Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Filsafat merupakan salah satu disiplin ilmu yang menjadi sumber
utama dari berbagai ilmu di dunia pendidikan.Seperti yang telah kita ketahui,
bahwa manusia adalah makhluk yang yang berpengetahuan. Pengetahuan
manusia ialah semua yang diketahui oleh manusia. Adapun pembagiaan dari
jenis pengetahuan manusia adalah sains, filsafat dan mistik. Karena fisafat
merupakan salahsatu jenis pengetahuan yang dimiliki oleh manusia, maka
dapat dikatakan bahwa filsafat adalah sejenis pengetahuan manusia yang
logis saja, tentang objek-objek yang abstrak.
Walaupun objek kajiannya adalah suatu hal yang abstrak, namun dapat
pula objek filsasat berupahal yang kongkret, tapi hal yang ingin diketahuinya
adalah bagian yang abstraknya. Suatu teori filsafat dikatakan benar jika
dapat dipertanggungjawab kan secara

logis dan tidak

akan pernah

dibuktikan secara empiris selama-lamanya. Jika objek tersebut suatu waktu


dapat dibuktikan secara empiris, maka ia akan berubah menjadi ilmu.
Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa filsafat pendidikan
adalah kumpulan teori pendidikan yang hanya dapat dipertanggungjawabkan
secara logis dan tidak akan dapat dibuktikan secara empiris.
Adapun diantar salah satu ciri manusia adalah berkebudayaan. Oleh
karenanya kebudayaan merupakan salah satu unsur penting yang harus
diangkat menjadi salah satu topik dalam pendidikan. Kebudayaan adalah

suatu

hal

yang

terus

berlangsung

dan

belum

berhenti

pada

titik

tertentu.Ketika suatu kebudayaan dalam kehidupan manusia telah berhenti


di satu titik dan tidak berkembang lagi, maka hal tersebut disebut
peradaban.
Dari beberapa uraian di atas, maka ada hubungan yang erat antara
filsafat dan kebudayaan yang dapat dijadikan suatu bahan diskusi untuk
memperluas khazanah keilmuan.

B.
1.
2.
3.

Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan kebudayaan?
Apa saja wujud dan unsur-unsur kebudayaan?
Apa hubungan antara filsafat dan kebudayaan?

C.
1.
2.
3.

Tujuan Masalah
Untuk mengetahui pengertian kebudayaan.
Untuk mengetahui apa saja wujud dan unsur-unsur kebudayaan
Untuk mengetahui hubungan antara filsafat dan kebudayaan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat Dan Kebudayaan


Secara harfiah, kata filsafat berasal dari kata Philo yang berarti cinta,
dan kata Sophos yang berarti ilmu atau hikmah. Dengan demikian, filsafat
berarti cinta terhadap ilmu atau hikmah. Selain itu, terdapat pula teori lain

yang mengatakan bahwa filsafat berasal dari kata bahasa Arab falsafah yang
berasal

daribahasa

Yunani, phylosophia:

philos

berarti

cinta

kepada

kebijaksanaan atau cinta kepada kebenaran.


Dari berbagai pengertian tersebut maka pengertian filsafat secara
semantik adalah cinta terhadap pengetahuan dan kebijaksanaan. Dengan
demikian filsafat adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang menempatkan
pengetahuan atau kebijaksanaan sebagai sasaran utamanya. Dari segi
istilah, Perwantara mengemukakan filsafat berarti alam pikiran atau alam
berpikir. Namun, tak semua berpikir berarti berfilsafat. Karena berfilsafat
adalah berfikir secara mendalam dan sungguh-sungguh.
Kebudayaan menurut Mukti Ali (1982 : 4) adalah budi daya, tingkah
laku manusia. Tingkah laku manusia digerakkan oleh akal dan perasaannya.
Yang mendasari adalah ucapan hatinya yang merupakan keyakinan dan
penghayatannya terhadap sesuatu yang dianggap benar. Apa yang dianggap
benar itu besar atau kecil adalah agama. Dan agama, sepanjang tidak
diwahyukan adalah hasil pemikiran filsafat.
Gazalba (1979 : 72) mendefenisikan kebudayaan sebagai cara berfikir
dan cara merasa, yang menyatakan diri dalam seluruh segi kehidupan
sekelompok manusia, yang membentuk kesatuan social dalam suatu ruang
ruang dan satu waktu. Cara berfikir dan merasa merupakan kebudayaan
bathiniah, sedangkan manifestasinya dalam bentuk cara berlaku dan cara
berbuat atau cara hidup adalah kebudayaan lahiriah. Pendapat lain

menyatakan bahwa budaya atau kebudayaan adalah formulasi dari tida


unsur daya, yaitu daya cipta, daya rasa, dan daya karsa (cipta, rasa, karsa)
Berikut devinisi kebudayaan menurut beberapa ahli :
1.

