Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
2015/2016
Petunjuk Praktikum Elektronika
DAFTAR ISI
MODUL I. Karakteristik Dioda .....................................................................................
I. Tujuan Percobaan ..............................................................................................
1
1
10
11
11
11
11
13
15
17
21
22
22
22
1. Karakteristik DC ............................................................................................
22
2. h Parameter .................................................................................................
23
26
29
31
31
31
31
33
34
35
37
42
43
43
43
44
45
47
I. KARAKTERISTIK DIODA
I.
Tujuan Percobaan
-
II.
Teori
Gambar 1
Pada kondisi reverse bias mungkin saja ada arus sangat kecil yang mengalir,
yang disebut dengan arus bocor.
Jadi :
a. Bila tegangan anoda adalah nol terhadap katoda, maka anoda tidak
menarik elektron dari katoda. Sebenarnya ada beberapa elektron
berkecepatan tinggi yang bisa mencapai anoda (sehingga terjadi aliran
arus yang meskipun sangat kecil). Namun karena sangat kecilnya arus
yang terjadi, pada umumnya amperemeter tidak dapat mendeteksi adanya
arus tersebut
b. Bila tegangan anoda negatif terhadap katoda (dioda diberi tegangan
reverse), maka akan timbul medan listrik yang arahnya menolak elektron.
Dengan demikian tidak terjadi aliran listrik
c. Bila tegangan anoda positif terhadap katoda (dioda diberi tegangan arah
maju), maka timbul medan listrik yang arahnya menarik elektron, sehingga
dioda menghantarkan elektron dari katoda ke anoda, atau dengan kata
lain menghantarkan arus dari anoda ke katoda.
2.2 Karakteristik Dioda
Karakteristik dioda adalah grafik yang menggambarkan hubungan antara arus
dengan tegangan dioda (karakteristik V-I). Dioda dapat dianggap sebagai
tahanan satu arah, yaitu bernilai sangat besar bila mendapat tegangan
reverse, dan bernilai sangat kecil bila mendapat tegangan arah maju.
Perhatikan gambar 2 di bawah ini. Pada tegangan di bawah 0,6 volt arus naik
perlahan-lahan (pertambahannya hanya sedikit demi sedikit). Mulai dari
tegangan 0,6 volt arus naik dengan cepat. Tegangan di mana arus mulai naik
V
I
Dengan demikian RD tidak mempunyai nilai yang tetap, tergantung dari titik
kerja dioda (tegangan dan arus dioda pada saat itu).
2.3 Penyearah Oleh Dioda
Penyearah adalah peristiwa pengubahan tegangan bolak-balik menjadi
tegangan searah. Lihat gambar 3 di bawah ini.
Vm
2
Vm
Vth
R
Untuk penyerarah gelombang penuh (gambar 4), tegangan searah dan arus
searah rata-rata adalah :
Vdc ratarata = 2
Idc
Vm
Vth
R
III.
Prosedur Percobaan
Sumber tegangan 5 V
: 1 buah
Multimeter digital
: 1 buah
Multimeter analog
: 1 buah
Prototype board
: 1 buah
: 1 buah
Kotak potensio
: 1 buah
Prosedur Percobaan :
a. Buat rangkaian percobaan seperti pada gambar 1
b. Periksa kembali rangkaian sebelum saklar sumber tegangan dimasukan
(periksa polaritas alat ukur)
c. Pada posisi potensio yang memberikan tegangan V = 0 volt, masukkan
saklar sumber tegangan
d. Naikkan tegangan perlahan-lahan (dengan jalan memutar potensio)
untuk mencari V cutin (tegangan ambang) dioda
e. Setelah V cutin didapatkan dan dicatat, ulangi pengamatan secara
bertahap dari V = 0 sampai potensio P mencapai maksimum
f. Amati amperemeter dan voltmeter
3.1.2 Catu tegangan terbalik
Prosedur percobaan :
a. Rangkaian percobaan yang digunakan adalah tetap seperti gambar 1,
namun posisi dioda dibalik (katoda dari dioda dihubungkan dengan
potensial yang lebih positif)
b. Pada posisi potensio P yang memberikan tegangan V = 0 volt, hidupkan
sumber tegangan
c. Naikkan tegangan perlahan-lahan secara bertahap sampai tegangan
maksimumnya
d. Amati amperemter dan voltmeter
e. Berdasarkan data percobaan 3.1.1 dan 3.1.2 di atas, buatlah kurva V-I
dari dioda yang diamati tersebut
3.2
Dioda Zener
: 1 buah
Multimeter digital
: 3 buah
Prototype board
: 1 buah
Dioda zener
3.3
Rangkaian Penyearah
10
Trafo stepdwon 10 A
: 1 buah
Osciloscope
: 1 buah
Multimeter digital
: 2 buah
Multimeter analog
: 1 bua h
Komponen elektronika
Prosedur percobaan :
a. Buatlah rangkaian seperti pada gambar 4
Perhatikan posisi pemasangan penyidik (prove osciloscopenya)
b. Hidupkan oscilloscope terlebih dahulu dan dapatkan tempatkan sumbu
mendatar kanal 1 dan 2 dengan baik
c. Masukkan saklar S, amati dan gambar bentuk gelombang tegangan
masuk dan keluaran penyearah (jangan lupa catat posisi stelan volt dan
time/div nya)
Catat V1, V2 dan A
d. Matikan sumber tegangan (saklar S dilepas), dan pasanglah kapasitor
tapis (perhatikan polaritasnya)
e. Ulangi langkah c
f. Matikan sumber, perkecil tahanan beban (diparalel)
g. Ulangi langkah c
3.3.2 Penyearah gelombang penuh
11
IV.
