mengikuti ospek di hari itu.
Setelah setengah hari lebih lamanya kami mengikuti ospek, terdengar pengumuman untuk
para senior supaya mengakhiri kegiatan ospek di hari itu. Dengan pengumuman tersebut, maka
berakhirlah hari pertama penindasan yang diterima oleh kalangan junior seperti kami. Dan pada
hari itu juga, gue pulang ke rumah dengan ketiak yang keram akibat efek bergandeng tangan
yang terlalu lama.
Dalam perjalan pulang, ada sms yang tiba-tiba masuk dan membunyikan hp gue. Karena gue
penasaran dengan sms itu, gue pun mencoba untuk membuka sms yang masuk ke hp gue sambil
mengendarai motor. Dan jujur aja, ini merupakan salah satu kesalahan terbesar yang pernah gue
lakuin dalam hidup gue.
Ketika gue membuka sms di hp gue, gue membaca nama pengirim sms yaitu Heislen. Entah
kenapa saat itu pikiran gue tiba-tiba berubah menjadi aneh.
Gue pun mulai membaca isi pesan dari Heislen, yang mana isi pesannya dia membuat gue
hampir aja mengalami gagal fokus, dan hampir masuk selokan bersama motor yang gue
kendarai. Bahkan saat itu gue hampir aja berubah menjadi alien akibat sms dari Heislen.
Isi pesan Heislen seperti ini: santai aja bro. Dulu waktu gue ospek, hari pertama gue pulang
ke rumah dengan keram selangkangan yang hebat bro. Jadi lo harus santai aja bro. catatan:
universitas Heislen mengadakan ospek lebih dulu daripada universitas gue.
Setelah membaca pesan dari Heislen, gue pun menghentikan motor dan menepi di pinggir
jalan umum. Gue terdiam cukup lama akibat sms aneh yang dikim oleh Heislen.
Belum sempat gue negbalas sms dari Heislen, tiba-tiba Heislen kembali mengirim sms yang
baru untuk gue. Dan dengan perasaan was-was, gue mencoba kembali membaca pesan dari
Heislen.

Isi pesan Heislen sperti ini: semangat bro, ospek adalah langkah awal bagi kita untuk
menuju kesuksesan, mari menderita bersama. Semangat bro.
Setelah membaca sms milik Heislen untuk yang kedua kali, gue mengerti kalau dia sedang
berusaha untuk menyemangati gue yang baru aja ditindas. Tapi yang gue nggak paham, kenapa
dia harus menyemangati gue dengan membawa-bawa selangkangannya dia yang keram?
Bahkan hal yang gue nggak ngerti ialah kalimat mari menderita bersama yang ditulis oleh
Heislen. Saat itu gue berpikir mungkin aja mkasud dari kalimat mari menderita bersama ialah,
mari kita mengalami keram selangkangan bersama. Entahlah apa pun maksud itu gue nggak tau.
Namun sebagai seorang sahabat dan juga seorang saudara yang baik, gue pun ngebalas sms
milik Heislen dengan ucapan terimah kasih, dan menyuruh dia untuk segera memeriksa
selangkangannya yang keram di rumah sakit.
Setelah ngebalas sms dari Heislen, gue pun kembali menaiki motor gue dan memacu motor
gue dengan laju menuju rumah sambil tersenyum dengan perasaan yang senang, karena gue
mendapatkan sahabat, dan juga saudara yang sangat seperhatian ini ama gue. Meskipun gue
sadar kalo perhatian dari sahabat, dan juga saudara gue ini lebih condong ke arah yang aneh dan
berbau jijik.
Dari kisah ini gue belajar kalo teman yang baik itu akan selalu ada di setiap situasi untuk
menghibur kita. Dan bahkan teman yang baik itu akan rela menderita bersama demi persahabatan
kita bersama.
Anak Mami
Orang bilang kalau anak tunggal itu pasti bakalan disayang ama Mama Papa. Dan selama
dua puluh dua tahun gue menyandang status sebagai anak tunggal Bokap Nyokap, gue percaya
ama teori sosial ini.
Beberapa bulan yang lalu, gue baru aja merayain ulan tahun gue yang ke dua puluh dua
tahun, namun nggak tau kenapa dan tanpa alasan yang pasti, gue masih tetap aja dikatain anak
Mami sama teman-teman gue. Bahkan nama panggilan anak mami juga dipakai oleh anak-anak
kecil di kompleks rumah gue untuk memanggil gue yang udah dewasa ini.

Coba kalian mikir, gimana perasaan seorang anak dewasa yang udah melalui fase pubertas
dan telah berumur dua puluh dua tahun, tapi tetap aja dikataiin anak mami? Hina kan? Sangat
hina bahkan.
Ya selama dua puluh dua tahun, gue hidup dengan perasaan hina akibat gue terus dipanggil
dengan sebutan anak mami. Bahkan perasaan gue ketika dipanggil dengan sebutan anak mami
ibarat gue sedang makan rendang sapi, tapi tiba-tiba ada orang gila datang dan berak di depan
gue yang sedang makan. Dan akhirnya gue muntah-muntah.
Gue nggak tahu kapan sebutan anak mami ini akan hilang dari hidup gue. Bahkan bisa jadi
kalau ntar gue mati, batu nisan gue nggak akan bertuliskan nama gue, tapi batu nisan gue akan
bertuliskan anak Mami. Jadi nanti kalau gue bangun dari kubur dan gentayangin orang-orang,
mereka pasti pada lari sempoyongan sambil teriak-teriak tolong ada setan anak Mami. Dan
ketika merek aberteriak seperti itu, maka gue akan langsung rebah ke tanah dan menangis.
Gue adalah anak tunggal dari Nyokap dan Bokap. Sebagai anak tunggal, gue sangat di
sayangin oleh Bokap Nyokap. Tapi kadang, rasa sayang dari Nyokap dan Bokap udah terlalu
berlebihan. Dan bahkan rasa sayang yang berlebihan itu terlihat sejak gue baru lahir.
Ketika gue baru aja lahir, Bokap udah mentransplantasikan keteknya Bokap ke dalam
jaringan tubuh dan sumsum tulang belakang gue, akhirnya sekarang ketek gue panjang, lebat dan
kuat kaya ketek Bokap. Waktu itu jika Bokap juga ingin mentransplantasikan bulu hidungnya
Bokap ke gue, maka udah pasti bulu hidung gue akan lebih panjang dari sekarang.
Memang sih sebagai anak tunggal, tentu kita sangat di sayangin oleh orang tua kita. Itu hal
yang wajar-wajar saja, namun saking sayangnya Nyokap dan Bokap, udah tidak terlihat seperti
hal yang wajar-wajar saja.
Dulu, waktu gue masih kecil, gue adalah anak yang sangat nakal sekaligus anak dengan bulu
hidung dan bulu ketek yang lebih panjang dari anak-anak yang lain. karena saking nakalnya gue
ketika bermain, kaki gue tertusuk paku, dan paku itu menembus kulit kaki bagian bawah sampe
ke kulit kaki bagian atas.
Dalam suasana kesakitan yang begitu parah, dan juga takut dimarahi ama Bokap Nyokap
karena keteledoran gue yang mengakibatkan kaki gue berlubang sebelah, gue pun segera ngesot
dengan pelan menuju sebuah pohon pepaya di samping rumah. Dengan posisi ngesot gue
mencoba memetik beberapa helai daun pepaya yang dipercaya dapat menghentikan pendarahan
akibat luka, dan segera menaruhnya di kaki yang tertusuk paku.

Tetapi, setelah gue menaruh daun papaya di kaki gue yang berlubang, bukannya darah
berhenti mengalir dari luka tersebut, melainkan darah yang mengalir keluar dari luka tusuk itu
semakin deras dan disertai rasa nyeri. Pada tahap ini, gue berhenti menjadikan diri gue sebagai
kelinci percobaan dan berteriak kesakitan Sakittt, Mamaa, Papaa tolong.
Setelah Bokap dan Nyokap ngedengerin suara teriakan gue yang hampir koma, gue langsung
disamperin. Saking sedihnya Nyokap ketika ngelihat anaknya tergeletak di tanah sambil ngeliatngeliat nggak jelas karena sakit, Nyokap pun menangis dan air mata Nyokap menghanyutkan gue
sejauh tiga meter. Untung aja pada saat itu gue sempat berpegangan pada pohon pepaya yang
daunnya baru saja gue petik, kalo nggak, mungkin gue udah hanyut sampe di laut mati. Tolongg
mamaaa, gue hanyuttttt. Tolonggggg. Sssyyyuuuuu.
Bokap pun segera merangkul dan membawa gue masuk di dalam rumah. Sesampainya di
dalam, gue lalu diletakan di atas sofa di ruang keluarga.
Nyokap pun segera mengambil kotak P3K untuk pertolongan pertama dan meletakan kotak
itu tepat di atas meja yang bersebelahan dengan tempat gue berbaring. Tapi saking paniknya
Nyokap, Nyokap mencari obat betadine yang jelas-jelas ada di dalam kotak P3K di dalam kamar
mandi.
What?? Apa hubungannya obat betadine ama kamar mandi coba? Mungkin Nyokap
berencana menyiram obat betadine ke dalam bak mandi sebagai ganti detol yang udah abis
kepake dan lupa mengambil obat betadine dari dalam kamar mandi, atau mungkin pantatnya
Bokap luka-luka terus Bokap bawa obat betadine ke dalam kamar mandi untuk ngobatin
pantatnya yang luka. Entahlah gue mggak ngerti alasan apa yang mendorong Nyokap mencari
obat betadine di dalam kamar mandi sampe sekarang.
Dalam pencarian panjang yang di lakukan oleh Nyokap, akhirnya Nyokap pun menemuin
obat betadine di dalam kotak P3K yang dibawa ama Nyokap tadi. Nyokap pun tiba-tiba
memarahi kotak P3K tersebut, karena menurut Nyokap kotak P3K berusaha menyembunyikan
obat betadine dari pandangan Nyokap. Saat itu pun keadaan aneh pun terjadi.
Setelah Nyokap selesai memarahi kotak P3K dengan gusarnya, Nyokap pun mulai
membersihkan luka gue dengan alcohol dan meneteskan obat betadine ke kaki gue. Kurang lebih
enam menit kemudian Nyokap sudah membersihkan dan memberikan obat di kaki gue.
Sehabis pengobatan pertama yang gue terima dari Nyokap, Nyokap dan Bokap pun segera
membawa gue ke dokter untuk mengobati kaki gue yang berlubang itu. Akan tetapi saat itu

ketika kami pergi ke dokter, kami nggak bisa memakai mobil atau pun memakai motor,
melainkan kami memakai perahu karet akibat air matanya Nyokap udah ngerubah jalan raya
menjadi sungai.
Sesampainya di tempat praktek dokter, kami nggak bisa masuk ke ruang periksa karena
ruang periksa dokter udah kebanjiran ama air mata Nyokap. Jadi berdasarkan inisiatif dokter,
maka gue diperiksa diatas perahu karet.
Ketika dokter mengamati luka gue, dokter memutuskan untuk menyuntik keram diri gue,
baru lah mengobati kaki gue. Dan karena gue adalah anak yang baik, gue bertanya kepada dokter
dokter suntik sakit nggak? dokter pun menjawab nggak kok dek, cuman seperti digigit semut
merah aja. Gue pun tenang ketika mendengar perkataan dari dokter.
Akan tetapi, perasaan tenang gue berubah menjadi perasaan takut ketika gue melihat dokter
mengeluarkan jarum suntik dari mejanya dan hendak menyuntik gue. Saat itu gue melihat ada
perbedaan besar antara semut merah dan jarum suntik. Semut merah sangat kecil dibandingkan
dengan jarum suntik yang besar itu. Otomatis rasa suntik pasti lebih sakit dari rasa digigit semut
merah.
Akhirnya karena takut disuntik dan merasa dibohongi ama si dokter, gue berak di celana.
Bahkan taik gue juga pingsan akibat takut disuntik.
Kira-kira setengah jam lebih terjadi perlawanan antara gue dan dokter. Dokter berusaha
untuk menyuntikan gue, dan gue berusaha untuk melempar dokter dengan taik gue yang udah
pada pingsan. Tetapi ketika jarum suntik ketuju yang dipergunakan oleh dokter, gue pun akhirnya
berhasil di suntik ama dokter yang mengobati kaki gue.
Setelah gue selesai di suntik, kaki gue pun diobati oleh dokter tersebut. Tapi karena ada
dalam kondisi suntik keram, maka gue santai-santai aja.
Tak lama kemudian, kaki gue pun selesai diobati oleh dokter tersebut, dan kami pun pulang
ke rumah. Akan tetapi, perjalanan pulang ke rumah masih tetap memakai perahu karet akibat air
mata Nyokap yang masih belum kering di jalan. Bahkan saat itu jika aja Nyokap menangisnya
lebih lama, maka akan terbentuk sebuah samudera baru di peta dunia.
Sesampainya di rumah, Nenek gue udah menunggu kedatangan kami dengan tarian perang
suku Mozambik. Dan ketika kami masuk di dalam rumah, Nenek gue ternyata udah menyiapkan
lemon cina masak yang udah di bakar dengan tujuan mau menyembuhkan luka gue. katanya sih

itu obat tradisional yang dapat menyembuhkan luka dengan cepat. Sial, gue di jadiin kelinci
percobaan lagi nih.
Karena Bokap dan Nyokap belum melihat perkembangan luka gue sehabis dari dokter,
mereka lalu memutuskan buat mengikuti saran Nenek gue dengan cara mengobati kaki gue yang
ketusuk pake lemon cina yang udah di bakar. Catatan: Nyokap dan Bokap gue kirain dokter itu
penyihir apa, jadi tinggal ucapin mantera terus luka gue sembuh gitu? Aduh Mama, Papa, luka
itu butuh waktu buat sembuh. Pernah belajar Biologi nggak sih? Luka butuh waktu buat bisa
sembuh. Aduuuhhh.
Waktu gue mau diobatin pake lemon cina yang dibakar ama Nenek, gue harus dipegangin
oleh lima orang dewasa, termasuk Nyokap dan Bokap. Tapi benaran sakit. Coba aja kalian
bayangin lemon yang begitu asam, dibakar dan digosokin di kaki kalian yang masih berlubang
kesakitan akibat luka tusuk. Rasanya gue ingin teriak Tuhan, kenapa Nenek gue belom juga di
ambil olehMU ya Tuhan. Ambil aja Nenek gue, ambilll.
Setelah habis diobatin lukanya ama Nenek, gue pun tak sadarkan diri kurang lebih lima
menit karena rasa sakit yang begitu dahsyatnya. Tapi setelah itu, kaki gue pun terasa lebih
mendingan dari sebelumnya. Mungkin ada benarnya juga obat tradisional. Kalau nggak percaya,
buktiin aja sendiri.
Gue juga ingat kasih sayang yang terlalu berlebihan yang diberikan ama Nyokap dan Bokap
terjadi ketika gue hendak ngikut kemping. Waktu itu gue duduk di bangku SD kelas 5.
Jangan salah. Biarpun gue baru kelas 5 SD, tapi bulu ketek dan bulu hidung gue udah
menjalar kemana-mana sama seperti akar serabut yang mencari asupan gizi. Bahkan seringkali
bulu ketek dan bulu hidung gue berfotosintesis sendiri.
Sebelum bel pulang di bunyikan, kami pun diberitahu bahwa akan dilakukan kemping di
depan sekolah pada hari jumat dan sabtu besok. Mendengar akan dilakukan kemping, jiwa
petualangan gue pun memaksa gue untuk harus ikut kegiatan kemping tersebut. Catatan; Waktu
kecil dulu, gue orangnya suka sama hal-hal yang berbau petualangan, buktinya kaset Ps gue
saja lebih banyak kaset petualangannya daripada kaset bolanya.
Sesampainya di rumah, gue langsung menyamperin Nyokap yang baru juga pulang dari
sekolah (Nyokap gue guru). Gue samperin Nyokap terus gue bilangin dengan kepolosan anak
SD, Ma, Theo ikutan kemping sama teman-teman di sekolah ya Ma? Selepas gue ngomong,
Nyokap pun rebah ke lantai dan tak sadarkan diri selama tiga menit.

Setelah tiga menit berlalu, Nyokap pun sadar, dan sambil histeris dengan suara yang nyaring,
Nyokap teriak Theo kamu mau kemping? Kamu bisa Tidur jauh dari Mama? Terus kalau malam
kamu ngompol, siapa yang gantiin celana kamu? Kamu makannya gimana? Kamu tidurnya
gimana? Dan ada beberapa pertanyaan lagi yang sudah gue lupa karena saking banyaknya
pertanyaan yang ditanyakan oleh Nyokap.
Akhirnya setelah berbagai pertimbangan yang diambil ama Nyokap dan Bokap, gue diijinin
untuk pergi mengikuti kemping. Tapi ada syarat yang harus gue ikuti agar dapat mengikuti
kemping. syaratnya, Nyokap dan Bokap harus datang untuk mengecek keadaan gue, dan gue pun
nganguk-nganguk tanda setuju. Catatan: ini merupakan kesalahan terbesar yang gue buat
dalam hidup gue, yang gue nyesali nantinya.
Hari berganti, dan sekarang udah tiba waktunya kemping. Gue pun pergi ke tempat kemping
yang berlokasi di depan halaman sekolah bareng Nyokap Bokap. Sesampainya di tempat
kemping, gue pun mengambil barang bawaan gue yang isinya aja dimuat pake mobil pick up.
Serius gue nggak bohong.
Setelah selesai mengambil barang bawaan gue yang disiapin oleh Nyokap, entah kenapa
pikiran gue menjadi sangat aneh saat itu. Bahkan saat itu gue sempat mikir, kayaknya Nyokap
dan Bokap bakalan ikut kemping bareng nih.
Ternyata benar apa yang ada di dalam pikiran gue, Nyokap dan Bokap ikut-ikutan kemping
bareng gue. Bahkan ketika gue liat teman-teman yang lain pada tidur di atas karpet yang dialas
sama tikar, gue, Nyokap dan Bokap pada tidur di tempat tidur spring bed. Teman-teman yang
lain hanya berbekal kain sarung sepuluh ribuan untuk menyelimuti diri dari kedinginan, gue,
Nyokap dan Bokap malah pake bad Cover yang tebalnya kurang lebih hampir satu meter.
Bahkan yang lebih parah lagi, gue liat teman-teman yang lain pada tidur sendiri tanpa di
dampingi orang tua mereka. Sebaliknya, gue tidur bareng Nyokap Bokap di tempat kemping.
Coba kalian mikir perasaan gue saat itu? Sangat aneh. Mana ada anak kelas 5 SD yang
kemping bawa-bawa orang tua? Bahkan tidur bareng orang tua di tempat kemping? Nggak ada.
Hal seperti ini cuman ada di keluarga gue. Akhirnya setelah selesai kemping, gue pun dikatain
anak mami ama teman-teman gue.
Kisah anak Mami ini berlanjut sampe gue duduk di bangku SMP. Ketika gue duduk di
bangku SMP, tiap hari pergi dan pulang sekolah diantar sama Bokap pake mobil atau pakai
sepeda motor.

