Anda di halaman 1dari 6

Volume 5 Nomor 2 Desember 2010

ISSN 1412 - 3388

REVIEW PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DI KAWASAN SANGKURUN


KOTA KUALA KURUN
Alderina 1)
Fransisco HRHB 2)
ABSTRAKSI
Tujuan penelitian ; mengetahui karakteristik dan potensi Pedagang Kaki Lima di kawasan Sangkurun
Kota Kuala Kurun Kabupaten Gunung Mas sehingga dapat dipergunakan untuk merumuskan strategi
penataan fisik Kota Kuala Kurun Kabupaten Gunung Mas. Metoda yang digunakan adalah deskriptif
dan evaluatif. Hasil dari penelitian ini yaitu ; 1) Pola sebaran PKL, 2) Tingkat pelayanan kegiatan PKL,
3) Kondisi fisik PKL, 4) Kesesuai tata lahan
Kata Kunci : karakteristik PKL, kawasan PKL
Pendahuluan
Seperti Kota-kota Besar lainnya di Indonesia, Kota Kuala Kurun ibukota Kabupaten Gunung Mas
dalam perkembangannya juga mengalami masalah dengan kondisi dualistik. Kawasan Sangkurun
memiliki ruang terbuka yang luas, yaitu lapangan olah raga Tampung Penyang yang berfungsi sebagai ruang publik yang digunakan masyarakat Kuala Kurun sebagai tempat berekreasi dan berdagang.
Di kawasan ini selain berdiri bangunan-bangunan kantor dan rumah penduduk, juga berkembang
pesat kegiatan Pedagang Kaki Lima yang amat beragam jenisnya. Perkembangan kegiatan Pedagang Kaki Lima di kawasan ini lebih pesat, dibandingkan kawasan lain di Kabupaten Gunung Mas dan
keberadaannya mulai menimbulkan masalah serius bagi lingkungan sekitarnya. Untuk itu dibutuhkan
suatu pedoman perancangan yang mengatur lokasi dan tempat berdagang Pedagang Kaki Lima, jenis
dagangan, sarana fisik berdagang, waktu berdagang, sifat pelayanan Pedagang Kaki Lima, integrasi
tata massa dan tata bangunan, tampilan visual Pedagang Kaki Lima yang berfungsi sebagai arahan
tatanan fisik agar terjadi keharmonisan antara tatanan fisik kegiatan formal dengan tatanan fisik
kegiatan informal di kawasan Sangkurun di kota Kuala Kurun.
Metoda Penelitian
Metode pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah : 1) survei sekunder ; dengan kegiatan pengumpulan data yang berupa peta, data, arsip, dan lainnya yang berasal dari instansi
terkait. 2) survei primer ; observasi langsung ke lapangan. Data yang akan diperoleh berupa foto dan
hasil wawancara.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pola sebaran PKL
Dengan perkiraan jumlah penduduk yang dilayani sekitar 20-25 ribu penduduk, maka penempatan
pusat baru di sekitar titik nol kota Kuala Kurun merupakan kebutuhan yang mendesak agar sistem
pelayanan perkotaan yang sekarang masih terpusat di kawasan kota lama tidak kelebihan beban. Ada
3 (tiga) jenis pusat pelayanan kegiatan yang akan ditempatkan di kawasan sekitar titik nol tersebut,
yaitu:
1)
2)

Dosen Tetap Jurusan Arsitektur Universitas Palangka Raya


Dosen Tetap Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya
61

Volume 5 Nomor 2 Desember 2010

1.
2.
3.
4.

ISSN 1412 - 3388

Pusat Pelayanan Pemerintahan Kabupaten.


Pusat Pelayanan Perbelanjaan/Ekonomi.
Pusat Pelayanan Jasa Permukiman.
Pusat Pelayanan Transportasi.

Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan di wilayah studi sebagian besar berupa lahan kosong dan hutan konservasi. Lahan
kosong ini dimanfaatkan sebagai cadangan untuk pengembangan kota. Kawasan terbangun pada
umumnya terdapat pada pusat kota berupa kawasan perkantoran, permukiman, dan fasilitas umum.
Beberapa fasilitas umum juga terletak tersebar di luar pusat kota, seperti bandara dan fasilitas perdagangan
Karakteristik Pedagang Kaki Lima
Kegiatan pedagang kaki lima dan kegiatan formal (perdagangan , ibadah, perkantoran, rekreasi atau
olah raga) yang ada di kawasan Sangkurun, masing-masing mempunyai tuntutan sendiri-sendiri sesuai dengan karakteristiknya masing-masing. Tetapi pada waktu tidak terjadi kesesuaian antara tuntutan kegiatan Pedagang Kaki Lima dengan tuntutan kegiatan formal, maka akan timbul masalah diantaranya seperti ketidaksesuaian tatanan fisik kegiatan dan ketidaksesuaian tampilan fisik kegiatan.
Kondisi demikian jika tidak segera ditanggulangi akan menimbulkan konflik bagi kedua belah pihak
dan menimbulkan gangguan kepada lingkungan seperti:
1. Pedagang Kaki Lima yang menempati ruang sirkulasi pejalan menimbulkan gangguan yang mengakibatkan ruang tersebut tidak dapat berfungsi sebagaimana seharusnya sehingga para pejalan
kaki terpaksa berada di badan jalan. Hal ini menimbulkan rasa tidak nyaman dan tidak aman bagi
para pejalan.
2. Kondisi fisik Pedagang Kaki Lima belum ditata berdasarkan kaidah-kaidah planologis dan arsitektural, seperti penempatan lokasi dan ruang kegiatan dan tampilan fisik yang tidak berdasarkan
segi-segi keindahan dan keserasian tampilan dengan sektor formal. Hal ini menimbulkan kesemrawutan fisik lingkungan dan menimbulkan wajah kawasan yang buruk, sehingga memberi kesan
kumuh dan semrawut.
Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas perlu adanya suatu pemecahan terhadap masalah penataan fisik Pedagang Kaki Lima yang terjadi saat ini di dalam ruang kawasan Sangkurun di kota Kuala
Kurun. Salah satu alat pengendalian dan pengaturan penataan fisik Pedagang Kaki Lima adalah
berupa suatu Panduan Rancang Kota (PRK) yang mengatur penataan fisik dan tampilan fisik Pedagang Kaki Lima di kawasan Sangkurun di kota Kuala Kurun.
Pola Perilaku Pedagang Kaki Lima
Hasil pengamatan visual, preferensi pedagang dan preferensi pengunjung pola sebaran Pedagang
Kaki Lima di kawasan Sangkurun berkelompok bercampur dengan jenis dagangan Pedagang Kaki
Lima yang lain. Hal ini dikarenakan mereka beranggapan bahwa kondisi ini lebih menarik pembeli dan
memudahkan pilihan jenis dagangan. Pada wilayah studi Pedagang Kaki Lima berada di trotoar tepi
jalan berderet memanjang. Hal ini dikarenakan trotoar yang berada di tepi jalan raya ini sebagai ruang
sirkulasi (pejalan yang juga merupakan jalur penghubung antara bangunan yang ada di sekeliling kawasan Sangkurun cukup ramai dilalui pengunjung atau pejalan dan mudah terlihat oleh kendaraan
yang lalu lalang. Pada wilayah studi, tidak seluruh lokasi Pedagang Kaki Lima terdiri dari beragam
jenis Pedagang Kaki Lima, namun beberapa lokasi hanya terdiri dari dua jenis Pedagang Kaki Lima
saja yaitu Pedagang Kaki Lima makanan/ minuman dan Pedagang Kaki Lima rokok. Masing-masing
lokasi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

62

Volume 5 Nomor 2 Desember 2010

1.

2.
3.

4.

ISSN 1412 - 3388

Di depan pertokoan kawasan Sangkurun kota Kuala Kurun, sebaran Pedagang Kaki Lima
berkelompok bercampur dengan jenis Pedagang Kaki Lima lain dan pola aglomerasi linier menempati trotoar yang mengikuti pola jaringan jalan. Bercampurnya beberapa jenis Pedagang
Kaki Lima, karena pada pertokoan ini merupakan kompleks perdagangan dengan berbagai
jenis barang dagangan, sehingga menarik Pedagang Kaki Lima untuk melakukan kegiatan di
kawasan perdagangan ini.
Keberadaan Pedagang Kaki Lima dengan aglomerasi ini dipertahankan, dengan penertiban dan
penataan fisik massa Pedagang Kaki Lima.
Di depan kantor Banwasda kelompok Pedagang Kaki Lima bercampur antara makanan/ minuman dengan rokok. Hal ini ada hubungannya dengan sejarah perkembangan Pedagang Kaki
Lima di kawasan Sangkurun, maka keberadaaan Pedagang Kaki Lima dengan aglomerasi
makanan/ minuman dan rokok ini dipertahankan, dengan penertiban dan penataan fisik sarana
Pedagang Kaki Lima.
Di tepi lapangan, terdiri dari sebaran Pedagang Kaki Lima tidak sejenis. Hal ini dikarenakan
para PKL memanfaatkan akumulasi pengunjung yang beraktivitas olah raga dan rekreasi pada
lapangan ini. Serta memanfaatkan kunjungan masyarakat ke lokasi-lokasi lain di kawasan
Sangkurun yang didominasi aktivitas perdagangan/ komersial. Dari hasil survei diperoleh
bahwa sebagian besar pengunjung pertokoan yang ada di kawasan Sangkurun melakukan
kunjungan ke Pedagang Kaki Lima yang berada di tepi lapangan ini.

Tabel 1. Pola Sebaran PKL menurut dan Tempat Usaha PKL di Kawasan Sangkurun Kota Kuala Kurun
Lokasi

Kondisi Saat Ini

Preferensi PKL

Di depan Kantor Banwasda

A. PKL
beraglomerasi bercampur
makanan/
minuman,
asesories, majalah
B. Pola linier pada
trotoar
C. PKL tidak tertata

Beraglomerasi bercampur makanan/


minuman, asesories, majalah
dengan alas an
menarik pembeli
dan mengurangi
saingan

Di depan pertokoan Pasar


Sangkurun

A. PKL beraglomerasi
bercampur
makanan/
minuman,
asesories, majalah
B. Pola linier pada
trotoar
C. PKL tidak tertata

Beraglomerasi bercampur makanan/


minuman, pakaian,
asesories, kelontong, majalah dengan alas an menarik
pembeli dan mengurangi saingan

Di depan Bank
Pembangunan
Kal-Teng Cabang Kuala
Kurun

A. PKL
beraglomerasi bercampur
makanan/
minuman,asesories,
majalah
B. Pola linier pada
trotoar
C. PKL tidak tertata

Beraglomerasi bercampur makanan/


minuman, pakaian,
asesories, kelontong, majalah dengan alas an menarik
pembeli dan mengurangi saingan

Preferensi Pengunjung
Beraglomerasi
bercampur
makanan
/minuman, asesories, majalah
dengan alas dan
lebih bervariasi
dan memudahkan
pilihan
Beraglomerasi
bercampur
makanan/
minuman, pakaian,
asesories, kelontong, majalah dengan alas an lebih
bervariasi dan
memudahkan pilihan
Beraglomerasi
bercampur
makanan/
minuman, pakaian,
asesories, kelontong, majalah dengan alas an lebih
bervariasi dan
memudahkan pilihan

Penilaian
A. Dipertahankan PKL dengan
aglomerasi
bercampur
makanan/minuman,
asesories, majalah.
B. Perlu penertiban dan penataan sarana fisik PKL
C. Pola sebaran linier

A. Dipertahankan PKL dengan


aglomerasi
bercampur
makanan/minuman,
asesories, majalah.
B. Perlu penertiban dan penataan sarana fisik PKL
C. Pola sebaran linier

A. Dipertahankan PKL dengan


aglomerasi
bercampur
makanan/minuman,
asesories, majalah.
B. Perlu penertiban dan penataan sarana fisik PKL
C. Pola sebaran linier

63

Volume 5 Nomor 2 Desember 2010


Di depan Puskesmas

ISSN 1412 - 3388

A. PKL beraglomerasi bercampur


makanan/
minuman,
asesories, majalah
B. Pola linier pada
trotoar
C. PKL tidak tertata

Beraglomerasi
bercampur
makanan/
minuman,
pakaian,
asesories, kelontong,
majalah dengan alas
an menarik pembeli
dan mengurangi saingan

Beraglomerasi bercampur
makanan/
minuman, pakaian,
asesories, kelontong,
majalah dengan alas
an lebih bervariasi
dan
memudahkan
pilihan

A. Dipertahankan PKL dengan


aglomerasi
bercampur
makanan/minuman,
asesories, majalah.
B. Perlu penertiban dan penataan sarana fisik PKL
C. Pola sebaran linier

Sumber : Hasil Analisis


Tabel 2. Hasil Analisis Warna Sarana PKL di Kawasan Pasar Sangkurun
Kondisi Saat ini

Lokasi

Warna massa PKL:


Gerobak: biru, penutup
atap jingga
Meja/rak: warna kayu

Di depan Kantor Banwasda

Warna massa PKL:


Gerobak: biru, penutup
atap jingga
Meja/rak: warna kayu

Di depan Lapangan
Tampung Penyang

Warna massa PKL:


Gerobak: biru, penutup
atap jingga
Meja/rak: warna kayu

Di depan Kantor Bank


Pembangunan Kal
Teng Cabang Kuala
Kurun

Warna massa PKL:


Gerobak: biru, penutup
atap jingga
Meja/rak: warna kayu

Di depan Kantor Pemerintah Kabupaten Gunung


Mas

Penilaian
Komposisi warna yang digunakan tidak ada kesesuaian dengan warna bangunan formal, perlu ditata
ulang, dengan warna:
warna hijau dan putih yang mengekspresikan pengenduran yang menimbulkan kesan santai dan akrab
warna jingga yang mengekspresikan kesan riang dan
hangat
Komposisi warna yang digunakan tidak ada kesesuaian dengan warna bangunan formal, perlu ditata
ulang, dengan warna:
warna hijau dan putih yang mengekspresikan pengenduran yang menimbulkan kesan santai dan akrab
warna jingga yang mengekspresikan kesan riang dan
hangat
Komposisi warna yang digunakan tidak ada kesesuaian dengan warna bangunan formal, perlu ditata
ulang, dengan warna:
warna hijau dan putih yang mengekspresikan pengenduran yang menimbulkan kesan santai dan akrab
warna jingga yang mengekspresikan kesan riang dan
hangat
Komposisi warna yang digunakan tidak ada kesesuaian dengan warna bangunan formal, perlu ditata
ulang, dengan warna:
warna hijau dan putih yang mengekspresikan pengenduran yang menimbulkan kesan santai dan akrab
warna jingga yang mengekspresikan kesan riang dan
hangat

Sumber : Hasil Analisis

Tabel 3. Hasil Analisis Bahan Sarana Fisik PKL di Kawasan Sangkurun di kota Kuala Kurun
Kondisi Saat Ini
Gerobak
kayu, seng
Meja/ rak
kayu

64

:
:

Lokasi
Di depan Kantor Pem.Kab.
Gunung Mas
Di depan Gedung Bank
Pembangunan Kal Teng
Cab. Kuala Kurun
Di depan Lapangan Tampung Penyang

Penilaian
Bahan sarana dagangan dari kayu, seng dapat
tetap digunakan.
Bahan kayu dan seng, bahan-bahan yang mudah dibentuk dan memberi kesan ringan sehingga sarana dagangan mudah untuk dibawa
berpindah-pindah.

Volume 5 Nomor 2 Desember 2010

ISSN 1412 - 3388

Tenda : kayu, plastik


Kios : kayu, seng

Di depan Kantor Banwasda

Jongko : bambu,
plastik
Meja/ rak : kayu

Di depan Dermaga dan di tepi


Sungai Kahayan

Bahan sarana dagangan dari kayu, seng, plastic tetap


dapat digunakan.
Bahan-bahan yang digunakan mudah dibentuk dan
memberi kesan ringan sehingga sarana dagangan
mudah untuk dibawa berpindah-pindah.
Bahan sarana dagangan dari bambu, plastic, kayu
tetap digunakan.
Bahan-bahan ini mudah dibentuk dan memberi kesan
ringan sehingga sarana dagangan mudah untuk dibawa berpindah-pindah.

Sumber : Analisa

Tabel 4. Analisis Lokasi Pedagang Kaki Lima di Kawasan Sangkurun di Kota Kuala Kurun
Pengamatan Lapangan
(Kondisi Saat Ini)
Ada PKL, ruang kegiatan
PKL dan ruang sirkulasi
pejalan bercampur tidak
tertata.

Preferensi Pedagang
Suka berdagang di
lokasi ini merupakan tempat lalu
lalang konsumen
yang ramai (9,1 %)

Peraturan
Daerah
Belum
adanya Perda

Di depan Kantor
Banwasda

Ada PKL, ruang kegiatan


PKL dan ruang sirkulasi
pejalan bercampur tidak
tertata

Suka berdagang di
lokasi ini merupakan tempat lalu
lalang konsumen
yang ramai (17,4
%)

Belum
adanya Perda

Di depan Lapangan
Tampung Penyang

Ada PKL, ruang kegiatan


PKL dan ruang sirkulasi
pejalan bercampur tidak
tertata

Suka berdagang di
lokasi ini merupakan tempat lalu
lalang konsumen
yang ramai dan
tempat yang disediakan untuk PKL

