Anda di halaman 1dari 24

BAB III.

PEMBAHASAN

BAB III
PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
3.1. LINGKUP RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
Rona lingkungan hidup yang diprakirakan akan terkena dampak atau menjadi
media penyebaran dampak adalah sebagai berikut :
A. Komponen Fisik Kimia
A.

Iklim

A. Curah Hujan
Lokasi studi, terletak di Kecamatan Tanjung Selor Hilir Kabupaten Bulungan
Provinsi Kalimantan Utara merupakan daerah yang dekat dengan garis khatulistiwa yang
pada umumnya dipengaruhi oleh 2 (dua) musim yaitu musim hujan akibat bertiupnya
angin muson barat (Nopember - April) dan musim kemarau akibat bertiupnya angin
muson timur (Mei- Oktober).
Berdasarkan

hasil pencatatan curah hujan oleh Stasiun Metereologi Kelas

Ill Tanjung Selor selama periode 13 tahun (1997 - 2009) diketahui bahwa curah
hujan tahunan sebesar 2.919,05 mm. Curah hujan bulanan

terendah terjadi

pada

bulan Juli yaitu 164,64 mm dan tertinggi terjadi pada bulan September yaitu 289,02
mm. Jumlah hari hujan setiap tahunnya sebesar 218 hari dengan rata-rata hari hujan
setiap bulan adalah sebesar 18 hari/bulan.
B. Suhu dan Kelembaban Udara
Suhu udara rata-rata minimum 26,4 C dan maksimum 27,5 C. Suhu udara
terendah terjadi pada bulan Oktober yaitu 26,4 C dan tertinggi terjadi pada bulan Mei
yaitu 2 7 , 5 C. Suhu udara yang secara umum tinggi di areal studi merupakan
akibat

dari posisi geografis

Kelembaban

yang

dekat

garis

khatulistiwa

(equator).

udara relatif di areal studi dipengaruhi oleh suhu udara dan penyinaran

matahari. Besarnya penyinaran matahari dan


besarnya

dengan

penguapan

tingginya

suhu

udara

menyebabkan

yang berpengaruh terhadap kelembaban udara. Kelembaban

udara relatif rata-rata per tahun sebesar 82,89 %. Kelembaban udara minimum terjadi
pada bulan Oktober yaitu 78,60 % dan tertinggi terjadi pada bulan Januari yaitu 85, 5
%.

33

BAB III. PEMBAHASAN

C. Arah dan Kecepatan Angin


Karena adanya perbedaan tekanan udara, maka dapat menyebabkan terjadinya
pergerakan udara atau terjadinya angin dari daerah yang bertekanan rendah ke daerah yang
bertekanan lebih tinggi. Berdasarkan data sekunder pencatatan arah dan kecepatan
angin pada stasiun pengamatan cuaca Stasiun Metereologi Kelas III Tanjung Selor dalam
periode selama tahun 1997 - 2009, terlihat bahwa kecepatan angin permukaan ratarata bulanan berkisar antara 2,00 -10,10 knot. Keadaan beberapa unsur iklim dapat dilihat
pada Tabel 3.1.

CURAH
Suhu Udara
Kelembapan
Kecepatan
Penyinaran
BULAN
HUJAN
Rata Rata
Udara (%)
Angin (knot) Matahari (%)
(mm)
(C)
Januari
267,76
26,5
85,15
8,53
46,37
Februari
273,59
26,6
84,55
2,0
50,65
Maret
264,97
26,7
84,25
6,2
55,20
April
226,47
27,2
83,40
6,4
60,05
Mei
243,18
27,5
83,45
7,6
61,27
Juni
274,46
27,1
83,35
7,3
58,11
Juli
164,26
27,0
81,40
10,1
64,32
Agustus
171,21
27,2
80,95
7,1
64,54
September
289,02
26,4
81,25
8,4
53,61
Oktober
208,53
27,4
78,60
7,3
49,89
November
247,23
27,2
84,35
7,5
48,56
Desember
288,47
26,9
84,00
7,1
56,65
Jumlah
2.919,05
323,8
994,70
85,5
669,19
Rata - Rata
243,25
27,0
82,89
7,13
55,77
Sumber : Stasiun Meteorologi Kelas ill Tanjung Selor, Bulungan (1997-2009).
B.

Kualitas Udara Ambien dan Kebisingan


Dalam kegiatan pembangunan komplek Kampus STIE Bulungan, kehadiran dampak

negatif seperti terjadinya penurunan kualitas udara berupa peningkatan kadar debu dan gas
SO2, NO2 serta CO di udara serta tingkat kebisingan merupakan suatu keadaan yang tidak
dapat dihindari, karena dalam aktifitas kegiatannya menggunakan alat-alat berat.
C.

Hidrologi dan Hidrogeologi


a) Pola aliran permukaan
Letak kawasan pembangunan kampus STIE Bulungan berada pada daerah kondisi
normal. Sehingga bila terjadi hujan maka air akan mengikuti saluran drainase kemudian
34

BAB III. PEMBAHASAN

masuk ke sungai. Sedangkan saat terjadi kemarau aliran air permukaan relative kecil dari
pada saat musim hujan. Beberapa dampak buruk gangguan tata aliran permukaan adalah
terjadinya genangan permanen atau sementara pada bidang cekung lahan yang terpotong
oleh badan jalan dan terjadinya luapan aliran air limpasan pada permukaan badan jalan
atau bidang lahan disekitar bukaan jalan.
b) Beban sedimentasi
Beban sedimentasi aliran permukaan sangat dipengaruhi oleh besarnya debit aliran
permukaan akibat curah hujan dan kandungan bahan sedimennya. Prakiraan besarnya
beban sedimentasi dari suatu daerah tangkapan air dapat dilakukan melalui perhitungan
nisbah pelepasan sedimen dari massa tanah yang tererosi.
c) Kualitas Air Permukaan
Lingkup parameter kualitas air yang akan ditelaah terkait rencana kegiatan
pembangunan gedung STIE Bulungan meliputi parameter kualitas air yang ditetapkan
pemerintah dalam PP RI No. 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian pencemaran air.
D. Topografi dan Morfologi
Berdasarkan peta kelas lereng, lokasi rencana study berada pada 10-12 Mdpl
dengan kemiringan lereng 0-2% (datar).
E.

