Blok 21 Makalah
Blok 21 Makalah
Carsinoma Tiroid
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Kelenjar tiroid terletak di dalam leher bagian bawah, di sebelah kanan-kiri anterior
trakea, melekat pada tulang laring dan pada dinding laring. Kelenjar ini terdiri dari 2 lobus yaitu
lobus dextra dan sinistra yang saling berhubungan oleh istmus. Masing-masing lobus tebalnya 2
cm, panjangnya 4 cm dan lebarnya 2,5 cm. Struktur dari kelenjar tiroid terdiri dari banyak
folikel-folikel tertutup (100-300 mikrometer) yang dibatasi sel epitel kuboid. Saraf vasomotor
pada kelenjar tiroid sebagian besar tidak bermielin dan terdapat pada dinding arteri tiroid,
sedangkan saraf simpatis berakhir pada lamina basal folikel yang merangsang langsung pada sel
folikel.1-2
Sel folikel mengeluarkan cairan lekat yaitu koloida tiroid (materi proteinaseosa berwarna
merah muda) mengandung yodium yang dinamakan hormon tiroxin (T4) dan triiodotironin (T3).
T4 dan T3 meningkatkan kecepatan metabolisme basal tubuh (BMR) dengan mempercepat
reaksi kimia tubuh, mengatur penggunaan oksidasi dan udara pernapasan. Sekresinya
dipengaruhi hormon dari lobus anterior kelenjar hipofisis yaitu tirotropik/TSH. T3 disekresikan
oleh kelenjar tiroid hanya 7 % sehingga jumlahnya di dalam darah jauh lebih sedikit dan lebih
2
sebentar daripada T4 namun T3 empat kali lebih kuat intensitas dan kecepatan kerjanya. T4 juga
nantinya akan diubah menjadi T3 di dalam jaringan, diantaranya karena faktor stress, intake
makanan dan minuman beryodium, suhu, dan kebutuhan oksigen. Bila kelenjar tiroid tidak aktif
maka koloid dihasilkan banyak serta folikel akan membesar dan lapisan selnya datar.
Selain T4 dan T3, kelenjar tiroid mensekresikan juga Tirokalsitonin/Kalsitonin untuk
metabolisme kalsium tubuh, mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Kalsitonin
memacu pengendapan kalsium di dalam tulang sehingga menurunkan konsentrasi kalsium dalam
cairan ekstravaskuler. Kelenjar tiroid akan meningkatkan pelepasan kalsitonin bila kadar serum
kalsium meningkat, dan sebaliknya.3
SKENARIO
Seorang laki-laki 60 tahun, datang ke klinik tempat anda bekerja dengan keluhan terdapat
benjolan dileher bagian depan yang kian hari ke hari makin membesar, sejak 1 tahun yang lalu.
Awalnya benjolan tersebut kecil dan tidak dihiraukan pasien, namun sekarang pasien menjadi
sulit menelan dan pasien mengeluh tidak bisa bernafas dengan lapang. Pasien juga mengeluh
suaranya menjdi serak akhir-akhir ini dan berat badannya menurun.
ANAMNESIS
Wawancara yang baik seringkali sudah dapat mengarah masalah pasien dengan diagnosa
penyakit tertentu. Adapun anamnesis meliputi: pencatatan identitas pasien, keluhan utama
pasien, riwayat penyakit pasien serta riwayat penyakit keluarga.
Identitas penderita
Nama, alamat, tempat/tanggal lahir, umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, status
sosial ekonomi keluarga, keadaan sosial ekonomi. Termasuk anamnesis mengenai faktor
resiko dan mengenai adanya gangguan aktivitas.
mengganggu saat menelan dan tidak bisa bernapas, suara menjadi serak dan berat
badan menurun.
o Ditanyakan durasi waktu benjolan ini muncul, adakah nyeri, banyak berkeringat,
terasa berdebar, tangan rasa gemetar, badan terasa panas, suka berada di tempat
dingin, penglihatan double, berat badan menurun, banyak/kurang makan, sesak,
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN TANDA VITAL
Pemeriksaan tanda vital adalah pemeriksaan umum yang dilakukan oleh dokter untuk
menilai kondisi pasien baik atau buruk. Antara lain pemeriksaan yang dilakukan ialah memeriksa
suhu tubuh, nadi, tekanan darah dan frekuensi nafas pasien.