Belum
adanya Perda

Lokasi
Di depan kantor
Pemerintah Kabupaten Gunung Mas

Penilaian
Segera di Perdakan agar menjadi
lokasi yang diijinkan dengan penertiban dan penataan fisik PKL
(stabilisasi).
Penataan ruang kegiatan dan ruang
sirkulasi pejalan, penataan tampilan
fisik PKL dan kegiatan PKL.
Segera di Perdakan agar menjadi
lokasi yang diijinkan dengan penertiban dan penataan fisik PKL,
(stabilisasi)
Penataan ruang kegiatan dan ruang
sirkulasi pejalan, penataan tampilan
fisik PKL dan kegiatan PKL
Perlu penertiban dan penataan ulang
fisik PKL

Kesimpulan
Dari hasil analisis tatanan Pedagang Kaki Lima di Kawasan Sangkurun, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1.
Pedagang Kaki Lima dalam memilih lokasi dan tempat usaha selalu pada ruang-ruang publik di
trotoar, karena memanfaatkan daerah yang memiliki akumulasi pengunjung tinggi dan kemudahan pencapaian. Mereka tidak mempertimbangkan fungsi ruang tempat mereka beraktivitas
dan tidak mempertimbangkan keamanan dan kenyamanan pengguna dengan aktivitas lain
dalam ruang yang sama.
2.
Bentuk dan massa bangunan Pedagang Kaki Lima tidak tertata, karena di dalam aktivitasnya
mereka tidak memperhatikan kaedah-kaedah pengaturan tata massa. Pedagang Kaki Lima
meletakkan sarana dagangannya hanya mempertimbangkan agar mudah terlihat oleh pengunjung dengan harapan pengunjung tertarik dan akan membeli dagangannya.
3.
Tampilan massa Pedagang Kaki Lima, sederhana dan dari bahan yang mudah dibentuk dan
dibongkar atau mudah dipindah-pindah, hal ini memudahkan dalam pengangkutannya dari tempat tinggal ke tempat berdagang, sehingga setelah selesai berdagang pada lokasi itu sarana
yang ditinggal, lokasi/ tempat berdagang kembali bersih.
65

Volume 5 Nomor 2 Desember 2010

4.
5.
6.

7.

8.

ISSN 1412 - 3388

Pedagang Kaki Lima dalam beraktivitas bersifat menetap, karena dengan menetap dapat
memiliki pelanggan tetap dan tempat berdagang yang pasti, sehingga Pedagang Kaki Lima tidak perlu berjualan berkeliling mencari pembeli.
Pedagang Kaki Lima dalam berdagang pada suatu lokasi beragolomerasi terdiri dari beberapa
kelompok jenis dagangan agar dapat saling mendukung antara jenis dagangan yang saling terkait. Adanya aglomerasi ini memudahkan pengunjung untuk memilih jenis dagangannya.
Waktu berdagang Pedagang Kaki Lima selalu mengikuti aktivitas induk yang ada pada suatu
lokasi atau kawasan, yaitu aktivitas perdagangan, olah raga, rekreasi dan hiburan. Untuk memanfaatkan akumulasi pengunjung yang datang melaksanakan aktivitasnya di lokasi/ kawasan
tersebut.
Adanya kantong-kantong parkir pada lokasi lokasi Pedagang Kaki Lima, karena pengunjung
hanya mencari kemudahannya saja, parkir dekat atau langsung di dekat Pedagang Kaki Lima
berada. Sehingga mereka tidak mempertimbangkan fungsi ruang yang digunakan untuk tempat
parkir. Kondisi ini mengakibatkan sirkulasi kendaraan tidak dapat berfungsi secara merata, dapat mengakibatkan timbulnya kemacetan dan menimbulkan rasa tidak aman dan nyaman bagi
penggunanya.
Penilaian konflik antara rencana Perda, preferensi Pedagang Kaki Lima dan preferensi konsumen Pedagang Kaki Lima.

DAFTAR PUSTAKA
Krier, Rob, 1979. Urban Space, Academy Edition, london
Rubenstein, Harvey. 1980. A Guide To Site and Environmental Planning. Second Edition John
Wiley & Sons, New York
Tamin, O.Z, (2000), Perencanaan dan Permodelan Transportasi, ITB, Bandung.
Tedjo, B. 2002. Perilaku Berada Di Ruang Publik, - , -.
Purwanto, Widi, 2002 Elelem-Elemen Urban Yang Signifikan Pada Jalur Pedestrian di Penggal
Jalan Achmad Yani Wonosobo, Tesisi Juta UGM Yogyakarta
Panduan Rancang Kota (PRK) yang mengatur penataan fisik dan tampilan fisik Pedagang Kaki
Lima di kawasan Sangkurun di kota Kuala Kurun.
Warpani, S (1995), Rekayasa Lalu Lintas, Bharata, Jakarta.

66

Anda mungkin juga menyukai