Bahkan kegiatan antar mengantar ini berlanjut sampe gue duduk di bangku SMA, cuman
gue memberanikan diri buat ngomong ama Bokap kalo gue bisa pergi ke sekolah sendiri. dan
alhasil setelah ngomong gitu ke Bokap, Bokap hampir gagal ginjal saking takut gue kenapakenapa di jalan. Akhirnya selepas banyak pertimbangan dari Nyokap dan Bokap, gue pun
diijinkan pergi ke sekolah sendiri.
Waktu SMP dulu, setiap gue mau berangkat dari rumah ke sekolah, pasti Nyokap selalu
berlari dari dapur ngikutin gue ke halaman depan kayak pelari marathon 100 meter dari
Zimbabwe cuman buat memberikan bekal makan siang gue. Dan yang lebih parahnya lagi, bekal
makan siang gue ditaruh di dalam kotak makanan yang bergambar Dora the Explorer dengan
motif bunga-bunga merah muda. Waktu itu ingin rasanya gue bertanya kepada Nyokap,ma apa
nggak ada kotak bekal yang lebih jijik dari pada ini? kalau ada, berikan aja ma. Biarkan anakmu
ini pergi ke sekolah dengan kekejian.
Coba kalian pikir, Ketika teman-teman gue yang lain pada makan di kantin sekolah, gue
malah makan bekal buatan Nyokap yang ditaruh di dalam kotak makanan bergambar Dora the
Explorer. Saat itu gue takut. Gue takut kalau gue makan ini bekal, ada kemungkinan gue akan
berubah menjadi Dora di dalam kelas sambil ngomong Swiper jangan mencuri, Swiper jangan
mencuri. Dan jika hal ini sampai terjadi, maka sudah dipastikan gue akan menghabiskan masa
SMP gue dengan status anak terhina.
Selain merasa terhina dengan kotak bekal makan bergambar Dora the explorer dengan motif
bunga-bunga, gue juga merasa terhina dengan celana dalam yang gue kenakan setiap pergi ke
sekolah. Sungguh hina celana dalam yang gue kenakan.
Ketika teman SMP gue yang lain udah pake celana dalam yang tidak bergambar untuk pergi
ke sekolah, gue masih aja diharuskan untuk memakai celana dalam bergambar Donal bebek,
berwarna lagi.
Tapi karena gue adalah anak yang pandai, biasanya pas sampe sekolah, gue langsung masuk
kamar mandi dan ngebalik celana dalam gue supaya gambar Donal Bebek nggak terlihat. Setelah
menyembunyikan celana dalam bergambar Donal bebek, gue pun berjalan masuk ke dalam kelas
dengan wajah tanpa dosa.
Gue juga ingat kenangan ketika gue masuk SMA. Kebetulan Nyokap adalah guru di SMA
gue. Dan karena gue nggak ingin merasa terhina lagi, gue sempat berpikir untuk pura-pura gila
aja, supaya gue nggak lanjut masuk SMA dan terbebas dari Nyokap. Tapi hal itu keburu

digagalkan oleh anjing tetangga sebelah yang tiba-tiba gila (rabies) dan dibunuh sama warga.
Gue takut jika gue pura-pura gila, maka nasib gue bakalan sama dengan anjing milik tetangga
sebelah.
Akhirnya dengan berat hati, gue pun masuk bangku SMA. Dan selama tiga tahun gue harus
rela menanggung malu akibat kasih sayang yang berlebihan dari Nyokap.
Bayangin aja, waktu gue kelas satu, Nyokap yang ajarin, waktu gue kelas dua, Nyokap juga
yang ngajarin, dan ketika gue kelas tiga, Nyokap gue juga ngikutin gue pindah di kelas tiga dan
ngajarin gue. Kalian pasti bisa bayangkan bagaimana rasanya ketika kalian jadi muridnya dan
Nyokap kalian yang jadi gurunya. Ini sangat aneh bagi gue.
Setelah gue selesai mengalami tiga tahun yang berat, gue pun lulus SMA dan masuk ke
perguruan tinggi swasta UKIM di Ambon (Maluku). Pada tahap ini ada perasaan senang dalam
diri gue. Gue senang karena gue merasa terbebas dari belenggu kasih sayangnya Nyokap ama
Bokap. Terutama ama belenggu kasih sayang Nyokap di sekolah.
Ketika gue diterima untuk menjadi mahasiswa di UKIM, gue tinggal bersama dengan om
dan tante gue di kota Ambon, dan Nyokap Bokap tetap menetap di kota Masohi untuk
menjalankan tugas mereka. Akhirnya gue merasakan kebebasan pertama dalam hidup gue,
meskipun untuk mendapatkan kebebasan ini harus dibayar dengan banjir bandang selama tiga
hari di kota Ambon akibat air mata Nyokap yang terus mengalir menangisi gue yang harus
berpisah dengan Nyokap Bokap.
Selang beberapa waktu tinggal bersama om dan tante gue, gue pun memutuskan untuk kost
dan mencoba hidup mandiri. Dan setelah diputuskan dalam rapat bersama antara Nyokap Bokap
dan om dan juga tante gue, gue pun diijinkan untuk kost dan hidup mandiri.
Gue pun merasa senang dengan keputusan ini. Dengan cepat gue, Bokap dan Nyokap
mencari kamar kost yang tepat dan membersihkan kamar kost serta mengisi kamar kost gue
dengan peralatan dan juga kebutuhun mahasiswa pada umumnya.
Setelah semua pengurusan kamar kost selesai, Nyokap Bokap kembali ke kota Masohi dan
gue pun resmi hidup mandiri di kosan gue. Namun entah kenapa, atau karena udah biasa
dimanjakan oleh Nyokap, Bokap, dan juga dimanjakan om ama tante gue, malam pertama gue
tidur di kosan gue, gue nggak bisa tidur sama sekali. Entah apa yang terjadi dengan diri gue saat
itu.

Tak lama kemudian suara weker membukakan mata gue, dan gue baru sadar kalo gue nggak
tidur semalaman. Sambil mengusap-usap mata, gue bangun dari tempat tidur dan dengan mata
yang merem gue teriak Mama, makan Ma lapar. Pa nyiapin air panas dong buat gue mandi.
Namun nggak ada jawaban balasan yang gue dengar saat itu.
Dan tak lama setelah nyawa gue semuanya udah pada ngumpul karena lapar, gue baru ingat
dan sadar kalo gue udah jauh terpisah dari Nyokap dan Bokap, bahkan juga dari om dan tante
gue. Air mata pun perlahan menetes dari mata turun ke pipi gue. Catatan: jujur, saat itu gue
ngerasa hampa tampa kasih sayang Nyokap dan Bokap.
Tiba-tiba, hp gue bunyi. Ternyata yang nelfon adalah Nyokap. dengan rasa bahagia, gue
mengambil hp gue dengan cepat dan ngejawab panggilan dari Nyokap.
Dan ketika gue ngomong, halo Ma? Nyokap pun menangis sambil ngomong kamu nggak
kenapa-kenapa kan Theo? Kamu sehat aja kan? Jangan lupa sarapan pagi baru ke kampus.
Tak lama Bokap pun mengambil hp dari tangan Nyokap dan ngomong ke gue Theo jangan
lupa mandi air panas sebelum pergi ke kampus. Dan jangan lupa sisir ketek kamu biar rapi.
Sekalian rapiin tuh bulu hidung, biar rapi, tegas Bokap kembali.
Ketika mendengar Bokap ngomong sejijik itu, air mata gue pun ngalir semakin deras dari
mata gue. Bahkan saking derasnya gue takut air mata gue bisa membanjiri kosan gue.
Setelah berusaha menenangkan diri gue dari kesedihan, dan juga berusaha mengerem air
mata gue yang keluar, gue pun ngomong ke Bokap Pa kangen Pa, Ma kangen Ma. Kurang
lebih selama dua menit lebih gue terus ngomong sperti itu dan diikuti dengan air mata dan juga
tarikan ingus. Akhirnya hari pertama gue kost, gue habisin dengan nangis bareng Nyokap dan
Bokap lewat hp gue.
Keesokan harinya setelah nangis bareng ama Nyokap dan Bokap, pagi-pagi benar terdengar
bunyi ketukan pintu di kamar kos gue. Gue pun menghampiri pintu kamar dan membukanya
secara perlahan.
Ternyata yang mengetok pintu adalah Nyokap dan Bokap. Gue pun bahagia karena Nyokap
dan Bokap datang ngikutin gue ke kosan gue saat itu.
Tak tunggu lama, kami pun saling berpelukan dan air mata kami pun berlinang membanjiri
kosan gue. Untung aja nggak terjadi banjir bandang pada saat itu. Jika terjadi banjir bandang
maka udah bisa dipastikan kalo gue bakalan pindah ke kosan yang lain besok hari.

