Anda di halaman 1dari 3

LEMBAR FAKTA

Peluncuran Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan


(25 November 10 Desember 2012)
Demi Perubahan Hukum Yang Berkeadilan

Tentang Angka Kekerasan Seksual


Data Catatan Tahunan (Catahu) Komnas Perempuan dan Lembaga Pengada Layanan, 2011:
1. Sepanjang tahun 2011 ada 4.377 kasus kekerasan seksual dari total 119.107
kasus kekerasan yang dilaporkan. Artinya, setiap hari ada 12 perempuan menjadi
korban kekerasan seksual.
2. Kasus kekerasan seksual paling banyak terjadi di ranah publik, dengan 2.937
kasus. Bentuk kekerasan seksual yang terjadi diantaranya perkosaan, percobaan
perkosaan, pelecehan seksual, pemaksaan aborsi, eksploitasi seksual, prostitusi paksa
dan kontrol seksual.
3. Kekerasan Seksual di wilayah publik artinya kekerasan dilakukan oleh pelaku yang
tidak memiliki hubungan kekerabatan, darah ataupun perkawinan. Umumnya pelaku
kekerasan adalah majikan, tetangga, guru, teman sekerja, tokoh masyarakat, ataupun
orang yang tidak dikenal.
4. Catahu 2011 menaruh perhatian khusus pada kekerasan seksual dalam bentuk teror
perkosaan di angkutan umum. Beberapa korban diperkosa oleh lebih dari satu
orang pelaku, dan satu orang perempuan korban diantaranya tewas dibunuh.
5. Sebanyak 1.398 kasus kasus kekerasan seksual terjadi di ranah personal.
Kekerasan seksual ini yang dilakukan oleh orang yang memiliki hubungan darah
(ayah, kakak, adik, paman, kakek), kekerabatan, perkawinan (suami) maupun relasi
intim (pacaran) dengan korban.
6. Catahu Komnas Perempuan (dimulai sejak 2001), adalah kompilasi data kasus yang
ditangani oleh lembaga pengada layanan bagi perempuan korban kekerasan, baik
yang dikelola negara maupun inisiatif masyarakat. Pada tahun 2011, data ini
dikompilasi dari data 393 lembaga di 33 provinsi.
Data Pengaduan ke Komnas Perempuan, 2011:
1. Pada tahun 2011, Komnas Perempuan menerima total 716 kasus KtP (Kekerasan
terhadap Perempuan) yang dilaporkan secara langsung (datang langsung atau melalui
telp, email, surat dll). Dari seluruh data yang masuk, data kasus kekerasan seksual
memang belum seluruhnya terpilah berdasarkan kategori/bentuk-bentuknya.
2. Sulitnya membuat data terpilah kekerasan seksual juga disebabkan keengganan
korban untuk menjelaskan kasusnya (kekerasan seksual) dibandingkan dengan bentuk
kekerasan lainnya (fisik atau psikis). Dari 716 kasus yang masuk, 126 kasus berupa
kekerasan seksual, namun tidak korban enggan bercerita banyak.
3. Perempuan korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga misalnya, mayoritas tidak mau
mengungkap lebih jauh tentang kasus kekerasan seksual yang dialaminya. Ketika ia
mengalami bentuk kekerasan berlapis. Ia akan melaporkan kekerasan fisik atau psikis
lebih dahulu, sebelum akhirnya melaporkan bahwa ia juga mengalami kekerasan
seksual. Ini terkait dengan konsep aib dan moralitas yang melekat dalam kasus
kekerasan seksual.
4. Khusus kasus perkosaan, ada 24 kasus perkosaan yang dilaporkan langsung ke
Komnas Perempuan, dimana 8 korban diantaranya adalah anak-anak (dibawah usia
18) tahun. Beberapa kasus terjadi di dalam rumah tangga (dilakukan oleh keluarga
terdekat), maupun di komunitas (dilakukan oleh guru sekolah, atasan, tetangga,
kenalan). Ada juga yang dilakukan oleh aparat negara (anggota TNI).
Tentang Kajian Kekerasan Seksual Komnas Perempuan

1. Komnas Perempuan mencatat dalam waktu tiga belas tahun terakhir kasus kekerasan

seksual berjumlah hampir seperempat dari seluruh total kasus kekerasan.


Sejumlah 93.960 kasus kekerasan seksual terjadi dari total 400.939 kasus kekerasan

yang dilaporkan. Artinya, setiap hari ada 20 perempuan menjadi korban


kekerasan seksual.
2. Lebih atau 70.115 kasus dari kasus kekerasan seksual terjadi di ranah personal.
Kasus kekerasan seksual terbesar berikutnya adalah yang terjadi dalam ranah publik,
dengan 22.284. Sementara kekerasan seksual di ranah negara berjumlah 1.561 kasus.
3. Dari total kasus kekerasan seksual sebanyak 93.960 kasus hanya 8.784 kasus
yang datanya terpilah. Sisanya adalah gabungan dari kasus perkosaan, pelecehan
seksual dan eksploitasi seksual.
4. Ada 5 jenis kekerasan seksual terbanyak, yaitu perkosaan (4.845 kasus),
perdagangan perempuan untuk tujuan seksual (1.359 kasus), pelecehan
seksual (1.049 kasus), penyiksaan seksual (672 kasus), dan eksploitasi seksual
(342 kasus).
Halaman 1 dari 2.....

