Anda di halaman 1dari 7

Prinsip Dasar Pencegahan Kebakaran (Fire Protection)

Proteksi kebakaran (fire protection) adalah merupakan aspek paling utama dalam program
perlindungan kebakaran. Perencanaan yang baik dalam aktifitas pencegahan kebakaran akan
dapat menyelamatkan miliaran rupiah dan juga nyawa manusia akibat kebaran. Salah satu
penyebab utama terjadinya kebakaran pada berbagai industri adalah tindakan tidak aman atau
kondisi lingkungan yang kurang baik. Dengan memperbaiki tindakan tidak aman (unsafe act)
dan kondisi lingkungan kerja maka penyebab terjadinya kebakaran dapat dikurangi.
Program proteksi kebakaran membutuhkan investasi baik personel kebakaran, peralatan
kebakaran, waktu dan biaya-biaya lain yang cukup besar bagi perusahaan, namun hal ini
dapat dijustifikasi dengan menperlihatkan bukti-bukti kerugian yang diakibatkan oleh
kebakaran. Investasi yang ditanamkan untuk program pencegahan kebakaran sangatlah jauh
lebih kecil jika dibandingkan dengan kerugian yang dapat terjadi akibat kebakaran.
Program pencegahan kebakaran dapat kelompokkan menjadi tiga kategori utama yaitu;
1. Program engineering; yaitu program yang meliputi perencanaan bangunan yang yang
aman dari kebakaran dan perencanaan proses yang aman dari kebakaran, misalnya
instalasi fire detection system (aktif) dan instalasi fire protection system (pasif).
2. Program edukasi; yaitu program untuk meningkatkan kesadaran pekerja terhadap
kebakaran, yaitu dengan cara memberikan pelatihan-pelatihan tentang kebakaran,
identifikasi penyebab kebakaran, bahaya kebakaran, pencegahan kebakaran dan
evakuasi jika terjadi kebakaran.
3. Pogram Penegakkan Sistem; program penegakkan sistem adalah program untuk
memastikan bahwa semua sistem pencegahan kebakaran sesuai atau comply dengan
fire code atau regulasi yang ada. Maka harus dilakukan inspeksi terhadap semua
fasilitas pencegahan kebakaran secara berkala.
Program engineering memegang peranan yang sangat penting dalam pencegahan kebakaran.
Tanpa didasari oleh prinsip teknis yang baik, program edukasi dan penegakkan sistem tidak
akan bisa bisa optimal dalam mencegah terjadinya kebakaran. Prinsip engineering dalam
pencegahan kebakaran yang harus diperhatikan adalah disain dan konstruksi bangunan, bahan

bangunan, pemasangan sistem perlindungan kebakaran, pasokan air untuk pemadam, disain
dan rencana pengembangan bagunan, sistem pemadam dan jaringan pasokkan air pemadam.
Masukan dari inspektor kebakaran atau ahli kebakaran akan sangat berharga bagi insinyur
perancang bangunan karena mereka memilki pengetahuan yang baik tentang fire code dan
regulasi tentang kebakaran. Maka didalam merancang suatu bangunan dan proses, hendaklah
melibatkan ahli kebakaran sehingga sistem pencegahan kebakaran dapat didisain sesuai
dengan standar baku nasional atau internasional. Misalnya seberapa banyak titik fire
detection, sprinkle dan fire extiguisher yang diperlukan dalam suatu area bangunan atau
proses, dan dimana saja titik penempatannya yang paling tepat sesuai standar kebakaran atau
fire code.
Hal lain yang sangat penting dalam program pencegahan kebakaran adalah pemahaman
terhadap fire code atau standar baku kebakaran. Personel pencegah kebakaran harus
mengetahui dan memahami fire code dan regulasi yang harus diterapkan untuk jenis industri
mereka. Fire code dan regulasi yang harus dipahami misalnya adalah NFPA, OSHA, regulasi
pemerintah, kebijakan perusahaan, perusahaan asuransi yang digunakan dan fire code atau
regulasi yang spesifik terhadap proses atau bahan kimia tertentu.
Industri yang menggunakan teknologi moderen memasukkan sistem pencegahan kebakaran
sebagai bagian dari sistem keselamatan secara keseluruhan. Namun jika sistem pencegahan
kebakaran tidak merupakan bagian dari teknologi yang diggunakan seperti industri moderen,
maka komite keselamatan kebakaran harus dibentuk untuk membantu pengembangan dan
penerapan program pencegahan kebakaran, seperti identifikasi bahaya kebakaran, inspeksi
proses tertentu, perencanaan kegiatan pencegahan kebakaran, melakukan pelatihan bagi
pekerja, melakukan komunikasi program pencegahan kebakaran kepada pekerja dan
komunitas disekitar pabrik atau perusahaan.
Penegakan sistem adalah merupakan program penting lainnya dalam mencegah terjadi
kebakaran. Untuk menjamin bahwa sistem kebakaran yang sudah dibuat berjalan dan alat-alat
pemadam selalu dalam kondisi baik maka perlu dilakukan inspeksi secara rutin. Setiap
temuan dalam inspeksi sistem kebakaran harus dilaporkan kepada pihak manajemen untuk
difollow up agar tidak terjadi kebakaran.
Pengertian Penanggulangan Kebakaran