Taylor,

budaya

adalah

suatu

keseluruhan

komplek

yang

meliputi

pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadan


dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia
sebagai anggota masyarakat
2. Linton, kebudayaan dapat dipandang sebagai konfigurasi tingkah laku yang
dipelajri dan hasil tingkah laku yang dipelajari, dimana unsur pembentuknya
didukung dan diteruskan oleh anggota masyarakat lainnya.
3. Kotjaraningrat, mengartikan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem
gagasan, milik dari manusia dengan belajar
4. Herkovits, kebudayaan adalah bagian dari lingkungan hiup yang dicptakan
oleh manusia.

B. Wujud Kebudayaan Dan Unsur-Unsurnyan


a) Wujud Kebudayaan
Menurut prof. dr. koentjaraningrat, wujud kebudayaan itu dapat
diklasifikasikan pada tiga macam:
1. wujud kebudayaan sebagai kompleks ide-ide, gagasan, nilai-nilai, normanorma, peraturan dan sebagainya. Wujud pertama adalah ideal kebudayaan
yang sifat abstrak, tak dapat diraba dan di foto, layaknya dalam pikiran

manusia. Sekarang kebudayaan ideal ini banyak tersimpan di arsip-arsip


kartu komputer, pita komputer dan sebagainya.
2. wujud kebudayaan sebagi kompleks aktifitas serta tindakan berpola dari
manusia dalam masyarakat. Wujud ke dua ini adalah yang disebut system
sosial atau social sistem, yaitu mengenai tindakan berpola manusia itu
sendiri. yang berintegrasi satu sama lainya dari waktu kewaktu yang selalu
menurut pola tertentu.
3. wujud kebudayaan sebagai wujud hasil karya manusia. Wujud ketiga ini
adalah yang disebut kebudayaan fisik yaitu seluruh fisik hasil karya manusia
dalam

masyarakat

sifatnya

sngat

konkrit

berupa

benda-benda

yang

bisadiraba, difoto, dandilihat. dan tiga wujud tersebut tidak saling lepas satu
samalainnya dalam masyarakat.
Dari ketiga wujud tersebut, kebudayaan dapat termanifestasi pada
beberapa aspek sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
b)

Bahasa ( tulisan maupun lisan)


Sistem teknologi (peralatan dan perlengkapan hidup manusia)
Sistem mata pencarian ( matapencarianhiudpdanekonomi)
Organisasi social (organisasi kemasyarakatan)
Sistem pengetahuan
Kesenian (seni rupa, seni sastra, seni tari dan sebagainya)
Religi.
Unsur-Unsur Kebudayaan
Prof. M.M Djojodigoeno menyatakan bahwa kebudayaan atau budaya
adalah daya dari budi, yang berupa cipta, karsa, dan rasa. Sehingga unsurunsur didalamnya tiga aspek tersebut.

1. Cipta : kerinduan manusia untuk mengetahui rahasia segala hal, yang ada
pada pengalamannya, yang meliputi pengalaman lahir dan batin. Hasil cipta
berupa ilmu pengetahuan.

2. Karsa :kerinduan manusia untuk menginisafi tentang hal sangkanparan. Dari


mana manusia sebelum lahir (sangkan) dan kemana manusia sesudah mati
(paran) hasilnya berupa norma-norma keagamaan, kepercayan, timbulnya
bermacam-macam agama, karna kesimpulan manusia berbeda-beda pula.
3. Rasa : kerinduan manusia akan keindahan, sehingga menimbulkan dorongan
untuk

menikmati

keindahannya.

Manusia

merindukan

keindahan

dan

mennolak keburukan/ kejahatan.Buah perkembangan rasa ini menjelma


menjadi norma yang kemudian menghasilkan bermacam-macam kesenian.

