DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
ii
I. PENDAHULUAN
Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan guna
6
6
7
8
10
10
11
12
12
24
IV
25
V.
27
VI.
PANEN .................................................................................
28
VII.
ANALISA USAHA .
29
A.
B.
29
34
Puji shukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat dan Karunia-Nya sehingga pembuatan buku Petunjuk Teknis
Budidaya Ikan Papuyu dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Informasi tentang budidaya ikan papuyu masih sangat tebatas dan sulit
didapat, sehingga buku ini dapat menjadi pedoman dan petunjuk dalam
nenbudidayakan ikan papuyu, baik pembenihan maupun pembesaran,
Kami sadari sepenuhnya bahwa buku ini belum begitu sempurna,
karena keterbatasan informasi dan data yang berasal dari pembudidaya ikan
yang memang belum banyak melakukan kegiatan budidaya jenis ikan ini..
VIII
PENUTUP .........
DAFTAR PUSTAKA
37
38
I. PENDAHULUAN
ii
ikan asli perairan tawar Indonesia yang hidup liar di rawa-rawa, sungai, danau
dan genangan air lainnya seperti handil, sawah dan saluran air. Ikan papuyu
selama 1 tahun.
dagingnta pitih dan tebal, serta memiliki cita rasa yang terbilang enak dan
berbagai perairan tawar hingga payau. Di Kalimantan Selatan ikan ini banyak
dijumpai di rawa-rawa dalam 3 (tiga) ekosisten yaitu rawa radah hujan, rawa
pasang surut dan rawa monoton. Perbedaan sifat biologi ikan papuyu dari
tiga ekosistem rawa adalah :
keras/kaku. Bagia Sisi atas tubuh (dorsal) berwarna gelap kehitaman agak
kecoklatan atau kehijauan. Sisi samping (lateral) berwarna kekuningan,
No,
1.
2
3.
4.
5.
6,
7.
Kreteria
Ukuran
- Maksimum
- Rata-rata
Pertumbuhan
Mortalitas
Fekunditas
Survival rate
Rasa daging
Warna
Tadah Hujan
150 gram
60 90 gram
Lambat
Rendah
Tinggi
Tinggi
Agak bau lumpur
Agak kekuningan
Ekosistem Rawa
Pasang Surut
300 gram
100 200 gram
Cepat
Tinggi
Tinggi
Agak rendah
Agak hambar
Hijau kebiruan
Monoton
270 gram
100 170 gram
Cepat
Sedang
Tinggi
Tinggu
gurih
Hijau kebiruan
agak tua
berupa tumbuh-tumbuhan air, ikan-ikan kecil, udang-udang renik, hewanhewan kecil lainnya dan serangga. Oleh karena itu ikan ini mudah diberikan
makanan tambahan atau pakan buatan (pellet), Menurut Mudjiman (1985), jumlah
massal dan luas karena terbatasnya benih yang didapat dari alam. Produksi
lama bertahan di daratan dan harus segera mendapatkan air dalam beberapa
ikan papuyu masih merupakan hasil tangkapan dari alam yang saat ini telah
aktivitas
Suhu
pH
Kecerahan
Warna air
Bau
DO
CO2
NH3
Fe
: 27 30 C
: 4- 8
25 30 cm
: Coklat gelap
Bangai/lumpur
: 4
<8
0,4 ppm
<2
Kingdom
Filum
Sub filum
Kelas
Sub kelas
Infra kelas
Super ordo
Ordo
Family
Genus
Spesies
:
:
:
:
:
:
::
::
:
:
:
Animalia
Chordata
Vertebrata
Pisces
Actinopterygii
Teleostei
Acanthopterygii
Perciformes
Anabantidae
Anabas
Anabas testudineus
Ikan
rawa-rawa dengan nama lain ikan betok dan nama ilmiah Anabas testudineus
penyakit dan dapat hidup di air tergenang (stagnan). Ikan papuyu termasuk
Bloch.
(Melaya), ikan betik atau bethok (Jawa), geteh-geteh (Manado). puyu-puyu (Padang),
Di beberapa daerah ikan ini disebut dengan nama lain yaitu ikan puyu
puyo-puyo (Bintan), kusang (Danau Matanua), sedangkan dalam bahasa Inggris ikan
ini mempunyai nama Climbing Gouramy atau climbing perch.
Ikan papuyu menyebar luas, mulai dari India, Cina, Srilangka, Fhilifina,
hingga Asia Tenggara lainnya dan Kepulauan Nusantara serta di sebelah barat Garis
Wallace dan menyebar di kepulauan Indo-Australia
3
4
pemijahan papuyu yaitu seleksi induk siap pijah, penyuntikan induk, ovulasi,
ikan
bertujuan
untuk
menghasilkan
benih
ikan
A. Seleksi Induk.
meningkatkan
1,5 x1 m dengan ketinggian air 0,5 m dan kepadatan ikan 100 - 150
pendapatan
pembudidaya
ikan
sekaligus
menunjang
upaya pelestarian
ekor/bak.
Setiap hari induk diberi pakan pelet 3 - 5% dari berat total populasi
Papuyu
berkembangbiak
dengan
cara
induk
betina
ikan dengan frekuensi pemberian 1 kali pada pagi hari. Setiap bulan
sekali dilakukan pergantian air sebanyak 100 % dan pengamatan
kematangan induk yang siap dipijahkan. Selama musim penghujan
(Oktober-April), induk ikan papuyu betina mencapai kematangan gonad
atau dapat dipijahkan kembali 2 bulan setelah induk tersebut dipijahkan.
Ikan Papuyu
Jika matang gonad pada bagian perut diurut akan keluar telur,
2. Jantan :
Tubuh ramping dan panjang,
Warna badan agak cerah,
dan 1 betina). Pemijahan akan terjadi pada tengah malam hingga pagi hari
Jika perut diurut akan keluar cairan sperma berwarna putih susu.
Ukuran induk betina yang ideal diatas 90 gram dan jantan diatas 30
gram
Badan terlihat segar (tidak cacat) dan gerakannva lincah
Mampu menghasilkan telur dalam jumlah cukup banyak,
Umur induk lebih dari 10 bulan,
Pertumbuhannya cepat.
C. Penetasan Telur Dan Pemeliharaan Larva
Induk-induk ikan papuyu yang telah memijah dipindahkan ke
kolam induk untuk pematangan gonad berikutnya. Setelah penyuntikan II
induk betina, maka ovulasi akan terjadi 5 jam berikutnya. Telur akan
menetas dalam waktu 20 24 jam pada suhu 260C atau akan menetas
dalam waktu 12 jam pada suhu 300C. Prosentase dari telur yang dibuahi
B. Penyuntikan
Pemijahan ikan papuyu dilakukan secara semi buatan, induced
spawning. Caranya, siapkan akuarium ukuran panjang 60 cm, lebar 50 cm
dan tinggi 45 cm; keringkan selama 3 hari; isi air setinggi 30 cm; hidupkan
dua titik aerasi dan biarkan hidup
Penyuntikan terhadap induk ikan jantan dan betina dilakukan secara
bersamaan. Suntik secara intramuscular pada otot punggung 2 ekor induk
betina dan 8 ekor induk jantan pada sore hari dengan hormon ovaprim
sebanyak 0,4 - 0,5 ml/kg dan masukan ke dalam satu akuarium.
Perbandingan antara jantan dan betina 3 : 1 atau 4 : 1. ( 3 atau 4 jantan
7
pakan 3 kali sehari (pagi, siang dan sore) selama 10 hari. Setelah itu bisa
D. Pendederan I
diberikan makanan pellet yang dihaluskan. Masa kritis larva terjadi pada
saat hari ke-7 sampai hari ke-14.. Setiap ekor induk betina bisa
Siapkan sebuah kolam berukuran 200 m2, keringkan selama 46 hari; isi
air setinggi 4060 cm; tebarkan 4 karung kotoran ayam atau puyuh dan
biarkan selama 4 5 hari; pasang 4 10 buah hapa ukuran panjang 2 m,
lebar 1 m dan tinggi 80 cm dengan tiang-tiang bambu. Tebar/masukan
2.000 ekor larva umur 10 - 14 hari dan berikan pakan tambahan berupa
pelet halus. Pemeliharaan ini dilakukan selama seminggu. Pada saat itu,
larva sudah berukuran 0,5 cm.
