SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada
Program Sarjana Fakultas Ekonomika Dan Bisnis
Universitas Diponegoro
Disusun oleh :
OZZY EKA MARTA
C2A 007 097
PERSETUJUAN SKRIPSI
Nama Penyusun
: C2A007097
Fakultas/Jurusan
: Ekonomi/Manajemen
Judul Skripsi
Dosen Pembimbing
ii
: C2A007097
Fakultas/Jurusan
: Ekonomi/Manajemen
Judul Skripsi
(.)
(.)
(.)
iii
Yang bertanda tangan di bawah ini saya, Ozzy Eka Marta, menyatakan bahwa
skripsi dengan judul: ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN
BUDAYA
ORGANISASIONAL
TERHADAP
KINERJA
ORGANISASI:
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan orang lain untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan
tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebutkan dalam referensi. Apabila kemudian hari terbukti
bahwa pernyataan ini tidak benar, saya sanggup menerima hukuman atau sanksi
apapun sesuai peraturan yang berlaku.
iv
^_^
ABSTRACT
The purpose of this study is to investigate the influence of leadership style on
organizational responsiveness, influences the work culture on organizational
responsiveness and the influence of organizational responses to performance in the
body of CV. Enggal Jaya. In this study the researchers used census techniques.
Because the number of known populations, ie 54 respondents of all.
In accordance with the above objective in this study then formulated three
hypotheses, there are: the leadership style is positively associated with levels of
responsiveness, organizational culture is positively associated with levels of
responsiveness, and responsiveness is positively related to performance.
To facilitate problem solving, research was conducted using regression analysis
with SPSS 17.0. The results of this study were: leadership style and a significant
positive effect on the responsiveness of employees; organizational culture provides a
positive and significant impact on responsiveness, and the responsiveness provides a
positive and significant impact on performance of employees. Suggestions for further
research, the sample should increase and expand the scope of research, considering
other variables that are closely related to the variables in this study.
Key words: Leadership Style, Organizational Culture, Responsiveness and
Performance.
vi
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah menginvestigasi pengaruh kepemimpinan terhadap
responsiveness organisasi, pengaruh budaya kerja terhadap responsiveness organisasi
dan pengaruh responsiveness organisasi terhadap kinerja didalam tubuh C.V Enggal
Jaya. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik sensus. Karena jumlah
populasi sudah diketahui, yaitu 54 orang responden.
Sesuai dengan tujuan di atas maka dalam penelitian ini dirumuskan tiga
hipotesis, antara lain: Gaya kepemimpinan secara positif berkaitan dengan
tingkat responsiveness (daya tanggap), budaya organisasi secara positif
berkaitan dengan tingkat responsiveness (daya tanggap), dan responsiveness
(daya tanggap) secara positif terkait dengan kinerja.
Untuk memudahkan pemecahan masalah, penelitian ini dilaksanakan dengan
menggunakan metode analisis regresi dengan bantuan SPSS 17.0. Hasil penelitian ini
adalah: Gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap responsiveness karyawan;
budaya organisasi memberikan pengaruh yang positif terhadap responsiveness; dan
responsiveness memberikan pengaruh yang positif terhadap terhadap kinerja
karyawan. Saran-saran untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya menambah sampel
dan memperluas cakupan penelitian, mempertimbangkan variabel- variabel lain yang
masih erat kaitannya dengan variabel-variabel dalam penelitian ini.
Kata kunci: Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi, Responsiveness dan Kinerja.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik, hidayah,
dan inayah-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga bisa menyelesaikan
penyusunan
skripsi
KEPEMIMPINAN
KINERJA
yang
DAN
ORGANISASI:
berjudul
BUDAYA
ANALISIS
PENGARUH
ORGANISASIONAL
RESPONSIVENESS
SEBAGAI
GAYA
TERHADAP
VARIABEL
INTERVENING. Saya menyadari bahwa skripsi yang saya tulis ini bukan
merupakan suatu yang instan. Namun merupakan buah dari suatu proses yang relatif
panjang, menyita segenap waktu, tenaga dan pikiran. Penulisan skripsi ini saya
lakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Ekonomi dari Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas Diponegoro. Yang pasti,
tanpa segenap doa dan dukungan dari berbagai pihak mustahil saya sanggup untuk
menyelesaikan skripsi ini.