Ruang, Lahan dan Tanah

a) Tata Ruang Wilayah


Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) Kalimantan Utara
dan RTRW Kabupaten Bulungan, areal tersebut secara garis besar termasuk dalam
Kawasan Budidaya Non Kehutanan (KBNK) serta dapat dikembangkan untuk kegiatan
pendidikan.
b) Tanah
Kesuburan tanah adalah kemampuan atau potensi suatu tanah untuk menyediakan
unsur hara dalam jumlah yang cukup dan berimbang dalam memenuhi kebutuhan
tanaman. Secara alami, tanah yang belum terganggu oleh aktivitas manusia, pada
umumnya berada pada kondisi subur dan biasanya apabila diusahakan khususnya pada
tahap awal pengelolaan lahan tidak perlu ada pemupukan. Karena unsur hara yang
dikandungnya cukup tinggi dan kondisi lingkungan rhizosfirnya berada dalam keadaan
seimbang. Berdasarkan peta sebaran jenis tanah, diketahui bahwa areal rencana
35

BAB III. PEMBAHASAN

pembangunan komplek

Kampus STIE Bulungan terbagi menjadi 1 jenis tanah yaitu

termasuk jenis tanah lunak dan ber air (tanah lanau)


A. Komponen Biologi
1. Vegetasi
Di dalam kawasan perencanaan, pola vegetasi yang ada didominasi oleh semak,
dan tumbuhan yang hidup di jenis tanah berawa. Pada beberapa bagian, terdapat jenis
tanaman keras dan semak belukar juga alang-alang yang mendominasi daerah studi.
2. Satwa
Daerah Kabupaten Bulungan merupakan daerah beriklim tropis yang dipengaruhi oleh
musim hujan dan musim kemarau. Daerah yang beriklim tropis sangat kaya akan
keanekaragaman jenis satwanya, dari mulai kelompok Arthropoda/serangga sampai kepada
mamalia besar dan banyak jenis burung.
Berdasarkan orientasi lapangan dan wawancara dengan masyarakat, bahwa fauna
darat yang terdapat di daerah studi dan sekitarnya adalah untuk hewan mamalia yang sering
dijumpai adalah Ayam, Sapi, Kerbau, Kambing, Kutilang, dan untuk reptilia berupa ular
hijau, biawak, dan kadal. Mengenai jenis serangga yang sering ditemui seperti lebah, kupukupu dan capung, semut.
.
3. Biota Perairan
Biota perairan meliputi plankton, benthos dan nekton. Plankton merupakan organisme
renik (tumbuhan dan hewan) yang hidupnya melayang secara pasif dalam badan air
(pergerakan pasif), sedangkan benthos merupakan organisme dasar yang dapat bersifat vagil
(tertambat/menempel di permukaan substrat) dan sessil (relatif menetap) di dasar perairan.
Komposisi jenis biota dalam suatu perairan dipengaruhi oleh faktor fisik dan kimia perairan.
a) Plankton
Plankton merupakan organisme perairan yang melayang secara pasif dan terbawa
aliran air serta menempati tingkatan tropik dasar yang sangat berperan dalam
menjembatani transfer energi dari produsen primer ke konsumen atau organisme yang
berjenjang tropik yang lebih tinggi. Berdasarkan jenisnya plankton dapat dibagi menjadi 2
jenis yaitu phytoplankton (tumbuhan) dan zooplankton (hewan). Phytoplankton merupakan
produsen primer yang mampu merubah khlorofil (zat warna) menjadi senyawa organik
yang kaya energi melalui proses fotosintesa. Dengan melihat fungsinya di alam, maka
kedudukan phytoplankton sangat penting dalam rantai makanan. Zooplankton menempati
36

BAB III. PEMBAHASAN

tropik lebih tinggi setelah phytoplankton dan merupakan makanan utama dari ikan, udang
dan biota perairan yang lebih besar lainnya.
b) Benthos
Benthos merupakan organisme yang hidupnya menempel di dasar perairan dan
menempati tropik lebih tinggi setelah zooplankton. Benthos umumnya pemakan detritus
dan plankton, serta beberapa jenis merupakan makanan ikan, udang dan burung. Ada
beberapa jenis benthos tertentu yang digunakan sebagai bio-indikator terhadap
pencemaran perairan, karena sifat hidupnya yang diam menetap di dasar suatu perairan
dan mempunyai toleransi yang tinggi serta mampu menerima segala perubahan ekstrim
yang terjadi di perairan. Sehingga jenis benthos tertentu dapat digunakan sebagai indikator
pencemaran dalam perairan.
c) Nekton
Berdasarkan hasil pengamatan dan informasi yang diperoleh juga dari masyarakat,
diketahui bahwa pada sungai-sungai yang mengalir di areal pembangunan komplek
Kampus STIE terdapat beberapa jenis ikan seperti Gabus, Belut, Nila, dan Sepat.
B.

Komponen Sosial, Ekonomi, Budaya Dan Kesehatan Masyarakat


Kegiatan pembangunan gedung kampus STIE Bulungan serta sarana dan prasarana

terkait lainnya tentu akan memberikan konsekuensi atau dampak baik secara langsung
maupun tidak langsung terhadap lingkungan, baik positif maupun negatif. Dampak positif
perlu ditumbuhkembangkan dalam rangka percepatan pembangunan dan pengembangan
daerah terutama dalam rangka peningkatan kualitas SDM melalui peroses pendidikan di
Kabupaten Bulungan pada khususnya dan Indonesia pada umumnya. Sedangkan dampak
negatif sedapat mungkin diminimalisir agar tidak merugikan berbagai pihak, terutama
lingkungan sebagai media. Dengan kata lain agar kedua dampak tersebut dapat berimplikasi
positif (baik) bagi semua pihak terkait serta semua aspek kehidupan (fisik, kimia, biologi,
sosial budaya dan kesehatan masyarakat) maka kegiatan pembangunan gedung kampus STIE
Bulungan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga fungsi dan daya dukung lingkungan
setelahnya dapat tetap difungsikan sesuai dengan peruntukan selanjutnya.
Memang tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu indikator dalam mengukur tingkat
kesejahteraan suatu masyarakat seringkali digunakan berbagai indikator social, . Indikatorindikator sosial yang umum dipakai adalah tinggi rendahnya tingkat pendidikan, tingkat
kesehatan, ketaatan melaksanakan perintah agama, dan indikator-indikator sosial lainnya.
37

BAB III. PEMBAHASAN

Tinggi rendahnya tingkat pendidikan masyarakat dapat dipengaruhi oleh berbagai hal,
satu diantaranya adalah ketersediaan sarana dan prasarana seperti gedung beserta berbagai
fasilitas penunjangnya, termasuk tenaga pendidik dan anak didik.
1. Demografi
Penduduk Kecamatan Tanjung Selor pada tahun 2015 tercatat sebanyak XXX orang,
terdiri dari laki-laki XXX orang dan perempuan XXX orang dengan kepadatan sebesar XXX
jiwa per Km2.
a) Kepadatan Penduduk
Jumlah maupun pertumbuhan penduduk di suatu daerah merupakan faktor penting
dan menjadi patokan dalam memprediksi beberapa hal termasuk diantaranya adalah
ketersediaan tenaga kerja dalam kaitannya dengan percepatan pembangunan yang
dilaksanakan dan jumlah pekerja dalam kaitannya dengan tingkat kesejahteraan.
b) Struktur Penduduk
i. Struktur Penduduk Berdasarkan Usia
Berdasarkan usianya penduduk dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu
penduduk usia produktif dan penduduk usia tidak produktif. Penduduk usia produktif
merupakan penduduk yang berada pada interval usia 15 - 64 tahun sedangkan penduduk
usia tidak produktif adalah penduduk yang berusia 0 - 14 tahun dan penduduk yang
berusia lebih dari 64 tahun ke atas.
Menurut Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 25 Tahun 1997,

bahwa

penduduk yang berusia 15 55 tahun merupakan angkatan kerja produktif sedangkan


penduduk yang berusia < 15 tahun dan > 55 tahun digolongkan tidak produktif.
Dengan besarnya angkatan kerja produktif yang tersedia menunjukkan bahwa
sumberdaya manusia yang potensial untuk pembangunan cukup tersedia.
ii. Struktur Penduduk Berdasarkan Pendidikan
Terkait dengan kualitas sumber daya manusia dimana aspek kependudukan
memiliki peran yang sangat penting dalam progesifitas suatu daerah seiring keberhasilan
pembangunan di bidang pendidikan. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas
merupakan modal utama bangsa dalam menjalankan pembangunan. Salah satu faktor
penunjang terbentuknya SDM yang berkualitas adalah tingkat pendidikan. Oleh karena

