Anda di halaman 1dari 7

Tips Pencegahan Keracunan

24/05/2012 Tinggalkan komentar


Kasus keracunan sering terjadi akibat penggunaan yang salah dan penyalahgunaan

produk Obat dan Makanan atau bahan berisiko keracunan lainnya seperti Obat, Napza,
Produk Kimia dan Pestisida Rumah Tangga, Kosmetik, Obat Tradisional, dan Pangan.
1. OBAT
Obat digunakan untuk pencegahan, penyembuhkan, pemulihan, peningkatan kesehatan,
kontra Obat digunakan untuk pencegahan, penyembuhkan, pemulihan, peningkatan
kesehatan, kontrasepsi dan untuk menetapkan diagnosa.
Bila digunakan secara tepat dan benar yang lebih dikenal dengan istilah pemakaian secara
rasional. Karena pada hakekatnya obat adalah racun, jadi bila digunakan secara tidak rasional
dapat memperparah penyakit, meracuni tubuh dan kematian.
Untuk menghindari hal hal yang tidak diharapkan, perlu dilakukan langkah-langkah
pencegahan sebagai berikut :

Selalu gunakan obat yang telah memiliki nomor pendaftaran dari Badan POM

Baca aturan pakai pada label atau etiket setiap akan menggunakan, bila belum paham
tanyakan pada apoteker atau petugas apotik terdekat

Buang ditempat sampah untuk obat yang sudah kadaluarsa dan sisa obat beretiket
putih yang tidak dipakai lagi

Jangan berikan obat anda untuk orang lain, karena kondisi orang lain tidak sama
dengan kondisi anda dan gejala penyakit yang sama belum tentu menunjukkan
penyakit yang sama

Jangan gunakan minuman beralkohol untuk meminum obat, untuk hasil yang optimal
gunakan air putih

2. NAPZA
Napza adalah kelompok obat yang terdiri dari narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya
yang sering disalah gunakan pemakaiaannya.
Penyalagunaan Napza dapat menimbulkan ketergantungan yang berakibat gangguan fisik,
mental,sosial, keamanan dan ketertiban masyarakat dan masalah ini sudah menjadi masalah
nasional dan internasional, sehingga peredaran dan penggunaannya diawasi baik secara
nasional maupun internasional dalam rangka pencegahan penyalah gunaan. Peran serta

masyarakat sangat diperlukan dalam upaya pencegahan penyalah gunaan Napza agar dapat
diperoleh hasil yang optimal.
Secara garis besar upaya pencegahan meliputi upaya pencegahan primer, sekunder dan
tersier.
A. Pencegahan Primer (pencegahan dini)
Ditujukan kepada individu yang sama sekali belum terpengaruh penyalagunaan dan
dilaksanakan dalam bentuk kegiatan :

Penyuluhan tatap muka dalam bentuk ceramah dan diskusi, sarasehan, seminar

Pelayanan dan penyebaran informasi yang benar melalui media cetak (surat kabar,
majalah, buletin, leaflet, booklets, dll) dan media elektrolit (televisi, radio, website
dll)

Penyuluhan dengan mengintegrasikan informasi tentang bahaya penyalahgunaan


Napza dalam kegiatan-kegiatan KB, PKK, Kesehatan, Gizi Keluarga, Pertanian dll

Penyuluhan dengan mengintegrasikan informasi tentang bahaya penyalahgunaan


Napza kedalam pendidikan agama, moral dan hukum, serta dalam kurikulum SLTP
dan SLTA

Melalui kegiatan-kegiatan alternatif antara lain olaraga, perlombaan, kesenian,


keagamaan, bakti sosial, pramuka dll

B. Pencegahan Sekunder (pencegahan kerawanan)


Ditujukan kepada individu yang rawan terhadap pengaruh penyalah gunaan. Untuk mencegah
perluasan pengaruh dilaksanakan dalam bentuk kegiatan :

Penyuluhan dengan ceramah, sarasehan, diskusi, pementasan drama/film, peningkatan


bakat (olaraga dan kesenian), keagamaan dan kegiatan sosial

Pelayanan dan penyebaran informasi yang benar melalui media cetak (surat kabar,
majalah, buletin, leaflet, booklets dll) dan media elektronik (televisi, radio, website
dll)

Mengadakan kegiatan-kegiatan ekstra kulikuler antara lain UKS (Usaha Kesehatan


Sekolah ), PKS ( patroli Keamanan Sekolah ), Palang Merah Remaja, Pramuka, OSIS,
Pesantren kilat, Kegiata Seni Budaya seperti kesenian tradisional dll.

C. Pencegahan Tersier (pencegahan kekambuhan)


Ditujukan kepada individu yang pernah menjadi korban pengguna dan telah Sembuh dari
ketergantungan.