Dengan segala kerendahan hati, ucapan terima kasih saya berikan kepada:
1. Bapak Prof. Drs. H. Mohammad Nasir, Msi., Akt., Ph.D., selaku Dekan
Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
2. Bapak Dr. Suharnomo, SE, MSi, selaku dosen pembimbing skripsi sekaligus
dosen wali yang telah memberikan arahan, saran, masukan kepada penulis
baik selama menempuh pendidikan maupun dalam menyelesaikan Skripsi.
3. Kedua orang tuaku, dan adikku tersayang, terima kasih atas segala doa,
semangat tiada henti dan dukungannya selama ini.
4. Ibu Dr. Hj. Indi Djastuti., MS selaku dosen penguji dalam ujian akhir skripsi
viii
penulis.
5. Bapak Dr. Edi Rahardja, SE., MSi selaku dosen penguji dalam ujian akhir
skripsi penulis.
6. Seluruh dosen pengajar, staff tata usaha, dan petugas perpustakaan Fakultas
Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang.
7. Bp. Sugiartono selaku pimpinan CV. Enggal Jaya divisi pabrik
8. Ibu Wulandaru selaku kepala bagian keuangan CV. Enggal Jaya yang mau
membantu penulis hingga selesainya penulisan skripsi.
9. Segenap karyawan CV. Enggal Jaya divisi pabrik.
10. Teman-teman terbaikku, Beni N.W dan Ayu Kurnia, tanpa dorongan
semangat dan bantuan kalian, entah kapan skripsi ini baru bisa selesai.
11. Seluruh sahabat mahasiswa Manajemen Reguler 2007 FE UNDIP Semarang
khususnya konsentrasi Sumber Daya Manusia, yang memberikan semangat
pada masa perkuliahan dan bantuan selama penyusunan skripsi.
12. Semua pihak yang telah memberikan bantuan, dukungan, dan semangat baik
langsung atau tidak langsung yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih jauh dari sempurna karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, penulis
senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Akhir kata, semoga
skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.
ix
DAFTAR ISI
xi
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jumlah Keluhan Konsumen ........................................................................ 6
Tabel 2.1 Penelitian terdahulu .................................................................................. 29
Tabel 4.1 Data Jumlah Karyawan CV. Enggal Jaya ................................................ 53
Tabel 4.2 Rincian Penyebaran Kuesioner................................................................. 54
Tabel 4.3 Usia Responden ........................................................................................ 55
Tabel 4.4 Jenis Kelamin Responden......................................................................... 56
Tabel 4.5 Pendidikan Terakhir Responden .............................................................. 57
Tabel 4.6 Masa Kerja Responden di Perusahaan ..................................................... 58
Tabel 4.7 Pernyataan Responden Tentang Gaya Kepemimpinan ............................. 60
Tabel 4.8 Pernyataan Responden Tentang Budaya Organisasi................................. 62
Tabel 4.9 Pernyataan Responden Tentang Responsiveness ...................................... 63
Tabel 4.10 Pernyataan Responden Tentang Kinerja ................................................... 65
Tabel 4.11 Variabel Gaya Kepemimpinan .................................................................. 65
Tabel 4.12 Variabel Budaya Organisasi ..................................................................... 66
Tabel 4.13 Variabel Responsiveness .......................................................................... 67
Tabel 4.14 Variabel Kinerja ....................................................................................... 67
Tabel 4.15 Hasil Uji Reliabilitas ................................................................................. 68
Tabel 4.16 Hasil Analisis Regresi Tahap 1 ................................................................. 72
Tabel 4.17 Hasil Analisis Regresi Tahap 2 ................................................................. 74
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Gambar 3.1
Gambar 3.2
Gambar 3.3
Gambar 3.4
Gambar 3.5
Gambar 4.2
Hasil uji normalitas Tx1 &Tx2 dengan var dependen Tx3 ............ 70
Gambar 4.3
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Kuesioner ........................................................................................ 94
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
xv
BAB I
PENDAHULUAN
(Barrow,
1977)
mendefinisikan
kepemimpinan
sebagai
"proses
kekuatan perubahan budaya juga bisa berasal dari dalam/internal. Sebagai contoh
jika kepala kantor menerapkan pendekatan-pendekatan baru untuk manajemen
organisasi agar tercipta kinerja yang baik.
