Anda di halaman 1dari 4

ROOFTOP SOLAR CELL

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Indonesia adalah negara tropis yang hanya mengalami dua musim, panas dan hujan.
Matahari akan bersinar sepanjang tahun, meskipun pada musim hujan intensitasnya
berkurang. Kondisi iklim ini menyebabkan matahari dapat menjadi alternatif sumber energi
masa depan di Indonesia. Selain matahari, Indonesia juga mempunyai cadangan minyak dan
gas bumi yang relatif banyak. Masalahnya minyak dan gas bumi adalah sumber energi yang
tidak dapat perbarui. Dalam hitungan waktu beberapa puluh tahun ke depan bahan bakar
yang berasal dari fosil ini bisa habis. Selain itu, pembakaran minyak dan gas bumi
menimbulkan polusi udara. Polusi udara itu rata-rata akibat dari penggunaan bahan bakar
fosil seperti minyak bumi, uranium, plutonium, batu bara dan lainnya yang tiada hentinya.
Sudah banyak di berbagai Negara di dunia sudah beralih ke sumber energi baru dan
terbarukan. Salah satunya dengan mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya
(PLTS).
Khususnya di Kalimatan Timur, sangat dekat dengan garis khatulistiwa yang berarti
intensitas cahaya mataharinya sangat besar. Ini berarti bisa sangat dimanfaatkan dalam
perencanaan pembangunan PLTS. Selain persediaannya tanpa batas, tenaga surya nyaris
tanpa dampak buruk terhadap lingkungan dibandingkan bahan bakar lainnya. Kita dapat
menggunakan salah satu pembangkit ini untuk keperluan apa saja dan di mana saja:
bangunan besar, pabrik, perumahan, dan lainnya. Jika kita bisa memanfaatkannya langsung,
apalagi dengan pemasangannya di rumah sendiri.
Matahari atau surya merupakan bintang di pusat tata surya yang menghasilkan sinar
matahari atau sinar surya. Sinar matahari ini yang sangat dimanfaatkan dan mampu
menyediakan kebutuhan konsumsi energi dalam waktu yang lama dan dapat digunakan
secara langsung untuk menghasilkan daya listrik. Tenaga surya mempunyai arti mengubah
sinar matahari secara langsung menjadi panas atau energi listrik untuk dimanfaatkan, dengan
menggunakan Solar Cell atau Photovoltaic (PV) yang nantinya sebagai alat yang merubah

energi panas menjadi energi listrik karena jika terkena sinar matahari akan ada perubahan
elektron di dalamnya.
Disini akan dibahas mengenai pemanfaatan energi matahari yang ramah lingkungan.
Tema mengenai Rooftop Solar Cell atau panel surya yang dipasang pada atap rumah sebagai
topik pembahasan dalam artikel ini.
Di Indonesia sedang digencarkan pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT) oleh
pemerintah, yang dimana nantinya kegunaan listrik ini dapat membantu PLN untuk
mengurangi beban di tiap rumah. Pemerintah di Indonesia juga sudah mengeluarkan
kebijakan dalam Permen ESDM No. 17/2013 tentang Pembelian Tenaga Listrik oleh PT.
PLN (PERSERO) dari PLTS FOTOVOLTAIK dengan mengeluarkan Feed In Tariff (FIT)
yang dimana penjualan pembangkit dengan berteknologi energi baru dan terbarukan nantinya
akan dibeli oleh pemerintah melalui PT. PLN (PERSERO).

1.2 Permasalahan
Bahan bakar fosil di Indonesia sudah sangat menipis. Hal ini sudah terlihat dalam
penjualan batu bara menurun, dimana batu bara merupakan salah satu bahan bakar untuk
pembangkit listrik yang masih gencar dipakai di Indonesia. Biasanya batu bara ini digunakan
untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Batu bara ini sangat meghasilkan polusi dan
limbah yang tidak baik untuk lingkungan sekitar.
Seperti yang kita ketahui, PT. PLN (PERSERO) di Indonesia merupakan satusatunya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengurusi masalah kelistrikan di
Indonesia. PT. PLN (PERSERO) hanya mendistribusikan listrik yang dimana listrik
dihasilkan oleh pembangkit-pembangkit swasta atau kita menyebutnya Independent Power
Production (IPP). Padahal pembangkit swasta ini memberikan harga yang tinggi kepada PLN
dalam penjualan listriknya. Hal ini dapat merugikan PT. PLN (PERSERO) dalam penjualan
listriknya di Indonesia. Menurut data yang didapatkan dari PT. PLN (PERSERO), konsumsi
yang paling banyak digunakan adalah konsumsi untuk pemakaian barang elektronik di rumah
tangga. Apalagi seperti yang kita ketahui di Kalimantan, khususnya Kalimantan Timur sering
mengalami gangguan listrik karena ketidakstabilan frekuensi dari pembangkit ke PT. PLN
(PERSERO) yang sangat merugikan bahkan dapat merusak peralatan listrik di rumah tangga.

1.3 Tujuan
Adapun tujuan utama penulisan proposal proyek ini adalah :
1. Mengembangkan sistem solar cell menjadi teknologi ramah lingkungan yang dapat
digunakan dengan mudah pada rumah tangga yaitu ROOFTOP SOLAR CELL untuk
diterapkan di tiap-tiap atap rumah.
2. Mempermudah dalam penggunaan listrik secara mandiri tanpa distribusi dari PT. PLN
(PERSERO).
3. Menjadikan lahan bisnis baru dimana nantinya listrik yang kita hasilkan dapat dijual
kembali ke PT. PLN (PERSERO) dengan harga yang telah disesuaikan.
1.4 Solusi yang ditawarkan
Tenaga matahari merupakan salah satu bahan bakar non-fosil dimana merupakan
energi baru dan terbarukan yang sangat ramah lingkungan. Tenaga matahari dapat diubah
langsung menjadi energi listrik dengan menggunakan solar cell atau photovoltaik. Energi
listrik yang dihasilkan oleh solar cell pada siang hari dapat disimpan pada baterai dan
digunakan pada malam harinya. Karena biasanya pada pagi hari kita meninggalkan rumah
untuk beraktivitas seperti bekerja, kuliah, ataupun sekolah. Sangat baik apabila kita
meninggalkan rumah namun menghasilkan energi listrik yang dapat digunakan malam
harinya. Solusi ini yang ditawarkan dalam proyek pembuatan ROOFTOP SOLAR CELL ini.
BAB II
LINGKUP PEKERJAAN
2.1

Gambaran Umum Produk

2.1.1

Desain produk
Desain dari panel surya yang kami buat merupaka desain yang melibatkan
perpaduan antara perkembangan teknologi yaitu energi terbarukan dan usaha dalam
penghematan energi. Sel surya ini akan di desain menjadi seperti genting rumah. Dimana
genting akan dilapisi sel surya dengan ukuran 50 cm x 50 cm.

2.1.2

Keunggulan Produk

Sel surya yang kami desain berukuran sekitar 50 x 50 cm persegi. Sel sebesar ini
dapat mengkonversi cahaya matahari menjadi listrik berdaya sekitar 5 6 Watt. Untuk
dapat digunakan secara praktis, Jika disusun sekitar 30 hingga 50 buah sel surya ini
dirangkaikan satu sama lain agar menghasilkan daya keluaran sekitar 150 hingga 180
Watt. Dengan menata seberapa besar kebutuhan listrik, maka tinggal dihitung saja berapa
banyak sel surya yang perlu dibeli, kemudian disusun dan dirangkaikan kembali agar
menghasilkan daya keluaran sesuai dengan kebutuhan listrik rumah tangga misalnya.
2.2 Laporan hasil studi

BAB III
PROGRAM PELAKSANAAN
3.1

Metode Pelaksanaan

3.2

Durasi Pelaksanaan

3.2

Tenaga Kerja
BAB IV
RANCANGAN ANGGARAN BIAYA
BAB V
PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai