PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat berharga dalam hidup
seseorang, karena itu kita wajib bersyukur apabila berada dalam kondisi
sehat. Banyak diantara kitayang sering mengalami gangguan kesehatan oleh
berbagai macam penyakit, ada yang hanya menderita penyakit yang ringan
misalnya demam dan flu namun ada pula yang menderita penyakit yang berat
misalnya penyakit strokre, jantung, HIV/ AIDS, tuberkulosis paru dan
beberapa penyakit lain. Sakit bukan hanya keadaan ketika terjadi suatu proses
penyakit. Lebih dari itu, sakit merupakan suatu keadaan ketika fungsi fisik,
emosional, intelektual, sosial, dan perkembangan seseorang berkurang atau
terganggu jika dibandingkan dengan kondisi sebelumnya.Ada beberapa faktor
yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat diantaranya tingkat
pengetahuan, ekonomi, pendidikan, keadaan lingkungan,kesehatan dan
budaya sosial. (Adnan, 2012). Keadaan sakit tidak bisa dipisahkan dari
peristiwa kehidupan yang membuat klien dan keluarga harus berhadapan
dengan berbagai perubahan yang terjadi akibat kondisi sakit dan pengobatan
yang dilaksanakan, termasuk perubahan yang terjadi pada pasien stroke
(Potter & Perry, 2005).
Insidensi stroke bervariasi diberbagai negara dan tempat (Nastiti, 2012).
Sekitar15 jutaorang di seluruh duniamengalami strokesetiap tahun (Stroke
Asociation, 2013). Insiden stroke di Amerika adalah 795,000orang setiap
diteliti.
Hal
ini
dapatberkisar
dari115/100,000
sampai
stroke berulang satu bulan pasca serangan stroke pertama kali berkisar antara
3-10 %. Setelah satu tahun meningkat menjadi 5-14% dan setelah lima tahun
pasca stroke menjadi 25-40%. Sementara itu, di Indonesia serangan stroke
berulang setelah satu tahun terjadi pada 19,9% setelah serangan stroke
pertama. Kemudian, setelah lima tahun meningkat menjadi 24% pada
perempuan dan 42% pada laki-laki untuk semua kelompok usia (Kelana
2015).
Sumatera Barat merupakan satu-satunya Provinsi di Pulau Sumatera yang
memiliki rumah sakit khusus pelayan stroke yaitu Rumah Sakit Stroke
Nasional Bukittinggi. Rumah sakit ini merupakan rumah sakit khusus
pengobatan stroke pertama di Indonesia dan ketiga di dunia (Wikipedia,
2015). Rumah sakit ini merupakan pusat rujukan bagi mereka yang terkena
serangan stroke dari seluruh provinsi di Pulau Sumatra (Hayana, 2015). Kasus
stroke di Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi terus meningkat. pada
tahun 2014 menjelaskan bahwa kasus stroke rawat jalan sebanyak 11,652
kasus.1,478 kasus baru, 10,174 kasus lama dan 8,696 kasus stroke berulang,
sedangkan pada tahun 2015 adalah sekitar 12,688 kasus. 1,570 kasus baru,
11,118 kasus lama dan 9,214 kasus stroke berulang (RSSN Bukittinggi,
2015).
Stroke adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya
suplai darah ke bagian otak secara tiba-tiba (Brunner & Suddarth, 2002).
Stroke ditandai dengan gejala dan atau tanda klinis yang berkembang dengan
cepat yang berupa gangguan fungsional otak global berupa sakit kepala dan
penurunan kesadaran yang berlangsung lebih dari 24 jam dan gangguan
Stroke
berulang
dapat
didefenisikan
sebagai
kejadian
kriteria berikut :
stroke beresiko untuk mengalami stroke kembali (Lanny, 2002). Bahaya yang
ditimbulkan oleh stroke berulang adalah kecacatan, bisa mengakibatkan
kematian dan Stroke berulang biasanya tidak terjadi diarea otak yang sama
dengan stroke pertama, Jika stroke sampai berulang artinya terjadi perdarahan
atau penyumbatan baru.. (Indah permata 2015).
Siswanto, (2005) mengungkapkan bahwa diperkirakan 25% orang yang
sembuh dari stroke yang pertama akan mendapatkan stroke berulang dalam
kurun waktu 5 tahun. Hasil penelitian epidemiologis menunjukkan bahwa
terjadinya resiko kematian pada 5 tahun pasca stroke adalah 45-61% dan
terjadinya stroke berulang 25-37%. Menurut studi Framingham, insiden
stroke berulang dalam kurun waktu 4 tahun pada pria 42% dan wanita 24%.