Pemeriksaan
Ciri/karakteristik
Tekanan darah
120/80 mmHg
Nadi
82 kali/menit
Frekuensi nafas 26 kali/menit (cepat)
Suhu
36,8oc
Tabel 1 : Pemeriksaan tanda vital pada pasien
Pemeriksaan Fisik Tiroid
Inspeksi:
Pemeriksaan sidik tiroid : bila nodul menangkap jodium lebih sedikit dari jaringan tiroid
yang normal disebut nodul dingin (cold nodule), bila sama afinitasnya maka disebut nodul
hangat (warm nodule) dan bila afinitasnya lebih maka disebut nodul panas (hot nodule).
Karsinoma tiroid sebagian besar adalah nodule dingin. Sekitar 10 17 % struma dengan nodule
dingin ternyata adalah suatu keganasan. Bila akan dilakukan pemeriksaan sidik tiroid maka obatobatan yang mengganggu penangkapan jodium oleh tiroid harus dihentikan selama 2 4 minggu
sebelumnya. Pemeriksaan sidik tiroid ini tidak mutlak diperlukan, jika tidak ada fasilitasnya,
tidak usah dikerjakan.5
Pemeriksaan sitologi melalui biopsi aspirasi jarum halus (BAJAH)
Keberhasilan dan ketepatan pemeriksaan Bajah tergantung dari 2 hal yaitu: Faktor
kemampuan pengambilan sampel dan faktor ketepatan interpretasi oleh seorang sitolog sehingga
angka akurasinya sangat bervariasi. Ketepatan pemeriksaan sitologi untuk kanker tiroid
anaplastik, medulare dan papilare hampir mendekati 100% tetapi untuk jenis folikulare hampir
tidak dapat dipakai karena gambaran sitologi untuk adenomatous goiter, adenoma folikuler dan
adeno karsinoma folikuler adalah sama, tergantung dari gambaran invasi ke kapsul dan vaskular
yang hanya dapat dilihat dari gambaran histopatologi.6-8
Pemeriksaan Histopatologi
Merupakan pemeriksaan diagnostik utama jaringan diperiksa setelah dilakukan tindakan
lobektomi atau isthmolobektomi. Untuk kasus inoperabel, jaringan yang diperiksa diambil dari
tindakan biopsi insisi.
Secara klinis, nodul tiroid dicurigai ganas apabila8
a. Usia dibawah 20 tahun atau diatas 50 tahun
b. Riwayat radiasi daerah leher sewaktu kanak-kanak
c. Disfagia, sesak nafas perubahan suara
d. Nodul soliter, pertumbuhan cepat, konsistensi keras
e. Ada pembesaran kelenjar getah bening leher
f. Ada tanda-tanda metastasis jauh.
Differential Diagnosis(DD)
7
Penyakit
Hipertiroid
Definisi
Manifestasi klinis
Tirotoksikosis ialah manifestasi kegelisahan, mudah lelah
klinis kelebihan hormon tiroid dan
diare,
tidak
banyak
tahan
kelenjar
tiroid
terjadi
peningkatan
karena eksoftalmus
hormon
karena
folikel-folikel
nodosa
non
adalah
pembesaran
toksik
kelenjar
tanda-tanda
hypertiroidisme.
Diagnosis banding dari tumor tiroid adalah3-5:
a. Struma difusa toksik (Basedow = Graves disease) merupakan pembesaran kelenjar
tiroid yang umunya difus. Terdapat gejala hipertiroid yangjelas berupa berdebar-debar,
gelisah, palpitasi, banyak keringat, kulit halus dan hangat, tremor, kadang-kadang
dijumpai eksoftalmus.
