Anda di halaman 1dari 9

PORTOFOLIO

DIARE AKUT

Disusun oleh :

dr. Puji Berlian Renata Siregar

Pendamping:

dr. Isma Ninda Ningsih


dr. Fitrika Rahmah Riasya

RSUD Dr. T. MANSYUR TANJUNG BALAI


INTERNSIP DOKTER INDONESIA
PERIODE 2016-2017

BERITA ACARA PRESENTASI PORTOFOLIO

Pada hari ini tanggal 16 Januari 2017 telah dipresentasikan oleh:


Nama Peserta

: dr. Puji Berlian Renata Siregar

Dengan Judul/Topik : Diare Akut


Nama Pendamping

: dr. Isma Ninda Ningsih


dr. Fitrika Rahmah Riasya

Lokasi Wahana
No.

: RSUD Dr. Tengku Mansyur Tanjung Balai


Nama Peserta Presentasi

Tanda Tangan

Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya.
Pendamping

(dr. Isma Ninda Ningsih)

(dr. Fitrika Rahmah Riasya)

PORTOFOLIO
Nama Peserta :
Nama Wahana :
Topik :
Tanggal (kasus) :
Nama Pasien :
Tanggal Presentasi :

dr. Puji Berlian Renata Siregar


RSUD Dr. Tengku Mansyur
Diare Akut
8 Desember 2016
Revan Andrean
No RM : 400136
16 Januari 2017
Nama Pendamping : dr. Isma Ninda Ningsih

dr. Fitrika Rahmah Riasya


Tempat Presentasi : RSUD Dr. Tengku Mansyur Tanjung Balai
Objektif Presentasi : Penatalaksanaan Diare akut

Keilmuan

Keterampilan
Penyegaran

Tinjauan

Diagnostik
Neonates

Deskripsi
Tujuan

Manajemen
Bayi

Masalah
Re

De

Pustaka

Istimewa

La

nak
maja
wasa
nsia
Laki-laki, usia 1 bulan, mencret dialami selama 2 hari
Mengetahui penegakan diagnosis yang tepat

Bu

mil

Bahan bahasan

Mengetahui penatalaksanaan kegawatdaruratan pada kasus diare akut

Tinjauan

Riset

Ka
Au

Cara membahas

Pustaka

Diskusi

Presentasi dan

sus

dit

Po

diskusi
mail
s
Data pasien
Bayi. A usia 1 bulan. BB: 3200gram.
No RM :
Nama klinik :
IGD RSUD Tengku Mansyur Telp :
Terdaftar sejak :
Data utama untuk bahan diskusi :
1. Diagnosis/ Gambaran Klinis: Diare Akut
Mencret dialami os selama 2 hari, dengan frekuensi > 5 kali/hari. Konsistensi air > ampas.
Lendir tidak dijumpai, darah tidak dijumpai. Muntah tidak ada. Os masih dapat menangis kuat
disertai air mata, kemauan untuk minum berkurang. Os sudah diberi makan bubur blender
sejak usia bulan. BAK tidak ada kelainan.
2. Riwayat Pengobatan: 3. Riwayat kesehatan/ Penyakit: Riwayat penyakit lain selain yang dikeluhkan disangkal
4. Riwayat keluarga/ masyarakat: Riwayat keluhan serupa pada anggota keluarga disangkal
5. Riwayat pekerjaan: 6. Kondisi lingkungan sosial dan fisik (rumah, lingkungan, pekerjaan)
Pasien tinggal di lingkungan pedesaan..

7. Lain-lain:
Daftar Pustaka :
1. Subagyo, Bambang dkk. 2012. Diare Akut, dalam Buku Ajar Gastroenterologi
Hepatologi, edisi I. Hal 87-118. Jakarta: UKK-Gastroenterologi-Hepatologi IDAI
2. Dit. Jen PPM, PLP Dep. Kes. RI.PMPD. Buku Ajar Diare. 1996
3. Tolia V. Acute infection diarrhea in children. Current treatment option in infections
diseases. 2002; 4: 183
4. Vanderhoof JA. Diarrhe. Dalam: Wyllie R, Hyams JS eds, Pediatric gastrointestinal
disease pathophysiology, diagnosis and management. WB Saunders Co. 1993: 187
5. Sunoto. Penyakit radang usus: infeksi. Dalam: Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anam. Balai
Penerbit FK UI. 1991; I:448
Hasil pembelajaran:
1. Definisi dan epidemiologi diare akut
2. Etiologi, cara penularan dan faktor resiko
3. Mekanisme diare
4. Manifestasi klinis diare
5. Penegakkan diagnosis diare
6. Penatalaksanaan diare akut
7. Komplikasi diare akut.
1. Subyektif
Mencret dialami os selama 2 hari, dengan frekuensi > 5 kali/hari. Konsistensi air > ampas.
Lendir tidak dijumpai, darah tidak dijumpai. Muntah tidak ada. Os masih dapat menangis
kuat disertai air mata, kemauan untuk minum berkurang. Os sudah diberi makan bubur
blender sejak usia bulan. BAK tidak ada kelainan.
2. Obyektif
Pemeriksaan fisik