E. Pendederan II
Pendederan II dilakukan di kolam berukuran 200 m2, keringkan
selama 4 6 hari; isi air setinggi 40 60 cm; tebarkan 4 karung kotoran
ayam atau puyuh dan biarkan selama 4 5 hari. Tebar benih yang
berasal dari pendederan I (lepas hapa) dengan kepadatan 200 300
ekor/m2; beri pakan tambahan berupa pelet halus sebanyak 500 gram/hari
diawal pemeliharaan, 750 gram pada minggu kedua, 1.000 gram pada
minggu ketiga atau sesuai dengan kebutuhan. Pendederan berlangsung
9
III.
dapat
Pada
Pendederan III
Pendederan III dilakukan di kolam lain dengan perlakuan sama
dengan pendederan II. Pendederan ini dilakukan selama sebulan dan
benih sudah mencapai ukuran 3 5 cm. Benih hasil pendederan III
selajutnya dipelihara di kolam atau wadah budidaya ikan lainnya untuk
pembesarannya.
1.Kolam
Kolam
merupakan
salah
satu
tempat
yang
ideal
untuk
Bentuk kolam sebaiknya empat persegi panjang atau segi empat, agar
mudah dalam pengelolaaannya
11
12
13
rumah/pekarangan
gram CaCO3/m.
Kolam Terpal
2.
Pada pagi atau sore hari benih ikan dapat ditebar dengan
kepadatan 50 ekor/m2.
14
Pastikan tempat/lokasi pembuatan kolam terpal mudah
pembersihan
lahan
atau
tempat
yang
atas, terpal bisa dijepit dengan papan atau bilah bambu agar
akan
sambungan paralon.
di
setiap
sudut.
Untuk
memperkuat
kolam,
Posisi lantai
Isi kolam terpal yang sudah jadi dengan air kurang lebih 1/3
bagian, dan periksa apakah ada yang bocor di bagian dasar
15
Lakukan pemasangan terpal dengan baik, hati-hati dan rapi
serta cukup rapat ke permukaan dinding dan lantai. Bagian
16
a.
17
Kolam terpal model ini adalah kolam terpal yang dibuat
dan lebar galian tanah disesuaikan dengan ukuran terpal yang digunakan
persegi panjang.
permukaan dasar
galian serta jauhkan kerikil, bebatuan maupun benda keras lainnya guna
menghindari kebocoran saat kolam diisi air.
Tanah bekas galian dimasukkan dalam karung dan diletakan
dipinggir galian untuk dijadikan tanggul dengan ketinggian 30 cm.
Selanjutnya terpal dimasukkan dalam galian tanah yang telah dibuat dan
pada bagian sudut terpal dilipat sedemikian rupa sehingga air tidak
galian, jauhkan dari kerikil, bebatuan serta benda keras lainnya atau
Pada
bagian
sisi-sisi
atas
terpal
diikatkan
pada
tonggak
sedemikian rupa sehingga posisi terpal rapi, stabi, dan tidak mudah
bergeser.
Lakukan
diikatkan pada tiang pancang yang kuat dan kokoh agar tidak hanyut
Keramba
Karamba umumnya terbuat dari bahan kayu
2 - 3 m. Kisi-kisi diding
ulin dengan
Dinding maupun lantai karamba terdiri dari kisi-kisi kayu ulin dengan
4. Jaring Tancap.
posisi terapung yaitu 3/4 bagian karamba berada di dalam air dan
ikan dalam wadah berupa jaring yang diikatkan pada patok yang
19
20
d.
lebih besar dan dipasang pada kerangka kayu atau bambu dipinggi
e.
21
Pada pagi atau sore hari benih Ikan papuyu yang berasal dari
pendederan III dapat ditebar dengan kepadatan 50 100
ekor/m2.
sebanyak
5%/hari
dengan
frekwensi
pemberian
kali.
b.
c.
5. Fishpen.
pagar dan digunakan untuk memelihara ikan atau biota air lainnya.
permukaan air pada saat hujan/banjir. Dan ketika air surut tinggi
atau waduk.
pinggir/tepi perairan.
Siapkan sejumlah bilah (reng) bambu atau bilah kayu ulin,
balok ulin atau galam. paku dan peralatan pertukangan lainnya.
22
Tancapkan balok-balok kayu sekokoh mungkin sebagai tiang dengan
jarak 1 meter ke dasar perairan hingga membentuk bangun segi
empat atau empat persegi panjang dengan ukuran sesuai yang
diinginkan. Hubungkan masing-masing tiang dengan 3 (tiga) balok
kayu bagian atas, tengah dan bawah hingga membentuk bangun
yang
kokoh.
