Anda di halaman 1dari 4

VARIASI ACAK (RANDOM VARIATION)

Variasi acak merupakan sumber kesalahan sampling yang paling umum dijumpai. Sebagai
contoh, misalkan seorang pemilik supermarket tertarik untuk menghitung rata-rata pendapatan
per rumah tangga dalam suatu daerah tertentu. Informasi yang diperoleh akan dijadikan sebagai
dasar pertimbangan bagi penyediaan jenis produk bagi masyarakat di daerah tersebut. seandainya
dalam pelaksanaan pengambilan sampelnya, yaitu dalam pemilihan suatu sampel acak rumah
tangga diperoleh rata-rata pendapatan rumah tangga sebesar Rp.250 juta per tahun untuk daerah
tersebut, dalam hal ini kita bisa saja bercuriga bahwa sampel yang diambil mengandung
kesalahan pendugaan, yakni secara kebetulan semua sampel yang dipilih mungkin berada dalam
kelompok yang berpendapatan tinggi. Untuk kasus-kasus yang demikian hadirnya kesalahaan
pendugaan agak mudah terdeteksi bila informasi yang diperoleh jelas meragukan, namun jika
kesalahan pendugaan tidak begitu besar, tentunya kesalahan yang muncul menjadi sulit
terdeteksi sehingga pada akhirnya informasi yang diperoleh akan mengarah pada pengambilan
kesimpulan yang keliru.
Sebagai contoh, jika dari pengambilan sampel untuk kasus yang sama diperoleh rata-rata
pendapatan rumah tangga sebesar Rp.10 juta (yang dalam hal ini mungkin masih dianggap tinggi
tetapi dapat dipercaya), maka berdasarkan rata-rata pendapatan rumah tangga yang dianggap
cukup tinggi itu, pemilik supermarket boleh jadi secara keliru mengasumsikan bahwa didaerah
tersebut terdiri dari sangat sedikit keluarga yang berpendapatan sedang sampai rendah sehingga
pemilik supermarket tersebut memutuskan untuk tidak memasarkan lini produk yang murah yg
dianggap lebih menarik bagi mereka yang berada dalam komunitas yang berpendapatan sedang
hingga lebih rendah. Dalam kaitannya dengan kesalahan yang ditimbulkan oleh variasi acak,
peneliti hanya dapat meminimumkan munculnya kesalahan yang disebabkan oleh variasi acak
dengan memilih rancangan penarikan sampel yang tepat.
KESALAHAN SPESIFIKASI (SPECIFICATION ERROR)
Kesalahan yang diakibatkan oleh kekeliruan spesifikasi sangat umum dijumpai dalam
pengambilan pendapat untuk pemilihan umum. Sebagai contoh, populasi sebenarnya yang
hendak dipelajari untuk servei pemilihan terdiri dari mereka yang akan memililih pada hari
pemilihan, namun survei pemilihan umum biasanya secara khas mengambil opini dari pendapat
para pemilih yang terdaftar, walaupun dalam kenyataannya banyak diantara mereka tidak akan
memilih pada hari pemilihan umum. Kesalahan spesifikasi dapat juga muncul karena daftar
unsur populasi (population frame) yang tidak benar, informasi yang tidak benar pada buku
catatan inventori, pemilihan anggota sampel yang keliru (seperti misalnya melakukan
penggantian responden yang dituju dengan tetangga jika responden yang seharusnya ditemui
tidak berada di tempat), sensivitas pertanyaan, kesalahan dalam pengumpulan informasi tentang
sampel yang disebabkan oleh bias pewancara yang disengaja atau tidak disengaja, atau
kesalahan-kesalahan dalam memproses informasi sampel. Bila diperhatikan nampak bahwa
Sumber: Sugiarto, dkk. 2001. Teknik Sampling. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Halaman 29-34

Page 1

semua kasus yang disebutkan tersebut sebenarnya dapat dikendalikan; namun dalam kasus-kasus
lainnya seperti misalnya kesalahan pengukuran dimensi kayu gelondongan atau kayu papan yang
mengembang bersamaan dengan menumpuknya kelembaban penyebabnya tidak dapat
dikendalikan.
Kesalahan yang disebabkan oleh salah spesifikasi populasi juga umum terjadi dalam survei
pemilihan konsumen, dengan contoh umumnya hanya terdiri dari para ibu rumah tangga tidak
menyertakan kaum laki-laki, wanita yang bekerja dan mahasiswa karena keadaan mereka yang
relatif tidak memungkinkan terjangkau.
Untuk meminimumkan peluang munculnya kesalahan yang disebabkan oleh salah spesifikasi,
peneliti dapat membuat pernyataan yang sangat hati-hati tentang tujuan survei pada permulaan
studi, sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas tentang unsur-unsur yang membentuk
populasi. Yang terpenting dari semua ini peneliti harus sangat hati-hati dalam mengungkapkan
kesimpulan tentang populasi aktual darimana informasi sampel ditarik dan bukan menurut
kondisi populasi lainnya yang jauh lebih menarik, yang barangkali hanya dalam bentuk
konseptual.
KESALAHAN PENENTUAN RESPONDEN
(MIS-SPECIFICATION OF SAMPLE SUBJECT)
Sumber kesalahan tambahan dalam survei sampel adalah disebabkan oleh kesalahan penetapan
responden dari beberapa anggota sampel. Pada umumnya para peneliti mengasumsikan bahwa
responden dan nonresponden mewakili lapisan-lapisan serupa dari populasi padahal sebenarnya
ini merupakan kasus yang jarang terjadi. Sebagai contoh dalam survei konsumen yang menjadi
nonresponden umumnya adalah kaum pekerja dan responden biasanya adalah ibu rumah tangga,
dalam survei pendapat umum nonresponden (mereka yang menyatakan tidak punya pendapat)
biasanya adalah anggota-anggota sampel yang sudah sangat mapan, yang pada umumnya lebih
menyukai hal-hal seperti apa adanya. Peneliti dapat memiliki efek yang jauh lebih langsung
terhadap keslahan akibat ketidaktepatan penentuan responden. Usaha-usaha yang
berkesinambungan dapat dilakukan untuk mencari responden yang tepat atau dalam kasus-kasus
tertentu responden dapat digantikan dengan yang lain yang dipilih secara acak.
Dalam kaitannya dengan kesalahan sampling, pengalaman adalah petunjuk terbaik untuk
digunakan dalam mengenali sumber kesalahan dalam survei sampling. Para individu atau badan
yang merancang atau melakukan berbagai survei dari tipe tertentu (misalnya pendapat umum,
penelitian pasar, audit persediaan dan sebagainya) mengembangkan reputasi untuk
mengantisipasi adanya kemungkinan perangkap tertentu yang mungkin ada dalam survei. Atas
dasar pengalaman yang diperoleh, mereka akan lebih mampu merancang sampling dan metode
survei untuk menghindari sumber bias dan kesalahan umum yang dapat dikendalikan sekaligus
meminimumkan dampak dari sumber kesalahan yang tidak dapat dikendalikan.