C. Hubungan Filsafat dan Kebudayaan


Pada pokoknya kebudayaan adalah semua ciptaan manusi ayang
berlangsung dalam kehidupan. Pendidikan dan kehidupan adalah suatu
hubungan antara proses dengan isi, yaitu pendidikan adalah proses
pengeporar kebudayaan dalam arti membudayakan manusia aspek lain dari
fungsi pendidikan adalah mengolah kebudayaan itu menjadi sikap mental,
tingkah laku, bahkan menjadi kepribadian anak didik. Jadi hubungan
pendidikan dengan kebudayaan adalah juga hubungan nilai demokrasi.
Dimana fungsi pendidikan sebagai pengoper kebudayaan mempunyai tujuan
yang lebih utama yaitu untuk membina kepribadian manusia agar lebih
kreatif dan produktif yakni mampu menciptakan kebudayaan.
Perlu didasari bahwa manusia sebagai pribadi, masyarakat, bangsa
dan negara hidup dalam suatu sosial budaya. Maka membutuhkan pewarisan
dan pengambangan sosial budaya yang dilakkan melalui pendidikan. Agar
pendidikan berjalan dengan baik. Maka membutuhkan filosofis dan ilmiah

berbagai sifat normatif dan pedoman pelaksanaannya. Karena pendidikan


harus secara fungsamental yang berazas filosofis yang menjamin tujuan
untuk meningkatkan perkembangan sosial budaya, marbtabat bangsawa,
kewibawaan dan kejayaan negara.
Pentingnya kebudayaan untuk mengembangkan suatu pendidikan
dalam budaya nasional mengupayakan, melestarikan dan mengembangkan
nilai

budaya-budaya

dan

pranata

sosial

dalam

menunjang

proses

pengembangan danpembangunan nasional serta melestarikan nilai-nilai


luruh

budaya

bangsa.

Merencanakan

kegairahan

masyarakat

untuk

menumbuhkan kreaktivtas ke arah pembaharuan dalam usaha pendidikan


yang tanpa kepribadian bangsa.
Kebudayaan mempunyai fungsi yang besari bagi mnausia dan masyarkat,
berbagai macam kekuatan harus dihapi sepert kekuatan alam dan kekuatan
lain. Selain itu manusia dan masyarakat memerlukan kepuasan baik secara
spritual maupun materil. Manusia merupakan makhluk yang berbudaya,
melalui akalnya manusia danpat mengembangkan kebudyaan. Begitu pula
manusia hidup dan tergantung apa kebudayaan sebagai hasil ciptaanya.
Kebudayaan memberikan aturan bagi manusia dalam mengolah lingkungan
dengan teknologi hasil ciptaannya. Dan kebudayaan juga diharakan dengan
pendidikan yang akan mengembangkan dan membangkitkan budaya-budaya
dulu, agar dia tidak punah dan terjaga untuk selamanya. Oleh karena itu,
dengan adanya filsfat, kita dapat mengetahui tentang hasil karya manusia
yang akan menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam

melindungi manusia terhadal alam lingkungannya. Sehingga kebudayaan


memiliki peran :
1. suatu hubungan pedoman antar manusia atau kelompoknya
2. wadah untuk menyalurkan perasan dan kemampuan lain
3. sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia
4. pembeda manusia dengan binatan
5. petunjuk-petunjuk tentang bagaimana harus bertindak dan berperilaku dalam
pergaulan
6. pengaturan agar manusia dapat mengerti bagaimnaa seharusnya bertindak,
berbuat, menentukan sikapnya jikga berhubungan dengan orang lain
7. sebagai modal dasar pembangunan
Kebudayaan masyarkat tersebut sebagian besar dipenuhi oleh kebudayan
yang bersumber pada masyarakat itu sendiri. Hasil karya masyarakat
melahirkan

teknologi

atau

kebudayan

kebendaan

yang

mempunyai

kegunaan utama dlaam melindungi masyarakt terhadap lingkungan di


dalamnya.
Apabila dibandingkan defenisi kebudayaan dan defenisi filsafat,
bertemu dalam hal berfikir. Filsafat ialah cara atau metode berfikir sistematik
dan universal yang berujung pada setiap jiwa, sedangkaan kebudayaan
adalah salah satu hasil berfilsafat yang termaniferstasi pada cipta, rasa, dan
karsa sikap hidup dan pandangan hidup (Gazalba). Dengan demikian,
jelaslah

filsafat

mengendalikan

cara

berfikir

kebudayaan.

