Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Banyak sekali macam-macam bisnis dalam dunia industri yang dikembangkan
dengan berbagai metode-metode tertentu. Dari banyaknya usaha tersebut dapat
dimunculkan dengan beberapa ide yang akan direalisasikan. Pemunculan ide-ide kreatif
harus dilandasi dengan alasan, kebutuhan, keinginan dan trendy. Karakteristik usaha
juga penting agar dapat memperoleh profit yang diinginkan. Pada saat ini banyak sekali
pengusaha-pengusaha sukses dengan bisnisnya namun tidak perlu mendirikan pabrik
atau perusahaan terlebih dahulu melainkan dengan cara online.
Penentuan ide perlu mengetahui teknik-teknik yaitu dengan cara brainstorming,
mind mapping, survey, data atribut dan sinektik. Masing-masing ide tersebut
mempunyai cara yang berbeda-beda namun pada intinya sama yaitu memunculkan ide.
Opportunity exploration merupakan penjabaran tentang usaha yang dipetakan dengan
membaginya menjadi masalah-masalaha yang terjadi dan solusinya. Solusi ini
diselesaikan dengan produk yang akan dibuat bisa berupa produk inovatif, produk yang
lebih efisien dan lain sebagainya.
Pembahsan modul 1 ini merupakan rancangan awal dari tahap pembuatan produk.
Jadi masih merupakan berupa ide dengan teknik-teknik pemunculan ide dan bagaimana
menyusunnya menjadi sebuah gambar-gambar yang berupa permasalahan dan cara
menyelesaikannya serta pembuatan binis model canvas yang didalamnya terdiri dari
proses-proses produksi, segmentasi pasar, kelebihan dari produk tersebut, biaya yang
digunakan dan lain sebagainya.
1.2 Tujuan Praktikum
Berikut ini merupakan tujuan praktikum dari modul 1:
1. Memahami Metode-metode dalam memunculkan ide
2. Memahami metode-metode dalam opportunity exploration
3. Memahami metode-metode dalam value propotion canvas
4. Menghasilkan 2 ide usaha yang dipilih dan menuangkan dalam Bisnis Model
Canvas.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Idea Generation
Idea generation atau tahap pemunculan ide adalah awal dalam proses
pengembangan produk. Ide yang muncul berasal dari berbagai macam sumber, dilihat
dari sebagian perusahaan proses pemunculan ide berasal dari departemen riset dan
pengembangan, konsumen, ilmuwan, dan karyawan serta anggota saluran distribusi
(Napitupulu, 2014). Dalam tahapan pemunculan ide, ada beberapa macam teknik
pemunculan ide, yaitu:
2.1.1
Brainstorming
Brainstorming adalah salah satu teknik dalam pemunculan ide dengan
mengutamakan opini dari sekelompok orang yang berkumpul dalam suatu tempat
yang tujuannya untuk mendefinisikan suatu permasalahan yang terjadi dan mencari
solusi atau memecahkan masalah melalui ide yang muncul secara spontan
(Widowati, ). Ada beberapa aturan dalam melakukan brainstorming, yaitu:
a. Tidak diperbolehkan mengkritik ide, tetapi jika disesi evaluasi ide kritikan
diperbolehkan.
b. Ide dilakukan secara tertulis dan tidak ada editan
c. Ide yang imajinatif lebih disarankan
d. Semua jenis ide sangant diharapkan
2.1.2
Mind Mapping
Maid mapping adalah salah satu teknik dalam pemunculan ide yang
memanfaatkan kemampuan otak dalam memperlihatkan hubungan-hubungan
proporsional antara konsep-konsep berupa gambar dua dimensi (Ginting, 2012).
2.1.3
Survey
Menurut Dwi Dian Nusantari dkk (2013), survey adalah teknik pemunculan ide
yang dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif dimana teknik ini bertujuan untuk
mengetahui manfaat dari suatu bidang. Dilihat dari penelitian kuantitatif, survey
yang dilakukan dengan pertanyaan tertutup. Sedangkan dilihat dari penelitian
kualitatif berupa wawancara atau kuesioner dengan pertanyaan terbuka.
2.1.4
Sinektik
Menurut Sungguli (2014), sinektik adalah teknik pemunculan ide yang bertujuan
untuk

mempermudah

dalam

pengembangan

gagasan.

