Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH PROSES INDUSTRI KIMIA

PUPUK UREA

OLEH KELOMPOK 8 :
1.
2.
3.
4.
5.

Ketua
Sekertaris
Wakil ketua
Wakil Sekertaris
Anggota

: Pradhipta Rizka L
: Neni Dwi Cahyani
: M. Ibnul Baasith
: Aulia Rahmawati
:- Pratika Febrianti
Safira Siti Nadhilah

(21030115120011)
(21030115120104)
(21030115130202)
(21030115120009)
(21030115120103)
(21030115140149)

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG

Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga dapat diselesaikan makalah ilmiah
tentang pupuk urea dan manfaatnya untuk masyarakat.
Makalah ilmiah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu disampaikan pula banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, disadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya dengan
tangan terbuka diterima segala saran dan kritik dari pembaca agar makalah ini
dapat menjadi lebih baik.
Akhir kata semoga makalah ilmiah tentang pupuk urea dapat bermanfaaat
dan memberi inspirasi terhadap
pembaca.

Semarang,25 September 2016

Penyusun

Darfar Isi
Halaman Judul......................................................................................................
Kata Pengantar.......................................................................................................x
Daftar Isi................................................................................................................xi
BAB I Pendahuluan................................................................................................ 1
1.1

Sejarah Proses....................................................................................... 1

1.2 Permasalahan............................................................................................. 1
1.3 Tujuan....................................................................................................... 2
1.4 Manfaat...................................................................................................... 2
BAB II Tinjauan Pustaka
2.1 Spesifikasi Bahan Baku.......................................................................... 4-5
2.2 Produk................................................................................................... 5-6
2.3 Mekanisme Reaksi................................................................................ 6-8
2.4 Kondisi Operasi.................................................................................... 6-8
2.5 Proses Pembuatan Urea......................................................................... 6
2.6 Diagram Alir Pembuatan Urea.......................................................... 10-12
BAB III Tinjauan
3.1 Thermodinamika................................................................................ 12-14
3.2 Kinetika.............................................................................................. 14-18
BAB IV Penutup
5.1

Kasimpulan................................................................................... 19

5.2

Saran............................................................................................. 19-20
Daftar Pustaka.................................................................................................. 21

xi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Sejarah
Urea pertama kali ditemukan dalam air seni pada tahun 1773 oleh kimiawan Perancis
Hilaire Rouelle. Pada tahun 1828, kimiawan Jerman Whler memperoleh urea
dengan mereaksikan isosianat perak dengan amonium klorida.
AgNCO + NH4Cl Cl (NH2) 2CO + AgCl
Ini adalah pertama kalinya senyawa organik artifisial disintesis dari
bahan awalan organik, tanpa keterlibatan hidup organisme. Hasil penelitian
ini secara implisit mendiskredit kan vitalisme : teori bahwa bahan kimia yang
berasal dari organisme hidup pada dasarnya berbeda dari benda mati.
Wawasan ini penting untuk pengembangan kimia organik. Penemuannya
Wohler diminta untuk menulis penuh kemenangan untuk Berzelius: Saya
harus memberitahu Anda bahwa saya dapat membuat urea tanpa menggunakan
ginjal baik laki-laki atau anjing. Ammonium cyanate adalah urea. Untuk
penemuan ini, banyak yang menganggap Wohler adalah bapak kimia organik.
( Sumber : http://www.scribd.com/doc/51139931/Sejarah-urea )
1.2 Permasalahan
Sebagian besar lahan pertanian di Indonesia telah berubah menjadi lahan kritis
akibat pencemaran dari limbah industri/pabrik dan pemakaian pupuk
anorganik/kimia yang terlampau banyak secara terus menerus sehingga
membuat unsur hara tanah semakin menurun.Lahan pertanian yang sudah
masuk dalam kondisi kritis mencapai 66% dari kurang lebih 7 juta lahan
pertanian yang ada di Indonesia. Jika hal ini dibiarkan, produktivitas lahan
akan terus menurun dan akhirnya lahan tersebut sendiri akan mati.Langkah
4

yang bisa dilakukan untuk mengatasi hal ini adalah dengan penggunaan pupuk
urea yang tidak berlebihan atau sesuai dengan kebutuhannya.
( Sumber : http://www.scribd.com/doc/51139931/Sejarah-urea)
1.3 Tujuan
Penulis menginginkan para pembaca mengerti mengenai keadaan
termodinamika dan kinetika dalam pupuk urea.
( Sumber : http://www.scribd.com/doc/51139931/Sejarah-urea )