12
A. Karakteristik Dioda
* Tegangan catu Arah Maju
Vs
(volt)
I (mA)
Vdioda
(volt)
I (mA)
Vdioda
(volt)
B. Dioda Zener
* Karakteristik V-I
V1
(volt)
V2
(volt)
V1
(volt)
A1
(mA)
A2
(mA)
13
I.
Tujuan Percobaan :
-
II. Teori :
Efek dioda dapat menjadi sangat berguna bagi sejumlah penerapan, tetapi
kita dapat berbuat lebih banyak bila kita mempunyai sepasang hubungan PN
yang saling bertolak belakang. Komponen dengan konstruksi sedemikian ini
disebut dengan transistor dwikutub (bipolar transistor), atau biasa disebut
dengan transistor saja. Kata transistor sendiri berasal dari kata TRANSfer
resisTOR.
Ada dua kemungkinan kombinasi untuk sebuah transistor, yaitu bisa terdiri
dari dua buah lempeng bahan jenis N pada sisi luar dan sebuah lempeng jenis
P di sisi dalam (gambar 1
kebalikannya, dau buah lempeng bahan jenis P di sisi luar dan satu lempeng
jenis N di sisi dalam (gambar
konstruksinya yang bertolak belakang, maka secara garis besar kedua jenis
transistor di atas mempunyai sifat-sifat utama yang juga bertolak belakang.
2.1. Cara Kerja Transistor :
1.1. Transistor- transistor tersebut mempunyai tiga buah pena keluaran
yang disebut dengan emitor, basis dan kolektor.
Untuk selanjutnya kita pusatkan pembahasan pada transistor NPN.
14
15
16
17
18
Junction
Emitter-
Collector-
Base
Base
Aktif
Forward bias
Reverse bias
Cut-off
Reverse bias
Reverse bias
Open switch
Saturation
Forward bias
Forward bias
Close switch
Forward bias
Mode
Function
Normal
Amplifier
(Sering
digunakan)
Ket
Daerah Breakdown
Dari kurva kolektor, terlihat jika tegangan VCE lebih dari 40 V, arus IC
menanjak naik dengan cepat. Transistor pada daerah ini disebut berada pada
daerah breakdown. Seharusnya transistor tidak boleh bekerja pada daerah ini,
19
Gain.
2. Common Emitter Configuration - Mempunyai Current dan Voltage Gain.
3. Common Collector Configuration - Mempunyai Current Gain Tanpa Voltage
Gain.
20
1 buah
1 buah
1 buah
Multimeter digital
2 buah
Multimeter analog
1 buah
Prototype board
Kabel-kabel penghubung
Prosedur percobaan :
a. Buatlah rangkaian seperti pada gambar 7 dengan transistor BC 107.
Pelajari dengan benar cara menentukan elektroda / ujung kolektor,
emitter dan basisnya.
b. Setelah rangkaian terpasang dengan benar, masukkan sumber
tegangan ke basis pada posisi potensio maksimum (R basis maksimum)
dan tegangan VCC = 0.
c. Atur potensio R basis sehingga arus basis berharga 100 mikro Ampere,
kemudian secara bertahap naikkan tegangan VCE dengan cara
menaikkan tegangan VCC dari 0 15 volt.
