Contoh Fasilitas Kota Berkonsep Smart Ci
Contoh Fasilitas Kota Berkonsep Smart Ci
Smartcitymerupakansebuahkonsepkotacerdasyangdapatmembantumasyarakatmengelola
sumberdayayangadadenganeffisiendanmemberikaninformasiyangtepatkepadamasyarakat
ataulembagadalammelakukankegiatannyaataupunmengantisipasikejadianyangtekterduga
sebelumnya
SmartcitymerupakansebuahimpiandarihampirsemuaNegaradidunia.DenganSmartCity,
berbagaimacamdatadaninformasiyangberadadisetiapsudutkotadapatdikumpulkanmelalui
sensoryangterpasangdisetiapsudutkota,dianalisisdenganaplikasicerdas,selanjutnya
disajikansesuaidengankebutuhanpenggunamelaluiaplikasiyangdapatdiaksesolehberbagai
jenisgadget.Melaluigadgetnya,secarainteraktifpenggunajugadapatmenjadisumberdata,
merekamengiriminformasikepusatdatauntukdikonsumsiolehpenggunayanglain.
Untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dalam pengoperasian bangunan dan
konstruksi, di beberapa kota telah dilakukan perbaikan pada infrastruktur serta sertifikasi
bangunan untuk mengurangi penggunaan listrik dan air. Penggunaan smart metering dan
smart building teknologi membantu memaksimalisasi kontrol penggunaan.Pengaturan kode
etik dalam proses pembangunan, standarisasi dan sertifikasi adalah salah satu cara penting untuk
menciptakan bangunan yang ramah lingkungan. Banyak kota telah menjalankan program
pengawasan kodeetik dan standar dalam proses pembangunan dan renovasi gedung.
Dalam hal pasokan dasar sumber daya alam, banyak kota yang bekerja keras untuk mengurangi
intensitas karbon dari energi yang digunakan masyarakat serta meningkatkan efektifitas, efisiensi
pasokan dan jaringan distribusi.Berbagai sumber energi terbarukan seperti energi tenaga air,
angin, sampah, ombak, matahari, dan panas bumi akan menjadi sumber energi penting. Pada
tahun 2010, lebih dari 100 negara telah menetapkan target untuk energi terbarukan, naik dari
hanya 55 negara pada tahun 2005. Sampai tahun 2020 penggunaan energi terbarukan ditargetkan
sekitar 15% hingga 25%, tetapi ada beberapanegara sudah melampaui target ini
Teknologi informasi dan telekomunikasi secara inovatif telah mengubah kemampuan kota untuk
menyediakan.pelayanan kesehatan jarak jauh kepada masyarakat, terutama masyarakat yang
tinggal di panti jompo dan daerah terpencil.Penerapan teknologi modern merupakan bagian
terpenting dari proyek ini.Beberapa pasien dilengkapi dengan perangkat yang dapat mengukur
tekanan darah dan glukosa darah secara otomatis, menggunakan sebuah televisi set-top box
yang berfungsi sebagai computer yang mampu meng-upload hasil tes ke Service Center
Telecare.Para perawat kemudian menganalisa hasil diagnosa tersebut dan merekomendasikan
perawatan yang diperlukan.Salah satu manfaat dari program ini adalah bahwa pasien tidak harus
meninggalkan tempat tinggalnya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dasar.
Model pelayanan pendidikan pada kota pintar (Smart City) baik negeri maupun swasta,
diterapkan terutama menggunakan teknologi modern. Termasuk penyediaan fasilitas untuk
kegiatan rekreasi dan kebudayaan seperti :musik, teater, olahraga dan kegiatan rekreasi lainnya.
Tidak kalah pentingnya, pendidikan dalam konteks Kota Pintar (Smart City) adalah kebutuhan
untuk melibatkan masyarakat dalam proses pendidikan, dimana akan terjadi perubahan perilaku
untuk menjadi lebih baik sehingga dapat meningkatkan keseluruhan aspek keberlanjutan dan
kesehatan lingkungan kota.
Sensible
--> melakukan sensor
--> WSN , GIS.
Connectable
--> sensor terhubung ke aplikasi dan pengguna melalui jaringan komputer.
Ubiquitous
--> dapat diakses kapanpun dan dimanapun , mobile
Sociable
--> terhubung satu sama lain
Shareable
--> berbagi informasi ke jejaring.
Visible/Augmented
--> informasi diakses secara fisik
--> Augmented reality
Perkembangan teknologi yang semakin pintar membuat konsep smart tak hanya
diterapkan pada berbagai perangkat, tetapi pada berbagai sistem atau tatanan.
Salah satunya yang mencuat akhir-akhir ini adalah konsep smart city. Konsep
yang disebut sebagai kota pintar ini adalah konsep yang mengetengahkan
sebuah tatanan kota cerdas yang bisa berperan dalam memudahkan masyarakat
untuk mendapatkan informasi secara cepat dan tepat.
Selain itu, konsep kota pintar ini juga memang dihadirkan sebagai jawaban
untuk pengelolaan sumber daya secara efisien. Bisa dibilang, konsep kota cerdas
ini adalah integrasi informasi secara langsung dengan masyarakat perkotaan.
Kota Depok sebagai salah satu kota satelit Jakarta, terus membenahi diri.
Khususnya, dalam bidang pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Depok, M Fitriawan,
mengungkapkan, saat ini di berbagai tempat dan kantor pemerintahan Kota
Depok, sudah disediakan wifi gratis guna memberikan fasilitas informasi yang
layak bagi masyarakatnya.
"Tahun ini target semua stasiun kereta ada wifi gratis," ujarnya, saat menjadi
pembicara dalam seminar Smart City for a Better Public Services, di Aula
Balaikota Depok, Sabtu (21/2/2015).
Beberapa pelayanan dasar dan perizinan di lingkup pemerintahan Kota Depok
pun sudah lebih mudah diakses masyarakat dengan memanfaatkan teknologi
informasi yang ada. Upaya ini dimaksudkan dalam rangka mencapai misi Kota
Depok menjadi Smart City di 2025.
"Sampai 2016 ini, kami pemerintah Kota Depok menargetkan menjadi Cyber
City," ungkap Wali Kota Depok, Nur Mahmudi Ismail, kepada wartawan selepas
membuka kegiatan seminar tersebut.
Menurutnya, cita-cita tersebut bukan tanpa alasan, perangkat pendukung yang
ada saat ini dirasa mampu mendukung wacana pengembangan Kota Depok
menjadiCyber City di 2016 serta menjadikan Depok sebagai Smart City 2025.
Ia menambahkan, saat ini Kota Depok memiliki 500 menara telekomunikasi yang
menunjang segala kegiatan informasi. Untuk menyosialisasikan hal ini,
Pemerintah Kota Depok juga memiliki Mobile Community akses point, yakni
mobil yang dilengkapi teknologi IT sebagai sarana pembelajaran di lokasi-lokasi
yang dikunjungi untuk memenuhi program nasional, yakni melek internet dan
internet sehat.
Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof. Suhono Harso Supangkat
menilai Kota Depok memiliki cara menarik dalam prosesnya menuju Kota
Pintar (Smart City). Menurutnya, konsep ini biasa dikaji dan diterapkan
secara top-down dari pemerintah lokal, namun di Depok sebaliknya.
Ini cara Depok menjadi smart city, secara bottom up dari komunitas
warganya, ucapnya dalam Depok Smart City Digital Forum yang
dilangsungkan di tiga kota melalui video conference antara Code Margonda
Depok, Kampus ITB Bandung dan Chicago, Amerika Serikat, Rabu (12/11)
pagi.
Depok Smart City Digital Forum ini diselenggarakan oleh Code Margonda,
Rumah Komunitas, Depok Digital dan Depoklik serta didukung oleh ITB
Bandung dan CISCO. Selain itu, Politeknik LP3I Jakarta Kampus Depok dan
produsen panganan seafood Minaku turut mendukung forum lintas kota ini.
TRIBUNNEWS, JAKARTA
persoalan sulit bagi Kota Depok. Cukup banyak komunitas secara aktif bisa
turut memainkan peranan mewujudkannya.
Emil Dardak, pakar perkotaan dan infrastruktur menyatakan, banyak
berbagai konsep smart cities yang dihasilkan sejumlah komunitas di
Kota Depok.
"Bahkan beberapa karya berjaya di ajang kompetisi atau penghargaan
internasional, seperti aplikasi siaga banjir yang memperoleh penghargaan
dari London," kata Emir, Jumat (14/11/2014).
Bahkan 12 November 2014, komunitas-komunitas di Depok sukses
menyelenggarakan Depok Smart City Digital Forum di Code Margonda, coworking space atau ruang kerja bersama pegiat IT dan ekonomi
kreatif Depok.
Forum menghadirkan Hardik Bhatt, mantan Chief Information Officer
Chicago yang juga Managing Director CISCO Smart Cities International,
dan Prof Suhono Supangkat dari ITB. Emil Dardakmenjadi pemandu forum
diskusi tersebut.
Dalam diskusi tersebut, dari masing-masing lokasi, dipaparkan konsep
mengenai smart cities, dan dari Depok, turut dipamerkan aplikasi-aplikasi
karya komunitas IT Depok yang dipandang turut mewujudkan kehidupan
kota yang lebih efisien serta pintar.