Disusun oleh:
Caritas Cindy Thearesti, S. Farm
158115091
158115096
158115117
158115174
Disusun oleh:
158115091
158115096
158115117
158115174
158115091
158115096
158115117
158115174
Pembimbing di Puskesmas
Depok III
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala berkat dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktek
Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Puskesmas Depok 3 pada tanggal 11-23 Juli
2016 dengan baik, serta penulis dapat menyelesaikan penulisan Laporan Praktek
Kerja Profesi Apoteker di Puskesmas Depok 3 sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Apoteker (Apt.) di Program Studi Apoteker Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis telah banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak berupa doa,
dukungan, sarana, bimbingan, nasihat, kritik, dan saran dalam pelaksanaan PKPA
maupun dalam penyusunan laporan PKPA ini. Dengan demikin, dengan
kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak lain
yang turut membantu penulis untuk menyelesaikan laporan ini, yaitu:
1. Aris Widayati M.Si., Ph.D., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Dra. Th. B. Titien Siwi H., M.kes., Apt., Ph.D dan Maria Wisnu Donowati
M.Si., Apt selaku Ketua dan Wakil Ketua Program Profesi Apoteker Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma.
3. Beti Pudyastuti, M.Sc., Apt. selaku dosen pembimbing fakultas yang telah
memberikan bimbingan kepada kami, memberikan diskusi, pengarahan dan
masukan kepada kami.
4. Bapak Toto Suharto, SKM, M.Kes., selaku Kepala Puskesmas Depok III.
5. Bu Rika dan Bu Yani selaku pembimbing dari Puskesmas Depok 3 yang telah
membeikan bimbingan serta diskusi kepada kami.
6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, atas segala doa dan
dukungan yang diberikan.
Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam laporan ini
sehingga kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari
pembaca. Akhir kata, semoga laporan PKPA ini dapat berguna bagi pembaca.
Yogyakarta, 19 Juli 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii
PRAKATA ....................................................................................................... iii
iv
vii
viii
ix
1
1
2
3
4
4
7
8
9
10
11
12
12
13
13
14
16
16
17
18
18
18
20
20
20
20
21
22
25
27
27
30
32
32
2.
3.
4.
5.
33
34
34
35
37
38
38
39
39
39
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.
Gambar 2.
Gambar 3.
Gambar 4.
Gambar 5.
Gambar 6.
21
27
29
35
38
41
DAFTAR TABEL
Tabel I.
Tabel II.
Lampiran 1.
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Lampiran 5.
Lampiran 6.
Lampiran 7.
Lampiran 8.
Lampiran 9.
Lampiran 10.
Lampiran 11.
Lampiran 12.
Lampiran 13.
Lampiran 14.
Lampiran 15.
Lampiran 16.
Lampiran 17.
Lampiran 18.
Lampiran 19.
Lampiran 20.
Lampiran 21.
Lampiran 22.
Lampiran 23.
DAFTAR LAMPIRAN
Gedung Puskesmas Depok III..............................................
Etiket Obat ...........................................................................
Kartu Stok ............................................................................
Kertas Pembungkus Sediaan Pulveres ................................
Alat Membuat Pulveres .......................................................
Alat Perekat Kerta Pembungkus Pulveres ...........................
Alat Bantu memasukkan Pulveres ke pembungkus ............
Resep Pasien yang berobat di Puskesmas Depok III............
LPLPO Bulan April .............................................................
Termometer Ruangan ..........................................................
Bukti Pembayaran Puskesmas Depok III.............................
Kode Diagnosis Dokter .......................................................
SOP Pelayanan Puskesmas Depok III .................................
Rak Obat di Gudang Farmasi ..............................................
Pengiriman barang dari gudang ke ruang pelayanan ...........
Alur Pelayanan Puskesmas Depok III..................................
Ruang Pelayanan Rawat Jalan Puskesmas Depok III.........
Lemari Obat Pelayanan Rawat Jalan Puskesmas Depok III
Lemari Obat KB, Peralatan KB, dan Obat Pasien TB..........
Lemari Narkotik dan Psikotropik Pelayanan Rawat Jalan
Puskesmas Depok III............................................................
Keranjang Pengiriman Barang dari Gudang Farmasi
Ke Ruang Pelayanan............................................................
Jadwal Posyandu Puskesmas Depok III...............................
Kuisioner Survei Kepuasan Pelanggan................................
45
45
46
46
47
47
48
48
49
49
50
50
51
51
52
52
53
53
54
54
55
55
56
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sehingga
menjadi
terpadu
untuk
penyelenggaraan
kesehatan
B. Tujuan
Periode 11 23 Juli 2016
3. Meningkatkan
wawasan,
pengetahuan,
keterampilan
dan
sikap
serta
C. Manfaat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Puskesmas
pelayanan
kesehatan
masyarakat
(UKM)
dan
upaya
kesehatan
1. Tujuan Puskesmas
2. Fungsi Puskesmas
Berdasarkan
selalu
berupaya
menggerakkan
dan
memantau
untuk
hidup
sehat,
serta
berperan
aktif
dalam
Puskesmas
kesehatan
bertanggung
tingkat
pertama
jawab
menyelenggarakan
secara
menyeluruh,
pelayanan
terpadu
dan
kesehatan
serta
mencegah
penyakit
tanpa
3. Struktur Organisasi
Puskesmas
merupakan
unit
pelaksana
teknis
Dinas
Kesehatan
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan suatu proses kegiatan pemilihan obat dan
perbekalan kesehatan untuk menentukan jenis dan jumlah obat dalam rangka
pemenuhan kebutuhan obat di Puskesmas. Perencanaan kebutuhan obat setiap
periode dilaksanakan oleh Pengelola Obat dan Perbekalan Kesehatan di
Puskesmas. Proses seleksi dilakukan dengan mempertimbangkan pola penyakit,
pola konsumsi obat periode sebelumnya, data mutasi obat, dan rencana
pengembangan. Proses seleksi juga harus mengacu pada Daftar Obat Esensial
Nasional (DOEN) dan Formularium Nasional. Proses seleksi ini harus melibatkan
tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas seperti dokter, dokter gigi, bidan, dan
perawat, serta pengelola program yang berkaitan dengan pengobatan (Departemen
Kesehatan RI, 2014a).
Tujuan perencanaan obat dan bahan habis pakai adalah:
a. Memperkirakan jenis dan jumlah obat dan bahan medis habis pakai yang
mendekati kebutuhan.
b. Meningkatkan penggunaan obat secara rasional.
c. Meningkatkan efisiensi penggunaan obat.
Pada proses perencanaan kebutuhan obat per tahun yang dilakukan secara
berjenjang (bottom-up). Puskesmas diminta menyediakan data pemakaian obat
dengan menggunakan Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat
(LPLPO). Data ini digunakan sebagai acuan dalam melakukan perencanaan
kebutuhan obat per tahunnya yang akan dikompilasi dan dianalisa dengan
kebutuhan obat puskesmas di sekitar wilayah kerjanya.
2. Permintaan
(DOEN) dan hanya obat generik saja yang diperkenankan tersedia di puskesmas
(Dirjen Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan, 2010).
Permintaan obat untuk mendukung pelayanan obat di masing-masing
Puskesmas diajukan oleh Kepala Puskesmas kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dengan menggunakan format LPLPO, sedangkan permintaan
dari sub unit ke kepala Puskesmas dilakukan secara periodik menggunakan
LPLPO sub unit. Jenis permintaan terbagi atas 2 macam yakni permintaan rutin
yang dilakukan sesuai dengan jadwal yang disusun oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/ Kota untuk masing-masing Puskesmas, dan permintaan khusus yang
dilakukan di luar jadwal distribusi rutin. Permintaan khusus dilakukan jika
kebutuhan meningkat, terjadi kekosongan, dan ada kejadian luar biasa. Dalam
menentukan jumlah permintaan obat data yang diperlukan yakni data pemakaian
obat periode sebelumnya, jumlah kunjungan resep, jadwal distribusi obat dari
instalasi farmasi Kabupaten/ Kota, dan sisa stok obat.
Berikut merupakan cara menghitung kebutuhan obat di puskesmas :
SO = SK + SWK + SWT +
SP
Permintaan = SO SS
Keterangan :
SO
= Stok optimum
SK
10
SP
= Stok penyangga
SS
= Sisa Stok
Penerimaan obat dan bahan medis habis pakai adalah suatu kegiatan
dalam menerima obat dan bahan medis habis pakai dari instalasi farmasi
kabupaten/kota sesuai dengan permintaan yang telah diajukan. Tujuannya yaitu
untuk memastikan bahwa obat yang diterima sesuai dengan kebutuhan
berdasarkan permintaan yang diajukan oleh puskesmas (Permenkes RI, 2014).
Penerimaan obat harus dilaksanakan oleh petugas pengelola obat atau petugas
lain yang diberi kuasa oleh kepala puskesmas (Direktorat Bina Obat Publik dan
Perbekalan Kesehatan, 2010).
11
4. Penyimpanan
d. Narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari khusus (Depkes RI, 2014a).
12
aktivitas mental dan perilaku, terdiri atas obat-obat yang mengandung Tramadol,
Triheksifenidil, Klorpromazin, Amitriptilin dan/atau Haloperidol.
Bahan obat dan Obat-Obat Tertentu baik yang dalam status karantina
maupun yang sudah diluluskan, wajib disimpan di gudang yang aman berdasarkan
analisis risiko. Beberapa analisis risiko yang perlu dipertimbangkan antara lain
akses personil, dan mudah diawasi secara langsung oleh penanggungjawab.
Penyimpanan obat/bahan Obat-Obat Tertentu yang rusak atau kadaluwarsa
disimpan di tempat yang aman dan terpisah dari obat/bahan obat lainnya, memberi
penandaan yang jelas, dan membuat daftar obat/bahan Obat-Obat Tertentu yang
rusak dan kadaluwarsa. Setiap kehilangan bahan obat dan Obat-Obat Tertentu
selama penyimpanan harus dilaporkan ke Badan POM (BPOM RI, 2016).
5. Distribusi
13
laboratorium)
b. Puskesmas pembantu
c. Puskesmas keliling
d. Posyandu
6. Pengendalian
Pengendalian obat dan bahan medis habis pakai adalah suatu kegiatan
untuk memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi dan
program
yang
telah
ditetapkan
sehingga
tidak
terjadi
kelebihan
dan
a)
Pengendalian persediaan;
b)
c)
14
a) Bukti bahwa pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai telah dilakukan;
adalah
Laporan
Pemakaian
dan
Lembar
Permintaan
Obat
(LPLPO) dan kartu stok. LPLPO yang dibuat oleh petugas Puskesmas harus
tepat data, tepat isi dan dikirim tepat waktu serta disimpan dan diarsipkan
dengan
baik.
LPLPO
juga
dimanfaatkan
untuk
analisis penggunaan,
15
Kepala Dinas
Kesehatan,
Farmasi
Pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat dan Bahan Medis Habis Pakai
dilakukan secara periodik dengan tujuan untuk :
16
4. Selalu belajar sepanjang karir baik pada jalur formal maupun infromal
sehingga ilmu dan keterampilan yang dimiliki selalu baru.
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan
kepada Apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pelayanan resep adalah proses
Periode 11 23 Juli 2016
17
kegiatan yang meliputi aspek teknis dan non teknis yang harus dikerjakan mulai
dari penerimaan resep, peracikan obat sampai dengan penyerahan obat kepada
pasien (Depkes RI, 2004b).
a. Penerimaan resep
b. Peracikan obat
18
3) Pemberian etiket warna putih untuk obat dalam/oral dan etiket warna biru
untuk obat luar, serta menempelkan label kocok dahulu pada sediaan
obat dalam bentuk larutan.
4) Memasukkan obat ke dalam wadah yang sesuai dan terpisah untuk obat
yang berbeda untuk menjaga mutu obat dan penggunaan yang salah
(Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinis, 2006).
c. Penyerahan Obat
19
a. Waktu penggunaan obat, misalnya berapa kali obat digunakan dalam sehari,
apakah di waktu pagi, siang, sore, atau malam. Dalam hal ini termasuk
apakah obat diminum sebelum atau sesudah makan.
20
b. Lama penggunaan obat, apakah selama keluhan masih ada atau harus
dihabiskan meskipun sudah terasa sembuh. Obat antibiotika harus dihabiskan
untuk mencegah timbulnya resistensi.
3. Konseling
Berdasarkan Kepmenkes No. 1027 tahun 2004, konseling adalah suatu
proses komunikasi dua arah yang sistematik antara Apoteker dan pasien untuk
mengidentifikasikan dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan obat dan
pengobatan.