Perhatikan selama VCE dinaikkan, besar arus basis harus dijaga tetap.
d. Catat A1, A2, dan V.
e. Naikkan arus basis menjadi 200, 500, 1000 mikro Ampere, dan 1.2 mA
secara bertahap.
Nilai ini tergantung juga dari jenis transistor yang digunakan
Apabila terjadi penyimpangan dari nilai arus basis ini, konsultasi dengan
instrukur saudara.
f. Pada setiap kedudukan arus basis tersebut, ulangi langkah percobaan c
dan d.
g. Matikan semua sumber tegangan dan gantilah transistornya dengan D
313 (atur kembali rangkaiannya).
h. Ulangi langkah-langkah percobaan b s/d f di atas.
i. Buatlah kurva tegangan arus dari kedua transistor tersebut.
21
22
23
Vce
(volt)
1c - Vce
1c
1b (mA)
Vcc
Vce
1b
1c
24
I.
Tujuan Percobaan :
1. Mempelajari karakteristik input maupun karakteristik output dari Bipolar
Junction Transisitor (BJT)
2. Mengetahui parameter BJT dari grafik karakteristik yang diperoleh.
II. Pendahuluan
II.1.1. Karakteristik DC.
Pada dasarnya ada 2 karakteristik yang penting untuk transistor yaitu
karakteristik output (1C vc VCE) dan karakteristik input (1C vc VCE).
a. Karakteristik Output
Karakteristik output adalah hubungan antara tegangan dan arus
Colector pada konfigurasi Commom Emitter dengan arus basis sebagai
parameter. Secara umum grafik karakteristik output terlihat seperti
gambar di bawah ini.
b. Karakteristik input
Karakteristik input adalah hubungan antara tegangan dan arus basis
pada konfigurasi CE untuk tegangan kolektor yang tertentu. Kurva 1B
VBE tersebut mempunyai bentuk yang sama dengan karakteristik
forward dari dioda. Secara umum bentuk grafik karakteristik input
terlihat dalam bentuk seperti gambar di bawah ini.
25
Terlihat bahwa terminal basis dan emitor sebagai terminal input dan
terminal Colector dan emitor sebagai terminal output.
Persamaan input dan output dari h-prameter adalah seperti di bawah ini..
Vbe hie1 hce Vce
Vbe
Vcc 0
Ib
Vbe
Vcc konstan
Ib
Jadi dari grafik karakteristik input dan output dapat ditentukan masingmasing parameter diatas.
26
27
28
29
C. Pengukuran VBE
1. Buat rangkaian seperti gambar di bawah ini :
30
2. Atur voltmeter ke fungsi arus pada posisi 150 mA dc (1C) dan atur
miliamperemeter (1B) ke posisi 100 mA dc.
3. Hubungkan rangkaian dengan sumber daya 6 V dc, 1 A.
4. Operasikan beberapa kali (0n-off) sambil memperhatikan lampu DSI.
5. Lakukan pengukuran 1B, 1C, VBE dan VCE pada saat transistor dalam
keadaan nyala maupun mati dan catat pada tabel 4.
6. Kembalikan tegangan sumber daya ke nol.
7. Ulangi percobaan untuk transistor 2N1302.
31
Vs = ....................
Vcc (mA)
1B (A)
1C (A)
Vce (volt)
Vce (mA)
1B (A)
1B (A)
VBE (volt)
1C (mA)
C. Pengukuran VBE
Vs
1B (mA)
1C (mA)
VBE (volt)
VCE (volt)
Keterangan
32
33
I.
Tujuan Percobaan :
-
II. Teori :
Ada tiga rangkaian dasar penguat transistor, yaitu penguat emitor bersama
(common emitter), basis bersama (common base) dan kolektor bersama
(common collector). Pada masing-masing rangkaian penguat tersebut salah
satu dari ketiga kaki transistor merupakan acuan terhadap tanah (ground) dari
rangkaian dan merupakan elemen yang digunakan secara bersama-sama oleh
masukan dan keluaran. Secara umum, karakteristik dasar dari ketiga jenis
penguat tersebut adalah sebagai berikut :
Elemen bersama
Emitor
Basis
Kolektor
Impedansi
masukan
Rendah
Sangat rendah
Cukup tinggi
Impedansi
keluaran
Tinggi
Sangat tinggi
Rendah
Penguatan arus
Tinggi
Tinggi
Penguatan
Tinggi
Sedang
Rendah
Tinggi
Rendah
Sefasa
Sefasa
Tegang
Penguatan daya
Tinggi
Hubungan fasa
Berbeda fasa 180
keluaran terhadap
masukan
34
Pada rangkaian di atas besar arus basis 1b ditentukan oleh Rb, Vcc,
tegangan jatuh VBE dan RE.
Karena arus basis 1b mengalir melalui Rb dan arus emitor 1c mengalir
melalui Rc, maka arus 1b dapat dihitung dengan persamaan :
Vcc = 1b . Rb + Vbc + 1c . Rc
Kemudian dengan menganggap 1b relative lebih kecil dibandingkan 1c,
maka persamaan di atas diturunkan sebagai berikut :
Vcc
= 1b . Rb + Vbc + 1b . Rc
= 1b (Rb + Rc) + Vbc
1b
35
Berdasarkan rangkaian di atas, arus emitor tidak pernah lebih kecil dari
arus kolektor. Sehingga penguatan untuk basis bersama adalah :
Gain < 1
Hal ini berarti sinyal keluarannya mempunyai amplitude yang tidak pernah
melebihi amplituda masukannya.
Meskipun penguatan arusnya kecil, namun penguatan tegangannya besar,
sehingga
secara
keseluruhan,
penguatan
dayanya
cukup
tinggi.
36
matching)
karena
impedansi
masukannya
randah
dan
37
resistansi
untuk
melihat
masing-masing
kemungkinan
emitor
basis
emitor
basis
emitor
kolektor
emitor
kolektor
basis
kolektor
basis
kolektor
38
basis
Rendah
emitor
basis
Tinggi
emitor
kolektor
Tinggi
emitor
kolektor
Tinggi
basis
kolektor
Tinggi
basis
kolektor
Rendah
Sebagai contoh, suatu pengukuran dari sebuah transistor NPN seri 2N3904
adalah sebagai berikut :
BAGIAN POSITIF
BAGIAN NEGATIF
5500
5400
39
Transistor BC 107
: 1 unit
: 1 unit
Fuction generator
: 1 unit
Komponen R dan C
: sesuai gambar
Prototypboard
: 1 unit
Kabel-kabel penghubung
pengamatan
ringan
atas
kaki-kaki
transistor
dengan
40
41
oscilloscope
dan
pasanglah
penyidiknya
pada
titik
sebesar
100
mV
puncak-puncak,
kemudian
42
oscilloscope
dan
pasanglah
penyidiknya
pada
titik
sebesar
100
mV
puncak-puncak,
kemudian
Catatan :
Petunjuk Praktikum Elektronika
43
saudara
melaksanakan setiap
44
F (Hz)
VCC (volt)
VCE (volt)
IB (volt)
IC (mA)
IB (volt)
IC (mA)
IB (volt)
IC (mA)
F (Hz)
VCC (volt)
VCE (volt)
F (Hz)
VCC (volt)
VCE (volt)
45
I.
Tujuan Percobaan
1. Mempelajari rangkaian single stage transistor Amplifier
2. Melakukan pengukuran penguatan tegangan
II.
Pendahuluan
Dalam percobaan ini dilakukan pengukuran terhadap rangkaian transistor
amplifier yang menggunakan common emitter. Di sini akan dibahas metode
analisa untuk rangkaian tersebut.
26mV
IE
re
l
gm
Dimana, gm
dle
terkonduktansi
dVbe
46
II.1.A. Analisa DC
Analisa DC untuk menentukan titik kerja dapat dilakukan menganggap
semua kapasitor open. Hubungan antara arus Emitor, kolektor dan basis
sebagai berikut.
IE = IC + IB dan IC = IB
Kemudian dengan menerapkan hukum pembagian tegangan dan hukum
Ohm dapat diperoleh titik kerja rangkaian.
47
Alat Percobaan
1. Panel percobaan
2. Multitester
3. Osvilloscope
4. Signal generator
IV.
Pelaksanaan Percobaan
Common emitter transistor amplifier
1. Rangkaian percobaan seperti gambar berikut
48
49
VB (volt)
VC (volt)
Vg (volt)
Volt/Div Time/div
volt
(mS)
Tinggi
(div)
Lebar
(div)
Vin
(volt)
Vout
(volt)
Frek
(Hz)
Vout
(volt)
Frek
(Hz)
Volt/Div Time/div
volt
(mS)
Tinggi
(div)
Lebar
(div)
Vin
(volt)
50