Keadaan Umum : Sedang


Kesadaran : GCS E4V5M6
Vital sign
o Nafas
: 32 x/menit
o Suhu
: 36,8oC (per axiler)
o Nadi
: 124 x/menit, reguler
Mata
Konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-)
Hidung

Simetris, napas cuping hidung (-/-), secret (-/-), darah (-/-)


Mulut
Bibir kering (+), beslaq (-)
Thorax
Pulmo
Inspeksi : Simetris, pengembangan dada kanan = kiri, retraksi (-)
Palpasi
: SF kanan=kiri
Perkusi
: Sonor/sonor,
Auskultasi : Vesikuler, wheezing (-/-), ronkhi (-/-)
Cor
Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
Palpasi : Iktus kordis tidak kuat angkat
Perkusi
: Batas jantung kesan normal
Auskultasi : BJ I-II intensitas normal, irreguler, bising jantung (-)
Abdomen
Inspeksi
: simetris
Palpasi
: Soepel,Hepar dan lien tidak teraba,
Perkusi
: Timpani
Auskultasi : Bising usus (+) N
Ekstremitas
Superior: Akral dingin (-/-); Oedem (-/-)
Inferior: Akral dingin (-/-); Oedem (-/-)

3. Assessment
Diare akut adalah buang air besar pada bayi atau anak lebih dari 3 kali perhari, disertai
perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang berlangsung
kurang dari satu minggu. Diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara
berkembang termasuk di Indonesia dan merupakan salah satu penyebab kematian dan kesakitan
tertinggi pada anak, terutama usia di bawah 5 tahun.
Penyebab infeksi utama timbulnya diare umumnya adalah golongan virus, bakteri dan
parasit. Dua tipe dasar dari diare akut oleh karena infeksi adalah non inflammatory dan
inflammatory. Enteropatogen menimbulkan non inflammatory diare melalui produksi
enterotoksin oleh bakteri, destruksi sel permukaan villi oleh virus, perlekatan oleh parasit,
perlekatan dan/atau translokasi dari bakteri. Sebaliknya inflammatory diare biasanya disebabkan
oleh bakteri yang menginvasi usus secara langsung atau memproduksi sitotoksin. Cara penularan
diare pada umumnya melalui fekal oral yaitu melalui makanan atau minuman yang tercemar oleh
enteropatogen, atau kontak langsung dengan penderita atau barang barang yang telah tercemar
tinja penderita atau tidak langsung melalui alat. Faktor resiko yang dapat meningkatkan
penularan enteropatogen antara lain: tidak memberikan ASI secara penuh untuk 4 6 bulan
pertama kehidupan bayi, tidak memadainya penyiapan air bersih, pencemaran air oleh tinda,

kurangnya sarana kebersihan, kebersihan dan lingkungan pribadi yang buruk, penyiapan dan
penyimpanan makanan yang tidak higienis dan cara penyapihan yang tidak baik.
Secara umum diare disebabkan 2 hal yaitu gangguan pada proses absorbsi atau sekresi.
Diare akibat gangguan absorpsi yaitu volume cairan yang berada dikolon lebih besar daripada
kapasitas absorpsi. Disini diare dapat terjadi akibat kelainan di usus halus, mengakibatkan
absorpsi menurun atau sekresi yang bertambah. Apabila fungsi usus halus normal, diare dapat
terjadi akibat absorpsi di kolon menurun atau sekresi di kolon meningkat. Diare dapat juga
dikaitkan dengan gangguan motilitas, inflamasi dan imunologi.
Infeksi usus menimbulkan tanda dan gejala gastrointestinal serta gejala lainnya bila terjadi
komplikasi estra intestinal termasuk manifestasi neurologik. Gejala gastrointestinal bisa berupa
diare, kram dan muntah. Sedangkan manifestasi sistemik bervariasi tergantung penyebabnya.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan:
1. Anamnesis
Pada anamnesis perlu ditanyakan hal hal sebagai berikut: lama diare, frekuensi,
volume, konsistensi tinja, warna, bau, ada/tidak lendir dan darah. Bila disertai muntah:
volume dan frekuensinnya. Kencing: biasa , berkurang, jarang atau tidak kencing dalam
6 8 jam terakhir. Makanan dan minuman yang diberikan selama diare. Adakah panas
atau penyakit lain yang menyertai seperti batuk, pilek, otitis media, campak. Tindakan
yang telah dilakukan ibu selama anak diare.
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik perlu diperiksa: berat badan, suhu tubuh, frekuensi denyut jantung dan
pernafasan serta tekanan darah. Selanjutnya perlu dicari tanda tanda utama dehidrasi:
kesadaran, rasa haus dan turgor kulit abdomen dan tanda tanda tambahan lainnya: ubun
ubun besar cekung atau tidak mata : cowong atau tidak, ada atau tidak adanya air mata,
bibir, mukosa mulut dan lidah kering atau basah.,
Pernafasan yang cepat dan dalam indikasi adanya asidosis metabolik. Bising usus yang
lemah atau tidak ada bila terdapat hipokalemi. Pemeriksaan ekstremitas perlu karena
perfusi dan capillary refill dapat menentukan derajat dehidrasi yang terjadi.
Penentuan derajat dehidrasi menurut MMWR 2003
Simptom

