Anda di halaman 1dari 5

Rumah sehat merupakan salah satu sarana untuk mencapai derajat kesehatan yang

optimum. Untuk memperoleh rumah yang sehat ditentukan oleh tersedianya sarana
sanitasi perumahan. Sanitasi rumah adalah usaha kesehatan masyarakat yang
menitikberatkan pada pengawasan terhadap struktur fisik dimana orang
menggunakannya untuk tempat tinggal berlindung yang mempengaruhi derajat
kesehatan manusia.
Dalam menentukan kriteria dan pembobotan instruman penilaian rumah sehat ini
digunakan metode Professional Adjustment, dengan tetap mengacu pada beberapa
teori yang ada seperti Derajat Kesehatannya Blum.
Pembobotan terhadap kelompok komponen rumah, kelompok sarana sanitasi, dan
kelompok perilaku didasarkan pada teori Blum, yang diinterpetasikan terhadap:
1. Lingkungan (45%)
2. Perilaku (35%)
3. Pelayanan Kesehatan (15%)
4. Keturunan (5%)
Dalam hal rumah sehat , prosentase pelayanan kesehatan dan keturunan
diabaikan, sedangkan untuk penilaian lingkungan dan perilaku ditentukan
sebagai berikut :
1. Bobot komponen rumah (25/80 x 100%) 31
2. Bobot sarana sanitasi (20/80 x 100%) 25
3. Bobot perilaku (35/80 x 100%) 44
Penentuan kriteria rumah berdasarkan pada hasil penilaian rumah yang merupakan
hasil perkalian antara nilai dengan bobot, dengan kriteria sebagai berikut :
1. Memenuhi Syarat80 100% dari total skor
2. Tidak memenuhi syarat< 80% dari total skor
Secara umum rumah dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :
(Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat, Depkes RI, 2007)
1. Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup, komunikasi
yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah,
adanya ruangan khusus untuk istirahat (ruang tidur), bagi masing masing
penghuni;
2. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah
dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas
vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar

matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping


pencahayaan dan penghawaan yang cukup;
3. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul
karena pengaruh luar dan dalam rumah, antara lain persyaratan garis sempadan
jalan, konstruksi bangunan rumah, bahaya kebakaran dan kecelakaan di dalam
rumah;
Rumah yang sehat harus dapat mencegah atau mengurangi resiko kecelakaan
seperti terjatuh, keracunan dan kebakaran (Winslow dan APHA). Beberapa aspek
yang harus diperhatikan dalam kaitan dengan hal tersebut antara lain :
a. Membuat konstruksi rumah yang kokoh dan kuat;
b. Bahan rumah terbuat dari bahan tahan api;
c. Pertukaran udara dalam rumah baik sehingga terhindar dari bahaya racun
dan gas;
d. Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin sehingga bahaya jatuh dan
kecelakaan mekanis dapat dihindari;
4. Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan dan ruang
gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu;
Beberapa aspek yang berkaitan dengan rumah sehat dapat dijelaskan sebagai
berikut :
A. Ventilasi
Ventilasi adalah proses penyediaan udara segar ke dalam dan pengeluaran udara
kotor dari suatu ruangan tertutup secara alamiah maupun mekanis. Rumah yang
memenuhi syarat ventilasi baik akan mempertahankan kelembaban yang sesuai
dengan temperatur kelembaban udara. Standart luas ventilasi rumah, menurut
Kepmenkes RI No. 829 tahun 1999, adalah minimal 10% luas lantai. Menurut
Frinck (1993) setiap ruang yang dipakai sebagai ruang kediaman sekurangkurangnya terdapat satu jendela lubang ventilasi yang langsung berhubungan
dengan udara luar bebas rintangan dengan luas 10% luas lantai.
Agar udara dalam ruangan segar persyaratan teknis ventilasi dan jendela
ini sebagai berikut :
1. Luas lubang ventilasi tetap, minimum 5% dari luas lantai ruangan dan luas
lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimum 5% luas
lantai, dengan tinggi lubang ventilasi minimal 80 cm dari langit langit.
2. Tinggi jendela yang dapat dibuka dan ditutup minimal 80 cm dari lantai
dan jarak dari langit-langit sampai jendela minimal 30 cm.