Menurut (Bass, dkk, 1993), budaya organisasi dan kepemimpinan telah
secara independen dihubungkan dengan kinerja perusahaan. Para peneliti telah
menguji hubungan antara gaya kepemimpinan dan kinerja dan juga antara budaya
perusahaan dan kinerja (Bass, dkk, 1993). Di sisi lain tinggi rendahnya kinerja
karyawan juga dipengaruhi kecocokan karyawan dengan kepribadian seseorang.
Salah satu faktor kepribadian seseorang yang berkaitan dengan kinerja karyawan
adalah budaya organisasi. Sering terjadi budaya organisasi karyawan pada instansi
menjadi
turun,
walaupun
sebelumnya
mempunyai
prestasi
yang
baik.
Permasalahan ini akan menjadi bom waktu bagi instansi jika budaya organisasi
karyawan tidak diperhatikan dengan baik. Masalah tingkat pendidikan formal,
masa kerja dan gaji merupakan beberapa penyebab dimungkinkannya budaya
organisasi karyawan menjadi turun. (Noe, 2000)
Dalam praktek-prakteknya, budaya organisasi mengacu pada nilai-nilai
dan keyakinan yang terkait dengan sistem operasional yang dilakukan oleh sebuah
organisasi. Budaya organisasi adalah penting untuk menyediakan konsistensi dan
fleksibilitas agar bisa responsif terhadap permintaan pelanggan,
dan untuk
Baik
sebagai
sebuah
alat
perusahaan.
angkut
penumpang
Sehingga
dalam
maupun
kasus
penunjang
ini,
sangat
Tabel 1.1
Jumlah Keluhan Konsumen
C.V Enggal Jaya
Tahun 2006-2010
Tahun
Keluhan Konsumen
2006
12
2007
13
2008
13
2009
14
2010
18
Jumlah
70
Dari tabel 1.1 dapat diketahui bahwa keluhan dari konsumen C.V Enggal
Jaya dari tahun 2009-2009 semakin meningkat. Hal ini merepresentasikan telah
terjadi kemunduran terhadap kinerja C.V Enggal Jaya.
Berdasarkan uraian di atas, timbul pemikiran bahwa kinerja organisasi
mutlak harus diupayakan agar tetap tinggi. Oleh karena itu diperlukan upayaupaya untuk membangun budaya organisasi yang lebih baik serta faktor
kepemimpinan yang dapat menciptakan suasana kerja yang dapat mendukung
respon organisasi kearah yang lebih kondusif untuk menjamin kinerja organisasi
tersebut optimal, maka penyusun memandang perlu untuk dilakukan penelitian
mengenai pengaruh kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap kinerja
karyawan melalui responsiveness sebagai variable intervening.
2.
3.
organisasi.
2.
karyawan.
3.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
10
keluaran, (2) kualitas keluaran, (3) jangka waktu keluaran, (4) kehadiran di tempat
kerja, (5) Sikap kooperatif. Sedangkan menurut Robbins (2006), mengatakan
kinerja merupakan suatu hasil yang dicapai oleh pekerja dalam pekerjaannya
menurut kriteria tertentu yang berlaku untuk suatu pekerjaan.
Dessler (1992) mendefinisikan kinerja sebagai prestasi kerja yakni
perbandingan antara hasil kerja yang secara nyata dengan standar kerja yang
ditetapkan. Dengan demikian kinerja memfokuskan pada hasil kerjanya.