Di

balik

kebudayaan ditemukan filsafat. Perbedaan kebudayaan dikembalikan kepada


perbedaan filsafat.
Tuhan menentukan nilai melalui agama. Manusia menentukan nilai
melalui

filsafat.

Kebudayaan

berpangkal

pada

manusia,

maka

yang

menentukan kebudayaan adalah filsafat. (Mustopo, 1983 : 71-72)

BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan dan pemaparan di atas dapat disimpulkan
beberapa hal, antara lain :
1.

kebudayaan adalah hasil dari cipta, rasa, dan karsa. kebudayaan sebagai
cara berfikir dan cara merasa, yang menyatakan diri dalam seluruh segi
kehidupan sekelompok manusia, yang membentuk kesatuan social dalam
suatu ruang ruang dan satu waktu. Cara berfikir dan merasa merupakan
kebudayaan bathiniah, sedangkan manifestasinya dalam bentuk cara berlaku

2.

dan cara berbuat atau cara hidup adalah kebudayaan lahiriah.


Kebudayaan memiliki tiga wujud atau peran yaitu: a) kebudayaan sebagai
kompleks ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, dan peraturan. b)
kebudayaan sebagi kompleks aktifitas serta tindakan berpola dari manusia

3.

dalam masyarakat. c) kebudayaan sebagai wujud hasil karya manusia.


Hubungan antara Filsafat dan kebudayaan ialah filsafta sebagai cara atau
metode berfikir sistematik dan universal yang berujung pada setiap jiwa,
sedangkaan

kebudayaan

adalah

salah

satu

hasil

berfilsafat

yang

termaniferstasi pada cipta, rasa, dan karsasikap hidup dan pandangan hidup

DAFTAR PUSTAKA
Tafsir, Ahmad, 2000. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Nata, Abuddin, 2004. Filsafat Pendidikan Islam 1. Jakarta: LOGOS WACANA ILMU.
Notowidogda, Rohman, 2006, Ilmu Budaya Dasar Berdasarkan Al-quran dan Hadits,
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Supriyadi, Dedi, 2008, Sejarah Peradaban Islam, Bandung: Pustaka Setia.
Gazalba, Sidi, 2001, Mesjid Pusat Ibadat dan Kebudayaan Islam, Jakarta: Pustaka AlHusna.
http//hubungan-kebudayaan-dengan-filsafat.html

FILSAFAT KEBUDAYAAN
MID SEMESTER-FILSAFAT DAN ILMU LOGIKA
DOSEN PENGAMPU : WIRA SUGIARTO, S.IP, M.Pd.I

DI SUSUN OLEH :
KURNIAWATI
SEMESTER IV A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


JURUSAN TARBIYAH DAN KEGURUAN
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
BENGKALIS
TAHUN 2015-2016/1437 H

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita kesehatan
dan kesempatan dalam rangka menyelesaikan kewajiban kami sebagai mahasiswa, yakni dalam
bentuk tugas yang diberikan oleh bapak dosen dalam rangka menambah ilmu pengetahuan dan
wawasan kami.
Yang kedua shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi besar
Muhammad saw, sahabat beserta keluarganya karena dengan perjuangan beliau kita bisa
berkumpul di tempat yang mulia ini.
Dan kami ucapkan terima kasih kepada :
1. Dosen pengampu,WIRA SUGIARTO .yang telah memberikan pengarahan kepada kami dalam
pembuatan makalah ini sampai selesai.
2. Teman-teman sekelompok dan sekelas yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Dengan membuat tugas kami ini, diharapkan mampu untuk lebih mengenal tentang ciriciri kebudayaan yang kami sajikan berdasarkan informasi dari berbagai sumber. Kami menyadari
bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, baik dari penyusunan, bahasan,
maupun penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun, khususnya dari dosen mata kuliah guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman
bagi kami untuk lebih baik di masa yang akan datang.