Gagasan

tersebut

dikembangkan dengan melakukan aktivitas kearah pendefinisian masalah-masalah


untuk mendapatkan solusi yang efektif dan kreatif.
2

2.2 Opportunity Exploration


Opportunity Exploration adalah salah satu metode dimana ide usaha yang telah
digagas dijabarkan kemudian dibagi menjadi problem mapping (permasalahan) dan
opportunity mapping (solusi). Berikut ini penjelasannya:
2.2.1
Problem Mapping
Problem mapping adalah metode yang berupa gambar untuk menjelaskan
mengenai masalah dari sebuah ide. Berikut ini yang menjadi pokok bahasan dalam
problom mapping:
a. Problem (Masalah)
b. Causes (Penyebab)
c. Effects (Dampak)
d. Cost (Biaya)
e. Who (Siapa yang terdampak)
f. Where, when, How (Dimana, kapan, bagaimana masalah terjadi)
g. Gains (Keuntungan)
2.2.2
Opportunity Mapping
Opportunity mapping adalah metode yang berupa gambar untuk menjelaskan
mengenai solusi dari permaslahan sebuah ide. Berikut ini yang menjadi pokok
bahasan dalam opportunity mapping:
a. Solution (Solusi)
b. How it will work (Bagaimana ini bisa berjalan)
c. Resources (Sumber)
d. Disadventages (Kerugian)
e. Who (Siapa yang diuntungkan)
f. Gains (Keuntungan)
g. Why it will work (Kenapa ini akan berjalan)
2.3 VPC (Value Propotion Canvas)
Value Propotion Canvas adalah metode yang berupa gambar untuk menjelaskan
hubungan antara produk terhadap kebutuhan konsumen (Voorhorst, 2013).

Gambar 1.2.1 Value Propotion Canvas (Voorhorst, 2013)

2.4 BMC (Business Model Canvas)


3

Business Model Canvas adalah gambaran tentang cara membuat organisasi


perusahaan, menghantarkan dan menangkap sebuah nilai (Dewobroto, 2014). Ada 9
blok model yang menjadi ciri utama dalam Business Model Canvas, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Value Proposition
Customer Segment
Channel
Customer Relationship
Key Resource
Key Activities
Key Partner
Revenue Stream
Cost Structure

Gambar 1.2.2 Business Model Canvas (Dewobroto, 2014)

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
Berikut ini merupakan alat dan bahan yang digunakan dalam modul 1:
1. Alat tulis
2. Kamera (Video)
3. Visio
4. Kartun
3.2 Prosedur Praktikum
Berikut ini merupakan prosedur praktikum modul 1:
a. Dalam memunculkan kelompok 13 memunculkan pokok bahasan yaitu tentang
b.
c.
d.
e.
f.

pertanian
Melakukan proses brainstorming dan opportunity mapping dari 10 ide.
Membuat video tata cara pemunculan ide
Melakukan asistensi terhadap asisten
Melakukan pengolahan data dan analisis data pada masing-masing ide terpilih
Pertama membuat brainstorming, mind mapping untuk membagi ide-ide tersebut

pada masing-masing anggota kelompok.


g. Membuat opportunity exploration yang terbagi menjadi 2 yaitu problem mapping
dan opportunity mapping.
h. Membuat value propotion canvas dengan memperhatikan kebutuhan, keinginan,
manfaat dan lai-lain.
i. Membuat bisnis model kanvas agar dapat mengetahui segmen-segmen apa saja
yang dibutuhkan.

3.3 Flowchart Praktikum


Berikut ini merupakan flowchart praktikum modul 1:

Gambar 1.3.3 Flowchart Pelakasanaan Praktikum

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Idea Generation
Berikut ini merupakan penentuan 2 ide menggunakan 2 metode yaitu:
4.1.1 Brainstroming
a. Brainstorming dilakukan oleh kelompok 13
b. Dalam kelompok terdiri dari 4 orang yaitu ubay, putri, fitri dan diah.
c. 1 orang menjadi fasilitator yaitu diah.
d. Dalam proses ini terdiri dari 2 tahap diantaranya:
1. Tahap pertama masing-masing anggota memunculkan dengan jumlah 5 ide
perkelompok.
2. Tahap kedua satu anggota memiliki gagasan kemudian diungkapkan pada
anggota lain. Kemudian anggota lain memberikan tanggapan.
e. Fasilitator merekap hasil tanggapan dari semua anggota kelompok.
f. Kesimpulan dari hasil brainstorming didapatkan ide sebanyak 5 diantaranya:
Ide 1. Lampu Hias Batang Singkong. Berikut ini merupakan tanggapannya:
a. Menggunakan batang singkong yang bentuknya unik.
b. Memunculkan kreatifitas merangkai bentuk.
Ide 2. Alarm penakut burung disawah. Berikut ini merupakan tanggapannya:
a. Menggunakan alarm suara.
b. Harus ada sensor pendeteksi.
Ide 3. Pestisida daun papaya. Berikut ini merupakan tanggapannya:
a.
b.
c.
d.