Minimal atau tanpa


dehidrasi kehilangan
BB < 3%

Kesadaran

Baik

Denyut jantung

Normal

Dehidrasi RinganSedang, Kehilangan


BB 3%-9%
Normal, lelah,
gelisah, irritable
Normal meningkat

Dehidrasi Berat
Kehilangan BB >9%
Apathis, letargi, tidak
sadar
Takikardi,

Kualitas Nadi

Normal

Normal melemah

Pernapasan
Mata
Air mata
Mulut dan lidah
Cubitan kulit
Capillary refill

Normal
Normal
Ada
Basah
Segera kembali
Normal

Normal cepat
Sedikit cowong
Berkurang
Kering
Kembali <2 detik
Memanjang

Extremitas

Hangat

Dingin

Kencing
3. Laboratorium

Normal

Berkurang

bradikardia pada
kasus berat
Lemah, kecil, tidak
teraba
Dalam
Sangat cowong
Tidak ada
Sangat kering
Kembali >2detik
Memanjang, minimal
Dingin, mottled,
sianotik
Minimal

Pemeriksaan laboratorium lengkap pada diare akut pada umumnya tidak diperlukan.
Pemeriksaan laboratorium yang kadang kadang diperlukan pada diare akut:
Darah : darah lengkap, serum elektrolit, analisa gas darah, glukosa darah, kultus dan tes
kepekaan terhadap antibiotika.
Urine : urine lengkap, kultur dan test kepekaan terhadap antibiotika.
Tinja : pemeriksaan makroskopik dan pemeriksaan mikroskopik
Rehidrasi bukan satu satunya strategi dalam penatalaksaan diare. Memperbaiki kondisi
usus dan menghentikan diare juga menjadi cara untuk mengobati pasien. Untuk itu, Departemen
Kesehatan menetapkan lima pilar penatalaksanaan diare bagi semua kasus diare yang diderita
anak balita baik yang dirawat di rumah maupun sedang dirawat di rumah sakit, yaitu:
1. Rehidrasi dengan menggunakan oralit baru
Berikan segera bila anak diare, untuk mencegah dan mengatasi dehidrasi. Ketentuan
pemberian oralit formula baru:
a. Beri ibu 2 bungkus oralit formula baru
b. Larutkan 1 bungkus oralit formula baru dalam 1 liter air matang, untuk persediaan 24
jam
c. Berikan larutan oralit pada anak setiap kali buang air besar, dengan ketentuan
sebagai berikut:
-

Untuk anak berumur < 2 tahun : berikan 50-100 ml tiap kali BAB

Untuk anak 2 tahun atau lebih : berikan 100 200 ml tiap BAB

d. Jika dalam waktu 24 jam persediaan larutan oralit masih tersisa, maka sisa larutan
harus dibuang.
2. Zinc: diberikan selama 10 hari berturut turut

Zinc mengurangi lama dan beratnya diare. Zinc juga mengembalikan nafsu makan anak.
Pemberian zinc pada diare dapat meningkatkan absorpsi air dan elektrolit oleh usus
halus, meningkatkan jumlah brush border apical, dan meningkatkan respon imun yang
mempercepat pembersihan patogen dari usus.
Dosis zinc untuk anak anak:
-

Anak dibawah umur 6 bulan : 10 mg (1/2 tablet) per hari

Anak di atas umur 6 bulan : 20 mg (1 tablet) per hari

3. ASI dan makanan tetap diteruskan


Sesuai umur anak dengan menu yang sama pada waktu anak sehat untuk mencegah
kehilangan berat badan serta pengganti nutrisi yang hilang. Adanya perbaikan nafsu
makan menandakan fase kesembuhan.
4. Antibiotik selektif
Antibiotik jangan diberikan kecuali ada indikasi misalnya diare berdarah atau kolera.
5. Nasihat kepada orang tua
Kembali segera jika demam, tinja berdarah, berulang, makan dan minum sedikit, sangat
haus, diare makin sering, atau belum membaik dalam 3 hari.
Beberapa masalah mungkin terjadi selama pengobatan rehidrasi. Beberapa diantaranya
membutuhkan pengobatan khusus.
1. Hipernatremia
2. Hiponatremia
3. Hiperkalemia
4. Hipokalemia
4. Plan

Diagnosis : Diare akut

Pengobatan :
Farmakologi :
-

IVFD Ringer Laktat 12gtt/i

Zircum kid syr 1 x 2,5 cc

Paracetamol syr 3 x 2 cc

Diet ASI ad libitum

Pendidikan :
a. Menjelaskan kepada keluarga pasien tentang penyakit, tindakan yang akan
dilakukan, prognosa dan pengobatan
b. Edukasi diperlukan kepada orang tua untuk mengetahui tanda tanda dehidrasi
pada anak.

Konsultasi : Dijelaskan perlunya konsultasi dengan dokter spesialis anak untuk penanganan
selanjutnya serta untuk dilakukan pemeriksaan darah dan kultur darah jika diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai