SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN KONTRAKTOR
Beberapa item pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh kontraktor, yaitu meliputi :
a. Pekerjaan Perpipaan, yang terdiri dari :
Pengadaan dan Pemasangan Pipa Galvanis Iron Pipe (GIP) dan Accessories di
Intake dengan standar Medium Class PN 10 (Pressure Nominal 10 Bar) yang
memenuhi standar ISO 4065, ISO 4427 dan atau DIN 8075, diameter 12.
Pengadaan dan Pemasangan Pipa Transmisi dan Accessories dengan PE-100/
PN-10/SDR-17 (Pressure Nominal 10 Bar) diameter 12 .
Pengadaan dan Pemasangan Pipa Transmisi dan Accessories dengan PE-100/
PN-10/SDR-17 (Pressure Nominal 10 Bar) diameter 10 .
Pengadaan dan Pemasangan Pipa Transmisi dan Accessories dengan PE-100/
PN-10/SDR-17 (Pressure Nominal 10 Bar) diameter 8 .
b. Pekerjaan Sipil yang terdiri dari :
Penyambungan pipa pada pipa Outlet Bendungan Pandanduri
Pekerjaan Pipa Transmisi
Pekerjaan Jembatan dan Perlintasan Pipa
Pekerjaan Bak Pelepas Tekan
2.
PEKERJAAN PERPIPAAN
Beberapa pekerjaan pengadaan dan pemasangan pipa, yaitu :
P a g e | 136
c.
d.
e.
Polyethylene berdenstitas tinggi (HDPE) dengan tingkat kepadatan 0,950,96 g/m3 (sesuai SNI 06-4829-2005 5.2 (c)).
Bahan baku sudah tercampur karbon hitam sesuai B 184 (ASTM D 1603)
dan SNI 5.1.2 sebesar 2,3 %.
Mengandung antioksidan sesuai B162 (ASTM D 3895) nilai 38 min dan
sesuai cara prosedur pengujian SNI 06-4829-2005 9.9.1.4.2. pengukuran
waktu induksi oksidasi.
Produsen pipa melampirkan Bill of Loading dan packing list bahan baku PE.100
sesuai dengan yang tertera pada Certificate of analisys point a.
Dari data-data tersebut point a. Maka ada jaminan bahwa nilai kekuatan /
tegangan minimum yang diijinkan (MRS=Minimum Required Strenght) untuk PE
100 pada temperatur 20oC selama 50 tahun sebesar 10 Mpa (N/nm2) sesuai
IS) 9080:2003 (E), didukung dengan lampiran Bodycote Certificate dengan
metode pengetesan sesuai ISO 12162 : 1995 (E).
Produsen pipa harus melampirkan Mill Certificate hasil hidrostatic Test long
term, yaitu pengetesan pipa pada temperatur 20OC serta ditahan sampai 100
jam, tegangan induksi/hoopstress mencapai 12,4 Mpa dengan hasil tidak
bocor/tidak pecah (no leakage/no rupture).
PE 100
12.4
5.5
5.0
PE 80
9.0
4.6
4.0
Catatan :
) Hanya kegagalan rapuh yang diperhitungkan
Pecah karena rapuh (britle failure) pada kurang dari 165 jam adalah merupakan
kegagalan. Jika pengujian dilaksanakan pada 165 jam ternyata gagal dalam bentuk
kenyal (ductile), uji ulang supaya dilaksanakan pada tegangan yang lebih rendah.
Tegangan uji yang baru, dan waktu kegagalan minimum yang baru supaya dipilih
sebagaimana tabel dibawah.
Tabel 2 Ketahanan Hidrostatik Pada Kekuatan Suhu 80C Kebutuhan Uji Ulang
PE 80
PE 100
Tegangan
Mpa
Waktu Kegagalan
Minimum (jam)
4.6
4.5
165
219
5.5
5.4
165
233
4.4
283
5.3
332
4.3
394
5.2
476
4.2
533
5.1
688
4.1
727
5.0
1000
4.0
1000
Tegangan
Mpa
Waktu Kegagalan
Minimum (jam)
P a g e | 137
b.
Kuat Tarik
Nilai kuat tarik minimum harus 20 Mpa dan perpanjangan minimum harus
400%, bila diuji pada suhu 20C.
2.4.
Sifat Fisik
Sifat fisik pipa PE perlu diperhatikan yaitu :
1. Stabilitas Panas
Waktu induksi untuk pengujian contoh yang diambil dari pipa PE minimum
harus 20 menit jika diuji pada suhu 200C. contoh yang diuji supaya diambil
dari permukaan sebelah dalam pipa.
2. Nilai Perubahan Arah Panjang
Nilai perubahan arah panjang maksimum 3 %
2.5.
Dimensi Pipa
Sesuai Standard SNI, 06-4829-2005 tentang pipa poliethylene untuk air minum,
Dimensi Pipa PE harus memenuhi persyaratan seperti pada Tabel 3 dibawah ini :
Tabel 3 Diameter Luar Dan Ketebalan Dinding
Pipa High Density Poliethylene (HDPE-PE)
Seri Pipa
Out Diameter
( mm )
50
75
90
110
125
160
200
250
315
355
400
2.6.
SDR.26(PN 6,3)
2.0
2,9
3,5
4,3
4,8
6,2
7,7
9,6
12,1
13,6
15,3
P a g e | 138
b.
Gate Valve.
Bila tidak disebut dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity), maka gate
valve yang ditawarkan adalah gate valve dari jenis Non Rising Stem.
Valve harus memenuhi standar Gate Valve for Water and Other Liguids
(AWWA C 500) atau standar internasional lain yang sama atau yang lebih
tinggi kualitasnya dan didesain khusus untuk tekanan kerja
Penawaran gate valve adalah berikut hand wheel harus dilengkapi dengan
kunci T (Tee Key) minimal satu buah dan maksimum saw untuk sebap 20
buah yang seukuran
Tee Key tersebut dilengkapi dengan pendongkel tutup surface boxlstreet
caver dan terbuat dari baja ST 40 yang lelah digalvanis
Bila dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) diperlukan extension spindle
maka material tersebut terbuat dari baja ST 40 yang telah digalvanis
Harga penawaran exlension spindle sudah termasuk potongan pipa PVC
untuk melindungi extension spindle tersebut dari urugan tanah
Badan dari gate valve, hand wheel/cap terbuat dari besi tuang kelabu atau
bahan dengan kualitas lebih tinggi.
Badan gate valve harus terbuat dari besi (iron body) dengan dudukan dari
logam perunggu, tangkai valve jenis non-rising dan dengan katup yang solid
(solid wedge gate). Valve harus cocok untuk pemasangan dengan posisi
P a g e | 139
c.
tegak (vertical mounting). Valve harus dirancang untuk saluran air yang
bebas hambatan yang mempunyai diameter tidak kurang dari diameter
nominal valve apabila dalam posisi terbuka.
Stuffing box harus terbuat dari bahan yang sama dengan badan valve seperti
telah dispesifikasikan diatas dan harus dalam posisi terbuka. Tinggi dari
stuffing box tidak boleh kurang dari diameter valve. Packing pada stuffing
box harus terbuat dari asbes atau bahan lain yang sesuai dan disetujui
engineer. Packing dari hemp atau jute (rami) tidak boleh digunakan. O-ring
stem seal dapat digunakan atas persetujuan engineer dan seal ini ahrus
terdiri dari 2 (dua) buah O-ring seal dan paling sedikit 1 (satu) buah
ditempatkan diatas stem-collar dan dapat dilakukan penggantian dalam
keadaan tekanan kerja penuh dimana valvenya dalam posisi terbuka penuh.
Stem terbuat dari perunggu atau stainless steel
Body seat ring dan disk seat ring terbuat dari kuningan atau perunggu
Surface box untuk valve yang ditanam terbuat dari grey cast iron, rata dan
tahan terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh beban lalu lintas yang
padat. Tutup harus disertakan pada surface box tersebut.
Joint antara tutup dengan badan tidak berupa engsel melainkan
dihubungkan dengan baut. Ukuran surface box disesuaikan dengan masingmasing dimensi valve dan sudah dicoating dengan anti karat.
Semua valve, kecuali ditentukan lain, harus dilengkapi dengan mur (wrench
nuts).
P a g e | 140
g.
h.
Dudukan valve harus dapat menjaga valve pada posisi yang seharusnya.
Type air valve harus sesuai dengan spesifikasi dibawah ini yang tergantung
pada ukuran pipa yang dipasang (Tabel 4).
Tabel 4 Type Air Valve
Ukuran Pipa
(mm)
300 dan lebih kecil
350 dan lebih kecil
1.
2.
d.
Ball Valve
Auxiliary valve yang untuk tipe air valve dengan lubang tunggal kecil disebut
ball valve. Ball Valve memiliki dua lubang atau tipe kombinasi. Valve ini
dikondisikan untuk tekanan kerja sebesar 0.98 Mpa (10.0 kg/cm2) dan memiliki
ujung flange. Ball valve harus merupakan tipe non-lubricated dan terbuat dari
bahan cast iron untuk badan valve dan bola, stainlees steel dengan
dudukan/bantalan. Dudukan/bantalan harus diberi penguat dari tangkai/stem
harus dibuat dari stainlees steel. Teflon penguat digunakan untuk packing stem
yang mudah diatur dan mudah diganti tanpa memindahkan valve dari jalur pipa
pada saat kondisi normal. Setiap valve harus dilengkapi dengan kunci dari
ductile cast iron pada tiap operasi.
e.
Plug Valve
Plug valve harus non-lubricated, plug dengan tipe resilient faced eccentric
dengan badan valve yang terbuat dari cast iron. Plug cast iron berpegas harus
dilapisi dengan chloprene (neoprene) agar dapat kedap dari gelembung air.
Valve juga dilengkapi dengan heavy duty prelubricated bearing dari stainlees
steel atau perunggu.
Tutup stem/tangkai terbuat dari karet cincin O atau multiple Buna N
Packing Rings. Pada saat packing ring digunakan, packing gland harus dapat
dipasang tanpa harus melepaskan bagian valve.
P a g e | 141
2.7.
P a g e | 142
P a g e | 143
Lapisan bawah dasar (sub base course) terdiri dari lapisan agregat yang
dipadatkan dengan baik dengan ketebalan minimum 0,2 m dan juga diisi
dengan kerikil.
Perkerasan permukaan yang terbuat dari kerikil pasir dengan ketebalan
minimum tidak kurang 0,1 m dipadatkan dan dirawat dengan baik sampai
selesainya pekerjaan. Jika diperlukan perbaikan, kontraktor harus
bertanggung jawab terhadap biaya perbaikan tersebut.
Pemasangan Pipa
Penurunan pipa kedalam galian Perkakas, peralatan yang baik, dan fasilitas
yang memuaskan Direksi harus disediakan dan digunakan oleh kontraktor
bagi keamanan kelancaran pekerjaan.
Pipa PE diameter kecil diproduksi dalam bentuk roll. Penurunan kedalam
galiannya dapat dengan 2 cara : baik dilepas dulu dari gulungannya baru
P a g e | 144
diturunkan atau diturunkan dulu kedalam galian dalam bentuk rool baru
dilepas. Pipa PE diameter besar diproduksi dalam bentuk batang.
Semua pipa, Fitting dan Valve harus diturunkan kedalam galian satu
persatu, dengan menggunakan derek, tali/tambang, atau dengan perkakas
atau peralatan lainnya yang sesuai sedemikian rupa untuk mencegah
kerusakan pada bahan tersebut maupun lapisan pelindung luar dan
dalamnya. Bahan tersebut dengan alasan apapun tidak boleh dijatuhkan
atau dilemparkan kedalam galian.
Jika terjadi kerusakan pada pipa Fitting, Valve atau perlengkapan lain
dalam penanganannya kerusakan tersebut harus segera diberitahukan
kepada Direksi. Direksi harus menetapkan perbaikan atau penolakan bahan
yang rusak tersebut.
c.
Penyambungan Pipa
Jenis sambungan pipa Polyethylene adalah sbb:
Sambungan Mekanis
Mechanical-joint : sambungan plastik, injection (20 mm-63 mm)
imulded, tipe push-in dengan O-ring dan ulir
Sambungan dari metal
Electro welding (25 mm 125 mm)
Las otomatis dari fitting PE yang sudah ada kumparan pemanas.
Welding (butt fusion)
But welding ( 63 mm 400 mm)
Socket welding (20 mm 125 m)
Saddle welding
Cairan pembersih serta peralatan penyambungan harus disediakan oleh
kontraktor.
1. Penyambungan dengan sambungan mekanis.
Pipa dimasukkan kedalam sambungan lalu mur menekannya dikencangkan.
Penyambungan sistem mekanik lainnya juga sama seperti halnya
penyambungan-penyambungan yang biasa dilakukan.
2. Penyambungan dengan Elektro Welding
Kontraktor harus menyediakan KONTROL BOX khusus dengan tegangan
yang harus sama dengan tegangan dari spesifikasi sambungan yang
ditentukan oleh produsen sambungan tersebut. Mula-mula kedua
permukaan yang akan disambung harus dibersihkan dengan cairan
pembersih. Sambung pipa dengan sambungan yang akan dilas.
Kemudian kabel dari control box disambung kedalam sambungan yang
tersedia. Hidupkan control box dan secara otomatis akan berhenti sendiri
bila proses bila penyambungan selesai. Sebagai kontrol, material dari dalam
akan keluar dari lubang indicator pada sambungan.
3. Penyambungan pipa dengan welding (Heat fision)
Umum
Penyambungan butt-fusion adalah proses termofusi yang melibatkan
pemanasan secara bersama di kedua ujung pipa yang akan disambung
sampai kondisi leleh tercapai pada kedua ujungnya. Lalu kedua ujung pipa
digabung pada tekanan tertentu untuk sambungan yang senyawa.
Hasil penyambungan pipa harus tahan terhadap gaya tarik dan mempunyai
kekuatan yang sebanding dengan pipa. Metode penyambungan jenis ini
membutuhkan plat pemanas elektrik untuk dapat mencapai suatu
temperatur tertentu yang digunakan untuk jenis pipa dari bahan PE 80 dan
PE 100 untuk ukuran 90 mm ke atas dengan SDR yang sama.
P a g e | 145
Untuk membersihkan kotoran pada plat pemanas bisa dicuci pada saat dingin
dengan sedikit air yang cukup sebelum memulai penyambungan. Gunakan
bahan yang bersih yang tidak meningggalkan bekas. Untuk membersihkan
kotoran lapisan minyak atau pelumas harus menggunakan kain dan bahan
pembersih yang sesuai, seperti ISO PROPANOL.
Periksa dan pastikan bahwa pipa-pipa dan atau fitting yang akan disambung
mempunyai ukuran diameter, SDR dan bahan yang sama.
Sambungan Percobaan
Meskipun pencucian plat pemanas dapat menghilangkan kotoran yang tertinggal,
akan tetapi partikel kecil daripada debu seringkali masih ada. Untuk
membersihkannya diperlukan pembuatan sambungan percobaan pada tiap sesi
penyambungan, dimana ketika temperatur plat mulai menurun atau dibawah 180C,
atau pada saat adanya perubahan ukuran pipa yang akan disambung.
Sambungan percobaan dapat dibuat dengan menggunakan potongan pipa dengan
ukuran, SDR dan bahan yang sama. Hal ini bukan untuk membuat sambungan.
Prosedur tersebut dapat dihentikan setelah proses pemanasan tercapai.
Prosedur Penyambungan
Tempatkan pipa pada penjepit (clamp) dimana ujung pipa berhadapan dengan
plat pemotong dalam posisi lurus.
Luruskan dan ratakan posisi seluruh komponen dengan roller.
Kencangkan penjepit (clamp) untuk memegang dan membulatkan kembali pipa.
Tutup ujung pipa yang terbuka untuk mencegah pendinginan plat oleh
masuknya udara ke bagian dalam pipa.
P a g e | 146
Nyalakan alat pemotong dan geserkan penjepit pipa secara perlahan sehingga
ujung pipa tepat berhadapan dengannya sampai terjadinya pemotongan
permukaan pipa yang kontinyu.
Jaga agar alat pemotong tetap menyala sementara penjepit (clamp) dibuka untuk
menghindari terjadinya pemotongan permukaan yang tidak rata.
Angkat alat pemotong perlahan dan hindarkan bersinggungan dengan
permukaan pipa . Bersihkan sisa potongan dari mesin dan pipa.
P a g e | 147
Keterangan :
1. Heater Plate
2. Milling Cutter
3. Pipe Clamp
4. Electro Hydraulic Control
5. Aluminium Clamp, dapat dibongkar / pasang sesuai ukuran pipa
Perlengkapan Pendukung :
1
2
P a g e | 148
Keterangan :
1. Termometer
2. Timer / Stopwatch / Alarm
3. Aseton / Alkohol
4. Kain Bersih
5. Genset Min 5 KVa
Posisi Ideal Welding Pipa PolyEthylene :
Prinsip Dasar :
1. Titik pengelasan harus bersih dari kotoran (debu, tanah, pasir, minyak, dsb)
dan rata.
2. Panas harus sesuai (220 0C + 10 0C).
3. Sumbu pipa harus sejajar (Aligned).
4. Tekanan welding harus stabil dan sesuai formula perhitungan.
5. Waktu pendinginan harus konsisten dengan formula perhitungan.
6. Parameter pengelasan disetiap titik akan berubah. Harus dilakukan
perhitungan kembali disetiap titik pengelasan.
7. Dokumentasikan parameter pengelasan disetiap titik.
8. Kualitas welding ditentukan oleh sikap kerja yang konsisten.
Tekanan Bead Up
Ukuran Bead Up
Tekanan Pemasakan
Waktu Pemasakan
Total Tekanan Welding
Waktu Pendinginan
P a g e | 149
2. Letakkan Heater Plate dan tekan pipa seperti gambar dengan tekanan BaedUp. Panaskan ujung pipa sampai didapat bibir pipa sebesar perhitungan di
kartu parameter.
Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi
Metode e-Lelang Umum dengan Pascakualifikasi
P a g e | 150
Langkah 7 : Welding
1. Pisahkan ujung pipa dari Heater Plate. Segera angkat Heater Plate dan
dekatkan kedua ujung pipa.
Langkah 8 : Pendinginan
1. Cantumkan stempel Identitas teknisi welding pada bibir pengelasan.
2. Dinginkan sambungan welding sesuai waktu perhitungan di Kartu Parameter.
3. Perhatikan suhu ruang pengerjaan welding akan menentukan lamanya
pendinginan.
P a g e | 151
PARAMETER
Contoh Perhitungan Parameter (1/2)
Tekanan
Bead-Up
Dixon Fusion Master - HF200
Silinder Area : 753 mm2
63 mm
114.67 Kpa
75 mm
162.76 Kpa
90 mm
234.97 Kpa
110 mm
354.04 Kpa
125 mm
446.52 Kpa
140 mm
563.68 Kpa
160 mm
739.30 Kpa
180 mm
920.59 Kpa
200 mm
1135.03 Kpa
Dixon Fusion Master - HF450
Silinder Area : 2027 mm2
225 mm
530.14 Kpa
250 mm
657.27 Kpa
280 mm
820.15 Kpa
315 mm
1045.36 Kpa
355 mm
1321.6 Kpa
400 mm
1676.62 Kpa
450 mm
2120.57 Kpa
Dixon Fusion Master - HF630
Silinder Area : 2027 mm2
500 mm
2616.6 Kpa
560 mm
3280.59 Kpa
OD Pipa
Ukuran
Bead-Up
Waktu
Pemasakan
0.760
0.810
0.873
0.960
1.010
1.075
1.160
1.230
1.310
mm
mm
mm
mm
mm
mm
mm
mm
mm
39
47
56
69
77
86
99
110
122
detik
detik
detik
detik
detik
detik
detik
detik
detik
1.405
1.510
1.625
1.775
1.930
2.110
2.310
mm
mm
mm
mm
mm
mm
mm
136
152
169
191
215
242
272
detik
detik
detik
detik
detik
detik
detik
2.510 mm
2.750 mm
302 detik
338 detik
P a g e | 152
P a g e | 153
D
Mm
t
mm
--
Bead-Up
Press
kpa
t
mm
x
Tekanan
Beban
kpa
+
Tipe Mesin
Las
Luas Silinder
(mm2)
Fusion
Press
kpa
3.142
Luas
Silinder
mm2
:
175
Total
Tekanan
kpa
=
mm
kpa
dtk
dtk
dtk
P a g e | 154
mnt
mnt
Contoh :
Waktu pendinginan hasil perhitungan = 15 mnt
* Suhu ruangan = 30 0C
Total waktu pendinginan = 15 mnt + 5 mnt = 20 mnt
* Suhu ruangan = 0 0C
Total waktu pendinginan = 15 mnt 5 mnt = 10 mnt
gauge.
Pa
N/mm2 bar
[kgf/cm2]
--------------------------------------------------------------------------------------1 Pa = 1 N/m2 1
10-6
10-5
1.02x10-5
2
5
1 N/m m
10
1
10
10.2
1 bar
105
3
1
1.02
1 [kgf/cm2= 1 at]
98100
9.81x10-5
0.981
1
--------------------------------------------------------------------------------------* hanya sebagian yang umum saja
Tips Instalasi Pipa Bawah Tanah
Minimum kedalaman galian :
1. Tidak dilewati mobil
2. Dilewati kendaraan
* Bukan jalan
* Tepian jalan
* Badan jalan
* Jalan untuk alat berat
30 cm
45 cm
60 cm
75 cm
90 cm
P a g e | 155
Uji Tekan
Setelah pipa dipasang, semua pipa baru yang dipasang atau setiap bagian pipa baru
yang dipasang katup harus bertekanan hidrostatis minimal 1,5 kali tekanan kerja
pada saat pengujian.
C.
Batasan Tekanan
Pengujian tekanan harus sebagai berikut :
1. Tidak boleh lebih kecil dari 1,25 kali tekanan kerja pada tekanan tertinggi selama
pengujian.
2. Tidak melebihi tekanan yang direncanakan
3. Paling sedikit dilaksanakan 2 jam
4. Tidak bervariasi > 5 psi (0,35 bar) untuk selama pengujian
5. Tekanan yang diberikan tidak boleh melebihi 2 kali tekanan yang diijinkan untuk
katup atau hidran bila batas tekanan pengujian termasuk pada gate valves atau
hidran.
6.
Catatan :
Katup tidak boleh dioperasikan pada saat tekanan menyebar ke semua arah
melebihi tekanan yang diijinkan
Tidak boleh melebihi tekanan katup yang diijinkan bila batas tekanan bagian
yang diuji dari bagian uji termasuk pada saat katup tertutup, baik untuk gate
valves atau katup buterfly.
D.
Tekanan Udara
Setiap bagian pipa yang dipasang katup harus diisi dengan air perlahan-lahan dan
ditentukan uji tekan, berdasarkan evaluasi dari titik terendah dari jalur pipa atau
bagian yang diuji dan dikoreksi terhadap evaluasi alat ukur pengujian, harus
dilakukan dengan cara menyambungkan pompa ke pipa. Katup-katup tidak boleh
dioperasikan baik dalam keadaan tertutup pada tekanan differensial melebihi tekanan
yang diijinkan. Cara ini berguna untuk menstabilkan uji tekan sebelum uji kebocoran.
E.
Pelepasan Udara
Sebelum pelaksanaan uji tekan ditentukan, udara harus dibuang seluruhnya dari
katup dan hidran. Apabila ventilasi udara tidak dipasang pada semua titik tertinggi,
kontraktor harus memasang katup cock pada titik tersebut diatas sehingga udara
dapat dikeluarkan, katup cock harus ditutup dan uji tekan dilaksanakan.
Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi
Metode e-Lelang Umum dengan Pascakualifikasi
P a g e | 156
Pada akhir uji tekan cock harus dilepas dan disumbat atau tinggalkan ditempat sesuai
dengan permintaan pemilik.
F.
Pemeriksaan
Setiap pipa, fitting, hidran dan sambungan-sambungan yang terlihat harus diperiksa
secara cermat selama pengujian. Setiap pipa, fitting, hidran yang rusak atau cacat
ditemukan pada saat uji tekan harus diperbaiki atau diganti dengan bahan yang baik,
dan pengujian akan diulangi sampai memuaskan pemilik.
Definisi Kobocoran
Kebocoran harus diartikan sebagai sejumlah air yang harus disuplay kedalam pipa
yang baru dipasang atau setiap bagian yang baru dipasang katup, untuk menjaga
tekanan pada 5 psi (0,35 bar) sebagai tekanan uji yang ditentukan sesudah udara
pada jalur pipa sudah dihilangkan dan pipa telah diisi dengan air. Kebocoran tidak
boleh diukur dalam keadaan tekanan turun pada saat pengujian melebihi periode
waktu pengujian yang ditentukan.
B.
C.
P a g e | 157
2.8.7. Desinfeksi
Sebelum berfungsi dalam sistem layanan, dan sebelum dinyatakan selesai oleh
Direksi, semua pipa induk baru, perluasan atau sambungan ke sistem yang ada, atau
valve yang ada dalam jaringan perluasan harus didesinfeksi dengan Chlorine sesuai
dengan prosedur berikut ini, atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi.
1) Desinfeksi harus dilakukan dengan mengisi jalur pipa dengan air bersih yang
telah diolah yang mengandung paling sedikit 10 mg/liter sisa Chlorine.
2) Setelah 24 jam, sisa Chlorine harus diperiksa dan jika lebih dari 5 mg/lt hal
tersebut dapat dianggap desinfeksi telah dicapai dengan memuaskan.
3) Walaupun demikian, jika sisa Chlorine memperlihatkan kurang dari 5 mg/liter,
harus ditambah Chlorine, diikuti dengan tambahan periode kontrak selama 24
jam.
Desinfeksi termasuk pengukuran sisa Chlorine merupakan tanggung jawab
Kontraktor, tetapi air dan bahan kimia akan disediakan oleh Pemilik atas beban biaya
Kontraktor.
Pekerjaan akan mencakup pemasangan pipa sementara atau pengambilan sesuai
kebutuhan bagi injeksi air Chlorine dan pengambilan contoh air untuk pengujian di
bawah pengarahan Direksi.
Pekerjaan yang dilakukan di atas harus dilakukan setelah penyelesaian dan
diterimanya pengujian kebocoran dan tekanan yang disyaratkan.
2.9.
2.9.1. Pendahuluan
Spesifikasi teknis ini merupakan ketentuan yang harus dibaca bersama-sama dengan
gambar-gambar yang keduanya sama-sama menguraikan pekerjaan yang harus
dilaksanakan. Istilah pekerjaan mencakup suplai dan instalasi seluruh peralatan dan
material yang harus dipadukan dalam konstruksi-konstruksi, yang diperlukan
menurut dokumen-dokumen kontrak, dan semua tenaga kerja yang dibutuhkan
untuk memasang dan menjalankan peralatan dan material tersebut. Spesifikasi untuk
pekerjaan yang harus dilaksanakan dan material yang harus dipakai, harus
diterapkan baik pada bagian dimana spesifikasi tersebut ditemukan maupun bagianbagian lain dari pekerjaan dimana pekerjaan atau material tersebut dijumpai.
2.9.2. Perijinan
Setelah kontraktor ditunjuk, bila pekerjaan ini memerlukan ijin dari instansi lain yang
berwenang, maka kontraktor yang bersangkutan harus menyelesaikan perijinan
tersebut. Direksi, dalam batas-batas kewenangannya, akan membantu untuk
menyiapkan surat-surat resminya, tetapi segala biaya yang diperlukan untuk
perijinan tersebut merupakan tanggung jawab kontraktor.
Pekerjaan di lapangan tidak diperkenankan dimulai apabila perijinan yang
diperlukan belum diperoleh.
Apabila pada saat melaksanakan pekerjaan terdapat suatu bangunan atau material
yang menghalangi pekerjaan, jika harus membongkar bangunan/material tersebut
akan memerlukan perijinan dan biaya tambahan, maka hal tersebut terlebih dahulu
harus didiskusikandengan direksi untuk mencari jalan keluarnya.
2.9.3. Pekerjaan Sementara
Jalan masuk ke lokasi, termasuk pada sarana pelengkap lain seperti jembatan darurat
dan sebagainya, yang bersifat sementara harus disiapkan oleh kontraktor. Jika
diperlukan jembatan-jembatan darurat maka kontraktor harus merencanakannya
Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi
Metode e-Lelang Umum dengan Pascakualifikasi
P a g e | 158
dengan lebar minimal 3,50 meter dari kayu yang cukup kuat untuk menahan muatan
gander 5 ton, ataupun dengan perencanaan yang disetujui oleh pihak direksi.
Kontraktor wajib memelihara sarana tersebut dan semua biaya yang dikeluarkan
untuk pemeliharaan tersebut menjadi tanggungan kontraktor. Pada akhir pekerjaan,
atas perintah direksi, segala sarana tersebut kalau tidak dipergunakan lagi harus
dibongkar, dirapihkan kembali seperti keadaan semula atau seperti yang disyaratkan
oleh direksi.
Kontraktor harus membuat saluran-saluran untuk pembuangan semua air bekas dan
sisa buangan dari pekerjaan-pekerjaan, termasuk pekerjaan sementara, yang
ditimbulkan dimana saja. Cara pembuangan harus tidak merusak lingkungan
setempat dan tidak mengganggu pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap
tanah atau saluran / anak sungai dimana air bekas dan sisa buangan akan dibuang.
2.9.4. Penyediaan Air, Tenaga Listrik dan Lampu Penerangan
Alat yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh kontraktor,
termasuk penyediaan peralatan dan perpipaan sementara untuk mengangkut air ke
lokasi pekerjaan, sehingga tidak mempengaruhi lancarnya pekerjaan. Biaya untuk
keperluan tersebut menjadi tanggungan kontraktor. Kualitas air yang disyaratkan
ditentukan pada bagian lain dari spesifikasi teknis ini.
Tenaga listrik yang diperlukan bagi pelaksanaan pekerjaan harus disediakan sendiri
oleh kontraktor dengan jenis dan kapasitas yang sesuai dengan pekerjaan yang akan
dilaksanakan dan harus ada persetujuan dari direksi. Penyediaan tenaga listrik
tersebut termasuk pula kabel-kabel, alat-alat pengukur serta fasilitas pengaman yang
diperlukan dan lampu-lampu penerangan untuk menjamin lancarnya pelaksanaan
pekerjaan.
2.9.5. Gambar-Gambar Kerja
Gambar-gambar rencana untuk pekerjaan ini akan diberikan kepada kontraktor dan
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari dokumen kontrak. Gambar-gambar
tersebut adalah gambar-gambar yang paling akhir setelah diadakan perubahanperubahan dan merupakan patokan bagi pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor wajib
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi yang
berhubungan dengan hal tersebut.
Tidak dibenarkanya untuk menarik keuntungan dari kesalahan-kesalahan,
kekurangan-kekurangan pada gambar atau perbedaan ketentuan antar gambar
rencana dan spesifikasi teknis. Apabila ternyata terdapat kesalahan, kekurangan,
perbedaan dan hal-hal lain yang meragukan, kontraktor harus mengajukannya
kepada direksi secara tertulis, dan direksi akan mengoreksi atau menjelaskan gambargambar tersebut untuk kelengkapan yang telah disebutkan dalam spesifikasi teknis.
Koreksi akibat penyimpangan keadaan lapangan terhadap gambar rencana akan
ditentukan oleh direksi dan disampaikan secara tertulis kepada kontraktor.
Paling lambat 7 (tujuh) hari sebelumnya pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus
menyerahkan gambar kerja ( shop drawing) kepada pihak direksi sebanyak 3 (tiga)
rangkap, termasuk perhitungan-perhitungan yang berhubungan dengan gambar
tersebut.
Gambar kerja untuk semua pekerjaan harus senantiasa disimpan dilapangan.
Gambar-gambar tersebut harus berada dalam kondisi baik, dapat dibaca dan
merupakan hasil revisi terakhir. Kontraktor juga harus menyiapkan gambar-gambar
yang menunjukan perbedaan antara gambar rencana dan gambar kerja. Semua biaya
untuk itu menjadi tanggungan kontraktor.
2.9.6. Ukuran-Ukuran
Ukuran-ukuran yang tertera pada gambar adalah ukuran sebenarnya dan gambar
tersebut adalah gambar berskala. Jika terdapat perbedaan antara ukuran dan
gambarnya, maka kontraktor harus segera meminta pertimbangan dari para ahli
untuk menetapkan mana yang benar.
2.9.7. Peralatan
Semua peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini harus disediakan
oleh kontraktor. Sebelum suatu tahapan pekerjaan dimulai, kontraktor harus
mempersiapkan seluruh peralatan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan tahap
pekerjaan tersebut. Penyediaan peralatan ditempat pekerjaan, dan persiapan
peralatan pekerjaan harus terlebih dahulu mendapat penelitian dan persetujuan dari
Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi
Metode e-Lelang Umum dengan Pascakualifikasi
P a g e | 159
P a g e | 160
P a g e | 161
2.9.15. Rapat-Rapat
Apabila dipandang perlu, direksi dan/ atau kontraktor dapat mengadakan rapatrapat dengan mengundang kontraktor dan konsultan serta pihak-pihak tertentu yang
berkaitan dengan pembahasan dan permasalahan pelaksanaan pekerjaan. Semua
hasil / risalah rapat merupakan ketentuan yang bersifat mengikat bagi kontraktor.
2.9.16. Prestasi Kemajuan Pekerjaan
Prestasi kemajuan pekerjaan ditentukan dengan jumlah prosentasi pekerjaan yang
telah diselesaikan kontraktor dan disetujui oleh direksi. Prosentase pekerjaan ini
dihitung dengan membandingkan nilai volume pekerjaan yang telah diselesaikan
terhadap nilai kontrak keseluruhan.
Pembayaran akan dilakukan sesuai dengan prestasi kemajuan pekerjaan berdasarkan
harga satuan yang tercantum dalam kontrak.
2.9.17. Penyelesaian Pekerjaan
Pekerjaan harus mencakup seluruh elemen yang diperlukan walaupun tidak
diuraikan secara khusus dalam spesifikasi teknis dan gambar-gambar, namun tetap
diperlukan agar hasil pelaksanaan pekerjaan dapat berfungsi dengan baik secara
keseluruhan sesuai dengan kontrak.
Kontrak harus menguji hasil pekerjaansetiap tahap dan/ atau secara keseluruhan
sesuai dengan ketentuan spesifikasi teknisnya. Apabila dari hasil pengujian terdapat
bagian pekerjaan yang tidak memenuhi syarat, kontraktor dengan biaya sendiri harus
melaksanakan perbaikan sampai dengan hasil pengujian ulang berhasil dan dapat
diterima oleh direksi.
2.9.18. Laporan-Laporan
Selama periode pekerjaan di lapangan, kontraktor harus membuat laporan harian dan
laporan mingguan yang menggambarkan kemajuan pekerjaan. Laporan tersebut
harus memuat sekurang-kurangnya informasi yang mencakup :
a. Uraian mengenai kemajuan kerja yang sesungguhnya dicapai menjelang akhir
minggu.
a. Jumlah personil yang bertugas selama minggu tersebut.
b. Material dan barang-barang serta peralatan yang disediakan.
c. Kondisi cuaca.
2.10.
1.
Pekerjaan Tanah
Umum
Sebelum pekerjaan lapangan dimulai, lokasi dari tempat pekerjaan harus ditinjau
dahulu oleh tenaga ahli. Kalau sekiranya tidak ada kesamaan antara keadaan
lapangan dan keadaan seperti yang ditunjukan dalam gambar, pemborong harus
segera menyampaikan kepada Direksi secara tertulis untuk mendapatkan
penyelesaian lebih lanjut, juga pemborong harus menentukan letak bangunan
pelengkap seperti Direksi keet, gudang dan sebagainya.
2.
P a g e | 162
Pepohonan yang harus disingkirkan, harus ditebang sedemikian rupa dengan tidak
merusak pepohonan/tanaman lain yang dipertahankan, semua pohon, batang pohon,
akar dan sebagainya harus dibongkar dengan kedalaman minimal 0 cm dibawah
permukaan tanah aslidari permukaan akhir (ditentukan oleh permukaan mana yang
lebih rendah). Dan bersama-sama dengan seluruh tempat sampah dalam segala
bentuknya pada tempat yang tidak terlihat segala bentuknya harus dibuang pada
tempat yang tidak terlihat dari tempat pekerjaan menurut cara yang praktis atau
dibakar.
Seluruh pekerjaan termasuk pagar, yang terjadi pada saat pembersihan, harus
diperbaiki oleh pemborong atau tanggungannya sendiri. Bila akan
diberitahukanpembakaran hasil penebangan, pemborong harus memberitahukan
kepada penghuni, dari milik-milik yang berbatasan dengan pekerjaan minimal 48
jam sebelumnya. Pemborong akan selalu bertindak sesuai dengan peraturan
pemerintah yang berlaku mengenai pembakaran ditempat terbuka.
Pada pelaksanaan pembersihan, pemborong harus berhati-hati untuk tidak
mengganggu setiap patok-patok pengukuran, pipa-pipa atau tanda-tanda lainnya.
Perhitungan pembiayaan untuk pekerjaan ini mencakup penyediaan peralatan,
tenaga dan pembuangan bahan-bahan sisa dibebankan kepada pemborong dan
dikerjakan sesuai dengan petunjuk Direksi.
3.
Galian Tanah
a. Umum
Galian tanah dilaksanakan pada :
Semua galian dari bangunan yang masuk dalam tanah
Semua bagian dari tanah yang harus dibuang
Semua bagian dari tanah yang harus dibuang
Galian tanah yang harus dilaksanakan seperti yang tertera dalam gambar, baik
mengenai lebar, panjang, dalam, kemiringan, dan sebagainya, dan benar-benar
waterpass. Kalau ternyata akan menimbulkan kesulitan-kesulitan pelaksanaan kalau
dilaksanakan menurut gambar, Pemborong boleh mengajukan usul kepada Direksi
mengenai cara pelaksanaannya.
b. Klasifikasi Galian
Galian akan diklasifikasikan dalam pengukuran dan pembiayaan sebagai berikut:
Galian tanah biasa
Galian tanah sedang, misalnya : pasir, lempung, cadas muda, dan sebagainya.
Galian batu terdiri dari galian material yang umumnya menurut Direksi perlu
menggunakan bor dan atau bahan peledak atau alat-alat khusus lainnya.
Galian dimana timbul persoalan air tanah pada kedalamanlebih dari 20 cm dari
permukaan air konstan, dimana biasanya air tanah naik pada penggalian pondasi.
c. Cara Pelaksanaan Pekerjaan
Pemborong harus memberitahukan kepada Direksi sebelum mulai mengerjakan
pekerjaan galian, sehingga penampang,peil,dan pengukurannya dapat dilakukan
pada keadaan tanah yang belum diganggu tanpa seijin dari Direksi.
Galian dari pondasi pada batas-batas kemiringan dan peil yang dicantumkan pada
gambar rencana atau atas petunjuk Direksi, galian tersebut harus mempunyai ukuran
yang cukup, agar penempatan konstruksiatau lantai pondasi dengan dimensi yang
sesuai dengan gambar rencana mudah dilaksanakan.
Peil dasar lantai pondasi seperti yang tercantum pada gambar rencana, tidak boleh
dianggap bersifat pasti. Direksi dapat menentukan perubahan dimensi peil dari lantai
pondasi jika dipandang perlu, agar pondasi tersebut dapat berfungsi dengan sebaikbaiknya. Batu-batu besar, kayu, serta rintangan-rintangan lain yang mungkin ditemui
dalam galian harus dibuang. Sesudah galian selesai, pemborong harus
memberitahukan Direksi akan hal ini, dan tidak diperkenankan untuk melaksanakan
penaikan tanah dasar pondasi dan melaksanakan lantai pondasi sebelumDireksi
setuju dengan ukuran dan kedalaman ukuran material-material pondasi serta
konstruksi-konstruksi yang akan dipasang pada lubang galian tersebut.
Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi
Metode e-Lelang Umum dengan Pascakualifikasi
P a g e | 163
Semua retakan atau celah-celah yang ada harus dibersihkan dan, diisi dengan spesi
(injeksi), serta semua material lepas, batu-batuan lapuk, lapisan-lapisan yang tipis
harus dibuang.
d. Coffer Dam
Untuk galian dibawah air atau di bawah permukaan air tanah, harus digunakan
coffer dam. Sebelum dimulainya pekerjaan, Pemborong harus memberikan gambar
rencana coffer dam yang akan dikerjakan kepada Direksi untuk disetujui.
Coffer dam untuk galian pondasi harus dibuat cukup dalam dibawah permukaan
dasar pondasi yang cukup kedap air, dan diperkuat dengan silang-silang penguat
yang cukup kuat, agar keselamatan kerja terjamin. Luas Coffer Dam harus
direncanakan cukup untuk penempatan perancah atau acuan pondasi serta besiuntuk
keperluan pemompaan air keluar acuan beton.
Coffer Dam harus direncanakan sedemikian rupa agar cukup memenuhi syarat untuk
melindungi beton muda dari arus air deras atau erosi, silang-silang penguat dan
bagian-bagian lain dari Coffer Dam tidak diperbolehkan masuk ke dalam dan
menjadi bagian permanen dari pondasi tanpa persetujuan Direksi, jadi harus
dibongkar dengan hati-hati agar tidak merusak konstruksi.
Pohon-pohon yang ditebang, tidak diperkenankan jatuh pada milik perorangan,
tanpa ijin khusus dari pemiliknya, dan kontraktor atas tanggungannya
menyingkirkan pohon-pohon tersebut atau membiarkan di tempat semula asal ada
persetujuan tertulis dari pemiliknya.
Seluruh kerusakan termasuk pagar, yang terjadi pada saat pembersihan, harus
diperbaiki oleh Pemborong atas tanggungannya sendiri. Dalam hal akan dilakukan
pembakaran, pemborong akan memberitahukan kepada penghuni dari milik-milik
yang berbatasan dengan pekerjaan, pemborong akan selalu bertindak sesuai dengan
peraturan-peraturan Pemerintah yang berlaku mengenai pembakaran ditempat
terbuka.
Pada pelaksanaan pembersihan, pemborong harus berhati-hati untuk tidak
mengganggu setiap patok-patok pengukuran, pipa-pipa atau tanda-tanda lainnya.
Perhitungan biaya untuk pekerjaan ini mencakup penyediaan peralatan, tenaga dan
pembuangan bahan-bahan sisasedemikian, sehingga sesuai dengan petunjuk Direksi.
e. Genangan Air di Dalam Galian
Pemborong harus menjaga pada waktu pelaksanaan pekerjaan, agar lubang galian
tidak digenangi air yang ditimbulkan oleh air hujan ataupun yang keluar dari mata
air. Kalau lubang galian digenangi air, maka Pemborong harus mengeluarkan dengan
jalan memompa, menimba, atau mengalirkan lewat parit-parit pembuang. Bila
terjadi keadaan dimanamenurut pandangan Direksi adalah tidak mungkin memompa
air tanah yang cepat sekali naik atau karena sebab-sebab lain sehubungan dengan
adanya daya angkat air, maka mungkin diperlukan suatu lantai beton sealdengan
dimensi cukup.agar penempatan besi/pengecoran beton untuk pondasi dapat
dikerjakan sebagaimana layaknya.
Usaha pemompaan air ini tidak dalam Coffer Dam hendaknya dilengkapi dan
dikerjakan sedemikian agarbeton muda atau bagian-bagian dari padanya tidak ikut
terbawa dalam proses pemompaan.
Pemompaan tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum lantai beton seal cukupmenjadi
keras.
f.
P a g e | 164
Semua bagian yang harus ditinggikan, dengan jalan menimbun, urugan tanah
harus dilaksanakan menurut gambar serta peil-peil yang telah ditetapkan, juga
termasuk perataan dan penyelesaian tanah halaman sekitarnya.
b. Penggunaan Material Bekas Galian
Pemborong harus menjamin bahwa semua material bekas galian yang akan
dipergunakan kembali ditempatkan secara terpisah dan dilindungi dari segala
pengotoran-pengotoran seperti bahan-bahan yang dapat merusak beton, akar dari
pohon, kayu dan sebagainya.
Berbagai jenis dan material sebaiknya diletakkan terpisah, misalnya material yang
sifatnya keras dipisahkan dari yang sifatnya lembek, seperti lempung dan sebagainya.
Penggunaan jenis-jenis material yang akan dipakai untuk keperluan penggunaan
harus ada persetujuan dari Direksi.
c. Urugan Tanah
Semua pekerjaan pengurugan harus dilaksanakan lapis demi lapis horizontal dan
dipadatkan.
Tebal dari tiap lapis diambil 15 cm dan selama proses pemadatan, harus dibasahi
dengan air untuk mendapatkan hasil pemadatan yang maksimum.
Pemadatan harus dilakukan dengan alatpemadat mekanis (compactor) dan untuk
pekerjaan yang besar sifatnya, dapat dipakai roller dan sebagainya, dengan kapasitas
yang sesuai.
Tanah harus dipisahkan terlebih dahulu dari bahan-bahan yang dapat
membahayakan, misalnya dapat merusak permukaan beton ataupun lapisan finishing
yang lain.
Pengurugan dilaksanakan sampai mencapai peil yang ditetapkan dan diratakan
sampai nantinya tidak akan timbul cacat-cacat seperti turunnya permukaan,
bergelombang, dan sebagainya.
a. Urugan Pasir
Pada prinsipnya, pekerjaan pengurugan dengan pasir dilaksanakan sama seperti pada
pengurugan dengan tanah timbunan.
b. Lain-lain
Pengurugan dengan bahan-bahan lain, misalnya dengan gravel, pecahan batu merah,
dan sebagainya harus bersih, bebas dari kotoran-kotoran, serta mempunyai gradasi
yang sesuai dengan yang diperuntukkan.
c. Cara Pengukuran Hasil Kerja dan Dasar Pembiayaan
Jumlah yang akan dibayar, adalah jumlah kubikasi dalam m dari tanah galian yang
diukur dalam keadaan asli dengan cara luas ujung rata-rata atau kubikasi dalam m
dari tanah yang dipadatkan dari tanah yang dipadatkan pada pekerjaan urugan.
Volume tanah atau batu-batuan yang diukur adalah volume dari prisma yang dibatasi
bidang-bidang, sebagai berikut :
Bidang atas, adalah bidang horizontal seluas bidang pondasi yang melewati titik
terendah dari pertokoan tanah asli. Di atas bidang horizontal ini galian tanah
diperhitungkan sebagai galian tanah biasa yang sesuai dengan sifatnya.
Bidang bawah, adalah bidang dasar pondasi.
Bidang tegak, adalah bidang vertikal keliling.
Pengukuran volume tidak diperhitungkan untuk galian yang dilakukan di bawah
bidang dasar pondasi atau di bawah bidang batas bawah yang ditentukan oleh
Direksi. Juga tidak diperhitungkan untuk galian yang diakibatkan oleh
pengembangan tanah, pemancangan, longsor, bergeser, runtuh atau karena sebabsebab lain.
Kedudukan dasar pondasi yang tercantum pada gambar rencana, hanya bersifat
pendekatan dan perubahan-perubahan sesuai dengan ketentuan Direksi dapat
diadakan tanpa tambahan pembiayaan.
Volume galian konstruksi untuk tanah-tanah dibawah muka air tanah, akan dibayar
tersendiri, yaitu untuk volume tanah galian yang terletak minimum20 cm dibawah
muka air tanah konstan pada lubang galian.
P a g e | 165
Jumlah yang diukur dengan cara seperti tersebut diatas tanpa mempertimbangkan
cara dimana material tersebut akan dibuang, dibayar menurut harga satuan sesuai
dengan mata pembiayaan yang akan disebut dibawah ini.
Harga tersebut harus telah mencakup semua pekerjaan yang perlu dan hal-hal lain
yang umum dikerjakan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik-baiknya.
2.12.
a.
Pekerjaan Beton
Umum
Beton harus merupakan campuran dari semen, agregat halus, agregat kasar dan air,
dengan perbandingan sedemikian sehingga dalam beton yang dihasilkan, jumlah
semen yang terdapat didalamnya minimal sesuai dengan persyaratan dalam
spesifikasi. Hasil akhir pekerjaan harus berupa beton yang baik, padat dan tahan
lama serta memiliki kekuatan dan sifat-sifat lain sebagaimana disyaratkan.
Perbandingan antara agregat halus dan agregat kasar tergantung dari gradasi
bahannya, tetapi jumlah agregat harus minimal sehingga menghasilkan kemudahan
untuk dikerjakan dan kosistensi yang sesuai dengan kondisi dan cara pengecoran
beton.
Semua bahan, pengujian lain-lain yang diuraikan dalam spesifikasi ini mengikuti
standar Indonesia yang telah diterapkan dengan tujuan menerapkan suatu standar
yang dapat diterima. Standar lokal atau standar lainnya dapat pula diterapkan asal
sudah disetujui oleh dreksi sebagai setara.
b.
c.
Semen
Semen harus berupa semen portland (PC) biasa yang sesuai dengan standar NI 8
sebagaimana yang dinyatakan dalam PBI 71 atau British Standard No. 12 : 1958
untuk kelas I Z 475.
Semua semen yang berasal dari pabrikan yang sudah disetujui oleh Direksi dan harus
dikirim ke lapangan dalam kantor yang tertutup auat dalam tempat lain dari
pabrikan yang sudah disetujui.
Bilamana dikehendaki oleh Direksi, Kontraktor harus memberikan pada Direksi, satu
faktur untuk tiap pemasangan semen, dimana tertera nama pabrikan, jenis dan
jumlah semen yang dikirim, bersama dengan sertifikat pengujian dari pabrikan yang
menyatakan bahwa semen yang dikirim sudah diuji dan dianalisa dalam segala hal
sesuai dengan standar.