Mengetahui terlebih dahulu manfaat dari daun papaya.


Bahannya mudah didapatkan atau tidak
Cara pembuatan harus benar dan mudah
Melakukan eksperimen

Ide 4. Sistem tetes otomatis pada pada tanaman hidroponik. Berikut ini
merupakan tanggapannya:
a.
b.
c.
d.
e.

Harus menggunakan sensor.


Manajemen waktu
Kapasitas air
Debit air yang diteteskan harus sesuai.
Seperti sistem semprot.

Ide 5. Sarung tangan anti werreng. Berikut ini merupakan tanggapannya:


a. Kain yang digunakan harus lembut
b. Nyaman dipakai
c. Inovasi yang dipakai seperti apa
d. Jenis bahan yang digunakan sehingga terhindar dari werreng.
4.1.2 Mind Mapping
Berikut ini merupakan hasil mind mapping dari kelompok 13:
7

Gambar 1.4.4 Mind mapping kelompok 13

Mind mapping merupakan teknik memaksimalkan pikiran yang artinya seluruh ideide kita harus diungkapkan. Seperti halnya pada gambar diatas terdapat 5 ide pokok
yang dibahas dari gagasan pertanian seperti pemotong multifungsi, sistem tetes otomatis
pada tanaman hidroponik, lulur garam madu, alat penyiram tembakau dan sarung tangan
anti werreng. Pada masing-masing ide pokok ini terdapat bebrapa subbab pembahasan
atau penjelasan seperti fungsinya untuk apa, permasalahan, bahan yang digunakan,
inovasi pada produk, target konsumen dan lain-lain.

4.2 Opportunity Exploration


Berikut ini merupakan hasil dari opportunity exploration:
Data pendukung yaitu jumlah petani Indonesia, jumlah panen pisang dan jumlah
mesin/mekanik di Jawa Timur
Tabel 1.4.1 Jumlah sector pertanian

Tabel 1.4.2 Jumlah Ekspor Impor mesin

Tabel 1.4.3 Jumlah Produksi Pisang

4.2.1

Problem Mapping Tepung Kulit Pisang


Berikut ini merupakan problem mapping dari tepung kulit pisang:

Gambar 1.4.8 Problem mapping tepung kulit pisang kelompok 13

Diketahui bahwa pemetaan tepung kulit pisang terdiri dari masalah dengan 2
pokok yaitu bagaimana memperoleh zat pemutihnys dan seberapa kapasitas jumlah
pisang yang melakukannya adalah mahasiswa yag berperan sebagai pengusaha,
namun ada juga penyebab timbulnya masalah yaitu pada materialnya sendiri dan
dampak yang dihasilkan dari penyebab yaitu aka nada sampah dari materialutama
yaitu pisang sehingga harus dijadikan peluang dengan biaya yang murah dan
dengan hasil atau profit yang diinginkan.
4.2.2 Problem Mapping Pemotong Multifungsi
Berikut ini merupakan problem mapping pemotong multifungsi:

Gambar 1.4.9 Problem mapping pemotong multifungsi kelompok 13

Diketahui bahwa pemetaan pemotong multifungsi terdiri dari masalah


dengan 2 pokok yaitu bagaimana waktu pengerjaan yang lama dan hasil yang tidak
maksimal sedangkan siapa yang mebuat adalah mahasiswa yag berperan sebagai
pengusaha, namun ada juga penyebab timbulnya masalah yaitu pada biaya,
kebuthuan yang semakin meningkat dan dampak yang dihasilkan dari penyebab
yaitu mudah lelah dan waktunya yang lama kemudian untuk biayanya sendiri
memang lebih mahal dibandingkan yang hanya fungsi namun kualitasnya terjamin
dijadikan peluang yaitu menambah keuntungan dan efisiensi waktu.