SELASA, 03 MEI 2016

KURNIAWATI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB 1:
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A.Latar Belakang............................................................................................................1
B.Rumusan Masaalah.....................................................................................................1
C.Tujuan Masaalah.........................................................................................................1
BAB11: PEMBAHASAN.........................................................................................................2
A. Pengertian filsafat dan kebudayaan..........................................................................2
B. Wujud kebudayaan dan unsur-usurnya....................................................................3
C. Hubungan filsafat dan kebudayaan..........................................................................4
BAB 111: KESIMPULAN.......................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................8

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Filsafat merupakan salah satu disiplin ilmu yang menjadi sumber utama dari berbagai
ilmu di dunia pendidikan.Seperti yang telah kita ketahui, bahwa manusia adalah makhluk yang
yang berpengetahuan. Pengetahuan manusia ialah semua yang diketahui oleh manusia. Adapun
pembagiaan dari jenis pengetahuan manusia adalah sains, filsafat dan mistik. Karena fisafat
merupakan salahsatu jenis pengetahuan yang dimiliki oleh manusia, maka dapat dikatakan
bahwa filsafat adalah sejenis pengetahuan manusia yang logis saja, tentang objek-objek yang
abstrak.
Walaupun objek kajiannya adalah suatu hal yang abstrak, namun dapat pula objek filsasat
berupahal yang kongkret, tapi hal yang ingin diketahuinya adalah bagian yang abstraknya. Suatu
teori filsafat dikatakan benar jika dapat dipertanggungjawab kan secara logis dan tidak akan
pernah dibuktikan secara empiris selama-lamanya. Jika objek tersebut suatu waktu dapat
dibuktikan secara empiris, maka ia akan berubah menjadi ilmu. Berdasarkan hal tersebut, maka
dapat disimpulkan bahwa filsafat pendidikan adalah kumpulan teori pendidikan yang hanya
dapat dipertanggungjawabkan secara logis dan tidak akan dapat dibuktikan secara empiris.
Dari beberapa uraian di atas, maka ada hubungan yang erat antara filsafat dan
kebudayaan yang dapat dijadikan suatu bahan diskusi untuk memperluas khazanah keilmuan.
B.
1.
2.
3.
C.
1.
2.

Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan kebudayaan?
Apa saja wujud dan unsur-unsur kebudayaan?
Apa hubungan antara filsafat dan kebudayaan?
Tujuan Masalah
Untuk mengetahui pengertian kebudayaan.
Untuk mengetahui apa saja wujud dan unsur-unsur kebudayaan.

BAB II
PEMBAHASAN
FILSAFAT KEBUDAYAAN
A. Pengertian Filsafat dan Kebudayaan
Secara general,kebudayaan merupakan seluruh karetaristik para angota sebuah masyrakat
, termasuk peralatan , penetahuan dan cara berpikir dan cara bertindak yang telah terpolakan1[1]
Kebudayaan menurut Mukti Ali (1982 : 4) adalah budi daya, tingkah laku manusia.
Tingkah laku manusia digerakkan oleh akal dan perasaannya. Yang mendasari adalah ucapan
hatinya yang merupakan keyakinan dan penghayatannya terhadap sesuatu yang dianggap benar.
Apa yang dianggap benar itu besar atau kecil adalah agama. Dan agama, sepanjang tidak
diwahyukan adalah hasil pemikiran filsafat.
Gazalba (1979 : 72) mendefenisikan kebudayaan sebagai cara berfikir dan cara merasa,
yang menyatakan diri dalam seluruh segi kehidupan sekelompok manusia, yang membentuk
kesatuan social dalam suatu ruang ruang dan satu waktu. Cara berfikir dan merasa merupakan
kebudayaan bathiniah, sedangkan manifestasinya dalam bentuk cara berlaku dan cara berbuat
atau cara hidup adalah kebudayaan lahiriah. Pendapat lain menyatakan bahwa budaya atau
kebudayaan adalah formulasi dari tida unsur daya, yaitu daya cipta, daya rasa, dan daya karsa
(cipta, rasa, karsa).
Berikut devinisi kebudayaan menurut beberapa ahli :
1)

Taylor, budaya adalah suatu keseluruhan komplek yang meliputi pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadan dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang

didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.


2) Linton, kebudayaan dapat dipandang sebagai konfigurasi tingkah laku yang dipelajri dan hasil
tingkah laku yang dipelajari, dimana unsur pembentuknya didukung dan diteruskan oleh anggota
masyarakat lainnya.
3) Kotjaraningrat, mengartikan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, milik dari
manusia dengan belajar.
4) Herkovits, kebudayaan adalah bagian dari lingkungan hiup yang dicptakan oleh manusia.