3. Udara yang masuk harud udara yang bersih, tidak dicemari oleh asap
pembakaran sampah, knaolpot kendaraan, debu dan lain-lain.
4. Aliran udara diusahakan cross ventilation dengan menempatkan lubang
hawa berhadapan antara dua dinding ruangan.Aliran udara ini diusahakan
tidak terhalang oleh barang-barang seperti almari, dinding, sekat-sekat,
dan lain-lain.
5. Kelembaban udara dijaga antara 40% s/d 70%.
B. Pencahayaan
Penerangan ada dua macam, yaitu penerangan alami dan buatan. Penerangan alami
sangat penting dalam menerangi rumah untuk mengurangi kelembaban.
Penerangan alami diperoleh dengan
masuknya sinar matahari ke dalam ruangan melalui jendela, celah
maupun bagian lain dari rumah yang terbuka.
Rumah sebagai tempat tinggal yang memenuhi syarat kesehatan
dan kenyamanan dipengaruhi oleh 3 (tiga) aspek, yaitu pencahayaan,
penghawaan, serta suhu udara dan kelembaban dalam ruangan.
Aspek-aspek tersebut merupakan dasar atau kaidah perencanaan rumah
sehat dan nyaman.
1. Pencahayaan
2. Matahari sebagai potensi terbesar yang dapat digunakan sebagai
pencahayaan alami pada siang hari. Pencahayaan yang dimaksud adalah
penggunaan terang langit, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Cuaca dalam keadaan cerah dan tidak berawan,
b. Ruangan kegiatan mendapatkan cukup banyak cahaya,
c. Ruang kegiatan mendapatkan distribusi cahaya secara merata
Kualitas pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan
ditentukan oleh:
a. Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata),
b. Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata),
c. Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan,
d. Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan,
e. Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu) jam
setiap hari,
f. Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 08.00 sampai dengan jam 16.00.
C. Penghawaan
Kualitas udara dipengaruhi oleh adanya bahan polutan di udara. Polutan di dalam
rumah kadarnya berbeda dengan bahan polutan di

luar rumah. Peningkatan bahan polutan di dalam ruangan dapat pula


berasal dari sumber polutan di dalam ruangan seperti asap rokok, asap dapur,
pemakaian obat nyamuk bakar
Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan
alami, maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan
peranginan silang (ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Lubang penghawaan m inimal 5% (lima persen) dari luas lantai ruangan.
b. Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir keluar
ruangan.
c. Udara yang masuk tidak berasal dari asap dapur atau bau kamar mandi/WC.
d. Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandi/WC, yang
memerlukan peralatan bantu elektrikal -mekanikal seperti blower atau exhaust
fan, harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
e. Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan
f. Menghindari disekitarnya.
g. Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan kegiatan
dalam bangunan seperti: ruangan keluarga, tidur, tamu dan kerja.
D. Suhu dan kelembaban udara
Untuk mengatur suhu udara dan kelembaban normal untuk ruangan dan penghuni
dalam melakukan kegiatannya, perlu memperhatikan :
a. Keseimbangan penghawaan antara volume udara yang masuk dan keluar.
b. Pencahayaan yang cukup pada ruangan dengan perabotan tidak bergerak
perabotan yang menutupi sebagian besar luas lantai ruangan.
(Pedoman Umum Rumah Sederhana Sehat)
Untuk pengukuran suhu udara dengan mempergunakan alat
Phsycrometer, yang terbagi atas :
1. Suhu Kering, merupakan suhu udara yang ditunjukkan oleh thermometer basah
dengan pembacaan suhu setelah diukur selama 15 menit dan umumnya
berkisar antara 29C-34C
2. Suhu Basah, merupakan suhu yang menunjukkan bahwa udara telah jenuh
yaitu antara 25C - 28C.
Agar diperoleh suhu ruangan yang yang memenuhi syarat kesehatan (18C 30C)
dapat dilakukan dengan melakukan pertukaran udara setempat (kipas angin) atau
dengan udara baru (AC/Exhauser).

Kelembaban merupakan kandungan uap air udara dalam ruang yang diukur dengan
phsycrometer dan dinyatakan dengan satuan persen (%).
Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kelembaban dalam
rumah antara lain :
a. Rising Dump (Kelembaban yang naik dari tanah). Kelembaban yang
disebabkan oleh proses kerja osmosis atau tenaga tarik kapiler dari bahan
dinding yang mengadakan kontak dengan tanah yang lembab yang dapat naik
kedalam dinding (mencapai ketinggian 3 4 meter).
b. Percolation Dump (merembes melalui dinding). Disebabkan oleh infiltrasi
hujan yang masuk kedalam dinding.
c. Root Leaks (bocor melalui atap) Disebabkan karena atap atau genting yang
tidak dapat menahan air (air hujan dapat merembes melalui celah-celahnya).
Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 829/Menkes/SK/VII/1999
kelembaban udara berkisar antara 40% -70%.

C. INDIKATOR DAN PARAMETER PENILAIAN RUMAH


Terdapat beberapa indikator penilaian rumah sehat yaitu :
1. Komponen Rumah
2. Sarana Sanitasi
3. Perilaku Penghuni
1. Indikator penilaian komponen rumah meliputi beberapa
parameter
sebagai berikut :
a. Langit-langit
b. Dinding
c. Lantai
d. Jendela kamar tidur
e. Jendela ruang keluarga
f. Ventilasi
g. Lubang asap dapur
h. Pencahayaan
i. Kandang
j. Pemanfaatan Pekarangan
k. Kepadatan penghuni.
Ventilasi

Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara


penghawaan
alami, maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan
peranginan silang (ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Lubang penghawaan minimal 5% (lima persen) dari luas lantai
ruangan.
b. Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang
mengalir
keluar ruangan.
c. Udara yang masuk tidak berasal dari asap dapur atau bau
kamar
mandi/WC.
Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar
mandi/WC, yang
memerlukan peralatan bantu elektrikal-mekanikal seperti blower atau
exhaust
fan, harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan
bangunan
disekitarnya.
b. Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan
ruangan
kegiatan dalam bangunan seperti: ruangan keluarga, tidur, tamu dan
kerja.
Pencahayaan
Kualitas pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam
ruangan
ditentukan oleh:
a. Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata),
b. Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan
(mata),
c. Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan,
d. Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan,

e. Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1


(satu) jam
setiap hari.
f. Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 08.00 sampai dengan jam
16.00.
Kepadatan Penghuni
Menurut
Kepmenkes RI (1999) luas ruangan tidur minimal 8 m 2 dan tidak
dianjurkan lebih dari 2 orang.
Kebutuhan ruang per orang dihitung berdasarkan aktivitas dasar
manusia di
dalam rumah. Aktivitas seseorang tersebut meliputi aktivitas tidur,
makan,
kerja, duduk, mandi, kakus, cuci dan masak serta ruang gerak
lainnya. Dari
hasil kajian, kebutuhan ruang per orang adalah 9 m2 dengan
perhitungan
ketinggian rata-rata langit-langit adalah 2.80 m. (Luas bangunan 3.5
m2 per
orang).
2. Indikator penilaian Sarana Sanitasi rumah meliputi beberapa
parameter
sebagai berikut :
a. Sarana air bersih
b. Jamban
c. Sarana pembuangan air limbah
d. Sarana pembuangan sampah.
Sarana air bersih
Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya adalah sebagai
berikut :
a. Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna
b. Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum yang diperbolehkan 0,3
mg/l, Kesadahan (maks 500 mg/l)
c. Syarat Mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks 0 per 100

ml air)
Jamban
Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan
syarat
antara lain sebagai berikut :
a. Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi
b. Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin
memasuki mata air atau sumur
c. Tidak boleh terkontaminasi air permukaan
d. Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain
e. Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar ; atau, bila memang
benarbenar
diperlukan, harus dibatasi seminimal mungkin.
f. Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap
dipandang.
g. Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan
tidak
mahal.
Sarana Pembuangan Sampah
Teknik pengelolaan sampah yang baik diantaranya harus
memperhatikan
faktor-aktor sebagai berikut :
a. Penimbulan sampah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah
penduduk dan kepadatanya, tingkat aktivitas, pola kehidupan/tingkat
sosial ekonomi, letak geografis, iklim, musim, dan kemajuan
teknologi.
b. Penyimpanan sampah.
c. Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali.
d. Pengangkutan
e. Pembuangan
Selain itu pada tingkat
rumah tangga juga sudah harus dimulai penerapan prinsip-prinsip
pengurangan volume sampah dengan menerapkan prinsip 4 R yaitu
(Reduce,

Reuse, Recycle dan Replace ).

kaki gajah dan usaha-usaha sanitasi.

3. Indikator penilaian Perilaku Penghuni Rumah meliputi beberapa


parameter sebagai berikut :
a. Kebiasaan mencuci tangan
b. Keberadaan vektor tikus
c. Keberadaan Jentik.

Kebiasaan mencuci tangan


Beberapa langkah tepat Cuci Tangan Pakai Sabun antara lain :
1. Membasuh tangan dengan air yang mengalir, kemudian cuci dan
gosok
kedua tangan selama 20 detik dengan sabun sampai muncul busa.
Pada
tahab ini harus dipastikan bahwa semua bagian tangan tergosok
semua
(sela-sela jari, di bawah kuku dan punggung tangan.
2. Membilas tangan dengan air mengalir selama 10 detik;
3. Mengeringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih
dan
kering.

Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang


kemudian disebut sebagai vektor misalnya pinjal tikus untuk penyakit
pes/sampar, Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria, Nyamuk
Aedes
sp untuk Demam Berdarah Dengue (DBD), Nyamuk Culex sp untuk
Penyakit
Kaki Gajah/Filariasis.
Penanggulangan/pencegahan dari penyakit tersebut diantaranya
dengan
merancang rumah/tempat pengelolaan makanan dengan rat proff
(rapat
tikus), Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah
gigitan
Nyamuk Anopheles sp, Gerakan 3 M (menguras mengubur dan
menutup)
tempat penampungan air untuk mencegah penyakit DBD,
Penggunaan kasa pada lubang angin di rumah atau dengan
pestisida untuk mencegah penyakit

Ada, tidaknya tikus di dalam rumah


Keberadaan tikus dalam
rumah dapat dideteksi antara lain melalui jejak suara, kotoran dan
sarang
tikus.
Ada, tidaknya jentik
Rumah/bangunan bebas jentik nyamuk Aedes adalah >95%.

Anda mungkin juga menyukai