Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Berkembangnya dunia industri manufaktur saat ini semakin pesat
dan persaingan antar perusahaan
setiap perusahaan
semakin tinggi.
Oleh
sebab
konsumen
itu,
yang
permintaan
dan kebutuhan
perencanaan
biaya
proses
produksi
perlu
berupa biaya tenaga kerja, inventori, dan lain lain. Pada proses produksi
diperlukan overtime dan sub kontrak jika kapasitas produksi dalam waktu
kerja normal tidak dapat memenuhi permintaan.
Nilai permintaan yang dihasilakan pada tahap peramalan akan
digunakan pada pembuatan MPS (Master Production Schedule ). Pada
tahap ini akan didapatkan jumlah inventori yang ada, jumlah produksi
yang harus dibuat dan juga jumlah pemesanan yang harus
agar pemintaan
terpenuhi
akibat ketersediaan
dilakukan
produksi.
1
b.
c.
Produksi.
d.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 PERAMALAN (FORECASTING)
Peramanalan atau juga dengan forecasting adalah analisis kebutuhan
yang bertujuan untuk melihat atau memperkirakan prospek ekonomi atau
kegiatan usaha serta pengaruh lingkungan terhadap prospek tersebut dimasa
yang akan dating. Setiap kebijakan ekonomi maupun kebijakan perusahaan
tidak akan lepas dari usaha untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
atau meningkatkan keberhasilan perusahaan untuk mencapai tujuannnya pada
masa yang akan datang dimana kebijakan tersebut dilaksanakan. Usaha untuk
melihat dan mengkaji situasi dan kondisi tersebut tidak terlepas dari kegiatan
peramalan.
Peramalan dibutuhkan karena adanya perbedaan waktu antara
kesadaran akan dibutuhkannya suatu kebijakan baru dengan waktu kebijakan
tersebut. Maka dalam menentukan kebijaksanaan, perlu diperkirakan
kesempatan ataupun peluang yang ada, dan ancaman yang mungkin
menghalang.
2.1.1 Prinsip-prinsip Peramalan
Dalam melakukan peramalan, terdapat 5 prinsip peramalan yang
baik yaitu:
1.
ketidakpastian
tetapi
hanya
mengurangi
kerugiannya.
2.
3.
4.
5.
perubahan
dirumuskan
permintaan
dari
tahun
ke
tahun
datang.
Kebanyakan model peramalan deret waktu untuk dapat
memodelkan secara matematis berdasarkan dari pola data masa lalu.
Ada beberapa pola permintaan yang mempengaruhi analisis dari
peramalan kuantitatif:
a)
ekonomi yang
dipengaruhi
terkadang
memiliki
yang berulang
pola pergerakan
kecenderungan
jangka menengah.
Pola data ini terjadi bila data memiliki kecendrungan untuk
naik atau turun terus-menerus. Pola data dalam bentuk trend ini
digambarkan sebagai berikut:
menggambarkan pola
penjualan yang
musim panen harga jagung akan menjadi turun karena jumlah jagung
yang dibutuhkan tersedia dalam jumlah yang besar. Pola data musiman
dapat digambarkan sebagai berikut:
c)
Pola Horizontal
Pola data ini terjadi apabila nilai data berfluktuasi disekitar nilai
rata-rata. Adapun bentuk dari pola ini adalah:
d) Pola Trend
Pola data ini terjadi bila data memiliki kecenderungan untuk
naik atau turun terus menerus. Pola data dalam bentuk trend ini dapat
digambarkan sebagai berikut :
ramalan
dengan
metode
double
moving
Ada
beberapa
langkah
sebagai
berikut.
simbol
t = S t + (S t S t) = 2S t S
d)
Ft+m = t + btm,
10
11
agregat
secara organisasi
merupakan
tanggung
12
rencana
penjualan
dan rencana
produksi
konsisten
kemampuan
produksi
konsisten
terhadap
rencana
13
Adalah
disimpan
tipe
industri
dimana kebutuhan
yang
membuat
konsumen
produk
diambil
akhir
untuk
dari persediaan
di
b.
c.
Barga wajar
d.
e.
f.
2. Make to order
Adalah tipe industri yang membuat produk hanya untuk memenuhi
pesanan. Karakteristik make to order, yaitu:
a.
b.
c.
d.
e.
3. Assembly to order
Adalah tipe industri yang membuat produk dengan cara perakitan
hanya untuk memenuhi pesanan. Karakteristik assembly to order, yaitu:
a.
Input-nya kornponen
b.
c.
d.
4. Engineer to order
14
b.
c.
Barga rnahal
Metode-rnetode dalam perencanaan agregat adalah sebagai berikut:
1. Metode Heuristic
Metode ini, merupakan
digunakan.
metode matematis
linear
programming
yang
lain
adalah
metode
dipenuhi
sebelum
15
menjamin
tercapainya
solusi
kerja
optimal,
tetap).
Metode
yaitu menghasilkan
ongkos minimum.
4. Metode Linear Decision Rules (LDR)
Metode ini ditemukan oleh sebuah kelompok dari universitas
Carnegie-Mellon pada akhir tahun 1950. Pada metode ini, gaji tenaga kerja
berupa fungsi linear, sedangkan biaya layoff/hiring, biaya produksi, dan
biaya inventori berupa fungsi kuadrat.
dengan
dua pendekatan
search
decision
yaitu dengan
rules
(SDR).
rules
(SDR).
Konsep
pendekatan
dengan komputer
pendekatan pada
metode heuristic,
pada
umumnya
disusun
dalam
nilai
uang,
16
perencanaan
menunjukkan
panjang
waktu
yang
produksi
harus
disusun
secara
formal,
memiliki
b.
c.
undertime cost)
17
atau
memberikan
input
utama
kepada
sistern
Menjadwalkan
pesanan-pesanan
produksi
dan
pembelian
Efisiensi
b.
18
c.
d.
e.
manufaktur.
Lingkungan
manufaktur
yang
Pemeliharaan
item-item MPS
nu
19
Time,
Time
permintaan
Fence
(PTF)
adalah
batas
dimana
yang
harus
diproduksi
dan dihitung
Lot size
adalah kuantitas
dipesan dari
pabrik atau pemasok. Sering juga disebut sebagai kuantitas pesanan atau
ukuran batch.
f. Safety stock adalah stok tambahan dari item yang direncanakan
berada dalam persediaan sebagai stok pengaman untuk mengantisipasi
fluktuasi dalam ramalan penjualan, pesanan-pesanan pelanggan dalam
waktu singkat, penyerahan item untuk pengisian kembali persediaan.
g.
mendatang
dari MPS
atau
20
periode
ini
perubahan-perubahan terhadap
MPS
tersebut
bersifat
mengganggu
diproduksi. Ditentukan
dengan
memperhatikan
ketersediaan
material dan kuantitas. Total dari MPS setiap individual part harus sama
dengan total yang dinyatakan dalam rencana produksi.
m. Project Available Balance (PAB) adalah proyeksi on-hand inventory dari
waktu ke waktu selama horizon perencanaan MPS, yang menunjukan
status inventory yang diproyeksikan pada akhir dari setiap periode waktu
dalam horizon MPS.
21
BAB III
FLOW CHART KEGIATAN PRAKTIKUM
3.1 FLOW CHART KEGIATAN PRAKTIKUM
Studi Literatur
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Forecast
Regresi Linier
Double Moving Average
Double Exponential Brown
Double Exponential Holt
Agregat (RPA)
Tenaga Kerja Tetap
Tenaga Kerja Berubah
Model Transportasi
22
Analisis
literatur dilakukan
penelitian yang
sesuai dengan
untuk
memperoleh
permasalahan
yang
hasil
dibahas
praktikum ini
23
item
maka
kita
harus
melakukan
proses
plotting data
untuk
menentukan
metode
maka
dapat
digunakan
metode
dengan
baik
Hasil
peramalan dengan
metode
terbaik
yang
24
agregat dibuat,
harus
proses
melakukan
memecahkan kembali
pada tahap awal.
maka kita
disagregasi
item-item yang
Dengan demikian,
untuk
diagregasikan
kita
dapat
untuk masing-
masing item.
b.
induk
menyusun
Scheduling)
3.2.4
Analisis
Melakukan
berikutnya
dapat
proses
analisis
dari
setiap
modul
untuk
3.2.5
kesimpulan
dari
hasil pengerjaan
memberikan
modul
dan
kemudian
setiap modul.
25
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
26
4.1.2
Period
Deman
Demand+NP
e
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
d
1248
1684
1304
1528
1332
1472
1416
1584
1360
1444
1360
1556
1360
1444
1276
1444
1360
1416
1332
1416
1472
1444
1472
1388
1724
1220
1724
1024
1640
1024
1696
968
1640
968
1808
1024
M
1272
1708
1328
1552
1356
1496
1440
1608
1384
1468
1384
1580
1384
1468
1300
1468
1384
1440
1356
1440
1496
1468
1496
1412
1748
1244
1748
1048
1664
1048
1720
992
1664
992
1832
1048
( Sumber : Instruktur )
Rencana Produksi Agregat
Pada
rencana
produksi
agregat
(RPA)
untuk
mengolah
data-data
yang
tersedia
menggunakan
metode
tiga
yaitu
tenaga
kerja
tetap
(TKT),
tenaga
kerja berubah
(TKB), dan
model
transportasi.
Data
sebelumnya sudah
metode.
27
( Sumber : Instruktur )
4.1.3 Disagregasi dan MPS
Tabel 4.4 Data Actual dan Forecast Demand Disagregasi
Sumber : Instruktur
Tabel 4.5 Data MPS
28
Sumber : Instruktur
29
30
Dalam
metode
S3 =
1.272+1.708+1.304
= 1.428
3
31
S5 =
1.428+1.521,33+1.404
= 1.451,11
3
b5 =
2
( 1.4041.451,11 ) =47,11
31
32
33
Contoh Perhitungan :
e5 = 1356 1310 = 46
Contoh perhitungan :
Error Statistik
MSE =
SSE =
181.105
=247,53
32
et
ME = 89/32 = 2,78
2
SSE = 89 = 7.921
34
SDE =
181.105
=77,48
321
Error Relatif
MAPE =
MPE = -13,30/32 = -0,42
I PE I /n
Pada
penggunaan
menggunakan nilai
metode
DESSP
dari Brown
akan
35
Contoh perhitungan :
b3 =
0,62
( 1.394,561.411,68 )=27,92
10,62
1.350
37
Contoh Perhitungan :
e5 = 1.304 1.350 = - 46
Brown.
Contoh perhitungan :
Error Statistik
MSE =
SSE =
361
=10,62
34
et 2
ME = -19/34 = -0,56
2
SDE =
38.270
341
= 31,54
Error Relatif
MAPE =
MPE = -8,52/34 = 0,25
I PE I /n
39
kemudian
dengan
Nilai
dan
40
41
42
Contoh perhitungan :
b3 = 0,5(1.388-1.708) + (1-0,5)436 = 58
Ft = St + bt(m)
F3 = 1.388 + (58 x 1) = 1.446
43
44
45
Contoh Perhitungan :
46
Contoh perhitungan :
Error Statistik
MSE =
SSE =
38.809
=1.141,44
34
et 2
ME = -197/34 = -6
2
SDE =
166.185
341
= 70,96
Error Relatif
MAPE =
MPE = 10,18/34 = 0,3
I PE I /n
d) Regresi Linier
Pada metode RL tidak terdapat nilai konstan, namun untuk
perhitungan dari hasil peramalan
"b" yang dihitung
terlebih
menggunakan
dahulu
dan "b".
48
49
50
Contoh Perhitungan :
b=
1.473,15
36 x 939.348 (666)(51.340)
2
36 x 16.206(666)
= -2,69
F1 = 1.475,83 + (-2,69x1) =
1.474
a=
51.340
666
(2,69)
36
36
= 1.475,83
51
52
53
54
Contoh perhitungan :
Error Statistik
MSE =
SSE =
361
=10,03
36
et 2
ME = -19/36 = -0,53
SDE =
1.618 .893
361
= 215,07
Error Relatif
MAPE =
MPE = -89,33/36 = -2,48
I PE I /n
55
akan
kapasitas
Pada
adalah
tabel
inventori
terdapat
inventori
yang digunakan
awal,
untuk
inventori
awal
memenuhi jumlah
permintaan
dapat menggunakan
cukup juga
untuk
maka
dilakukan sub kontrak dengan 50% dari kapasitas normal. Maka hasil
akhir dari metode tenaga kerja tetap adalah:
56
RMH = 14 x 20 x 8 x 60 = 134400
UPOT = 0
SK = 0
Hiring (jika tenaga kerja awal < jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan) = 10 + 4 = 14
Lay off (jika tenaga kerja awal > jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan) = 0
10
RMH = 10 x 20 x 8 x 60 = 96000
UPOT = 0
SK = 0
Hiring (jika tenaga kerja awal < jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan) = 0
Lay off (jika tenaga kerja awal > jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan) = 0
59
c) Model Transportasi
60
61
IDR 43.850.000
IDR 68.942.500
1374
IDR 68.740.000
1372
IDR 68.450.000
1369
1366
IDR 68.150.000
1363
IDR 120.000
IDR 75.000
IDR 50.000
IDR 77.500
IDR 122.500
IDR 75.000
IDR 120.000
1363
IDR 52.500
IDR 125.000
IDR 80.000
IDR 55.000
IDR 127.500
IDR 82.500
IDR 57.500
IDR 130.000
IDR 85.000
IDR 60.000
IDR 132.500
IDR 87.500
IDR 62.500
IDR 50.000
IDR 68.355.000
1344
IDR 77.500
IDR 122.500
IDR 52.500
IDR 75.000
22
IDR 125.000
IDR 80.000
IDR 55.000
IDR 127.500
IDR 82.500
IDR 57.500
IDR 130.000
IDR 85.000
IDR 60.000
IDR 120.000
IDR 50.000
IDR 77.500
IDR 122.500
IDR 75.000
IDR 120.000
1369
IDR 52.500
IDR 125.000
IDR 80.000
IDR 55.000
IDR 127.500
IDR 82.500
IDR 57.500
IDR 50.000
IDR 77.500
IDR 122.500
IDR 75.000
IDR 120.000
1344
IDR 52.500
IDR 50.000
IDR 125.000
IDR 122.500
IDR 120.000
1277
IDR 80.000
IDR 55.000
28
IDR 52.500
IDR 77.500
97
IDR 75.000
IDR 50.000
Total Cost :
877
1377
SK
OT
RT
SK
OT
RT
SK
OT
RT
SK
OT
RT
SK
OT
RT
SK
OT
RT
SK
OT
RT
SK
OT
RT
SK
OT
RT
SK
OT
RT
SK
OT
RT
SK
OT
RT
Demand
12
11
10
Periode
1361
IDR 65.000
IDR 62.500
IDR 65.000
IDR 90.000
IDR 62.500
IDR 60.000
IDR 62.500
IDR 87.500
IDR 60.000
IDR 57.500
IDR 60.000
IDR 85.000
IDR 57.500
IDR 55.000
1361
IDR 80.000
IDR 67.900.000
1358
IDR 67.750.000
1355
IDR 67.672.500
1353
IDR 67.865.000
1350
IDR 67.350.000
1347
IDR 120.000
IDR 75.000
IDR 50.000
IDR 77.500
IDR 122.500
IDR 75.000
IDR 120.000
1347
IDR 52.500
IDR 125.000
IDR 80.000
IDR 55.000
IDR 127.500
IDR 82.500
IDR 57.500
IDR 130.000
IDR 85.000
IDR 60.000
IDR 132.500
IDR 87.500
IDR 62.500
IDR 135.000
IDR 90.000
IDR 65.000
IDR 137.500
IDR 92.500
IDR 67.500
IDR 140.000
IDR 95.000
IDR 70.000
IDR 142.500
IDR 97.500
IDR 72.500
IDR 145.000
IDR 100.000
IDR 75.000
IDR 147.500
IDR 102.500
IDR 77.500
12
IDR 50.000
IDR 77.500
IDR 122.500
IDR 75.000
IDR 120.000
IDR 125.000
IDR 80.000
IDR 55.000
IDR 52.500
1277
73
IDR 127.500
IDR 82.500
IDR 57.500
IDR 130.000
IDR 85.000
IDR 60.000
IDR 132.500
IDR 87.500
IDR 62.500
IDR 135.000
IDR 90.000
IDR 65.000
