Agus PDF
Agus PDF
id
digilib.uns.ac.id
Disusun Oleh:
Agus Riyadi
I8309001
I8309005
I8309016
Fitri Widhiastuti
I8309017
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Dalam penyusunan laporan tugas akhir ini Penulis telah mendapatkan
banyak bimbingan, pengarahan, dan masukan dari berbagai pihak. Pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Bregas ST Sembodo S.T.,M.T., selaku Ketua Program Studi
Diploma III Teknik Kimia, Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik,
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Ir. Endah Retno D, M.T., selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis sehingga penulis
dapat menyusun laporan ini.
3. Orang tua dan saudara atas dukungan moril maupun materiil.
4. Mbak Anna, mas Agus, mas Rahmat, mbak Deni dan selaku laboran
jurusan Teknik Kimia yang telah banyak membantu selama
pelaksanaan tugas akhir.
5. Rekan rekan mahasiswa Program Diploma III Teknik Kimia FT
UNS angkatan 2008 yang telah membantu dalam pelaksanaan tugas
akhir dan penyusunan laporan tugas akhir.
Dalam penyusunan laporan ini Penulis menyadari masih banyak
terdapat kekurangan, Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi kesempurnaan penulisan laporan di masa yang akan datang.
.
Surakarta,
Juli 2012
Penulis
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii
LEMBAR KONSULTASI ..................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ....................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii
ABSTRACT ......................................................................................................... xiii
INTISARI............................................................................................................. xiv
BAB I
PENDAHULUAN ..................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................1
B. Perumusan Masalah ...........................................................................2
C. Tujuan ................................................................................................2
D. Manfaat ..............................................................................................2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Data Titrasi Hasil Pengujian Kadar Etanol dan Kadar Gula Reduksi...20
Tabel 4.2 Kadar Etanol dan Kadar Gula Reduksi Hasil Fermentasi .....................21
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Gambar 3.1
Gambar 3.2
Gambar 3.3
Gambar 3.4
Gambar 4.1
Fermentor .......................................................................................16
Gambar 4.2
Gambar 4.3
Grafik Kurva Standar Kadar Etanol (%) vs Volume NaOH (ml) ..19
Gambar 4.4
Gambar 4.5
Gambar 4.6
Gambar 4.7
Gambar 4.8
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
AGUS RIYADI, AYU PERMATASARI SUBEKTI, FARID RUSMAN
HADI, FITRI WIDHIASTUTI, 2012. FINAL PROJECT REPORT ON
LABORATORY-SCALE FERMENTOR FOR CONTINUOUS BIOETHANOL
FERMENTATION WITH IMMOBILIZED YEAST IN CALCIUM ALGINATE
CHEMICAL ENGINEERING DIPLOMA III STUDY PROGRAM OF
SURAKARTA SEBELAS MARET UNIVERSITY.
Ethanol is a chemical substance with many benefits including as solvent,
antiseptic agent, liquor composition material, and alternative energy. The ethanol
preparation process using in batch manner took long time thereby taking higher
cost. Continuously fermentation could improve ethanol productivity because it
took relatively shorter time and higher quantity of product. This process used
calcium alginate-immobilized yeast content. Cellular immobilization is a process
or method of entrapping fermentation cell physically in a certain room in which in
this condition the cell still has activity, and can be used continuously and
repetitively.
The bioethanol production tools included column with filler as the media
of bioethanol fermentation process occurrence using sugar solution pumped from
the feeder tank to fermentor column through upflow with flow rate of 2.52 L/hour,
then the product was accommodated in the reservoir.
In continuously fermentation process, the sample was taken once in one
hour for 5 hours with varied yeast weights (50g/250 ml, 60g/250 ml, and 70g/250
ml) as well as varied immobile heights (4 cm, 8 cm, and 12 cm) to be analyzed for
its sugar and bioethanol levels. The highest bioethanol level was obtained at
immobile height of 12 cm and yeast weight of 60 g/250 ml of 6.33%. Meanwhile,
the highest reduction of sugar level occurred at immobile height of 12 cm and
yeast weight of 60 g/ 250 ml by 25.55g/100 ml from 42.42 g/100ml to 16.87
g/100 ml.
