harus
dihindari
terkungkungnya
siswa
sehingga
tidak
dapat
mengikuti
pelajaran/program baru0lanjutan karena latar belakang pendidikan yang sedang dan telah
dicapai. Selain itu dibutuhkan juga jalur pendidikan yang fleksibel agar para siswa tidak
perlu mengulang segala sesuatu dari awal lagi, jika mereka ingin meningkatkan
pengetahuan atau keterampilannya. Bagian kelima ini juga membahas konsep artikulasi,
transfer kredit, dan PHBA yang merupakan bagian integral dari seluruh program
pendidikan dan pelatihan. Program pengembangan yang dibutuhkan untuk memberikan
fleksibilitas berupa pelatihan keterampilan dasar, pembekalan sains dan matematika yang
baik. Program SMK perlu memasukan dateri yang dimaksud melalui pembelajaran
kontekstual.
Selanjutnya pada bagian keenam adalah penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan.
Pada bagian ini membahas tentang SMK merupakan investasi terbesar Indonesia dalam
pendidikan kejuruan. Laporan ini memberikan perhaian utama pada bagimana
meningkatkan mutu SMK dan relevansinya terhadap industri/dunia kerja. SMK sangat
beragam dalam kualitas dan fasilitas yang dimilikinya. Namun demikian semua SMK
harus dapat memberikan layanan pendidikan kejuruan yang terbaik bagi siswanya. SMK
perlu menentukan sasaran-sasaran perbaikan yang juga digunakan sebagai tolak ukur
keberhasilannya.
Selain itu SMK perlu didorong untuk dapat menyediakan pelatiahan bagi perusahaan
dan masyarakat secara komersial sebagai bagian dari kegiatan unit produksinya. SMK
perlu memberikan ide-ide baiknya untuk praktik-praktik komersial. Agar dapat
melaksanakan kebijakan pemberdayaan kesepakatan kinerja harus dilembagakan untuk
pemberdayaan SMK. Peningkatan dan pengendalian mutu yaitu dengan melalui best
practice dan TPM yang harus dilembagakan sebagai program formal. Yang paling penting
adalah memperbaiki mutu guru dengan melalui peningkatan kesehjateaan guru dan
memberikan kesempatan bagi mereka untuk melaksanakan praktik kerja industri dimana
para siswanya melakukan praktik kerja.
Bagian ketujuh mebahas tentang pengolahan sitem. Dengan diusulkan adanya suatu
sruktur nasional sehingga standar keterampilan industri menjadi acuan dari sistem yang
baru. Hakekat usul jangka panjang dalam laporan ini adalah terbentuknya Dewan
Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan Nasional (DPPKN). Garis besar fungsi dan ke
anggotaan Dewan dan perangkat Kelompok kerja yaitu Badan Pelaksana Standar
Keterampilan Kejuruan (BPSKK). Majelis Pendidikan Kejuran Nasional diusulkan
sebagai organisasi antara Hal ini untuk melanjutkan momentum perubahan sebagai
realisasi dari kebijakan Mendikbud dan hasil-hasil pembicaraan dengan para
pengusaha/industriawan. Selain itu harus dibentuk Badan Penasehat industri guna
mengembangkan standar bagi setiap sektor industri. Kelompok ini juga akan membantu
dalam penyusunan kurikulum, bahan ajar, dan instrumen pengujian.
Bagian ini juga membahas bahwa uji keterampilan merupakan kunci dari sistem yang
baru. Tidak ada sistem uji keterampilan yang sempurna, akan tetapi ada prinsip-prinsip
yang dapat diacu untuk mengembangkan sistem pengujian yang efektif bagi Indonesia.
Proses uji keterampilan akan dilaksanakan oleh badan-badan nasional dan pengujin daeah
yang ditunjuk atas dasar prinsip-prinsip dan petunjuk yang disepakati. Kesepakatan
bersama terhadap rancangan tersebut perlu ditumbuhkan. Maksud dari diadakannya uji
keterampilan ini adalah untuk membantu pengusaha dalam merekrut dan mempromosikan
seseorang yang benar-benar memiliki keterampilan yang sesua dengan pekerjaannya.
Seseorang yang mencari pekerjaan dibidang keterampilan tertentu maupun untuk promosi
membutuhkan bukti atas keterampilannya. Bentuk dokumen untuk memenuhi kedua
kebutuhan tersebut adalah Paspor Keterampilan, karena akan memuat standar keterampilan
industri yang dimilki oleh pemegangnya.
Untuk bagian kedelapan membahas tentang garis besar program untuk pembaruan.
Bagian ini menggambarkan secara menyeluruh saran-saran yang telah dibahas pada
bagian-bagian sebelumnya dan menyajikannya sebagai garis besar program untuk
pembaruan. Prinsip-prinsip yang ditentukan Mendikbud meupakan dasar bagi rencana
pelaksanaan. Kemudian peranan Sekertariat Nasional dai Majelis Pendidikan Kejuruan
Nasional adalah membentuk beberapa kelompok industri untuk memulai kegiatan
pengembangan standar keterampilan kejuruan. Hal ini akan melanjutkan momentum
perubahan. Unit ini juga akan membantu merealisasikan rencana jangka panjang. MPKN
akan bertindak sebagai BPSKK sementara.
Pada bagian akhir laporan mebahas tentang implementasi arah kebijakan baru
perencanaan strategis. Selain itu juga membahas tentang konsep paspor keterampilan