Semua semen harus diangkut dan disimpan dalam dalam tempat yang tidak tembus
air serta dilindungi dari kelembaban sampai saat pemakaian, semen yang membatu
atau menggumpal atau yang rusak kantongnya akan ditolak.
Semen harus menjalani pengujian tambahan yang sesuai dengan standar bila
dianggap perlu oleh Direksi. Direksi berhak untuk menolak semen yang tidak
memuaskan, sekalipun sudah terdapat sertifikat dari perbaikan.
Semua semen yang ditolak harus segera disingkirkan dari lapangan atas biaya
kontraktor. Kontraktor harus menyediakan semua contoh pengujian dan memberikan
bantuan yang mungkin diperlukan oleh Direksi untuk melakukan pengujian.
Kontraktor harus menjamin agar setiap saat terdapat persediaan semen dalamjumlah
yang cukup dilapangan sehingga kemajuan kerja tidak terganggu dan memberikan
waktu yang cukup untuk pelaksanaan pengujian.
Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi
Metode e-Lelang Umum dengan Pascakualifikasi
P a g e | 166
Agregat
Agregat harus sesuai dalam segala hal dengan PBI 1971, bagian 2 atau B.S No. 852
1965. Agregat kasar adalah agregat yang tertahan pada saringan 5 mm dan agregat
halus adalah agregat yang lolos saringan 5 mm.
Untuk struktur atas dan beton tumbuk, agregat kasarnya harus bergradasi dari 25
mm sampai 5 mm. Pemakaian agregat all in (semua gradasi) tidak diperbolehkan.
Untuk beton kurus harus bergradasi dari 38 mm 5 mm sebelum pembetonan
dimulai, sejumlah contoh tiap ukuran dan jenis agregat harus diserahkan kepada
Direksi untuk disetujui. Dari jumlah tiap tersebut kontraktor harus mengambil dua
contoh yang refresentatif dan mengadakan analisa gradasi serta pengujian lain
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi. Semuanya harus sesua dengan Brtish
Standard No. 812 : 1968 atau yang setara.
Bila agregat yang disetujui oleh Direksi sudah terpilih, kontraktor harus
mengusahakan agar seluruh pemasukan untuk tiap bahan berasal dari satu sumber
yang disetujui untuk menjaga agar mutu gradasi dapat dipertahankan pada seluruh
pekerjaan.
Pengujian lebih lanjut untuk menentukan variasi kemurnian atas gradasi bahan harus
dilakukan sekurang-kurangnya satu kali untuk tiap 25 ton yang dipasok.
Harus disediakan kapasitas penyimpangan yang mencukupi, baik disumber
pemasokan atau dilapangan untuk agregat halus dan kasar yang mutu serta
gradasinya sudah disetujui guna menjaga kesinambungan kerja.
e.
Unsur-unsur Tambahan/Additif
Pada umumnya pemakaian additif dalam beton diperbolehkan asalkan sudah
memperoleh persetujuan tertulis dari Direksi.
Untuk beton kelas K 225 dianjurkan pemakaian super plasticizer, pada dasarnya
untuk mengurangi rasio semen air guna membatasi penyusutan. Kontraktor harus
memenuhi bahwa waktu pengadukan yang sangat tepat sangat penting dan jika
dipakai aditif ini, kontraktor memberikan usulan secara terinci.
f.
Adukan Percobaan
Dari adukan yang diusulkan harus diambil kubus uji sebagai berikut :
Untuk setiap 6 beton harus dibuat 6 kubus.
Tiga kubus harus diuji pada umur 7 hari dan tiga kali pada umur 28 hari.
Pada tiap umur pengujian kekuatan kubus tidak ada boleh yang lebih rendah dari 1
1/3 kali kekuatan kerja kubus uji yang disyaratkan, sebelum memulai pekerjaan, detil
lengkap mengenai pengujian ini bersama analisa gradasi dan perhitungan rencana
campuran (mix design) kontraktor tidak boleh melakukan pengecoran bagian
manapun sebelum rencana campurannya disetujui oleh Direksi. dIreksi berwenang
untuk meminta agar kontraktor menyerahkan hasil pengujian pada tenggang waktu
tertentu dari beton yang dicor dalam pekerjaan kontraktor harus sudah
memperhitungkan biayanya dalam nilai kontraktor.
Sebelum memulai pekerjaan, kontraktor harus menyediakan 6 kubus beton dari tiap
kelas, kubus harus diuji pada tiap kekuatan 28 hari setelah dibuat. Kontraktor harus
menyerahkan pada Direksi detil lengkap mengenai pengujian ini bersama dengan
analisa gradasi dan perhitungan rencana campuran. Kontraktor tidak boleh
melakukan pengecoran dibagian sebelum Direksi menyetujui rencana campuran,
Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi
Metode e-Lelang Umum dengan Pascakualifikasi
P a g e | 167
g.
Kelas Beton
Tabel 5 Kelas Beton
Mutu
Beton
K-350
K-300
K-225
K-175
K-125
Rasio Air/Semen
Maks. (terhadap
berat)
0,45
0,45
0,45
0,45
0,45
0,45
0,50
0,50
0,50
0,57
0,60
Kadar Semen
Min. (kg/m3
dari campuran)
315
335
365
300
320
350
290
310
340
300
250
Slump(mm)
Tidak
digetarkan
digetarkan
20-50
20-50
20-50
20-50
20-50
50-100
50-100
50-100
50-100
50-100
h.
i.
P a g e | 168
j.
Penolakan Beton
Jika pengujian kekuatan tekan dari suatu kelompok kubus uji gagal mencapai standar
yang ditetapkan, maka Direksi berwenang untuk menolak seluruh pekerjaan beton
darimana kubus-kubus tersebut diambil.
Direksi juga berwenang untuk menolak beton yang berongga,poros atau yang
permukaan akhirnya tidak baik, Dalam hal kontaktor harus menyingkirkan beton
yang ditolak tersebut dan menggantinya menurut instruksi dari Direksi sehingga
hasilnya menurut penilaian Direksi sudah memuaskan.
k.
l.
Pengadukan Beton
Beton harus diaduk ditempat yang sedekat mungkin dengan tempat pengecor,
pengadukan harus menggunakan mixer yang digerakkan dengan gaya yang kontinue
serta mempunyai kapasitas minimal 1 m jenisnya harus disetujui oleh Direksi dan
dijalankan dengan kecepatan sebagaimana dianjurkan oleh pabrikan.
Pengadukan beton dengan tangan tidak diijinkan, kecuali jika sudah disetujui oleh
Direksi untuk mutu beton tertentu.
Pengadukan harus sedemikian sehingga beton tersebar merata ke seluruh massa, tiap
partikel terbungkus mortar dan mampu menghasilkan beton padat dan homogen
tanpa adanya air yang berlebihan.
m.
P a g e | 169
n.
Pemadatan Beton
Beton harus dipadatkan seluruhnya dengan memakai vibrator mekanis yang
dioperasikan oleh tenaga ahli, berpengalaman dan terlatih.
Hasil pekerjaan beton berupa masa yang seragam, bebas dari rongga, segregasi dan
sarang lebah (Honey comb) memperlihatkan permukaan merata ketika bekisting
dibuka dan mempunyai kepadatan yang mendekati kepadatan uji kubus.
Vibratoe bertipe rotary out of balance (berputar diluar keseimbangan) dengan
frekuensi tidak kurang dari 8000 putaran permenit dan mampu menghasilkan
percepatan sebesar 69 pada beton yang disentuhnya.
Harus diperhatikan agar semua bagian beton terkena vibrasi tanpa timbul segregasi
akibat vibrasi yang berlebihan.
Vibrartor tidak boleh langsung mengenai penulangan terutama jika penulangan
menerus pada beton yang sudah mulai mengeras. Jumlah vibrator yang dipakai
didalam suatu pengecoran harus sesuai dengan laju pengecoran. Kontraktor harus
juga menyediakan sekurang-kurangnya satu vibrator cadangan untuk dipakai bila
terjadi kerusakan.
o.
Lantai Kerja
Beton bertulang tidak boleh diletakkan langsung diatas permukaan tanah, kecuali jika
ditetapkan lain, maka harus dibuat lantai kerja minimal setebal 5 cm, (1:3:5) diatas
tanah sebelum tulangan beton ditempatkan.
p.
q.
r.
s.
P a g e | 170
Siar-siar konstruksi pada permukaan yang terbuka harus sungguh horizontal atau
vertikal dan jika diperlukan dipasang juga beading didalam dinding bekisting pada
permukaan yang terbuka untuk menjamin penampilansiar yang memuaskan sebelum
menempatkan beton baru pada beton yang sudah mengeras, permukaan siar beton
yang sudah dicor harus dibersihkan seluruhnya dari benda-benda asing atau
serpihan.
Jika umur beton kurang dari 3 hari, permukaan tersebut harus disiapkan dengan
penyikatan seluruhnya, tetapi jika umurnya sudah lebih dari 3 hari atau sudah terlalu
keras, permukaan tersebut harus dicetak secara ringan atau diembus dengan pasir
(send blasted) untuk memperlihatkan agregat. Setelah permukaan tersebut
dibersihkan dan disetujui oleh Direksi bekisting akan diperiksa dan dikencangkan.
Siar-siar konstruksi harus dikerjakan sebagaimana ditetapkan pada gambar atau
spesifikasi.
t.
Bekisting
Semua bekisting harus dirancang dan dibuat hingga dibuat dinilai memuaskan oleh
Direksi. Kontraktor harus menyerahkan rancangannya untuk menyetujui dalam
jangka waktu yang cukup sebelum pekerjaan dimulai.
Semua bekisting harus diperkuat dengan klam dari balok kecil dan harus yang kuat
serta cukup jumlahnya untuk menjaga agar tidak terjadi distorsi ketika beton
dicorkan, dipadatkan dan mengeras, bekisting dari kayu dan triplek harus dibuat dari
kayu yang sudah diolah dengan baik, semua sambungan harus cukup kencang agar
tidak terjadi kebocoran.
Pengikat baja untuk didalam atau blok antara (spacer) yang sudah disetujui atau
dipakai, bagian dari pengikat atau pengantara yang ditanam permanen dalam beton
sekurang-kurangnya harus berjarak 5 cm dari permukaan akhir beton.
