PEMBAHASAN
BAB III
PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
3.1. LINGKUP RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
Rona lingkungan hidup yang diprakirakan akan terkena dampak atau menjadi
media penyebaran dampak adalah sebagai berikut :
A. Komponen Fisik Kimia
A.
Iklim
A. Curah Hujan
Lokasi studi, terletak di Kecamatan Tanjung Selor Hilir Kabupaten Bulungan
Provinsi Kalimantan Utara merupakan daerah yang dekat dengan garis khatulistiwa yang
pada umumnya dipengaruhi oleh 2 (dua) musim yaitu musim hujan akibat bertiupnya
angin muson barat (Nopember - April) dan musim kemarau akibat bertiupnya angin
muson timur (Mei- Oktober).
Berdasarkan
Ill Tanjung Selor selama periode 13 tahun (1997 - 2009) diketahui bahwa curah
hujan tahunan sebesar 2.919,05 mm. Curah hujan bulanan
terendah terjadi
pada
bulan Juli yaitu 164,64 mm dan tertinggi terjadi pada bulan September yaitu 289,02
mm. Jumlah hari hujan setiap tahunnya sebesar 218 hari dengan rata-rata hari hujan
setiap bulan adalah sebesar 18 hari/bulan.
B. Suhu dan Kelembaban Udara
Suhu udara rata-rata minimum 26,4 C dan maksimum 27,5 C. Suhu udara
terendah terjadi pada bulan Oktober yaitu 26,4 C dan tertinggi terjadi pada bulan Mei
yaitu 2 7 , 5 C. Suhu udara yang secara umum tinggi di areal studi merupakan
akibat
Kelembaban
yang
dekat
garis
khatulistiwa
(equator).
udara relatif di areal studi dipengaruhi oleh suhu udara dan penyinaran
dengan
penguapan
tingginya
suhu
udara
menyebabkan
udara relatif rata-rata per tahun sebesar 82,89 %. Kelembaban udara minimum terjadi
pada bulan Oktober yaitu 78,60 % dan tertinggi terjadi pada bulan Januari yaitu 85, 5
%.
33
CURAH
Suhu Udara
Kelembapan
Kecepatan
Penyinaran
BULAN
HUJAN
Rata Rata
Udara (%)
Angin (knot) Matahari (%)
(mm)
(C)
Januari
267,76
26,5
85,15
8,53
46,37
Februari
273,59
26,6
84,55
2,0
50,65
Maret
264,97
26,7
84,25
6,2
55,20
April
226,47
27,2
83,40
6,4
60,05
Mei
243,18
27,5
83,45
7,6
61,27
Juni
274,46
27,1
83,35
7,3
58,11
Juli
164,26
27,0
81,40
10,1
64,32
Agustus
171,21
27,2
80,95
7,1
64,54
September
289,02
26,4
81,25
8,4
53,61
Oktober
208,53
27,4
78,60
7,3
49,89
November
247,23
27,2
84,35
7,5
48,56
Desember
288,47
26,9
84,00
7,1
56,65
Jumlah
2.919,05
323,8
994,70
85,5
669,19
Rata - Rata
243,25
27,0
82,89
7,13
55,77
Sumber : Stasiun Meteorologi Kelas ill Tanjung Selor, Bulungan (1997-2009).
B.
negatif seperti terjadinya penurunan kualitas udara berupa peningkatan kadar debu dan gas
SO2, NO2 serta CO di udara serta tingkat kebisingan merupakan suatu keadaan yang tidak
dapat dihindari, karena dalam aktifitas kegiatannya menggunakan alat-alat berat.
C.
masuk ke sungai. Sedangkan saat terjadi kemarau aliran air permukaan relative kecil dari
pada saat musim hujan. Beberapa dampak buruk gangguan tata aliran permukaan adalah
terjadinya genangan permanen atau sementara pada bidang cekung lahan yang terpotong
oleh badan jalan dan terjadinya luapan aliran air limpasan pada permukaan badan jalan
atau bidang lahan disekitar bukaan jalan.
b) Beban sedimentasi
Beban sedimentasi aliran permukaan sangat dipengaruhi oleh besarnya debit aliran
permukaan akibat curah hujan dan kandungan bahan sedimennya. Prakiraan besarnya
beban sedimentasi dari suatu daerah tangkapan air dapat dilakukan melalui perhitungan
nisbah pelepasan sedimen dari massa tanah yang tererosi.
c) Kualitas Air Permukaan
Lingkup parameter kualitas air yang akan ditelaah terkait rencana kegiatan
pembangunan gedung STIE Bulungan meliputi parameter kualitas air yang ditetapkan
pemerintah dalam PP RI No. 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian pencemaran air.
D. Topografi dan Morfologi
Berdasarkan peta kelas lereng, lokasi rencana study berada pada 10-12 Mdpl
dengan kemiringan lereng 0-2% (datar).
E.
pembangunan komplek
tropik lebih tinggi setelah phytoplankton dan merupakan makanan utama dari ikan, udang
dan biota perairan yang lebih besar lainnya.
b) Benthos
Benthos merupakan organisme yang hidupnya menempel di dasar perairan dan
menempati tropik lebih tinggi setelah zooplankton. Benthos umumnya pemakan detritus
dan plankton, serta beberapa jenis merupakan makanan ikan, udang dan burung. Ada
beberapa jenis benthos tertentu yang digunakan sebagai bio-indikator terhadap
pencemaran perairan, karena sifat hidupnya yang diam menetap di dasar suatu perairan
dan mempunyai toleransi yang tinggi serta mampu menerima segala perubahan ekstrim
yang terjadi di perairan. Sehingga jenis benthos tertentu dapat digunakan sebagai indikator
pencemaran dalam perairan.
c) Nekton
Berdasarkan hasil pengamatan dan informasi yang diperoleh juga dari masyarakat,
diketahui bahwa pada sungai-sungai yang mengalir di areal pembangunan komplek
Kampus STIE terdapat beberapa jenis ikan seperti Gabus, Belut, Nila, dan Sepat.
B.
terkait lainnya tentu akan memberikan konsekuensi atau dampak baik secara langsung
maupun tidak langsung terhadap lingkungan, baik positif maupun negatif. Dampak positif
perlu ditumbuhkembangkan dalam rangka percepatan pembangunan dan pengembangan
daerah terutama dalam rangka peningkatan kualitas SDM melalui peroses pendidikan di
Kabupaten Bulungan pada khususnya dan Indonesia pada umumnya. Sedangkan dampak
negatif sedapat mungkin diminimalisir agar tidak merugikan berbagai pihak, terutama
lingkungan sebagai media. Dengan kata lain agar kedua dampak tersebut dapat berimplikasi
positif (baik) bagi semua pihak terkait serta semua aspek kehidupan (fisik, kimia, biologi,
sosial budaya dan kesehatan masyarakat) maka kegiatan pembangunan gedung kampus STIE
Bulungan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga fungsi dan daya dukung lingkungan
setelahnya dapat tetap difungsikan sesuai dengan peruntukan selanjutnya.
Memang tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu indikator dalam mengukur tingkat
kesejahteraan suatu masyarakat seringkali digunakan berbagai indikator social, . Indikatorindikator sosial yang umum dipakai adalah tinggi rendahnya tingkat pendidikan, tingkat
kesehatan, ketaatan melaksanakan perintah agama, dan indikator-indikator sosial lainnya.
37
Tinggi rendahnya tingkat pendidikan masyarakat dapat dipengaruhi oleh berbagai hal,
satu diantaranya adalah ketersediaan sarana dan prasarana seperti gedung beserta berbagai
fasilitas penunjangnya, termasuk tenaga pendidik dan anak didik.
1. Demografi
Penduduk Kecamatan Tanjung Selor pada tahun 2015 tercatat sebanyak XXX orang,
terdiri dari laki-laki XXX orang dan perempuan XXX orang dengan kepadatan sebesar XXX
jiwa per Km2.
a) Kepadatan Penduduk
Jumlah maupun pertumbuhan penduduk di suatu daerah merupakan faktor penting
dan menjadi patokan dalam memprediksi beberapa hal termasuk diantaranya adalah
ketersediaan tenaga kerja dalam kaitannya dengan percepatan pembangunan yang
dilaksanakan dan jumlah pekerja dalam kaitannya dengan tingkat kesejahteraan.
b) Struktur Penduduk
i. Struktur Penduduk Berdasarkan Usia
Berdasarkan usianya penduduk dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu
penduduk usia produktif dan penduduk usia tidak produktif. Penduduk usia produktif
merupakan penduduk yang berada pada interval usia 15 - 64 tahun sedangkan penduduk
usia tidak produktif adalah penduduk yang berusia 0 - 14 tahun dan penduduk yang
berusia lebih dari 64 tahun ke atas.
Menurut Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 25 Tahun 1997,
bahwa
38
itu, semakin tinggi dan semakin bermutu tingkat pendidikan seseorang akan
menghasilkan SDM yang berkualitas.
Salah satu faktor penentu pendidikan yang berkualitas adalah tersedianya sarana
dan prasaranan pendidikan seperti tersedianya gedung sekolah, tersedianya buku-buku
dan sarana yang lain serta tenaga pendidikan yang memadai. Salah satu indikator kualitas
SDM dapat dilihat dari seberapa tinggi tingkat pendidikan di suatu daerah dengan
memiliki tingkat keterampilan dasar seperti membaca dan menulis.
Kurang/tidak berhasilnya pembangunan bidang pendidikan pada suatu daerah
selain berasal dari masyarakatnya sendiri juga dapat berasal dari keterbatasan/kurangnya
fasilitas pendidikan yang ada seperti gedung, buku-buku maupun tenaga pengajar.
2. Perekonomian
Secara umum lokasi studi merupakan daerah perkotaan dengan bidang usaha yang
beranekaragam. Dengan adanya kampus STIE Bulungan diharapkan agar roda
perokonomian dibidang perdagaangan dan jasa dapat berkembang dan bisa membuka
lapangan pekerjaan baru.
3. Pola Pemanfaatan Lahan
Lokasi studi mencakup daerah yang relatif luas dengan tingkat kepadatan
penduduk yang sedang dan padat. Lahan yang terdapat di daerah tersebut dimanfaatkan
oleh penduduk sebagai tempat tinggal, areal perdagangan, dan lokasi persewaan atau kost.
4. Sosial Budaya
Dengan keragaman suku masyarakat Bulungan membuat budayanya pun juga
cukup beragam, sesuai dengan keradaan suku masyarakatnya. Namun dengan keragaman
itulah membuat dinamika budaya pun mengalami proses akulturasi dan saling
menghormati antar budaya dan masyarakatnya.
5. Kesehatan Masyarakat
a) Sarana dan Prasarana Kesehatan
Sarana dan prasarana kesehatan merupakan salah satu faktor penentu derajat
kesehatan masyarakat. Sarana dan prasarana kesehatan disediakan oleh Pukesmas terdekat.
Kualitas pelayanan kesehatan selain ditentukan oleh jenis sarana kesehatan yang tersedia
juga dipengaruhi oleh tenaga medis dan paramedis yang menjalankannya. Diketahui
jumlah tenaga kesehatan yang ada di puskesmas pembantu hanya beberapa tenaga ahli
saja.
39
PELINGKUPAN
merupakan
suatu
proses
awal
untuk
menentukan
lingkup
permasalahan dan mengidentifikasi dampak penting hipotesis yang terkait dengan rencana
kegiatan. Adapun proses pelingkupan untuk penyusunan Kerangka Acuan ANDAL
dilaksanakan melalui serangkaian proses/tahapan; Identifikasi Dampak Potensial, Evaluasi
Dampak Potensial, dan Klasifikasi dan Prioritas Dampak Penting.
3.2.2. Identifikasi Dampak Potensial
Pada tahap identifikasi dampak potensial, dimaksudkan untuk mengidentifikasi
segenap dampak lingkungan hidup yang secara potensial akan timbul sebagai akibat dari
rencana kegiatan pembangunan Kampus STIE Bulungan. Identifikasi dampak potensial
ini merupakan serangkaian hasil dari observasi lapangan, diskusi dengan masyarakat
sekitar lokasi rencana kegiatan, diskusi dengan instansi pemerintah, serta hasil dari
konsultasi dan diskusi dengan para pakar.
Pada tahap identifikasi dampak potensial ini hanya diiventarisasi dampak
potensial yang mungkin akan timbul tanpa memperhatikan besar/kecilnya dampak, atau
penting tidaknya dampak.
40
Metode yang digunakan dalam studi ini adalah bagan alir dan matrik interaksi
sederhana, sehingga terlihat hubungan sebab akibat (causative effect) antara komponen
kegiatan dengan komponen lingkungan yang akan terkena dampak.
3.2.2.1.
41
Kampus
Kualitas Udara
Tingginya intensitas pengoperasian unit alat berat seperti Buldozer dan excavator
pada kegiatan pembersihan lahan dan pematangan/penyiapan lahan akan menimbulkan
dampak terhadap terjadinya penurunan kualitas udara (dampak primer) yang bersumber
dari peningkatan kadar debu udara yang dihasilkan oleh pengoperasian unit alat berat
tersebut.
3.2.2.3.2.
Kebisingan
Suara yang berasal dari aktivitas alat berat seperti Buldozer dan excavator pada
kegiatan pembersihan lahan dan pematangan/penyiapan lahan diprakirakan menimbulkan
dampak terhadap kebisingan lingkungan. Kebisingan yang terjadi berpotensi menimbulkan
gangguan kesehatan pendengaran para pekerja yang berada pada zona front kerja (dampak
primer).
3.2.2.3.3.
Vegetasi
Dampak lingkungan hidup terhadap vegetasi pada kegiatan pembersihan lahan dan
pematangan/penyiapan lahan memiliki kecenderungan bersifat negatif yaitu terjadinya
degradasi vegetasi penutup tanah pada areal Kampus. Dampak ini bersifat langsung
(dampak primer) terhadap komponen biologi.
3.2.2.3.4.
Satwa
Dampak lingkungan terhadap satwa liar pada kegiatan pembersihan lahan dan
pematangan/penyiapan lahan merupakan dampak lanjutan (dampak sekunder) akibat dari
terjadinya degradasi vegetasi. Terjadinya kerusakan vegetasi secara tidak langsung akan
42
merusak habitat satwa sehingga terjadi gangguan kehidupan satwa pada bukaan lahan
areal Kampus.
3.2.2.3.5.
Erosi
Beban Sedimentasi
Butiran tanah yang terangkut pada peristiwa erosi tanah berpotensi menjadi
material sedimen pada badan perairan yang terdapat di sekitar bukaan lahan Kampus.
Fraksi pasir dan fraksi yang lebih kasar merupakan bahan sedimen potensial yang
menyebabkan terjadinya peningkatan beban sedimentasi. Dampak lingkungan yang
ditimbulkan terhadap beban sedimentasi pada kegiatan pembersihan lahan dan
pematangan/penyiapan lahan merupakan dampak lanjutan (dampak tersier) akibat dari
hilangnya vegetasi penutup tanah dan terjadinya peningkatan erosi permukaan.
3.2.2.3.7.
Bentangan jalan Kampus di permukaan tanah akan memotong alur-alur makro dan
mikro alami di permukaan tanah. Pemotongan tersebut akan mengganggu tata aliran
permukaan alami dan hal ini umumnya ditunjukkan oleh terjadinya konsentrasi aliran
permukaan dan terbentuknya genangan permanen di sekitar jalan Kampus. Dampak
43
lingkungan terhadap tata aliran permukaan akibat kegiatan pembersihan lahan dan
pematangan/penyiapan lahan merupakan dampak yang bersifat langsung (dampak primer)
terhadap komponen fisik lingkungan.
3.2.2.4. Pembuatan Jaringan Drainase
Kegiatan pembuatan jaringan drainase menimbulkan dampak lingkungan terhadap
tata air permukaan seperti uraian dibawah ini :
3.2.2.4.1.
Kebisingan
Suara yang berasal dari aktivitas alat berat pada kegiatan pembangunan unit
komplek Kampus diprakirakan menimbulkan dampak terhadap kebisingan lingkungan
(dampak primer). Kebisingan yang terjadi berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan
pendengaran para pekerja yang berada pada zona front kerja pembangunan unit komplek
Kampus.
3.2.2.5.2.
Sanitasi Lingkungan
44
Vegetasi
Dampak yang diprakirakan terjadi dari kegiatan ini memberikan dampak yang
positif, akibat adanya penanaman berbagai jenis tanaman penutup lahan akan
menyebabkan terjadinya peningkatan vegetasi (dampak primer). Tumbuhnya vegetasi pada
permukaan lahan akan terjadi perbaikan keadaan pada daerah setempat dan dapat
memperkecil debit aliran permukaan yang terjadi akibat air limpasan pada saat hujan.
Dampak ini juga akan menimbulkan kesan hijau dan asri. Kualitas udara pun bisa
sedikit tertangani dengan adanya vegetasi ini.
3.2.2.7. Tahap Pasca Konstruksi
Komponen kegiatan pada tahap pasca konstuksi pembangunan komplek Kampus
Kabupaten Bulungan, meliputi beberapa hal berikut :
3.2.2.7.1.
Demobilisasi Peralatan
bagi tenaga kerja lokal. Dampak tersebut bersifat langsung (dampak primer) terhadap
komponen sosial.
3.2.2.8. Tahap Operasi
Komponen kegiatan pada tahap operasi pembangunan Kampus STIE, meliputi
aktivitas komplek
penghijauan.
3.2.2.8.1.
46
Dampak yang diprakirakan terjadi dari kegiatan ini memberikan dampak yang
positif, akibat adanya penanaman berbagai jenis tanaman penutup lahan akan
menyebabkan terjadinya peningkatan vegetasi (dampak primer). Tumbuhnya vegetasi pada
permukaan lahan akan terjadi perbaikan keadaan pada daerah setempat dan dapat
memperkecil debit aliran permukaan yang terjadi akibat air limpasan pada saat hujan.
3.2.3. Evaluasi Dampak Potensial
Evaluasi dampak potensial ini dilakukan untuk menghilangkan /meniadakan
dampak yang dianggap tidak relevan atau tidak penting, sehingga diperoleh daftar dampak
penting hipotesis yang dipandang perlu dan relevan untuk ditelaah secara mendalam dalam
studi ANDAL.
Metode yang digunakan untuk melakukan evaluasi dampak potensial ini adalah
interaksi
kelompok
dalam
Tim
Studi
ANDAL
penelaahan
pustaka
dengan
mempertimbangkan hasil diskusi dan konsultasi dengan para pakar, dan instansi yang
bertanggung jawab.
Berdasarkan hasil telaahan yang telah diuraikan diatas, maka dampak-dampak
besar dan penting hipotesis sebagai hasil dari evaluasi dampak potensial adalah sebagai
berikut :
Pembebasan Lahan
48
Kampus
49
Akibat hilangnya vegetasi pada permukaan lahan menyebabkan air hujan dapat
langsung memukul permukaan tanah, sehingga terjadi pelepasan partikel-partikel tanah
yang menyebabkan peningkatan erosi. Dampak erosi pada kegiatan ini dikategorikan
sebagai dampak penting yang perlu ditelaah lebih lanjut.
3.2.3.2.1.6. Beban Sedimentasi
Peningkatan beban sedimentasi pada badan perairan di sekitar lokasi proyek akibat
kegiatan pembersihan lahan dan pematangan/penyiapan lahan dikategorikan sebagai
dampak penting yang perlu dilakukan penelaahan lebih lanjut. Tingkat kepentingan
dampak yang menjadi dasar adalah bahwa beban sedimentasi yang akan terjadi bersifat
irreversible dan berpotensi menyebabkan pendangkalan sungai.
3.2.3.2.1.7. Kualitas Air Permukaan
Penurunan kualitas air merupakan dampak lanjutan dari terjadinya erosi. Parameter
kualitas air yang menjadi dampak dari turunnya kualitas air adalah TSS yaitu tingkat
kekeruhan. Sehingga dampak terhadap kualitas air pada kegiatan ini dikategorikan sebagai
dampak penting yang perlu ditelaah lebih lanjut.
3.2.3.2.1.8. Tata Air Permukaan
Dampak lingkungan terhadap perubahan tata air permukaan akibat pembangunan
Kampus bersifat tidak berbalik, karena sifat permanen dari bangunan di permukaan tanah,
sehingga dapat menghambat suplai air permukaan pada dataran. Disamping itu,
terbentuknya konsentrasi aliran permukaan akan meningkatkan percepatan pengikisan
lapisan tanah permukaan. Dengan alasan tersebut maka dampak lingkungan terhadap tata
air permukaan pada kegiatan pembersihan lahan dan pematangan/penyiapan lahan
dikategorikan sebagai dampak penting yang perlu ditelaah lebih lanjut.
3.2.3.2.1.9. Air Tanah Dalam
Dampak lingkungan terhadap ketersediaan dan kualitas air tanah dalam akibat
pembangunan Kampus bersifat tidak berbalik, karena sifat permanen dari bangunan di
permukaan tanah, serta pemanfaatan sumur bor yang senantiasa berlangsung selama masa
operasional kampus. Namun demikian dibeberapa bagian kampus juga direncanakan
dibuat kolam resapan serta unit penampungan dan pengolahan air limbah sehingga dapat
mengurangi penggunaan air tanah. Dengan alasan tersebut maka dampak lingkungan
terhadap tata air permukaan pada kegiatan pembersihan lahan dan pematangan/penyiapan
lahan dikategorikan sebagai dampak penting yang perlu ditelaah lebih lanjut.
3.2.3.3. Tahap Pasca Konstruksi
50
Kabupaten
b).
Meningkatnya kebisingan
c).
d).
e).
f).
3.2.4.3.1.
Komponen Fisik-Kimia
laju
erosi
tanah
akibat
kegiatan
pembersihan
lahan
dan
pematangan/penyiapan lahan.
3.2.4.3.1.4. Beban Sedimentasi
Prioritas dampak penting pembangunan komplek Kampus STIE Kabupaten
Bulungan terhadap beban sedimentasi adalah terjadinya peningkatan laju beban
sedimentasi akibat kegiatan pembersihan lahan dan pematangan/penyiapan lahan.
3.2.4.3.1.5. Kualitas Air Permukaan
Prioritas dampak penting dari rencana kegiatan pembangunan komplek Kampus
STIE Bulungan terhadap kualitas air pemukaan adalah pembersihan lahan dan
pematangan/penyiapan lahan.
3.2.4.3.1.6. Tata Aliran Permukaan
Prioritas dampak penting terhadap tata aliran permukaan dari rencana kegiatan
pembangunan komplek Kampus STIE Bulungan terhadap tata aliran permukaan adalah
terjadinya pembersihan lahan dan pematangan/penyiapan lahan dan pembuatan jaringan
jalan komplek Kampus serta pembuatan jaringan drainase.
3.2.4.3.1.7. Stabilitas Lahan
Prioritas dampak penting dari rencana kegiatan pembangunan komplek Kampus
STIE Kabupaten Bulungan terhadap stabilitas lahan terjadinya ketidak stabilan lahan
akibat dari kegiatan pembersihan lahan dan pematangan/penyiapan lahan.
54
3.2.4.3.2.
Komponen Biologi
penghijauan.
3.2.4.3.3.
Komponen Sosekbudkesmas
kelancaran lalulintas umum pada saat berlangsungnya kegiatan mobilisasi peralatan dan
material dan demobilisasi peralatan Kampus serta aktivitas Kampus dan sarana
penunjangnya.
d) Sanitasi Lingkungan
Prioritas dampak penting terhadap sanitasi lingkungan dari rencana kegiatan
pembangunan komplek
sanitasi lingkungan akibat limbah (padat dan cair) hasil kegiatan konstruksi dan aktivitas
Kampus dan sarana penunjang
e) Bahaya Kebakaran
Prioritas dampak penting terhadap bahaya kebakaran dari rencana kegiatan
pembangunan komplek
55
kebakaran akibat gangguan dari system jaringan listrik/genset dari kegiatan aktivitas
Kampus dan sarana penunjang.
3.3.
ANDAL sesuai dengan hasil pelingkupan yang telah diuraikan pada bahasan sebelumnya.
Lingkup wilayah studi bertitik tolak pada ruang dimana rencana kegitan pembangunan
akan berlangsung yang diperluas ke ruang ekosistem, ruang sosial dan ruang administrasi
yang lebih luas. Dengan memperhatikan batasan-batasan diatas serta keterbatasan lain
yang dijadikan bahan pertimbangan, ruang lingkup wilayah studi ANDAL kegiatan
pembangunan gedung STIE adalah sebagai berikut :
a. Lingkup Wilayah Studi
Lingkup wlayah studi bertitik tolak pada ruang dimana rencana kegitan
pembangunan akan berlangsung yang diperluas ke ruang ekosistem, ruang sosial dan
ruang administrasi yang lebih luas. Dengan memperhatikan batasan-batasan diatas serta
keterbatasan lain yang dijadikan bahan pertimbangan, ruang lingkup wilayah studi
ANDAL pembangunan gedung STIE STIEadalah sebagai berikut :
1. Batas Teknis
Batas teknis/proyek merupakan wilayah tapak proyek yang akan direncanakan
untuk kegiatan pembangunan gedung STIE pada areal 5 Ha. Posisi batas proyek secara
geografis terletak pada koordinat .. LS .. BT.
2. Batas Ekologis
3. Batas Sosial
4. Batas Administratif
b. Lingkup Batas Waktu Kajian
56