Bahkan saat itu kami seperti sebuah keluarga yang udah lama berpisah dan baru berjumpa
kembali. Akan tetapi faktanya, baru dua hari yang lalu kami berpisah. Entahlah mungkin kisah
kami bisa dijadikan sebuah film dengan judul keluarga yang terpisah selama dua hari, atau
apalah.
Sehabis pertemuan yang mengharukan dan hampir menimbulkan korban jiwa jika air mata
kami berubah menjadi banjir, Nyokap pun membuatkan sarapan buat kami di saat itu. Kami pun
memakan sarapan yang dibuatkan oleh Nyokap dengan rasa senang dan bahagia.
Dan setelah selesai sarapan bareng, gue pun segera mandi dan bersiap-siap untuk pergi ke
kampus. Entah kenapa saat itu gue minta diantarin ama Nyokap dan Bokap ke kampus. Gue
nggak tau, mungkin aja insting anak Mami gue udah bekerja kembali.
Sesampainya di depan kampus, gue pun memeluk dan mencium Nyokap Bokap di dalam
mobil. Dan setelah meminta uang jajan tambahan, gue segera turun dari mobil dan berjalan
masuk ke dalam kampus gue.
Belum jauh gue berjalan, dari dalam mobil Nyokap gue teriak belajar yang semangat ya
sayang dan jangan ngompol di kelas, dan juga jangan lupa rapiin tu ketek kamu nak tambah
Bokap melengkapi pesan Nyokap. Saat itu entah mengapa gue nggak merasa malu kalau
perkataan Nyokap Bokap sampai didengar teman-teman yang lain. Padahal biasanya kalau
Nyokap Bokap ngomong seperti itu ke gue di tempat umum, maka untuk menyelamatkan harga
diri gue, gue akan pura-pura amnesia.
Gue pun nganguk-nganguk kepala dan mengiyakan apa yang diomongin ama Nyokap dan
Bokap. Bokap pun memacu gas mobil dan melaju meninggalkan gue yang tengah berjalan masuk
ke dalam kampus.
Akan tetapi, ternyata, tanpa gue sadari, ada teman gue yang ngeliat kejadian aneh barusan.
Dia pun berjalan mengikuti gue dan bertanya dengan raut wajah ingin tau itu Nyokap ama
Bokap lo? Spontan pun gue ngejawab iya itu Nyokap dan Bokap gue.
Teman gue pun tak kalah spontan dan segera membalas jawaban gue dengan mengatakan
ohhh, jadi lo anak Mami? Gue pun membalasnya dengan mengatakan iya, gue anak Mami
dan gue bangga jadi anak Mami sambil tersenyum.
Kemudian dengan suara yang setengah merdu, teman gue pun ngejawab iya, gue juga
bangga jadi anak Mami. Gue pun terdiam dan menatap teman gue dengan senyum.

Sial, ternyata teman gue juga adalah anak Mami sma seperti gue. Setelah itu kami berdua
pun tertawa bersama sambil berjalan memasuki ruang kuliah kami.
Dan meskipun sampe sekarang gue tetap dikatakan anak mami ama teman-teman gue, gue
nggak pernah merasa malu, apalagi berpura-pura amnesia. Bagi gue pribadi, julukan anak mami
yang melekat ke gue adalah anugerah terindah yang Tuhan berikan ke gue lewat orang tua gue.
Karena nggak semua anak mendapatkan kasih sayang yang begitu banyak dari orang tua mereka
sama seperti gue.
Dan ternyata kasih sayang dari orang tua sangat mempengaruhi perilaku anak. Jika anak
kurang mendapatkan kasih sayang, maka bisa aja anak itu mencari kasih sayang di jalan yang
lain dan membuat anak itu terjerumus ke hal-hal yang nggak diinginkan.
Jadi berbanggalah kalian jika kalian menjadi anak mami sama seperti gue. Dan bagi temanteman yang kurang mendapatkan kasih sayang dari orang tua kalian, bakar aja orang tua kalian.
Hehehe, bercanda doang.
Tapi jika kalian kurang mendapatkan kasih sayang dari orang tua kalian, kalian harus berani
untuk menyamperin orang tua kalian dan meminta kasih sayang yang menjadi hak kalian. Karena
kasih sayang orang tua begitu menghangatkan dan juga menguatkan kalian dalam menjalani
hidup kalian, meskipun terkadang kasih sayang itu direpresentasikan dengan hal-hal yang aneh.

Ketemu di Twitter
Putus cinta dalam sebuah hubungan emang sakit rasanya, bahkan efek yang ditimbulkan pun
berbeda-beda kepada penderitanya. Ada yang menangis ketika diputusin pacar, ada juga yang
senang diputusin pacar karena bisa dapat pacar baru, ada juga yang hanya bisa diem seribu
bahasa ketika di putusin pacar, ada yang tiba-tiba amnesia ketika diputusin pacar, bahkan ada
juga yang sering mendramatisir kisah putus cinta mereka sama seperti sebuah film telenovela
seperti teman gue Heislen.
Heislen memiliki kisah cinta yang sangat, amat dan teramat sangat kelam. Saking kelamnya,
dari SMP sampe perguruan tinggi, Heislen nggak pernah punya pacar yang pasti. Emang sih dia

punya gebetan, dan mungkin juga udah lanjut ke jenjang pacaran, tapi besoknya atau beberapa
hari kedepan pasti langsung jomblo lagi.
Sungguh malang nasib Heislen. Mungkin dia di takdirkan jomblo sampe kakek-kakek dan
mati penasaran akibat cinta nantinya, dan kelak dia akan jadi hantu jomblo penasaran yang selalu
gentayangan tiap malam cuman buat liat orang lain lagi pacaran sambil menurunkan air mata
dari matanya. Ehhh, tapi hantu kan tidak ada air mata? Hmm, kalau begitu air ingus saja deh.
Tapi emang sungguh kasihan nasib teman gue ini.
Ada satu kejadian dimana saat itu gue tiba-tiba ada di dalam drama telenovela, dan gue
memerankan tokoh seorang cowok baik hati, yang temannya sedang sekarat karena baru aja
dipusin pacar. Dan karena stress berat, temannya ingin mengakhiri hidupnya dengan meminum
susu beruang sebanyak-banyaknya serta berharap supaya tubuhnya mengalami overdosis dari
tindakannya itu.
Sore itu waktu menunjukan pukul lima tepat. Dari luar kosan gue terdengar suara seperti
rintihan mahkluk astral yang mungkin aja dia tau kalau hidupnya akan jomblo sampe tua kelak.
Karena merasa terganggu dan juga merasa iba dengan rintihan itu, gue pun berusaha untuk
mencari darimana asal suara rintihan itu. Dan setelah lama mencari, akhirnya gue nemuin dari
mana suara itu berasal.
Ternyata suara itu berasal dari depan pintu kamar kosan gue. Gue pun segera memberanikan
diri dan membuka pintu kamar untuk melihat apa yang terjadi. Saat itu jika aja terdapat makhluk
astral, maka gue akan langsung pingsan di depan pintu kosan gue karena takut.
Cglek, bunyi pintu terdengar dengan pelan, diikuti dengan langkah kaki gue yang hati-hati.
Gue pun mencoba melihat kiri dan kanan untuk menemukan makhluk astral itu.
Tetapi usaha gue untuk mencari makhluk astral itu gagal. Di sebelah kiri dan kanan gue, gue
nggak melihat adanya makhluk astral. Gue hanya melihat lorong kost yang sunyi sepi.
Tapi suara rintihan dari makhluk astral ini kembali terdengar semakin kuat. Bulukuduk gue
berdiri saking takut. Bahkan suara rintihan ini seperti terdengar tepat di bawah kaki gue.
Gue pun memberanikan diri untuk menengok ke bawah. Dan hasilnya, gue terkejut dengan
sesosok mayat tulang belulang yang tergeletak kaku dilantai depan pintu kamar gue, dengan
memakai baju oblong berwarna ungu serta mengenakan celana jeans pendek dan sepatu all stars
berwarna hitam.

Tetapi setelah beberapa saat gue memandangi mayat tulang belulang itu, semakin gue yakin
kalo mayat itu bukanlah makhluk astaral seperti dugaan gue sebelumnya. Dan gue sangat yakin
kalo sesosok mayat tulang belulang itu adalah Heislen. Catatan: Pada saat itu gue bingung,
kenapa Heislen memilih mengakhiri hidupnya di depan pintu kamar kosan gue? Apa karena
pintu kamar kosan gue juga menolak cintanya dia? Bingung.
Masih dengan pikiran yang dilanda kebingungan dengan situasi seperti ini, Heislen pun
secara tiba-tiba memegang kaki gue di sertai dengan rintihannya yang kuat. Gue pun menjerit
ketakutan membalas rintihan Heislen.
Saat itu gue sangat takut. Gue takut kalau Heislen udah berubah menjadi zombie dan akan
menginfeksi gue juga menjadi zombie. Makanya gue berteriak dengan suara yang hampir
merobohkan dinding kamar kost gue.
Namun entah kenapa Heislen yang ketika mendengar jeritan gue juga tiba-tiba kembali
menjerit lebih kencang dari pada jeritan gue. Dan karena saking paniknya, gue kembali menjerit
lagi, dan jeritan gue di balas juga ama Heislen dengan jeritan lainnya. Catatan: kira-kira hampir
lima menit kami berdua terus saling menjerit sampe jeritan kami berdua di gagalkan karena
kerongkongan kami kering.
Sehabis pertarungan menjerit yang panjang dan menguras tenaga tanpa ada pemenang, gue
pun memapah Heislen masuk ke dalam kamar gue dan membaringkan dia di atas tempat tidur.
Saat itu, jika aja kami terus berteriak, mungkin kami akan dibakar oleh penghuni kamar kost
yang lain karena teriakan kami hampir merobohkan kamar kost mereka.
Lima menit berlalu sejak gue memapah Heislen masuk dan membaringkan dia di atas tempat
tidur, Heislen pun akhirnya sadar dengan mata yang bengkak dan ingus yang udah kering di
lubang hidungnya dia.
Saat itu ketika gue melihat wajahnya Heislen dengan mata yang bengkak dan ingus yang
udah kering di kedua lubang hidungnya, gue hampir aja pingsan seketika karena nggak kuat
menahan ketawa. Tapi karena gue adalah teman yang baik, maka gue katakan bro aksesoris
ingus keringnya bagus ya. Barang import ya?
Dengan penuh percaya diri, Heislen menjawab pertanyaan gue nggak bro, ini asli buatan
gue, tanpa rekayasa Gue pun menahan tawa dan menganguk kepala mengiyakan perkataan
Heislen, sambil berkata dalam hati gue udah tau bego, kalo itu ingus lo sendiri. Dasar jijik.

