Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


IV.1 Hasil Percobaan
Tabel 4.1 Hasil Penyabunan Etil Asetat dengan Larutan NaOH 0,04 N
Waktu
Volume Titrasi( mL )
Volume Titrasi RataPengocokan
(detik)
20
30
40
50

Rata

V1

V2

V3

0,2
0,3
0,4
0,5

0,2
0,3
0,4
0,6

0,2
0,4
0,4
0,5

( mL )
0.2
0,33
0,4
0,53

Tabel IV.1.2 Perhitungan Pembuatan Grafik


T (detik)

V NaOH (ml)

a (N)

x (N)

20

0.2

0,06

30

0,33

0,099

a
(a-x)
0,06188
0,10425

40

0,4

0,12

0,12783

50

0,53

0,159

0,17316

ln

IV.3 Pembahasan
Saponifikasi merupakan proses hidrolisis basa terhadap lemak
dan

minyak,

dan

reaksi

saponifikasi

bukan

merupakan

reaksi

kesetimbangan. Hasil mula-mula dari penyabunan adalah karboksilat


karena campurannya bersifat basa. Setelah campuran diasamkan,
karboksilat berubah menjadi asam karboksilat.
CH3COOC2H5 + 2NaOH
NaOH sisa + 2 HCl

CH3COONa + C2H5OH + NaOH sisa


NaCl + H2O + HCl sisa

HCl sisa + NaOH titrasi

NaCl + H2O

(Nurhayati,2010).

Pada percobaan yang dilakukan untuk menghitung konstanta


kecepatan reaksi dan menentukan nilai orde reaksi dari penyabunan
II-1

IV - 2
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
ethyl asetat. Pada percobaan menghitung konstanta kecepatan reaksi,
langkah-langkah yang dilakukan adalah pertama-tama membuat
larutan NaOH dengan menghitung berat (gr) yang dibutuhkan untuk
membuat 0,04 N sebanyak 250 ml larutan NaOH. Kemudian membuat
larutan ethyl asetat dengan konsentrasi 0,04 N sebanyak 250 ml dan
membuat larutan HCl 0,04 N sebanyak 250 ml. Pertama masukkan
larutan ethyl asetat 0,04 N sebanyak 25 ml ke dalam erlenmeyer
kemudian campurkan dengan larutan NaOH 0,04 N sebanyak 25 ml ke
dalam erlenmeyer dan mengocoknya selama 20 detik. Setelah mengocok
selama 20 detik hentikan proses pengocokkan, kemudian masukkan
HCl 0,04 N sebanyak 25 ml dan mengocoknya kembali selama 5 detik.
Penambahan HCl digunakan untuk menghentikan reaksi yang terjadi
antara ethyl asetat dengan NaOH. Setelah pengocokan selesai, ambil 10
ml larutan tersebut ke dalam erlenmeyer yang lainnya kemudian
menambahkan indikator pp sebanyak 2 (dua) tetes. Penambahan
indicator pp digunakan karena campuran yang akan dititrasi bersifat
asam. Kemudian lakukan titrasi dengan NaOH 0,04 N sebagai penitran,
lakukan titrasi sebanyak dua kali dan hitung volume rata-rata titrasi.
Mengulangi kembali prosedur pengocokan hingga titrasi dengan
variabel waktu yaitu 30 detik, 40 detik, dan 50 detik.

Laboratorium Kimia Fisika


Program Studi D3 Teknik
Kimia
FTI-ITS

IV - 3
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
0.6
0.5
0.4

Volume NaOH titrasi (mL) 0.3


0.2
0.1
0
15

20

25

30

35

40

45

50

55

Waktu (sekon)

Grafik IV.1 Hubungan Lama Pengocokan Dengan volume NaOH hasil


titrasi
Dalam percobaan yang dilakukan, penentuan konstanta dan orde
kecepatan reaksi menggunakan metode reaksi penyabunan yaitu
antara CH3COOC2H5 dan NaOH. Dalam percobaan ini terjadi reaksi
dengan mekanisme sebagai berikut :
CH3COOC2H5(aq) + NaOH(aq) C2H5OH(aq) + CH3COONa(aq)
Reaksi senyawa tersebut dibantu dengan proses pengocokan yang
dilakukan selama t menit. Setelah t menit, penambahan HCl pada
campuran

larutan

CH3COOC2H5

dan

NaOH.

Penambahan

HCl

dilakukan untuk mempercepat reaksi atau disebut juga sebagai


katalisator, sehingga terjadi reaksi :
NaOH (aq) + HCl(aq) NaCl(s) + H2O(l)
Pada reaksi ini, NaOH bertindak sebagai reaktan pembatas
(limiting reaktan) sehingga berdasarkan reaksi ini konsentrasi etil asetat
yang bereaksi dapat ditentukan. Untuk menentukan jumlah HCl sisa
reaksi, maka dilakukan titrasi HCL oleh NaOH : HCl sisa (aq) +
NaOH(aq) NaCl(s)+ H2O(l)

Laboratorium Kimia Fisika


Program Studi D3 Teknik
Kimia
FTI-ITS

IV - 4
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
Sehingga jumlah mol etil asetat yang bereaksi dapat diketahui
dengan mengetahui jumlah mol NaOH yang diperlukan untuk titrasi.
Selanjutnya, konstanta reaksi dari reaksi penyabunan etil asetat ini
a
ax

didapatkan dari persamaan yang berasal dari grafik antara ln


terhadap t, yang diperoleh dari ln

ln a/(a-x)

0.2
0.18
0.16
0.14
0.12
0.1
0.08
0.06
0.04
0.02
0
15

a
ax

= a.k.t

f(x) = 0x - 0.01
R = 0.99

20

25

30

35

40

45

50

55

Waktu (sekon)

Grafik IV.2 Hubungan Lama Pengocokan Dengan Nilai ln

a
a-x

Dari grafik IV.2 dapat diketahui bahwa dari plot antara

ln

a
a-x

terhadap t didapatkan kurva dengan intercept -0.0083. Sehingga dari


grafik IV.2 didapatkan slope a.k dimana a merupakan konsentrasi
mula-mula sehingga konstanta reaksi dapat dicari dengan membagi
harga slope dengan a yang diketahui nilainya. Setelah kita memperoleh
persamaan garis y = 0.0036x - 0.0083, maka kita mensubsitusikannya

x
kedalam rumus ln x a = k.t sehingga diperoleh persamaan sebagai
berikut :
y = 0.0036x - 0.0083

Laboratorium Kimia Fisika


Program Studi D3 Teknik
Kimia
FTI-ITS

a
ln x a = k.t

IV - 5
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA

0.0036x - 0.0083 = k.t


Berdasarkan persamaan sehingga didapatkan k = 0.0036 M-1s-1.
Berdasarkan literatur disebutkan bahwa konstanta laju reaksi untuk
penyabunan etil asetat dengan NaOH berkisar 0.057 M-1s-1 (Glasstone,
1946 ).

Hasil percobaan yang didapatkan berbeda dengan literatur. Hal ini


disebabkan karena ketika proses penimbangan NaOH, timbangan yang
digunakan kurang valid, sehingga mempengaruhi konsentrasi larutan
NaOH yang dibuat. Selain itu, pada saat pengamatan perubahan
larutan menjadi merah muda (pink) sulit untuk memberi batasan
warna saat awal mulai terjadinya perubahan warna menjadi merah
muda (pink) yang sama pada setiap perbedaan lamanya waktu yang
diperoleh dalam proses pengocokan. Hal ini menyebabkan perbedaan
volume NaOH yang digunakan untuk mentitrasi larutan sehingga hal
itu dapat berpengaruh terhadap data yang didapatkan. (S. Dogra,
1990).

Laboratorium Kimia Fisika


Program Studi D3 Teknik
Kimia
FTI-ITS

Anda mungkin juga menyukai