38

BAB III. PEMBAHASAN

itu, semakin tinggi dan semakin bermutu tingkat pendidikan seseorang akan
menghasilkan SDM yang berkualitas.
Salah satu faktor penentu pendidikan yang berkualitas adalah tersedianya sarana
dan prasaranan pendidikan seperti tersedianya gedung sekolah, tersedianya buku-buku
dan sarana yang lain serta tenaga pendidikan yang memadai. Salah satu indikator kualitas
SDM dapat dilihat dari seberapa tinggi tingkat pendidikan di suatu daerah dengan
memiliki tingkat keterampilan dasar seperti membaca dan menulis.
Kurang/tidak berhasilnya pembangunan bidang pendidikan pada suatu daerah
selain berasal dari masyarakatnya sendiri juga dapat berasal dari keterbatasan/kurangnya
fasilitas pendidikan yang ada seperti gedung, buku-buku maupun tenaga pengajar.
2. Perekonomian
Secara umum lokasi studi merupakan daerah perkotaan dengan bidang usaha yang
beranekaragam. Dengan adanya kampus STIE Bulungan diharapkan agar roda
perokonomian dibidang perdagaangan dan jasa dapat berkembang dan bisa membuka
lapangan pekerjaan baru.
3. Pola Pemanfaatan Lahan
Lokasi studi mencakup daerah yang relatif luas dengan tingkat kepadatan
penduduk yang sedang dan padat. Lahan yang terdapat di daerah tersebut dimanfaatkan
oleh penduduk sebagai tempat tinggal, areal perdagangan, dan lokasi persewaan atau kost.
4. Sosial Budaya
Dengan keragaman suku masyarakat Bulungan membuat budayanya pun juga
cukup beragam, sesuai dengan keradaan suku masyarakatnya. Namun dengan keragaman
itulah membuat dinamika budaya pun mengalami proses akulturasi dan saling
menghormati antar budaya dan masyarakatnya.
5. Kesehatan Masyarakat
a) Sarana dan Prasarana Kesehatan
Sarana dan prasarana kesehatan merupakan salah satu faktor penentu derajat
kesehatan masyarakat. Sarana dan prasarana kesehatan disediakan oleh Pukesmas terdekat.
Kualitas pelayanan kesehatan selain ditentukan oleh jenis sarana kesehatan yang tersedia
juga dipengaruhi oleh tenaga medis dan paramedis yang menjalankannya. Diketahui
jumlah tenaga kesehatan yang ada di puskesmas pembantu hanya beberapa tenaga ahli
saja.
39

BAB III. PEMBAHASAN

6. Status Gizi Masyarakat


Status gizi masyarakat merupakan salah satu indikator pencapaian derajat
kesehatan masyarakat. Selain itu status gizi juga berpengaruh terhadap terjadinya
infeksi/penularan penyakit dan daya tahan tubuh. Status gizi merupakan manifestasi
jangka panjang dari pola makan pada waktu lampau. Status gizi masyarakat di wilayah
studi pada umumnya pada kriteria sedang. Penduduk di daerah studi sebagian besar tidak
lagi menganut pola makan asal kenyang, tetapi juga sudah mengkonsumsi bahan makanan
yang beraneka ragam. Penduduk memanfaatkan pangan beras sebagai makanan pokok,
sedangkan kebutuhan protein umumnya dapat dipenuhi dari protein hewani yang diperoleh
dari hasil binatang peliharaandan ikan di sungai. Sedangkan kebutuhan sayur-mayur dibeli
pada pasar tradisional terdekat. Dengan kondisi tersebut diperkirakan kebutuhan gizi
masyarakat dapat terpenuhi, sehingga status gizi masyarakat dapat terjaga karena status
gizi yang baik akan berdampak positif terhadap derajat kesehatan.
3.2.

PELINGKUPAN

3.2.1. Proses Pelingkupan


Pelingkupan

merupakan

suatu

proses

awal

untuk

menentukan

lingkup

permasalahan dan mengidentifikasi dampak penting hipotesis yang terkait dengan rencana
kegiatan. Adapun proses pelingkupan untuk penyusunan Kerangka Acuan ANDAL
dilaksanakan melalui serangkaian proses/tahapan; Identifikasi Dampak Potensial, Evaluasi
Dampak Potensial, dan Klasifikasi dan Prioritas Dampak Penting.
3.2.2. Identifikasi Dampak Potensial
Pada tahap identifikasi dampak potensial, dimaksudkan untuk mengidentifikasi
segenap dampak lingkungan hidup yang secara potensial akan timbul sebagai akibat dari
rencana kegiatan pembangunan Kampus STIE Bulungan. Identifikasi dampak potensial
ini merupakan serangkaian hasil dari observasi lapangan, diskusi dengan masyarakat
sekitar lokasi rencana kegiatan, diskusi dengan instansi pemerintah, serta hasil dari
konsultasi dan diskusi dengan para pakar.
Pada tahap identifikasi dampak potensial ini hanya diiventarisasi dampak
potensial yang mungkin akan timbul tanpa memperhatikan besar/kecilnya dampak, atau
penting tidaknya dampak.

40

BAB III. PEMBAHASAN

Metode yang digunakan dalam studi ini adalah bagan alir dan matrik interaksi
sederhana, sehingga terlihat hubungan sebab akibat (causative effect) antara komponen
kegiatan dengan komponen lingkungan yang akan terkena dampak.
3.2.2.1.

Tahap Pra Konstruksi


Rangkaian kegiatan pembangunan Kampus STIE pada tahap prakonstruksi

meliputi kegiatan konsultasi publik rencana kegiatan, pembebasan lahan, penerimaan


tenaga kerja serta mobilisasi peralatan dan material.
3.2.2.1.1. Konsultasi Publik Rencana Kegiatan
Kegiatan konsultasi publik pembangunan Kampus STIE diprakirakan berpotensi
menimbulkan dampak lingkungan terhadap persepsi dan sikap masyarakat. Yaitu harapan
harapan yang besar akan adanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat di sekitar. Dan
juga akan banyak persepsi positif tentang pendidikan yang lebih baik bagi masyarakat
sekitar kampus.
3.2.2.1.2. Pembebasan Lahan
Kegiatan pembebasan lahan rencana pembangunan Kampus STIE diprakirakan
berpotensi menimbulkan dampak lingkungan terhadap masyarakat yang kurang berkenan.
Sebab, asumsi mereka adalah proses ganti rugi yang mereka dapat tidak sebanding dengan
harga jual tanah tersebut.
3.2.2.1.3. Penerimaan Tenaga Kerja
Kegiatan penerimaan tenaga kerja diprakirakan menimbulkan dampak terhadap
lapangan pekerjaan bagi masyarakat di sekitar lokasi proyek. Bukan hanya itu, masyarakat
yang tinggal sekitar kampus dapat juga berjualan kebutuhan kebutuhan masyarakat.
Diantaranya alat tulis, sewa kost, laundry, makanan cepat saji, dan lain sebagainya.
3.2.2.1.4. Mobilisasi Peralatan dan Material
Kegiatan mobilisasi peralatan dan material Kampus pada pembangunan Kampus
STIE diprakirakan menimbulkan dampak terhadap kualitas udara (polusi udara meningkat)
dan lalu - lintas umum (kemacetan akibat kendaraan kendaraan pengangkut alat berat).
3.2.2.2. Tahap Konstruksi

41

BAB III. PEMBAHASAN

Kegiatan pada tahap konstruksi rencana pembangunan komplek

Kampus

Kabupaten Bulungan, meliputi kegiatan pembersihan lahan dan pematangan/penyiapan


lahan, pembuatan jaringan drainase, pembangunan unit komplek Kampus dan sarana
penunjang serta penghijauan.
3.2.2.3. Pembersihan Lahan dan Pematangan/Penyiapan Lahan
Pada kegiatan pembersihan lahan dan pematangan/penyiapan lahan diprakirakan
berpotensi menimbulkan dampak lingkungan terhadap beberapa aspek dibawah ini :
3.2.2.3.1.

Kualitas Udara

Tingginya intensitas pengoperasian unit alat berat seperti Buldozer dan excavator
pada kegiatan pembersihan lahan dan pematangan/penyiapan lahan akan menimbulkan
dampak terhadap terjadinya penurunan kualitas udara (dampak primer) yang bersumber
dari peningkatan kadar debu udara yang dihasilkan oleh pengoperasian unit alat berat
tersebut.
3.2.2.3.2.

Kebisingan

Suara yang berasal dari aktivitas alat berat seperti Buldozer dan excavator pada
kegiatan pembersihan lahan dan pematangan/penyiapan lahan diprakirakan menimbulkan
dampak terhadap kebisingan lingkungan. Kebisingan yang terjadi berpotensi menimbulkan
gangguan kesehatan pendengaran para pekerja yang berada pada zona front kerja (dampak
primer).
3.2.2.3.3.

Vegetasi

Dampak lingkungan hidup terhadap vegetasi pada kegiatan pembersihan lahan dan
pematangan/penyiapan lahan memiliki kecenderungan bersifat negatif yaitu terjadinya
degradasi vegetasi penutup tanah pada areal Kampus. Dampak ini bersifat langsung
(dampak primer) terhadap komponen biologi.
3.2.2.3.4.

Satwa

Dampak lingkungan terhadap satwa liar pada kegiatan pembersihan lahan dan
pematangan/penyiapan lahan merupakan dampak lanjutan (dampak sekunder) akibat dari
terjadinya degradasi vegetasi. Terjadinya kerusakan vegetasi secara tidak langsung akan

42

BAB III. PEMBAHASAN

merusak habitat satwa sehingga terjadi gangguan kehidupan satwa pada bukaan lahan
areal Kampus.
3.2.2.3.5.

Erosi

Dampak yang ditimbulkan terhadap erosi tersebut adalah terjadinya peningkatan


laju erosi tanah permukaan akibat dari hilangnya vegetasi penutup tanah. Hilangnya
vegetasi penutup tanah menyebabkan pukulan curah hujan akan langsung menerpa butiran
tanah permukaan sehinga tanah lebih peka terhadap erosi (dampak sekunder). Di samping
itu hilangnya vegetasi menyebabkan peningkatan debit air limpasan di permukaan tanah,
yang selanjutnya akan meningkatkan intensitas pengikisan lapisan tanah permukaan oleh
run-off.
3.2.2.3.6.

Beban Sedimentasi

Butiran tanah yang terangkut pada peristiwa erosi tanah berpotensi menjadi
material sedimen pada badan perairan yang terdapat di sekitar bukaan lahan Kampus.
Fraksi pasir dan fraksi yang lebih kasar merupakan bahan sedimen potensial yang
menyebabkan terjadinya peningkatan beban sedimentasi. Dampak lingkungan yang
ditimbulkan terhadap beban sedimentasi pada kegiatan pembersihan lahan dan
pematangan/penyiapan lahan merupakan dampak lanjutan (dampak tersier) akibat dari
hilangnya vegetasi penutup tanah dan terjadinya peningkatan erosi permukaan.
3.2.2.3.7.

Kualitas Air Permukaan

Dampak lingkungan terhadap kualitas air permukaan pada kegiatan pembersihan


lahan dan pematangan/penyiapan lahan adalah terjadinya penurunan kualitas air
permukaan yang diakibatkan oleh peningkatan kandungan padatan tersuspensi pada air
limpasan yang berasal dari bukaan lahan Kampus. Dampak terhadap kualitas air tersebut
merupakan dampak lanjutan (dampak tersier) akibat dari hilangnya vegetasi penutup tanah
dan terjadinya peningkatan laju erosi.
3.2.2.3.8.

Tata Air Permukaan

Bentangan jalan Kampus di permukaan tanah akan memotong alur-alur makro dan
mikro alami di permukaan tanah. Pemotongan tersebut akan mengganggu tata aliran
permukaan alami dan hal ini umumnya ditunjukkan oleh terjadinya konsentrasi aliran
permukaan dan terbentuknya genangan permanen di sekitar jalan Kampus. Dampak
43

BAB III. PEMBAHASAN

lingkungan terhadap tata aliran permukaan akibat kegiatan pembersihan lahan dan
pematangan/penyiapan lahan merupakan dampak yang bersifat langsung (dampak primer)
terhadap komponen fisik lingkungan.
3.2.2.4. Pembuatan Jaringan Drainase
Kegiatan pembuatan jaringan drainase menimbulkan dampak lingkungan terhadap
tata air permukaan seperti uraian dibawah ini :
3.2.2.4.1.

Tata Air Permukaan

Dampak yang diprakirakan timbul akibat aktifitas pembuatan drainase yaitu


terkendalinya debit aliran permukaan yang berpotensi menyebabkan erosi dan sidimentasi
pada daerah yang lebih rendah. Dengan adanya saluran air yang dapat mengendalikan
debit aliran permukaan maka potensi terjadinya erosi dan sidementasi dapat
tertanggulangi.
3.2.2.5. Pembangunan Unit Gedung STIE dan Sarana Penunjang
Kegiatan pembangunan unit gedung STIE menimbulkan dampak lingkungan
terhadap kebisingan dan sanitasi lingkungan seperti uraian dibwah ini :
3.2.2.5.1.

Kebisingan

Suara yang berasal dari aktivitas alat berat pada kegiatan pembangunan unit
komplek Kampus diprakirakan menimbulkan dampak terhadap kebisingan lingkungan
(dampak primer). Kebisingan yang terjadi berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan
pendengaran para pekerja yang berada pada zona front kerja pembangunan unit komplek
Kampus.
3.2.2.5.2.

Sanitasi Lingkungan

Dampak lingkungan hidup akibat pembangunan unit komplek Kampus adalah


penurunan sanitasi lingkungan (dampak primer) dengan terjadinya peningkatan limbah
domestik di lingkungan proyek. Limbah konstruksi bersifat kumulatif apabila tidak
tertangani dengan baik maka limbah ini akan menumpuk dan berserakan dalam
lingkungan proyek. Hal ini akan sangat menggangu fungsi dari gedung itu sendiri apabila
sampai proyek berakhir namun tak kunjung ditangani. Salah satunya adalah mengganggu
kenyamanan pemandangan infrastruktur kampus.

44

BAB III. PEMBAHASAN

3.2.2.6. Pertamanan dan Penghijauan


Pada kegiatan pertamanan dan penghijauan diprakirakan berpotensi menimbulkan
dampak positif terhadap vegetasi di areal kampus seperti dibawah ini :
3.2.2.6.1.

Vegetasi

Dampak yang diprakirakan terjadi dari kegiatan ini memberikan dampak yang
positif, akibat adanya penanaman berbagai jenis tanaman penutup lahan akan
menyebabkan terjadinya peningkatan vegetasi (dampak primer). Tumbuhnya vegetasi pada
permukaan lahan akan terjadi perbaikan keadaan pada daerah setempat dan dapat
memperkecil debit aliran permukaan yang terjadi akibat air limpasan pada saat hujan.
Dampak ini juga akan menimbulkan kesan hijau dan asri. Kualitas udara pun bisa
sedikit tertangani dengan adanya vegetasi ini.
3.2.2.7. Tahap Pasca Konstruksi
Komponen kegiatan pada tahap pasca konstuksi pembangunan komplek Kampus
Kabupaten Bulungan, meliputi beberapa hal berikut :
3.2.2.7.1.

Demobilisasi Peralatan

Kegiatan demobilisasi peralatan Kampus diprakirakan menimbulkan dampak


terhadap lalulintas umum seperti dibawah ini :
3.2.2.7.1.1. Lalu-lintas Umum
Dampak yang diprakirakan timbul dari demobilisasi peralatan Kampus adalah
peningkatan frekuensi lalu lintas darat (dampak primer) dikarenakan perlintasan berulangulang unit alat berat dan peralatan konstruksi berpeluang menimbulkan gangguan
kelancaran lalu lintas umum pada ruas jalan raya disekitar jalan masuk lokasi proyek.
3.2.2.7.1.2. Penurunan Kualitas Udara
Meningkatnya emisi gas buangan mesin mesin dari kendaraan tersebut sangat
berpengaruh pada penurunan kualitas udara di wilayah Kabupaten Bulungan.
3.2.2.7.2.

Rasionalisasi Tenaga Kerja

Kegiatan rasionalisasi tenaga kerja diprakirakan menimbulkan dampak lingkungan


terhadap lapangan kerja.
3.2.2.7.2.1. Lapangan Kerja
Kegiatan rasionalisasi tenaga kerja terhadap para pekerja konstuksi pembangunan
gedung STIE diperkirakan akan menimbulkan dampak berupa hilangnya lapangan kerja
45

BAB III. PEMBAHASAN

bagi tenaga kerja lokal. Dampak tersebut bersifat langsung (dampak primer) terhadap
komponen sosial.
3.2.2.8. Tahap Operasi
Komponen kegiatan pada tahap operasi pembangunan Kampus STIE, meliputi
aktivitas komplek

Kampus dan sarana penunjangnya dan pemeliharaan tanaman

penghijauan.
3.2.2.8.1.

Aktivitas Komplek Kampus Dan Sarana Penunjang

Kegiatan aktivitas gedung STIE dan sarana penunjang diprakirakan menimbulkan


dampak terhadap gangguan lalu lintas umum, sanitasi lingkungan dan bahaya kebakaran.
3.2.2.8.1.1. Lalu lintas Umum
Dampak lingkungan hidup akibat aktivitas gedung STIE dan sarana penunjang
menyebabkan gangguan terhadap lalu lintas umum pada jalur jalan raya menuju jalan
masuk lokasi proyek. Terganggunya kelancaran arus lalu - lintas ini berakibat menggangu
pengguna jalan umum lainnya yang melintas pada jalur jalan tersebut. Dampak lingkungan
hidup yang ditimbulkan pada peristiwa ini diklasifikasikan sebagai dampak yang bersifat
langsung (dampak primer).
3.2.2.8.1.2. Sanitasi Lingkungan
Dampak lingkungan hidup akibat aktivitas gedung STIE dan sarana penunjang
adalah limbah domesik (kertas, ATK bekas, dan lainnya) mengakibatkan terjadi penurunan
sanitasi lingkungan di sekitar lokasi Kampus, dan dampak yang ditimbukan dari kegiatan
ini diklasifikasikan sebagai dampak langsung(dampak primer).
3.2.2.8.1.3. Bahaya Kebakaran
Dampak yang diprakirakan terjadi dari aktivitas gedung STIE dan sarana
penunjang adalah munculnya bahaya kebakaran akibat adanya gangguan dari system
jaringan listrik/genset. Peristiwa dari dampak yang ditimbulkan bersifat langsung dan
dapat membahayakan bagi pekerja di gedung STIE tersebut.
3.2.2.8.2.

Pemeliharaan Taman dan Tanaman Penghijauan

Kegiatan pemeliharaan tanaman penghijauan diprakirakan menimbulkan dampak


terhadap vegetasi.
3.2.2.8.2.1. Vegetasi

46

BAB III. PEMBAHASAN

Dampak yang diprakirakan terjadi dari kegiatan ini memberikan dampak yang
positif, akibat adanya penanaman berbagai jenis tanaman penutup lahan akan
menyebabkan terjadinya peningkatan vegetasi (dampak primer). Tumbuhnya vegetasi pada
permukaan lahan akan terjadi perbaikan keadaan pada daerah setempat dan dapat
memperkecil debit aliran permukaan yang terjadi akibat air limpasan pada saat hujan.
3.2.3. Evaluasi Dampak Potensial
Evaluasi dampak potensial ini dilakukan untuk menghilangkan /meniadakan
dampak yang dianggap tidak relevan atau tidak penting, sehingga diperoleh daftar dampak
penting hipotesis yang dipandang perlu dan relevan untuk ditelaah secara mendalam dalam
studi ANDAL.
Metode yang digunakan untuk melakukan evaluasi dampak potensial ini adalah
interaksi

kelompok

dalam

Tim

Studi

ANDAL

penelaahan

pustaka

dengan

mempertimbangkan hasil diskusi dan konsultasi dengan para pakar, dan instansi yang
bertanggung jawab.
Berdasarkan hasil telaahan yang telah diuraikan diatas, maka dampak-dampak
besar dan penting hipotesis sebagai hasil dari evaluasi dampak potensial adalah sebagai
berikut :

3.2.3.1. Tahap Pra Konstruksi


Rangkaian kegiatan pembangunan Kampus STIE pada tahap prakonstruksi
meliputi kegiatan konsultasi publik rencana kegiatan, pembebasan lahan, penerimaan
tenaga kerja serta mobilisasi peralatan dan material.
3.2.3.1.1.

Konsultasi Publik Rencana Kegiatan

Kegiatan konsultasi publik pembangunan Kampus STIE diprakirakan berpotensi


menimbulkan dampak positif terhadap persepsi dan sikap masyarakat. Yang berarti,
masyarakat sangat mendukung adanya pelaksanaan kegiatan tersebut.
3.2.3.1.2.