B. Wujud Kebudayaan dan Unsur-unsurnya


1. Wujud Kebudayaan
Menurut prof. dr. koentjaraningrat, wujud kebudayaan itu dapat diklasifikasikan pada tiga
macam:
1) wujud kebudayaan sebagai kompleks ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan
sebagainya. Wujud pertama adalah ideal kebudayaan yang sifat abstrak, tak dapat diraba dan di
foto, layaknya dalam pikiran manusia. Sekarang kebudayaan ideal ini banyak tersimpan di arsiparsip kartu komputer, pita komputer dan sebagainya.
2) wujud kebudayaan sebagi kompleks aktifitas serta tindakan berpola dari manusia dalam
masyarakat. Wujud ke dua ini adalah yang disebut system sosial atau social sistem, yaitu
mengenai tindakan berpola manusia itu sendiri. yang berintegrasi satu sama lainya dari waktu
kewaktu yang selalu menurut pola tertentu.
3) wujud kebudayaan sebagai wujud hasil karya manusia. Wujud ketiga ini adalah yang disebut
kebudayaan fisik yaitu seluruh fisik hasil karya manusia dalam masyarakat sifatnya sngat konkrit
berupa benda-benda yang bisadiraba, difoto, dandilihat. dan tiga wujud tersebut tidak saling
lepas satu samalainnya dalam masyarakat.2[2]
Dari ketiga wujud tersebut, kebudayaan dapat termanifestasi pada beberapa aspek sebagai
berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Bahasa ( tulisan maupun lisan).


Sistem teknologi (peralatan dan perlengkapan hidup manusia)
Sistem mata pencarian ( matapencarianhiudpdanekonomi)
Organisasi social (organisasi kemasyarakatan)
Sistem pengetahuan
Kesenian (seni rupa, seni sastra, seni tari dan sebagainya)
Religi.

2. Unsur-unsur Kebudayaan
Prof. M.M Djojodigoeno menyatakan bahwa kebudayaan atau budaya adalah daya dari
budi, yang berupa cipta, karsa, dan rasa. Sehingga unsur-unsur didalamnya tiga aspek tersebut.
1) Cipta : kerinduan manusia untuk mengetahui rahasia segala hal, yang ada pada pengalamannya,
yang meliputi pengalaman lahir dan batin. Hasil cipta berupa ilmu pengetahuan.
2) Karsa : kerinduan manusia untuk menginisafi tentang hal sangkanparan. Dari mana manusia
sebelum lahir (sangkan) dan kemana manusia sesudah mati (paran) hasilnya berupa norma2

norma keagamaan, kepercayan, timbulnya bermacam-macam agama, karna kesimpulan manusia


berbeda-beda pula.
3) Rasa : kerinduan manusia akan keindahan, sehingga menimbulkan dorongan untuk menikmati
keindahannya. Manusia merindukan keindahan dan mennolak keburukan/ kejahatan.Buah
perkembangan rasa ini menjelma menjadi norma yang kemudian menghasilkan bermacammacam kesenian.

C. Hubungan Filsafat dan Kebudayaan


Pada pokoknya kebudayaan adalah semua ciptaan manusi ayang berlangsung dalam
kehidupan. Pendidikan dan kehidupan adalah suatu hubungan antara proses dengan isi, yaitu
pendidikan adalah proses pengeporar kebudayaan dalam arti membudayakan manusia aspek lain
dari fungsi pendidikan adalah mengolah kebudayaan itu menjadi sikap mental, tingkah laku,
bahkan menjadi kepribadian anak didik. Jadi hubungan pendidikan dengan kebudayaan adalah
juga hubungan nilai demokrasi. Dimana fungsi pendidikan sebagai pengoper kebudayaan
mempunyai tujuan yang lebih utama yaitu untuk membina kepribadian manusia agar lebih kreatif
dan produktif yakni mampu menciptakan kebudayaan.3[3]
Perlu didasari bahwa manusia sebagai pribadi, masyarakat, bangsa dan negara hidup
dalam suatu sosial budaya. Maka membutuhkan pewarisan dan pengambangan sosial budaya
yang dilakkan melalui pendidikan. Agar pendidikan berjalan dengan baik. Maka membutuhkan
filosofis dan ilmiah berbagai sifat normatif dan pedoman pelaksanaannya. Karena pendidikan
harus secara fungsamental yang berazas filosofis yang menjamin tujuan untuk meningkatkan
perkembangan sosial budaya, marbtabat bangsawa, kewibawaan dan kejayaan negara.
Pentingnya kebudayaan untuk mengembangkan suatu pendidikan dalam budaya nasional
mengupayakan, melestarikan dan mengembangkan nilai budaya-budaya dan pranata sosial dalam
menunjang proses pengembangan danpembangunan nasional serta melestarikan nilai-nilai luruh
budaya bangsa. Merencanakan kegairahan masyarakat untuk menumbuhkan kreaktivtas ke arah
pembaharuan dalam usaha pendidikan yang tanpa kepribadian bangsa.
Kebudayaan mempunyai fungsi yang besari bagi mnausia dan masyarkat, berbagai
macam kekuatan harus dihapi sepert kekuatan alam dan kekuatan lain. Selain itu manusia dan
masyarakat memerlukan kepuasan baik secara spritual maupun materil. Manusia merupakan
3

