Anda di halaman 1dari 25

BAB 1

PENDAHULUAN

Dalam dunia modern saat ini, tuntutan pekerjaan dapat menimbulkan


tekanan fisik dan psikis pada seseorang. Hal ini memperbesar risiko pekerjaan
atau terkena penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan.
Prevalensi nyeri muskuloskeletal, termasuk back pain, telah dideskripsikan
sebagai sebuah epidemik. Keluhan nyeri biasanya

self limiting, tetapi jika

menjadi kronik, konsekuensinya serius. Hal ini akhirnya menyebabkan turunnya


produktivitas orang yang mengalami back pain. Banyak penyebab nyeri
muskuloskeletal telah diidentifikasi. Faktor-faktor psikologis dan sosial berperan
besar dalam eksaserbasi nyeri dengan mempengaruhi persepsi nyeri dan
perkembangan disabilitas kronik. Pemahaman baru ini telah membimbing kita ke
arah model biopsy kososial dari low back pain.
Penelitian juga telah menunjukkan bahwa terdapat banyak alasan yang
membuat seorang pasien mengkonsultasikan rasa nyerinya, seperti: mencari
penyembuhan, klarifikasi diagnostik, memastikan, legitimasi gejala, atau surat
keterangan sakit. Dokter harus mengklarifikasi yang mana yang sesuai dengan
masing-masing pasien dan meresponnya dengan tepat.
Low Back Pain (LBP) adalah rasa nyeri yang terjadi di daerah pinggang
bagian bawah dan dapat menjalar ke kaki terutama bagian sebelah balekang
samping luar. Keluhan ini dapat demikian hebatnya sehingga penderita mengalami
kesulitan dalam pegerakan yang mengharuskan penderita mengalami ganguan
aktivitasnya karena keterbatasan pergerakan.
Keluhan Low Back Pain ini ternyata menempati urutan kedua tersering
setelah sakit kepala. Dari data mengenai pasien yang berobat ke poliklinik
neurologi menunjukkan bahwa jumlah pasien diatas usia 40 tahun yang datang
dengan keluhan low back pain ternyata jumlahnya cukup banyak. Di amerika
serikat lebih dari 80% penduduk pernah mengeluh low back pain dan data
epidemiologi mengenai LBP di Indonesia belum ada, namun diperkirakan 40%

penduduk pulau Jawa Tengah berusia diatas 65 tahun pernah menderita nyeri
pinggang, prevalensi pada laki-laki 18,2% dan pada wanita 13,6% insiden
berdasarkan kunjungan pasien ke beberapa rumah sakit di indonesia berkisar
antara 3-17%.
Mengingat bahwa low back pain ini sebenarnya hanyalah suatu
simptom/gejala, maka yang terpenting adalah mencari faktor penyebabnya agar
dapat diberikan pengobatan yang tepat. Kasus ini melaporkan penderita dengan
LBP serta tindakan rehabilitasnya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Low back pain (LBP) adalah nyeri di daerah punggung antara sudut bawah
kosta (tulang rusuk) sampai lumbosakral (sekitar tulang ekor). Nyeri juga bisa
menjalar ke daerah lain seperti punggung bagian atas dan pangkal paha LBP atau
nyeri punggung bawah merupakan salah satu gangguan muskuloskeletal yang
disebabkan oleh akt ivitas tubuh yang kurang baik.
Menurut International Association for the Study of Pain (IASP), yang
termasuk dalam low back pain terdiri dari:
1. Lumbar Spinal Pain, nyeri di daerah yang dibatasi: superior oleh garis
transversal imajiner yang melalui ujung prosesus spinosus dari vertebra
thorakal terakhir, inferior oleh garis transversal imajiner yang melalui
ujung prosesus spinosus dari vertebra sakralis pertama dan lateral oleh
garis vertikal tangensial terhadap batas lateral spina lumbalis.
2. Sacral Spinal Pain, nyeri di daerah yang dibatasi superior oleh garis
transversal imajiner yang melalui ujung prosesus spinosus vertebra
sakralis pertama, inferior oleh garis transversal imajiner yang melalui
sendi sakrokoksigeal pos- terior dan lateral oleh garis imajiner melalui
spina iliaka superior posterior dan inferior.
3. Lumbosacral Pain, nyeri di daerah 1/3 bawah daerah lumbar spinal pain
dan 1/3 atas daerah sacral spinal pain
Klasifikasi Low Back Pain (LBP)
Low Back Pain menurut perjalanan kliniknya dibedakan menjadi dua yaitu :
1) Acute low back pain
Rasa nyeri yang menyerang secara tiba-tiba, rentang waktunya
hanya sebentar, antara beberapa hari sampai beberapa minggu. Rasa nyeri
ini dapat hilang atau sembuh. Acute low back pain dapat disebabkan
karena luka traumatic seperti kecelakaan mobil atau terjatuh, rasa nyeri

dapat hilang sesaat kemudian. Kejadian tersebut selain dapat merusak


jaringan, juga dapat melukai otot, ligamen dan tendon. Pada kecelakaan
yang lebih serius, fraktur tulang pada daerah lumbal dan spinal dapat
masih sembuh sendiri. Sampai saat ini penatalaksanan awal nyeri
pinggang acute terfokus pada istirahat dan pemakaian analgesik.
2) Chronic low back pain
Rasa nyeri yang menyerang lebih dari 3 bulan atau rasa nyeri yang
berulang-ulang atau kambuh kembali. Fase ini biasanya memiliki onset
yang berbahaya dan sembuh pada waktu yang lama. Chronic low back
pain dapat terjadi karena osteoarthritis, rheumatoidarthritis, proses
degenerasi discus intervertebralis dan tumor.
Disamping hal tersebut diatas terdapat juga klasifikasi patologi yang klasik
yang juga dapat dikaitkan LBP. Klasifikasi tersebut adalah :
1)
2)
3)
4)
5)

Trauma
Infeksi
Neoplasma
Degenerasi
Kongenital

Epidemiologi
Nyeri pinggang merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting
pada semua negara. Besarnya masalah yang diakibatkan oleh nyeri pinggang
dapat dilihat dari ilustrasi data berikut. Pada usia kurang dari 45 tahun, nyeri
pinggang menjadi penyebab kemangkiran yang paling sering, penyebab tersering
kedua kunjungan kedokter, urutan kelima masuk rumah sakit dan masuk 3 besar
tindakan pembedahan. Pada usia antara 19-45 tahun, yaitu periode usia yang
paling produktif, nyeri pinggang menjadi penyebab disabilitas yang paling tinggi.
Di Indonesia, LBP dijumpai pada golongan usia 40 tahun. Secara
keseluruhan, LBP merupakan keluhan yang paling banyak dijumpai (49 %). Pada
negara maju prevalensi orang terkena LBP adalah sekitar 70-80 %. Pada buruh di
Amerika, kelelahan LBP meningkat sebanyak 68 % antara thn 1971-1981.
Sekitar 80-90% pasien LBP menyatakan bahwa mereka tidak melakukan
usaha apapun untuk mengobati penyakitnya jadi dapat disimpulkan bahwa LBP
4

meskipun mempunyai prevalensi yang tinggi namun penyakit ini dapat sembuh
dengan sendirinya.
Anatomi
Struktur

utama

dari

tulang

punggung

adalah

vertebrae,

discus

invertebralis, ligamen antara spina, spinal cord, saraf, otot punggung, organ-organ
dalam disekitar pelvis, abdomen dan kulit yang menutupi daerah punggung.
Columna vertebralis (tulang punggung) terdiri atas :
1.
2.
3.
4.
5.

Vertebrae cervicales
Vertebrae thoracalis
Vertebrae lumbales
Vertebrae sacrales
Vertebrae coccygeus

7 buah
12 buah
5 buah
5 buah
4-5 buah

Vertebra cervicales, thoracalis dan lumbalis termasuk golongan true


vertebrae.Pada vertebrae juga terdapat otot-otot yang terdiri atas :
1) Musculus trapezius
2) Muskulus latissimus dorsi
3) Muskulus rhomboideus mayor
4) Muskulus rhomboideus minor
5) Muskulus levator scapulae
6) Muskulus serratus posterior superior
7) Muskulus serratus posterior inferior
8) Muskulus sacrospinalis
9) Muskulus erector spinae
10) Muskulus transversospinalis
11) Muskulus interspinalis
Otot-otot tersebut yang menghubungkan bagian punggung ke arah
ekstrremitas maupun yang terdapat pada bagian punggung itu sendiri.Otot pada
punggung memiliki fungsi sebagai pelindung dari columna spinalis, pelvis dan
ekstremitas. Otot punggung yang mengalami luka mungkin dapat menyebabkan
terjadinya low back pain.

Penyebab Low Back Pain


Penyebab nyeri pinggang bawah bermacam-macam dan multifaktor. Di
antaranya dapat disebut :
1) Kelainan Koengenital
Keadaan ini lebih dikenal dengan istilah Hemi Vertebrae. Menurut
Soeharso (1978) kelainan-kelainan kondisi tulang vertebra tersebut dapat
berupa tulang vertebra hanya setengah bagian karena tidak lengkap pada
saat lahir. Hal ini dapat menyebabkan timbulnya low back pain yang
disertai dengan skoliosis ringan. Selain itu ditandai pula adanya dua buah
vertebra yang melekat menjadi satu, namun keadaan ini tidak
menimbulkan nyeri. Terdapat lubang di tulang vertebra dibagian bawah
karena tidak melekatnya lamina dan keadaan ini dikenal dengan Spina
Bifida. Penyakit

spina bifida

dapat menyebabkan gejala-gejala berat

sepert club foot, rudimentair foof, kelayuan pada kaki, dan sebagainya.
namun jika lubang tersebut kecil, tidak akan menimbulkan keluhan.
Beberapa jenis kelainan tulang punggung (spine) sejak lahir adalah:
a) Spondilolisis dan spondilolistesis
Pada Spondilolisis tampak bahwa sewaktu pembentukan korpus vertebrae
itu ( in utero ) arkus vertebrae tidak bertemu dengan korpus vertebraenya
sendiri.Pada spondilolistesis korpus vertebrae itu sendiri ( biasanya L5 )
tergeser ke depan.Walaupun kejadian ini terjadi sewaktu bayi itu masih
berada dalam kandungan, namun (oleh karena timbulnya kelinan-kelainan
degeneratif ) sesudah berumur 35 tahun, barulah timbul keluhan nyeri
pinggang. Nyeri pinggang ini berkurang / hilang bila penderita duduk atau
tidur.

Dan

akan

bertambah,

bila

penderita

itu

berdiri

atau

berjalan.Spondilolitesis dapat mengakibatkan tertekuknya radiks L5


sehingga timbul nyeri radikuler.
Soeharso (1978) menyebutkan gejala klinis dari penyakit ini adalah:

Penderita memiliki rongga badan lebih pendek dari semestinya.


Antara dada dan panggul terlihat pendek.

Pada punggung terdapat penonjolan processus spinosus vertebra


yang menimbulkan skoliosis ringan.

Nyeri pada bagian punggung dan meluas hingga ke ekstremitas


bawah.

Pemeriksaan X-ray menunjukan adanya dislokasi, ukuran antara


ujung spina dan garis depan

corpus

pada vertebra yang

mengalami kelainan lebih panjang dari garis spina corpus vertebrae


yang terletak diatasnya.
b) Spina Bifida
Bila di daerah lumbosakral terdapat suatu tumor kecil yang ditutupi oleh
kulit yang berbulu, maka hendaknya kita waspada bahwa didaerah itu ada
tersembunyi suatu spina bifida okulta.Pada foto rontgen tampak bahwa
terdapat suatu hiaat pada arkus spinosus di daerah lumbal atau sakral.
Karena adanya defek tersebut maka pada tempat itu tidak terbentuk suatu
ligamentum interspinosum.Keadaan ini akan menimbulkan suatu lumbosakral sarain yang oleh si penderita dirasakan sebagai nyeri pinggang.
c) Stenosis kanalis vertebralis
Diagnosis penyakit ini ditegakkan secara radiologis. Walaupun penyakit
telah ada sejak lahir, namun gejala-gejalanya baru tampak setelah
penderita berumur 35 tahun.Gejala yang tampak adalah timbulnya nyeri
radikuler bila si penderita jalan dengan sikap tegak. Nyeri hilang begitu
penderita berhenti jalan atau bila ia duduk. Untuk menghilangkan rasa
nyerinya maka penderita lantas jalan sambil membungkuk.
d) Spondylosis lumbal
Penyakit sendi degeneratif yang mengenai vertebra lumbal dan discus
intervertebralis, yang menyebabkan nyeri dan kekakuan.
e) Spondylitis.
Suatu bentuk degeneratif sendi yang mengenai tulang belakang . ini
merupakan penyakit sistemik yang etiologinya tidak diketahui, terutama
8

mengenai orang muda dan menyebabkan rasa nyeri dan kekakuan sebagai
akibat peradangan sendi-sendi dengan osifikasi dan ankilosing sendi
tulang belakang.
f) Penyakit Kissing Spine
Penyakit ini disebabkan karena dua tau lebih processus spinosus
bersentuhan. Keadan ini bisa menimbulkan gejala dan tidak. Gejala yang
ditimbulkan adalah

low back pain. Penyakit ini hanya bisa diketahui

dengan pemeriksaan X-ray dengan posisi lateral.


g) Sacralisasi Vertebrae Lumbal ke V
Penyakit ini disebabkan karena

processus transversus

dari vertebra

lumbal ke V melekat atau menyentuh os sacrum dan/atau os ileum.


2) Trauma dan Gangguan Mekanis
Trauma dan gangguan mekanis merupakan penyebab utam nyeri
pinggang bawah. Pada orang-orang yang tidak biasa melakukan pekerjaan
otot atau sudah lama tidak melakukan kegiatan dapat menderita nyeri
pinggang bawah yang akut. Pada orang-orang yang tidak biasa melakukan
pekerjaan otot atau melakukan aktivitas dengan beban yang berat dapat
menderita nyeri pinggang bawah yang akut. Gerakan bagian punggung
belakang yang kurang baik dapat menyebabkan kekakuan dan spasme
yang tiba-tiba pada otot punggung, mengakibatkan terjadinya

trauma

punggung sehingga menimbulkan nyeri. Kekakuan otot cenderung dapat


sembuh dengan sendirinya dalam jangka waktu tertentu. Namun pada
kasus-kasus yang berat memerlukan pertolongan medis agar tidak
mengakibatkan gangguan yang lebih lanjut (Idyan, 2008).
Patah tulang, pada orang yang umurnya sudah agak lanjut yang
sering disebabkan trauma kecil dapat menimbulkan fraktur kompresi pada
korpus vertebra. Hal ini banyak ditemukan pada wanita terutama yang
sudah sering melahirkan. Dalam hal ini tidak jarang osteoporosis menjadi
sebab dasar daripada fraktur kompresi. Fraktur pada salah satu prosesus

transversus terutama ditemukan pada orang-orang lebih muda yang


melakukan kegiatan olahraga yang terlalu dipaksakan.
Menurut Soeharso (1978), secara patologis anatomis, pada low
back pain yang disebabkan karena trauma, dapat ditemukan beberapa
keadaan, seperti:

Perubahan pada sendi Sacro-Iliaca


Gejala yang timbul akibat perubahan sendi sacro-iliaca adalah rasa
nyeri pada os sacrum akibat adanya penekanan. Nyeri dapat bertambah
saat batuk dan saat posisi

supine. Pada pemerikasaan,

lassague

symptom positif dan pergerakan kaki pada hip joint terbatas.

Perubahan pada sendi Lumba Sacral


Trauma dapat menyebabkan perubahan antara vertebra lumbal V dan
sacrum, dan dapat menyebabkan robekan ligamen atau

fascia.

Keadaan ini dapat menimbulkan nyeri yang hebat di atas vertebra


lumbal V atau sacral I dan dapat menyebabkan keterbatasan gerak.

3) Radang (inflamasi)

Artritis rematoid; dapat melibatkan persendian sinovial pada vertebra.


Artritis rematoid merupakan suatu proses yang melibatkan jaringan
ikat mesenkimal.

Penyakit Marie-Strumpell; yang juga dikenal dengan nama spondilitis


ankilosa atau bamboo spine terutama mengenai pria dan teruta
mengenai kolum vertebra dan persendian sarkoiliaka. Gejala yang
sering ditemukan ialah nyeri lokal dan menyebar di daerah pnggang
disertai kekakuan ( stiffness ) dan kelainan ini bersifat progresif.

Osteoartritis (Spondylosis Deformans); Dengan bertambahnya usia


seseorang maka kelenturan otot-ototnya juga

menjadi berkurang

sehingga sangat memudahkan terjadinya kekakuan pada otot atau


sendi. Selain itu juga terjadi penyempitan dari ruang antar tulang

10

vetebra yang menyebabkan tulang belakang menjadi tidak fleksibel


seperti saat usia muda. Hal ini dapat menyebabkan nyeri pada tulang
belakang hingga ke pinggang.

Penyakit Fibrositis; Penyakit ini juga dikenal dengan Reumatism


Muskuler. Penyakit ini ditandai dengan nyeri dan pegal di otot,
khususnya di leher dan bahu. Rasa nyeri memberat saat beraktivitas,
sikap tidur yang buruk dan kelelahan.

4) Tumor (Neoplasma)
Tumor vertebra dan medula spinalis dapat jinak atau ganas. Tumor jinak
dapat mengenai tulang atau jaringan lunak. Contoh gejala yang sering
dijumpai pada tumor vertebra ialah adanya nyeri yang menetap. Sifat nyeri
lebih hebat dari pada tumor ganas daripada tumor jinak. Contoh tumor
tulang jinak ialah osteoma osteoid, yang menyebabkan nyeri pinggang
terutama waktu malam hari. Tumor ini biasanya sebesar biji kacang, dapat
dijumpai di pedikel atau lamina vertebra. Hemangioma adalah contoh
tumor benigna di kanalis spinal yang dapat menyebabkan nyeri pinggang
bawah. Meningioma adalah tumor intradural dan ekstramedular yang
jinak, namun bila ia tumbuh membesar dapat mengakibatkan gejala yang
besar seperti kelumpuhan
5) Gangguan Metabolik
Osteoporosis akibat gangguan metabolik yang merupakan penyebab
banyak keluhan nyeri pada pinggang dapat disebabkan oleh kekurangan
protein atau oleh gangguanhormonal (menopause,penyakit cushing).
Sering oleh karena trauma ringan timbul fraktur kompresi atau seluruh
panjang kolum vertebra berkurang karena kolaps korpus vertebra.
penderita menjadi bongkok dan pendek denga nyeri difus di daerah
pinggang.

11

6) Psikis
Gangguan psikis yang dapat memberikan gejala nyeri pinggang bawah,
misalnya

anksietas

yang

dapat menyebabkan

tegang otot

yang

mengakibatkan rasa nyeri, seperti dikuduk atau di pinggang;rasa nyeri ini


dapat pula kemudian menambah meningkatnya keadaan anksietas dan
diikuti

oleh

meningkatnya

tegang

otot

dan

rasa

nyeri.kelainan

histeria,kadang-kadang juga mempunyai gejala nyeri pinggang bawah.


Faktor Resiko
Faktor resiko nyeri pinggang meliputi usia, jenis kelamin, berat badan,
etnis, merokok sigaret, pekerjaan, paparan getaran, angkat beban yang berat yang
berulang-ulang, membungkuk, duduk lama, geometri kanal lumbal spinal dan
faktor psikososial. Pada laki-laki resiko nyeri pinggang meningkat sampai usia 50
tahun kemudian menurun, tetapi pada wanita tetap terus meningkat. Peningkatan
insiden pada wanita lebih 50 tahun kemungkinan berkaitan dengan osteoporosis.
Sifat dan karakteristik nyeri yang dirasakan pada penderita LBP bermacammacam seperti nyeri terbakar, nyeri tertusuk, nyeri tajam, hingga terjadi
kelemahan pada tungkai.
Lokasi
Lokasi untuk nyeri pinggang bawah adalah daerah lumbal bawah, biasanya
disertai penjalaran ke daerah-daerah lain, antara lain sakroiliaka, koksigeus,
bokong, kebawah lateral atau posterior paha, tungkai, dan kaki.
Diagnose
1) Anamnesis
Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan dalam menganamnesa pasien
dengan kemungkinan diagnosa Low Back Pain.

12

Apakah terasa nyeri ?

Dimana terasa nyeri ?

Sudah berapa lama merasakan nyeri ?

Bagaimana kuantitas nyerinya? (berat atau ringan)

Apa yang membuat nyeri terasa lebih berat atau terasa lebih
ringan?

Adakah keluhan lain?

Apakah dulu anda ada menderita penyakit tertentu?

Bagaimana keadaan kehidupan pribadi anda?

Bagaimana keadaan kehidupan sosial anda?

2) Pemeriksaan
Pemeriksaan fisik secara komprehensif pada pasien dengan nyeri pinggang
meliputi evaluasi sistem neurologi dan muskuloskeltal. Pemeriksaan
neurologi meliputi evaluasi sensasi tubuh bawah, kekuatan dan refleksrefleks.
a) Motorik.

Berjalan dengan menggunakan tumit.

Berjalan dengan menggunakan jari atau berjinjit.

Jongkok dan gerakan bertahan ( seperti mendorong tembok )

b) Sensorik.

Nyeri dalam otot.

Rasa gerak.

c) Refleks.
Refleks yang harus di periksa adalah refleks di daerah Achilles dan
Patella, respon dari pemeriksaan ini dapat digunakan untuk
mengetahui lokasi terjadinya lesi pada saraf spinal.
d) Test-Test
Test Lassegue

13

Pada tes ini, pertama telapak kaki pasien ( dalam posisi 0 ) didorong
kearah muka kemudian setelah itu tungkai pasien diangkat sejauh 40
dan sejauh 90.

Test Patrick
Tes ini dilakukan untuk mendeteksi kelainan di pinggang dan pada
sendi sakro iliaka. Tindakan yang dilakukan adalah fleksi, abduksi,
eksorotasi dan ekstensi.

Test Kebalikan Patrick


Dilakukan gerakan gabungan dinamakan fleksi, abduksi, endorotasi,
dan ekstensi meregangkan sendi sakroiliaka. Test Kebalikan Patrick
positif menunjukkan kepada sumber nyeri di sakroiliaka.
3) Pemeriksaan Penunjang
a) Foto
14

Plain
X-ray adalah gambaran radiologi yang mengevaluasi tulang, sendi, dan
luka degeneratif pada spinal.Gambaran X-ray sekarang sudah jarang
dilakukan,

sebab

sudah

banyak

peralatan

lain

yang

dapat

meminimalisir waktu penyinaran sehingga efek radiasi dapat


dikurangi.X-ray merupakan tes yang sederhana, dan sangat membantu
untuk menunjukan keabnormalan pada tulang. Seringkali X-ray
merupakan penunjang diagnosis pertama untuk mengevaluasi nyeri
punggung, dan biasanya dilakukan sebelum melakukan tes penunjang
lain seperti MRI atau CT scan. Foto X-ray dilakukan pada posisi
anteroposterior (AP), lateral, dan bila perlu oblique kanan dan kiri.

Myelografi
Myelografi adalah pemeriksan X-ray pada spinal cord dan canalis
spinal. Myelografi merupakan tindakan infasif, yaitu cairan yang
berwarna medium disuntikan kekanalis spinalis, sehingga struktur
bagian dalamnya dapat terlihat pada layar fluoroskopi dan gambar Xray. Myelogram digunakan untuk diagnosa pada penyakit yang
berhubungan dengan diskus intervertebralis, tumor spinalis, atau untuk
abses spinal.

15

Computed Tornografi Scan ( CT- scan ) dan Magnetic Resonance


Imaging (MRI )
CT-scan merupakan tes yang tidak berbahaya dan dapat digunakan
untuk pemeriksaan pada otak, bahu, abdomen, pelvis, spinal, dan
ekstemitas. Gambar CT-scan seperti gambaran X-ray 3 dimensi.
MRI dapat menunjukkan gambaran tulang belakang yang lebih jelas
daripada CT-scan. Selain itu MRI menjadi pilihan karena tidak
mempunyai efek radiasi. MRI dapat menunjukkan gambaran tulang
secara sebagian sesuai dengan yang dikehendaki. MRI dapat
memperlihatkan diskus intervertebralis, nerves, dan jaringan lainnya
pada punggung.

16

Electro Miography ( EMG ) / Nreve Conduction Study ( NCS )


EMG / NCS merupakan tes yang aman dan non invasif yang
digunakan untuk pemeriksaansaraf pada lengan dan kaki.EMG / NCS
dapat memberikan informasi tentang :

Adanya kerusakan pada saraf

Lama terjadinya kerusakan saraf ( akut atau kronik )

Lokasi terjadinya kerusakan saraf ( bagian proksimalis atau


distal )

Tingkat keparahan dari kerusakan saraf

17

Memantau proses penyembyhan dari kerusakan saraf

Hasil dari EMG dan MRI dapat digunakan untuk mengevaluasi


kondisi fisik pasien dimana mungkin perlu dilakukan tindakan
selanjutnya yaitu pambedahan.
Pengobatan
Obat
1. Obat-obat analgesic
-

Analgetik narkotik :Obat-obat golongan ini terutama bekerja pada


susunan saraf digunakan untuk menghilangkan rasa sakit yang berasal
dari organ viseral. Obat golongan ini hampir tidak digunakan untuk
pengobatan LBP karena bahaya terjadinya adiksi pada penggunaan
jangka panjang. Contohnya : Morfin, heroin, dll.