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
INTISARI
AGUS RIYADI, AYU PERMATASARI SUBEKTI, FARID RUSMAN
HADI, FITRI WIDHIASTUTI, 2012. LAPORAN TUGAS AKHIR
PEMBUATAN FERMENTOR SKALA LABORATORIUM UNTUK
FERMENTASI BIOETANOL SECARA KONTINYU DENGAN BIOKATALIS
YEAST YANG TER-IMOBILISASI DALAM KALSIUM ALGINAT
PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS SEBELAS
MARET SURAKARTA
Etanol merupakan bahan kimia yang mempunyai banyak kegunaan,
diantaranya sebagai pelarut, antiseptik (pembunuh kuman), bahan pembuatan
minuman keras dan energi alternatif. Proses pembuatan etanol secara batch
membutuhkan waktu yang lama sehingga memerlukan biaya produksi yang lebih
mahal. Fermentasi secara kontinyu dapat meningkatkan produktivitas etanol
karena memerlukan waktu yang relatif lebih singkat dan hasil yang didapat lebih
banyak. Pada proses ini, menggunakan bahan isian yeast yang ter-imobilisasi
dalam kalsium alginat. Imobilisasi sel adalah suatu proses atau metode untuk
menjebak sel ragi secara fisik pada suatu ruang tertentu dimana pada kondisi ini
sel masih memiliki aktivitas, serta dapat dipergunakan secara kontinyu dan
berulang kali.
Alat produksi bioetanol berupa kolom dengan bahan isian sebagai tempat
terjadinya proses fermentasi bioetanol dengan menggunakan larutan gula yang di
pompa dari tangki umpan menuju kolom fermentor melalui bagian bawah
(upflow) dengan laju alir 2,52 L/jam, kemudian produk ditampung dalam tangki
penampungan.
Pada proses fermentasi secara kontinyu, sampel diambil setiap 1 jam
selama 5 jam dengan variasi berat yeast (50 g/250 ml, 60 g/250 ml dan 70 g/250
ml) serta variasi ketinggian imobil (4 cm, 8 cm dan 12 cm) untuk dianalisa kadar
gula dan kadar bioetanol. Kadar bioetanol terbesar dihasilkan pada ketinggian
imobil 12 cm dengan berat yeast 60 g/250 ml sebesar 6,33%. Sedangkan
penurunan kadar gula terbesar terjadi pada ketinggian imobil 12 cm dengan berat
yeast 60 g/250 ml sebesar 25,55 g/100ml dari kadar 42,42 g/100ml menjadi 16,87
g/100ml.
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
dalam
proses
fermentasi,
karena
yeast
lebih
mudah
2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir Pembuatan Fermentor Skala Laboratorium untuk Fermentasi
Bioetanol secara Kontinyu dengan Biokatalis Yeast yang Ter-imobilisasi dalam Kalsium
Alginat
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan
latar
belakang
yang
telah
dipaparkan,
maka
tetap
dapat
membuat
fermentor
unggun
yang
C. Tujuan
Tujuan tugas akhir ini adalah:
1. Merancang dan membuat fermentor (packed bed) skala laboratorium
untuk fermentasi bioetanol secara kontinyu dengan biokatalis yeast yang
ter-imobilisasi dalam kalsium alginat.
2. Mempelajari pembuatan bioetanol dari larutan gula secara kontinyu
dengan biokatalis yeast yang ter-imobilisasi dalam kalsium alginat.
D. Manfaat
Manfaat dari tugas akhir ini adalah:
1. Bagi mahasiswa, mempelajari teknologi pembuatan bioetanol dari larutan
gula secara kontinyu menggunakan fermentor (packed bed) dengan
biokatalis yeast yang ter-imobilisasi dalam kalsium alginat.
2. Bagi masyarakat, mampu membuat bioetanol secara efisien sehingga
didapatkan biaya produksi yang lebih rendah.
commit to user
Program Studi Diploma III Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret Surakarta
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Bioetanol
Bioetanol adalah etanol yang berasal dari sumber hayati. Bioetanol
bersumber dari glukosa sederhana, pati (karbohidrat), dan selulosa. Setelah
melalui proses fermentasi dihasilkan etanol. (www.energi.lipi.go.id)
2C2H5OH
Glukosa
Etanol
2CO2
Kabondioksida
4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir Pembuatan Fermentor Skala Laboratorium untuk Fermentasi
Bioetanol secara Kontinyu dengan Biokatalis Yeast yang Ter-imobilisasi dalam Kalsium
Alginat
5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir Pembuatan Fermentor Skala Laboratorium untuk Fermentasi
Bioetanol secara Kontinyu dengan Biokatalis Yeast yang Ter-imobilisasi dalam Kalsium
Alginat
cross
linking
didasarkan
pada
pembentukan
ikatan
enzim
yang
biasa
digunakan
untuk
pembentukan
ikatan
intermolekmuler adalah gugus -amino pada asam amino terminal, gugus amino dari lisin, gugus fenolik dari tirosin, gugus sulhidril dari sistein dan
gugus imidazole dari histidin.