Sumber: Sugiarto, dkk. 2001. Teknik Sampling. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Halaman 29-34

Page 2

KESALAHAN KARENA KETIDAKLENGKAPAN CAKUPAN DAFTAR UNSUR


POPULASI (COVERAGE ERROR)
Salah satu kunci sukses dari pemilihan sampel yang baik adalah ketersediaan daftar unsur
populasi (population frame) lengkap yang relevan. Kesalahan karena ketidaklengkapan cakupan
daftar unsur populasi (coverage error) timbul karena ketidaktersediaan daftar kelompok tertentu
di daftar unsur populasi. Kondisi tersebut menjadikan individu anggota kelompok tersebut tidak
berpeluang untuk terpilih sebagai sampel dan mengakibatkan bias dalam pemilihan. Pelaksanaan
pengambilan sampel dalam kondisi demikian hanya akan menghasilkan dugaan karakteristik dari
populasi sasaran (target population), bukannya karakteristik dari populasi yang sebenarnya
(actual population).
KESALAHAN KARENA KETIDAKLENGKAPAN RESPON
(NONRESPONSE ERROR)
Tidak setiap responden berkenan merespon suatu survey. Pengalaman menunjukkan bahwa
individu-individu yang berada di kelas ekonomi atas dan bawah cenderung kurang merespon
survey dibandingkan dengan mereka yang berada di kelas menengah. Kesalahan karena
ketidaklengkapan respon (nonresponse error) muncul dari kegagalan untuk mengumpulkan data
dari semua individu dalam sampel. Dengan pertimbangan bahwa jawaban dari individu sampel
yang tidak merespon belum tentu sama dengan jawaban individu sampel yang merespon,
sangatlah penting untuk menindaklanjuti tanggapan responden yang tidak member respon atau
yang merespon tetapi tidak secara lengkap setelah suatu priode waktu tertentu. Beberapa upaya
dapat dicoba (misalnya melalui surat atau telepon) untuk meyakinkan responden yang demikian
agar mereka berkenan merubah pendiriannya. Bila upaya tersebut membuahkan hasil, informasi
tambahan yang diperoleh dapat digabungkan dengan informasi awal yang mereka berikan untuk
meyakinkan validitas hasil survey.
KESALAHAN PENARIKAN SAMPEL (SAMPLING ERROR)
Diyakini bahwa sampel yang baik merupakan miniature dari populasi. Meskipun demikian
pengambilan sampel yang berulang-ulang biasanya menghasilkan besaran suatu karakteristik
populasi yang berbeda-beda antar satu sampel ke sampel lainnya. Dalam hal ini kesalahan
penarikan sampel (sampling error) mencerminkan keheterogenan tau peluang munculnya
perbedaan dari satu sampel dengan sampel yang lain karena perbedaan individu yg terpilih dari
berbagai sampel tersebut. sampling error dapat diperkecil dengan memperbesar ukuran sampel
meskipun upaya ini mengakibatkan peningkatan biaya survey.

Sumber: Sugiarto, dkk. 2001. Teknik Sampling. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Halaman 29-34

Page 3

KESALAHAN PENGUKURAN (MEASUREMENT ERROR)


Pada umumnya kuisioner dirancang dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi yang
berguna. Data yang diperoleh harus valid dan respon yang benar harus terukur. Permasalahan
yang sering timbul adalah ternyata lebih mudah membicarakan bagaimana memroleh pngukuran
yang bermakna daripada melaksanakannya. Fakta membuktikan bahwa pengukuran seringkali
dijalankan dengan banyak kemudahan. Pokok-pokok yang seharusnya ditanyakan pun sering kali
tidak tercakup secara lengkap. Dengan demikian pengukuran yang diperoleh seringkali hanya
berupa suatu pendekatan dari karakteristik yang ingin diketahui. Kesalahan pengukuran merujuk
pada ketidakakuratan dalam mencatat respon yang diberikan responden karena kelemahan
instrument dalam meilikih pokok pertanyaan, ketidakmampuan sipenanya ataupun karena
pernyataan yang dibuat cenderung mengarahkan jawaban responden.

Sumber: Sugiarto, dkk. 2001. Teknik Sampling. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Halaman 29-34

Page 4

Anda mungkin juga menyukai