Kinerja dipergunakan manajemen untuk melakukan penilaian secara
periodik mengenai efektivitas operasional suatu organisasi (perusahaan) dan
karyawan berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya. Dengan kinerja, organisasi dan manajemen dapat mengetahui sejauh
mana keberhasilan dan kegagalan karyawannya dalam menjalankan amanah yang
diterima. Berdasarkan beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja
merupakan hasil kerja yang dapat dicapai pegawai dalam suatu organisasi, sesuai
dengan wewenang dan tanggung jawab yang diberikan organisasi dalam upaya
mencapai visi, misi, dan tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak
melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.
Dalam suatu perusahaan, kinerja karyawan dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain budaya organisasi, motivasi, komitmen organisasional, dan
kepemimpinan seorang manajer. Bahkan dapat juga berpengaruh terhadap
keinginan seseorang untuk berpindah pekerjaan.
11
12
teknik, dan peralatan yang digunakan untuk melaksanakan tugas serta pengalaman
dan pelatihan yang diperolehnya.
2.
bekerja sama dengan orang lain, memotivasi karyawan, melakukan negosiasi, dan
lain-lain.
Menurut Wungu (2003) Penilaian kinerja ialah proses sistematik untuk
menilai segenap perilaku kerja pegawai dalam kurun waktu tertentu yang akan
menjadi dasar penetapan kebijakan personalia dan pengembangan pegawai.
Dalam definisi tersebut terkandung maksud bahwa, yang dimaksud sistemik
adalah terkait dengan adanya kejelasan tujuan, tahap-tahap pelaksanaan, metode,
serta kurun waktu penilaian pegawainya.
13
secara
maksimal
dalam
melaksanakan
missi
3.
mengembangkan keseimbangan
atara
keinginan
pekerja
secara
14
2.
3.
Hasil penilaian kinerja sebagai umpan balik (feedback) bagi pekerja dalam
meningkatkan efisiensi kerjanya, dengan memperbaiki kekurangan atau
kekeliruan dalam melaksanakan pekerjaan.
4.
6.
15
Penilaian kinerja hrus dilakukan oleh manajer atau supervisor, dengan atau
tanpa kerjasama petugas manajemen SDM terhadapa bawahannya, akan
meningkatkan komunikasi sebagai usaha mewujudkan hubungan manusiawi
yang harmonis antara atasan dengan bawahan.
2.1.2 Responsiveness
Dalam literatur (Parasuraman, dkk, 1990). Istilah Responsiveness dilihat
dari dua perspektif fungsional terpisah: jasa pemasaran dan operasi manajemen.
Dari sudut pandang layanan pemasaran, hal itu berkaitan dengan kemauan untuk
membantu pelanggan dan kecepatan layanan yang diberikan dan dari sudut
pandang manajemen operasi, itu lebih terkait dengan kecepatan dan berbagai
produk / jasa yang ditawarkan. Jadi, dalam definisi ini, Responsiveness
merupakan kemampuan kumulatif dalam beberapa ukuran kinerja seperti kualitas,
kecepatan (fleksibilitas), dan pelayanan.
Responsiveness (Daya Tanggap) mencakup kemampuan dalam memberikan
pelayanan secara cepat dan tepat, dalam hal ini kemampuan karyawan untuk
memberikan layanan dengan cepat pada saat pelanggan melakukan transaksi
sehingga pelanggan merasa dihargai oleh karyawan dan merasa nyaman. Selain
itu juga kemampuan karyawan untuk mnyelesaikan pesanan tepat waktu.
Responsiveness dari karyawan berpengaruh pada kepuasan pelanggan, karena
harapannya untuk dilayani secara cepat dan ramah saat membutuhkan sesuatu atau
menunggu pesanan selesai. Menurut Fandy Tjiptono (2005) Responsiveness (daya
tanggap), berkenaan dengan kesediaan dan kemampuan para karyawan untuk
membantu
para
pelanggan
dan
merespons
permintaan
mereka,
serta
16
2.
17
3.
4.
5.
6.
7.
8.
18
budaya juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap suksesnya suatu bisnis,
dan untuk menarik garis antara penelitian dan penelitian budaya organisasi
lainnya, penelitian ini hanya mempertimbangkan praktek-praktek budaya
organisasi yang terkait dengan respons, yang telah dibahas pada bagian
sebelumnya.