Pada metode entrapping ini biasanya dilakukan dalam matrik polimer
dan merupakan metoda yang paling sering dipelajari untuk dikembangkan.
Adapun polimer yang dapat digunakan adalah kolagen, gelatin, selulosa
triasetat, alginat, karrageenan, agar, poliakrilamid, dan polistiren untuk
menghasilkan sel imobil dalam bentuk manik-manik, kubus atau lembaran.
Metoda penjebakan dengan matrik alginat lebih sering digunakan, karena
sederhana dalam pelaksanaannya, dapat mempertahankan stabilitas dan
aktivitas sel imobil, tidak beracun, dan mudah didapat.
Yeast (Saccharomyces cerevisiae) dijerat atau dijebak dengan
menggunakan gel kalsium alginat. Bila larutan natrium alginat dicampur
dengan larutan CaCl2 maka segera terbentuk gel yang tidak larut dalam air.
Reaksi antara natrium alginat dengan CaCl2 dapat dimanfaatkan dalam
imobilisasi sel-sel ragi yang merupakan biokatalis dalam upaya memproduksi
bioetanol dari larutan gula secara fermentasi. Fermentasi bioetanol dengan
menggunakan sistem imobilisasi sel memberikan hasil yang lebih baik
dibandingkan dengan cara konvensional karena dengan menggunakan sel terimobilisasi pemisahan produknya lebih mudah serta stabilitas sel dapat
dipertahankan (Bangun, 1991).
D. Bioreaktor
Bioreaktor adalah reaktor untuk reaksi yang melibatkan makhluk
hidup. Bahan yang digunakan
untuktopembuatan
bioreaktor biasanya berupa
commit
user
6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir Pembuatan Fermentor Skala Laboratorium untuk Fermentasi
Bioetanol secara Kontinyu dengan Biokatalis Yeast yang Ter-imobilisasi dalam Kalsium
Alginat
poliakrilik, kaca dan stainless steel. Bahan poliakrilik dan kaca dapat
digunakan secara langsung tanpa perlu mendapatkan perlakuan khusus, sebab
kedua bahan ini tidak bereaksi terhadap suatu media. Akan tetapi fermentor
berbahan poliakrilik lebih banyak digunakan sebab kaca mempunyai sifat
yang rentan sehingga mudah pecah (fragile).
Ada beberapa tipe bioreaktor yaitu fermentor batch, fermentor
sinambung (continue) dan fermentor semi sinambung (fed batch). Fermentor
batch adalah fermentor yang sederhana, dimana pada saat proses berlangsung
tidak ada bahan yang masuk maupun yang keluar dari fermentor. Kondisi
bahan maupun mikroorganisme dalam fermentor batch secara menyeluruh
mengalami perubahan seiring dengan waktu sampai pada tingkat tertentu.
Saat pemanenan produk, harus dilakukan proses lebih lanjut seperti
pemurnian dan lain sebagainya. Fermentor sinambung (continue) adalah
dimana nutrisi terus menerus ditambahkan dan produk yang dihasilkan terusmenerus diambil. Fermentor sinambung (continue) berlawanan dengan
fermentor batch, dimana produk dipanen dan kemudian fermentor
dibersihkan dan dipersiapkan untuk putaran berikutnya dari fermentasi.
Fermentasi dalam fermentor unggun tetap (packed bed fermentor)
lebih sering digunakan karena dapat meminimalkan kerusakan dan perubahan
bentuk partikel biokatalis, mampu mencegah keluarnya partikel imobilisasi
sel pada kondisi laju aliran masuk yang tinggi, mudah dalam pengontrolan
sehingga diharapkan dapat meningkatkan produktivitas bioetanol dengan
kadar tertentu.
Fermentor semi sinambung (fed batch fermentor) adalah dimana
nutrisi ditambahkan secara simultan dan pengeluaran produk dilakukan secara
terputus-putus bukan terus-menerus.
commit to user
7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir Pembuatan Fermentor Skala Laboratorium untuk Fermentasi
Bioetanol secara Kontinyu dengan Biokatalis Yeast yang Ter-imobilisasi dalam Kalsium
Alginat
penelitian
Tri
Widjaja
(2008),
fermentasi
gula
berlangsung pada suhu 30 0C, pH 4, konsentrasi glukosa 107 g/L (10% v/v),
rate feed 2 ml/menit, dilution rate 1,2 jam-1 yang menggunakan bioreaktor
unggun tetap (packed bed bioreactor) dengan biokatalis yeast yang terimobilisasi dalam kalsium alginat dengan konsentrasi 4%, 6%, dan 8% w/v.
Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa pada proses fermentai gula
menggunakan Zymomonas mobilis dengan kadar kalsium alginat 6% w/v,
didapatkan kadar etanol sebesar 104,14 g/L, produktivitas etanol sebesar
97,33 gr/L jam, dan yield etanol sebesar 52,07% dengan jumlah broth 1000
ml.
Berdasarkan penelitian Ghasem Najafpour dkk (2009), fermentasi
gula menggunakan Saccharomyces cerevisiae untuk produksi etanol dalam
fermentor
unggun
tetap
(packed
bed
fermentor)
dilakukan
untuk
8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir Pembuatan Fermentor Skala Laboratorium untuk Fermentasi
Bioetanol secara Kontinyu dengan Biokatalis Yeast yang Ter-imobilisasi dalam Kalsium
Alginat
commit to user
9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir Pembuatan Fermentor Skala Laboratorium untuk Fermentasi
Bioetanol secara Kontinyu dengan Biokatalis Yeast yang Ter-imobilisasi dalam Kalsium
Alginat
F. Kerangka Pemikiran
commit to user
BAB III
METODOLOGI
A. Alat Dan Bahan
1. Rangkaian Alat Produksi Bioetanol
Keterangan :
1. Tangki umpan
2. Pompa Peristaltik
3. Fermentor dengan bahan isian
4. Termometer
5. Statif
6. Tangki penampung
7. Gelas beaker
commit to user
Gambar 3.1 Rangkaian
Alat Produksi Bioetanol
Program Studi Diploma III Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret Surakarta
10
11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir Pembuatan Fermentor Skala Laboratorium untuk Fermentasi
Bioetanol secara Kontinyu dengan Biokatalis Yeast yang Ter-imobilisasi dalam Kalsium
Alginat
Keterangan :
1. Screen
2. Manik-manik
3. Imobil
4. Kelereng
5. Statif
3. Tangki Umpan
12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir Pembuatan Fermentor Skala Laboratorium untuk Fermentasi
Bioetanol secara Kontinyu dengan Biokatalis Yeast yang Ter-imobilisasi dalam Kalsium
Alginat
4. Pompa Peristaltik
Merk
: Heidolph 5001
Jenis
: Peristaltik
Kec. Min
: 10 rpm
Kec. max
: 120 rpm
Tegangan
: 220 volt
Kuat Arus
: 1 Ampere
Frekuensi
: 50 Hz
Fungsi
2
3
Keterangan :
1. Rotation speed
2. Power switch
3. Direction of rotation
Gambar 3.4 Pompa Peristaltik
Teknik
Reaksi
Kimia
Universitas
Gadjah
Mada,
Yogyakarta.
B. Pengujian Alat
1. Sterilisasi Alat
a. Sterilisasi alat Fermentor
Fermentor dicuci dengan aquades, kemudian dibilas dengan
alkohol 70%..
commit to user
13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir Pembuatan Fermentor Skala Laboratorium untuk Fermentasi
Bioetanol secara Kontinyu dengan Biokatalis Yeast yang Ter-imobilisasi dalam Kalsium
Alginat
14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir Pembuatan Fermentor Skala Laboratorium untuk Fermentasi
Bioetanol secara Kontinyu dengan Biokatalis Yeast yang Ter-imobilisasi dalam Kalsium
Alginat
commit to user
15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir Pembuatan Fermentor Skala Laboratorium untuk Fermentasi
Bioetanol secara Kontinyu dengan Biokatalis Yeast yang Ter-imobilisasi dalam Kalsium
Alginat
commit to user
Program Studi Diploma III Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret Surakarta
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Fermentor
Fermentor berupa kolom yang terbuat dari bahan poliakrilik. Fermentor hasil
perancangan ditunjukan pada Gambar 4.1
Keterangangambar :
1. Tempat pemasukan umpan
2. Kolom fermentor
3. Tempat pengeluaran gas CO2
4. Tempat pengeluaran produk
5. Tempat pengukur suhu
commit
to user
Gambar
4.1 Fermentor
Program Studi Diploma III Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret Surakarta
16
17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir Pembuatan Fermentor Skala Laboratorium untuk Fermentasi
Bioetanol secara Kontinyu dengan Biokatalis Yeast yang Ter-imobilisasi dalam Kalsium
Alginat
(a)
commit to user
(b)
18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir Pembuatan Fermentor Skala Laboratorium untuk Fermentasi
Bioetanol secara Kontinyu dengan Biokatalis Yeast yang Ter-imobilisasi dalam Kalsium
Alginat
Keterangan gambar :
Tipe Fermentor
Bahan
: poliakrilik
Tinggi fermentor
: 85 cm
: 63,6 cm
: 8,4 cm
: 8 cm
: 4,6 cm
Tebal kolom
: 0,5 cm
Fungsi
B. Pengujian Fermentor
Pengujian fermentor digunakan untuk pembuatan bioetanol secara
kontinyu dengan bahan isian yeast yang terimobilisasi dalam kalsium alginat.
