Anda di halaman 1dari 12

1.

Metoda Kontrasepsi Efektif


1. Pil KB
Pil KB adalah suatu cara kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk pil atau
tablet di dalam strip yang berisi gabungan hormone estrogen dan
progesterone atau yang hanya terdiri dari hormone progesterone saja.
Jenis-jenis tablet menurut kandungan hormone estrogennya.
Dosis:
a. Tablet dosis tinggi (High Dose): Berisi 50 Mcg.
Adalah tablet yang mengandung estrogen 50-150 Mcg dan progesterone
1-10 mg. Yang termasuk jenis ini adalah:
1) Tablet KB Noriday (dari Population Council).
2) Tablet KB Ovostat (Pt Organon).
b. Pil dosis rendah (Low Dose): Berisi 30 Mcg.
Adalah pil yang mengandung 30-50 Mcg estrogen dan kurang dari 1 mg
Progesterone. Yang termasuk jenis ini adalah:
1) Pil KB Microgynon 30 (PT Schering) atau kimia farma Lisensi
Schering.
2) Pil KB Marvelon (PT Organon)
c. Pil Mini
Adalah pil yang mengandung hormone progesterone kurang dari 1 mg.
yang termasuk jenis ini adalah Pil KB Exluton.
Jumlah Tablet
Jumlah tablet pada setiap strip bervariasi, yaitu 28 tablet dan 21 tablet.
a. Pada 28 tablet berisi: 21 tablet mengandung hormone estrogen dan
progesterone, dan 7 tablet mengandung vitamin.
b. Pada 21 tablet berisi: semuanya mengandung hormon estrogen dan
progesterone.
Cara Kerja Pil KB
a. Menekan ovulasi yang akan mencegah lepasnya sel telur wanita dari indung
telur.
b. Mengendalikan lendir pada mulut rahim menjadi lebih kental sehingga sel
mania tau sperma sukar masuk kedalam rahim.
c. Menipiskan lapisan endometrium.
Cara Menggunakan Pil KB
a. Ajarkan aseptor cara mengeluarkan pil dari kemasannya dan pesankan
untuk mengikuti panah yang menunjuk deretan pil berikutnya, serta pil
harus diminum pada saat yang sama setiap hari.
b. Pil pertama diminum pada hari kelima haid, seterusnya berturut-turut setiap
hari 1 pil. Untuk pil dengan kemasan khusus dimulai pada hari pertama
haid sesuai dengan petunjuk kemasannya. Terutama digunakan pada wanita
PUS yang ingin menunda kehamilan sesudah selesai masa menyusui dan
tidak mempunyai kontra indikasi medis. Khusus mini pil (exloton),
digunakan untuk ibu-ibu yang menyusui.

c. Pada paket yang berisi 28 pil, dianjurkan mulai minum pil sejak hari
pertama haid dan diteruskan setiap hari sampai pil habis dan jika habis,
sebaiknya mulai minum pil dari paket yang baru.
d. Bila menggunakan pil yang berisi 21 pil, dianjurkan minum pil mulai hari
ke 5 haid, bila telah habis istirahat dan tunggu haid, kemudian diteruskan
pak/ kemasan yang selanjutnya pada hari ke 5 haid.
e. Bila lupa minum 1 pil, segera minum pil ketika ingat atau minum 2 pil pada
waktu yang sama.
f. Bila lupa 2 pil atau lebih, sebaiknya minum 2 pil setiap hari selama pil yang
tertunda pada jadwal yang ditetapkan. Dalam hal ini sebaiknya gunakan
metoda kontrasepsi yang lain, atau tidak melakukan hubungan seksual
sampai paket pil terus habis.
g. Bila tidak haid, segera periksa ke klinik.
Efektifitas:
Efektifitas pemakaian pil sangat tinggi tetapi ini tergantung pada disiplin
pemakai. Kegagalan teoritis lebih dari 0,35%, tetapi dalam praktek berkisar 18 % untuk pil kombinasi, 3-10% untuk mini pil.
Keuntungan:
a. Reversibilitasnya atau kembalinya kesuburan tinggi.
b. Mudah menggunakannya.
c. Mengurangi rasa sakit pada waktu menstruasi.
d. Mencegah anemia defesiensi zat besi.
e. Mengurangi kemungkinan infeksi panggul dan kehamian ektopik.
f. Mengurangi resiko kanker ovarium.
g. Cocok sekali digunakan untuk menunda kehamilan pertama pada PUS
muda.
h. Tidak mempengaruhi produksi ASI pada pil yang mengandung
progesterone antara lain exluton/mini pil.
i. Tidak mengganggu hubungan seksual.
Kerugian:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Memerlukan disiplin dari pemakai.


Dapat mengurangi ASI pada pil yang mengandung estrogen.
Dapat meningkatkan resiko infeksi klamidia.
Nyeri payudara.
Berhenti haid, tetapi pada gangguan pil kombinasi jarang terjadi.
Mual, terutama pada 3 bulan pertama pemakaian.
Dapat meningkatkan tekanan darah.
Tidak dianjurkan pada wanita yang berumur diatas 30 tahun karena akan
mempengaruhi keseimbangan metabolism tubuh.
Indikasi:
a. Siklus haid tidak teratur.
b. Usia subur.
c. Telah mempunyai anak atau yang belum mempunyai anak.

d. Anemia karena haid yang berlebihan.


e. Nyeri haid yang hebat.
Kontra Indikasi:
a. Menyusui, kecuali pil mini.
b. Pernah sakit jantung.
c. Tumor/keganasan.
d. Kelainan jantung, varises dan darah tinggi.
e. Perdarahn pervagina (perdarahan melalui liang senggama, kecuali tidak
diketahui penyebabnya).
f. Migrain (sakit kepala yang hebat).
g. Penyakit Hepatitis.
Efek Samping dan Cara Penanggulangannya:
a. Perdarahan Pervaginam/Spoting
Keluhan
Terjadi bercak-bercak perdarahan diantara masa haid, terutama pada bulanbulan pertama pemakaian pil KB.
Penanggulangan
1) Jelaskan kepada akseptor bahwa hal ini diakibatkan pengaruh hormone
dalam tubuh, dan hal ini tidak berbahaya bagi kesehatan. Keadaan tersebut
lambat laun akan hilang.
2) Pemberian Obat dapat dilakukan dengan pemberian preparat estrogen.
Misalnya: Ethinil estradiol 50 mcg dengan dosis 2x1 atau 1x1 tablet selama
beberapa hari sampai perdarahan teratasi, lalu kembali seperti awal
pemakaian pil.
3) Bila perdarahan timbul lagi, ganti denngan metoda kontarepsi yang lain.
b. Tekanan Darah Meningkat.
Gejala dan keluhan
1) Tekanan darah yang sama atau lebih tinggi dari 140 mmHg sistolik, atau
diastolik 90 mmHg dalam keadaan istirahat.
2) Akseptor kadang-kadang merasa pusing atau sakit kepala.
Penanggulangan:
1) Ketika akseptor menetapkan akan memilih pil KB, sebelumnya harus
dijelaskan bahwa pil KB tidak menyebabkan tekanan darah tinggi,
akan tetapi pada wanita yang mempunyai bakat atau riwayat tekanan
darah tinggi, maka gejala darah tinggi akan lebih jelas.
2) Bila terdapat kenaikan tekanan darah perlu dikonsulkan ke spesialis
penyakit dalam dan sebaiknya diganti dengan alat kontrasepsi non
hormonal.
c. Perubahan Berat Badan
Gejala dan keluhan
1) Tekanan darah yang sama atau lebih tinggi dari 140 mmHg sistolik, atau
diastolik 90 mmHg dalam keadaan istirahat.
2) Akseptor kadang-kadang merasa pusing atau sakit kepala.

Penanggulangan:
1) Ketika akseptor menetapkan akan memilih pil KB, sebelumnya harus
dijelaskan bahwa pil KB tidak menyebabkan tekanan darah tinggi, akan
tetapi pada wanita yang mempunyai bakat atau riwayat tekanan darah
tinggi, maka gejala darah tinggi akan lebih jelas.
2) Bila terdapat kenaikan tekanan darah perlu dikonsulkan ke spesialis
penyakit dalam dan sebaiknya diganti dengan alat kontrasepsi non
hormonal.
d. Kloasma
Gejala dan Keluhan:
Terjadi hiperpigmentasi berwarna coklat dan biasanya timbul pada daerah
dahi dan pipi sebelah atas.
Penanggulangan
1) Jelaskan kepada akseptor bahwa salah satu efek samping pemakaian pil
adalah kloasma, hal ini tidak berbahaya, tetapi perlu dideteksi secara
dini.
2) Dianjurkan untuk memeriksakan diri secara teratur setiap 4 atau 6 bualn
sekali ke dokter atau bidan.
3) Bila mengganggu, dirujuk ke dokter ahli kulit dan anjurkan ganti cara ke
kontrasepsi bukan hormonal.
e. Tromboemboli
Gejala dan Keluhan:
Gejala yang timbul akibat tersumbatnya pembuluh darah oleh darah yang
membeku (trombus). Gejala yang timbul tergantung dari bagian yang
tersumbat dan dapat terjadi di daerah otak, arteri koronaria, pada pembuluh
vena paru-paru, tetapi hal ini jarang sekali terjadi.
Penanggulangan
1) Jelaskan secara jujur kepada calon akseptor bahwa ada kemungkinan
terjadinya tromboemboli, walaupun sangat kecil, dan biasanya dapat
dikurangi kemungkinannya dengan pemakaian pil KB dengan dosis
estrogen rendah pada calon akseptor yang mempunyai varises dan
gangguan pembuluh darah tidak dianjurkan menggunakan pil.
2) Segera hentikan pemakaian Pil KB.
3) Bila diagnosa pasti sudah dibuat, segera dirujuk ke rumah sakit.
f. Air Susu Berkurang
Gejala dan Keluhan
Air susu ibu berkurang bahkan kadang-kadang sampai berhenti setelah
pemakaian pil KB dengan estrogen.
Penanggulangan
1) Jelaskan bahwa pemakaian pil KB tidak dianjurkan pada wanita yang
menyusui. Bagi waanita yang menyusui dapat memakai pil mini yang
hanya mengandung progestin.
2) Pemberian Vitamin B6 50 mg 3x1 tablet sehari. Hentikan pemakaian pil,
dang anti dengan pil mini dan kontrasepsi non hormonal.