Untuk mencegah kambuhnya kembali mantan pengguna yang perlu dilakukan adalah
menumbuhkan niat dan tekat yang kuat untuk tidak lagi menjadi pegguna dan kiat-kiat yang
dapat dilakukan adalah:

Hindari teman pengguna Napza

Dalami spiritual

Diperlukan dukungan dan perhatian keluarga

3. PRODUK KIMIA DAN PESTISIDA DI RUMAH TANGGA


Berbagai produk/ bahan kimia dan pestisida yang sering dijumpai dalam rumah tangga antara
lain :

di ruang tamu : Puntung rokok/asap rokok, tanaman hias, baterai

di ruang tidur : Bahan-bahan kosmetika, racun serangga, obat-obatan,kapur barus

di kamar mandi : Pembersih/pewangi lantai, bahan pemutih, pewarna rambut,


deterjen, pembasmi kuman, pewangi ruangan

di dapur : Racun serangga/tikus, cuka, sabun cuci, minyak tanah

di garasi : Cat, pencair cat, air aki, minyak pemulas, oil mobil/motor 4Berbagai produk/
bahan kimia dan pestisida yang sering dijumpai dalam rumah tangga antara lain : baterai,
racun serangga, kapur barus, pembersih/pewangi lantai, bahan pemutih, pewarna rambut,
deterjen, pembasmi kuman, pewangi ruangan, racun serangga/tikus, cuka, sabun cuci, minyak
tanah, cat, pencair cat, air aki, minyak pemulas, oil mobil/motor.
Produk bahan kimia dan pestisida di rumah tangga tersebut diatas bermanfaat untuk
keamanan dan kenyamanan rumah, tetapi jika penggunanya tidak tepat dan benar dapat
beresiko tinggi menyebabkan bahaya dan keracunan.
Bahaya dan keracunan bahan kimia dapat terjadi melalui :

Kontak dengan kulit

Kontak dengan mata

Tertelan

Terhirup

Untuk menghindari terjadinya bahaya dan keracunan akibat penggunaan yang salah perlu
dilakukan tindakan pencegahan sebagai berikut :

Sebelum digunakan, bacalah label kemasan dengan teliti mengenai cara penggunaan,
cara penyimpanan dan peringatan resiko bahayanya.

Gunakan sesuai dengan petunjuk pada label kemasan.

Tutup rapat wadah kemasan dengan baik untuk menghindari tercecernya atau
tumpahnya bahan.

Jaga label pada kemasan tetap bersih agar dapat terbaca hingga bahan dalam kemasan
habis.

Jangan simpan kemasan bersama dengan bahan makan atau Minuman.

Jangan simpan bahan kimia dan pestisida pada wadah makanan/minuman dan
sebaliknya.

Simpan kemasan pada tempat yang aman,tidak terjangkau anak-anak dan di tempat
yang teduh dan kering.

Simpan bahan yang mudah menguap pada ruangan dengan sirkulasi udara yang baik
dan jauh dari sumber api.

Cuci tangan dan muka secara benar dan sebersih mungkin setelah selesai
menggunakan bahan kimia dan pestisida rumah tangga.

Gunakan produk seperlunya, untuk pestisida rumah tangga ruangan dapat


digunakan/dimasuki kembali 1 jam setelah penyemprotan.

4. KOSMETIK
baca di https://ebesaja.wordpress.com/2012/04/10/tips-aman-memakai-kosmetik
5.OBAT TRADISIONAL
Obat tradisional di Indonesia yang lebih dikenal dengan istialah jamu telah menjelma menjadi
komoditi industri, dengan tampilan kemasan yang menarik dan ditunjang dengan iklan di
media cetak dan lektrolit semakin meningkatkan pengguna jamu/obat tradisional. Obat
tradisional masih berupa bahan kasar (raw material) yang berasal dari bahan simplisai atau
sediaan galenik, sehingga terdapat beberapa macam bahan berkhasiat yang dapat berpengaruh
terhadap tubuh, oleh karena itu selain mempunyai efek yang diharapkan juga dapat
menimbulkan efek yang mungkin dapat merugikan kesehatan dan efek efek tersebut tidak
dapat terlihat dalam waktu yang singkat.
Obat tradisional di Indonesia yang lebih dikenal dengan istialah jamu telah menjelma menjadi
komoditi industri, dengan tampilan kemasan yang menarik dan ditunjang dengan iklan di
media cetak dan lektrolit semakin meningkatkan pengguna jamu/obat tradisional. Obat
tradisional masih berupa bahan kasar (raw material) yang berasal dari bahan simplisai atau
sediaan galenik, sehingga terdapat beberapa macam bahan berkhasiat yang dapat berpengaruh
terhadap tubuh, oleh karena itu selain mempunyai efek yang diharapkan juga dapat

menimbulkan efek yang mungkin dapat merugikan kesehatan dan efek efek tersebut tidak
dapat terlihat dalam waktu yang singkat.
Seiring dengan makin meningkatnya pengguna obat tradisional, menimbulkan persaingan
dikalangan produsen obat tradisional, sehingga banyak ditemukan produsen nakal
menambahkan bahan kimia obat ke dalam obat tradisional seperti jenis fenil butason,
metampiron, deksametason, parasetamol dll untuk menimbulkan kesan efek yang manjur.
Dengan adanya berbagai macam bahan dalan sedian obat tradisional dan ditambah denga
banyak ditemukan bahan kimia obat dapat menimbulkan bahaya bahkan dapat berakibat
kematian.
Untuk menghindari dari bahaya penggunaan obat tradisional, perlu dilakukan tindakan
pencegahan sebagai berikut :