8
b. Struma nodosa non toksik, dapat multinodosa atau soliter dan uninodosa. Disebabkan
kekurangan masukan iodium dalam makanan (biasanya di daerah pegunungan) atau
dishormogenesis (= defek bawaan).
c. Tiroiditis subakut, biasanya sehabis infeksi saluran pernapasan. Pembesaran yang terjadi
simetris dan nyeri dengan gejala-gejala penurunan berat badan, nervositas, disfagia, dan
otalgia.
d. Tiroiditis Riedel, terutama terdapat pada wanita berusia < 20 tahun. Gejalanya terdapat
nyeri, disfagia, paralisis laring, dan pembesaran tiroid unilateral yang keras seperti batu
atau papan yang melekat ke jaringan sekitarnya.
e. Struma Hashimoto, sering pada wanita. Merupakan penyakit autoimun. Biasanya
ditandai oleh adanya benjolan struma difusa disertai keadaan hipotiroid, tanpa rasa nyeri.
Pada kasus yang jarang dapat terjadi hipertiroid.
f. Adenoma paratiroid, biasanya tidak teraba dan terdapat perubahan kadar kalsium dan
fosfor.
b. Karsinoma paratiroid, biasanya teraba, terdapat metastasis ke tulang, kadar kalsium naik,
Working Diagnosis
Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik pasien didiagnosis menderita
karsinoma tiroid. Kanker tiroid merupakan penyakit keganasan yang tidak jarang ditemukan.
Sebagian besar pertumbuhan dan perjalanan penyakit lambat, sehingga morbiditas dan
mortalitasnya rendah namun ada yang pertumbuhannya sangat cepat dengan prognosa yang
fatal.2
Kanker tiroid primer merupakan keganasan yang berasal dari sel sel parenkim dan
stroma, sehingga secara histopatologi dapat diklasifikasi sebagai, tipe papilar 75%, tipe folikular
10%, Hurtle sel 2-4%, tipe anaplastik 1-2%, medular 5-9%, limfoma 1-3% dan sarcoma < 1%.2
Anatomi
Lobus kanan dan kiri tiroid dihubungkan oleh ismus dari kelenjar tiroid.
Lobus piramida berada di superior dari ismus atau dilihat dari sisi media
berada pada kanan atau kiri lobus. Tiroid terletak pada tulang servikal
vertebra kelima sampai tulang vertebra thorakal pertama. Berat kelenjar
sekitar 30 gram, yang lebih berat pada perempuan dibandingkan laki-laki.
Tiroid dikelilingi oleh ligamen (fascia)
cabang pertama dari arteri karotis eksterna. Saat berada di tiroid arteri ini
terbagi atas dua yaitu cabang anterior dan posterior. Cabang anterior secara
parallel mengikuti sisi dalam dari lobus dan bertemu dengan cabang anterior
lobus lainnya di garis tengah. Cabang posterior bergabung dengan cabang
arteri tiroid inferior.
10
Didapat 3 jalur utama vena di kelenjer tiroid yaitu vena tiroid superior,
vena tiroid media dan vena tiroid inferior. Vena tiroid superior bersamaan
dengan arteri tiroid superior dan mengalir ke vena jugularis interna. Vena
tiroid media secara langsung mengalir ke vena jugularis interna. Aliran limfe
pada bagian lateral mengikuti suplai dari arteri. Aliran limfe baik terletak
secara asenden dengan arteri tiroid superior ataupun secara desenden
dengan arteri tiroid inferior mencapai kelenjer jugularis.
Epidemiologi
Karsinoma tiroid diperkirakan sebesar 1,5% dari keganasan seluruh
tubuh di negara-negara berkembang. Karsinoma tiroid menempati urutan ke9 dari sepuluh keganasan tersering di Indonesia. American Cancer Society
memperkirakan sekitar 25.700 kasus baru muncul setiap tahunnya di
Amerika Serikat. Di Amerika Serikat, karsinoma ini relative jarang ditemukan,
mencakup 1% dari seluruh jenis kanker dan 0,4% kematian akibat kanker.
