BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Vitamin D
2.1.1 Definisi vitamin D
Vitamin D tergolong vitamin yang mudah larut dalam lemak dan merupakan
prahormon jenis sterol. Vitamin D merupakan kelompok senyawa sterol yang terdapat
di alam, terutama pada hewan, tetapi juga ditemukan pada tumbuhan dan ragi.
Vitamin D terdiri dari dua jenis, yaitu vitamin D2 (ergokalsiferol) dan vitamin D3
(kholekalsiferol). Ergokalsiferol biasanya terdapat dalam steroid tanaman, sedangkan
kholekalsiferol terdapat pada hewan. Kedua jenis vitamin D tersebut memiliki
struktur kimia berbeda, namun fungsinya identik. Prekursor vitamin D terdapat dalam
bentuk 7-dehidrokolesterol dan ergosterol. Keduanya membutuhkan radiasi sinar
ultraviolet untuk mengubahnya ke dalam bentuk provitamin D3 (kholekalsiferol) dan
D2 (ergokalsiferol). Kedua provitamin ini membutuhkan konversi menjadi bentuk
aktifmya
melalui
penambahan
dua
gugus
hidroksil
membentuk
1,25-
ini
akan
merangsang
ginjal
menghasilkan
lebih
banyak
1,25-
organ target, yaitu reseptor hormon paratiroid 1 di ginjal dan tulang. Hormon
paratiroid meningkatkan reabsorbsi kalsium dengan mempermudah pori kalsium di
tubulus distal ginjal terbuka. Hormon paratiroid meningkatkan degradasi tulang
dengan bekerja pada osteoblast melalui RANKL di tulang. Efek kalsitonin terhadap
kalsium bertentangan dengan efek hormon paratiroid. Kalsitonin menginhibisi
aktivitas osteoklast, mengurangi resorpsi tulang, dan meningkatkan ekskresi kalsium
melalui ginjal, jadi fungsi kalsitonin menurunkan kadar kalsium darah.2
Fungsi dari kalsitriol ini adalah meningkatkan kadar kalsium dan fosfat
plasma, dengan demikian mempertahankan agar mineralisasi tulang tetap terjamin
Kalsitriol akan berikatan dengan protein sebelum diedarkan ke organ tubuh lain
(Calcium binding protein (CaBP) atau kalbindin). Dalam sel tubuh, reseptor nuklear
yang spesifik akan mengurai ikatan tersebut dan melepaskan protein ke dalam darah,
sedangkan vitamin D akan tetap berada di dalam sel. Organ yang memiliki reseptor
nuklear spesifik di antaranya adalah tulang, kulit, otat lurik, kardiomiosit, sel
endotelial vaskular, monosit, dan limfosit T dan B yang aktif yang mana kalsitriol
menjalankan fungsinya dengan berikatan dengan vitamin D reseptor. Vitamin D
bekerja pada tiga alat. Pada usus, kalsitriol meningkatkan penyerapan kalsium dan
posfat dan dianggap sebagai fungsi pertama kalsitriol dalam metabolisme kalsium.
Kalsitriol akan berikatan dengan VDR di usus halus. Kompleks kalsitriol VDR
berikatan lagi dengan retinoic acid X receptor (RXR) di nukleus dan kompleks
kalsitriol-VDR-RXR ini kemudian berikatan dengan vitamin D responsive element
(VDRE) kalsium epitel.2 Namun, pada keadaan hipokalsemi berat, misalnya pada
pasca tiroidektomi yang mengakibatkan kelenjar paratiroid ikut terangkat, pemberian
kalsium oral tidak cukup untuk memperbaiki kadar kalsium tanpa penambahan
vitamin D.5
Pada tulang, vitamin D mempunyai reseptor pada sel osteoklas, oleh karena
itu vitamin D mempunyai efek langsung pada tulang yang kerjanya mirip dengan
hormon paratiroid yaitu mengaktifkan reabsorbsi kalsium dari tulang dengan jalan
mengaktifkan sel osteoklas.5 Vitamin D juga meningkatkan transkripsi osteoklas,
mempunyai pengaruh bidirectional pada kolagen tipe 1 dan transkripsi gen fosfatse
alkaline. Juga meningkatkan fusi precusor monosit pada osteoblast.2 Sebaliknya,
kalsitonin baru akan dilepaskan bila terjadi hiperkalsemi dan sekresi akan berhenti
bila kadar kalsium menurun atau hipoklasemi. Pemberian intravena kalsitonin akan
menyebabkan penurunan secara cepat kalsium plasma dan fosfat plasma melalui
pengaruh kalsitonin pada tulang dengan menghambat osteoklas. Osteoklas dibawah
pengaruh kalsitonin akan mengalami perubahan morfologi. Dalam beberapa menit
osteoklas akan menghentikan aktivitasnya kemudian mengkerut dan menarik ruffled
border dari permukaan tulang.5
Pada ginjal sendiri kalsitriol menurunkan reabsorpsi kalsium di tubuli ginjal. 5