Lampiran
KepMenKes
RI
No.1027/MENKES/SK/IX/2004
4. Visite Pasien
21
b. Untuk pasien lama dengan instruksi baru : menjelaskan indikasi dan cara
penggunaan obat baru, mengajukan pertanyaan apakah ada keluhan setelah
pemberian obat.
22
c. Adanya multidiagnosis.
23
Evaluasi
Penggunaan
Obat
(EPO)
merupakan
kegiatan
untuk
EPO adalah suatu proses jaminan mutu yang sah secara organisasi,
terstruktur dan terus-menerus, ditujukan
24
BAB III
25
1. Visi
2. Misi
a. Menerapkan
sistem
manajemen
mutu
secara
konsisten
berkesinambungan
26
dan
3. Tujuan Strategis
c. Meningkatkan profesionalisme
4. Struktur Organisasi
27
Tabel II. Profil Kepegawaian Sesuai Jabatan dan Pendidikan Tahun 2016
No
Jabatan
SD
SLTP
SLTA
Pendidikan
D-I D-II D-III
D-IV
A. PNS
1 Ka. Puskesmas
2 Kasubbag TU
3 Dokter Umum
4 Dokter Gigi
No
5
6
7
8
Jabatan
S1/S2
-/1
1/1/1/1
SD
Bidan
Perawat
Perawat Gigi
Asisten
SLTA
SLTP
Pendidikan
D-I D-II D-III
2
6
1
1
28
D-IV
1
1
S1/S2
Apoteker
Analis
Sanitarian
Nutrisionis
Perekam Medis
Staf
Administrasi
Jumlah
B. Non PNS
1 Dokter BLUD
2 Bidan PTT
3 Psikolog BLUD
4 Pengelola
Keuangan
BLUD
5 Pengelola Asset
& IT BLUD
6 Pengemudi
(BLUD)
7 Petugas
Kebersihan
(Out soursing)
8 Penjaga Malam
(PHL)
9 Satpam
(Out soursing)
10 Promkes
(Kontrak)
Jumlah
9
10
11
12
13
*Total PNS
1
1/1/-
1
1
1
13
5/2
2/-
1
-/1
1
1
1
1
1
1
1/2
3/1
= 28 orang
29
(APJ) dan dibantu oleh seorang Asisten Apoteker (AA). Perencanaan penggunaan
obat dan alat kesehatan dapat dibagi menjadi beberapa aspek, yaitu: aspek
manajemen persediaan obat dan administrasi, aspek distribusi sediaan farmasi,
aspek pemeriksaan dan pencatatan obat masuk dan keluar setra evaluasi.
Kegiatan manajemen persediaan obat dan administrasi obat di puskesmas
mencakup perencanaan, permintaan, penyimpanan obat, dokumentasi, sampai
pelaporan obat ke UPT Pengelolaan Obat dan Alat Kesehatan (POAK) Dinas
Kesehatan Kabupaten Sleman. Sediaan farmasi berupa obat, alat kesehatan, dan
bahan medis habis pakai yang didistribusikan oleh UPT POAK Dinas Kesehatan
ke puskesmas berdasarkan data perencanaan yang telah dibuat oleh apoteker. Data
tersebut disusun berdasarkan pola penyakit pasien (epidemiologi) dan pola
konsumsi obat pada periode sebelumnya. Penyakit tifoid menjadi kejadian yang
paling banyak dialami pada tahun 2015 sehingga mempengaruhi kebutuhan tahun
2016. Data perencanaan Puskesmas Depok III disampaikan kepada kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten Sleman Proses perencanaan kebutuhan obat per tahun ini
dilakukan secara berjenjang (bottom-up) sehingga sisa stok obat dapat diketahui.