Setiap lubang dalam beton yang timbul akibat pengikat atau pengantara yang harus
ditutup dengan rapih segera setelah bekisting dibuka dengan spasi semen yang
campuran serta konsistensinya sama dengan mutu beton induknya.
Semua permukaan beton yang terbuka harus licin dan halus, bekisting harus dilapisi
dengan tripleks bermutu tinggi yang sudah disetujui oleh Direksi.
Pada umumnya bekisting, Direksi akan lebih dari 3 kali. Sebelum memasang kayu
bekisting, Direksi akan memilih panil kayu yang boleh dipakai ulang, panil kayu lapis
yang ditolak oleh Direksi harus disingkirkan. Direksi sama sekali tidak bertanggung
jawab atas mutu permukaan akhir setelah memberikan persetujuan atas bekisting.
Semua sudut kolom dan balok yang terbuka harus diberi alur (1,5 cm) kecuali jika
ditetapkan lain oleh Direksi.
Direksi untuk kolomdan dinding harus diberi lubang agar kotoran, debu, dan benda
lainnya dapat disingkirkan sebelum beton dicorkan.
u.
Penulangan
Semua baja tulangan harus bebas dari serpihan karat lepas, minyak, gemuk, cat, debu
atau zat lainnya yang dapat mengganggu perletakan yang sempurna antara tulangan
beton, jika diinstruksikan oleh Direksi, baja harus disikat atau dibersihkan sebelum
dipakai.
Beton tidak boleh dicorkan sebelum penulangan diperiksa dan disetujui oleh Direksi.
Bahan Bahan
Baja tulangan sedang harus BJTP 24 yang sesuai dengan SII 0136-1984, Bristish
Standard No. 785 atau yang setara untuk baja tulangan yang polos.
Baja tulangan bertegangan tinggi harus BJTP 40 yang sesuai dengan SII 01361984.
British Standard No. 4449 : 1969 atau yang setara untuk baja ulir bertegangan
tinggi. Tegangan leleh baja tulangan bertegangan tinggi harus minimal 40.0
kg/cm.
Penyimpangan
Bila baja tulangan harus disimpan dibawah atap yang tahan air dan diberi alas
kaki dari permukaan tanah atau air yang tergenang atau harus dilindungi dari
kemungkinan kerusakan dan karat.
Penekukan
Pada tahap awal pekerjaan, kontraktor harus mempersiapkan daftar tekukan
(Bendung schedule) untuk disetujui oleh Direksi.
P a g e | 171
v.
Semua baja tulangan harus ditekuk secara tepat menurut bentuk dan dimensi
yang memperlihatkan dalam gambar dan sesuai dengan British Standard 4466 :
1969 atau yang setara yang dipasang pada posisi yang ditetapkan dapat dipenuhi
semua tempat. Baja harus ditekuk dengan alat yang sudah disetujui oleh Direksi.
Tulangan tidak boleh ditekuk atau diluruskan dengan cara yang dapat
menimbulkan kerusakan, tulangan yang mempunyai lengkungan atau tekanan
yang tidak sesua dengan gambar tidak boleh dipakai.
Bila diperlukan suatu radius untuk tekukan atau lengkungan, maka dikerjakan
dengan sebuah per yang mempunyai diameter 4 kali lebih besar diameter batang
yang ditekuk.
Pemasangan
Tulangan harus dipasang dengan tepat pada posisi yang diperlihatkan pada
gambar dan harus ditahan jaraknya dari bekisting dengan memakai dudukan
beton atau gantungan logam menurut kebutuhan dan pada persilangan diikat
dengan kawat baja yang pilar dingin dengan diameter tidak kurang dari 2.6 mm,
ujung-ujung kawat harus diarahkan kebagian tubuh utama beton.
Bila pengatur jarak dari spesi pracecak untuk mengatur tebal beton deking
sekurang-kurangnya harus mempunyai kekuatan yang sama dengan kekuatan
yang ditetapkan untuk beton yang sedang dicor dan harus sekecil
mungkin.block-block ini harus dikencangkan dengan kawat yang ditanam
didalamnya dan harus dicelupkan dalam air sebelum dipakai.
Tulangan yang untuk sementara dibiarkan menonjol keluar dari beton pada siar
konstruksi atau lainnya tidak boleh ditekuk selama pengecoran ditunda kecuali
diperoleh persetujuan dari Direksi.
Sebelum pengecoran, seluruh tulangan harus dibersihkan dengan teliti dai beton
yang sudah mengering atau mengering sebagian yang mungkin menempel dari
pengecoran sebelumnya. Sebelum pengecoran, tulangan yang sudah dipasang
pada tiap bagian pekerjaan harus disetujui oleh Direksi. Pemberitahuan kepada
Direksi untuk melakukan pemeriksaan harus disampaikan dalam tenggang
waktu pekerjaan.
Jarak minimal dari permukaan suatu batang termasuk sengkang ke permukaan
beton terdekat dengan gambar untuk tiap bagian pekerjaan.
P a g e | 172
x.
y.
z.
2.13.
1.
2.
Bahan bahan
a. Sement Portland
Semen yang dipakai disini adalah dari jenis kualitas seperti yang dipakai pada
beton dan secara umum harus memenuhi syarat-syarat yang tertera pada
Peraturan Semen Portland Indonesia NI - 8
b. Pasir
Pasir untuk adukan pasangan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi
Metode e-Lelang Umum dengan Pascakualifikasi
P a g e | 173
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
3.
Butir-butir pasir harus tajam dan keras dan tidak dapat dihancurkan dengan
tangan.
Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5%.
Warna larutan pada pengujian dengan 3% natrium hidroksida, akibat
adanya zat-zat organik tidak boleh lebih tua dari larutan normal atau
larutan the yang sedang kepekatannya.
Bagian yang hancur pada penggergajian dengan larutan jernih natrium
sulfat tidak boleh lebih dari 10%.
Jika dipergunakan untuk adukan dengan semen yang mengandung lebih
dari 0,6% alkali, dihitung sebagai natrium oksida pada pengujian tidak
boleh menunjukkan sifat reaktif terhadap alkali.
Keteguhan adukan percobaan dibandingkan dengan adukan pembanding
yaitu yang menggunakan semen sama dengan pasir normal tidak boleh . . .
(65% pada pengujian 7 hari)
Pasir laut untuk adukan tidak diperkenankan.
Butir-butirnya harus dapat melalui ayakan berlubang 3 mm.
c.
Batu Alam
Pada umumnya untuk pasangan batu bisa dipakai batu bulat (dari gunung), batu
belah atau batu karang asalkan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Harus cukup keras, bersih dan sesuai besarnya serta bentuknya.
2. Batu, bulat ataupun belah, tidak boleh memperlihatkan tanda-tanda lapuk.
3. Batu karang harus sebagian besar berwarna putih atau kuning muda dan
tidak hitam, biru atau kecoklat-coklatan tanpa garis-garis kelapukan,
mempunyai keteguhan yang tinggi serta bidang patahnya harus mempunyai
kepadatan dan warna putih yang merata.
d.
Air
Untuk keperluan membuat adukan maka air yang disyaratkan dan boleh dipakai
semua seperti yang dipakai untuk pekerjaan beton.
e.
Kapur
Kapur yang dipakai harus kapur aduk yang bermutu tinggi yang telah disetujui
Direksi.
f.
Lain-lain
Bahan-bahan lain yang dipakai untuk pelaksanaan seperti tegel-tegel teraso,
keramik dan lain-lain harus sesuai dengan yang disyaratkan oleh Direksi atau
seperti yang disyaratkan pada saat rapat penjelasan.
Adukan
a. Mencampur
Adukan dicampur ditempat tertentu yang bersih dari kotoran, mempunyai alas
yang rata dan keras, tidak menyerap air yang sebelumnya harus ada persetujuan
dari Direksi.
Kalau tidak ditentukan lain, mencampur dan mengaduk tidak boleh dilakukan
dengan tangan (dengan memakai cangkul dan sebagainya) sampai diperlihatkan
warna adukan yang merata.
b. Komposisi
Jenis adukan berikut harus dipakai dengan yang disebutkan dalam gambar atau
dalam uraian dan syarat-syarat ini.
4.
Pasangan Batu
a. Umum
Batu-batu yang dipakai untuk pekerjaan pondasi dan sebagainya harus keras
dengan ukuran yang sesuai dan tidak menunjukkan pelapukan ataupun retak.
Pemasangan dari batu-batu tersebut harus rapi dan cocok sehingga dapat
menghasilkan pekerjaan yang sebaik-baiknya.
Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi
Metode e-Lelang Umum dengan Pascakualifikasi
P a g e | 174
b. Mortar
Campuran yang dipakai untuk pondasi dan sebagainya kalau disyaratkan lain
dapat dipakai campuran M3. Kecuali kalau disyaratkan lain misalnya untuk
bangunan reservoir ataupun bangunan lain yang fungsinya hampir sama yang
dipakai campuran M2.
2.14.
Pekerjaan Lain-Lain
1. Pengecatan.
a. Material, Ketentuan Umum.
Semua jenis material harus dari merk terkenal baik (Danapaint, I.C.I atau
sejenis yang disetujui oleh Direksi). Semua cat penggunaannya harus sesuai
dengan pedoman yang diberikan oleh pabrik pembuatnya dengan tenaga ahli
yang sesuai dengan pekerjaan tersebut. Isi daripada cat yang akan dipakai
dikeluarkan dan ditempatkan pada tempat tertentu serta diaduk sampai rata
betul baik mengenai warna serta kekentalannya sebelum dipakai serta pada
selang waktu tertentu pada saat dipakai.
b. Ketentuan Khusus.
Untuk pekerjaan kayu, cat yang digunakan dari jenis synthetic resin. Untuk
pekerjaan besi sebagai dasar digunakan dari jenis red oxide baru. Sedang
untuk finishing digunakan dari jenis synthetic resin dan yang khusus
diperuntukkan untuk jenis pekerjaan besi, untuk pekerjaan-pekerjaan besi
pada reservoir-reservoir air hot deep galvanishing, cat-cat yang
dipergunakan untuk tembok baik untuk sebelah luar atau dalam dari jenis
emulsion paint yang teridri dari alkyid resin.
c. Daftar Bahan.