1.4 Manfaat Urea


Pertanian
Lebih dari 90% dari produksi urea diperuntukkan sebagai pupuk
nitrogen-release. Urea memiliki kandungan nitrogen tertinggi dari semua
pupuk nitrogen solid umum digunakan. Oleh karena itu, memiliki biaya
transportasi terendah per unit nitrogen.
Pada tanaman biji-bijian dan kapas, urea sering diterapkan pada saat
budidaya terakhir sebelum tanam. Di daerah curah hujan tinggi dan pada
tanah berpasir (dimana nitrogen bisa hilang melalui pencucian) dan mana
yang baik di musim hujan diharapkan, urea dapat digunakan selama musim
pertumbuhan. Top-dressing juga populer di tanaman rumput dan hijauan.
Pada tanaman irigasi, urea dapat digunakan kering di dalam tanah, atau
dilarutkan dan diterapkan melalui air irigasi. Urea akan larut dalam
beratnya sendiri dalam air, tetapi menjadi semakin sulit untuk melarutkan
sebagai meningkatkan konsentrasi. Pelarutan urea dalam air adalah
endotermik, menyebabkan suhu solusi untuk jatuh ketika urea larut.
Industri kimia
Urea merupakan bahan baku untuk pembuatan banyak senyawa
kimia

penting,

seperti:

Bahan pembuat berbagai bahan plastik , terutama resin urea


formaldehida

Berbagai perekat, seperti urea formaldehida atau urea melamin

formaldehida digunakan di laut kayu lapis


Kalium cyanate , bahan baku industri lainnya.
Urea nitrat , bahan peledak.

Sistem Automobile
Urea digunakan dalam SNCR dan SCR reaksi untuk mengurangi
NO x polutan dalam gas buang dari pembakaran dari diesel, bahan bakar
ganda. Sistem The BlueTEC misalnya, menyuntikkan berdasarkan
larutan urea-air ke dalam sistem pembuangan. Amoniak yang
dihasilkan oleh hidrolisis urea bereaksi dengan emisi oksida nitrogen
dan diubah menjadi nitrogen dan air dalam catalytic converter.
Penggunaan Komersial lainnya
Bahan pembuat produk pemutih gigi
Bahan dalam sabun cuci piring
Sebagai stabilizer di nitroselulosa bahan peledak
Bahan dalam beberapa krim kulit , moisturizer , kondisioner

rambut
Sebuah komponen dari pakan ternak , menyediakan sumber
yang relatif murah dari nitrogen untuk meningkatkan

pertumbuhan
Bahan dasar melamine
( Sumber : http://www.scribd.com/doc/51139931/Sejarah-urea )

Berikut tabel kebutuhan urea di Indonesia yang didapat dari Badan Pusat
Statistik:

Tabel kebutuhan urea di Indonesia


Tahun

Jumlah (Ton)

2006

5.620.000

2007

9.169.483

2008

9.780.280

Berdasarkan data yang didapat dari Badan Pusat Statistik,


kebutuhan urea di Indonesia tiap tahun terus bertambah, baik untuk sektor
pertanian maupun untuk dijadikan produk komersial lainnya. Maka dari
itu, pengembangan industri urea sangat penting dilakukan untuk
mendapatkan urea dengan kualitas terbaik dengan harga termurah.
( Sumber : repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19281/5/Chapter%20I.pdf )

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Spesifikasi Bahan Baku dan Produk


1) Bahan Baku
a. Amonia (NH3)
Amonia (NH3) adalah senyawa kimia yang biasanya didapati berupa
gas dengan bau tajam yang khas (disebut bau amonia). Amonia yang
digunakan secara komersial dinamakan amonia anhidrat, yang
menunjukkan bahwa tidak adanya air pada bahan tersebut.
Sifat-sifat ammonia adalah

Massa jenis dan fasa

: 0.6942 g/L, gas.

Kelarutan dalam air

: 89.9 g/100 ml pada 0 C.

Titik lebur

: -77.73 C (195.42 K)

Titik didih

: -33.34 C (239.81 K)

Keasaman (pKa)

: 9.25

Kebasaan (pKb)

: 4.75
(Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Amonia)

b. Karbon dioksida (CO2)


Karbon dioksida atau zat asam arang adalah sejenis senyawa kimia
yang terdiri dari dua atom oksigen yang terikat secara kovalen
dengan sebuah atom karbon. Karbon dioksida dihasilkan oleh semua
hewan, tumbuh-tumbuhan, fungi, dan mikroorganisme pada proses
respirasi dan digunakan oleh tumbuhan pada proses fotosintesis.
Karbon dioksida juga dapat dihasilkan dari hasil samping
pembakaran bahan bakar fosil.
Sifat-sifat karbon dioksida adalah