Analgetik antipiretik :Sangat bermanfat untuk menghilangkan rasa


nyeri mempunyai khasiat anti piretik, dan beberapa diantaranya juga
berkhasiat antiinflamasi. Kelompok obat-obat ini dibagi menjadi 4
golongan :

2. Golongan salisilat
Merupakan analgesik yang paling tua, selain khasiat analgesik juga
mempunyai

khasiat

antipiretik,

antiinflamasi,

dan

antitrombotik.

Contohnya : Aspirin, dosisnya sebagai anlgesik 600 900 mg, diberikan 4


x sehari, Sebagai antiinflamasi 750 1500 mg, diberikan 4 x sehari
danKontraindikasinya adalah pda Penderita tukak lambungdengan resiko
terjadinya pendarahan, gangguan faal ginjal, hipersensitifitas. Efek
samping obat adalah terjadinya gangguan pada saluran cerna, anemia
defisiensi besidan serangan asma bronkial.
3. Golongan Paraaminofenol
Paracetamol dianggap sebagai analgesik-antipiretik yang paling aman
untuk menghilangkan rasa nyeri tanpa disertai inflamasi.Dosis terapi 600
900 mg, diberikan 4 x sehari

18

4. Golongan pirazolon
Dipiron mempunyai aceptabilitas yang sangat baik oleh penderita, lebih
kuat dari pada paracetamol, dan efek sampingnya sangat jarang.Dosis
terapi 0,5 1 gram, diberikan 3 x sehari
5. Golongan asam organik yang lain
-

Derivat asam fenamat : Yang termasuk golongan ini misalnya asam


mefenamt, asam flufenamat, dan Na-meclofenamat.Golongan obat ini
sering menimbulkan efek samping terutama diare.Dosis asam
mefenamat sehari yaitu 4500 mg,sedangkan dosis Na-meclofenamat
sehari adalah 3-4 kali 100 mg.

Derivat asam propionate : Golongan obat ini merupakan obat anti


inflamasi non-steroid (AINS) yang relatif baru, yang juga mempunyai
khasiat anal getik dam antipiretik. Contoh obat golongan ini misalnya
ibuprofen, naproksen, ketoprofen, indoprofen dll.

Derifat asam asetat : Sebagai contoh golonagn obat ini ialah Na


Diklofenak. Selain mempunyai efek anti inflamasi yang kuat, juga
mempunyai efek analgesik dan antipiretik. Dosis terapinya 100-150
mg 1 kali sehari.

Derifat Oksikam : Salah satu contohnya adalah Piroxicam, dosis


terapi 20 mg 1 kali sehari.

Fisioterapi
1. Terapi Panas :Terapi menggunakan kantong dingin kantong panas.
Dengan menaruh sebuah kantong dingin di tempat daerah punggung yang
terasa nyeri atau sakit selama 5-10 menit. Jika selama 2 hari atau 48 jam
rasa nyeri masih terasa gunakan heating pad (kantong hangat).
2. Elektro Stimulus
-

Acupunture : Menggunakan jarum untuk memproduksi rangsangan


yang ringan tetapi cara ini tidak terlalu efisien karena ditakutkan

19

resiko komplikasi akibat ketidaksterilan jarum yang digunakan


sehingga menyebabkan infeksi.
-

Ultra Sound :Untuk menghangatkan

Radiofrequency Lesioning : dengan menggunakan impuls listrik


untuk merangsang saraf

Spinal Endoscopy : dengan memasukkan endoskopi pada kanalis


spinalis untuk memindahkan atau menghilangkan jaringan scar.

Percutaneous Electrical Nerve Stimulation (PENS)

Elektro Thermal Disc Decompression

Trans Cutaneous Electrical Nerve Stimulation ( TENS ) :


Menggunakan alat dengan tegangan kecil.