Ketika gue masih dilanda rasa lucu dan rasa jijik yang disebabkan oleh ingus kering milik
Heislen, tiba-tiba tanpa sepatah kata pun, Heislen pun bangun dari tempat tidur dan pergi
meninggalkan gue di dalam kamar kost. Saat itu nggak tau Heislen pergi ke mana. Mungkin aja
dia pergi melepas aksesoris importnya atau apalah gue nggak tau.
Tak lama kemudian, Heislen kembali ke dalam kamar dengan membawa sekantung plastik
susu bear brend dingin. Dan dengan tatapan tajam, dia pun duduk bersilah di atas karpet
berwarna merah di dalam kamar, sembari membuka penutup kaleng susu bear brend dan
meminumnya dengan cepat.
Ketika kaleng susu ketiga udah diminum habis sama Heislen, dia pun berteriak ke arah gue
yang sedang memperhatikan tingkah lakunya yang aneh, kalau dia mau bunuh diri dengan cara
meminum susu bear brend sebanyak-banyaknya. Saat itu suasana pun hening seketika. Coba
kalian mikir, mana ada orang yang ingin bunuh diri memakai cara sejijik ini? Bahkan dalam film
cartoon juga nggak ada hal sejijik seperti ini.
Jujur aja, dalam hati, ingin rasanya gue nonjok-nonjok mukanya Heislen sambil berteriak
udah gila ya lo? kalau meminum susu bear brend nggak bakalan mati bego, yang ada nantinya
badan kamu tambah gede begggoo. Tapi karena gue adalah teman yang baik, gue pun
menyemangati Heislen untuk terus meminum susu bear brend tersebut.
Tapi entah kenapa, atau karena gue adalah teman baik yang nggak ingin melihat Heislen
mengakhiri hidupnya dengan cara kekijian yang hina seperti itu, maka gue pun memutuskan
untuk membantu Hesilen melakukan seppuku. Gue pun pergi dan mengambil pisau dari dalam
tempat perkakas di dalam lemari dan memberikan pisau itu ke Heislen sambil ngomong bro ni
gue udah siapin pisau, kalau bunuh diri pakai pisau lebih naik daun dari pada bunuh diri dengan
cara meminum susu bear brend.
Ketika gue selesai ngomong gitu, entah kenapa, atau karena takut, Heislen pun tiba-tiba
sadar seketika dan segera menurunkan niatnya untuk melakukan seppuku. Padahal saat itu gue
sangat senang jika Heislen melakukan seppuku, karena gue akhirnya bisa melihat dari jarak
dekat bagaimana orang melakukan seppuku.
Dengan penuh kesadaran dan diikuti dengan tangisan yang sangat kasihan, Heislen mulai
menceritakan kronologi sebenarnya yang membuat dia sampai tak sadarkan diri di depan pintu
kamar kost gue. Bahkan sebelum menceritakan kisahnya, Heislen mematikan lampu kamar,
menutup gorden jendela dan menyalakan senter di hp miliknya untuk menyinari wajahnya

supaya menimbulkan kesan-kesan mistik. Dan dengan ekspresi wajahnya yang menegangkan
Heislen katakan:
Heislen: Theo, lo tau nggak gue kenapa?
Theo: Haa?
Heislen: Sekali lagi gue tanya. Lo tau nggak gue kenapa?
Theo: Ya mana gue tahu.
Heislen: Nggak apa-apa. Gue juga udah tau pasti lo nggak bakalan tau kalau gue kenapa.
Theo: Ya emang gue nggak tau.
Heislen: Gue udah tau itu.
Damnnn, celotos gue dalam hati. Saat itu ingin rasanya ada sebatang besi atau sebuah kayu
balok didalam kamar gue yang akan gue pakai untuk mukul mukanya Heislen atau buat menusuk
pantatnya dia. Dasar Heislen begoooo, teriak gue dalam hati.
Tanpa rasa bersalah akibat percakapan yang tak menentu arah dan tak dimengerti itu,
Heislen pun kembali melanjutkan percakapan kami dengan mengatakan kalau dia lagi putus
cinta. Saat ini tiba-tiba gue berdiam dengan begonya.
Sungguh aneh sikap Heislen. Coba kalian mikir untuk menceritakan kisah cinta aja, Heislen
udah menyiapkan tema horror, bahkan lampu aja dimatiin segala. Mungkin aja kisah cinta
Heislen begitu horror sehingga ketika menceritakan kisah cintanya sendiri, Heislen harus
menciptakan nuansa horror. Entahlah.
Setelah gue berdiam dengan begonya, gue pun berdiri dan pergi menyalakan lampu kamar
serta membuka gorden jendela. Tapi anehnya ketika gue membuka gorden jendela, dengan
anehnya Heislen berteriak tutup gordennya Theo, gue adalah vampir, gue nggak kebal ama
panas matahri.
Sial. Karena saking sedih kisah cintanya Heislen, membuat dia melupakan jati dirinya
sebagai manusia tulang belulang dan berevolusi menjadi vampir. Saat itu pengen rasanya gue
mengambil bawang putih dan melempar bawang putih ke arahnya supaya dia cepat mati.
Terlepas dari perkataan Heislen kalau dia adalah vampire, karena gue adalah teman yang
baik, gue pun kembali bertanya kepada Hesilen tentang kisah cintanya. Gue bertanya jadi pacar
lo mutusin lo? Kemudian dengan tatapan yang tajam Heislen katakan nggak, bukan pacar,
tetapi gebetan gue.
Damnn, begoooo teriak gue dalam hati. Mati aja lo begooo, tegas gue kembali dalam hati.

Jujur aja pada tahap ini, gue nggak ingin ada sebatang besi atau sebuah balok kayu di dalam
kamar buat mukulin mukanya atau buat nusuk pantatnya Heislen saat itu. Tapi yang gue minta
cuman, Tuhan tolong ambil teman gue ini, dia udah terlalu banyak menderita akibat cinta di
dunia ini.
Saking menderitanya dia, bahkan gebetannya aja yang belum ada status apa-apa ama dia aja,
dia udah dibuat sampe kayak mayat tulang belulang begini, apalagi kalau pacarnya yang mutusin
dia? Oh tidak. Sampai tahap ini gue nggak tau mau nulis apa untuk menggambarkan kondisinya
ketika dia diputusin ama pacarnya, karena setelah mayat tulang belulang, gue nggak tau harus
mikir apalagi.
Singkat cerita, ternyata setelah diberikan seribu harapan palsu ama gebetannya dia, dia di
tolak ama cewek gebetannya dia yang bernama upin (nama disamarkan). Dan parahnya lagi,
alasan cewek gebetannya dia nolak dia, karena cewek gebetannya dia naksir sama gue. Aneh
kan?
Hmm, kayaknya kisah ini dapat dijadikan film layar lebar dengan judul ditolak gebetan
karena teman sendiri atau gebetan gue naksir teman gue. Yah pokoknya seperti itulah judul film
yang kepikiran sama gue akibat keanehan kisah ini.
Tanpa sepatah kata pun, Heislen tiba-tiba menatap mata gue dengan penuh amarah, bahkan
mungkin aja saat itu ada niat unutk membakar gue hidup-hidup, entahlah. Dan Heislen pun
kembali berkata kepada gue:
Heislen: Puas lo hancurin hidup gue?
Theo: Maksud lo apa?
Heislen: Gue kira kita berdua teman.
Theo: Iya, kita berdua emang teman.
Heislen: Gue nggak nyangka lo nusuk gue dari belakang. Sakiiittt. Aahh sakit Theo.
Theo: What? Siapa yang nusuk woe? Dekat sama gebetan lo aja nggak pernah, bahkan gue juga
nggak tau gebetan lo itu asli atau gebetan imajinasi.
Heislen: Oh iya juga ya. Benar juga kata lo. Okelah kalau gitu lo gue maafin.
Damn, damn n damn. Saat ini temperature tubuh gue bisa buat ngecairin es di kutub utara
dan kutub selatan. Sial, gue nggak melakukan apa-apa, gue yang di omelin, bahkan gue nggak
melakukan kesalahan, gue di maafin. Tuhan tolong beri hamba-Mu ini kesabaran untuk
menghadapi mahkluk tulang belulang ini Tuhan.

Setelah selesai marah-marah nggak jelas, diapun meminta solusi dari gue untuk cara
mendapatkan gebetan baru. Gue pun mengusulkan untuk coba memakai BBM atau twitt, mudamudahan ada cewek yang bisa jadi gebetan di situ. Heislen pun mengangguk-ngangguk kepala
tanda setuju dengan usulan gue.
Tapi, tegas gue, sebaiknya kita pasang foto avatar lo biar kamu jadi lebih keren dikit dan
tidak terlihat seperti mahkluk bertulang, dan ingat lo harus masang status yang paling nggak, bisa
nunjukin kalau lo adalah cowo yang macho gitu di BBM milik kamu atau di twit milik kamu.
Heislen pun setuju juga dengan saran gue.
Tak terasa bulan udah datang menyapa di langit, waktu menunjukan udah pukul 19.00 WIB.
Heislen pun mengambil peralatan mandi dan mandi di kosan gue. Catatan: karena waktu kuliah
gue tinggal sendiri, jadi Heislen sering datang dan tinggal di kosan milik gue.
Tapi sebelum mandi, Heislen mengupdate status seperti ini:
Status updates of @HeislenMacho:
-

Sebelum mandi ngaca dulu. 5 minutes ago.


Jerawat udah pada banyak ni di muka gue, tidak beauty lagi nih gue. 6 minutes ago.
Wah bulu hidung gue udah pada panjang juga ni, tidak beauty lagi gue. 7 minutes ago.
Saatnya mandi dulu, biar bersih. 8 minutes ago.
Akhirnya selesai juga mandinya, dan gue beauty lagi. 18 minutes ago.
Tak lama kemudian muncul sms dari pacar gue yang isinya gini sayang, Heislen itu homo

ya? Bahkan ada salah satu teman gue yang dalam tanda kutip menyimpang meminta gue
untuk mencomblangin dia ama Heislen. Busyeetttt bingung gue.
Ketika gue selesai memberikan pencerahan kepada Heislen, diapun mulai mengubah
statusnya seperti:
Status of @HeislenMacho.
-

Mati satu tumbuh seribu, life must go on. 2 minutes ago.


Ada banyak cinta diluar sana, yang mesti kamu lakuin hanya sabar mencarinya. 5 minutes
ago.
Pokoknya seperti itulah kira-kira perubahannya setelah mendapat pencerahan dari gue.

alhasil, banyak cewek-cewek yang meretwitt dia. Ajaran gue pun berlangsung sukses.
Beberapa hari kemudian, Heislen pulang kuliah dengan wajah yang berseri-seri, entah
mungkin akibat efek panas atau akibat efek rumah kaca gue nggak tau. Pokoknya saat itu wajah
Heislen yang berseri-seri bisa menjadi sumber terang ketika mati lampu.

Dan dengan wajah yang terang, Heislen muncul di depan gue yang sedang asik maen play
station di kamar gue. Dia mukulin pundak gue, pluukk. Sambil berkata:
Heislen: Theo lo tau nggak gue kenapa?
Theo: Ya jelas lah gue nggak tau lo kenapa.
Heislen: Benaran lo tidak tahu gue kenapa?
Karena gue takut percakapan aneh akan terulang kembali dan akan membuat gue naik darah,
maka gue pun menjawab:
Theo: Ohh. Jadi lo udah tahu kalau lo itu sebenarnya adalah anak pungut?
Heislen: Sialllan lo. Gue ini anak kandung tau.
Theo: Terus kenapa
Heisle: Hari ini gue akan ketemuan ama gebetan baru gue.
Mantap, kata gue menyambung percakapan ini. Terus ketemu di mana? tanya gue
kembali. ketemu di taman kota balas Heislen. Terus gue ngomong lagi mana gue liat foto
gebetan lo. Heislen pun menunjukan foto gebetan barunya yang hanya memakai foto avatar
yang memang dari foto itu terlihat cantik. Terus gue bilangin hati-hati, awas penipuan foto
gebetan lo. Heislen hanya tersenyum kecil membalas kata-kata gue.
Sore itu sebelum pergi mengikuti gebetannya dia, gue hitung-hitung Heislen mandi mungkin
hampir sejam atau paling nggak satu setengah jam. Nggak tau kenapa mandinya bisa sampai
selama itu. Mungkin saja Heislen berniat puasa mandi satu bulan, sehingga mandinya lama
seperti itu, atau mungkin karena udah nggak mandi sebulan jadi badannya dia penuh dengan
tanah liat atau apalah gue juga nggak tau alasan yang pasti sehingga membuat dia mandi begitu
lama.
Setelah semuanya siap, diapun bergegas ke taman tempat mereka berjanji untuk bertemu
berdua. Tapi sebelum dia pergi, kira-kira dia udah habisin satu botol parfum yang baru aja gue
beli, ditambah dengan satu kotak pomade dan ditambah dengan satu kotak bedak bayi dan satu
kotak bedak anjing yang gue beli buat anjing tetangga kost gue. Dan mungkin aja bauh Heislen
pada saat itu bisa membunuh seisi kebun binatang, atau setengah populasi jiwa di kota Ambon.
entahlah
Jam menunjukan pukul 20.00 WIB. Ketika gue lagi asik menonton Naruto, eh tiba-tiba
kembali suara rintihan terdengar kembali dari depan pintu kamar kosan gue.

Bulu kuduk gue berdiri, bahkan gue sempat pingsan di lantai selama beberapa detik karena
saking takut dengan suara itu.
Setelah sadar dan dapat menggerakan kembali saraf-saraf di dalam tubuh gue, gue pun
memberanikan diri membuka pintu kamar kost gue sambil membawa bantal guling dari tempat
tidur untuk berjaga-jaga kalau terjadi hal yang berbahaya. Karena bisa aja suara itu adalah suara
alien yang datang untuk menginvasi bumi, atau apalah.
Dan ketika gue membukakan pintu, ternyata nggak ada alien yang ingin datang untuk
menginvasi bumi seperti ketakutan gue. Yang ada hanyalah Heislen yang kembali tergeletak
kaku di depan pintu kamar sambil sesekali mengeluarkan air liur dari mulutnya. Bahkan kondisi
Heislen saat ini sangat parah bila dibandingkan dengan kondisi sebelumnya.
Waktu itu yang pertama-tama kali gue pikirin ketika melihat Heislen yang tergeletak kaku
adalah mungkin Heislen keracunan makanan atau meminum minuman basi sehingga dia
tergeletak kaku dan mengeluarkan air liur. Atau apa ajalah yang berhubungan dengan diracuni
dan meracuni.
Kemudian gue memapah Heislen ke atas tempat tidur, dan membaringkan dia di tempat
tidur. Dan karena gue pikir dia keracunan, gue pun dengan cepat mengganti pakaian dan segera
mengantar Heislen ke rumah sakit.
Akan tetapi, ketika gue hendak memapah dia, tiba-tiba dia sadar. Pas dia sadar, dia pun
berdiri dari atas tempat tidur dan membisikan sesuatu ke telinga gue.
Namun sayangnya bisikan pertama yang dia coba sampaikan gagal, karena terlalu pelan jadi
gue nggak mendengar apa pun. Kemudian dia kembali berbisik di telinga gue dengan suara yang
pelan namun membawa makna yang besar.
Setelah dia selesai berbisik, kami berdua pun tertawa dengan begitu kencangnya sampaisampai rahang kami seakan-akan mau keluar dari mulut kami. Bahkan saking tertawa kami yang
begitu keras, paru-paru sama jantung gue hampir tertukar.
Ternyata gebetan Heislen adalah seorang banci, bisik Heislen. Hahahaaa. Itulah akibatnya
kalau mau segala sesuatu yang instan.
Dari sini kisah ini gue belajar sesuatu bahwa cinta itu kadang bisa membuat orang tak
berdaya, sama seperti Heislen teman gue. Dan cinta itu nggak bisa didapatin dengan cara yang
instan, melainkan cinta itu harus didapatin dengan berbagai proses yang panjang dan berbelibelit. Nggak sekedar memasang status di twitter dan ngajak ketemuan doang.

Nggak professional ya?


Ketika gue hendak mengirim naskah ke penerbit Gramedia untuk di terbitkan, tiba-tiba ada
bbm yang masuk ke hp gue. dan setelah gue buka bbm gue, ternyata yang mengirim bbm adalah
pacar gue, Ria.
Isi pesan di bbm membuat sehingga gue harus menunda mengirimkan naskah gue ke
penerbit Gramedia. Alasan gue harus menunda mengirimkan naskah gue karena Ria memaksa
gue untuk menuliskan satu kisah tentang kami berdua di buku gue.
Entah mengapa Ria meminta hal ini. Mungkin aja Ria sedang mengalami gangguan
menstruasi atau apalah gue nggak tau. Dan karena gue adalah pacar yang baik, jadi gue ngikutin
aja kemauan dari pacar gue ini.

Tetapi sebelum gue melanjutkan tulisan ini, ijinkan gue unutk memperkenalan pacar gue
dengan lebih terperinci. Pacar gue bernama lengkap Fransisca Rilia Tupamahu, tapi biasanya di
panggil Ria. Dia orangnya cantik, murah senyum dan baik hati. Pokoknya percaya aja deh kalau
dia orangnya kaya gitu.
Awal kisah pertemuan kami sedikit bernuansa horror. Kami berdua bertemu di kontrakan
milik kakak sepupu gue, namanya Uci, tepat tahun 2013 lalu.
Waktu itu gue lagi berkunjung ke kontrakan kakak Uci yang tanpa gue ketahui adalah teman
sekelas Ria di fakultas kedokteran Unpati Ambon Maluku.
Ketika gue sampe di kontrakan kakak gue, gue pun segera menyapa kakak gue yang tengah
mengerjakan tugas kuliahnya di ruang nonton dengan tegang di laptop miliknya. Dan waktu itu,
tanpa gue sadar, ternyata Ria juga sementara berkunjung ke kontrakan kakak gue.
Lima menit berlalu sejak kedatangan gue, gue dan kakak Uci pun bercerita tentang
perkuliahan kami berdua. Dan ketika kami berdua sedang asik-asik bercerita, dengan muka yang
tertunduk, dan dengan memakai jaket hitam yang panjang Ria berjalan keluar dari dalam kamar
kakak sepupu gue dan tanpa mengucapkan sepatah kata pun langsung berjalan menuju kamar
mandi. Spontan gue kaget dan gue berteriak awas kak ada hantuuuu.
Karena saking besarnya teriakan gue, kakak Uci pun langsung rebah ke tanah dan tak
sadarkan diri, kemudian di susul ama Ria dan gue tentunya. Kami bertiga pun menghabiskan dua
menit dengan tergeletak kaku di dasar lantai.
Tapi entah mengapa pada saat itu gue sangat menikmati kekakuan gue di dasar lantai.
Bahkan gue ingin supaya kami bertiga kakunya lebih lama supaya gue bisa terus memandangi
wajahnya Ria.
Setelah otot-otot kami kembali berfungsi dengan baik, kakak Uci pun memperkenalkan Ria
kepada gue yang saat itu masih tetap terbaring kaku di lantai, bukan akibat kerasnya teriakan gue
tetapi karena cantiknya teman kakak sepupu gue ini. Saat itu, jika aja gue terus menatap Ria,
maka ada kemungkinan kalau gue akan langsung masuk rumah sakit, akibat adanya taman bunga
yang tumbuh di hati gue dengan tiba-tiba.
Ketika kakak sepupu gue memperkenalkan Ria, entah kenapa seluruh tubuh gue menjadi
aneh. Keanehan pertama dimulai dari ketek gue.