2.1.4 Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi suatu
kelompok kearah tercapainya sasaran (Robbins, 2006). Sehingga, seorang
pemimpin atau kepala suatu organisasi akan diakui sebagai seorang pemimpin
apabila ia dapat mempunyai pengaruh dan mampu mengarahkan bawahannya ke
arah pencapaian tujuan organisasi. Dalam menjalankan tugasnya, pemimpin
memiliki tiga pola dasar gaya kepemimpinan yaitu yang mementingkan
pelaksanaan tugas, yang mementingkan hubungan kerjasama, dan yang
mementingkan hasil yang dapat dicapai (Veithzal Rivai, 2004).
Selanjutnya menurut Rivai lagi, kepemimpinan juga dikatakan sebagai proses
mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas-aktivitas yang ada hubungannya
dengan pekerjaan para anggota kelompok. Tiga implikasi penting yang
terkandung dalam hal ini yaitu :
1. Kepemimpinan itu melibatkan orang lain baik itu bawahan maupun
pengikut.
2. Kepemimpinan melibatkan pendistribusian kekuasaan antara pemimpin
dan anggota kelompok secara seimbang, karena anggota kelompok
bukanlah tanpa daya.
19
suatu
visi
terhadap
masa
depan,
kemudian
yaitu
bahwa
seorang
pemimpin
dapat
mentransformasikan
20
yang menjadi kehendak dari pada atasan atau pimpinan mereka. Karena itu,
kepemimpinan dapat dipahami sebagai kemampuan mempengaruhi bawahan agar
terbentuk kerjasama di dalam kelompok untuk mencapai tujuan organisasi.
Apabila orang-orang yang menjadi pengikut atau bawahan dapat dipengaruhi oleh
kekuatan kepemimpinan yang dimiliki oleh atasan maka mereka akan mau
mengikuti kehendak pimpinannya dengan sadar, rela, dan sepenuh hati.
Kepemimpinan yang ada pada organisasi dapat dianggap penting atau tidak,
kepentingan itu tergantung dari bagaimana mereka menyikapi rangsangan itu.
Dari sinilah perlu adanya suatu penilaian kepemimpinan, mengenai bagaimana
para karyawan menilai kepemimpinan dari pemimpin mereka dengan melalui
sudut pandang yang berbeda-beda.
2.1.4.1 Gaya Kepemimpinan
Salah satu faktor yang menjadi perhatian utama dalam kepemimpinan ialah
gaya kepemimpinan. Menurut Veithzal Rivai (2004) gaya kepemimpinan adalah
pola menyeluruh dari tindakan seorang pemimpin, baik yang tampak maupun
yang tidak tampak oleh bawahannya. Gaya kepemimpinan menggambarkan
kombinasi yang konsisten dari falsafah, ketrampilan, sifat, dan sikap yang
mendasari perilaku seseorang. Gaya kepemimpinan menunjukkan secara langsung
maupun tidak langsung, tentang keyakinan seorang pemimpin terhadap
kemampuan bawahannya. Artinya, gaya kepemimpinan adalah perilaku dan
strategi, sebagai hasil kombinasi dari falsafah, keterampilan, sifat, sikap, yang
sering diterapkan seorang pemimpin ketika ia mencoba mempengaruhi kinerja
bawahannya.
21
tingkah
laku
dari
seorang
pemimpin
yang
menyangkut
Gaya Otoriter, yaitu gaya kepemimpinan yang tidak membutuhkan pokokpokok pikiran dari bawahan dan mengutamakan kekuasaan serta prestise
sehingga seorang pemimpin mempunyai kepercayaan diri yang tinggi dalam
pengambilan keputusan (Singh-Sengupta, Sunita, 1997 dalam Fuad Masud,
2004).
2.
Gaya
Pengasuh,
memperhatikan
yaitu
bawahan
gaya
dalam
kepemimpinan
peningkatan
dimana
karier,
pemimpin
memberikan
3.
22
4.