Proses fermentasi dilakukan dengan menvariasikan berat yeast yang
digunakan dalam starter dan ketinggian imobil dalam fermentor. Berikut
merupakan data kondisi operasi fermentor :
-
Umpan
pH
:4-5
Temperatur
: (28 30) C
: 5 mm
o Densitas imobil
:1,024 g/ml
19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir Pembuatan Fermentor Skala Laboratorium untuk Fermentasi
Bioetanol secara Kontinyu dengan Biokatalis Yeast yang Ter-imobilisasi dalam Kalsium
Alginat
10
y = 0.387x - 11.21
R = 0.995
Kadar Alkohol (%)
0
0
10
20
30
40
50
60
Gambar 4.3 Grafik Kurva Standar Kadar Alkohol (%) vs Volume NaOH (ml)
commit to user
Program Studi Diploma III Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret Surakarta
20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir Pembuatan Fermentor Skala Laboratorium untuk Fermentasi
Bioetanol secara Kontinyu dengan Biokatalis Yeast yang Ter-imobilisasi dalam Kalsium
Alginat
b. Pengaruh Berat Yeast Terhadap Kadar Gula Reduksi dan Kadar bioetanol
dalam Berbagai Variasi Ketinggian Imobil
Tabel 4.1 Data Titrasi Hasil Pengujian Kadar bioetanol dan Kadar Gula Reduksi
Tinggi Imobil (cm)
Berat
yeast
Waktu Volume
(jam)
(g/
250ml)
titran
sampel
(ml)
50
60
70
Volume
titran
NaOH
0,5 M
Volume
titran
sampel
(ml)
(ml)
12
Volume
titran
NaOH
0,5 M
(ml)
Volume
titran
sampel
(ml)
Volume
titran
NaOH
0,5 M
(ml)
15,37
15,37
15,37
27,60
32,37
31,80
35,73
35,27
40,40
28,27
32,77
32,23
36,07
35,77
41,10
28,73
33,10
32,70
36,60
36,13
41,70
29,27
33,47
33,70
36,77
36,57
42,20
30,10
33,63
34,10
37,17
37,10
42,70
15,37
15,37
15,37
30,17
34,40
34,67
39,10
38,27
44,43
30,67
34,77
35,03
39,43
38,53
44,70
31,53
35,03
35,43
39,67
39,13
45,10
31,87
35,73
35,93
40,13
39,43
44,80
32,27
36,10
36,33
40,43
39,50
45,33
15,37
15,37
15,37
30,73
34,70
33,70
38,17
37,70
43,57
31,20
35,27
34,50
38,53
38,13
44,20
31,70
35,77
34,50
39,10
38,50
44,60
32,13
36,37
35,17
39,33
39,00
44,73
32,60
36,70
35,63
39,77
39,77
45,17
commit to user
Program Studi Diploma III Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret Surakarta
21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir Pembuatan Fermentor Skala Laboratorium untuk Fermentasi
Bioetanol secara Kontinyu dengan Biokatalis Yeast yang Ter-imobilisasi dalam Kalsium
Alginat
Tabel 4.2 Kadar bioetanol dan Kadar Gula Reduksi Hasil Fermentasi
Tinggi Imobil (cm)
Berat
yeast
Waktu
(g/
(jam)
250ml)
Kadar
60
70
Kadar
Kadar
gula
Kadar
gula
Kadar
gula
Kadar
reduksi
bioetanol
reduksi
bioetanol
reduksi
bioetanol
(g
(%)
(g
(%)
(g
(%)
/100ml)
50
12
/100ml)
/100ml)
42,42
42,42
42,42
24,02
1,32
20,93
2,62
18,95
4,42
23,45
1,47
20,66
2,75
18,68
4,70
23,11
1,60
20,38
2,95
18,50
4,93
22,70
1,74
19,79
3,02
18,29
5,12
22,08
1,81
19,56
3,18
18,05
5,31
42,42
42,42
42,42
22,03
2,10
19,26
3,92
17,50
5,98
21,66
2,25
19,68
4,05
17,39
6,09
21,11
2,35
18,86
4,14
17,14
6,24
20,89
2,62
18,60
4,32
17,01
6,13
20,64
2,76
18,41
4,47
16,87
6,33
42,42
42,42
42,42
21,65
2,22
19,79
3,56
17,76
5,65
21,34
2,44
19,35
3,70
17,56
5,90
21,00
2,63
19,28
3,92
17,41
6,05
20,72
2,87
19,00
4,01
17,20
6,10
20,44
2,99
18,75
4,18
16,98
6,27
commit to user
Program Studi Diploma III Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret Surakarta
22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir Pembuatan Fermentor Skala Laboratorium untuk Fermentasi