Lebih banyak ditemukan pada wanita dengan distribusi berkisar 2:1 sampai
3:1. Secara primer dijumpai pada dewasa muda dan usia pertengahan serta
jarang ditemukan pada anak-anak.2,3
Karsinoma tiroid merupakan jenis keganasan jaringan endokrin yang
terbanyak, yaitu 90% dari seluruh kanker endokrin. Diantara tumor-tumor
epitelial, karsinoma yang berasal dari sel-sel folikular jauh lebih banyak
ditemukan daripada yang berasal dari sel C. Kebanyakan yang berasal dari
sel folikular merupakan keganasan yang berkembang secara perlahan
dengan 10 year survival lebih dari 85%.4
Geografi dan lingkungan, pada daerah endemik goiter dijumpai
peningkatan insidens kanker tiroid tipe folikuler dan anaplastik terutama
pada usia lanjut sedangkan pada daerah yang kaya akan yodium (Iceland)
ternyata tipe papiler yang meningkat. Di Chernobyl tempat terjadinya
kebocoran reaktor nuklir ditemukan peningkatan penderita kanker tiroid. 2
Distribusi umur juga terkait dengan distribusi tipe hitopatologi. Holzer S
et al., mengemukakan sebagian besar penderita kanker tiroid tipe papiler
saat diagnosa ditegakkan pada usia 50 tahun sedangkan tipe folikular pada
11
pengobatan
lesi
jinak
ternyata
6-35
tahun
kemudian
dapat
Klasifikasi Tumor
Tumor Jinak
Adenoma
Adenoma folikel atau nodul adenomatus merupakan tumor jinak, tumor
jinak
yang
tidak
berkapsul.
Perbedaan
antara
adenoma
dan
nodul
Tumor Ganas
Tumor
ganas
tiroid
sebagian
besar
berupa
karsinoma
yang
dari
tiroid
goiter.
Pemeriksaan
yang
teliti
harus
dapat
Karsinoma Papiler
Secara makroskopik tumor ini berbentuk padat, ireguler ataupun kistik
yang timbul dari epitel folikuler. Massa tumor tidak berkapsul tetapi berbatas
tegas. Secara mikroskopik tampak pertumbuhan epitel berjonjot-jonjot .
secara mikroskopik tampak adanya deposit kalsifikasi (psammoma bodies)
yang ditemukan dalam 50% lesi. Multifokal merupakan hal yang menonjol
dari tumor ini dan hampir pada 80% kasus.3,4
Karsinoma papiler merupakan keganasan tiroid terbanyak sekitar 80 %
dari seluruh keganasan. Karsinoma papiler secara klinik memiliki prognosis
yang baik ( survival 20 tahun lebih dari 90 %) karsinoma
ini menginvasi
kelenjer limfe multifokal dan regional. Invasi pembuluh darah jarang terjadi,
dan metastasis di luar leher hanya 5-7 % dari seluruh kasus. Karsinoma ini
dapat terjadi pada semua umur, dan sering terdiagnosis pada pasien dengan
usia 30-40 tahun. Perbandingan wanita dan laki-laki 2-4:1.5
Penyebab dari karsinoma papiler ini tidak diketahui. Penambahan
iodine dalam makanan sehari-hari dihubungkan dengan penurunan insiden
karsinoma papiler. Radiasi eksterna dapat berperan dalam pertumbuhan
dalam
karsinoma
papiler.
Rata-rata
waktu
pemaparan
radiasi
untuk
Karsinoma Papiler
Karsinoma Folikuler
Karsinoma tiroid folikuler merupakan keganasan
sering, yaitu sekitar 10-20% dari seluruh keganasan tiroid. Angka kejadian
14
karsinoma ini meningkat pada daerah dengan defisiensi yodium. Pada saat
diagnosis ditegakkan, biasanya kanker ini sudah tumbuh besar dengan
keluhan pasien adanya pembengkakan pada kelenjar gondok selama
bertahun-tahun. Diagnosis sering sulit ditegakkan karena secara sitologi
hampir mirip dengan adenoma folikuler jinak. Perbedaan terlihat saat
dengan pemeriksaan blok paraffin dengan ditemukannya invasi kapsuler
atau ke vaskuler. Karsinoma ini biasanya bersifat unifokal dan jarang
bermetastasis ke kelenjar getah bening.
