Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Fakultas Kedokteran
Universitas Islam AL-Azhar Mataram
2016
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, mari kita panjatkan Kehadirat Alllah SWT yang telah
memberikan rizkinya,berupa baik secara Jasmani maupun Rohani sehingga saya
dapat menyusun Makalah dengan Judul tentang Bahaya Lisan. Tidak lupa
semoga shalawat dan juga salam tetap terlimpahkan kepada junjungan besar
Nabi kita Muhammad saw. yang mana beliau telah mengajak kita menuju Agama
yang diridhai oleh Allah SWT yaitu agama Islam,dan juga kepada seluruh
keluarga dan juga seluruh umat pengikutnya.
Kemampuan berbicara adalah salah satu kelebihan yang Allah berikan
kepada manusia, untuk berkomunikasi dan menyampaikan keinginannyakeinginannya dengan sesama manusia. Ungkapan yang keluar dari mulut
manusia bisa berupa ucapan baik, buruk, keji, dsb.
Makalah ini berisi tentang Lisan atau perkataan yang keluar dari Lidah
yang mungkin kita mengucapkan perkataan yang salah dalam kehidupan sehari
hari. Dengan bahasa yang singkat, padat, dan mudah dimengerti didasarkan
pada dalil-dalil yang relevan. Makalah ini kami lengkapi dengan pendahuluan
sebagai pembuka yang menjelaskan latar belakang dan tujuan pembuatan
makalah. Pembahasan yang menjelaskan tentang Bahaya Lisan dalam
kehidupan
sehari-hari.
Penutup
yang
berisi
tentang
kesimpulan
yang
menjelaskan secara singkat isi dari makalah saya. Makalah ini juga saya
lengkapi dengan daftar pustaka yang menjelaskan sumber dan referensi bahan
dalam penyusunan.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................
Daftar Isi..................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN.....................................................................................
Latar Belakang........................................................................................
Tujuan.....................................................................................................
1
2
BAB II
PEMBAHASAN.......................................................................................
Bencana Lidah.........................................................................................
Pertengkaran dan Perdebatan................................................................
Bergunjing (Ghibah)................................................................................
Berkata keji, jorok dan caci maki............................................................
Janji Palsu...............................................................................................
Bohong dalam Berbicara dan Sumpah...................................................
Menjaga Lidah.........................................................................................
3
6
7
8
9
9
10
BAB III
PENUTUP...........................................................................................
13
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................
14
BAB I
PENDAHULUAN
Agar kemampuan berbicara yang menjadi salah satu ciri manusia ini
menjadi bermakna dan bernilai ibadah, Allah SWT menyerukan umat manusia
untuk berkata baik dan menghindari perkataan buruk. Allah SWT berfirman:
Dan katakan kepada hamba-hamba-Ku. Hendaklah mereka mengucapkan
perkataan yang lebih baik (benar) sesungguhnya syaitan itu menimbulkan
perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang
nyata bagi manusia. ... (QS. 17: 53)
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang baik (QS. 16:125)
Rasulullah Saw Bersabda: Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir,
maka hendaklah ia berkata baik atau diam. (HR. Muttafaq alaih)
Takutlah pada neraka, walau dengan sebiji kurma. Jika kamu tidak punya maka
dengan ucapan yang baik Muttafaq alaih
Ucapan yang baik adalah sedekah (HR. Muslim)
Perlu kita sadari bahwa hal tersebut adalah termasuk hal tercela dan
tidak terpuji dan Allah tidak menyukai hal hal tersebut. Sehingga saya
membuat Makalah dengan judul Bahaya Lidah Dalam Kehidupan karena
menurut saya fenomena saat ini sering kita jumpai dalam kehidupan seharihari.
1.2 Tujuan
Makalah ini di harapkan kepada penyusun dan pembaca dapat
memahami dan mengamalkan pada kehidupan sehari - hari isi dari pada
Makalah ini.Sehingga penyusun dan pembaca diharapkan dapat menjadi
contoh bagi lingkungannya.
BAB II
PEMBAHASAN
Bencana lidah itu bisa mengenai pribadi, masyarakat, atau umat Islam
secara keseluruhan. Termasuk perkara yang mengherankan, ada seseorang
yang mudah menjaga diri dari makanan haram, berbuat zhalim kepada
orang lain, berzina, mencuri, minum khamr, melihat wanita yang tidak halal
dilihat, dan lainnya, namun dia seakan sulit menjaga diri dari gerakan
lidahnya. Sehingga terkadang seseorang yang dikenal dengan agamanya,
zuhudnya, dan ibadahnya, namun ia mengucapkan kalimat-kalimat yang
menimbulkan kemurkaan Allah, dan ia tidak memperhatikannya.
Padahal hanya dengan satu kalimat itu saja, dapat menyebabkan
dirinya bisa terjerumus ke dalam neraka melebihi jarak timur dan barat. Atau
ia tersungkur di dalam neraka selama tujuh puluh tahun.
Rasulullah Shallallahu `alaihi wa sallam bersabda:
Sesungguhnya ada seseorang yang berbicara dengan satu kalimat, ia tidak
menganggapnya berbahaya; dengan sebab satu kalimat itu ia terjungkal
selama 70 tahun di dalam neraka.
Dalam riwayat lain disebutkan bahwasanya beliau Shallallahu `alaihi wa
sallam bersabda:
"Sesungguhnya ada seorang hamba benar-benar berbicara dengan satu
kalimat yang ia tidak mengetahui secara jelas maksud yang ada di dalam
kalimat itu, namun dengan sebab satu kalimat itu dia terjungkal di dalam
neraka lebih jauh dari antara timur dan barat". (HR Muslim, no. 2988).
Alangkah banyak manusia yang menjaga diri dari perbuatan keji dan
maksiat, namun lidahnya memotong dan menyembelih kehormatan orangorang yang masih hidup atau yang sudah meninggal. Dia tidak peduli
dengan apa yang sedang ia ucapkan. L haula wa l quwwata illa bilhil`aliyyil-`azhm.
Sebagai contoh, ialah sebagaimana disebutkan dalam hadits Nabi
Shallallahu `alaihi wa sallam di bawah ini:
"Dari Jundab, bahwasanya Rasulullah Shallallahu `alaihi wa sallam
menceritakan ada seorang laki-laki berkata: "Demi Allah, Allah tidak akan
mengampuni Si Fulan!" Kemudian sesungguhnya Allah Ta`ala berfirman:
"Siapakah yang bersumpah atas nama-Ku, bahwa Aku tidak akan
mengampuni Si Fulan, sesungguhnya Aku telah mengampuni Si Fulan, dan
Aku menggugurkan amalmu". Atau seperti yang disabdakan Nabi. (HR
Muslim, no. 2621).
Oleh karena bahaya lidah yang demikian itulah, Rasulullah Shallallahu
`alaihi wa sallam mengkhawatirkan umatnya.
"Dari Sufyan bin `Abdullah ats-Tsaqafi, ia berkata: "Aku berkata, wahai
Rasulullah, katakan kepadaku dengan satu perkara yang aku akan
berpegang dengannya!" Beliau menjawab: "Katakanlah, `Rabbku adalah
Allah`, lalu istiqomahlah". Aku berkata: "Wahai Rasulullah, apakah yang
Melampiaskan kekesalan/kemarahan
Menyenangkan teman atau partisipasi bicara/cerita
Merasa akan dikritik atau dcela orang lain, sehingga orang yang
murka
Allah.
Kemudian
mencari
sebab
apa
yang
mudah
sembuh
dengan
menghilangkan
penyebabnya.
agama.
Nabi
bersabda:
Jauhilah
perbuatan
keji.
Karena
sesungguhnya Allah tidak suka sesuatu yang keji dan perbuatan keji dalam
riwayat lain: Surga itu haram bagi setiap orang yang keji. (HR. Ibnu Hibban)
Orang mukmin bukanlah orang yang suka menghujat, mengutuk, berkata
keji dan jorok (HR. At Tirmidziy).