IDR 137.500
IDR 92.500
IDR 67.500
IDR 140.000
IDR 95.000
IDR 70.000
IDR 142.500
IDR 97.500
IDR 72.500
IDR 145.000
IDR 100.000
IDR 75.000
11
IDR 50.000
IDR 77.500
IDR 122.500
IDR 75.000
IDR 120.000
1344
IDR 52.500
IDR 50.000
IDR 80.000
IDR 125.000
IDR 77.500
IDR 122.500
IDR 75.000
IDR 55.000
IDR 127.500
IDR 82.500
IDR 57.500
IDR 120.000
IDR 125.000
IDR 85.000
IDR 130.000
IDR 52.500
IDR 77.500
IDR 122.500
IDR 75.000
IDR 120.000
IDR 55.000
IDR 127.500
IDR 60.000
IDR 132.500
IDR 87.500
IDR 62.500
IDR 135.000
IDR 90.000
IDR 65.000
IDR 137.500
IDR 92.500
IDR 67.500
IDR 140.000
IDR 95.000
IDR 70.000
IDR 142.500
IDR 97.500
IDR 72.500
10
IDR 50.000
IDR 52.500
IDR 82.500
IDR 80.000
IDR 125.000
IDR 77.500
IDR 122.500
IDR 50.000
IDR 57.500
IDR 55.000
IDR 52.500
IDR 130.000
IDR 82.500
IDR 127.500
IDR 80.000
IDR 125.000
IDR 132.500
IDR 85.000
IDR 130.000
IDR 82.500
IDR 127.500
IDR 135.000
IDR 87.500
IDR 132.500
IDR 85.000
IDR 130.000
IDR 137.500
IDR 90.000
IDR 135.000
IDR 87.500
IDR 140.000
IDR 95.000
IDR 132.500
1355
IDR 92.500
IDR 137.500
IDR 135.000
1358
IDR 67.500
IDR 92.500
IDR 90.000
IDR 70.000
IDR 67.500
IDR 65.000
IDR 68.050.000
64
648
41
53
117
48
362
20
342
Kapasitas
Tak
Terpakai
IDR 793.075.000
1411
1277
1344
1478
1411
1478
1411
1344
1411
1344
1277
1344
Kapasitas
62
63
T*j =
2 x 400000
828000
=1
65
BAB V
ANALISIS
66
5.1 FORECAST
Dalam pemilihan metode peramalan yang baik dilihat nilai error
yang dihasilkan, jika nilai error yang dihasilkan memiliki nilai error
kecil maka hasil dari peramalan tersebut mendekati realitas atau yang
baik untuk digunakan
peramalan tersebut tidak baik. Berikut adalah beberapa nilai error dari
masing-masing metode peramalan:
Tabel 5.1 Perbandiangn error antar metode forecast
variabelnya.
5.2 RENCANA PRODUKSI AGREGAT
Berdasarkan hasil perhitungan forecasting pada modul 1, yaitu
metode Regresi Linier, maka hasil forecast dilakukan agregasi untuk
Tabel 5.2 Perbandiangn total biaya antar metode agregat
berubah, dan model transportasi. Berikut adalah total biaya dari ketiga
altematif tersebut.
67
digunakan
dalam
perhitungan.
Berbeda
dengan
lain
kedua
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
68
6.1 KESIMPULAN
6.1.1 Forecast
1. Terdapat beberapa metode peramalan seperti DMA, DSSP, DSDP,
dan RL.
2. Kebutuhan permintaan untuk periode berikutnya dapat diketahui.
3. Dengan peramalan kebutuhan maka sebuah perusahaan
mempunyai
barang.
4. Metode peramalan yang paling baik, dapat dilihat dari nilai error
MSE yang paling kecil.
6.1.2 Rencana Produksi Agregat
1. Terdapat beberapa alternatif untuk dalam penentuan rencana
produksi agregat, yaitu dengan Menenetapkan jumlah tenaga kerja,
merubah jumlah tenaga kerja sesuai dengan jumlah permintaan dan
dengan model transportaasi
2. Metode model transportasi adalah metode yang memiliki hasil
akhir dengan biaya terkecil dari beberapa alternatif yang sudah
digunakan.
3. Adanya rencana produksi agregat adalah untuk melihat hasil
perhitungan dari semua faktor yang mempengaruhi dengan hasil
akhir ongkos terkecil.
6.1.3 Disagregasi dan MPS
1. Jadwal
induk
produksi
dapat
menentukan
kebutuhan
69
6.2.1 Forecast
1.
2.
DAFTAR PUSTAKA
70