Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang disebabkan
karena adanyakekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku dimana
seseorang tidak mampu untuk menyesuaikna diri dengan diri
sendiri, orang lain,, masyarakat dan lingkungan. Gangguan jiwa
merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di dunia dan
khususnya juga di Indonesia. Gangguan jiwa menyerang semua
usia. Sifat penyakitnya dapat terjadi secara akut ataupun kronis.
Selain itu juga terdapat stigma pada masyarakat Indonesia bahwa
gangguan jiwa merupakan penyakit yang sulit disembuhkan,
memalukan

dan

aib

bagi

keluarganya.

Pandangan

ini

yang

menyebabkan banyaknya orang yang memiliki gangguan jiwa tetapi


tidak bersedia untuk datang ke rumah sakit.
Fenomena gangguan jiwa saat ini mengalami peningkatan
yang sangat signifikan. Berdasarkan data

dari World Health

Organization (WHO), ada sekitar 450 juta orang di dunia yang


mengalami gangguan jiwa. Berdasarkan hasil penelitian Rudi Maslim
dalam Mubarta (2011), prevalensi masalah kesehatan jiwa di
Indonesia sebesar 6,55%. Angka tersebut tergolong sedang jika
dibandingkan dengan negara lainnya. Data dari 33 Rusamah Sakit
Jiwa (RSJ) yang berada di seluruh Indonesia menyebutkan hingga
kini jumlah penderita gangguan jiwa berat mencapai 2,5 juta orang.
Penderita gangguan jiwa berta dengan usia diatas 15 tahun di
Indonesia mencapai 0,46%. Hal ini berarti terdapat lebih dari 1 juta

jiwa di Indonesia yang menderita gangguan jiwa berat. Berdasarkan


data yang didapat, 11,6%

atau 19 juta penduduk Indonesia

mengalami masalah gangguan mental emosional ( Riset Kesehatan


Dasar 2007)
Dalam hal ini, peran fungsi dan tanggung jawab tenaga
kesehatan serta dokter dalam meningkatkan derajat kesehatan jiwa
dengan cara meningkatkan percaya diri pasien, mengajarkan untuk
berinteraksi dengan orang lain serta mengedukasi keluarga pasien
agar mau membantu pasien untuk mendapatkan kesembuhan.
Karena semakin meningkatnya penderita gangguan jiwa di
Indonesia dan banyaknya penderita yang tidak mendatangi fasilitas
kesehatan dengan berbagai alasan, maka sebaiknya dilakukan
suatu bentuk penyuluhan dan edukasi kepada masyarakat tentang
prevensi dan promosi kesehatan jiwa. Selain itu dapat juga diberikan
penyuluhan atau informasi tentang asupan asupan yang berguna
untuk membantu mengurangi/memperbaiki gejala dari gangguan
jiwa.1
Salah satunya adalah triptofan, yaitu suatu asam amino
esensial yang teradapat dalam makanan sehari hari1. Triptofan
mudah didapat pada setiap makan sehari hari, sehingga penderita
gangguan jiwa dapat diberikan atau disarankan kepada keluarganya
untuk diberikan makanan yang mengandung banyak triptofan.
Beberapa makanan yang mengandung banyak triptofan diantaranya
adalah oats, pisang, susu, ikan tuna, daging ayam, daging kalkun,
kacang kacangan, serta cokelat.

B. Tujuan
Gangguan jiwa adalah kondisi yang banyak diderita dan
semakin meningkat setiap tahunnya. Selain itu, penderita gangguan
jiwa juga banyak yang tidak datang ke fasilitas kesehatan untuk
berobat berdarsarkan dari data Riset Kesehatan Dasar tahun 2007.

Telah diketahui bahwa gangguan jiwa berhubungan dengan


neurotransmiter pada otak yang bernama serotonin. Serotonin di
otak disintesis oleh suatu asam amino yang bernama triptofan yang
diketahui terdapat pada makanan sehari hari manusia.
Karena tingginnya prevalensi gangguan jiwa di dunia serta
khususnya di Indonesia, maka tujuan dari penulisan ini adalah untuk
mengetahui dan mempelajari apakah terdapat hubungan antara
triptofan dengan gangguan psikiatri agar tenaga kesehatan serta
dokter dapat memahami lebih jauh tentang hubungan ini dan dapat
dimanfaatkan lebih lanjut.

C. Manfaat
Mafaat mempelajari dan mengetahui hubungan antara
triptofan dan gangguan psikiatri adalah agar tenaga kesehatan
serta dokter umum dapat mengetahui hubungan dan cara kerja
triptofan pada gejala gejala gangguan psikiatri serta dapat
menggunakan triptofan semaksimal mungkin pada penderita
gangguan psikiatri. Selain itu juga untuk mengetahui apakah
adanya efek terapeutik triptofan pada gangguan psikiatri yang
dapat digunakan untuk pengobatan ataupun sebagai salah satu
asupan untuk membantu dalam penyembuhan pada penderita
gangguan psikiatri.

Anda mungkin juga menyukai