g. Rambut Rontok
Gejala dan Keluhan.
Apabila rontoknya rambut setelah pemakaian pil KB lebih banyak
dibandingkan sebelum menggunakan pil KB.
Penanggulangan
1) Jelaskan bahwa rontoknya rambut tersebut sangat jarang terjadi,
biasanya bersifat sementara. Anjurkan untuk konsultasi ke dokter kulit.
2) Hentikan pemakaian pil. Ganti cara dengan kontrasepsi non hormonal.
h. Varises
Gejala dan Keluhan
Rasa pegal dan nyeri pada tungkai serta terdapat pelebaran pembuluh darah
balik (vena) pada ekstremitas bawah yang biasanya terlihat menonjol
dibawah kulit.
Penanggulangan
1) Jelaskan bahwa Varises hanya terjadi pada wanita tertentu tidak pada
semua orang. Bagi wanita yang mempunyai varises ringan tetap dapat
memakai pil KB. Ganti cara dengan metoda hormonal bila sangat
mengganggu.
2) Anjurkan untuk menggunakan perband elastic pada tungkai dan bila
istirahat/tidur meninggikan tungkai.
i. Perubahan Libid
Gejala dan Keluhan
Terjadi peningkatan atau penurunan libido. Sulit dinilai karena bersifat
subyektif dan juga dapat disebabkan berbagai faktor termasuk kondisi fisik,
faktor psikologis.
Penanggulangan
1) Jelaskan pada akseptor bahwa peningkatan atau penurunan libido
biasanya disebabkan faktor psikis (kejiwaan) dan biasanya bersifat
sementara.
2) Ganti cara kontrasepsi bila sangat mengganggu dan menimbulkan
ketidakpuasan pasangan.
j. Pusing dan Sakit Kepala
Gejala dan Keluhan
Rasa berputar atau sakit pada kepala, yang dapat terjadi pada satu sisi atau
seluruh bagian kepala. Biasanya bersifat sementara.
Penanggulangan
1) Jelaskan secara jujur kepada calon akseptor bahwa kemungkinan
tersebut mungkin ada, tetapi biasanya bersifat sementara dan jarang
terjadi.
2) Pemberian anti postagladin dan obat-obatan pengurang rasa sakit.
3) Bila tidak ada perubahan ganti dengan kontrasepsi non hormonal.
Tempat Pelayanan Pil KB
Untuk pemberian pertama pil KB dapat dilakukan:
1) Puskesmas, Balai Kesehatan Masyarakat atau poliklinik swasta atau poliklinik
pemerintah.

2) Dokter atau Bidan Swasta.


3) Rumah Sakit / Rumah Bersalin.
4) TKBK / Puskesmas keliling.
2. Suntikan KB
Terdapat dua jenis kontrasepsi hormone suntikan KB. Jenis yang beredar di
Indonesia adalah:
a. Hanya mengandung hormon progesterone yaitu:
1) Depo Provero 150 mg.
2) Depo Progestin 150 mg.
3) Depo Geston 150 mg.
4) Noristerat 200 mg.
b. Mengandung 25 mg Medroxy progesteron acetat dan 5 mg estradiol cypionate
yaitu Cyclofe.
Cara Kerja Suntik KB
a. Mencegah lepasnya sel telur dari indung telur wanita.
b. Mengentalkan lendir mulut rahim, sehingga menghambat spermatozoa (sel
mani) masuk ke dalam rahim.
c. Menipiskan endometrium, sehingga tidak siap untuk kehamilan.
Efektifitas
Efektifitas sangat tinggi, kegagalan kurang dari 1%.
Keuntungan Suntik KB
a. Praktis efektif dan aman.
b. Tidak mempengaruhi ASI, cocok digunakan untuk ibu menyusui.
c. Dapat menurunkan kemungkinan anemia.
Indikasi Kontrasepsi Suntik KB
a. Tersangka Hamil.
b. Perdarahan akibat kelainan ginekologi atau (perdarahan dari liang senggama)
yang tidak diketahui penyebabnya.
c. Adanya tanda-tanda tumor/keganasan.
d. Adanya riwayat penyakit jantung, hati, tekanan darah tinggi, kencing manis
(penyakit metabolisme), paru berat.
Cara Menggunakan Suntik KB
a. Depo Provera, Depo progestin dan Depo Geston di suntikan secara IM setiap 12
minggu. Dengan kelonggaran batas waktu suntik, bisa diberikan kurang dari 1
minggu atau lebih 1 minggu dari patokan 12 minggu.
b. Noristerat, bagi yang pertama kali menggunakan cara suntikan Noriserat,
disuntikan secara IM setiap 8 minggu untuk 4 kali suntikan pertama. Dengan
kelongaran waktu bias diberika kurang dari 1 minggu dari patokan 8 minggu.
Untuk suntika ke-5 dan selanjutnya diberikan setiap 12 minggu. Dengan
kelonggaran batas waktu suntikan kurang dari 1 minggu dari patokan tiap 12
minggu.
c. Cyclofem disuntikan setiap 4 minggu, intra muskuler. Hampir sebagian kasus
medapat haid setiap bulan seperti biasa.
Efek Samping dan Cara Penanggulangannya.
a. Gangguan Haid

