Anda di halaman 1dari 2

Etsa atau Etchant,

adalah proses dengan menggunakan larutan asam kuat untuk mengikis bagian permukaan
logam yang tak terlindungi untuk menciptakan desain pada logam. Sebagai metode dalam
seni grafis, Etsa merupakan teknik paling penting dalam sejarah karya seni grafis Barat (old
master prints) dan masih tetap banyak digunakan sampai sekarang.
Sebagai contoh seperti gambar dibawah ini, dalam pembuatannya menggunakan teknit Etsa
untuk menciptakan kedalaman pada bidang lekukan.
Seni Kerajinan Makrame
adalah seni kerajinan yang memanfaatkan tali dan benang untuk menciptakan aneka ragam
aksesoris dan produk. Seni ini juga maerupakan salah satu contoh seni rupa terapan.
Menyekrol
Adalah proses melubang/memotong motif menjadi tembus yang sering disebut ukir
krawangan. Proses ini tidak selalu dilakukan dalam proses mengukir, bergantung pada
keinginan dalam membentuk ukirannya. Apakah menginginkan ukiran krawangan atau
tidak.
Langkah mengukir :
1. NGGETAKI

: Proses memindahkan motif/garis ke benda kerja.

2. NDASARI

: proses mencongkel bagian dasar di luar motif agar lebih dalam.

3. MBUKAKI

: proses membentuk pahatan pada motif batang,daun,dan


bunganya.

4. MBENANGI

; proses membentuk benangan/garis pada motif batang,daun,dan


bunga,. membentuk garis pada sekukan daun dan bunga.

5. CAWEN

: bentuk garis pada lekukan daun dan bunga.

6. MBABARI

: proses terahir, merapikan/membersihkan bagian ukiran yang belum


sempurna.

Teknik cetak bivalve adalah teknik cetak perunggu dengan menggunakan cetakan yang
terbuat dari batu yang direkatkan atau di ikat dengan tali di kedua sisinya. Setelah
direkatkan atau diikat lelehan perunggu dimasukkan ke dalam cetakkan melalui lubang yang
ada di sisi atas cetakan. Setelah perunggu mengeras barulah cetakan dilepas dan perunggu
di ambil. Teknik cetak bivalve ini dapat dilakukan berulang ulang karena cetakannya tidak di
hancurkan seperti teknik a cire perdue sehingga sangat cocok untuk memproduksi benda
massal seperti alat-alat rumah tangga dan lain sebagainya
Teknik cetak a cire perdue merupakan teknik cetak perunggu dengan menggunakan
cetakan lilin yang dibungkus dengan tanah liat. Para pengrajin membuat model barang
terlebih dahulu dengan menggunakan lilin dan kemudian akan dilapisi dengan tanah liat
untuk membuat cetakan logam perunggunya. Tanah liat di lubangi bagian atasnya lalu
kemudian dibakar agar mengeras, karena dibakar lilin yang ada di dalam tanah liat akan
mencair dan keluar dari lubang tanah liat. Setelah cetakan jadi perunggu cair di masukan
dalam cetakan tanah liat dan di biarkan mengeras lalu kemudian cetakan di pecah untuk
mengambil hasil cetakan perunggu. Teknik cetak a cire perdue ini hanya untuk sekali pakai
saja, jadi jika ingin membuat lagi maka harus membuat cetakan lagi.

Anda mungkin juga menyukai