Pembebasan Lahan

Kegiatan pembebasan lahan rencana pembangunan Kampus STIE diprakirakan


berpotensi menimbulkan dampak lingkungan terhadap munculnya persepsi dan sikap
masyarakat dan proses sosial.
47

BAB III. PEMBAHASAN

3.2.3.1.2.1. Proses Sosial


Pemrakarsa dalam hal ini akan berkoordinasi dengan melibatkan pemilik lahan,
pihak Kantor Pertanahan Kampus STIEdan aparat kecamatan setempat serta instansi
pemerintah yang berwenang. Sehingga dampak proses sosial pada kegiatan ini
dikategorikan sebagai dampak tidak penting yang tidak perlu ditelaah lebih lanjut.
3.2.3.1.3.

Penerimaan Tenaga Kerja

Kegiatan penerimaan tenaga kerja diprakirakan menimbulkan dampak terhadap


lapangan pekerjaan bagi masyarakat di sekitar lokasi proyek.
3.2.3.1.3.1. Lapangan Pekerjaan
Pada tahapan ini dampak adanya lapangan kerja akibat dari penerimaan tenaga
kerja yang memprioritaskan tenaga kerja lokal merupakan dampak positif bagi masyarakat
sekitar. Sehingga dampak lapangan kerja pada kegiatan ini dikategorikan sebagai dampak
penting yang perlu ditelaah lebih lanjut.
3.2.3.1.4.

Mobilisasi Peralatan dan Material

Kegiatan mobilisasi peralatan dan material Kampus pada pembangunan komplek


Kampus Kabupaten Bulungan diprakirakan menimbulkan dampak terhadap kualitas udara
dan lalulintas umum.
3.2.3.1.4.1. Kualitas Udara
Akibat mobilisasi peralatan dan material akan terjadi sebaran debu sekitar lokasi
jalan masuk pembangunan Kampus STIE yang rute perjalannya melewati pemukiman
penduduk disekitarnya. Sehingga dampak debu pada kegiatan ini dikategorikan sebagai
dampak penting yang perlu ditelaah lebih lanjut.
3.2.3.1.4.2. Lalulintas Umum
Dalam kegiatan mobilisasi peralatan dan material ini dilakukan melalui jalan raya
sebagai sarana transportasinya dengan menggunakan trailler dan intensitasnya tergolong
besar. Sehingga dampak terhadap lalu lintas umum pada kegiatan ini dikategorikan
sebagai dampak penting yang perlu ditelaah lebih lanjut.

48

BAB III. PEMBAHASAN

3.2.3.2. Tahap Konstruksi


Kegiatan pada tahap konstruksi rencana pembangunan komplek

Kampus

Kabupaten Bulungan, meliputi kegiatan pembersihan lahan dan pematangan/penyiapan


lahan, pembuatan jaringan drainase, pembangunan unit komplek Kampus dan sarana
penunjang dan penghijauan.
3.2.3.2.1. Pembersihan Lahan dan Pematangan/Penyiapan Lahan
Pada kegiatan pembersihan lahan dan pematangan/penyiapan lahan diprakirakan
berpotensi menimbulkan dampak lingkungan terhadap vegetasi, satwa liar, erosi tanah,
beban sedimentasi, tata air permukaan, kualitas air permukaan, kualitas udara, kebisingan
dan stabilitas lahan.
3.2.3.2.1.1. Kualitas Udara
Debu yang dihasilkan oleh kegiatan penggalian dan pemindahan material tanah
pada kegiatan pembersihan lahan dan pematangan/penyiapan lahan dikategorikan sebagai
dampak penting yang perlu ditelaah lebih lanjut, karena pergerakan alat pengangkut dari
tempat penggalian ke lokasi penimbunan akan berpotensi menimbulkan debu yang dapat
mencemari udara.
3.2.3.2.1.2. Kebisingan
Tingkat kebisingan yang terjadi selama kegiatan ini berlangsung dengan intensitas
relatif cukup tinggi serta lokasi pembangunan Kampus yang relatif dekat dari pemukiman
masyarakat yang terdekat. Sehingga dampak terhadap kebisingan pada kegiatan ini
dikategorikan sebagai dampak penting yang perlu ditelaah lebih lanjut.
3.2.3.2.1.3. Vegetasi
Hilangnya vegetasi penutup lahan akibat kegiatan pembersihan lahan dan
pematangan/penyiapan lahan dapat menyebabkan dampak lanjutan yang begitu beragam.
Sehingga dampak hilangnya vegetasi pada kegiatan ini dikategorikan sebagai dampak
penting yang perlu ditelaah lebih lanjut.
3.2.3.2.1.4. Satwa Liar
Berdasarkan orientasi lapangan dan informasi masyarakat sekitar secara umum
kondisi fauna pada lokasi studi relatif miskin akan satwa liar. Sehingga dikategorikan
sebagai dampak tidak penting yang tidak perlu ditelaah lebih lanjut.
3.2.3.2.1.5. Erosi

49

BAB III. PEMBAHASAN

Akibat hilangnya vegetasi pada permukaan lahan menyebabkan air hujan dapat
langsung memukul permukaan tanah, sehingga terjadi pelepasan partikel-partikel tanah
yang menyebabkan peningkatan erosi. Dampak erosi pada kegiatan ini dikategorikan
sebagai dampak penting yang perlu ditelaah lebih lanjut.
3.2.3.2.1.6. Beban Sedimentasi
Peningkatan beban sedimentasi pada badan perairan di sekitar lokasi proyek akibat
kegiatan pembersihan lahan dan pematangan/penyiapan lahan dikategorikan sebagai
dampak penting yang perlu dilakukan penelaahan lebih lanjut. Tingkat kepentingan
dampak yang menjadi dasar adalah bahwa beban sedimentasi yang akan terjadi bersifat
irreversible dan berpotensi menyebabkan pendangkalan sungai.
3.2.3.2.1.7. Kualitas Air Permukaan
Penurunan kualitas air merupakan dampak lanjutan dari terjadinya erosi. Parameter
kualitas air yang menjadi dampak dari turunnya kualitas air adalah TSS yaitu tingkat
kekeruhan. Sehingga dampak terhadap kualitas air pada kegiatan ini dikategorikan sebagai
dampak penting yang perlu ditelaah lebih lanjut.
3.2.3.2.1.8. Tata Air Permukaan
Dampak lingkungan terhadap perubahan tata air permukaan akibat pembangunan
Kampus bersifat tidak berbalik, karena sifat permanen dari bangunan di permukaan tanah,
sehingga dapat menghambat suplai air permukaan pada dataran. Disamping itu,
terbentuknya konsentrasi aliran permukaan akan meningkatkan percepatan pengikisan
lapisan tanah permukaan. Dengan alasan tersebut maka dampak lingkungan terhadap tata
air permukaan pada kegiatan pembersihan lahan dan pematangan/penyiapan lahan
dikategorikan sebagai dampak penting yang perlu ditelaah lebih lanjut.
3.2.3.2.1.9. Air Tanah Dalam
Dampak lingkungan terhadap ketersediaan dan kualitas air tanah dalam akibat
pembangunan Kampus bersifat tidak berbalik, karena sifat permanen dari bangunan di
permukaan tanah, serta pemanfaatan sumur bor yang senantiasa berlangsung selama masa
operasional kampus. Namun demikian dibeberapa bagian kampus juga direncanakan
dibuat kolam resapan serta unit penampungan dan pengolahan air limbah sehingga dapat
mengurangi penggunaan air tanah. Dengan alasan tersebut maka dampak lingkungan
terhadap tata air permukaan pada kegiatan pembersihan lahan dan pematangan/penyiapan
lahan dikategorikan sebagai dampak penting yang perlu ditelaah lebih lanjut.
3.2.3.3. Tahap Pasca Konstruksi
50