Karsinoma Folikuler
Karsinoma Meduler
Pada kanker meduler, kelenjar tiroid menghasilkan sejumlah besar kalsitonin (dari sel C).
Kanker meduler ini sangat jarang terjadi dan merupakan penyakit keturunan. 5-10% dari semua
kasus. Karakteristiknya adalah bentuk tumor bulat, keras yang terletak di lobus tengah dan atas
kelenjar tiroid. Kanker cenderung menyebar melalu sistem getah bening ke kelenjar getah bening
dan melalui darah ke hati, paru-paru dan tulang. Pada metastase stadium dini dapat merupakan
komplikasi dari masalah kelenjar lain (sindroma neoplasia endokrin multipel), yakni
15
Pheochromocytomo (kelainan pada kelenjar adrenal) dan pertumbuhan pesat kelenjar paratiroid.
Kanker ini lebih agresif dari pada kanker papiler atau folikuler tetapi tidak seagresif kanker tiroid
anaplastik.7,8
Karsinoma Meduler
Karsinoma Anaplastik
Angka kejadian karsinoma anaplastik sangat jarang, namun sangat
agresif dan merupakan keganasan yang mematikan, terjadi kurang dari 5%
dari kasus keganasan tiroid. Insiden tertinggi pada usia dekade ke 7 dan
tidak ada perbedaan antara angka kejadian pada laki-laki atau pun
perempuan. Karena karsinoma ini tumbuh dengan cepat dan agresif, sering
pada ukuran 5 cm karsinoma ini sudah terfiksir pada jaringan sekitar
sehingga muncul gejala disfagia, dispnea, dan disfonia yang menonjol. Pada
pemeriksaan patologis ditemukan sel yang tidak berkapsul dan sering
merupakan suatu massa dengan area nekrotik yang luas. Pada saat
diagnosis ditegakkan 25% pasien telah terjadi invasi pada trakea, dan 90%
telah terjadi metastasis regional, dan 50% telah terjadi metastasis jauh yang
sering mengenai paru-paru.3
16
Karsinoma Anaplastik
Klasifikasi Karsinoma Tiroid menurut WHO8
Klasifikasi berdasarkan WHO adala sebagai berikut:
Tumor epitel maligna
c.
Karsinoma folikulare
d. Karsinoma papilare
e. Campuran karsinoma folikulare-papilare
f. Karsinoma anaplastik ( undifferentiated )
g. Karsinoma sel skuamosa
Karsinoma Tiroid medulare
Tumor non-epitel maligna
a. Fibrosarkoma
b. Lain-lain
Tumor maligna lainnya
a. Sarkoma
b. Limfoma maligna
c. Haemangiothelioma maligna
d. Teratoma maligna
Tumor sekunder dan unclassified tumors
Untuk menyederhanakan penatalaksanaan Mc Kenzie membedakan kanker tiroid atas 4
tipe yaitu : karsinoma papilare, karsinoma folikulare, karsinoma medulare dan karsinoma
anaplastik.
17
T0
T1.
