Anda di halaman 1dari 1

Orang bilang cinta itu datang perlahan, tapi, menurutku cinta itu datang

tiba-tiba dan hilang perlahan. Ia datang dan melukiskan warna ceria dalam
hidupku, mengobati hati yang luka, menghapus gundah dengan tawa. Dea,
sebuah nama yang pernah membuatkumerasa dunia ini begitu indah. Enam
tahun kami lalui berdua entah sedih, senang, dan banyak hal konyol kami lalui
bersama. Kini, semua itu hilang. Hidup yang telah ku tata, hati yang telah
sembuh kembali terluka.Seluruh kebahagiaan itu menguap dan jatuh menjadi
hujan air mata.
Dea memutuskan hubungan kami tepat pada annive enam tahun. Candle
light dinner itu berakhir dengan derai air mataku. Ku tanyakan apa yang menjadi
alasannya untuk mengakhiri semua ini. Ia hanya berkata, Suatu saat kamu akan
mengerti, tak ada kata yang tepat untuk itu. lalu pergi meninggalkanku sendiri.
Sepi, hanya lilin-lilin yang mulai meredup dan isak tangisku.
Sejak malam itu aku membenci namaku sendiri. Nama itu berarti cinta
yang bergelora. Namun, apa yang terjadi dalam hidupku? cinta hilang begitu
saja, arti namaku tak sedikitpun menggambarkan kisah cintaku.Saat ini 2 tahun
telah berlalu, namun hati ini belum juga sembuh, ia masih menyimpan luka.
Rapuh, takut akan cinta yang baru membuatnya terasing dalam sunyi. Hingga
kiniaku masih berpikir, mengapa aku masih belum bisa melupakannya? apa itu
karena semua yang ia berikan? apa karena cinta itu memang begitu kuat? aku
tak tahu. Aku takut untuk membuka hatiku, entah mengapa. Apa karena aku tak
ingin kecewa?atau takut terluka? entahlah semua begitu memusingkan.

Anda mungkin juga menyukai