BAB III. PEMBAHASAN

Komponen kegiatan pada tahap pasca konstuksi pembangunan komplek Kampus


Kabupaten Bulungan, meliputi demobilisasi peralatan dan kegiatan rasionalisasi tenaga
kerja.
3.2.3.3.1. Demobilisasi Peralatan
Kegiatan demobilisasi peralatan Kampus diprakirakan menimbulkan dampak
terhadap lalulintas umum.
3.2.3.3.1.1. Lalulintas Umum
Dalam kegiatan demobilisasi peralatan ini dilakukan melalui jalan raya sebagai
sarana transportasinya dengan menggunakan trailler dan intensitasnya tergolong besar.
Sehingga dampak terhadap lalu lintas umum pada kegiatan ini dikategorikan sebagai
dampak penting yang perlu ditelaah lebih lanjut.
3.2.3.3.2. Rasionalisasi Tenaga Kerja
Kegiatan rasionalisasi tenaga kerja diprakirakan menimbulkan dampak lingkungan
terhadap lapangan kerja.
3.2.3.3.2.1. Lapangan Kerja
Berakhirnya pembangunan konstruksi Kampus akan terjadi pemutusan hubungan
kerja pada seluruh pekerja, yang berimplikasi hilangnya lapangan kerja terutama yang
berasal dari penduduk setempat. Sehingga dampak lapangan kerja pada kegiatan ini
dikategorikan sebagai dampak penting yang perlu ditelaah lebih lanjut.
3.2.3.4. Tahap Operasi
Komponen kegiatan pada tahap operasi pembangunan gedung Kampus STIE,
meliputi aktivitas gedung STIE dan sarana penunjang dan pemeliharaan tanaman
penghijauan.
3.2.3.4.1.

Aktivitas Gedung STIE Dan Sarana Penunjangnya

Kegiatan aktivitas gedung STIE dan sarana penunjangnya diprakirakan


menimbulkan dampak terhadap gangguan lalu lintas umum, sanitasi lingkungan dan
bahaya kebakaran.
3.2.3.4.1.1. Lalu-lintas Umum
Dampak lingkungan hidup akibat aktivitas gedung kampus STIE dan sarana
penunjang menyebabkan gangguan terhadap lalu lintas umum karena kegiatan hilir mudik
kendaran pengguna jalur kampus dan jalur umum. Dampak lingkungan hidup yang
ditimbulkan pada peristiwa ini diklasifikasikan sebagai dampak penting yang perlu
ditelaah lebih lanjut karena berpotensi terjadinya kecelakaan.
51

BAB III. PEMBAHASAN

3.2.3.4.1.2. Sanitasi Lingkungan


Dampak lingkungan hidup akibat aktivitas gedung kampus STIE dan sarana
penunjang adalah penurunan sanitasi lingkungan. Hal ini terjadi dikarenakan peningkatan
limbah domestik di lingkungan proyek, dari limbah padat (kertas bekas, peralatan bekas
ATK), dan limbah cair (pentry, toilet dan lainya), sehingga dampak penurunan sanitasi
lingkungan pada kegiatan ini dikategorikan sebagai dampak penting yang perlu ditelaah
lebih lanjut.
3.2.3.4.1.3. Bahaya Kebakaran
Dampak lingkungan hidup akibat aktivitas gedung kampus STIE dan sarana
penunjangnya adalah munculnya bahaya kebakaran karena adanya gangguan dari system
jaringan listrik/genset, sehingga dampak terhadap bahaya kebakaran pada kegiatan ini
dikategorikan sebagai dampak penting yang perlu ditelaah lebih lanjut.
3.2.3.4.1.4. Pemeliharaan Tanaman Penghijauan
Kegiatan pemeliharaan tanaman penghijauan diprakirakan menimbulkan dampak
terhadap vegetasi.
3.2.3.4.1.4.1. Vegetasi
Dampak yang diprakirakan terjadi dari kegiatan ini memberikan dampak yang
positif, akibat adanya penanaman berbagai jenis tanaman penutup lahan akan
menyebabkan terjadinya peningkatan vegetasi. Tumbuhnya vegetasi pada permukaan
lahan akan terjadi perbaikan keadaan pada daerah setempat dan dapat memperkecil debit
aliran permukaan yang terjadi akibat air limpasan pada saat hujan, maka dampak dari
kegiatan vegetasi ini dikategorikan sebagai dampak penting yang perlu ditelaah lebih
lanjut.
3.2.4. Klasifikasi dan Prioritas Dampak Penting
Sebagai langkah akhir dari proses pelingkupan adalah klasifikasi dan prioritas
dampak penting. Pada tahap ini bertujuan untuk mengelompokan atau mengorganisir
dampak penting yang telah dirumuskan dari tahap sebelumnya.
Dari hasil pemusatan dampak penting hipotetik pada rencana kegiatan
pembangunan Kampus STIE diperoleh klasifikasi dan prioritas dampak penting hipotetik
yang dirumuskan melalui 2 (dua) tahapan yaitu :
3.2.4.1. Klasifikasi Dampak Penting
Klasifikasi dampak penting hipotesis pembangunan gedung STIE

Kabupaten

Bulungan adalah sebagai berikut :


52

BAB III. PEMBAHASAN

1) Kelompok dampak penting yang bersifat langsung terhadap komponen fisik-kimia,


meliputi penurunan kualitas udara ambien, intensitas kebisingan, stabilitas lahan,
gangguan tata aliran permukaan dan pencemaran air permukan oleh limbah minyak
pelumas bekas.
2) Kelompok dampak penting yang bersifat langsung terhadap komponen biologi yang
kemudian menimbulkan rangkaian dampak penting turunan terhadap komponen fisikkimia, yaitu terjadinya degradasi vegetasi menimbulkan dampak turunan berturutturut terhadap peningkatan laju erosi tanah, peningkatan beban sedimentasi dan
penurunan kualitas air permukaan.
3) Kelompok dampak penting yang bersifat langsung terhadap komponen sosial dan
ekonomi meliputi : persepsi dan sikap masyarakat, terciptanya lapangan pekerjaan,
dan munculnya gangguan lalulintas umum serta sanitasi lingkungan.
3.2.4.2. Prioritas Dampak Penting
Prioritas dampak penting hipotesis pembangunan Kampus STIE adalah sebagai
berikut :
3.2.4.2.1. Berdasarkan Komponen Fisik-Kimia :
a).

Menurunnya kualitas udara

b).

Meningkatnya kebisingan

c).

Meningkatnya erosi tanah

d).

Meningkatnya beban sedimenasi

e).

Menurunnya kualitas air permukaan

f).

Terjadinya gangguan tata aliran permukaan

3.2.4.2.2. Berdasarkan Komponen Biologi :


a).