makhluk yang berbudaya, melalui akalnya manusia danpat mengembangkan kebudyaan. Begitu
pula manusia hidup dan tergantung apa kebudayaan sebagai hasil ciptaanya. Kebudayaan
memberikan aturan bagi manusia dalam mengolah lingkungan dengan teknologi hasil
ciptaannya. Dan kebudayaan juga diharakan dengan pendidikan yang akan mengembangkan dan
membangkitkan budaya-budaya dulu, agar dia tidak punah dan terjaga untuk selamanya. Oleh
karena itu, dengan adanya filsfat, kita dapat mengetahui tentang hasil karya manusia yang akan
menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi manusia terhadal
a.
b.
c.
d.
e.
f.

alam lingkungannya. Sehingga kebudayaan memiliki peran :


suatu hubungan pedoman antar manusia atau kelompoknya
wadah untuk menyalurkan perasan dan kemampuan lain
sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia
pembeda manusia dengan binatang
petunjuk-petunjuk tentang bagaimana harus bertindak dan berperilaku dalam pergaulan
pengaturan agar manusia dapat mengerti bagaimnaa seharusnya bertindak, berbuat, menentukan

sikapnya jikga berhubungan dengan orang lain.


g. sebagai modal dasar pembangunan
Kebudayaan masyarkat tersebut sebagian besar dipenuhi oleh kebudayan yang bersumber
pada masyarakat itu sendiri. Hasil karya masyarakat melahirkan teknologi atau kebudayan
kebendaan yang mempunyai kegunaan utama dlaam melindungi masyarakt terhadap lingkungan
di dalamnya.
Apabila dibandingkan defenisi kebudayaan dan defenisi filsafat, bertemu dalam hal
berfikir. Filsafat ialah cara atau metode berfikir sistematik dan universal yang berujung pada
setiap jiwa, sedangkaan kebudayaan adalah salah satu hasil berfilsafat yang termaniferstasi pada
cipta, rasa, dan karsa sikap hidup dan pandangan hidup (Gazalba). Dengan demikian, jelaslah
filsafat mengendalikan cara berfikir kebudayaan. Di balik kebudayaan ditemukan filsafat.
Perbedaan kebudayaan dikembalikan kepada perbedaan filsafat.
Tuhan menentukan nilai melalui agama. Manusia menentukan nilai melalui filsafat.
Kebudayaan berpangkal pada manusia, maka yang menentukan kebudayaan adalah filsafat.

BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan dan pemaparan di atas dapat disimpulkan beberapa hal, antara
lain :
1. kebudayaan adalah hasil dari cipta, rasa, dan karsa. kebudayaan sebagai cara berfikir dan cara
merasa, yang menyatakan diri dalam seluruh segi kehidupan sekelompok manusia, yang
membentuk kesatuan social dalam suatu ruang ruang dan satu waktu. Cara berfikir dan merasa
merupakan kebudayaan bathiniah, sedangkan manifestasinya dalam bentuk cara berlaku dan cara
2.

berbuat atau cara hidup adalah kebudayaan lahiriah.


Kebudayaan memiliki tiga wujud atau peran yaitu: a) kebudayaan sebagai kompleks ide-ide,
gagasan, nilai-nilai, norma-norma, dan peraturan. b) kebudayaan sebagi kompleks aktifitas serta
tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat. c) kebudayaan sebagai wujud hasil karya

3.

manusia.
Hubungan antara Filsafat dan kebudayaan ialah filsafta sebagai cara atau metode berfikir
sistematik dan universal yang berujung pada setiap jiwa, sedangkaan kebudayaan adalah salah
satu hasil berfilsafat yang termaniferstasi pada cipta, rasa, dan karsasikap hidup dan pandangan
hidup

Anda mungkin juga menyukai