Gaya
Partisipatif,
yaitu
gaya
kepemimpinan
dimana
pemimpin
tipe
kepemimpinan;
di
antaranya
adalah
sebagian
berikut
(Siagian,1997).
1.
Tipe Otokratis
Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memiliki kriteria atau
ciri sebagai berikut:
a. Menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi.
b. Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi.
c. Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata.
d. Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat.
e. Terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya.
f. Dalam tindakan penggerakkannya sering mempergunakan pendekatan
yang mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.
2.
23
Tipe Militeristis
Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dari seorang
pemimpin tipe militerisme berbeda dengan seorang pemimpin organisasi
militer. Seorang pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin
yang memiliki sifat-sifat berikut :
a. Dalam menggerakan bawahan sistem perintah yang lebih sering
dipergunakan.
b. Dalam menggerakkan bawahan senang bergantung kepada pangkat dan
jabatannya.
c. Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan.
d. Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan.
e. Sukar menerima kritikan dari bawahannya.
f. Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
3.
Tipe Paternalistis
Seorang pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang paternalistis ialah
seorang yang memiliki ciri sebagai berikut :
a. Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa; bersikap
terlalu melindungi (overly protective);
b. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil
keputusan;
c. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil
inisiatif
d.
Jarang
memberikan
kesempatan
kepada
bawahannya
untuk
24
Tipe Karismatik
Hingga sekarang ini para ahli belum berhasil menemukan sebab-sebabsebab mengapa seseorang pemimpin memiliki karisma. Umumnya diketahui
bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat besar dan
karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya yang sangat
besar, meskipun para pengikut itu sering pula tidak dapat menjelaskan
mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin itu. Karena kurangnya
pengetahuan tentang sebab musabab seseorang menjadi pemimpin yang
karismatik, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian
diberkahi dengan kekuatan gaib (supra natural powers). Kekayaan, umur,
kesehatan, profil tidak dapat dipergunakan sebagai kriteria untuk karisma.
5.
Tipe Demokratis
Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin
yang demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern. Hal ini terjadi
karena tipe kepemimpinan ini memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Dalam proses penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari
pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia di dunia;
b. Selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan
organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari pada
bawahannya;
c. Senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari
25
bawahannya;
d. Selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan teamwork dalam
usaha mencapai tujuan;
e.
Ikhlas
memberikan
kebebasan
yang
seluas-luasnya
kepada
26
27
Penelitian Terdahulu
Asree, dkk (2007), Dalam Influence Of Leadership Competency And
28
Komitmen
Organisasional
Sebagai
Variabel
Interverning
29
Tabel 2.1
Penelitian terdahulu
No
Nama
Peneliti
Hervin
Metode
Analisis
Analisis Pengaruh Analisis
Menunjukkan bahwa
Prasetio
Kepemimpinan
variabel
(2011)
kepemimpinan
Perubahan
dengan
berorientasi perubahan
Terhadap
menggunakan
berpengaruh positif
Kepuasan Kerja
Metode
dan signifikan
Dan Kinerja
Analisis Jalur
terhadap kinerja.
Karyawan: Iklim
atau Path
Kerja Sebagai
Analysis
Judul penelitian
Regresi Linier
Hasil Penelitian
Variabel
Mediating
Darwito
Menunjukkan
(2008)
Gaya
(Structural
diantaranya bahwa
Kepemimpinan
Equation
gaya kepemimpinan
Terhadap
Model)
berpengaruh positif
Kepuasan Kerja
terhadap kepuasan
Dan Komitmen
Organisasi Untuk
berpengaruh positif
Meningkatkan
terhadap kinerja
Kinerja Karyawan
karyawan
30
Tabel 2.1
(Lanjutan)
Penelitian terdahulu
No
Nama
Peneliti
Ratih
Metode
Analisis
Analisis Pengaruh Analisis
Menunjukkan bahwa
Hardiyati
Kualitas
Regresi Linier
variabel kualitas
(2010)
Pelayanan
Berganda
pelayanan dalam
Judul penelitian
Hasil Penelitian
Terhadap
kelima dimensinya
Kepuasan
memiliki pengaruh
Konsumen
Menggunakan
signifikan terhadap
Jasa Penginapan
kepuasan konsumen,
(Villa)
Agrowisata
Kebun Teh
memiliki pengaruh
Pagilaran
Ratna
Menunjukkan bahwa
Kusumawati
Budaya
(Structural
(2008)
Organisasi Dan
Equation
gaya kepemimpinan
Gaya
Model)
Kepemimpinan
signifikan
Terhadap
berpengaruh terhadap
Kepuasan Kerja
kinerja.