Gejala dan Keluhan:


1) Amenorea atau tidak datangnya haid selama akseptor mengikuti suntikan KB
selama 3 bulan berturut-turut atau lebih.
2) Spotting atau bercak-bercak perdarahan di luar haid yang terjadi selama akseptor
mengikuti KB suntik.
3) Metrorhagie adalah perdarahan yang berlebihan diluar siklus haid.
4) Menometorhagie adalah datangnya darah haid yang berlebihan jumlahnya tetapi
masih dalam siklus haid.
Penanggulangan
1) Pelayanan Konseling:
Memberikan penjelasan kepada calon akseptor suntik bahwa pemakaian
suntikan dapat menyebabkan gejala-gejala dari efek samping tersebut, dan gejalagejala tersebut merupakan pengaruh dari hormonal suntikan. Biasanya gejalagejala perdarahan tidak berlangsung lama. Bila terjadi Amenorhoe, berikan
penjelasan dengan baik kepada akseptror. Apabila akseptor menginginkan haid
setiap bulan, sebaiknya ganti cara dengan pil atau kontrasepsi lain.
2) Bila terjadi perdarahan, berikan preparat estrogen misalnya: Lynoral 2x1 sehari
smpai perdarahan berhenti. Setelah perdarahan berhenti, dapat dilaksanakan
tapering off (1x1 tablet) selama beberapa hari.
b. Depresi
Gejala dan Keluhan:
Rasa lesu, tak bersemangat untuk bekerja dan melakukan aktifitas sehari-hari.
Penanggulangan
1) Jelaskan kepada calon akseptor guna menghindari perasaan bersalah dari calon
akseptor.
2) Therapy psikologis bagi yang menderita depresi.
c. Keputihan
Gejala dan Keluhan:
Adanya cairan putih yang berlebihan keluar dari liang senggama dan terasa
mengganggu. Hal ini jarang terjadi dan tidak berbahya kecuali bila berbau, panas
atau terasa gatal. Sebaiknya dilakukan pemeriksaan lebih lengkap untuk
mengetahui adanya infeksi, jamur atau kandida.
Penanggualangan
1) Jelaskan kepada akseptor KB suntik bahwa jarang terjadi keputihan. Apabila
terjadi, harus dicari penyebabnya dan diberikan pengobatannya. Sebaiknya
konseling diberikan sebelum akseptor menggunakan KB suntik.
2) Anjurkan untuk menjaga kebersihan alat genetalia dan pakaian dalam agar
tetap bersih dan kering.
3) Bila keputihansangat mengganggu sebaiknya dirujuk untuk mendapatkan
pengobatan yang tepat.
d. Jerawat
Gejala dan Keluhan:
Timbulnya jerawat diwajah atau badan. Dapat disertai infeksi dan tidak.
Penanggulangan:
Pemberian vitamin A dan vitamin E dosis tinggi. Bila disertai infeksi dapat
diberikan preparat tetracycline 250 mg 2x1 kapsul selama 1 atau 2 minggu