5. Komnas Perempuan mengenali 14 jenis Kekerasan Seksual sejak tema ini diangkat

(2010), yaitu: (1) perkosaan (2) pelecehan seksual (3) eksploitasi seksual (4)
penyiksaan seksual (5) perbudakan seksual (6) intimidasi/ serangan bernuansa seksual
termasuk ancaman atau percobaan perkosaan (7) prostitusi paksa (8) pemaksaan
kehamilan (9) pemaksaan aborsi (10) pemaksaan perkawinan (11) perdagangan
perempuan untuk tujuan seksual (12) kontrol seksual termasuk pemaksaan busana
dan kriminalisasi perempuan lewat aturan diskriminatif beralasan moralitas dan
agama (13) penghukuman tidak manusiawi dan bernuansa seksual (14) praktik tradisi
bernuansa seksual yang membahayakan atau mendiskriminasi perempuan.
6. Tahun ini Komnas Perempuan menambahkan 1 bentuk kekerasan seksual lain, menjadi
15 bentuk kekerasan seksual, yaitu: kontrasepsi/sterilisasi paksa.
7. Kontrasepsi/Sterilisasi Paksa merujuk pada pemaksaan penggunaan alat-alat
kontrasepsi untuk mencegah fungsi reproduksi, atau pemaksaan penuh organ seksual
perempuan untuk berhenti bereproduksi sama sekali, yang merebut hak seksual
perempuan serta fungsi reproduksinya
8. Perempuan dengan disabilitas, perempuan dengan HIV/AIDS maupun perempuan
rentan diskriminasi dan kekerasan lainnya sering menghadapi tindakan
kontrasepsi/sterilisasi paksa.
9. Sejumlah kasus menonjol di ranah publik yang terjadi tahun 2012 adalah kasus
eksploitasi seksual. Misalnya, yang dialami NA, perempuan pelaku pelanggaran
lalu lintas, yang dialaminya saat berada di ruang kepolisian. NA dalam kondisi tidak
sadar, diambil gambarnya dalam keadaan setengah telanjang, lalu disebarluaskan
melalui internet
10. Tindak kekerasan seksual dalam berbagai bentuk terhadap tahanan perempuan
mengarah pada penyiksaan seksual, sebuah terminologi penting dalam pemidanaan
yang tidak dikenali dalam sistem hukum Indonesia sehingga kerap melanggengkan
praktik impunitas.
11. Eksploitasi seksual lainnya yang terjadi tahun 2012, adalah yang terjadi dalam kasus
kekerasan dalam pacaran (KDP/Ingkar Janji) dan kasus suami menjual istrinya untuk
tujuan seksual.
Tentang Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (k16haktp)

1. Kampanye 16haktp adalah kampanye internasional yang digagas Center Women


Global Leadership (CWGL) tahun 1991. Komnas Perempuan memulai peran untuk
memfasilitasi pelaksanaan k16haktp di tingkat nasional pada tahun 2001.
2. Kampanye ini disebut kampanye 16 hari karena masa periode kampanyenya memang
merentang selama 16 hari, yaitu dimulai sejak 25 November (hari Internasional
Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan) hingga 10 Desember (hari HAM
Internasional). Tujuan mengaitkan kedua hari besar HAM tersebut adalah untuk
menyampaikan pesan bahwa segala bentuk kekerasan terhadap perempuan adalah
pelanggaran HAM, dan pemenuhan hak asasi manusia tidak terlepas pula dari upaya
penghapusan kekerasan terhadap perempuan.

3. Komnas Perempuan merayakan k16haktp hingga 18 Desember yang merupakan hari


buruh migran sedunia.

4. Sepanjang 16 hari kampanye, terdapat beberapa perayaan hari besar lainnya, yaitu:
a. 25 Nov
Hari internasional penghapusan kekerasan terhadap perempuan
b. 29 Nov
Hari internasional perempuan pembela Hak Asasi Manusia
c. 1 Des Hari AIDS sedunia
d. 2 Des Hari internasional Penghapusan Perbudakan
e. 3 Des Hari internasional bagi penyandang Disabilitas
f. 5 Des Hari Internasional bagi Sukarelawan
g. 6 Des Hari tidak ada toleransi bagi kekerasan terhadap perempuan
h. 9 Des Hari Anti Korupsi sedunia
i. 10 Des
Hari HAM Internasional
j. 18 Des
Hari Buruh Migran Internasional
5. Tahun

ini, setidaknya ada 110 organisasi, di 51 kabupaten, di 22 provinsi yang


menyelenggarakan k16haktp di Indonesia. Jumlah ini naik 100% dari tahun 2011 (52
organisasi, di 42 kabupaten, di 23 provinsi)
6. Keduapuluh tiga provinsi yang menyelenggarakan k16haktp adalah NAD, Riau, Jambi,
Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Sumatera Selatan, Jawa Barat, DKI
Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, DIY, Kalimantan Timur,Bali, Nusa Tenggara Barat,
Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi
Tenggara, Maluku, serta Papua
7. Tema k16haktp sejak tahun 2010 hingga tahun 2014 adalah Kekerasan Seksual:
Kenali dan Tangani, dengan target akhir lahirnya Undang-Undang Kekerasan Seksual
di tahun 2014.

Anda mungkin juga menyukai