Kegiatan rutin yang dilakukan di apotek Depok III adalah pelayanan
resep. Resep obat dan alat kesehatan habis pakai diterima oleh APJ atau AA dari
dokter yang ada disetiap poli pelayanan yang tersedia. Tiap harinya, rata-rata
jumlah resep yang masuk ke apotek Puskesmas Depok III adalah sebanya 74
lembar resep dengan estimasi 2,5 resep setiap lembarnya. Dari setiap resep yang
masuk, dilakukan pendataan jumlah obat keluar dalam form data register harian
yang nantinya akan diakumulasi setiap bulannya. Data ini akan digunakan sebagai
Laporan Penggunaan dan Permintaan Obat (LPLPO) Puskesmas yang didalamnya
berisi stok awal, penerimaan obat dan alat kesehatan dari UPT POAK, persediaan,
pemakaian, sisa stok dan permintaan yang diinput secara komputerisasi sebagai
data kebutuhkan Puskesmas Depok III. Berdasarkan laporan ini, akan diketahui
pola penggunaan obat dan pola penyakit yang ada di Puskesmas Depok III dalam
periode satu tahun tersebut. Selan itu Obat yang terdapat di Puskesmas ditetapkan
oleh Menteri Kesehatan sesuai Kepmenkes 328/MENKES/SK/VIII/2013 dengan
merujuk pada Formularium Nasional. Hal ini juga berlaku di Puskesmas Minggir
sehingga obat yang tersedia mengacu pada Formularium Nasional.
Periode 11 23 Juli 2016
30
Setiap resep yang masuk ke apotek Puskesmas Depok III akan disimpan
dalan jangka waktu 5 tahun. Untuk saat ini, resep yang masi disimpan sebagai
arsip apotek terhitung tahun 2009 sampai 2015. Pemusnahan resep akan dilakukan
atas persetujuan dinas kesehatan dengan menandatangani lembar berita acara
pemusnahan resep untuk 5 tahun. Proses pemusnahan resep juga harus disaksikan
oleh Dinas Kesehatan dan Puskesmas.
Permintaan Obat dan Perbekalan Kesehatan habis pakai yang digunakan
di Puskemas Depok III diajukan dengan mengirimkan LPLPO. Permintaan yang
ditujukan ke UPT POAK dan akan diserahkan diawal tahun (bulan Januari) untuk
dipersiapkan sesuai permintaan. Permintaan obat yang diajukan ke UPT POAK
tidak selalu dipenuhi karena bergantung dari stok obat yang tersedia.
Tujuan permintaan obat adalah memenuhi kebutuhan obat dan bahan
medis habis pakai di puskesmas, sesuai dengan perencanaan kebutuhan yang telah
dibuat (Depkes RI, 2014). LPLPO dilaporkan oleh Puskesmas Depok III sebelum
tanggal 10 setiap bulannya untuk permintaan obat dan alat kesehatan pada bulan
selanjutnya dan sebagai dokumentasi untuk pengambilan obat dan alat kesehatan
ke UPT POAK. Rumus jumlah permintaan obat ke Dinas Kesehatan Kabupaten
Sleman yaitu :
[Pemakaian x buffer stock] sisa
stok
Permintaan khusus dapat dilakukan untuk menghindari kekosongan stok obat saat
terjadi Kejadian Luar Biasa. Permintaan khusus dilakukan dengan membuat bon
yang ditujukan untuk UPT POAK sehingga terjadi pengurangan jumlah obat pada
bulan selanjutnya. Bila UPT POAK tidak menyanggupi stok yang diminta maka
Apoteker melakukan pembelian obat yang dibutuhkan tersebut.
31
Obat yang diterima dari UPT POAK akan disimpan di gudang farmasi
puskesmas dan jumlah obat yang masuk gudang dicatat pada kartu stok yang
meliputi nama obat, asal/sumber obat, nomor batch, tanggal kadaluwarsa, tanggal
masuk dan keluar, jumlah masuk dan keluar, serta jumlah sisa stok. Penyimpanan
dilakukan
disimpan dalam lemari tertutup dan terkunci, sedangkan obat yang membutuhkan
perlakuan khusus seperti obat yang harus disimpan dalam keadaan dingin akan
disimpan di dalam kulkas. Gudang penyimpanan obat dilengkapi air conditioner
(AC) dengan suhu yang di kontrol secara berkala oleh apoteker.
32
4. Kondisi fisik yaitu dilihat dari bentuk, keutuhan kemasan, keutuhan obat,
warna, kekentalan
5. Waktu kadaluwarsa yang diterima minimal 2 tahun khususnya untuk obat slow
moving. Bila waktu kadaluwarsa obat pendek, obat akan dikembalikan.