Gunakan obat tradisional yang sudah memiliki nomer pendaftaran BPOM

Jangan gunakan obat tradisional bersama dengan obat kimia (resep dokter)

Jika meminum obat tradisional menimbulkan efek yang cepat, patut dicurigai ada
penambahan bahan kimia obat yang memang dilarang penggunaanya dalam obat
tradisional.

Selalu periksa tanggal kadaluarsa

Kunjungi website Badan POM untuk mengetahui obat tradisional yang mengandung
bahan kimia obat pada bagian Public warning.

6. PANGAN
Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok dan sumber energi untuk melakukan berbagai
aktivitas hidup manusia. Pangan yang baik adalah yang memiliki kandungan gizi, bersih, dan
bebas dari bahan-bahan yang berbahaya. Namun demikian pada pangan bisa terdapat bahan
yang tidak diinginkan, yang sifatnya membahayakan kesehatan. Bahan yang berbahaya
tersebut dapat masuk dalam pangan secara tidak sengaja, misalnya logam yang terakumulasi
pada pangan yang diolah dengan menggunakan alat masak logam. Pangan yang mengandung
bahan-bahan yang tidak dikehendaki dapat dikatakan pangan tersebut telah tercemar atau
terkontaminasi.
Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok dan sumber energi untuk melakukan berbagai
aktivitas hidup manusia. Pangan yang baik adalah yang memiliki kandungan gizi, bersih, dan
bebas dari bahan-bahan yang berbahaya. Namun demikian pada pangan bisa terdapat bahan
yang tidak diinginkan, yang sifatnya membahayakan kesehatan. Bahan yang berbahaya
tersebut dapat masuk dalam pangan secara tidak sengaja, misalnya logam yang terakumulasi
pada pangan yang diolah dengan menggunakan alat masak logam. Pangan yang mengandung
bahan-bahan yang tidak dikehendaki dapat dikatakan pangan tersebut telah tercemar atau
terkontaminasi.
Untuk menghindari keracunan yang umumnya tidak disengaja karena konsumsi pangan,
maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

Mencuci tangan sebelum dan setelah menangani pangan.

Mencuci tangan setelah menggunakan toilet.

Mencuci dan membersihkan peralatan masak serta perlengkapan makan sebelum dan
setelah digunakan.

Menjaga area dapur/tempat mengolah pangan dari serangga dan binatang lainnya.

Tidak meletakkan pangan matang pada wadah yang sama dengan bahan pangan
mentah untuk mencegah terjadinya kontaminasi silang.

Tidak mengkonsumsi pangan yang telah kadaluarsa atau pangan dalam kaleng yang
kalengnya telah rusak atau menggembung.

Tidak mengkonsumsi pangan yang telah berbau dan rasanya tidak enak.

Tidak mengkonsumsi jamur liar.

Mengkonsumsi air yang telah dididihkan.

Memasak pangan sampai matang sempurna agar sebagian besar bakteri dapat
terbunuh. Proses pemanasan harus dilakukan sampai suhu di bagian pusat pangan
mencapai suhu aman ( > 70 Derajat Celcius) selama minimal 20 menit.

Menyimpan segera semua pangan yang cepat rusak dalam lemari pendingin
(sebaiknya disimpan di bawah suhu 5 Derajat Celcius).

Tidak membiarkan pangan matang pada suhu ruang lebih dari 2 jam karena mikroba
dapat berkembang biak dengan cepat pada suhu ruang.

Mempertahankan suhu pangan matang lebih dari 60 Derajat Celcius sebelum


disajikan. Dengan menjaga suhu di bawah 5 Derajat Celcius atau di atas 60 Derajat
Celcius, pertumbuhan mikroba akan lebih lambat atau terhenti.

Menyimpan produk pangan yang harus disimpan dingin, seperti susu pasteurisasi,
keju, sosis, dan sari buah dalam lemari pendingin.

Menyimpan produk pangan olahan beku, seperti nugget , es krim, ayam goreng
tepung beku, dll dalam freezer.

Menyimpan pangan yang tidak habis dikonsumsi dalam lemari pendingin.

Tidak membiarkan pangan beku mencair pada suhu ruang.

Membersihkan dan mencuci buah-buahan serta sayuran sebelum digunakan, terutama


yang dikonsumsi mentah.

Sumber: Sentra Informasi Keracunan Nasional

Anda mungkin juga menyukai