Ada seorang Arabiy (pedalaman) meminta wasiat kepada Nabi: Sabda
Nabi:
Bertaqwalah
kepada
Allah,
jika
ada
orang
yang
mencela
jorok disebabkan oleh kondisi jiwa yang kotor, yang menyakiti orang lain,
atau karena kebiasaan diri akibat pergaulan dengan orang-orang fasik
(penuh dosa) atau orang-orang durhaka lainnya.
yang
paling
busuk.
Rasulullah
SAW
bersabda:
dagangannya
dengan
sumpah
palsu,
dan
orang
yang
10
11
"Barang siapa yang menjamin untukku apa yang ada di antara dua
rahangnya dan apa yang ada di antara dua kakinya, niscaya aku menjamin
surga baginya." [10]
Nabi Shallallahu `alaihi wa sallam juga menjelaskan, menjaga lidah
merupakan keselamatan.
"Dari `Uqbah bin `Aamir, ia berkata: "Aku bertanya, wahai Rasulallah,
apakah sebab keselamatan?" Beliau n menjawab: "Kuasailah lidahmu,
rumah yang luas bagimu, dan tangisilah kesalahanmu". [HR. Tirmidzi, no.
2406].
Maksudnya,
janganlah
berbicara
kecuali
dengan
perkara
yang
12
"Barang siapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaklah dia berkata
yang baik atau diam".
Hadits yang disepakati keshahihannya ini merupakan nash yang jelas.
Hendaklah seseorang tidak berbicara kecuali jika perkataan itu merupakan
kebaikan, yaitu yang nampak maslahatnya. Jika ia ragu-ragu tentang
timbulnya maslahatnya, maka hendaklah ia tidak berbicara.
Imam asy-Syafi`i berkata: "Jika seseorang menghendaki berbicara,
maka sebelum berbicara hendaklah ia berfiikir; jika jelas nampak
maslahatnya, maka ia berbicara; dan jika ragu-ragu, maka tidak berbicara
sampai jelas maslahatnya".[12] Selain itu, lidah merupakan alat yang
berguna untuk mengungkapkan isi hati.
Jika ingin mengetahui isi hati seseorang, maka perhatikanlah gerakan
lidahnya, isi pembicaraannya, dan hal itu akan menunjukkan isi hatinya, baik
orang tersebut mau maupun enggan. Diriwayatkan bahwasanya Yahya bin
Mu`adz berkata: "Hati itu seperti periuk dengan isinya yang mendidih.
Sedangkan lidah itu adalah gayungnya.
Maka perhatikanlah ketika seseorang berbicara. Karena sesungguhnya,
lidahnya itu akan mengambilkan untukmu apa yang ada di dalam hatinya,
manis, pahit, tawar, asin, dan lainnya. Pengambilan lidahnya akan
menjelaskan kepadamu rasa hatinya".
BAB III
PENUTUP
Memahami tentang Bahaya Lisan atau ucapan yang sering kita ucapkan
dalam kehidupan sehari-hariyang keluar dari lidah kita tentunya kita harus
menjaga setiap Lisan yang hendak kita ucapkan agar kita terhindar dari
perkataan yang dilarang oleh Allah SWT. Sehingga kita terhindar dari dosa-dosa
lisan.
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah dengan judul Bahaya Lidah. Tentunya masih
banyak kekurngan dan kelemahan, penyusun banyak berharap kepada pembaca
untuk memberikan kritik dan saran agar Makalah ini dapat menjadi lebih baik.
Semoga Makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca
dan diharapkan bisa mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
13
DAFTAR PUSTAKA
1. Ghoni Asykur, Abdul. Kumpulan Hadits-Hadits Pilihan Bukhori Muslim.
Bandung: Husaini Bandung, 199.
2. Labib,Mz. Menghindari Bahaya Lisan.Surabaya : Putra Jaya.
3. Tafsir Adh-wa`ul Bayan, karya Syaikh Muhammad al-Amin asy-Syinqithi.
Lihat surat ar-Rahman, 55/3-4.
4. Disebutkan oleh Ibnul-Qayyim dalam ad-Da` wad-Dawa`, Tahqiq: Syaikh `Ali
bin Hasan al-Halabi, Penerbit Dar Ibnil-Jauzi, hlm. 155.
5. Hasha`idul-Alsun, Penerbit Darul-Hijrah, hlm. 15.
14