Reseptor kalsitonin selain terdapat pada sel osteoklas juga terdapat pada sel tubulus
proksimal ginjal sehingga kalsitonin mempunyai peranan pada ginjal. Pada ginjal
kalsitonin akan meningkatkan ekskresi fosfat melalui hambatan absorbsi fosfat,
mempunyai efek natriuresis ringan sehingga ekskresi kalsium oleh ginjal dapat
meningkat namun hal ini tidak memberikan efek pada kalsium plasma.5
Penggunaan tabir surya akan menyerap UV-B dan UV-A, sehingga mencegah
dan menghambat UV-B masuk ke kulit. Penggunaan tabir surya dengan sun protector
factor (SPF) akan mengurangi kemampuan pembentukan vitamin D sebanyak 95%,
sedangkan SPF 15 dapat berkurang 98%. Orang dewasa yang menggunakan tabir
surya (2) mg/cm2, akan menyebabkan penurunan pembuatan vitamin D sebanyak
95%.7
Tabel 2. pemeriksaan laboratorium dan radiologis pada defisiensi vitamin D
Laboratorium
Penurunan ekskresi kalsium urin dalam 24 jam (tanpa penggunaan thiazide)
Peningkatan hormon paratiroid
Peningkatan total/ tulang alkaline fosfatase
Penurunan serum kalsium atau serum posfor
Radiology
Penurunan bone mineral density (osteopenia atau osteoporosis)
Nontraumatic fracture
Skeletal pseudofracture
Sumber: Sumber: Review of current knowledge and recommendations dikutip dari National
Journal of Medicine,2013
10
menilai resiko fraktur pada orang tua yang diberi vitamin D3 400 IU/hari
menunjukkan tidak adanya manfaat suplementasi vitamin D tersebut. 9 Penelitian lain
di Perancis sebanyak 3270 orang lansia yang diberi 120 mg/hari ion kalsium dan 800
IU/hari vitamin D3 selama 3 tahun menunjukkan pengurangan resiko fraktur pinggul
43% dan yang nonvertebral sebanyak 32%.7 Penelitian di 389 orang lansia perempuan
sehat selama 3 tahun yang membandingkan antara placebo dan 700 IU/ hari vitamin
D3 ditambah ion kalsium 500 mg/hari menunjukkan pada kelompok tersebut terdapat
13% fraktur nonvertebral dibandingkan 6% dikelompok perlakuan dengan p=0,02
dan odd ratio 0,46. Hasil Bone Mass Density (BMD) juga menunjukkan adanya
perbaikan dileher femur, tulang belakang, dan BMD seluruh tubuh selama 3 tahun
penelitian.8
Keganasan
Seseorang yang tinggal didaerah dengan pajanan sinar matahari rendah akan
mendapatkan resiko terkena berbagai macam keganasan dibandingkan dibandingkan
dengan orang yang tinggal didaerah dengan pajanan yang tinggi. 10 Penelitian kasus
oleh lin et al menunjukkan ada hubungan antara kadar vitamin D dan kanker
payudara pada perempuan pasca menopause. Hipotesis yang diajukan adalah apakah
kemampuan vitamin D yang mengatur antiproliferasi dan prodiferensiasi sel manusia
dapat mengekspresikan reseptor vitamin D.11 Data dari 980 orang perempuan
menunjukkan semakin tinggi aasupan vitamin D akan mengurangi sebanyak 50%
resiko kanker payudara bila dibandingkan dengan mereka yang berasupan rendah. 12
Keganasan yang paling sering dihubungkan dengan kerendahan kadar vitamin D
adalah kanker payudara, usus, dan prostat.13
Penelitian Women Health Initiative menunjukkan perempuan yang berkadar
25 (OH)D <12 ng/ml (30 nmol/L) berkemungkinan terkena penyakit kanker
kolorektal 25% setelah masa waktu delapan tahun. 13 Penelitian pada laki-laki yang
menderita kanker prostat menunjukkan bahwa penyakit mereka timbul antara 3-5
11
tahun lebih lambat daripada yang bekerja diluar rumah dibandingkan yang
berkegiatan didalam.14
Penyakit kardiovaskular
Pasien tekanan darah tinggi yang diberi pajanan sunar UV-B mengalami
penurunan tekanan darah dibandingkan dengan pasien yang sama yang dipajan
dengan sinar UV-A. penelitian yang dilakukan Holick et al menunjukkan individu
dengan hipovitaminosis D mengalami kejadian infark miokard lebih banyak
dibandingkan dengan yang berkadar vitamin D dalam darah yang normal. Hipotesis
yang diajukan mengenai kondisi tersebut adalah bahwa ada pengaruh vitamin D
dengan pengeluaran renin, kemampuan vitamin D untuk memperlambat proliferasi
sel otot polos vascular, menurunkan kadar kolesterol Low Density Lipoprotein