Bioetanol secara Kontinyu dengan Biokatalis Yeast yang Ter-imobilisasi dalam Kalsium
Alginat
45
42
39
36
33
30
27
24
21
18
15
0
Waktu (jam)
(a)
45
42
36
33
30
27
24
21
18
15
0
Waktu (jam)
(b)
commit to user
Program Studi Diploma III Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret Surakarta
23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir Pembuatan Fermentor Skala Laboratorium untuk Fermentasi
Bioetanol secara Kontinyu dengan Biokatalis Yeast yang Ter-imobilisasi dalam Kalsium
Alginat
45
42
39
36
33
30
27
24
21
18
15
0
Waktu3 (jam)
(c)
Gambar 4.4 Grafik Pengaruh Berat Yeast Terhadap Kadar Gula Reduksi pada
Ketinggian Imobil (a) 4 cm , (b) 8 cm , (c) 12 cm
Dari Gambar 4.4 di atas terlihat untuk waktu fermentasi yang semakin
lama kadar gula reduksi semakin menurun. Hal ini disebabkan karena
glukosa diubah menjadi bioetanol pada waktu fermentasi, sehingga glukosa
yang ada pada larutan umpan semakin berkurang seiring dengan
bertambahnya bioetanol yang terbentuk. Penurunan kadar gula reduksi yang
cukup signifikan terjadi pada 1 jam pertama karena pada saat awal fermentasi
ini terjadi penyerapan glukosa oleh yeast yang digunakan untuk metabolisme
sel dan memulai aktivitas. Pada saat ini yeast melakukan aktivitas yang
paling banyak dan merupakan keadaan paling sensitif terhadap kondisi
lingkungan.
Pada Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa kadar gula yang tersisa semakin
kecil dengan semakin bertambahnya berat yeast dan tinggi imobil yang
digunakan. Berat yeast akancommit
berpengaruh
to userlangsung pada produksi bioetanol
Program Studi Diploma III Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret Surakarta
24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir Pembuatan Fermentor Skala Laboratorium untuk Fermentasi
Bioetanol secara Kontinyu dengan Biokatalis Yeast yang Ter-imobilisasi dalam Kalsium
Alginat
yang dihasilkan. Semakin banyak yeast yang digunakan maka glukosa yang
terkonversi menjadi bioetanol dan yang terkonsumsi untuk bertahan hidup
oleh yeast akan semakin meningkat dan sisa glukosa yang tidak terkonversi
pada aliran produk semakin kecil.
Pada Gambar 4.4 (a) dapat dilihat untuk ketinggian imobil 4 cm
dengan berat yeast 50 g/250 ml terjadi penurunan kadar gula 20,34 g /100 ml
, dan untuk berat yeast 60 g/250 ml terjadi penurunan kadar gula 21,78 g /100
ml sedangkan berat yeast 70 g/250 ml terjadi penurunan kadar gula 21,98 g
/100 ml. PadaGambar 4.4 (b) dapat dilihat untuk ketinggian imobil 8 cm
dengan berat yeast 50 g/250 ml terjadi penurunan kadar gula 22,85 g /100 ml
, dan untuk berat yeast 60 g/250 ml terjadi penurunan kadar gula 24,01 g /100
ml sedangkan berat yeast 70 g/250 ml terjadi penurunan kadar gula 23,86 g
/100 ml. Pada Gambar 4.4 (c) dapat dilihat untuk ketinggian imobil 12 cm
dengan berat yeast 50 g/250 ml terjadi penurunan kadar gula 24,37 g /100 ml
, dan untuk berat yeast 60 g/250 ml terjadi penurunan kadar gula 25,55 g /100
ml sedangkan berat yeast 70 g/250 ml terjadi penurunan kadar gula 25,43 g
/100 ml. Penurunan kadar gula terbesar terjadi pada ketinggian imobil 12 cm
dengan berat yeast 60 g/250 ml sebesar 25,55 g /100ml dari kadar 42,42
g/100 ml menjadi16,87 g /100 ml.