(Makmur, T, Anwar, Y, dkk, 2002) mendapatkan kejadian stroke berulang
29,52%, yang paling sering terjadi pada usia 60-69 tahun (36,5%), dan pada
kurun waktu 1-5 tahun (78,37%) dengan faktor risiko utama adalah hipertensi
(92,7%) dan dislipidemia (34,2%).
Dikutip dari jurnal Yuliaji Siswanto(2005) terjadinya sroke berulang
berkaitan dengan faktor resiko yang dipunyai oleh penderita, makin banyak
faktor resiko yang dipunyai makin tinggi kemungkinan terjadinya stroke
berulang. Dalam menekan angka stroke berulang, hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah mengetahui faktor risiko dan melakukan upaya-upaya,
baik dalam memodifikasi gaya hidup, menjalani terapi yang diperlukan dan
yang tidak kalah penting adalah melakukan pemeriksaan yang dapat
memberikan informasi optimal faktor risiko yang dimiliki seseorang untuk
terjadinya stroke ataupun stroke berulang. Para penderita stroke umumnya
akan kehilangan sebagian atau seluruh fungsi tubuh tertentu. Suplai darah
yang sempat terhenti inilah yang menyebabkan tubuh tidak lagi berfungsi
dengan baik. Sehingga pasien stroke sangat bergantung pada orang-orang
disekitarnya, khususnya keluarga yang merupakan orang terdekat mereka.
Keluarga merupakan komponen penting dalam proses pemulihan pasien
karena keluargalah yang paling mengetahui kondisi kesehatan pasien dan
menjadi bagian penting dalam proses pemulihan (Videbeck, 2001).
Pengambilan keputusan untuk tindakan kesehatan pada pasien stroke
bergantung dari pengetahuan keluarga pasien stroke sendiri (Mulyatsih,
2008).
Irdawati (2009), Rendahnya tingkat pengetahuan keluarga tentang faktor
resiko stroke berulang menyebabkan meningkatnya tingkat keparahan, pasien
tidak memiliki kemandirian, terjadinya serangan ulang bahkan menyebabkan
kematian. keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat, yang terdiri dari
suami istri dan anak atau ayah/ ibu dan anak. keluarga mempengaruhi
perilaku hidup sehat dari setiap anggotanya,begitu juga dari setiap status
kesehatan dari setiap individu mempengaruhi dari fungsi keluarga dan
kemampuannya untuk mencapai suatu tujuan (Potter, 2005)
Dikutip dari jurnal Fadila Nur Safitri (2013), menjelaskan bahwa
keluarga masih menganggap stroke merupakan penyakit tua dan menganggap
yang diterima pasien di Rumah Sakit sudah dapat menjamin kesembuhan
total pada pasien sampai pada akhirnya pasien diijinkan untuk pulang.
Beberapa anggota keluarga pasien juga mengatakan mereka jarang membantu
pasien untuk melakukan gerakan fisik di rumah, tidak terlalu mengerti
tentang
penyakit
stroke
inilah
yang
nantinya
memberikan
B. Rumusan Masalah
Pasien-pasien pasca stroke membutuhkan waktu yang lama untuk proses
pemulihan sehingga tingkat pengetahuan keluarga penting dalam rangka
untuk mencegah terjadinya stroke berulang. Berdasarkan latar belakang di
atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah : apakah ada
hubungan antara pengetahuan keluarga tentang faktor resiko stroke berulang
terhadap kejadian stroke berulang di Poliklinik Saraf Rumah Sakit Stroke
Nasional Bukittinggi tahun 2016?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan pengetahuan keluarga tentang faktor resiko
stroke berulang terhadap kejadian stroke berulang diPoliklinik Saraf
Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi tahun 2016.
2.
Tujuan Khusus
a. Diketahuinya distribusi frekuensi kejadian stroke di Poliklinik Saraf
Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi tahun 2016.
b. Diketahuinya distribusi frekuensi pengetahuan keluaraga terhadap
stroke berulang di Poliklinik Saraf Rumah Sakit Stroke Nasional
Bukittinggi tahun 2016.
c. Diketahuinya faktor resiko stroke berulang terhadap kejadian stroke
berulang di Poliklinik SarafRumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi
tahun 2016.
d. Diketahuinya hubungan pengetahuan keluarga tentang faktor resiko
stroke beerulang terhadap kejadian stroke berulang
1.
D. Manfaat Penelitian
Diharapkan penelitian ini memberikan manfaat bagi :
Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan peneliti didalam melakukan penelitian khususnya penelitian
tentang hubungan pengetahuan keluarga tentang foktor resiko stroke
berulang terhadap kejadian stroke berulang di Poliklinik Saraf Rumah
Sakit Stroke Nasional Bukittinggi tahun 2016.
2. Bagi Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan bagi perawat
dan tenaga kesehatan lainnya untuk memberikan edukasi pada keluarga
dan pasien sehingga dapat menurunkan angka kejadian stroke berulang.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini dijadikan sebagai bahan bacaan, koleksi
perpustakaan dan diharapkan menjadi bahan yang dapat dikembangakan
pada penelitian berikutnya. Peneliti ini merupakan aplikasi dari
pendidikan yang peneliti peroleh selama dibangku perkuliahan di STIKes
Yarsi Sumbar Bukittinggi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Stroke
a. Pengertian Stroke
Stroke, atau cedera serebrovaskular (CVA), adalah kehilangan
fungsi otak yang disebabkan oleh berhentinya aliran darah darah ke
bagian otak (Brunner dan Suddarth, 2002). Stroke ditandai dengan
gejala dan atau tanda klinis yang berkembang dengan cepat yang berupa
gangguan fungsional otak fokal maupun global yang berlangsung lebih
dari 24 jam, yang tidak disebabkan oleh sebab lain selain penyebab
vaskuler (Gofir, 2009).
Stroke atau gangguan perdarahan otak
merupakan penyakit
neurologis yang sering dijumpai dan harus ditangani secara cepat dan
tepat. Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang datang mendadak
dan disebabkan karena terjadinya gangguan perdarahan pada otak dan
bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja.WHO (2006) menjelaskan
Stroke adalah suatu tanda klinis yang berkembang cepat akibat
gangguan otak fokal atau global dengan gejala- gejala yang berlangsung
selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian tampa
adanya penyebab lain yang jelas selain vascular. Termasuk disini
pendarahan
subarachnoid,
pendarahan
intraserebral,
infark
stroke
biasanya
diakibatkan dari salah satu dari empat kejadian yaitu : (1) thrombosis
(bekuan darah yang terdapat di dalam pembuluh darah otak atau leher),
(2) embolisme serebral (bekuan darah atau material lain yang dibawa
dari bagian tubuh yang lain ke bagian otak), (3) iskemia (penurunan
aliran darah ke area otak), dan (4) hemoragi serebral (pecahnya
pembuluh darah serebral dengan perdarahan ke dalam penghentian
suplai darah ke otak, yang menyebabkan kehilangan permanen atau
sementara gerakan, berpikir, memori, bicara, atau sensasi.
Junaidi (2011) menyebutkan penyebab terjadinya
stroke
berdasarkan jenisnya.
1) Stroke iskemik
Sesuai namanya, stroke iskemik disebabkan oleh penyumbatan
pembuluh darah otak (stroke non pendarahan/iskemik).Otak dapat
berfunsi dengan baik jika aliran darah yang menuju ke otak lancar,
dan tidak mengalami hambatan. Namun jika persedian oksigen dan
nutrisi yang dibawa oleh sel sel darah dan sel plasma terhalang
oleh suatu bekuan darah atau terjadi thrombosis pada dinding arteri
atau
intraserebral
termasuk
darah
kedalam
parenkim
otak
yang
dapat
beresiko
terkana
stroke
atau
penyakit
dapat
menurunkan
sintesis
prostasiklin,
terjadi
anterombolitik
(Feingin,
2004).
Sebuah
Menurut
Lawrence
(2009),
individu
yang
thrombosis biasanya tidak fatal jika tidak terjadi perdarahan massif. Oklusi
pada pembuluh darah serebral oleh embolus menyebabkan edema dan
nekrosis diikuti thrombosis. Jika terjadi septic infeksi akan meluas pada
dinding pembuluh darah maka akan terjadi abses atau ensefalitis atau jika
sisa infeksi berada pada pembuluh darah yang tersumbat menyebabkan
dilatasi aneurisme pembuluh darah. Hal ini akan menyebabkan perdarahan
serebral, jika aneurisme pecah atau rupture.
Perdarahan pada otak yang disebabkan oleh rupture arteriosklerotik dan
hipartensi pembuluh darah. Perdarahan intrasirebral yang sangat luas akan
lebih sering menyebabkan kematian dibandingkan keseluruhan penyakit
serebrovaskular, karena perdarahan yang luas terjadi destruksi masa otak,
peningkatan tekanan intrakranial dan yang lebih berat dapat mengakibatkan
herniasi otak pada flak serebri atau lewat foramen magnum.
Kematian dapat disebabkan oleh kompresi batang otak, hemisfer otak,
dan perdarahan di batang otak sekunder atau ekstensi perdarahan ke bataang
otak. Perembesan darah ke ventrikel otak terjadi pada sepertiga kasus
perdarahan otak di nucleus kaudatus, thalamus dan pons.
Jika sirkulasi serebral terhambat, dapat berkembang enuksia serebral.
Perubahan yang oleh enuksia serebral dapat reversible untuk waktu 4
sampai 6 menit. Perubahan ireversible jika anoksia lebih dari 10 menit.
Anoksia serebral dapat terjadi oleh karena gangguan yang bervariasi salah
satunya henti jantung.
Selain kerusakan parenkin otak, akibat volume perdarahan yang relatif
banyak akan mengakibatkan peningkatan tekanan intrakranial dan
penurunan tekanan perfusi otak serta gangguan drainase otak. Elemeneleman vasoaktif darah yang keluar dan kaskade iskemik akibat menurunya
histamin,
aminophilin,
asetazolamid,
dan
embolisasi.
Antiagregai
thrombus
dan
pneumonia),
yang
mungkin
berkaitan
dengan
harus
menjamin
penurunan
viskositas
darah
dan
2. Stroke Berulang
a. Pengertian
Stroke
berulang
juga
di
defenisikan
sebagai
kejadian
adalah
penjelasan
beberapa
faktor
resiko
yang
>140mmHg,
diastolic
>90mmHg)
memiliki
resiko
Tekana Sistolik
(mmHg)
<120
<130
130 -139
140 159
140 -149
Tekana Diastolik
(mmHg)
<80
<85
85 89
90 99
90 94
Hipertensi sedang
Hipertensi berat
Hipertens
isistolik
160 179
180
140
100 -109
110
<90
isolasi
140 - 149
<90
Subgroup : perbatasan
New (1999) WHO / ISH Definition and clanfication of blood pressure
level.
b) Kolesterol
Kolesterol merupakan zat didalam aliran darah yang apabila
makin tinggi kolesterol, maka semakin besar berkemungkinan dari
kolesteror tersebut tertimbun pada dinding pembulu darah. Hal ini
menyebabkan pembuluh darah menjadi lebih sempit sehingga
menganggu suplai darah keotak yang disebut dengan stroke
(iskemik) (iskandar, J, 2004).
Kolesterol total mencakup kolesterol LDL dan HDL, serta lemak
lain dalam darah,kadarnya tidakboleh lebih dari 200 mg/dl. Pada
studi The Multi Risk factor intervention Trial (MRFIT) terhadap
350.977 orang pria, menyatakan bahwa resiko stroke iskemik fatal
meningkat pada penderita dengan kadar kolesterol diatas 160 mg/dl
(iskandar,J,2004).
Tabel 2.2
Klasifikasi Aduotlt treatment panel (ATP III) terhadap kolesterol
LDL, total , HDL
Kolesterol LDL (mg/dl)
<100
100 129
130 -169
160 -189
>190
Kolesterol Total (mg/dl)
<200
200 -239
>240
Klasifikasi
Optimal
Mendekati optimal
Batas tinggi
Tinggi
Sangat tinggi
Yang hendak dicapai / target
Batas tinggi
Tinggi
pengobatan
dapat
mengakibat
ketidak
adekuatan
3. Pengetahuan
a. Pengertian pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. pengindraan terjadi
melalui panca indera manusia, yakni : indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003 ).
dan
berhitung.
Seseorang
dituntut
memiliki
kemampuan
seperti
dapat
menggambarkan,
membedakan,
memisahkan,
dan
formulasi
yang
ada.
Misalnya
dapat
menyusun,
adalah
suatu
usaha
untuk
mengembangkan
sehingga
menghasilkan
perubahan
atau
peningkatan
4.Keluarga
a. Defenisi Keluarga
Undang-undang No. 10 Tahun 1992 disebutkan bahwa keluarga
adalah unit terkecil dalam masyarakat, yang terdiri dari suami istri dan
anak atau ayah/ ibu dan anak.Keluarga adalah kumpulan dua orang atau
lebih yang hidup bersama dengan keterkaitan aturan dan emosional dan
individu mempunyai peran masing masing yang merupakan bagian
dari keluarga (Friedman,1998 dalam harmoko, 2012).
Banyak definisi yang diuraikan tentang keluarga
sesuai
untuk
menentukan
tindakan
keluarga.
Tindakan
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian ini terdiri dari variabel independen dan
variabel dependen. Variabel independen adalah pengetahuan keluarga tentang
faktor resiko stroke berulang, sedangkan variabel dependen adalah kejadian
stroke berulang.
Kerangkan konsep penelitian ini tentang hubungan pengetahuan
keluarga tentang faktor resiko stroke berulang terhadap kejadian stroke
berulang di Poliklinik Saraf Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi tahun
2016.
Variabel Independen
Variabel Dependen
Pengetahuan keluarga
tentang faktor resiko
stroke berulang
-
Kejadian stroke
berulang
Tinggi
Rendah
B. Hipotesa penelitian
Tidak berulang
Berulang
stroke berulang di
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
0,98 . 0,5
0,01
n:
= 49
0,01
Definisi
Cara ukur
Alat ukur
Hasil ukur
operasional
Skala
ukur
Variabel Dependen
pengetah
segala
uan
yang
keluarga
atau kepandaian
tentang
yang
dimiliki
faktor
oleh
keluarga
resiko
yang
diperoleh
stroke
dari
diketahui terpimpin
berulang
pengalaman,
latihan,
atau
melalui
proses
belajar
tentang
faktor
resiko
stroke berulang
seperti
hipertensi,
kolesterol,
diabetes
mellitus
dan
ketitak teraturan
berobat.
Variabel Independen
Kejadian
Stroke
berulang Wawancara
stroke
merupakan
berulang
serangan
terpimpin
Kuesioner
1.Tidak
Nominal
berulang
stroke
setelah
serangan
stroke
pertama
2. berulang
1.
dua kali.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data
(Notoadmojo, 2010).Alat yang digunakan dalam pengumpulan data adalah
daftar pertanyaan dalam bentuk kuesioner dan lembar observasi. kuesioner
diperbolehkan
untuk
melakukan
penelitian.
Kemudian
kriteria
inklusi.
Penelitian
dilakukan
dengan
tetap
responden
(Beneficence
danmaleficence)
Beneficence yaitu penelitian yang dilakukan haruslah
memberikan dampak yang positif terhadap responden baik
langsung maupun tidak langsung dan perlu dijelaskan secara
rinci sebelum dilakukan informed concent (Delima,2012).
Penelitian ini belum memberikan manfaat secara langsung pada
responden, namun secara tidak langsung hasil penelitian
memberikan manfaat dalam menggurangi stroke berulang pasien
pasca stroke.
Maleficence yaitu penelitian tidak menimbulkan resiko
pada
responden.
Responden
dilindungi
dari
fisik
dan
informasi
yang
memadai
tentang
penelitian
dan
responden sesuai
kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan pada pernyataan
benar di beri kode 2 dan pada pernyataan salah diberi kode 1.
3. Entry
Tahap ini peneliti memasukan data kedalam bentuk tabel dan
selanjutnya di masukan kedalam soft ware yang sesuai.
4. Cleanning
Tahap ini peneliti melakukan pengecekan kembali terhadap data
yang sudah terkumpul apakan ada kemungkinan terdapat kesalahan
data, sehingga data siap untuk dianalisis. Cara yang dilakukan dalam
pembersihan data yaitu mengetahui misising data dengan melakukan
list (distribusi frekuensi) dari variabel penelitian yaitu karakteristik,
mengetahui variasi data dengan mengeluarkan distribusi frekuensi dari
masing-masing variabel pada penelitian ini dan mengetahui konsistensi
data dengan menghubungkan dua variabel penelitian.
J. Analisis Data
Data yang diperoleh diolah melalui beberapa tahapan secara
komputerisasi, dengan tahapan pengelohan sebagai berikut :
1) Analisa Univariat
Analisa statistik deskritif yang digunakan untuk menggambarkan
krateristik pengetahuan keluarga tentang faktor stroke berulang
terhadap kejadian stroke berulang
dimasukkan kedalam rumus :
P=
f
n
100%
Keterangan :
P : Nilai persentase
x2 =
(0E)
E
Keterangan :
x 2 = Nilai chi-square yang didapatkan pada perhitungan