(kolesterol LDL) dan meningkatkan kadar kolesterol High Density Lipoprotein
(kolesterol HDL).7
Vitamin D berfungsi sebagai imunoregulator yang dimediasi oleh reseptor
vitamin D yang terdapat pada sel-sel imun. Dalam peranannya sebagai
imunomodulator, vitamin D menghambat maturasi
antigen-presenting cell,
angiogenesis, dan proliferasi sel-sel otot polos pembuluh darah. Selain itu, vitamin D
juga menurunkan aktifitas NF-jB, produksi IL-6, IL-12, INF-c, dan TNF-, yang
akhirnya menurunkan proses inflamasi. Sebagai proteksi terhadap aterosklerosis,
vitamin D berperan menekan ekspresi matrix metalloproteinase (MMPs). MMPs
merupakan enzim jaringan ikat yang disekresi oleh makrofag yang teraktivasi selama
proses inflamasi, berperan dalam remodeling dinding pembuluh darah serta
miokardium. Selain itu, MMPs juga akan merusak jaringan kolagen dalam lesi
aterosklerosis dan menyebabkan ruptur aterosklerosis yang kemudian akan menjadi
trombosis.15
Li, dkk. mengeksplorasi mekanisme hubungan vitamin D dengan RAAS pada
binatang. Hipotesisnya adalah vitamin D memiliki fungsi regulasi endokrin pada
biosintesis renin. Mereka menemukan peningkatan renin mRNA dan protein pada
12
13
kardiovaskular dengan kadar 25(OH)D <15 ng/dl dibandingkan dengan subjek yang
memiliki kadar 25(OH)D >15ng/dl.18
Penyakit diabetes mellitus tipe 1 dan 2
Keberadaan reseptor vitamin D di sel beta pankreas menimbulkan hipotesis
mengenai hubungan polimorfisme terhadap kerentanan genetic seseorang untuk
mengalami penyakit DM tipe 1 atau hipovitaminosis D sebagai faktor resiko
penyebab
terjadinya
peneyakit.
Penelitian
menegenai
hipotesis
ini
masih
diperdebatkan. Penelitian di florida pada 415 individu menunjukkan bahwa tidak ada
hubungan yang bermakna antara hipovitaminosis D dengan penyakit DM tipe 1.
Penelitian lainnya juga menunjukkan pada 1645 individu tidak memiliki hubungan
antara hipovitaminosis D terhadap kejadian diabetes mellitus tipe 1. Sedangkan pada
penelitian metaanalisis menunjukkan hubungan antara penyakit DM tipe 2 dengan
kadar vitamin D. Mekanisme yang mungkin mendasarai hal tersebut adalah vitamin
D merangsang sel beta secara langsung dan melalui peranya dalam kadar kalsium di
sel beta pancreas menyebabkan peningkatan sekresi insulin. Diduga vitamin D juga
meningkatkan ambilan glukosa di perifer dan meningkatkan kepekaan insulin, selain
itu defisiensi vitamin D juga diduga menyebabkan deplesi sel endothel progenitor dan
disfungsi endotel di pasien DM tipe 2.9 Penelitian Yiu et al pada 280 orang pasien
dengan DM tipe 2 didapatkan bahwa sebanya 34,3% pasien menderita defisiensi
vitamin D.
Penyakit autoimun
Vitamin D berperan sebagai imunomodulator alami. Penelitian menunjukkan
peran vitamin D dalam kejadian penyakit autoimun seperti diabetes mellitus, multiple
sclerosis, rematoid arthritis dan penyakit chrone. 10,18 Mekanisme yang mendasari
anatara lain 1,25 (OH)D merangsang imunitas alami dengan mengaktivasi makrofag
untuk menghasilkan cathelicidin yang berpeptida antimikroba. Vitamin D juga
menekan imunitas adaptif dengan menghambat maturasi sel dendrit, mengurangi
14
15
Male
Female
400 IU (10
mcg)
600 IU (15
mcg)
600 IU (15
mcg)
600 IU (15
Pregnancy
Lactation
600 IU (15
mcg)
600 IU (15
600 IU (15
mcg)
600 IU (15
16
51-70 y.o
>70 y.o
mcg)
600 IU (15
mcg)
800 IU (20
mcg)
mcg)
mcg)
Selain bisa didapat dari suplemen dan paparan matahari, kebutuhan vitamin D
biasanya berasal dari asupan makanan. Berikut beberapa makanan yang dapat
merupakan sumber dari vitamin D.23
Tabel 3.Beberapa sumber makanan yang mengandung vitamin D
Food
IU/servings
Cod liver oil, 1 tablespoon
1.360
Swordfish,cooked,3ounces
566
Salmon, cooked, 3 ounces
447
Tuna fish, 3 ounces
154
Orange juice fortified with vitamin D, 1 cup 137
Milk, 1 cup
115-124
Yogurt, 6 ounces
80
Margarine, 1 tablespoon
60
Sardines, 2 sardines
46
Liver, beef, 3 ounces
42
Egg, 1 egg
41
Ready to eat cereal (OAT)
40
Cheese, 1 ounce
6
Sumber: Institute of medicine dikutip dari medlineplus.gov