Tiba-tiba aja ketek gue mengalami keram yang sangat hebat, sehingga membuat gue susah
untuk menjabat tangan Ria. Bahkan Bahasa gue juga berubah menjadi Bahasa kera ketika
memperkenalkan nama gue ke Ria. Entahlah apa yang terjadi.
Selepas mengalami perkenalan yang begitu aneh dalam kehidupan gue, kami bertiga pun
bercakap-cakap. Dan yang tidak menariknya ketika dua perempuan berkumpul bersama, maka
topik percakapan yang terjadi ialah gossip.
Dan selama dua jam lebih, gue dipaksakan untuk mendengar gosip dari kakak sepupu gue
dan juga Ria. Perasan gue saat itu ibarat gue dipaksakan untuk berak di jalan umum. Sakit.
Coba kalian pikir, laki-laki mana yang nggak tersakiti kalau harus mendengar gosip selama
dua jem lebih? Dipaksa malah untuk mendengar gosip tersebut dan bukan keinginan diri sendiri
untuk mendengar gosip.
Saat itu pengen gue teriak ke mereka berdua gue nggak peduli. Bodoh amat. Tapi apa
daya, karena gue kalah jumlah, gue pun terpaksa mengikuti pembicaraan mereka.
Hari pun semakin malam, karena takut kisah Cinderalla akan terulang kembali, maka gue
pun memberanikan diri dan meminta no hpnya Ria, dengan alasan supaya gue bisa ngecek
keadaan kakak sepupu gue dari dia. Dan tanpa curiga Ria pun memberikan nomor hpnya dia ke
gue.
Setelah gue pikir-pikir, mungkin ini adalah alasan terbodoh dan juga alasan terjijik yang gue
pakai buat meminta no hpnya Ria. Karena jujur aja, gue sangat gugup waktu itu, dan cuman
alasan ini aja yang terlintas di dalam benak gue pada saat itu.
Singkat cerita, setelah no hpnya Ria udah gue dapat, gue nggak pernah nanyain keadaan
kakak sepupu gue seperti alasan yang gue berikan kepada Ria untuk meminta no hpnya. Malah
yang gue nanyain berubah menjadi lo lagi apa? Udah makan belum? Udah berak belom? Udah
sikat gigi belum? Dan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang berhubungan dengan mahkluk astral
dan alien.
Waktu kian berlalu, gue dan Ria udah semakin dekat. Dan karena kedekatan ini, akhirnya,
gue memutuskan untuk nembak dia menjadi pacar gue.
Gue masih ingat dengan jelas kapan dan bagaimana cara gue nembak dia. Meskipun gue
cemen dan hanya berani menembak dia lewat hp.
Gue nembak Ria pada hari minggu. Waktu itu gue mengajak kakak Uci untuk pergi bersama
dan memakan kelapa muda di salah satu rumah teman gue.

Sesampainya di rumah teman gue, kami pun dengan segera memakan kelapa muda yang
telah disiapkan oleh teman gue dengan lahap. Dan entah kenapa, ketika gue meminum air kelapa
muda, gue teringat kepada Ria dan giginya yang besar.
Gue pun meraih hp dari dalam saku celana gue dan memberanikan untuk mengajak Ria
bertemu dan makan bareng sebelum gue nembak dia untuk menjadi pacar gue. Namun
sayangnya Ria nggak bisa, karena dia lagi sibuk mencuci pakaiannya yang udah dua minggu
belum dia cuci.
Akhirnya gue nembak dia lewat sms. Cara gue nembak dia gini:
Theo: Ria, boleh nggak gue nanyain sesuatu ke lo?
Ria: Boleh kok, emangnya lo mau nanya apa?
Theo: Kenapa gigi lo pada kebesaran semua?
Ria: Mungkin turunan.
Theo: Iya, gue pikir juga gitu.
Damn. Saking paniknya, gue malah menanyakan hal yang aneh seperti itu. Untung aja saat
itu Ria nggak datang dan membakar gue hidup-hidup akibat pertanyaan gue yang aneh itu.
Setelah menenangkan pikiran dengan memikirkan enaknya nasi padang, gue pun kembali
memberanikan diri untuk mentexting Ria. Tapi anehnya, ketika pikiran gue udah tenang, eh
malah perut gue tiba-tiba lapar akibat mikirin nasi padang.
Siaaal. Kok untuk nembak Ria menjadi pacar gue aja, gue mesti melewati rintangan yang
begini bayak, tegas gue dalam hati.
Setelah bejanji kepada perut gue kalau gue akan makan nasi padang ketika pulang nanti, gue
pun kembali mentexting Ria. kira-kira gini cara gue mentexting Ria:
Theo: Ria, boleh nggak gue nanya satu pertanyaan lagi?
Ria: Iya boleh. Apa?
Theo: Lo mau nggak jadi pacar gue?
Ria: Hmm. Beriin gue waktu satu minggu ya buat ngejawabnya.
Kebiasaan para cewek adalah ketika kita nembak mereka, pasti mereka nggak bakalan
langsung ngejawab pertanyaan kita. Jadi kalau cowok nembak cewek, jawabannya pasti gini
beriin gue waktu buat ngejawab ya, atau gue pikir-pikir dulu ya, atau gue nggak tau harus jawab
apa, berikan gue kesempatan untuk berpkir ya atau gue berak dulu yah Dan alasan-alasan lain
sebagainya.

Gila. Mereka kira kita para laki ini sama kayak petugas simpan pinjam yang nungguin uang
nggak jelas gitu? Kita ini laki woe, dan kita butuh jawaban yang pasti dengan cepat. Tapi tenang
aja untuk para cowok-cowok, karena gue punya senjata yang ampuh buat ngelawan perempuanperempuan menjijikan seperti ini.
Untuk melawan perempuan-perempuan ini, kita harus memberikan tiga pilihan yang akan
menguntungkan kemenangan kita. Pilihan-pilihan itu seperti: pilihan pertama jawab aja iya,
pilihan kedua jawab aja mau dan pilihan ketiga jawab aja oke gue bersedia dengan segenap hati.
Kelar.
Theo: Ya udah, kalo gitu untuk membantu lo ngejawab pertanyaan, gue akan berikan lo tiga
pilihan, tapi janji, lo harus milih salah satu dari tiga pilihan ini.
Ria: Iya gue janji akan pilih satu dari tiga pilihan itu. Emang apa sih pilihan-pilihannya?
Theo: Pilihan pertama jawab aja iya, pilihan kedua jawab aja mau dan pilihan ketiga jawab
aja oke gue bersedia dengan segenap hati ;)
Ria: Gue milih pilihan pertama.
Theo: Iya sayang :*
Ria: :)
Kurang lebih kayak gitu cerita gue waktu gue nembak Ria buat jadi pacar gue. keren kan?
Meskipun ada aneh-anehnya sedikit.
Gue juga ingat akan kencan pertama gue dengan Ria. Malam itu karena kita berdua
jadwalnya lagi kosong dan pakainnya Ria udah dia cuci, jadi gue mutusin untuk mengajak Ria
keluar dan dinner bareng. Dan saat itu karena cuacanya cerah, gue mutusin untuk pergi
menjemput Ria pake motor.
Pas gue nyampe di rumah yang gue yakin adalah rumah Ria, gue ketokin pintu rumahnya,
toktok tok, toktok tok. Terus dari dalam rumah keluar seorang ibu-ibu yang gue yakin adalah
Nyokapnya Ria.
Dengan dengan ekspresi wajah yang seakan-akan bersih tanpa dosa, gue berjalan ke arah ibu
yang gue yakin adalah Nyokapnya Ria. Dan ketika berhadapan dengan ibu tersebut, tiba-tiba ibu
tersebut berkata maaf kami tidak memberikan sumbangan dalam bentuk apapun dan ibu
tersebut langsung menutup pintu rumahnya dari gue, Gubraakkkk.
What? Suasana pun berubah menjadi bingung dan hening seketika. Apa sejelek itukah muka
ini sampe gue dikirain sebagai tukang minta-minta sumbangan? Minta bu, minta bu. Siaalll.

Masih dalam perasaan bingung, karena muka gue disamain ama muka tukang minta-minta
sumbangan, hp gue pun bunyi. Ternyata Ria yang nelpon, dan katanya gue salah masuk rumah.
Yang gue masuk ini rumah tetangganya Ria, rumahnya Ria berhadapan dengan rumah
tetangganya ini.
Sial, siaalll. Saking paniknya gue, baru kencan pertama aja efeknya udah salah masuk
rumah, apalagi malam pertama? Kalian pasti taulah apa yang akan terjadi.
Gue pun pergi menyamperin Ria dan setelah meminta izin, kami berdua pun pergi dengan
motor berkeliling kota mencari tempat makan yang strategis untuk kencan pertama kita. Namun
entah kenapa malam itu semua rumah makan pada penuh sesak. Mungkin aja pada malam itu
makanannya lagi di diskon dengan harga yang murah meriah, atau mungkin jika makan satu
porsi akan diberikan gratis satu porsi lainnya, jadi semua rumah makan pada penuh, atau janganjangan besok udah kiamat jadi orang-orang mutusin buat makan sepuas-puasnya dan mati di
rumah makan kesayangan mereka. Entahlah gue nggak tau.
Karena ngeliat gue udah lemas kelaparan, Ria pun mengusulkan buat makan ketoprak aja.
Gue pun mengangguk kepala tanda setuju.
Akhirnya setelah pencarian yang begitu lama, kita pun nemuin mas yang jualan ketoprak.
Gue langsung markir motor dengan cepatnya karena lapar yang begitu dahsyat dan kami berdua
pergi nyamperin mas-mas penjual ktoprak itu dan memesan dua ketoprak untuk dimakan.
Ketika kami lagi menunggu ketoprak kami, muncul seorang tante-tante yang datang
memesan ketoprak untuk bosnya dia. Suasana hening dan romantis yang berusaha diciptakan gue
sirna akibat kedatangan tante tersebut.
Ketika gue ngomong sayang, bulan malam ini bersinar terang ya? Belum lagi Ria
ngebalas, tante itu datang, terus ngomong ke mas yang jualan ketoprak dengan suara yang
nyaring (mungkin tante itu mikir kalo mas-mas ketoprak itu pada budek kali) mas, ketoprak
satu, buat yang biasa ya, yang sama dengan yang biasa bos gue makan.
Habis itu dia pun pergi. Belum lima langkah jauhnya, eh dia balik lagi terus dia tanyain ama
mas ketoprak tersebut mas kalau yang biasa bos gue makan itu gimana ya? Jawab mas
ketoprak gue nggak tahu mba. Tante itu pun tiba-tiba ngomong ke mas ketoprak itu kalau dia
nggak professional.

What? Coba kalian mikir, apa hubungannya professional dengan nggak tau pesanan biasa
bosnya dia? Kritikus makanan juga bukan dia. Udah gila ya tante itu? Mas, pura-pura mati aja
mas teriak gue dalam hati.
Merasa tidak puas hanya dengan bilang nggak professional ke mas tersebut, tante itu pun
ngomong gini ke mas yang jualan ketoprak mas pisahin sambalnya ya mas, mas pake telor
rebus ya, harganya di turunin dikit ya mas, mas cepatan ya, mas bisa buat ketoprak nggak sih
mas? Gue berpikir kalau saat itu gue yang menjual ketoprak, gue bakal nonjok wajah tante itu
dan menyuruh dia yang membuat ketoprak gantiin gue.
Setelah tante yang meresahkan itu pergi, gue mencoba untuk kembali menciptakan suasana
yang romantis buat Ria. Tapi belum lagi tercapai tujuan gue, tiba-tiba datang seorang Nenek
sambil memegang keranjang berisi kue, dan nenek tersebut meminta kami berdua untuk membeli
kue jualannya yang belum laku kejual.
Karena iba dengan nenek itu, gue pun mengeluarkan uang lima belas ribu perak dari saku
gue untuk diberikan ke Nenek tersebut, sambil ngomong ambil aja uangnya Nek, nggak apaapa. Nenek itu pun mengambil uang dari tangan gue, belum juga ngucapin terima kasih, Neneknenek itu ngomong ke gue nak bisa nambah sepuluh ribu nggak? Gue pun membalas boleh
Nek boleh. Gue kembali meraih sepuluh ribu perak dari dalam saku gue buat dikasiin ke Nenek
tersebut. Catatan: jujur uang gue waktu itu cuman ada dua puluh lima ribu perak doang buat
bayarin ongkos makan ketoprak.
Tak lama kemudian, Nenek itu pun mengambil beberapa potong kue dari dalam kotak
jualannya dan memberikan kue itu kepada kami sebagai ucapan terimah kasih. Kami pun
menerima kue pemberian nenek tersebut dengan senang hati.
Akan tetapi, mungkin akibat bau nasi goreng yang menembus hidung Nenek tersebut, Nenek
tersebut pun meminta dibelikan nasi goreng oleh kami berdua. Dan karena waktu itu gue udah
nggak punya uang sama sekali, maka Ria pun mengambil uang dua belas ribu perak dari dalam
sakunya buat diberikan ke Nenek tersebut untuk membeli nasi goreng.
Nenek tersebut kemudian mengambil uang dari tangan Ria dan ngomong kok cuman uang
nasi goreng aja yang di kasih, minta uang minumnya juga dong. Suasana pun hening seketika.
What? Jujur, sampai pada tahap ini rasa iba gue hilang ke Nenek tersebut. Gue juga sempat
mikir, jangan-jangan Nenek ini mau memeras kami berdua dengan cara yang polos dan
mengharukan.

Setelah Ria menambahkan uang dua ribu perak untuk membeli minum Nenek tersebut,
Nenek itu pun mengucapkan terima kasih kepada kami berdua dan dia katakan semoga Tuhan
memberkati kalian. Gue dan Ria pun mengangguk mengaminkan perkataan dari Nenek itu.
Setelah itu, mas ketoprak pun memberikan pesanan ketoprak kami berdua yang udah siap
dimakan. Untung aja Ria masih punya cukup uang untuk membayar harga ketoprak. Kurang
lebih itulah cerita kencan pertama kami berdua yang cukup aneh.
Dalam sebuah hubungan, diperlukan kenormalan hidup dari masing-masing pasangan
supaya hubungan itu dapat berjalan dengan baik dan harmoni. Namun sepertinya kata-kata ini
nggak bakalan berlaku bagi hubungan kami berdua.
Hubungan kami seratus persen lebih banyak dipenuhi dengan keanehan daripada dipenuhi
dengan kenormalan. Tentunya lebih aneh Ria dibandingkan gue.
Bahkan karena saking anehnya Ria, keanehannya membuat organ-organ dalam tubuh gue
kaku selama tiga menit. Bahkan kalau aja waktu itu organ dalam gue kaku melebihi tiga menit,
maka yang menulis buku ini adalah roh gue.
Sore itu di kosan gue, ditemani suasana yang tenang dan diiringi musik lagu Naruto, gue
sedang duduk berkutat dengan laptop sambil berusaha untuk merayu otak kecil gue yang hampir
overdosis karena lelah berpikir mengerjakan skripsi. dan tiba-tiba aja, entah dari mana Ria
datang, dan segera duduk di depan gue tanpa sepatah kata pun, dan dengan tatapan yang tajam.
Otomatis gue kaget dengan kedatangan Ria yang tiba-tiba dan juga dengan tingkah lakunya
yang aneh. Dan saat itu gue rebah ke lantai, dan menghabiskan tiga menit dengan tangan dan
kaki yang kaku akibat ulah pacar gue.
Ketika gue masih ada di dalam posisi tergeletak di lantai, tanpa dipengaruhi rasa bersalah
karena telah menggagetkan organ-organ tubuh gue, Ria mengatakan kalau hari ini di kampus,
mereka baru aja selesai belajar ilmu otak yang gue sebut dengan hipnotis. Sial, pada tahap ini
pikiran gue udah mulai aneh. Pasti gue bakalan dijadiin kelinci percobaan ama Ria.
Pikir gue ternyata benar. Tanpa panjang lebar, Ria meminta gue untuk menjadi kelinci
percobaannya. Sial, hidup gue memang selalu di jadiin kelinci percobaan.
Pertama-tama dia menyuruh gue untuk menutup mata, gue ngikutin aja. Habis itu dia nyuruh
gue konsentrasi, gue nurutin. Terus dia ngomong ke gue dengarkan sugesti saya, dengarkan
sugesti saya, setelah hitungan ke tiga anda nggak akan dapat membuka mata anda karena mata

anda sudah di beri perekat. Dan emang benar, setelah selesai hitungan ke tiga, gue nggak bisa
membuka mata. setelah itu dia pun mengembalikan keadaan gue kaya semula.
Karena berhasil pada percobaan pertama, dia pun akhirnya melanjutkan pada percobaan
kedua. Pada percobaan kedua ini, dia pun kembali menyuruh gue untuk menutup mata dan
berkonsentrasi. Tapi entah kenapa waktu itu gue nggak bisa berkonsentrasi sedikit pun.
Di samping gue yang sedang berusaha untuk berkonsentrasi, Ria berkata ke gue dengarkan
sugesti saya, dengarkan sugesti saya, setelah hitungan ke tiga anda akan segera tertidur, satu-dua,
tiga. Gue tunggu-tungguin, eh kok gue masih sadar, pas gue buka mata, eh ternyata saking
konsentrasinya, Ria malah mensugesti dirinya sendiri dan tertidur pulas di samping gue.
Hmm. Benaran aneh Ria. Tapi keanehan itulah yang membuat gue makin cinta ama dia.
Sambil tertawa kecil, gue pun membiarkan Ria tertidur pulas di samping gue.
Dari kisah ini gue belajar kalo membina suatu hubungan itu sangat sulit, apalagi kalo pacar
kalian lebih aneh dibandingkan kalian. Oleh sebab itu rawatlah hubungan kalian dengan baik
bersama pacar kalian. Dan ingat, hati-hati terhadap kasus penipuan yang melibatkan neneknenek dengan kerangjang kue miliknya.

Anda mungkin juga menyukai