Anda di halaman 1dari 3

Kecerdasan Spiritual

(Spiritual Intelligence)

1. Pengertian Inteligensi
Manusia diciptakan Tuhan sebagai insan kamil yang paling sempurna dengan segala
peralatan lunak dan keras yang kompleks serta sangat terintegrasi dalam fungsinya. Tuhan
menciptakan manusia dengan kecerdasan otak (inteligensi) yang sangat tinggi dibanding
makhluk hidup lainnya.
Crow and crow mengemukakan bahwa inteligensi berarti kapasitas umum dari seorang
individu yang dapat dilihat dari kesanggupan pikirannya dalam mengatasi tuntunan
kebutuhan-kebutuhan baru, keadaan rohaniah secara umum yang dapat disesuaikan dengan
problem-problem dan kondisi-kondisi yang baru di dalam kehidupan. Pengertian ini tidak
hanya menyangkut dunia akademik, tetapi lebih luas, menyangkut kehidupan non akademik
seperti masalah-masalah artistik dan tingkah laku sosial.
Pada mulanya kecerdasan hanya berkaitan dengan kemampuan struktur akal (intellct)
dalam menangkap gejala sesuatu, sehingga kecerdasan hanya bersentuhan dengan aspekaspek kognitif. Namun pada perkembangan berikutnya, disadari bahwa kehidupan manusia
bukan semata-mata memenuhi struktur akal melainkan terdapat struktur kalbu yang perlu
mendapat tempat tersendiri untuk menumbuhkan aspek-aspek afiktif, seperti kehidupan
emosional,moral, spiritual dan agama.
Pada saat ini orang tidak hanya mengenal kecerdasan intelektual (IQ), akan tetapi ada
kecerdasan lain yang diperhitungkan, diantaranya kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan
spiritual (SQ).
2. Kecerdasan Spiritual
Danah Zohar dan IanMarshall meyakini Spiritual Quotient atau SQ merupakan tingkatan
tertinggi dari kecerdasan, yang digunakan untuk menghasilkan arti (meaning) dan nilai
(value), yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna
yang

lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup

seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain.


Dua jenis kecerdasan, yaitu IQ dan EQ, merupakan bagian yang terintegrasi dari SQ. SQ
merupakan landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ

secara

efektif.

Pengorganisasian saraf yang memungkinkaan untuk berfikir rasional, logis dan taat azaz
disebut dengan IQ, yang memungkinkan untuk berfikir asosiatif yang terbentuk oleh
kebenaran dan kemamuan untuk mengenali pola-pola emosi disebut EQ, sedangakan yang
memungkinkan untuk berfikir kreatif, berwawasan jauh, membuat dan mengubah aturan,
menata kembali dan mentransformasikan dua jenis berfikir sebelumnya (IQ dan EQ) disebut
dengan SQ.
Ciri-ciri individu sebagai makhluk spiritual
1. Diciptakan Tuhan dalam bentuk yang sempurna dibanding makhluk ciptaan lainnya.
2. Memiliki rohani/jiwa yang sempurna (akal, pikiran, perasaan, dan kemauan)
3. Individu diciptakan sebagai khalifah (penguasa dan pengatur kehidupan) dimuka
bumi.
4. Terdiri atas bio-psiko-sosial yang utuh.
SQ walaupun mengandung kata spiritual tidak selalu terkait dengan kepercayaan atau
agama. SQ lebih kepada kebutuhan dan kemampuan manusia untuk menemukan arti dan
menghasilkan nilai melalui pengalaman yang mereka hadapi serta merupakan sebuah konsep
yang berhubungan dengan bagaimana seseorang mempunyai kecerdasan dalam mengelola
makna-makna, nilai-nilai, dan kualitas kehidupan spiritualnya. Kehidupan spiritual ini
meliputi ; (1) Hasrat untuk hidup bermakna, (2) Motivasi mencari makna hidup, (3)
Mendambakan hidup bermakna.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa seseorang yang memiliki kepercayaan atau
menjalankan agama,umumnya memiliki tingkat kecerdasan spiritual yang lebih tinggi
dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki kepercayaan atau tidak menjalankan
agama.
3. Pentingnya Kecerdasan Spiritual bagi seorang Perawat
Bagi beberapa orang kegiatan spiritual memberikan kegiatan langsung yang berdampak
pada koping yang efektif, artinya orang yang mempunyai keyakinan bahwa segala sesuatu
adalah sebuah bentuk pembelajaran yang harus dijalani untuk mendapatkan hikmah dalam
kehidupan. Berdasarkan konsep ini perawat sangat memerlukan tingkat spiritual yang tinggi
untuk dapat melakukan tugas pelayanannya secara optimal sehingga dapat terwujud mutu
pelayanan prima.
Kecerdasan spiritual yang tinggi yang dimiliki oleh seorang perawat akan menigkatkan
rasa keharmonisan dan saling kedekatan antara diri sendiri dengan kliennya, dengan

ligkungannya, dan dengan kehidupan yang tertinggi yaitu Tuhan Yang Maha Esa sehingga
seorang perawat mampu berkonstribusi penuh terhadap tanggung jawabnya.
Dalam keperawatan makna spiritual tidak hanya terfokus pada ritual praktek keagamaan,
tetapi lebih dari pada itu, spiritual menekankan pada konsep cinta, empati, harapan, dan
makna atau hakikat kesehatan penyakit dalam diri seseorang.
Pelaksanaan aspek spiritual seorang perawat menjadi tema penting yang dapat
ditunjukkan dalam konteks diantaranya;
a. Perawat membantu kliennya dengan sepenuh hati
b. Pemeliharaan praktik spiritual diri sendiri serta diri transpersonal, tidak
mementingkan ego sendiri, terbuka bagi kliennya dan memiliki sifat penyayang.
c. Perawat memiliki sifat tulus dan tidak berpura-pura
d. Mengoptimalkan kemampuan diri dengan kreatif menyangkut perawatan dan
penyembuhan klien.
e. Perawat berusaha untuk simpati, empati dan mengerti kondisi kliennya.
f. Membangkitkan semangat dan pikiran positif kepada kliennya dengan energi spiritual
yang dimilikinya.
g. Terbuka pada Misterispiritual dan dimensi keberdaan hidup dan mati manusia,
perawatan jiwa untuk diri sendiri serta untuk kliennya.

Hanya perawat yang mempunyai kecerdasan spiritual yang tinggi yang mampu
memberikan pelayanan secara efektif kepada kliennya.

Sumber
1. Caring (kunci sukses perawat/ners dalam mengamalkan ilmu) ;
Meidiana Dwidiyanti Skp,Msc
2. Dasar-dasar keperawatan profesional ; H.Zaidin Ali
3. Pengantar Psikologi Agama
4. 8 magnet sukses ; Hery Wibowo

Anda mungkin juga menyukai