Pasang
bilah
bambu
atau
ulin
dengan
cara
B. Penebaran Benih.
Dalam budidaya ikan termasuk ikan papuyu harus memperhatikan
mutu benih yang akan ditebar, karena nutu benih berhubungan erat
dengan laju pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup selama masa
pemeliharaan.
23
Padat penebaran untuk pembesaran ikan papuyu di kolan (Kolam
tanah, beton maupun terpal) sebanyak 100 - 300 ekor/m untuk ukuran
benih 5 8 cm dan 400 ekor/m untuk benih berukuran 3 5 cm. Padat
penebaran pembesaran ikan papuyu di karamba sebanyak 300 - 400
ekor/m dan jaring tancap sebanyak 50 100 ekor/m2 dengan ukuran
benih 5 8 cm. Penebaran benih ikan dilakukan pada sore atau pagi hari
saat suhu udara relatif rendah, guna meminimalisir kemungkinan stress
pada benih ikan papuyu. Penebaran benih dilakukan melalui aklimatisasi
tangkapan di alam bukan berarti tidak baik, tetapi diperlukan waktu dan
perlakuan yang lebih baik untuk penyesuaian diri terhadap lingkungan
budidaya.
24
mencapai ukuran
65 75 gram/ekor.
tambahan berupa sisa-sisa dapur atau ikan rucah yang dipotong kecil-kecil
sesuai ukuran mulut ikan.
Dalam pembesaran ikan papuyu di kolam, karamba maupun jaring
tancap sebaiknya dilakukan seleksi setelah masa pemeliharaan sekitar 2
bulan dan dua bulan berikutnya hingga panen. Ikan-ikan yang berukuran lebih
26
panen total. Panen selektif ikan yang dipelihara di kolam berpengaira teknis
atau tidak dapat dikeringkan seperti kolam rawa, maka panen dapat dilakukan
dengan menggunakan alat batu jarring yang ditarik dari salah satu sisi kolam
pengeringan tanah dasar kolam yang sempurna, pengolahan tanah yang baik,
ke sisi lainnya sehingga ruang gerak ikan semakin sempit. Selanjutnya ikan
ditampung dalam wadah tersendiri sedangkan yang masiih kecil dilepas untuk
dipelihara kembali.
mudah stres, dan bagian yang memar atau terluka merupakan media yang
dimasukan dalam wadah tertentu dan yang masih kecil dipelihara kembali
Panen ikan papuyu agar dilakukan dengan hati-hati guna menjaga kualitas
begitu saja, melainkan melalui proses hubungan antara tiga faktor, yaitu
kondisi lingkungan (kondisi air dalam kolam), kondisi inang (ikan peliharaan),
dan adanya jasad pathogen (jasad penyakit). Timbulnya serangan penyakit
merupakan hasil interaksi yang tidak serasi antara lingkungan, ikan, dan
jasad/ organisme penyakit. Interaksi yang tidak serasi ini menyebabkan stress
pada ikan, sehingga mekanisme pertahanan diri yang dimilikinya ikan menjadi
lemah dan akhirnya mudah diserang penyakit.
V. PENEN
27
28
Rp.
1.701.360,-
Rp.
3.000.000,-
Tenaga kerja,
2 org x 12 bln x Rp.1.500.000
Rp.
36.000.000,-
Rp.
945.200,-
41.646.560,-
Rp.
Rp.
Rp.
15.000,-
Ovaprim 1 botol
Rp.
250.000,-
Rp.
30.000,-
Rp.
900.000,-
Rp.
200.000,-
Rp.
180.000,-
Termometer 1 buah
Rp.
150.000,-
pH meter, 1 buah
Rp.
750.000,-
Rp.
90.000,-
Blower, 1 buah
Rp.
750.000,-
Rp.
540.000,-
Infilter 1 buah
Rp.
500.000,-
Lain-lain
Rp.
. 300.000,-
Aki
Rp.
450.000,-
2.260.000,-
5.000.000,.
7.000,-
Rp,
300.000,-
RP.
600.000,-
Lain-lain
Rp.
500.000,-
Jumlah Rp.