Untuk
Meningkatkan
Kinerja Karyawan
31
Gaya
Kepemimpinan
X1
H1
Responsiveness
X3
H3
Kinerja
Y
H2
Budaya
Organisasi
X2
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Teoritis
32
tingkat responsiveness.
H2
responsiveness.
H3
33
BAB III
METODE PENELITIAN
Variabel Independen
Variabel Independen merupakan variabel yang mempengaruhi variabel
Variabel Dependen
Variabel Dependenadalah variabel yang menjadi pusat perhatian peneliti.
Dalam script analysis, nuansa sebuah masalah tercermin dalam variabel dependen.
Hakekat sebuah masalah mudah terlihat dengan mengenali berbagai variabel
dependen yang digunakan dalam sebuah model (Ferdinand, 2006).
Dalam
penelitian ini peneliti menetapkan Kinerja Karyawan sebagai variabel terikat atau
dependen.
34
3.
Variabel Intervening
Variabel intervening adalah variabel antara yang menghubungkan variabel
independen utama pada variabel variabel dependen yang dianalisis. Variabel ini
berperan sama seperti fungsi sebuah variabel independent (Ferdinand, 2006).
Dalam penelitian ini peneliti menetapkan Responsiveness (Daya Tanggap) sebagai
variabel intervening.
3.1.2 Definisi operasional Variabel
Definisi operasional variabel
memahami lebih mendalam tentang variabel pada penelitian ini maka lebih mudah
dituangkan dalam indikator-indikator sehingga variabel tersebut bisa diukur.
Dalam penelitian ini terdapat beberapa definisi variabel antara lain:
1.
Gaya Kepemimpinan
Menurut Veithzal Rivai (2004) gaya kepemimpinan adalah pola menyeluruh
dari tindakan seorang pemimpin, baik yang tampak maupun yang tidak tampak
oleh bawahannya. Selanjutnya, seperti sudah dituliskan di bab sebelumnya, dalam
Fuad
Masud
(2004),
menjelaskan
beberapa
dimensi
mengenai
gaya
kepemimpinan yaitu:
1. Pemimpin sering berkonsultasi dengan anak buah.
2. Pemimpin memperlakukan anak buah secara sama antara satu dengan
lainnya.
3. Pemimpin bergaul secara informal dengan anak buah.
4. Pemimpin bercampur secara bebas dengan anak buah.
5. Pemimpin selalu merasa percaya diri dalam mengambil keputusan yang
tepat.
6. Pemimpin selalu mengawasi apa yang dilakukan oleh anak buah.
35
X5
X6
X7
X8
Gambar 3.1
Indikator Variabel Gaya Kepemimpinan
X1: Pemimpin sering berkonsultasi dengan anak buah.
X2: Pemimpin memperlakukan anak buah secara sama antara satu dengan
lainnya.
X3: Pemimpin bergaul secara informal dengan anak buah.
X4: Pemimpin bercampur secara bebas dengan anak buah.
X5: Pemimpin selalu merasa percaya diri dalam mengambil keputusan yang tepat.
X6: Pemimpin selalu mengawasi apa yang dilakukan oleh anak buah.
X7: Pemimpin tidak mentolerir campur tangan apapun dari anak buah.
X8: Pemimpin menuntut anak buah melakukan apa yang pemimpin ingin mereka
lakukan.
Sumber : Singh-Sengupta, Sunita, (1997) dalam Fuad Masud ( 2004)
2.