T2
Tumor dengan ukuran terbesar lebih dari 2 cm tetapi tidak lebih dari 4 cm masih terbatas
pada tiroid
T3
Tumor dengan ukuran terbesar lebih dari 4 cm masih terbatas pada tiroid atau tumor
ukuran berapa saja dengan ekstensi ekstra tiroid
Tumor telah berkestensi keluar kapsul tiroid dan menginvasi ke tempat berikut : jaringan
lunak subkutan, laring, trakhea, esofagus, n.laringeus recurren
T4b
T4a
(karsinoma anaplastik) Tumor (ukuran berapa saja) masih terbatas pada tiroid
T4b
(karsinoma anaplastik) Tumor (ukuran berapa saja) berekstensi keluar kapsul tiroid
Nx
N0
N1
N1a
N1b
Metastasis pada kelenjar getah bening cervical unilateral, bilateral atau kontralateral atau
ke kelenjar getah bening mediastinal atas/superior
Metastasis jauh
Mx
M0
M1
Stadium klinis
Pembagian stadium berdasarkan klinis adalah:8
Karsinoma Tiroid Papilare atau Folikulare Umur < 45 th
Stadium I
Tiap T
Tiap N
M0
Stadium II
Tiap T
Tiap N
M1
T1
N0
M0
Stadium II
T2
N0
M0
Stadium III
T3
N0
M0
T1,T2,T3
N1a
M0
N1b
M0
N0,N1
M0
T4b
Tiap N
M0
Stadium IVC
Tiap T
Tiap N
M1
T4a
Tiap N
M0
Stadium IVB
T4b
Tiap N
M0
Stadium IVC
TiapT
TiapN
M1
Patofisiologi
19
Terapi penyinaran di kepala, leher dan dada, riwayat keluarga yang menderita kanker
tiroid dan gondok menahun serta tetangga atau penduduk sekampung ada yang menderita
kelainan kelenjar gondok (endemis) dapat mencetuskan timbulnya neoplasma yang
menyebabkan timbulnya pertumbuhan kecil (nodul) di dalam kelenjar tiroid seseorang. Hal ini
dipengaruhi oleh pelepasan TRH oleh Hipotalamus. Dimana karena pengaruh TRH, Hipofisis
anterior akan merangsang peningkatan sekresi TSH sebagai reaksi adanya neoplasma.
Peningkatan TSH ini akan meningkatkan massa tiroid yang akan berdiferesiasi sehingga
memunculkan kanker tiroid. Kanker ini umumnya akan meluas dengan metastasis dan invasi
kelenjar dan organ tubuh. Berikut perluasan kanker pada organ tubuh yang lain9 :
a. Pada kanker papiler, kanker ini biasanya meluas dengan metastasis dalam kelenjar dan
dengan invasi kelenjar getah bening lokal. Selama bertahun-tahun tumbuh sangat lambat
dan tetap berada dalam kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening lokal. Pada pasien tua
kanker ini bisa jadi lebih agresif dan menginvasi secara lokal ke dalam otot dan trakea.
Selain itu, dapat tumbuh cepat dan berubah menjadi karsinoma anaplastik. Pada stadium
lanjut, dapat menyebar ke paru-paru.
b. Pada kanker folikuler cenderung menyebar melalui aliran darah, menyebarkan sel-sel
kanker ke berbagai organ tubuh. Kanker ini sedikit lebih agresif dari pada kanker papiler
dan menyebar dengan invasi lokal kelenjar getah bening atau dengan invasi pembuluh
darah disertai metastasis jauh ke tulang atau paru. Kanker-kanker ini sering tetap
mempunyai kemampuan untuk mengkonsentrasi iodin radioaktif untuk membentuk
tiroglobulin dan jarang untuk mensintesis T3 dan T4.
c. Pada kanker anaplastik, terjadi invasi lokal pada stadium dini ke struktur di sekitar tiroid
lalu bermetastasis melalui saluran getah bening dan aliran darah.
d. Kanker cenderung menyebar melalui sistem getah bening ke kelenjar getah bening dan
melalui darah ke hati, paru-paru dan tulang. Pada metastase stadium dini dapat
merupakan komplikasi dari masalah kelenjar lain (sindroma neoplasia endokrin
multipel).
20
Hipotalamus melepas
TRH
Hipofisis anterior akan
merangsang peningkatan
sekresi TSH
T3,T4, Kalsitonin
meningkat
massa tiroid meningkat,
berdiferensi
memunculkan kanker tiroid
Pembengkakan laring
Kurang
pengetahua
Cedera
pita
suara,
Kerusakan
komunikasi
verbal
Nyeri
akut
21
Manifestasi Klinik
Tanda dan gejala kanker tiroid adalah10:
1. Terdapat pembesaran kelenjar tiroid atau pembengkakan kelenjar getah bening di daerah
leher (karena metastasis).