Perubahan vegetasi penutup lahan

3.2.4.2.3. Berdasarkan Komponen Sosekbudkesmas :


a). Meningkatnya kesempatan kerja
b). Meningkatnya persepsi dan sikap masyarakat
c). Gangguan lalu lintas umum
d). Munculnya bahaya kebakaran
3.2.4.3. Hasil Proses Pelingkupan
Berdasarkan hasil proses pelingkupan (scoping), priroritas dampak penting
hipotetik rencana kegiatan pembangunan Kampus STIE dari tahap pra konstruksi hingga
operasi meliputi dampak penting terhadap komponen fisik-kimia, biologi dan komponen
Sosekobudmas:
53

BAB III. PEMBAHASAN

3.2.4.3.1.

Komponen Fisik-Kimia

3.2.4.3.1.1. Kualitas Udara


Prioritas dampak penting hipotetik dari rencana kegiatan pembangunan komplek
Kampus STIE Bulungan Besar terhadap kualitas udara adalah terjadinya peningkatan
kadar debu udara ambien akibat kegiatan mobilisasi peralatan dan material, pembersihan
lahan dan pematangan/penyiapan lahan dan pembuatan jaringan jalan komplek Kampus.
3.2.4.3.1.2. Kebisingan
Prioritas dampak penting terhadap kebisingan dari rencana pembangunan komplek
Kampus STIE Bulungan Besar adalah terjadinya peningkatan kebisingan lingkungan
akibat dari kegiatan pembersihan lahan dan pematangan/penyiapan lahan, pembangunan
unit komplek Kampus dan sarana penunjang.
3.2.4.3.1.3. Erosi
Prioritas dampak penting akibat dari rencana kegiatan pembangunan komplek
Kampus Kampus STIE Bulungan Besar terhadap erosi tanah adalah terjadinya
peningkatan

laju

erosi

tanah

akibat

kegiatan

pembersihan

lahan

dan

pematangan/penyiapan lahan.
3.2.4.3.1.4. Beban Sedimentasi
Prioritas dampak penting pembangunan komplek Kampus STIE Kabupaten
Bulungan terhadap beban sedimentasi adalah terjadinya peningkatan laju beban
sedimentasi akibat kegiatan pembersihan lahan dan pematangan/penyiapan lahan.
3.2.4.3.1.5. Kualitas Air Permukaan
Prioritas dampak penting dari rencana kegiatan pembangunan komplek Kampus
STIE Bulungan terhadap kualitas air pemukaan adalah pembersihan lahan dan
pematangan/penyiapan lahan.
3.2.4.3.1.6. Tata Aliran Permukaan
Prioritas dampak penting terhadap tata aliran permukaan dari rencana kegiatan
pembangunan komplek Kampus STIE Bulungan terhadap tata aliran permukaan adalah
terjadinya pembersihan lahan dan pematangan/penyiapan lahan dan pembuatan jaringan
jalan komplek Kampus serta pembuatan jaringan drainase.
3.2.4.3.1.7. Stabilitas Lahan
Prioritas dampak penting dari rencana kegiatan pembangunan komplek Kampus
STIE Kabupaten Bulungan terhadap stabilitas lahan terjadinya ketidak stabilan lahan
akibat dari kegiatan pembersihan lahan dan pematangan/penyiapan lahan.

54

BAB III. PEMBAHASAN

3.2.4.3.2.

Komponen Biologi

Prioritas dampak penting terhadap komponen biologi dari rencana kegiatan


pembangunan komplek Kampus STIE Kabupaten Bulungan meliputi dampak lingkungan
hidup terhadap vegetasi.
a) Vegetasi
Prioritas dampak penting terhadap vegetasi dari recana kegiatan pembangunan
Kampus STIE adalah pembersihan lahan dan

pematangan/penyiapan lahan dan

penghijauan.
3.2.4.3.3.

Komponen Sosekbudkesmas

a) Sikap dan Persepsi Masyarakat


Prioritas dampak penting terhadap persepsi dan sikap masyarakat adalah
terbentuknya persepsi dan sikap positif masyarakat terhadap rencana dan kelangsungan
kegiatan pembangunan Kampus STIE akibat dari kegiatan konsultasi publik dan kegiatan
pembebasan lahan.
b) Lapangan Pekerjaan
Prioritas dampak penting dari rencana pembangunan gedung STIE Kabupaten
Bulungan terhadap lapangan pekerjaan adalah :
1) Terciptanya lapangan pekerjaan akibat kegiatan penerimaan tenaga kerja.
2) Hilangnya lapangan pekerjaan akibat dari kegiatan rasionalisasi tenaga kerja
c) Lalulintas Umum
Prioritas dampak penting terhadap lalulintas umum dari rencana kegiatan
pembangunan komplek

Kampus Kabupaten Bulungan adalah munculnya gangguan

kelancaran lalulintas umum pada saat berlangsungnya kegiatan mobilisasi peralatan dan
material dan demobilisasi peralatan Kampus serta aktivitas Kampus dan sarana
penunjangnya.
d) Sanitasi Lingkungan
Prioritas dampak penting terhadap sanitasi lingkungan dari rencana kegiatan
pembangunan komplek

Kampus Kabupaten Bulungan adalah munculnya penurunan

sanitasi lingkungan akibat limbah (padat dan cair) hasil kegiatan konstruksi dan aktivitas
Kampus dan sarana penunjang
e) Bahaya Kebakaran
Prioritas dampak penting terhadap bahaya kebakaran dari rencana kegiatan
pembangunan komplek

Kampus Kabupaten Bulungan adalah munculnya bahaya

55

BAB III. PEMBAHASAN

kebakaran akibat gangguan dari system jaringan listrik/genset dari kegiatan aktivitas
Kampus dan sarana penunjang.
3.3.

WILAYAH STUDI DAN BATAS WAKTU KAJIAN


Penetapan lingkup wilayah studi dimaksudkan untuk membatasi luas wilayah studi

ANDAL sesuai dengan hasil pelingkupan yang telah diuraikan pada bahasan sebelumnya.
Lingkup wilayah studi bertitik tolak pada ruang dimana rencana kegitan pembangunan
akan berlangsung yang diperluas ke ruang ekosistem, ruang sosial dan ruang administrasi
yang lebih luas. Dengan memperhatikan batasan-batasan diatas serta keterbatasan lain
yang dijadikan bahan pertimbangan, ruang lingkup wilayah studi ANDAL kegiatan
pembangunan gedung STIE adalah sebagai berikut :
a. Lingkup Wilayah Studi
Lingkup wlayah studi bertitik tolak pada ruang dimana rencana kegitan
pembangunan akan berlangsung yang diperluas ke ruang ekosistem, ruang sosial dan
ruang administrasi yang lebih luas. Dengan memperhatikan batasan-batasan diatas serta
keterbatasan lain yang dijadikan bahan pertimbangan, ruang lingkup wilayah studi
ANDAL pembangunan gedung STIE STIEadalah sebagai berikut :
1. Batas Teknis
Batas teknis/proyek merupakan wilayah tapak proyek yang akan direncanakan
untuk kegiatan pembangunan gedung STIE pada areal 5 Ha. Posisi batas proyek secara
geografis terletak pada koordinat .. LS .. BT.
2. Batas Ekologis
3. Batas Sosial
4. Batas Administratif
b. Lingkup Batas Waktu Kajian

56

Anda mungkin juga menyukai