Penanggulangan kebakaran adalah usaha menyadari atau mewaspadai akan faktor-faktor yang
menjadi sebab munculnya atau terjadinya kebakaran dan mengambil langkah-langkah untuk
mencegah kemungkinan tersebut menjadi kenyataan.
Penanggulangan kebakaran membutuhkan suatu program pendidikan dan pengawasan beserta
pengawasan karyawan, suatu rencana pemeliharaan yang cermat dan teratur atas bangunan
dan kelengkapannya, inspeksi/pemeriksaan, penyediaan dan penempatan yang baik dari
peralatan pemadam kebakaran termasuk memeliharanya baik segi siap-pakainya maupun dari
segi mudah dicapainya.
Prinsip Penanggulangan Kebakaran
Kebakaran adalah suatu nyala api, baik kecil atau besar pada tempat yang tidak kita hendaki,
merugikan dan pada umumnya sukar dikendalikan. Api terjadi karena persenyawaan dari:
Sumber panas, seperti energi elektron (listrik statis atau dinamis), sinar matahari,
reaksi kimia dan perubahan kimia.
Benda mudah terbakar, seperti bahan-bahan kimia, bahan bakar,

kayu, plastik dan

sebagainya.
Oksigen (tersedia di udara)
Pengenalan Kelas-Kelas Kebakaran
Kebakaran di Indonesia dibagi menjadi tiga kelas, yaitu:
Kelas A
Kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda padat, misalnya kertas, kayu, plastik,
karet, busa dan lain-lainnya. Media pemadaman kebakaran untuk kelas ini berupa: air, pasir,
karung goni yang dibasahi, dan Alat Pemadam Kebakaran (APAR) atau racun api tepung
kimia kering.
Kelas B
Kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda mudah terbakar berupa cairan,
misalnya bensin, solar, minyak tanah, spirtus, alkohol dan lain-lainnya. Media pemadaman
kebakaran untuk kelas ini berupa: pasir dan Alat Pemadam Kebakaran (APAR) atau racun api
tepung kimia kering. Dilarang memakai air untuk jenis ini karena berat jenis air lebih berat
dari pada berat jenis bahan di atas sehingga bila kita menggunakan air maka kebakaran akan
melebar kemana-mana.
Kelas C
Kebakaran yang disebabkan oleh listrik. Media pemadaman kebakaran untuk kelas ini
berupa: Alat Pemadam Kebakaran (APAR) atau racun api tepung kimia kering. Matikan dulu
sumber listrik agar kita aman dalam memadamkan kebakaran.
Peralatan Pencegahan Kebakaran

1. APAR / Fire Extinguishers / Racun Api


Peralatan ini merupakan peralatan reaksi cepat yang multi guna karena dapat dipakai
untuk jenis kebakaran A,B dan C. Peralatan ini mempunyai berbagai ukuran beratnya,
sehingga dapat ditempatkan sesuai dengan besar-kecilnya resiko kebakaran yang mungkin
timbul dari daerah tersebut, misalnya tempat penimbunan bahan bakar terasa tidak rasional
bila di situ kita tempatkan racun api dengan ukuran 1,2 Kg dengan jumlah satu tabung. Bahan
yang ada dalam tabung pemadam api tersebut ada yang dari bahan kinia kering, foam / busa
dan CO2, untuk Halon tidak diperkenankan dipakai di Indonesia.
2. Hydrant
Sebuah hidran adalah tindakan proteksi kebakaran aktif , dan sumber air yang
disediakan di sebagian besar wilayah perkotaan , pinggiran kota dan pedesaan dengan
layanan air kota untuk memungkinkan petugas pemadam kebakaran untuk memasuki pasokan
air kota untuk membantu memadamkan api .
Ada 3 jenis hydran, yaitu :
hydran gedung,
hydran halaman dan
hydran kota.
Sesuai namanya hydran gedung ditempatkan dalam gedung, untuk hydran halaman
ditempatkan di halaman, sedangkan hydran kota biasanya ditempatkan pada beberapa titik
yang memungkinkan Unit Pemadam Kebakaran suatu kota mengambil cadangan air.
3. Detektor Asap / Smoke Detector
Peralatan yang memungkinkan secara otomatis akan memberitahukan kepada setiap orang
apabila ada asap pada suatu daerah maka alat ini akan berbunyi, khusus untuk pemakaian
dalam gedung.
4. Fire Alarm
Peralatan yang dipergunakan untuk memberitahukan kepada setiap orang akan adanya
bahaya kebakaran pada suatu tempat.
5. Sprinkler
Peralatan yang dipergunakan khusus dalam gedung, yang akan memancarkan air
secara otomatis apabila terjadi pemanasan pada suatu suhu tertentu pada daerah di mana ada
sprinkler tersebut.
Pencegahan Kebakaran

Pencegahan kebakaran merupakan langkah awal yang harus dilakukan untuk menanggulangi
kebakaran sejak sedini mungkin. Berikut ini beberapa langkah-langkahnya :
a. Pencegahan
1) Sudahkah kompor dimatikan? Kompor minyak tanah dan gas harus di rawat
dengan baik, sehinnga api bisa menyala dengan baik. Untuk kompor minyak
tanah, pastikan sumbu kompor masih panjang. Untuk kompor gas pastikan
tidak ada kebocoran di selang atau sistem yang lain. Kalau perlu dipasang gas
detector.
2) Lampu penerangan dengan bahan bakar minyak sebaiknya dimatikan sebelum
tidur.
3) Apabila menggunakan nyamuk bakar, pastikan ditaruh di tempat yang aman.
Jauh dari benda-benda yang mudah terbakar.
4) Pastikan bahwa instalasi listrik di rumah anda aman. Ketahuilah berapa besar
daya yang bisa dipakai di rumah, dengan melihat circuit breaker di meteran
rumah. Apabila tertulis 10A, secara sederhana berarti daya yang bisa dipakai
adalah sebesar 10 x 220 = 2200 Watt. Dan perhatikan pula pembagian beban
dan jebes kabel yang dipakai.
5) Pembebanan yang berlebihan pada satu stop kontak akan menyebabkan kabel
panas dan akan bisa memicu kebakaran. Ini biasanya dilakukan dengan
penumpukan beberapa stop kontak atau T pada satu titik sumber listrik.
6) Pastikan stop kontak dan steker (kontak tusuk) dalam keadaan baik. Sehingga
waktu steker dimasukkan dalam stop kontak, terjadi sambungan yang stabil
(tidak bergerak-gerak, orang Jawa bilang oglak-aglik). Karena ini akan
menimbulkan percikan api yang dapat memicu kebakaran.
7) Pergunakan pemutus arus listrik (sekering) yang sesuai, jangan dibesarkan.
8) Apabila ada kabel listrik yang terkelupas atau terbuka, harus segera diperbaiki.
Karena bisa menyebabkan hubungan pendek.
9) Jangan sekali-kali mencantol listrik, karena anda tidak memiliki sistem
pengaman yang sesuai. Dan PLN biasanya sudah memperhitungkan distribusi
beban listrik, apabila ada beban berlebihan akan mengganggu jaringan listrik
yang ada.

b. Penanggulangan
1) Pasang detektor asap di langit-langit rumah, di luar kamar tidur dan disetiap
lantai untuk rumah betingkat. Alat ini perlu di test setiap bulan untuk
memastikan selalu dalam kondisi baik.

2) Sediakan alat pemadam kebakaran di rumah anda. Apabila anda bisa


membelinya, siapkanlah selimut pemadam (fire blanket) untuk di dapur dan
kamar tidur. Juga pemadam kebakaran, untuk rumah pakailah pemadam
kebakaran jenis bubuk (powder).
3) Apabila anda tidak mau membeli peralatan di atas, persiapkanlah pemadam
kebakaran dari ledeng rumah. Siapkan selang yang cukup panjang, dan quick
connection. Pasang beberapa qucik connection di keran rumah anda, terutama
apabila rumah anda cukup luas. Sehingga ada beberapa titik untuk bisa
memasang selang anda dengan cepat.
4) Juga sebagai pengganti fire blanket, sediakan karung goni (karung beras yang
terbuat dari serat manila hennep). Basahi karung goni sebelum dipakai untuk
memadamkan api.
5) Panggil pemadam kebakaran apabila masih sempat. Pasang nomor penting
dekat telephone, atau program telephone untuk nomor-nomor penting. Ingat
bahwa mereka tidak akan datang dalam waktu singkat, kemungkinan api telah
berkobar lebih besar.
c. Penyelamatan diri
Kasus seperti yang saya uraikan di blog sebelum ini tidak perlu terjadi apabila
penghuni rumah sudah melakukan pengenalan dan pengecekan rumah dengan seksama.
1) Buat rencana penyelamatan diri bersama dengan keluarga, dengan menentukan
sedikitnya dua jalur keluar dari setiap kamar. Ini bisa melalui pintu ataupun jendela,
jadi perhatikan apakah teralis rumah akan mengganggu rencana ini. Buatlah denah
penyelamatan diri di rumah bersama dengan keluarga.
2) Persiapkan lampu senter di dekat tempat tidur.
3) Saat kebakaran, sebenarnya asap yang membuat orang menjadi panik dan tidak dapat
bernafas dengan leluasa. Merangkaklah atau merunduk di bawah, tutup mulut dan
hidung dengan kain yang dibasahi.
4) Keluarlah dari pintu atau jendela yang terdekat menuju ke tempat yang aman.
Pastikan bahwa pintu dapat dengan cepat dibuka pada kondisi darurat, demikian
pula jika harus melalui jendela.
5) Apabila terjebak api, pastikan balut tubuh anda dengan selimut tebal yang dibasahi.
Ini hanya dilakukan sebagai pilihan terakhir apabila tidak ada jalan lain kecuali
menerobos kobaran api.
d. Lingkungan yang aman

Banyak kebakaran sudah terlambat untuk dipadamkan karena linkungan sekitar terlalu
padat. Jalan terlalu sempit untuk dilalui mobil pemadam kebakaran dan sumber air sulit
didapatkan. Untuk menciptakan lingkungan yang aman, berarti juga lingkungan harus
mempersiapkan diri jika terjadi kebakaran. Lingkungan sekitar perlu dirapikan sehingga
apabila ada kondisi darurat dengan mudah dicapai oleh mobil pemadam kebakaran, ketahui
lokasi pemadam kebakaran terdekat dan apabila ada hydrant disekitar perlu dicheck apakah
masih berfungsi. Lingkungan yang aman bisa terwujud apabila warga sekitar memiliki
kesadaran akan keselamatan.

Anda mungkin juga menyukai