Pemborong melaksanakan sesuai dengan kontrak yaitu dua bulan sebelum
pekerjaan pengecatan dimulai mengajukan kepada Direksi Pekerjaan semua
material yang akan digunakan untuk pekerjaan pengecatan dan dikoreksi,
semua material tersebut harus disetujui oleh Direksi.
d. Pemilihan Warna.
Semua warna ditentukan bersama-sama antara Direksi dengan pemborong
dari contoh-contoh yang diberikan supplier.
e. Persiapan.
Sebelum pengecatan dimulai, permukaan yang akan dicat harus dibersihkan
dari kotoran dan debu. Semua permukaan yang akan dicat harus sudah
dihaluskan terlebih dahulu dengan peralatan serta cara yang lazim
dipergunakan.
Persiapan kerja untuk kayu retak celah lubang harus diperbaiki dengan cara
memotong, menambal, atau dengan cara lain yang disetujui. Lubang-lubang
kecil harus diperbaiki dengan dicat atau tempat untuk menutupnya. Untuk
lubang yang lebih besar harus ditutup dulu dengan kayu yang keras,
dipotong dan diratakan dengan permukaan disekitarnya samapi halus.
Setelah pekerjaan pembersihan dari baja dilaksanakan, semua permukaannya
harus dicat dua lapis dari jenis red oxide dengan tebal 30 35 mikron.
Persiapan dari pekerjaan besi yang dicat dengan epoxi-point segera setelah
pembersihan dari pekerjaan besi, Upox Calcium plumbate pimer dari
merek yang disetujui. Tebal dari setiap pengecatan adalah 50 micron dan
diberikan dua lapis. Sebelum lapisan dicat tersebut diberikan suatu pekerjaan
besi harus diperiksa dan harus bersih dari segala kotoran dan debu.
Pengecatan harus diperiksa setelah 24 jam dari pengecatan pertama.
Persiapan dari pekerjaan pengecatan tembok adalah harus benar-benar
kering dan pengecatan tidak boleh dilaksanakansebelum ada persetujuan dari
Direksi. Semua cacad-cacad harus diperbaiki seperti pada bagian yang
menonjol harus diratakan sedangkan bagian yang rusak ataupun berlubang
harus ditutup dengan plester dari jenis yang sesuai. Pecah yang harus
diperbaiki dengan memotong sekeliling bagian yang pecah tersebut dan
kemudian memboboknya sampai cacat tersebut tidak menampakan bekas.
P a g e | 175
f.
Pengecatan Akhir.
Pengecatan akhir harus terdiri dari :
Besi yang dilapisi dengan Epoxy.
Dua lapis dari Opoxemuel yang dicampur dulu dengan Upox
Hardener dengan perbandingan yang seperti diberikan pabrik
pembuatnya dengan masing-masing tebalnya 40 microns.
Besi Galvanized.
Tanpa pengecatan akhir, tembok-tembok kolom dan sebagainya, dua lapis
cat emulsion untuk sebelah dalam dari gedung dan tiga lapis untuk
permukaan sebelah luar.
2. Tanda Tanda.
Pemborong harus menyiapkan dan memakai tenaga ahli untuk mengerjakan
pekerjaan sebagai berikut :
a. Menulis atau memberi nomor pintu diatas setiap plat kunci pada kedua sisi
dari pintu-pintu tersebut.
b. Menulis atau memberi nomor dari setiap kunci.
3. Perancah.
Perancah untuk keperluan pengecatan harus dipersiapkan dan harus sesuai
dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan.
4. Tenaga Kerja.
Hanya tenaga terampil dan ahli yang dipakai untuk mengerjakan pemasangan
kaca, pengecatan dan sebagainya. Harus ada kepala tukang kayu yang ahli yang
mengawasi selama pekerjaan berlangsung.
5. Persediaan Bahan untuk Pekerjaan.
Sesudah pekerjaan selesai seluruhnya maka pemborong harus menyediakan
sejumlah bahan yang tergantung dari warna setiap bahan dan setiap jenis bahan
yang dipakai yang akan digunakan apabila ada perbaikan-perbaikan yang
diperlukan selama jangka waktu perawatan. Jumlah dari bahan tersebut sangat
tergantung dari kuantitas setiap jenis pekerjaan yang akan ditentukan kemudian.
6. Pemasangan Pipa didalam Tanah.
Pipa harus dipasang lurus dan pada kedalaman yang tepat sesuai dengan gambar
rencana. Dasar parit harus dibentuk sedemikian rupa agar memberi penopangan
keliling yang merata dan kuat bagi bagian bawah dari setiap pipa. Pipa tidak
boleh dipasang bila menurut anggapan Direksi/tenaga ahli keadaan parit
memenuhi syarat.
Pemborong harus menyediakan fasilitas yang memadai dan layak untuk
melaksanakan pekerjaan dengan baik. Semua pipa dan alat bantu harus diperiksa
dengan teliti untuk mengetahui bila ada keretakan sesaat sebelum dipasang pada
posisi akhir. Semua pipa dan alat bantu harus diturunkan kedalam saluran secara
hati-hati, batang demi batang dengan memakai derek. Tambang atau peralatan
lain yang sesuai sehingga tidak timbul kerusakan pada cat atau lapisan pelindung.
Material sama sekali tidak boleh dijatuhkan atau dihempaskan kedalam saluran.
7.
P a g e | 176
diperbolehkan.
Ketentuan nilai selama 24 jam, adalah sebagai berikut :
Reservoir air bersih : kurang dari 1 cm
Bangunan pengolahan
: kurang dari 2 cm
Jika kebocoran melampui nilai-nilai diatas, kontraktor
memperbaikinya dengan biaya sendiri.
diharuskan
c. Perbaikan.
Setiap kebocoran yang ditemukan harus diperbaiki sampai tidak ditemukan
lagi kebocoran.
Pengujian tidak perlu diulang, jika :
Tidak ditemukan lagi kebocoran.
Penurunan permukaan air tidak melebihi ketentuan.
Biaya yang termasuk dalam pengujian adalah :
Memperoleh air untuk mengisi bangunan pengolahan pada saat
pengujian.
Menghentikan kebocoran.
2.1.
2.5.1.
P a g e | 177
Pondasi
Kontraktor harus membuat pondasi sesuai dengan kebutuhan yang
ditentukan atau yang diperlihatkan dalam gambar.
a) Pondasi Langsung
Kontraktor harus melakukan pengujian kapasitas daya dukung tanah
dilapangan sebagaimana diminta oleh Direksi, sesuai dengan standar
yang disetujui, bilamana penggalian dilakukan hingga gradien yang
direncanakan sebagaimana terlihat dalam gambar.
Pembuatan lantai kerja dengan beton K 100 tidak boleh dilakukan
sebelum diperoleh persetujuan dari direksi.
Tanah yang tidak sesuai untuk pondasi harus disingkirkan dan
diganti dengan pasir atau batu pecah sampai kedalaman tertentu dan
ditempatkan sebagaimana diperlihatkan dalam gambar atau
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi.
Setiap lapisan bahan tersebut harus disebar dengan ketebalan
maksimum 15 cm dan dipadatkan dengan alat pemadat tangan,
minimum empat kali sebagaimana disetujui oleh direksi.
Pengujian lapangan harus dilakukan setelah pengisian mencapai
ketinggian yang direncanakan sebagaimana dijelaskan diatas untuk
memenuhi kapasitas daya dukung.
Ketebalan akhir 10 cm tanah asli, harus disingkirkan dengan tangan
sehingga akan diperoleh tanah dasar rata tak terganggu.
Jika tanah pada gradien galian yang direncanakan dan yang
diperintahkan Direksi tidak sesuai untuk pondasi, Kontraktor harus
menggali lebih dalam lagi dibawah gradien tersebut sampai
kedalaman tertentu sebagaimana diperintahkan direksi.
b) Pondasi Pancang
Semua pancang harus disediakan dan dipasang pada lokasi yang tepat
yang diperlihatkan dalam gambar dan sebagaimana ditentukan dalam
bab selanjutnya.
P a g e | 178
f.
Pekerjaan Beton
Setelah mengecor lantai kerja, dan setelah diperiksa dan disetujui Direksi,
kontraktor harus menyelesaikan pekerjaan sebagaimana diperlihatkan
dalam gambar dan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam
bagian selanjutnya, yaitu Pekerjaan Beton.
Harus digunakan beton dengan kuat tekan karateristik minimum 175
kg/cm. Pipa yang ditanam dalam bangunan bawah harus dimantapkan
ke besi tulangan dengan cara yang disetujui serta menghindari
pergeseran dari lokasi semula selama pengecoran beton.
Konstruksi Pilar
Pilar terdiri dari sepasang pancang dan dihubungkan dengan bantalan beton.
Berkaitan dengan pancang yang dipancang disungai atau saluran, kontraktor
harus memilih secara teliti cara dan peralatan yang sesuai agar tetap pada
jalur dan ketinggian yang benar sebagaimana diperlihatkan dalam gambar.
Puncak pancang harus digabungkan kedalam bantalan beton dengan
kedalaman yang cukup sebagaimana diperlihatkan dalam gambar. Setelah
penyelesaian pekerjaan, semua bahan yang digunakan bagi pekerjaan
konstruksi, seperti perancah, pelantar kerja sementara dan lain-lain, harus
disingkirkan semuanya agar tidak mengganggu aliran sungai atau saluran.
Pengujian Pengecatan
a) Umum
Semua sambungan yang dilas pada jembatan pipa harus diuji secara
radiografi sebagaimana dinyatakan dibawah ini.
P a g e | 179
Tingkatan
1 sampai 4
1 sampai 4
P a g e | 180
Lokasi pekerjaan pada paket ini adalah: Desa Pandanduri, Kecamatan Sakra Barat,
Kabupaten Lombok Timur.
Demikian spesifikasi teknik untuk Pekerjaan Pembangunan Sistim Penyediaan Air Baku
Pandanduri Kabupaten Lombok Timur.
U z a e m i, ST.
NIP. 19651125 200604 1 013