e. Perubahan Libido
Gejala dan Keluhan:
Menurunnya atau meningkatnya libido akseptor. Hal ini bersifat subyektif dan
sulit dinilai.
Penanggulangan:
Menjelaskan kepada klien kemungkinan hal ini, dan sifatnya yang subyektif.
Perubahan libido bias disebabkan banyak faktor, sebaiknya klien dianjurkan
memperbaiki keadaan umum termasuk kesehatan dan bila perlu konsultasi ke
psikolog.
f. Perubahan Berat Badan
Gejala dan Keluhan:
Berat badan bertambah atau turun beberapa kilogram dalam beberapa bulan
setelah pemakaian suntikan KB.
Penanggulangan:
1) Jelaskan kepada akseptor suntik bahwa kenaikan dan penurunan BB adalah
salah satu efek samping dari pemakaian suntikan, akan tetapi tidak selalu
perubahan berat tersebut diakibatkan dari pemakaian Kb suntik. Kenaikan
dapat disebabkan oleh hal-hal lain, namun dapt pula terjadi penurunan BB. Hal
inipun tidaklah selalu disebabkan oleh KB suntik dan perlu diteliti seksama.
2) Pengaturan diet merupakan hal yang paling utama. Anjurkan akseptor KB
suntik untuk melakukan diet rendah kalori dan olahraga teratur. Apabila terlalu
kurus anjurkan untuk diet tinggi kalori, bila tidak berhasil, anjurkan untuk
ganti caara ke kontrasepsi non hormonal.
g. Pusing dan Sakit Kepala
Gejala dan Keluhan:
Sakit kepala/pusing, hal ini dapat terjadi pada satu sisi atau kedua sisi atau
seluruh bagian kepala. Biasanya bersifat sementara.
Penanggulangan:
1) Jelaskan secara jujur kepada calon Akseptor bahwa kemungkinan tersebut
mungkin ada, tetapi jarang terjadi. Biasanya bersifat sementara.
2) Pemberian anti prostaglandin atau obat mengurangi keluhan misalnya:
Asetosal 500 mg 3x1 tablet/hari atau paracetamol 500 mg 3x1.
3) Bibila tidak ada perubahan ganti cara kontrasepsi non hormonal.
h. Hematoma
Gejala dan Keluhan:
Warna biru dan rasa nyeri pada daerah suntikan akibat perdarahan dibawah kulit.
Penanggulangan:
1) Menjelaskan kepada calon akseptor mengenai kemungkinan yang dapat
terjadi.
2) Kompres pada daerah yang membiru dengan kompres hangat hingga warna
biru / kuning hilang.
i. Infeksi dan Abses: karena pemakaian jarum suntik yang tidak suci hama/steril.

Gejala dan Keluhan:


Rasa sakit dan bengkak di daerah suntikan. Bila terdapat abses teraba adanya
benjolan yang nyeri di daerah suntikan dan adanya demam.

Penanggulangan:
Pemberian antibiotic jika terjadi abses: Bila telah ada fluktuasi pada abses, dapat
dilakukan insisi abses. Setelah itu berikan tampon dan drain. Jangan lupa berikan
antibiotic seperti pada perlukaan infeksi.
Pelayanan KB Suntik dapat dilakukan:
1) Rumah Sakit / Rumah Sakit Bersalin/Rumah Bersalin.
2) Puskesmas/Balai
Kesehatan
Masyarakat/Poliklinik
Swasta/Poliklinik
Pemerintah.
3) TKBK / Puskesmas Keliling.
4) Dokter / Bidan Swasta.
3. Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK) / Implant
Implan adalah alat kontrasepsi hormonal yang efektif, tidak permanen dan
dapat mencegah terjadinya kehamilan antara tiga hingga lima tahun. Keefektifitasnya sangat tinggi, kegagalan secara teoritis mencapai 0,2% dan dalam
praktek mencapai 1-3%.
Jenis-jenis Implant:
a. Norplant adalah implant yang teridir dari 6 batang, 4 batang bahkan 1 batang
kapsul silastik, dimana setiap kapsulnya berisi levonorgestrel sebanyak 36 mg.
b. Jadelle adalah implant dua batang yang melepaskan levonorgestrel (sekitar 35
ig/hari hingga 18 bulan), memiliki profil farmakologis dan klinis identik dengan
Norplant. Keuntunganny adalah pemasangannya lebih mudah dari pada Norplant.
c. Implanon adalah implant system satu batang yang melepaskan levonorgestrel
dengan dosis yang bertahap, yaitu 60-70 ig/hari pada bulan pertama pemasangan,
35-45 ig/hari pada akhir tahun pertama pemasangan, sampai 25-30 ig/hari pada
akhir than ketiga. Kenuntungannya adalah mudah dalam pemasangan dan
pengeluaran.
Cara Kerja Implant AKBK
a. Dengan disusupkannya kapsul silastik implant di bawah kulit, maka setiap hari
dilepaskan secara tetap sejumlah levonorgestrel kedalam darah melalui proses
difusi dari kapsul-kapsul yang terbuat dari bahan silastik tersebut.
b. Besar kecilnya levonorgestrel tergantung besar kecilnya permukaan kapsul
silastik dan ketebalan dari dindingnya. Satu sel implant yang terdiri dari 2, 4 atau
6 kapsul dapat bekerja secara efektif selama lima tahun. Sedangkan Jadelle dan
Implanon efektif selama 1-3 tahun.
Cara Kerja dalam Mencegah Kehamilan
Dengan dilepaskannya hormon levonorgestrel secara konstan dan kontinyu
maka cara kerja implant dalam mencegah kehamilan pada dasarnya hamper sama
dengan pil dan suntik yang terdiri dari 3 mekanisme dasar, yaitu:
a. Menghambat terjadinya ovulasi.
b. Menyebabkan endometrium tidak siap untuk nidasi.
c. Mempertebal lendir serviks.
d. Menipiskan lapisan endometrium.