10

4.2.3 Opportunity Mapping


Berikut ini merupakan opportunity mapping dari 2 ide yang telah dimunculkan
dan dipilih menjadi ide terbaik:
4.2.3.1 Ide Tepung Kulit Pisang
Berikut ini merupakan opportunity mapping dari tepung kulit pisang:

Gambar 1.4.10 Opportunity mapping tepung kulit pisang kelompok 13

Diketahui bhawa ada 7 pokok bahasan dalam opportunity mapping ini yang
dapat menyelesaikan bebrapa masalah. Pokok bahasan yang pertama adalah solusi
yaitu keseuaian dan kelengkapan data, bahan baku dapat didaur ulang sehingga
semua bagian pisang dapat dimanfaatkan, untuk prosedur ini agar bias berjalan
yaitu melakukan eksperimen hingga benar-benar tidaK ada cacat produk dan
melakukan promosi agar mudah dikenal oleh orang banyak. Untuk sumbernya
diperoleh dari penelitian. Produk ini dilandasi dengan banyaknya peluang dan
factor lingkungan kemudian keuntungan yaitu bebas dari bahan pengawet dan
konsumenpun diuntungkan namun ada sedikit kerugian yaitu jika tidak telii dalam
penambahan zat maka komposisi tidak sesuai.

11

4.2.3.2 Ide Pemotong Multifungsi


Berikut ini merupakan opportunity mapping dari tepung kulit pisang:

Gambar 1.4.11 Opportunity mapping pemotong multifungsi kelompok 13

Diketahui bahwa ada 7 pokok bahasan dalam opportunity mapping ini yang
dapat menyelesaikan bebrapa masalah. Pokok bahasan yang pertama adalah solusi
yaitu penambahan fungsi pada alat, memperoleh hasil yang lebih banyak dan waktu
yang sebentar sehingga untuk prosedur ini agar bias berjalan yaitu melakukan
eksperimen hingga benar-benar tidak ada cacat produk dan melakukan promosi
agar mudah dikenal oleh orang banyak. Untuk sumbernya diperoleh dari penelitian.
Produk ini dilandasi dengan banyaknya peluang dan kedaan pasar kemudian
keuntungan yaitu memudahkan pekerjaan, keamanan dan kemudahan proses
produksinya namun ada sedikit kerugian yaitu bahan baku yang dibutuhkan lebih
banyak dengan harga yang lebih mahal.

12

4.2.4 VPC
Berikut ini adalah value proportion canvas dari ide pertama dan kedua:
4.2.4.1 Ide Pertama
Berikut ini adalah value proportion canvas dari ide pertama:

Gambar 1.4.12 value proportion canvas ide pertama

Dari gambar diatas diketahui bahwa dilihat dari penglihatan customer produk
pemotong biasanya berupa pisau, keinginan dari seorang customer adalah pemotong
seharusnya memiliki bentuk yang unik, tidak memenuhi ruangan, harga terjangkau
dan ringan. Sedangkan untuk kebutuhan, customer membutuhkan pemotong yang
dapat melindungi tangan dan dapat digunakan pada bahan-bahan yang memiliki
ukuran yang berbeda. Dari subjek consumen, kita dari PT. TOBEE THE1 memiliki
ide mengenai pemotong yang multifungsi dan safely. Pemotong ini memiliki
manfaat diantaranya dapat digunakan pada bahan-bahan yang memiliki ukuran yang
berbeda. Ide tersebut juga dapat mengurangi tingkat kelelahan serta dari ide yang
sederhana tersebut dapat menghasilkan produk yang berguna dan bernilai. Prinsip
kerjanya mirip dengan serutan es. Bagian bawahnya berupa kotak dengan penutup
berupa pisau yang dapat diganti-ganti serta bagian atasnya terdapat pengaman dan
penjepit untuk menekan bahan-bahan yang memiliki ukuran yang berbeda.
4.2.3.1 Ide Pertama
13

Berikut ini adalah value proportion canvas dari ide pertama:

Gambar 1.4.13 value proportion canvas ide kedua

Dari gambar diatas diketahui bahwa dari penglihatan customer tepung biasa
harus memiliki inovasi tersendiri dengan harga terjangkau, unik dan memiliki rasa
yang berbeda. Sedangkan dari kebutuhannya customer membutuhkan tepung yang
tidak hanya enak tapi juga bergizi tinggi. Oleh karena itu kami dari PT. TOBEE
THE1 memiliki ide tepung yang terbuat dari kulit pisang. Tepung ini berguna dalam
pengurangan sampah yang disebabkan oleh kulit pisang dan sebagai penyalur hasil
pertanian yang dianggap tidak berguna serta sebagai alternative tepung yang unik
dan memiliki gizi yang lebih besar dari biasanya. Untuk cara pembuatannya tepung
ini dibuat dengan proses pengeringan dilanjutkan dengan perubahan menjadi
tepung.