33
Poli Farmasi
Puskesmas
Keliling
Gudang
Farmasi
Sleman
Gudang
Farmasi
Puskesm
as
Buku
keluar
obat dari
gudang
Poli Gigi
Buku
Perminta
an
Kesehatan
Ibu dan Anak
BPU/Tindakan
Laboratorium
34
Pengendalian Obat dan Bahan Medis Habis Pakai adalah suatu kegiatan
untuk memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi dan
program
yang
telah
ditetapkan
sehingga
tidak
terjadi
kelebihan
dan
a. Pengendalian Persediaan
b. Pengendalian Penggunaan
35
memastikan
kebenaran
jumlah
dan
penggunaan
obat,
serta
36
tersebut.
37
Ketika ada obat yang rusak dan kadaluwarsa, maka maka laporkan
kepada penanggung jawab farmasi (apoteker). Obat rusak dan kadalursa
tersebut kemudian dikumpulkan dalam pada tempat khusus di gudang
obat puskesmas, dan dicatat dalam buku bantu obat rusak dan
kadaluwarsa.
Tahap
selanjutnya
adalah
membuat
berita
acara
38
b) Kartu Stok
Kartu stok digunakan untuk pencatatan stok setiap obat dan alat
kesehatan yang ada di gudang farmasi Puskesmas Depok III. Kartu stok
ini disediakan untuk setiap item. Kartu stok ini berisi nama barang,
satuan, tanggal, jumlah barang masuk, jumlah barang keluar, sisa barang
di gudang, dan keterangan. Jumlah barang masuk diisi ketika ada obat
yang datang dari UPT POAK, jumlah barang yang masuk ditambahkan
dengan sisa barang yang ada sebelumnya untuk mendapatkan nilai atau
jumlah persediaan yang ada saat itu. Begitu pula untuk barang yang
keluar, akan dikurangkan dari jumlah sisa yang ada sebelumnya untuk
memperoleh jumlah sisa barang yang ada.
39
E. Evaluasi
40
asal
permasalahan.
Untuk
obat
yang
sudah
kadarluwarsa
41
tahun, namun prosedur tetap (Protap) Puskesmas Depok III pada bagian obat
belum di perbaharui. Puskesmas ini masih menggunakan protap tahun 2012.
Alasan protap distribusi belum diperbaharui karena protap yang digunakan masih
sama (belum ada perubahan).
3. Audit Finansial
42
BP GIGI
KIA
43
BPU/Tindakan
Laborat
distribusi
ini
untuk
menilai,
mengevaluasi,
dan
44
BAB IV
TUGAS-TUGAS
Di Puskesmas Depok III tidak ada pelayanan obat racikan berupa kapsul,
yang ada hanyalah pulveres. Untuk meracik pulveres digunakan blender obat, dan
untuk pengemasnya menggunakan kertas puyer berlogo Puskesmas Depok III dan
di rekatkan menggunakan mesin press. Serbuk yang sudah dimasukkan dalam
kemasannya kemudian dimasukkan dalam kemasan plastik bening bening yang
sudah dilengkapi dengan tempat untuk menulis tanggal, nama pasien, dan aturan
pemakaian obat. Tahap selanjutnya adalah penyerahan obat kepada pasien. Pada
kegiatan penyerahan obat dilakukan pula pemeriksaan kesesuaian resep dengan
penerima resep dan obat yang akan diberikan. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi
Periode 11 23 Juli 2016
45
kesalahan obat dan kesalahan penerima obat. Selain itu, penyerahan obat disertai
dengan pemberian informasi obat kepada pasien, meliputi cara penggunaan,
manfaat, kemungkinan efek samping, cara penyimpanan, dan lain lain.
46
47
F. Tugas Khusus
48
yang rendah inilah yang membuat mahasiswa PKPA melakukan tugas khusus
membuat leaflet mengenai Pencegahan Penyakit TBC untuk pasien di Puskesmas
Depok III. Berikut ini merupakan leflet TBC yang telah dibuat :
49
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
50
DAFTAR PUSTAKA
51
LAMPIRAN
Periode 11 23 Juli 2016
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
Lampiran 17. Ruang Obat Pelayanan Rawat Jalan Puskesmas Depok III
Lampiran 18. Lemari Obat Pelayanan Rawat Jalan Puskesmas Depok III
67
68
Lampiran 19. Lemari Obat KB, Peralatan KB, dan Obat Pasien TB
69
70
71
72
Kuisioner B
Kuisioner TB
Keterangan:
Kuisioner B untuk pasien yang membayar secara mandiri
Kuisioner TB untuk pasien yang tidak membayar secara mandiri
misalnya pasien BPJS
73