2. Nodul ganas membesar cepat, dan nodul anaplastik cepat sekali (dihitung dalam minggu),
tanpa nyeri.
3. Merasakan adanya gangguan mekanik di daerah leher, seperti gangguan menelan yang
menunjukkan adanya desakan esofagus, atau perasaan sesak yang menunjukkan adanya
desakan / infiltrasi ke trakea.
4. Suara penderita berubah atau menjadi serak.
5. Bisa terjadi batuk atau batuk berdarah, serta diare atau sembelit.
Penatalaksanaan
Secara umum, penatalaksanaan kanker tiroid adalah:
Operasi
Pada kanker tiroid yang masih berdeferensiasi baik, tindakan tiroidektomi (operasi
pengambilan tiroid) total merupakan pilihan untuk mengangkat sebanyak mungkin
jaringan tumor. Pertimbangan dari tindakan ini antara lain 60-85% pasien dengan kanker
jenis papilare ditemukan di kedua lobus. 5-10% kekambuhan terjadi pada lobus
kontralateral, sesudah operasi unilateral.7
Karena pada jangka panjang (7-15 tahun) bisa menyebabkan gangguan metabolisme
tulang dan bisa meningkatkan risiko patah tulang.
Secara khusus (berdasarkan klasifikasi kanker tiroid), penatalaksanaan kanker tiroid adalah:
1.
meliputi
pengangkatan
seluruh
kelenjar
tiroid.
Lebih dari 2/3 penderita kanker meduler yang merupakan bagian dari sindroma neoplasia
endokrin multipel, bertahan hidup 10 tahun; jika kanker meduler berdiri sendiri, maka
23
angka harapan hidup penderitanya tidak sebaik itu. Kadang kanker ini diturunkan, karena
itu seseorang yang memiliki hubungan darah dengan penderita kanker meduler,
sebaiknya menjalani penyaringan untuk kelainan genetik. Jika hasilnya negatif, maka
hampir dapat dipastikan orang tersebut tidak akan menderita kanker meduler. Jika
hasilnya positif, maka dia akan menderita kanker meduler; sehingga harus
dipertimbangkan untuk menjalani pengangkatan tiroid meskipun gejalanya belum timbul
dan kadar kalsitonin darah belum meningkat. Kadar kalsitonin yang tinggi atau
peningkatan kadar kalsitonin yang berlebihan setelah dilakukan tes perangsangan, juga
membantu dalam meramalkan apakah seseorang akan menderita kanker meduler.
Komplikasi Operasi
Komplikasi dini pasca operasi11:
Perdarahan
Bila darah di botol Redon > 300 ml per 1 jam, perlu dilakukan re-open. Jika perdarahan
arterial, drain Redon kurang cepat menampung perdarahan dan darah mengumpul pada
leher membentuk hematoma dan menekan trakea sehingga penderita sesak napas.
Penderita dibawa ke kamar pembedahan untuk dicari sumber perdarahan dan dihentikan,
dipasang drain Redon.
Cedera pada cabang eksternus mengakibatkan perubahan tonus suara penderita, bila
berbicara agak lama maka penderita merasa capek dan suara makin menghilang.
Cedera pada cabang internus mengakibatakan penderita tersedak bila minum air.
24
Kerusakan n. rekuren
Bila waktu pembedahan kedua syaraf rekuren diidentifikasi maka kemungkinan paralise
akibat kecelakaan dilaporkan hanya 0-0,6%. Gangguan yang sifatnya transien pada 2-4%
dan akan sembuh sendiri dalam beberapa minggu atau bulan
Adanya gangguan pada n. rekuren secara awal dapat dilihat dengan laringoskop direkta
pada waktu dilakukan ekstubasi.
Hipokalsemia transien dapat terjadi 1-2 hari pasca-bedah. Oedema pada paratiroid karena
manipulasi dapat menambah terjadinya hipoparatiroidism transien.