14

4.3 Bisnis Model Canvas (BMC)


Berikut merupakan Bisnis Model Canvas (BMC) dan kedua ide yang sudah
terdipilih dari pemilihan ide sebelumnya yang menggunakan Brainstorming dan Mind
Mapping yaitu:
4.3.1 Ide 1 (Tepung dari Kulit Pisang)
Berikut merupakan Bisnis Model Canvas (BMC) dari ide tepung dari kulit pisang
yaitu:

G
ambar 1.4.14 Bisnis Model Canvas (BMC) Tepung dari Kulit Pisang

Pada gambar diatas dapat dijelaskan tentang Bisnis Model Canvas untuk pembuatan
ide Tepung dari Kulit Pisang. Dalam model tersebut terdiri dari beberapa bagian,
pada bagian Key Partner terdapat supplier pisang, penjual olahan makanan jenis pisang,
penjual zat natrium tiosulfat (zat pencegah pencoklatan). Key activities terdapat
Marketing: cari klien, produksi: bahan kulit pisang dan zat natrium tiosulfat (zat
pencegah pencoklatan). Key Resources terdapat tenaga kerja dan alat pengeringan
cabinet drying. Value propositions dengan adanya tepung kulit pisang dapat menghemat
biaya, alami, menyehatkan dll, Customer Relationship yaitu terdiri dari Blogspot,
15

Instagram, Twitter, facebook, phamhlet, spanduk, dll. Channels bisa dilakukan


pemesanan lewat media social seperti WhatsApp, Line, BBM, atau bisa order secara
langsung. Kemudian untuk Cost Structure terdiri dari biaya produksi dan transportasi.
Selanjutnya untuk Revenue Streams yaitu bertujuan untuk memuaskan pelanggan dan
mendapatkan profit.
4.3.2 Ide 2 (Pemotong Multifungsi)
Berikut merupakan Bisnis Model Canvas (BMC) dari alat pengiris bawang dan
ubi-ubi an (Multifungsi):

Gambar 1.4.15 Bisnis Model Canvas (BMC) alat pengiris bawang dan ubi-ubi an
(Multifungsi)

Pada gambar diatas dapat dijelaskan tentang Bisnis Model Canvas untuk pembuatan
ide alat pengiris bawang dan ubi-ubi an (Multifungsi). Dalam model tersebut terdiri
dari beberapa bagian, pada bagian Key Partner terdapat toko bahan, tukang potong
bahan, tukang perakit produk. Key activities terdapat Marketing: cari klien, produksi:
beli bahan dan perakitan alat. Key Resources terdapat tenaga kerja dan alat perakitan.
Value propositions dapat mempermudah pekerjaan, hemat biaya, hemat energi dll,
Customer Relationship yaitu terdiri dari Blogspot, Instagram, Twitter, facebook,
phamhlet, spanduk, dll. Channels bisa dilakukan pemesanan lewat media social seperti
WhatsApp, Line, BBM, atau bisa order secara langsung. Kemudian untuk Cost
Structure terdiri dari biaya produksi, transportasi, dan biaya perakitan. Selanjutnya
16

untuk Revenue Streams yaitu bertujuan untuk memuaskan pelanggan dan mendapatkan
profit.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berikut ini merupakan kesimpulan dari modul 1 APP:
1. Untuk memunculkan ide memerlukan beberapa teknik diantaranya brainstorming
(alat bantu untuk memunculkan ide yang ditulis dikertas kecil), mind mapping
(memaksimalkan potensi berfikir), survey (pengamatan atau penelitian secara
langsung), data atribut (data terdahulu yang digunakan untuk memperbaiki atau
memeodifikasi produk menjadi lebih baik) dan sinektik (memunculkan ide secara
spontan).
2. Ada 2 metode dalam opportunity exploration yaitu problem mapping yang terdiri
dari beberapa sub yang pada intinya merupakan masalah sekitar yang ingin diatasi.
Kemudian yang kedua yaitu opportunity mapping adalah solusi dari masalahmasalah tersebut yang juga terdiri dari beberapa sub.
3. Ada beberapa hal dalam value propotion canvas yang harus tercapai yaitu manfaat
dari kedua ide kelomok 13 (tepung kulit pisang dan pemotong multifungsi) fitur
yang ditawarkan dari kedua ide tersebut, pengalaman atau pernah membuat produk
tersebut, mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen, kemudian memperhatikan
juga tentang resiko apabila beralih mengkonsumsi produk ini.
4. Untuk bisnis mode kanvas pada produk 1 yaitu tepung kulit pisang, model tersebut
terdiri dari beberapa bagian yaitu Tepung dari Kulit Pisang.

Dalam model

tersebut terdiri dari beberapa bagian, pada bagian Key Partner terdapat supplier
pisang, penjual olahan makanan jenis pisang, penjual zat natrium tiosulfat (zat
pencegah pencoklatan). Key activities terdapat Marketing: cari klien, produksi:
bahan kulit pisang dan zat natrium tiosulfat (zat pencegah pencoklatan). Key
Resources terdapat tenaga kerja dan alat pengeringan cabinet drying. Value
propositions hemat, alami, menyembuhkan penyakit dll, Customer Relationship
yaitu terdiri dari Blogspot, Instagram, Twitter, facebook, phamhlet, spanduk, dll.
Channels bisa dilakukan pemesanan lewat media social seperti WhatsApp, Line,
BBM, atau bisa order secara langsung. Cost Structure terdiri dari biaya produksi dan
transportasi. Revenue Streams yaitu bertujuan untuk memuaskan pelanggan dan
mendapatkan profit.

17

5. Untuk bisnis model kanvas produk 2 yaitu Key Partner terdapat toko bahan, tukang
potong bahan, tukang perakit produk. Key activities terdapat Marketing: cari klien,
produksi: beli bahan dan perakitan alat. Key Resources terdapat tenaga kerja dan alat
perakitan. Value propositions dapat mempermudah pekerjaan, hemat biaya, hemat
energi dll, Customer Relationship yaitu terdiri dari Blogspot, Instagram, Twitter,
facebook, phamhlet, spanduk, dll. Channels pemesanan lewat media social seperti
WhatsApp, Line, BBM, atau bisa order secara langsung. Cost Structure terdiri dari
biaya produksi, transportasi, dan biaya perakitan. Revenue Streams yaitu bertujuan
untuk memuaskan pelanggan dan mendapatkan profit.
5.2 Saran
Berikut merupakan saran yang dapat disampaikan dari kelompok 13 untuk modul
1:
1. Sebaiknya diadakan praktek sebelum briefing pengolahan data agar praktikan tidak
bingung saat melakukan percobaan (memunculkan ide).

18

DAFTAR PUSTAKA
Dewobroto, Wisnu Sakti. 2014. Penggunaan Business Model Canvas Sebagai Dasar
Untuk Menciptakan Alternatif Strategi Bisnis Dan Kelayakan Usaha. Jurnal
Teknik Industri, ISSN:1411-6340. Universitas Trisakti.
Ginting, Monto K. Br. 2013. Efektivitas Model Mind Map Dalam Meningkatkan
Kemampuan Menulis Artikel Oleh Siswa Kelas Xi Sma Swasta Rakyat Sei
Gelugur Tahun Pembelajaran 2012/2013. Artikel Ilmiah. Medan:Universitas
Negeri Medan.
Napitupulu,

Sungguli.

2014.

Proses

Pengembangan

Produk

Baru.

http://www.expressive productdesign.com/value-proposition-canvas/ [Accessed 9


November 2015].
Nusantari, Dwi D., Saleh, Abdul R., Yusalina. 2013. Analisis Pemanfaatan Jurnal
Online Sciencedirect Di Perpustakaan IPB. Jurnal Visi Pustaka, Vol. 15, No. 2.
Bogor:ITB.
Widowati, Asri. Brainstorming Sebagai Alternatif Pengembangan Berfikir Kreatif
Dalam Pembelajaran Sains Biologi. Staf Pengajar, Jurusan Pendidikan Biologi
FMIPA:UNY.

19

Anda mungkin juga menyukai