45
40
kurva ketinggian 4 cm
35
kurva ketinggian 8 cm
30
kurva ketinggian 12 cm
25
20
15
10
0
Waktu (jam)
commit to user
Program Studi Diploma III Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret Surakarta
25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir Pembuatan Fermentor Skala Laboratorium untuk Fermentasi
Bioetanol secara Kontinyu dengan Biokatalis Yeast yang Ter-imobilisasi dalam Kalsium
Alginat
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0
Waktu (jam)
(a)
commit to user
Program Studi Diploma III Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret Surakarta
26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir Pembuatan Fermentor Skala Laboratorium untuk Fermentasi
Bioetanol secara Kontinyu dengan Biokatalis Yeast yang Ter-imobilisasi dalam Kalsium
Alginat
6
5
4
3
2
1
0
0
Waktu (jam)
(b)
10
8
7
6
5
4
3
2
1
0
0
Waktu (jam)
(c)
commit to user
Program Studi Diploma III Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret Surakarta
27
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir Pembuatan Fermentor Skala Laboratorium untuk Fermentasi
Bioetanol secara Kontinyu dengan Biokatalis Yeast yang Ter-imobilisasi dalam Kalsium
Alginat
Gambar 4.6 Grafik Pengaruh Berat Yeast Terhadap Kadar Bioetanol yang
Dihasilkan pada Ketinggian Imobil (a) 4 cm , (b) 8 cm , (c) 12 cm
Dari Gambar 4.6 terlihat bahwa produksi bioetanol meningkat secara
berkala seiring dengan bertambahnya waktu mulai jam ke-0 sampai jam ke-5.
Pada jam ke-0 belum ada bioetanol yang terbentuk sedangkan pada jam ke-1
sampai jam ke-5 bioetanol yang dihasilkan meningkat, hal ini disebabkan
karena glukosa diubah menjadi bioetanol pada waktu fermentasi.
Pada Gambar 4.6 dapat dilihat juga bahwa kadar bioetanol yang
dihasilkan semakin meningkat dengan bertambahnya berat yeast dan tinggi
imobil yang digunakan. Berat yeast akan berpengaruh langsung pada
produksi bioetanol yang dihasilkan. Semakin banyak yeast yang digunakan
maka glukosa yang terkonversi menjadi bioetanol dan sisa glukosa yang tidak
terkonversi pada aliran produk semakin kecil. Hal ini dapat dilihat pada
Gambar 4.6 (a) dapat untuk ketinggian imobil 4 cm pada jam ke-5 dengan
berat yeast 50 g/250 ml kadar bioetanol yang dihasilkan 1,81%, dan untuk
berat yeast 60 g/250 ml kadar bioetanol yang dihasilkan 2,76 % sedangkan
berat yeast 70 g/250 ml kadar bioetanol yang dihasilkan 2,99 %. Pada
Gambar 4.6 (b) dapat dilihat untuk ketinggian imobil 8 cm pada jam ke-5
dengan berat yeast 50 g/250 ml kadar bioetanol yang dihasilkan 3,18%, dan
untuk berat yeast 60 g/250 ml kadar bioetanol yang dihasilkan 4,47%
sedangkan berat yeast 70 g/250 ml kadar bioetanol yang dihasilkan 4,18%.
Pada Gambar 4.6 (c) dapat dilihat untuk ketinggian imobil 12 cm pada jam
ke-5 dengan berat yeast 50 g/250 ml kadar bioetanol yang dihasilkan 5,31%,
dan untuk berat yeast 60 g/250 ml kadar bioetanol yang dihasilkan 6,33%
sedangkan berat yeast 70 g/250 ml kadar bioetanol yang dihasilkan 6,27%.
Kadar bioetanol terbesar dihasilkan pada ketinggian imobil 12 cm dengan
berat yeast 60 g/250 ml sebesar 6,33%.
commit to user
Program Studi Diploma III Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret Surakarta
28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir Pembuatan Fermentor Skala Laboratorium untuk Fermentasi
Bioetanol secara Kontinyu dengan Biokatalis Yeast yang Ter-imobilisasi dalam Kalsium
Alginat
Kurva ketinggian 4 cm
8
kurva ketinggian 8 cm
kurva ketinggian 12 cm
7
6
5
4
3
2
1
0
0
Waktu (jam)
Gambar 4.7 Grafik Pengaruh Berat Yeast 60 g/250 ml Terhadap Kadar
Bioetanol (%) pada Ketinggian Imobil 4 cm, 8 cm dan 12 cm
Dari Gambar 4.7 dapat dilihat bahwa untuk berat yeast yang sama
dengan ketinggian imobil yang berbeda (4 cm, 8 cm, 12 cm) kadar bioetanol
yang dihasilkan semakin besar. Semakin lamanya waktu fermentasi maka
semakin banyak larutan umpan yang dikonversi menjadi produk bioetanol.
Hal ini terjadi karena waktu kontak yang terjadi semakin lama antara yeast
dengan larutan umpan sehingga pengkonversian glukosa menjadi bioetanol
meningkat pula.
Dari hasil pengujian diperoleh kadar bioetanol, penurunan kadar gula
dan produktivitas bioetanol maksimal pada proses fermentasi dalam
fermentor packed bed terjadi pada berat yeast 60 g/250 ml dengan ketinggian
12 cm yaitu: 6,33% (v/v) , 25,55g /100 ml dan3,52 g/L.jam. Hal ini
commit to user
ditunjukkan pada Gambar 4.8
Program Studi Diploma III Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret Surakarta
29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir Pembuatan Fermentor Skala Laboratorium untuk Fermentasi
Bioetanol secara Kontinyu dengan Biokatalis Yeast yang Ter-imobilisasi dalam Kalsium
Alginat
50
45
40
35
6
30
5
25
4
20
3
15
2
10
0
0
Waktu (jam)
Gambar 4.8 Grafik Pengaruh Berat Yeast 60 g/ 250 ml Terhadap Kadar Gula
Reduksi (g/ 100 ml) dan Bioetanol yang Dihasilkan (%)
30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir Pembuatan Fermentor Skala Laboratorium untuk Fermentasi
Bioetanol secara Kontinyu dengan Biokatalis Yeast yang Ter-imobilisasi dalam Kalsium
Alginat
tetap (packed bed) didapat hasil bahwa produktivitas dan kadar etanol
tertinggi pada konsentrasi gula 17% masing-masing sebesar 3,52 g/L.jam dan
kadar 17,62 g/L. Hasil ini menunjukkan bahwa proses fementasi secara
kontinyu dengan teknik imobilisasi sel mempunyai produktivitas dan kadar
lebih baik dibanding dengan proses fermentasi secara batch.
commit to user
Program Studi Diploma III Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir Pembuatan Fermentor Skala Laboratorium untuk Fermentasi
Bioetanol secara Kontinyu dengan Biokatalis Yeast yang Ter-imobilisasi dalam Kalsium
Alginat
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Fermentor unggun tetap (packed bed) dapat memproduksi bioetanol secara
kontinyu. Fermentor ini terbuat dari bahan poliakrilik, dengan tinggi 85
cm , diameter kolom (dalam) 4,6 cm dan tebal kolom 0,5 cm.
2. Pembuatan bioetanol dari larutan gula 17% (w/v) menggunakan fermentor
unggun tetap dengan biokatalis yeast yang ter-imobilisasi dalam kalsium
alginat menghasilkan bioetanol kadar 6,33% dan produktivitas bioetanol
3,52 g/L.jam.
B. Saran
1. Memperbaiki desain fermentor dengan perlengkapan alat kontrol
(flowmeter) sehingga dapat diterapkan dalam skala pilot plant.
2. Menggunakan jenis bahan isian yang berbeda (karagenan) sehingga
produktivitas bioetanol meningkat.
3. Untuk meningkatkan produktifitas dan kadar bioetanol dapat dilakukan
dengan memperbanyak bahan isian serta menambah tinggi kolom
fermentor.
4. Pada skala industri, untuk menghindari tangki umpan mengalami
penyusutan dan mengalirkan umpan ke fermentor dapat menggunakan
udara tekan dari kompresor yang telah melalui proses filtrasi.
commit to user
Program Studi Diploma III Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret Surakarta
31