Bila timbul gejala klinis seperti parestesi, kram, kejang, perlu diberi terapi dengan
pemberian pelan intravena kalsium glukonat 10 % sebanyak 10 ml, disertai kalsium
per-oral. Terjadinya hipoparatiroidism permanen bila kel. paratiroid terambil sebanyak 2
buah atau lebih, atau terjadi kerusakan vaskularisasinya. Untuk mencegah hal ini
dianjurkan
untuk
melakukan
autotransplantasi
kel.
paratiroid
pada
m.
Karsinoma folikular lebih agresif daripada karsinoma papiler. Prognosis bergantung pada
invasi jauh dan staging. Secara langsung berhubungan dengan ukuran tumor (<1,0cm
mempunyai prognosis yang baik). Lebih dari setengah penderita meninggal dunia dalam 10
tahun tetapi hal ini bervariasi tergantung pada derajat invasi tumor ke dalam pembuluh darah,
kapsul tumor, atau jaringan sekitarnya.12
Gambaran klinis umum berhubungan dengan prognosis bergantung pada usia, ukuran
tumor, perluasan keluar dari tiroid, pembedahan yang komplet dan metastasis jauh. Efek
rognostic yang berlawanan pada usia tua ditekankan terhadap ukuran tumor yang besar dan
perluasan ekstraglandular dari tumor.
Kesimpulan
Kanker tiroid adalah suatu keganasan pada tiroid yang memiliki empat (4) tipe, yaitu
papiler, folikuler, anaplastik, dan meduler. Kanker tiroid lebih sering ditemukan pada orangorang yang pernah menjalani terapi penyinaran di kepala, leher maupun dada. Faktor resiko
lainnya adalah adanya riwayat keluarga yang menderita kanker tiroid dan gondok menahun serta
tetangga atau penduduk sekampung ada yang menderita kelainan kelenjar gondok (endemis). Hal
ini lebih kepada pola hidup dan letak geografis yang tidak mendukung pada pemenuhan intake
yodium. Penatalaksanaannya diantaranya adalah Operasi, Terapi Ablasi Iodium Radioaktif,
Terapi Supresi L-Tiroksin.
26
Daftar Pustaka
1. Closkey, J.C, Bulecheck, G.M, 1996. Iowa Intervention Project: Nursing Intervention
Classification (NIC) 2nd, Mosby, St.Louis.
2. Greenspan & Baxter, 2000, Endokrinologi Dasar dan Klinik, EGC, Jakarta.
3. Isselbacher, Kurt J, 2000, Harrison Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam, EGC, Jakarta.
4. Johnson, M, dkk, 2000, Iowa Intervention Project: Nursing Outomes Classification
(NOC) 2nd. Mosby, St.Louis.
5. Mansjoer, Arif, dkk, 2000, Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius, Jakarta.
6. NANDA, 2005, NANDA:Nursing Diagnosis Definition & Classification 2005-2006,
Philadelphia.
7. Price, Sylvia Anderson & Lorraine M.W., 1995, Patofisiologi: Konsep Klinis Prosesproses Penyakit, EGC, Jakarta.
8. Horrison LB, Session RB, Hong, W . Head and Neck Cancer. A Multidisiplinary
Approach. 2nd ed. Philadelphia: Lippincott William & Wilkin; 2004.p.715
9. Farndon, JR . Breast and Endocrine Surgery. London: WB Saunders Company; 1997.p.35
10. Cady B, Rossis S. Surgery of Thyroid and Parathyroid Gland, 3rd ed. London: WB
Saunders Company; 1991.
11. Mazza Ferri EL. Thyroid Carcinoma Papillary and Follicular.Endocrine tumors, London:
Blerlewell Scientific Publications; 1993.p. 278.
12. Cold Well CB, Sharman CD . Carcinoma Thyroid. In: Manual of Clinical
Oncology.UICC 6th ed. Hamburg: Springer Verlag ; 1994.
27