P
O
PUSKESMAS
KUMAI
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
: 445/1.1.5.2/SPO/KI/2016
:
: 5 Desember 2016
: 1/2
dr.ABIMAYU
NIP 19700526 200501 1 011
Kartu Menuju Sehat (KMS) Lansia adalah suatu alat untuk mencatat kondisi kesehatan pribadi
usia lanjut baik fisik maupun mental emosional. Kegunaan KMS untuk memantau dan menilai
kemajuan kesehatan Usia Lanjut yang di laksanakan di kelompok Usia Lanjut atau Puskesmas.
a. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat, sehingga
terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia
b. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam
pelayanan kesehatan disamping meningkatkan komunikasi antara masyarakat usia
lanjut.
Keputusan Pimpinan Puskesmas Kumai Nomor: 445/1.2.5.10b/SK/KI/2016 Tentang
Mekanisme Penyelenggaraan Pelayanan dan Upaya Puskesmas.
4. Referensi
5. Langkahlangkah
A. PERSIAPAN ALAT:
1. Bollpoint
2. Kms Lansia
B. TAHAP KERJA :
1. Memilih KMS sesuai jenis kelamin
2. Mengisi nomor KMS
3. Mengisi register kartu rawat jalan
Puskesmas/Puskesmas Pembantu
4. Mengisi kolom identitas yang tersedia pada halaman KMS meliputi :
Nama,
Tgl pendaftaran,
Jenis kelamin,
Umur,
Agama,
Alamat,
Pendidikan,
Pekerjaan,
Status,
Tinggal dengan
5. Menuliskan Indeks Masa Tubuh( IMT), Tekanan Darah, Berat Badan dan Tinggi
Badan pada grafik
6. Bagan Alir
7. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
No
A.
B.
Aspek yg dinilai
Di
Tdk di
Kompeten
lakukan lakukan
PERSIAPAN ALAT:
1. Bollpoint
2. Kms Lansia
TAHAP KERJA :
1. Memilih KMS sesuai jenis kelamin
2. Mengisi nomor KMS
3. Mengisi register kartu rawat jalan
Puskesmas/Puskesmas Pembantu
4. Mengisi kolom identitas yang tersedia
pada halaman KMS meliputi : nama,tgl
pendaftaran,jeniskelamin,umur,agama,
alamat,pendidikan,pekerjaan,status,
tinggal dengan
5. Menuliskan Indeks Masa Tubuh( IMT),
Tekanan Darah, Berat Badan dan
Tinggi Badan pada grafik
8. Unit Terkait
9. Dokumen
Terkait
10. Rekam Historis
Perubahan
No.
Yang dirubah
Isi Perubahan
Tanggal
Diberlakukan
Tdk
Kompeten
S
P
O
PUSKESMAS
KUMAI
6. Pengertian
7. Tujuan
8. Kebijakan
dr.ABIMAYU
NIP 19700526 200501 1 011
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat
(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar
serta berdasarkan inisiatif dan kebutuhan itu sendiri khususnya pada penduduk usia lanjut.
Pengertian usia lanjut adalah mereka yang telah berusia 60 tahun keatas.
a. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat, sehingga
terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia
b. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta
dalam pelayanan kesehatan disamping meningkatkan komunikasi antara masyarakat
usia lanjut.
Keputusan Pimpinan Puskesmas Kumai Nomor: 445/1.2.5.10b/SK/KI/2016 Tentang
Mekanisme Penyelenggaraan Pelayanan dan Upaya Puskesmas.
9. Referensi
10. Langkahlangkah
1.
2.
3.
4.
5.
7.
Bagan Alur
Pasien dilayani sesuai keluhan
Dilayani di Meja 1
Penyuluhan di meja
Pasien diberi obat
Kader di meja 3
mengisi KMS
Perlu obat
Beri KIE
Pasien Pulang
11. Hal-hal
yang
perlu
diperhatikan
12. Unit Terkait
13. Dokumen
Terkait
14. Rekam Historis
Perubahan
No.
Yang dirubah
Isi Perubahan
Tanggal
Diberlakukan
S
P
O
PUSKESMAS
KUMAI
11. Pengertian
12. Tujuan
.
Dengan mengajak mereka ikut membantu penyelenggaraan posyandu akan emberikan
banyak manfaat antara lain:
- Para lanjut usia akan merasa posyandu milik mereka
- Para lanjut usia merasa dihargai/dihormati
- Membuat lanjut usia tersebut tetap aktif dan akan meningkatkan kesehatan dan
mencegah kepikunan.
- Meningkatnya rasa persaudaraan, terbangunnya ikatan emosi yang positif antar
generasi dan akan membuat lanjut usia rajin datang.
- Pekerjaan menjadi ringan, efisien dan efektif, cepat selesai, sehingga akhirnya
tersedia waktu luang yang dapat digunakan untuk kegiatan lainnya.
13. Kebijakan
14. Referensi
15. Langkah-
1
2
langkah
3
4
5
8.
Bagan Alur
15. Hal-hal
yang
perlu
diperhatikan
16. Unit Terkait
17. Dokumen
Terkait
18. Rekam Historis
Perubahan
No.
Yang dirubah
Isi Perubahan
Tanggal
Diberlakukan
K
A
K
PUSKESMAS
KUMAI
A PENDAHULUAN
Semakin majunya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
terutama dalam bidang Kesehatan memberikan dampak terhadap peningkatan
usia harapan hidup. Peningkatan usia harapan hidup terutama kualitas usia
lanjut tidak diikuti oleh peningkatan kualitas kehidupannya, karena secara
fisiologis usia lanjut akan mengalami banyak kemunduran dalam semua aspek
kehidupannya. Hal ini dapat mengakibatkan tingkat produktifitas dan
kemandiriannya secara nyata semakin berkurang, karena kemunduran ini
mungkin akan menimbulkan ketergantungan pada orang lain. Namun harus
disadari bahwa manusia menjadi tua bukan suatu hal yang luar biasa, karena
proses ini adalah peristiwa yang alami yang sudah pasti datang pada orangorang yang berumur panjang.
Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur
kehidupan manusia. Sedangkan menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13
Tahun 1998 tentang kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang
yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Maryam dkk, 2008).
Penetapan usia 65 tahun ke atas sebagai awal masa lanjut usia (lansia)
dimulai pada abad ke-19 di negara Jerman. Usia 65 tahun merupakan batas
minimal untuk kategori lansia. Namun, banyak lansia yang masih menganggap
dirinya berada pada masa usia pertengahan. Usia kronologis biasanya tidak
memiliki banyak keterkaitan dengan kenyataan penuaan lansia. Setiap orang
menua dengan cara yang berbeda-beda, berdasarkan waktu dan riwayat
hidupnya. Setiap lansia adalah unik, oleh karena itu perawat harus
memberikan pendekatan yang berbeda antara satu lansia dengan lansia
lainnya (Potter & Perry, 2009).
Klasifikasi
dkk (2009) yang terdiri dari : pralansia (prasenilis) yaitu seseorang yang
berusia antara 45-59 tahun, lansia ialah seseorang yang berusia 60 tahun
atau lebih, lansia resiko tinggi ialah seseorang yang berusia 70 tahun atau
lebih/seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan,
lansia potensial ialah lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan
B LATAR BELAKANG
Salah
satu
dampak
keberhasilan
pembangunan
kesehatan
adalah
Usia
mempunyai
hak
yang
sama
dalam
kehidupan
ditujukan untuk menjaga agar tetap hidup sehat dan produktif secara sosial
maupun ekonomis.
Meningkatnya
jumlah
lanjut
usia
akan
menimbulkan
berbagai
permasalahan yang kompleks bagi lanjut usia itu sendiri maupun bagi
keluarga
dan
masyarakat.berdasarkan
data
Riskedas
tahun
2007,
10
penyebab kematian pada umur 65 tahun keatas pada laki-laki adalah stroke
(20,6%), penyakit saluran napas bawah kronik (10,5%), TB (8,9%), Hipertensi
(7,7%), NEC (7,0%), penyakit jantung iskemic (6,9%), penyakit jantung lain
(5,9%), diabetes mellitus (4,9%), penyakit hati (4,4%), pneumonia (3,8%). Pada
perempuan adalah stroke (24,4%),hipertensi (11,2%), NEC (9,6%), penyakit
saluran napas bawah kronik (6,6%), diabetes mellitus (6,0%), penyakit jantung
iskemik (6,0%), penyakit jantung lain (5,9%), TB (5,6%), pneumonia (3,0%),
dan penyakit hati (2,2%). Dari data terlihat penyebab utama kematian pada
lanjut usia sudah bergeser ke penyakit degenerative, sehingga perlu dilakukan
upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative terhadap penyakit tersebut.
Sebagai
unit
terdepan
dalam
pelayanan
kesehatan,
Puskesmas
Laki-laki
2.384
1.065
1.124
4.573
Perempuan
2.768
1.325
1.235
5.328
C TUJUAN
1 Tujuan Umum
Meningkatakan derajat kesehatan dan mutu kehidupan untuk
mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan
keluarga dan masyakat sesuai
dengan keberadaannya dalam strata kemasyarakatan.
2 Tujuan Khusus
a Meningkatkan kesadaran pada usia lanjut untuk membina sendiri
kesehatannya.
b Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat termasuk
keluarganya dalam menghayati dan mengatasi kesehatan usia
lanjut.
c Meningkatkan jenis dan jangkauan kesehatan usia lanjut.
d Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan usia lanjut
usia
Dilaksanakan
lanjut
setiap
hari
serta
tetap
jumat
merasa
jam
07.30
sehat
wib
di
dan
bugar.
Puskesmas
Karangmojo II
7 Refreshing Kader Usila
Dilakukan
satu
kali
dalam
satu
tahun
bertujuan
untuk
dan petugas
G) BIAYA
NO
Nama
Kegiatan
Sasaran
Volume
Lokasi
Rincian
Harga
Jumlah
Pelaksanaan
dana
satuan
total
Kegiatan
perkegiatan
Upaya
Kesehatan
USILA
Tujuan
Sasaran
Target
Koordinasi dengan
program lain
Pemegang program
terkait
Adanya kerja
sama lintas prog
Semua kelompok
usila
1 x / Br
Kaderisasi pelaksana
program kelompok
usila dilapangan.
Tokoh masyarakat
dimasing-masing
dusun
3 Pembinaan Kelompok
Usila
Meningkatkan peran
serta klp. Serta status
kesehatannya
4 Pelayanan Kesehatan
Usila Resti
Memberikan pelayan
kesehatan pada usila
resti
C. EVALUASI
1. Pelaporan dan
pencatatan
2. Monitoring kegiatan
Dana
Alat
Sum
ber
Biaya
Ka. Pus.
Dan staf
Terjalinnya kerja
sama antar program
1 or x 22 Br x
Rp 50.000 = Rp
1.100.000
Medis dan
paramedis
BOK/
APBD
1 x / Br
3 or x 1 x 22 Br Makalah,
x Rp 50.000 =
alat peraga
Rp 3.300.000
Medis dan
paramedis
Ditiap-tiap dusun
terbentuk 1 kelompok
posyandu usila.
BOK/
APBD
Kelompok usila
yang telah didata
1 x / Br
3 or x 1 x 22 Br Makalah,
x Rp 50.000 =
alat peraga
Rp 3.300.000
Medis dan
paramedis
BOK/
APBD
Usila yang
mempu-nyai
masalah kesehatan
4 x / Ds / th
4 or x 4 Ds x
12 x Rp 50.000
= Rp
9.600.000,-
Obat,sarana kes
lain
Medis dan
paramedis
BOK/
ADD
Semua hasil
kegiatan ter
catat dan
dilaporkan
Semua kegiat
an terawasi
1 rim hvs x Rp
35.000.
ATK
Pet.Gilut
Ka.Pus.
Pencapaian sesuai
target.
Mencatat dan
melaporkan hasil
kegiatan
Semua kegiatan
yang telah
dilaksanakan
Mengetahui hasil
kegiatan program
Hasil kegiatan
ATK
Tenaga
Indikator
keberhasilan
APBD
Rp. 17.335.000,-
Nama Kegiatan
Sasaran
Bulan
1
10
11
12
S
P
O
SOP
PEMERIKSAAN KESEHATAN MATA
PUSKESMAS
No. Dokumen
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
PUSKESMAS
KUMAI
: 445/1.1.5.2/SPO/KI/2016
:
: 5 Desember 2016
: 1/2
dr.ABIMAYU
NIP 19700526 200501 1 011
16. Pengertian
17. Tujuan
Kebijakan
Standar Tenaga
Dokter : 1 orang
Perawat : 1 orang
1 ANAMNESA
Menyapa pasien dengan ramah, sambil menatap mata pasien dengan
lembut dan mengucapkan salam
Bila kunjungan yang pertama perlu menanyakan identitas pasien :Nama ,
umur, alamat rumah, pekerjaan.
Bila kunjungan ulang, maka jawaban pasien dicocokkan dengan kartu
status pasien
Bertanya dengan ramah dan hati-hati tentang
Riwayat Penyakit :
Tentukan masalah yang mendorong klien untuk mencari bantuan
kesehatan.
Tanyakan pada klien adakah kelopak mata yang turun menutup
terus menerus, Nyeri mata, foto phobia (kerentaan terhadap cahaya)
rasa seperti terbakar pada mata, gatal, air mata, kotoran mata yang
berlebihan, diplopia (pandangan ganda), pandangan kabur ,
perasaan adanya film diatas lapang penglihatan, mengambang
(titik hitam kecil yang tampak menghilang pada lapang penglihatan),
cahaya kilatan, lingkaran hitam (halo) di seputar cahaya.
Tentukan apakah klien mempunyai riwayat penyakit mata, trauma
pada mata, diabetes, hipertensi, atau masalah visual
Tentukan apakah ada riwayat keluarga dengan gangguan mata,
meliputi gloukoma atau retinitis pigmentosa
Kaji riwayat pekerjaan klien mengenai aktivitas kerja yang
memerlukan kerja tertutup, kerja yang melibatkan computer, atau
aktivitas seperti pengelas, terpajan langsung dengan bahan kimia
yang membuat resiko cedera mata.
Tanyakan pada klien apakah memakai kaca mata, atau lensa kontak
atau tidak
Tentukan tanggal terakhir klien memeriksakan mata.
Kaji obat obatan yang sudah di pakai termasuk tetes mata.
2. PEMERIKSAAN
Pemeriksaan dengan cara :
KETAJAMAN PENGLIHATAN
Tahap I
i
Lakukan pemeriksaan sekilas dengan meminta klien membaca surat
kabar/majalah.Pastikan pencahayaan cukup. Klien berkacamata
seharusnya memakai kecamatanya selama tahap pemreksaan ini.
Perhatikan cara klien memegang lembaran yang dibaca dari matanya.
ii
Pastikan klien tidak buta huruf. Mintalah klien agar membaca dengan
keras untuk memastikan bahwa klien tidak buta huruf. Bila klien
menghadapi kesulitan lanjutkan pengujian ke tahap II
Tahap II
i
Untuk pemeriksaan yang akurat gunakan lembar pemeriksaan Snellen.
Pastikan bahwa lembaran pemeriksa benar benar diterangi. Buat klien
berdiri 20 kaki (6,1 m) jauhnya dari lembar Snellen atau duduk di kursi
pengujian yang telah terpasang khusus bersebrangan dengan layar
periksa
ii
Minta klien untuk membaca huruf huruf pada layar dimulai dari garis
yang mana saja, pertama dengan kedua mata terbuka dan kemudian
dengan satu mataterpisah (mata lainnya ditutupi)
iii
Selalu menguji pertanma kali tanpa kacamata. Kemudian bila memakai
kacamata jarak jauh, ulangi pengujian. Tentukan baris terkecil dimana
klien dapat membaca seluruh huruf dengan benar baca ketajaman
untuk garis tersebut.
iv
Bila klien tidak bisa membaca, gunakan kartu E dan tentukan arah
tangan huruf E . Pada anak kecil, gunakan lembaran dengan
gambaran obyek yang dikenal. Catat nilai ketajaman penglihatan untuk
masing masing mata dan kedua mata dalam dua nilai :
Pembilang adalah jarak dari lembar pemeriksaan ke klien dalam
ukuran kaki.
Penyebut adalah nomor standar untuk garis tersebut pada
lembar pemeriksa ( contoh : 20/80 ). Nomor standar ini adalah
jarak dimana mata normal dapat membaca baris tersebut.
Tahap III
i
Uji masing-masing mata dengan klien membaca kartu indek dengan
menutupi satu mata bergiliran
ii
Jangan menggunakan tangan untuk menutupi mata
iii
Minta klien dengan gangguan penglihatan parah untuk menghitung jari
jari yang diacungkan kurang lebih satu kaki ( 30 cm ) dari wajah klien.
iv
Bila klien gagal dalam kedua tes tersebut, sinari mata klien dengan
senter kecil dan kemudian padamkan cahayanya . Tanyakan apakah
klien melihat cahaya.
Hasil Normal :
Nilai normal ketajaman penglihatan adalah 20/20
Catat, apabila ketajaman penglihatan diukur dengan kacamata
perbaikan atau lensa kontak ( cc ) atau tanpa perbaikan ( sc ).
Penyimpangan dari Normal :
Nilai ketajaman penglihatan 20/200 dianggap buta total
PEMERIKSAAN LAPANG PENGLIHATAN
Pemeriksaan lapang penglihatan dengan cara :
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
4 PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan Katarak sesuai SOP
Penatalaksanaan Kelainan Refraksi sesuai SOP
Penatalaksanaan Glaukoma sesuai SOP
Penatalaksanaan Konjungtivitis sesuai SOP
Penatalaksanaan Xerofthalmia sesuai SOP
Penatalaksanaan Buta Warna sesuai SOP
5 KONSELING
Konseling Katarak sesuai SOP
Konseling Kelainan Refraksi sesuai SOP
Konseling Glaukoma sesuai SOP
Konseling Konjungtivitis sesuai SOP
Konseling Xerofthalmia sesuai SOP
Konseling Buta Warna sesuai SOP
6 PENCATATAN DAN PELAPORAN
Pencatatan dan pelaporan Katarak sesuai SOP
Pencatatan dan pelaporan Kelainan Refraksi sesuai SOP
Pencatatan dan pelaporan Glaukoma sesuai SOP
Pencatatan dan pelaporan Konjungtivitis sesuai SOP
Pencatatan dan pelaporan Xerofthalmia sesuai SOP
Pencatatan dan pelaporan Buta Warna sesuai SOP
9.
Bagan Alur
19. Hal-hal
yang
perlu
diperhatikan
20. Unit Terkait
21. Dokumen
Terkait
22. Rekam Historis
Perubahan
No.
Yang dirubah
Isi Perubahan
Tanggal
Diberlakukan
S
P
O
SOP
PEMERIKSAAN KATARAK
No. Dokumen
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
:
:
:
:
445/1.1.5.2/SPO/KI/2016
5 Desember 2016
1/2
PUSKESMAS
KUMAI
dr.ABIMAYU
NIP 19700526 200501 1 011
18. Pengertian
19. Tujuan
20. Kebijakan
Standar Tenaga
Dokter :1 orang
Perawat : 1 orang
1.Sarana Non Medis :
a Ruang Pemeriksaan
Ukuran minimal 4 m x 4 m
Ventilasi dan pencahayaan yang cukup
Ruangan bersih dan rapi
Wastafel dengan air yang mengalir, dilengkapi dengan sabun cair
serta handuk tangan yang bersih / disposible tissue
b Mebelair
Meja kursi satu set untuk pemeriksa dan pasien serta pengantar
c Lain lain
Tempat sampah medis dan non medis masing masing 1 buah
2.Sarana Medis :
Stetoskop dan tensimeter
Pinhole (cakram berlubang)
Snellen chart
Penutup 1 mata (okluder)
Senter
APD
Prosedur Tetap
1 Anamnesa
2 Pemeriksaan
3 Diagnosa
4 Penatalaksanaan
5 Konseling
6 Pencatatan dan pelaporan
1) ANAMNESA
1 Menyapa pasien dengan ramah, sambil menatap mata pasien dengan
lembut dan mengucapkan salam
2 Bila kunjungan yang pertama perlu menanyakan identitas pasien :Nama ,
umur, alamat rumah, pekerjaan.
3 Bila kunjungan ulang, maka jawaban pasien dicocokkan dengan kartu
status pasien
4 Bertanya dengan ramah dan hati-hati tentang
Riwayat penyakit :
Apa gejala yang paling dirasakan sehingga bapak/ibu,Sdr/Sdri
datang kesini? (menanyakan riwayat penyakit utama).
Kapan pertama kali timbul keluhan ?
Apakah keluhan ini timbul pertama kali atau sudah berulang ?
Apakah ada riwayat trauma pada mata, atau terkena debu,
binatang, cairan, dll ?
Apakah ada keluhan/penyakit lain yang diderita (ex:DM,HT,dll) dan
riwayat penyakit sebelumnya ?
Adakah
riwayat
alergi
(debu,asap
kendaraan,udara,makanan/minuman, alergi obat,dll)
Apakah sudah pernah berobat atau sudah minum obat- obatan
tertentu ?( riwayat pengobatan sebelumnya )
Apakah timbul gangguan penurunan penglihatan ?
Spesifik Katarak :
Apakah ada penurunan penglihatan/ pandangan
buram,
kabur, seperti tertutup kabut / berasap bahkan pada siang
hari ?
Apakah peka terhadap sinar atau cahaya ?
Apakah terjadi diplobia/melihat dobel pada satu mata ?
Apakah ada nyeri pada mata ?(biasanya pada katarak tidak
disertai nyeri kecuali terdapat komplikasi lain)
Kapan mulai terjadi kekeruhan lensa, sejak usia ?(untuk
mengetahui jenis Katarak)
Apakah ada riwayat trauma atau riwayat penyakit lain ?
(Untuk mengetahui jenis Katarak)
2) PEMERIKSAAN
a Pemeriksaan Fisik
Pada saat pertama kali bertemu dengan pasien , kita melihat dan menilai
keadaan umum pasien, apakah pasien kelihatan sakit, lemah, pucat, atau
tampak sehat, dan bagaimana pasien datang apakah bisa berjalan sendiri
atau dibantu keluarga untuk menilai fungsi penglihatan.
Melihat keadaan mata pasien, apakah mata tampak merah, adanya
secret/kotoran, sembab, ada benjolan apa tidak, lensa mata keruh apa tidak,
apakah pada sklera tampak bersih,warna konjungtiva,dan apakah tampak
tanda-tanda abnormal di bandingkan mata sehat.
Perhatikan :
Lensa Perhatikan kejenihannya. Normal jernih, kalau keruh suspek katarak.
Cairan mata ( Normal, bertambah, berkurang) Untuk menentukan stadium
katarak
Iris (Normal atau terdorong, tremulans ) Untuk menentukan stadium katarak
Bilik mata depan ( Normal, dangkal ) Untuk menentukan stadium katarak
Sudut bilik mata ( Normal, sempit, terbuka ) Untuk menentukan stadium
katarak
b Pemeriksaan fungsi Penglihatan
Lakukan pemeriksaan visus sesuai SOP pemeriksaan mata
c Pemeriksaan Stadium Katarak
Lakukan Pemeriksaan selanjutnya apabila ada indikasi katarak, yaitu :
Dari anamnesa diketahui adanya penurunan fungsi penglihatan ( mata
buram ,redup, berkabut termasuk saat siang hari, diplobia, peka terhadap
sinar, dll)
Dari pemeriksaan Inspeksi ditemukan kekeruhan lensa
Dari pemeriksaan Visus diperoleh adanya penurunan ketajaman
penglihatan bukan karena kelainan refraksi
Lakukan Shadow Test untuk mengetahui Stadium Katarak, dengan cara
sebagai berikut :
Untuk melihat lensa lebih jelas bisa memakai obat tetes yang berisi
midriatill yang fungsinya untuk midriasis pupil, jadi lensanya bisa lebih
mudah dilihat
Pasien diminta melihat lurus ke depan
Lalu pemeriksa menyenteri mata pasien pada sudut 45 0 dari
samping, dari bayangan iris.
Nanti ada bayangan yang dibiaskan dari humor aquosus.
Katarak matur : lensa lebih cembung karena menyerap cairan lebih
banyak,bayangan iris pada lensa terlihat kecil dan letaknya dekat
terhadap pupil, shadow test (-) ; katarak imatur: lensa masih
kecil,terdapat bayangan iris pada lensa terlihat besar dan letaknya
jauh terhadap pupil, shadow test (+)
3) PENEGAKAN DIAGNOSA
Dari Anamnesa dan Pemeriksaan dapat ditegakan Diagnosa Katarak sesuai
dengan jenis dan stadium Katarak
A Menurut Jenisnya :
Katarak Kongenital apabila kekeruhan lensa mata timbul pada saat
pembentukan lensa, Sudah terdapat pada saat bayi baru lahir
Katarak Senile apabila keluhan lensa yang terdapat pada usia diatas 50
tahun
Katarak Juvenile apabila mulai terbentuknya saat usia kurang dari 9
tahun dan lebih dari 3 bulan biasanya merupakan lanjutan katarak
kongenital
Katarak komplikata apabila Katarak terjadi akibat komplikasi dari
penyakit lain seperti penyakit sistemik, dan trauma
B Menurut Stadiumnya :
Stadium insipien Dimana mulai timbul katarak akibat proses
degenerasi lensa
Stadium imatur Lensa yang degeneratif mulai menyerap cairan mata
ke dalam lensa sehingga lensa menjadi cembung
Stadium matur merupakan proses degenerasi lanjut lensa , terjadi
kekeruhan seluruh lensa
Stadium hipermatur terjadi proses degenerasi lanjut lensa dan
korteks lensa dapat mencair sehingga nucleus lensa tenggelam dalam
korteks lensa ( katarak Morgagni)
PERBEDAAN KARAKTERISTIK KATARAK UNTUK MENEGAKAN
DIAGNOSA SESUAI HASIL PEMERIKSAAN
INSIPIEN
IMATUR
MATUR
HIPERMATUR
KEKERUHAN
RINGAN
SEBAGIAN
SELURUH
MASIF
CAIRAN
LENSA MATA
NORMAL
BERTAMBAH
NORMAL
BERKURANG
IRIS
NORMAL
TERDORONG
NORMAL
TREMULANS
BILIK MATA
DEPAN
NORMAL
DANGKAL
NORMAL
DALAM
SUDUT BILIK
MATA
NORMAL
SEMPIT
NORMAL
TERBUKA
SHADOW
TEST
(-)
(+)
(-)
+/-
VISUS
(+)
<
<<
<<<
PENYULIT
(-)
GLAUKOMA
(-)
UVEITIS+
GLAUKOMA
4) PENATALAKSANAAN
Setelah ditegakan diagnosa Katarak maka lakukan rujukan ke pelayanan
kesehatan rujukan / Rumah Sakit sesuai SOP untuk penanganan lebih lanjut.
5) KONSELING
Sarankan pada penderita rutin kontrol ke Rumah Sakit atau dokter
spesialis mata untuk melakukan pengecekan retina serta ketajaman visual
secara berkala.
Sarankan kepada penderita untuk selalu menggunakan sunglass saat
beraktivitas diluar ruangan, hindari paparan sinar matahari langsung, dan
cahaya yang terlalu terang.
Sarankan kepada penderita untuk tidak merokok serta jangan
mengkonsumsi minuman beralkohol.
Anjurkan penderita makan makanan bergizi yang mengandung vitamin A,
C, E, dan protein seperti buah dan sayur berwarna terang, beras merah,
kacang-kacangan, sereal, minyak canola serta ikan.
Hindari makanan yang terlalu banyak mengandung lemak dan garam.
6) PENCATATAN DAN PELAPORAN
Setiap orang yang datang berobat ke Puskesmas dimasukan ke
register harian dan simphustronik
Setiap orang yang datang ke Puskesmas dengan keluhan
gangguan kesehatan indra dimasukan dalam register harian
program kesehatan indra
Laporan dari Pengelola program kesehatan Indra Puskesmas ke
Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan dilakukan setiap Tribulan
( Tiga bulan ) dan diambil dari register harian program kesehatan
Indra.
N
o
Aspek yg dinilai
Di
lakuka
n
Tdk di
lakuka
n
Kompete
n
Tdk
Kompeten
PERSIAPAN ALAT:
3. Bollpoint
4. Kms Lansia
A.
B.
TAHAP KERJA :
6. Memilih KMS sesuai jenis kelamin
7. Mengisi nomor KMS
8. Mengisi register kartu rawat jalan
Puskesmas/Puskesmas Pembantu
9. Mengisi kolom identitas yang tersedia
pada halaman KMS meliputi : nama,tgl
pendaftaran,jeniskelamin,umur,agama,
alamat,pendidikan,pekerjaan,status,
tinggal dengan
10. Menuliskan Indeks Masa Tubuh( IMT),
Tekanan Darah, Berat Badan dan
Tinggi Badan pada grafik
No.
Yang dirubah
Isi Perubahan
Perubahan
S
P
O
SOP
PENANGANAN ISPA (PNEUMONIA)
No. Dokumen
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
PUSKESMAS
KUMAI
Tanggal
Diberlakukan
: 445/1.1.5.2/SPO/KI/2016
:
: 5 Desember 2016
: 1/2
dr.ABIMAYU
NIP 19700526 200501 1 011
PENGERTIAN
Suatu pemeriksaan yang dilakukan pada pasien yang datang ke Puskesmas sehingga
diketahui penyakitnya
TUJUAN
KEBIJAKSANAAN
REFERENSI
STANDAR
TENAGA
SARANA MEDIS
a Stetoskop
b Thermometer
c Soundtimer
d Timbangan
e Alcohol 70%
f Kassa steril
g Tempat sampah medis dan nom medis
Anamnesa
Pemeriksaan
Penegakkan diagnose
Pengobatan dan rujukan
Penyuluhan kepada orang tua
ANAMNESA
a Identitas pasien
b Tanya apakah anak menderita batuk dan atau sukar bernapas, lama batuk
c Tanya apakah anak 2 bulan - <5 tahun tidak bias minum atau menetek; apakah
bayi <2 bulan kurang bisa minum atau menetek
d Tanya apakah anak demam, berapa lama
e Tanya apakah anak kejang
STANDAR
SARANA DAN
PRASARANA
PROSEDUR
TETAP
1
2
3
4
5
1
CARA
MELAKSANAK
AN
TIAP
KEGIATAN
PEMERIKSAAN
Anak harus tenang dan dipangku ibu atau ditidurkan ditempat pemeriksaan
a Frekwensi pernafasan yaitu dengan menghitung tarikan nafas pada gerakan
dinding dada dan melihatnya dengan hitungan waktu permenit berapa kali
b Apakah ada tarikan dinding dada/tarikan dinding dada kedalam dengan cara
melihat dinding dada bagian bawah pada celah intercosta dan diamati apakah
terjadi pada saat inspirasi
c Apakah ada pernafasan cuping hidung : lihat pada cuping hidung yaitu gerakan
cuping hidung pada ekspirasi dan inspirasi
d Mengukur suhu badan : dengan memakai thermometer, dimana sebelumnya
thermometer harus dibersihkan dengan kapas alcohol pada ujungnya setelah itu
digerak-gerakkan sampai air raksa pada titik 0, baru diletakkan menempel pada
ketiak dan dipertahankan selama 5 menit setelah itu dilepas dan dilihat dengan
sejajar dengan mata dan suhu dicatat kemudian ujung thermometer dibersihkan
dengan alcohol dan diletakkan pada tempatnya
e Apakah ada wheezing/stridor : dengan meletakkan stetoskop pada dinding dada
dan akan terdengar bunyi ngik pada waktu inspirasi itulah suara wheezing.
Begitu juga dengan stridor juga meletakkan stetoskop pada dinding dada dan
f
3
3 th 5 th 1 tab
Anjuran control 2 hari/lebih cepat bila keadaan memburuk
Demam obati dengan paracetamol
2 bln 6 bln tab
6 bln 3 th tab
3 th 5 th 1 tab
Kompres dengan air biasa yang ditaruh pada baskom dengan memakai
saputangan handuk yang dikompreskan pada dahi anak sebelumnya
diperas lebih dulu
Bukan Pneumonia
Batuk >30 hari rujuk
Bila ada penyakit lain obati sesuai dengan penyakitnya
Nasehat untuk perawatan dirumah kemudian ibu diberi penjelasan yang
cukup jelas dan dimengerti oleh ibu. Dan ucapkan terima kasih karena
ibu sudah merawat anaknya dan ucapan semoga lekas sembuh dan
control kembali
Unit Terkait
Distribusi
Rekaman Historis
NO
Halaman
Yang dirumah
Perubahan
Pelaksana
Uraian Prosedur
1.
px
petug
as
loket
pera
wat
dokter
Mu
apotek
Kelengkapan
NO
Halaman
Yang dirumah
2.
Petugas
loket
memanggil
sesuai
nomor antrian dan
memasukkan
ke
dalam
computer
sambil menyerahkan
status pasien
Pasien masuk ke
BP/KIA
dan
dianamnesa (tensi,
suhu,
RR,
nadi)
sesuai keluhan oleh
perawat
Setelah
dilakukan
anamnesa
sesuai
keluhan
kemudian
dikonsulkan
oleh
dokter dan dilakukan
pemeriksaan
fisik
kemudian
dokter
memberikan resep
obat
untuk
diserahkan
ke
apotek. Jika perlu
rujuk ke RS.
Apotek
menerima
resep dari dokter
sesuai
indikasi
pasien
dan
menyerahkan obat
ke pasien tersebut.
Setelah
menerima
obat dari apotek
pasien pulang.
S
P
O
Perubahan
SOP
PENANGANAN DIARE
No. Dokumen
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
: 445/1.1.5.2/SPO/KI/2016
:
: 5 Desember 2016
: 1/2
PUSKESMAS
KUMAI
dr.ABIMAYU
NIP 19700526 200501 1 011
PENGERTIAN
Salah satu elemen yang sangat penting untuk mendapat gambaran dan informasi
program pengendalian penyakit ISPA
TUJUAN
KEBIJAKSANA
AN
REFERENSI
STANDAR
TENAGA
1 Ballpoint
Register harian P2 ISPA
STANDAR
SARANA DAN
PRASARANA
Mencatat dan melaporkan setiap penderita ISPA yang mengarah ke Pneumonia yang
Prosedur Tetap
datang ke puskesmas
1 Setiap balita yang batuk dan atau kesukaran bernapas yang datang berobat ke
puskesmas dimasukkan ke register harian program P2 ISPA yang merupakan
Cara
rekapitulasi ISPA Balita
Melaksanakan
2
Laporan bulanan program P2 ISPA diambil dari register harian program P2 ISPA
Tiap Kegiatan
3 Px yang terdiagnosa Pneumonia kemudian dikunjungi (Care Seeking) oleh petugas
kesehatan untuk diketahui keadaan/kondisi pasien selanjutnya
4 Petugas menulis hasil keadaan umum pasien yang sekarang. Apabila belum ada
perubahan, memotivasi pasien dan keluarga untuk berobat kembali ke Puskesmas
5 Petugas mendokumentasikan kegiatan tersebut
Unit Terkait
Distribusi
Rekaman Historis
NO
Halaman
Yang dirumah
Perubahan
Pelaksana
Diperlakukan tgl.
Mutu Baku
Ket
Uraian Prosedur
Keleng
kapan
1.
Petugas
kesehatan
mencari data pasien
yang
terdiagnosa
pneumonia
dalam
Waktu
Output
Pelaksana
Mutu Baku
Ket
Uraian Prosedur
Keleng
kapan
buku register
2.
Petugas mengunjungi
(Care Seeking) ke
rumah pasien yang
terdiagnosa
pneumonia tersebut
Petugas melakukan
pemeriksaan
dan
melihat
keadaan
umum pasien, jika
belum ada perubahan
memotivasi
pasien
dan keluarga untuk
segera berobat ke
puskesmas
Petugas
mencatat
hasil kunjungan dan
mendokumentasikan
hasil
kegiatan
tersebut
Waktu
Output
S
P
O
SOP
PENCATATAN & PELAPORAN
No. Dokumen
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
: 445/1.1.5.2/SPO/KI/2016
:
: 5 Desember 2016
: 1/2
PUSKESMAS
KUMAI
PENGERTIAN
TUJUAN
dr.ABIMAYU
NIP 19700526 200501 1 011
Salah satu elemen yang sangat penting untuk mendapat gambaran dan informasi
program pengendalian penyakit diare
1 Mendapatkan informasi hasil pelaksanaan program P2 diare
2 Menidentifikasi masalah
3 Mengetahui keberhasilan program
KEBIJAKSANA
AN
Nomor SK
REFERENSI
Standar Tenaga
1 Ballpoint
Standar
Sarana 2 Register harian P2 diare
dan Prasarana
Persiapan petugas
Prosedur Tetap
1 Setiap orang yang mengalami diare datang berobat ke puskesmas dimasukkan ke
register harian program P2 diare
Cara
2
Laporan bulanan program P2 diare diambil dari register harian program P2 diare
Melaksanakan
3 Petugas kesehatan memberikan penyuluhan kepada kader posyandu baik balita
Tiap Kegiatan
maupun posyandu lansia tentang penanganan kasus diare
4 Selain memberikan penyuluhan, petugas kesehatan juga memberikan oralit di
posyandu balita maupun posyandu lansia jika sewaktu-waktu ada penderita diare
disekitarnya
5 Petugas kesehatan mengevaluasi hasil laporan dari kader tentang kasus diare di
posyandunya masing-masing
6 Petugas kesehatan mencatat hasil laporan dan mendokumentasikan hasil kegiatan
tersebut
Unit Terkait
Distribusi
Rekaman Historis
NO
Halaman
Yang dirumah
Perubahan
Diperlakukan tgl.
Pelaksana
Mutu Baku
Uraian Prosedur
Ket
Keleng
kapan
1.
Petugas
kesehatan
memberikan penyuluhan
kepada kader posyandu
balita
dan
posyandu
lansia
tentang
penanganan kasus diare
2.
Petugas
memberikan
oralit di setiap posyandu
balita dan lansia jika
sewaktu-waktu
ada
penderita diare
Petugas
mengevaluasi
hasil laporan diare dari
kader balita dan lansia
Waktu
Output