Keuntungan
a. Tidak menekan produksi ASI.
b. Praktis, efektif.
c. Tiak ada faktor lupa.

d. Masa pakai jangka panjang (5 tahun).


e. Membantu mencegah anemia.
f. Khasiat kontrasepsi susuk berakhir segera setelah pengangkatan implant.
Kekurangan
a. Implant harus dipasang dan diangkat oleh petugas kesehatan yang terlatih.
b. Imlpant lebih mahal dari pada pil KB atau suntikan KB.
c. Implant sering merubah pola haid.
d. Wanita tidak dapat menghentikan pemakaiannya sendiri.
e. Dapat terlihat di bawah kulit.
Pemasangan dan Pencabutan Implan
a. Persiapan Alat
1) Meja periksa untuk berbaringnya pasien
2) Penyangga lengan atau meja samping
3) Sabun untuk mencuci tangan
4) Kapsul implant dalam kemasan steril
5) Kain penutup operasi steril (bersih) yang kering
6) 3 mangkok steril atau DTT (1 untuk larutan antiseptic, 1 tempat air DTT/steril
kapas dan 1 lagi untuk tempat kapsul implant)
7) Sepasang sarung tangan steril/DTT
8) Larutan antiseptic
9) Anestesi local (kontrasepsi 1% tanpa epinefrin)
10) Tabung suntik ( 5 atau 10 ml) dan jarum suntik dengan panjang 2,5-4 cm
11) Trokar nomor 10 dengan pendorong
12) Scalpel (pisau bedah) nomor 11
13) Pola dari plastic untuk menandai posisi kapsul
14) Band Aid (plester untuk luka ringan) atau kasa steril dengan plester
15) Kasa pembalut
16) Epinefrin untuk syok anafilatik (harus selalu tersedia untuk keadaan darurat)
b. Pemasangan Implant (Implant-2)
Persiapan Pemasangan Implant-2
Langkah 1: Persilahkan klien mencuci lengan dengan sabun dan air yang
mengalir, serta membilasnya, pastikan tidak ada sisa sabun.
Langkah 2: Tutup tempat tidur klien (dan penyangga lengan atau meja samping,
bila ada) dengan kain bersih.
Langkah 3: Persilahkan klien berbaring dengan lengan yang lebih jarang di
gunakan misal lengan kiri, di letakkan pada lengan penyangga atau
meja samping, lengan harus di sangga dengan baik dan dapat di
gerakkan lurus atau sedikit bengkok sesuai dengan posisi yang di
sukai klien, untuk memudahkan pemasangan.
Langkah 4: Tentukan tempat pemasangan yang optimal 8cm di atas lipatan siku.
Langkah 5: Siapkan tempat alat-alat dan buka bungkus steril tanpa menyentu alat
di sekelilingnya.

Langkah 6: Buka dengan hati-hati kemasan steril implan dengan menarik kedua
lapisan pembungkusnya dan jatuhkan seluruh kapsul dalam
mangkok steril.

Tindakan Sebelum Pemasangan


Langkah 1: Cuci tangan dengan sabun dan air, keringkan dengan kain bersih.
Langkah 2: Pakai sarung tangan steril atau DTT.
Langkah 3: Atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah dicapai. Hitung kapsul
untuk memastikan jumlahnya.
Langkah 4: persiapkan tempat insisi dengan mengoleskan larutan antiseptic.
Langkah 5: fokuskan area pemasangan dengan menempatkan kain penutup (duk)
atau kertas steril berlubang. Letakkan kain steril di bawah lengan atas.
Langkah 6: Apabila sudah dipastikan sudah tidak ada alergi terhadap obat
anaestesi, masukkan 3 ml lidokain 1% ke dalam spuit.
Langkah 7: Lakukan anaestesi local, intrakutan dan subdermal, kemudian dorong
jarum untuk menyuntikkan anaestesi pada kedua jalur kapsul
sehingga membentuk huruf V (masing-masing 1 ml).
Pemasangan Kapsul
Pastikan terlebih dahulu apakah efek anaestesi telah bereaksi atau belum.
Langkah 1: pegang scalpel dengan sudut 45o, buat insisi dangkal hanya untuk
sekedar menembus kulit (jangan terlalu panjang dan dalam).
Langkah 2: trokar harus dipegang dengan ujung yang tajam menghadap ke atas.
Langkah 3: Masukkan ujung trokar pada luka insisi dengan posisi 45 o kemudian
turunkan menjadi 30o saat memasuki lapisan subdermal dan sejajar
permukaan kulit saat mendorong hingga tanda 1 mm berada di
pangkal trokar.
Langkah 4: Masukkan trokar hingga tanda 1, kemudian cabut pendorong, dan
masukkan kapsul yang pertama menggunakan piset atau klem,
kemudian letakkan satu tangan di bawah kapsul untukmenangkap bila
kapsul jatuh, kemudian gunakan pendorong untuk mendorong kapsul
kea rah ujung trokar sampai terasa ada tahanan.
Langkah 5: tahan pendorong di tempatnya kemudian tarik trokar dengan
menggunakan ibu jari dan telunjuk mendekati pangkal pendorong
sampai tanda 2 muncul di luka insisi dan pangkalnya menyentuh
pendorong.
Langkah 6: saat pangkal trokar menyentuh pegangan pendorong, tanda (2) harus
terlihat di tepi luka insisi dan kapsul saat itu keluar dari trokar tepat
berada di bawah kulit. Raba dengan ujung kapsul dengan jari untuk
memastikan kapsul sudah keluar seluruhnya dari trokar.
Langakah 7: Tanpa mengeluarkan seluruh trokar, putar ujung dari trokar kea rah
lateral kanan dan kembalikan lagi ke posisi semula untuk memastikan
kapsul pertama bebas . selanjutnya geser trokar sekitar 30 o, mengikuti
pola huruf V pada lengan dan masukkan kembali trokar mengikuti
alur kaki V sebelahnya sampai tanda (1). Bila tanda (1) sudah
tercapai, masukkan kapsul berikutnya ke dalam trokar dan lakukan
seperti langkah sebelumnya sampai seluruh kapsul terpasang.

Langakah 8: setelah kedua kapsul terpasang dan posisi setiap kapsul sudah
dipastikan tepat keluarkan trokar pelan-pelan. Tekan tempat insisi
dengan jari menggunakan kasa selama 1 menit untuk menghentikan
perdarahan. Bersihkan tempat pemasangan dengan kasa antiseptic.

Anda mungkin juga menyukai