3. Traction
Helaan atau tarikan pada badan ( punggung ) untuk kontraksi otot.

20

4. Pemijatan atau massage


Dengan terapi ini bisa menghangatkan, merileksi otot belakang dan
melancarkanperdarahan.
Latihan Low Back Pain dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Lying supine hamstring stretch

2. Knee to chest stretch

3. Pelvic Tilt

4. Sitting leg stretch

5. Hip and quadriceps stretch

21

6. Alat Bantu
-

Back corsets ; Penggunaan penahan pada punggung sangat membantu


untuk mengatasi Low Back Pain yang dapat membungkus punggung
dan perut.

Tongkat Jalan

Operasi
Tipe operasi yang dilakukan oleh dokter bedah tergantung pada tulang
belakang atau punggung pasien. Biasanya prosedurnya menyangkut pada
LAMINECTOMY yang menghendaki bagian yang diangkat dari vertebral arch
untuk memperoleh kepastian apa penyebab dari LBP pasien. Jika disk menonjol
atau bermasalah, para ahli bedah akan melakukan bagian laminectomy untuk
mencari tahu vertebral kanal, mengidentisir ruptered disk (disc yang buruk), dan
mengambil atau memindahkan bagian yang baik dari disk yang bergenerasi,
khususnya kepingan atau potongan yang menindih saraf.

22

Ahli bedah mungkin mempertimbangkan prosedur kedua yaitu SPINAL


FUSION, jika si pasien merasa membutuhkan keseimbangan di bagian spinenya.
Spinal fusion merupakan operasi dengan menggabungkan vertebral dengan bone
grafts. Kadang graft tersebut dikombinasikan dengan metal plate atau dengan alat
yang lain.
Ada juga sebagian herniated disc (disk yang menonjol) yang dapat diobati
dengan teknik PERCUTANEOUS DISCECTOMY, yang mana discnya diperbaiki
menembus atau melewati kulit tanpa membedah dengan menggunakan X-ray
sebagai pemandu. Ada juga cara lain yaitu CHEMONEUCLOLYSIS, cara ini
menggunakan penyuntikan enzim-enzim ke dalam disc. Cara ini sudah jarang
digunakan.
Larangan
1. Berdiri terlalu lama tanpa diselingi gerakan seperti jongkok.
2. Membawa beban yang berat.
3. Duduk terlalu lama.
4. Memakai sepatu hak tinggi.
5. Menulis sambil membungkuk terlalu lama.
6. Tidur tanpa menggunakan alas di permukaan yang keras atau
menggunakan kasur yang terlalu empuk.
Anjuran
1. Posisikan kepala dititik tertinggi, bahu ditaruh sedikit kebelakang.
2. Duduk tegak 90 derajat.
3. Gunakanlah sepatu yang nyaman.
4. Jika ingin duduk dengan jangka wqktu yang lama, istirahatkan kaki di
lantai atau apa saja yang mnurut anda nyaman.
5. Jika mempunyai masalah dengan tidur, taruhlah bantal di bawah lutut atau
jika tidur menyamping, letakkanlah bantal diantara kedua lutut.
6. Hindari berat badan yang berlebihan.
7. Ketika memerlukan berdiri dalam waktu lama salah satu kaki diletakkan
diatas supaya sudut ferguson tidak terlalu besar ( sudut ferguson adalah
sudut kemiringan sakrum dengan garis horisontal

23

DAFTAR PUSTAKA

1. www. America Academy of Orthopaedic Surgeon.org


2. Bratton, Robert L. Assessment And Management Of Acute Low Back
Pain. The American academy of family physician. November 15, 1999
(online www.aafp.org 22 Mei 2007 19.00 pm)
3. P. croft, A .Papageorgius, R.McNelly. Low Back Pain. HCNA chap.3.
2000. (online www. HCNA.org. tgl 23/5/2007)
4. Waddel. G, A.K.Burton. Occupational Health Guideline for The
Management Low Back Pain at Work Evidence Review. Occup Med
vol.51no. 2 pp 124 135. Oxford University Press. Great Britain. 2001

24

LOW BACK PAIN (LBP)

Disusun oleh:
Yaclin Natalia Damayanti (0961050087)

Pembimbing:
dr. Tumpal A Siagian Sp.S

SMF ILMU PENYAKIT SARAF RS TEBET


PERIODE 5 OKTOBER 2015 7 NOVEMBER 2015
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

2015

25

Anda mungkin juga menyukai