36
Budaya Organisasi
Budaya organisasi merupakan suatu sistem makna bersama yang dianut
X1
X2
Budaya
Organisasi
X3
X4
X5
Gambar 3.2
Indikator Variabel Budaya Organisasi
X1: Ketaatan peraturan
X2: Kejelasan tujuan
X3: Pekerjaan adalah milik pribadi
X4: Kriteria Evaluasi (penilaian) berdasarkan bukan prestasi
X5: Nepotisme
Sumber: Al-Aiban, Khalid M dan Jone.Lpearce.(1993) dalam Fuad Masud (2004).
3.
37
Responsiveness
Responsiveness(daya tanggap/ ketanggapan) adalah kemampuan untuk
membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat. Adapun indikatorindikator respon dalam penelitian ini adalah:
a.
b.
c.
X1
X2
Respon
X3
X4
Gambar 3.3
Indikator Variabel Responsiveness
X1: Memberi layanan dengan segera
X2: Kesediaan karyawan membantu pelanggan
X3: Tanggapan terhadap permintaan dengan segera
X4: Perhatian terhadap pelanggan secara individual
Sumber: Mittal,B.&W.M.Lassar.(1996)dalam Fuad Masud (2004).
4.
38
Kinerja
Menurut Fuad Masud (2004), kinerja adalah hasil pencapaian dari usaha
39
X1
X2
X3
X4
Kinerja
X5
X6
X7
X8
Gambar 3.4
Indikator Variabel Kinerja
X1: Efisiensi karyawan
X2: Standar kualitas karyawan
X3: Usaha karyawan
X4: Standar professional
X5: Kemampuanmelaksanakan pekerjaan inti
X6: Akal sehat
X7: Pengetahuan terkait pekerjaan utama
X8: Kreativitas
Sumber : Fuad Masud (2004)
40
Data Primer
Data primer biasanya dikumpulkan melalui wawancara atau kuesioner
(Ferdinand, 2006).
2.
Data Sekunder
Data sekunder dikumpulkan dari berbagai pusat data yang ada antara lain
41
Questionaire (Angket)
Questionaire (angket) adalah daftar pertanyaan yang mencakup semua
pertanyaan yang akan digunakan untuk mendapatkan data, baik yang dilakukan
melalui telepon, surat atau bertatap muka (Ferdinand, 2006).
Dalam penelitian ini, digunakan angket yang memiliki indeks skala Likert 1-5
dengan penjelasan sebagai berikut:
1= SangatTidakSetuju
2= TidakSetuju
3= Netral
4= Setuju
5= SangatSetuju
2.
Interview(Wawancara)
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Pada dasarnya
42
43
44
Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter (bi) sama
dengan nol, atau :
Ho : bi = 0
Artinya apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang
signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (HA) parameter
suatu variabel tidak sama denagan nol, atau :
HA : bi 0
Artinya variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel
dependen.
Cara melakukan uji t adalah sebagai berikut:
1.
Quick look : bila jumlah degree of freedom (df) adalah 20 atau lebih, dan
derajat
dependen.
2.
nilai statistik t hasil perhitungan lebih tinggi dibandingkan nilai tabel, kita
menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa suatu variabel independen
secara individual mempengaruhi variabel dependen.
3.5.3.3. Analisis Regresi linear
Menurut Gujarati (dalam Ghozali, 2009) Analisis regresi mengacu pada
ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel
independen (variabel penjelas/bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi dan atau
45
Gaya
Kepemimpinan
X1
b1
Responsiveness
X3
b3
Kinerja
Y
b2
Budaya
Organisasi
X2
Gambar 3.5
Diagram jalur variabel gaya kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap
kinerja karyawan dimediasi oleh Responsiveness
Variabel bebas
Organisasi (X2)
2.
Variabel intervening
: Responsiveness (X3)
3.
46
Variabel terikat
: Kinerja karyawan
X1
: Gaya Kepemimpinan
X2
: Budaya Organisasi
X3
: Responsiveness
b1, b2, b3
47
t = !"#
Nilai t hitung ini dibandingkan dibandingkan dengan nilai t tabel dan jika
nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel maka dapat disimpulkan bahwa terjadi
pengaruh mediasi.