9.452.000,-
2. Biaya Operasional
a. Biaya Tetap
29
30
6. PBP (Pay Back Period) adalah suatu indikator yang dinyatakan dalam
ukuran waktu yaitu berapa lama waktu yang diperlukan untuk
mengembalikan modal investasi yang dikeluarkan. Semakin cepat
dalam pengembalian biaya investasi, semakin baik kegiatan usaha yang
dikakukan karena semakin lancar dalam perputaran modal.
PBP= Investasi : (Keuntungan + Penyusutan) x 1 tahun
=Rp. 9.452.000,- : (Rp.20.093.440,- + Rp.945.200,-) x 1 tahun
= 9.452.000 : 21.038.640
= 0,5 tahun
= 6 bulan.
Artinya modal investasi usaha yang digunakan akan kembali dalam
jangka waktu 6 bulan.
Jadi usaha pembenihan ikan papuyu akan mengalami titik impas (BEP)
31
pada saat menghasilkan benih sebanyak 219.533 ekor dengan harga
jual Rp.137,-/ekor.
analisa
usaha
ini
dimaksudkan
32
untuk
memberikan
gambaran peluang usaha pembesaran ikan papuyu yang masih terbuka luas
dan mempunyai prospek cukup baik apabila dilakukan dengan sungguhsungguh dan dalam skala yang lebih besar.
1.
Biaya Investasi
Rp.
3.000.000,-
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
36.000.000,-
Rp.
21.600.000,-
Obat-obatan
Rp.
250.000,-
Lain-lain
Rp.
300.000,-
38.450.000,-
Tenaga kerja,
2 org x 12 bln x Rp.1.500.000
Peraltan
- Serok 2 buah x Rp. 10.000,- Baskom plastik 2 bh x Rp.75.000,- Ember plastik 2 buah x Rp.25.000,
- Lain-lain
20.000,150.000,50.000,250.000,-
Jumlah Rp.
470.000,-
39.470.000,-
Rp.
40.228.500,-
2. Biaya Operasional/siklus
a. Biaya Tetap
Rp.
. 1.776.150,-
Rp.
2.350,-
Rp.
1.778.500,-
= Rp. Rp.112.000.000
4.
B/C Ratio.
B/C Ratio merupakan alat analisa
Rp.
Rp.
200.000,-
Rp.
100.000,-
33
12.000.000,-
34
untuk mengukur tingkat
Analisa B/C ratio lebih besar dari 1 (satu) berarti usaha yang
dilaksanakan
jika lebih kecil dari 1 (satu) berarti tidak layak untuk dikerjakan
lebih besar,
..
Jadi. pembesaran ikan papuyu akan mengalami titik impas (BEP) pada
saat produksi yang dicapai sebanyak
Rp.25.142,81,6. Pay Back Period (PBP) adalah suatu indikator yang dinyatakan dalam
ukuran waktu yaitu berapa lama waktu yang diperlukan untuk
mengembalikan modal investasi yang dikeluarkan. Semakin cepat
dalam pengembalian biaya investasi, semakin baik usaha yang
35
dikakukan karena semakin lancar dalam perputaran modal.
PBP = Investasi : (Keuntungan + Penyusutan x 1 tahun)
= Rp.39.470.000:(Rp.31.543.000+Rp.940.000) x 1 th.
VII. PENUTUP
36
Anonim 2013.
Betok.. http://akumasihwaras.blogspot.co.id/2013/01/pengaruh-
jenis-makanan-terhadap.html
Anonim 2014. Budidaya Ikan Betok.
http://gemawirausaha.blogspot.co.id/2014/02/budidaya-ikanbetok.html Diakses Kamis, 22 Oktober 2015
Balai Budidaya Air Tawar Mandiangin. 2012. Teknologi Pembesaran
Ikan (Papuyu (terapan). Direktorat Jenderal Perikanan
Budidaya, Departemen Kelautan dan Perikanan. Diakses
Selasa, 27 Oktober 2015.
M. GUFRON H. KURDI. Panduan Lengkap Memelihara Ikan Air Tawar
di Kolam Terpal. http://books.google.co.id/books?
id=_dQttofAvDkC&pg=PA59&hl=id&source=gbs_toc_r&cad=4#
v=onepage&q&f=false. Diakses Selasa, 27 Oktober 2015
.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim Budidaya Ikan Papuyu (Anabas testudneus)
http://www.uftwo.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=147:budidaya-ikanpapuyu-anabas testudneus&catid=27:perikanan&Itemid=53.
Diakses Kamis, 22 Oktober 2015
37