Massa molar

: 44,0095(14) g/mol

Penampilan

: gas, tidak berwarna

Densitas

: 1.600 g/L (padat)1,98 g/L (gas)

Titik leleh

: 57 C (216 K)

Titik didih

: 78 C (195 K)

Kelarutan dalam air : 1,45 g/L

Keasaman (pKa)

: 6,35 dan 10,33

Viskositas

: 0,07 cP pada 78 C

Momen dipol

: nol
(http://id.wikipedia.org/wiki/Karbon_dioksida)

2.2 Produk
Produk utama adalah urea
1. Sifat fisik urea

Rumus molekul urea


Rumus bangun urea

: CO(NH2)2
:

Berat Molekul
Wujud
Bentuk
Warna
Bau
Rasa
Titik lebur
Densitas

: 60,06 gram/mol
: padat
: kristal
: putih
: berbau
: tidak berasa
: 132,7 oC
: 1.33103 kg/m3

2. Sifat kimia urea


Kelarutan dalam air

: 108 g/100 ml (20 C)


167 g/100 ml (40 C)
251 g/100 ml (60 C)

400 g/100 ml (80 C)

pH
Panas pembentukan
Panas larutan, dalam air
Panas kristalisasi

733 g/100 ml (100 C)


: basa (13,82)
: 60 cal/gram, endotermik
: 58 cal/gram, endotermik
:110 cal/gram, eksotermik
(http://id.wikipedia.org/wiki/Urea)

2.3 Mekanisme Reaksi


Proses pembentukan urea dapat dilihat dari reaksi sebagai berikut :
2NH3(l) + CO2(g)
NH2CONH4(aq)
NH2CONH4(aq)
NH2CONH2(aq) + H2O(l)
2.4 Kondisi Operasi
Menggunakan reaktor yang dilengkapi dengan sieve tray.
Temperature mulai 170-200 C.
Tekanan 130-200 bar.
Kedua tahap sintesa urea berlangsung dalam fasa cair.
Reaksi keseluruhan adalah endotermis.
Panas reaksi di ambil dalam system dengan jalan pembuatan uap air. Bagian
reaksi kedua merupakan langkah yang menentukan kecepatan reaksi
dikarenakan reaksi ini berlangsung lebih lambat daripada reaksi tahap
pertama.
(Sumber : http://www.scribd.com/doc/45275884/Makalah-Industri-PupukUrea, http://bingo3374.wordpress.com/2008/07/23/proses-pembuatan-ureascr-umum/)
3

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembuatan urea adalah temperatur,


tekanan, perbandingan CO2 dan NH3 dan kandungan air dan oksigen.
a) Temperatur
Pengaruh temperatur pada proses sintesa urea dapat dijelaskan
oleh asas Le Chatelier yang berbunyi jika suatu sistem berada dalam
kesetimbangan,

suatu

kenaikan

temperatur

akan

menyebabkan

kesetimbangan itu bergeser ke arah yang menyerap kalor. Perubahan


temperatur akan mengakibatkan bergesernya tetapan kesetimbangan
reaksi. Naiknya temperatur akan mengakibatkan reaksi bergeser ke arah

10

kiri (endothermis) atau menurunkan konversi pembentukan urea.


Disamping itu, kenaikan temperatur juga akan mengakibatkan kecepatan
reaksi pembentukan urea menjadi semakin besar. Kondisi yang paling
optimal dalam reaktor adalah sekitar 2000C yaitu temperatur di mana
konversi mendekati kesetimbangan dengan waktu tinggal 0,3-1 jam. Bila
temperatur reaktor turun, maka konversi ammonium karbamat menjadi
urea akan berkurang sehingga memberi beban lebih berat pada seksi-seksi
berikutnya. Jika temperatur turun sampai 1500C akan menyebabkan
timbulnya ammonium karbamat menempel pada reaktor. Sebaliknya, bila
temperatur melebihi 2000C maka laju korosi dari Titanium Lining akan
meningkat dan tekanan kesetimbangan di dalam reaktor dari campuran
reaksi akan melampaui tekanan yang dibutuhkan. Di samping itu, hasil
dari reaksi samping yang besar akan menyebabkan turunnya konversi
pembentukan urea. Jadi laju reaksi yang baik pada suhu 180-2000C dalam
waktu 20-60 menit atau pada suhu rendah dengan ammonia berlebih.
( Sumber : http://www.scribd.com/doc/51139931/Sejarah-urea)
b) Tekanan
Pengaruh perubahan tekanan dalam campuran kesetimbangan gas
dapat dipahami melalui asas Le Chatelier. Menurut asas ini, kenaikan
tekanan menyebabkan reaksi bergeser ke kanan, tetapi jika tekanan
berkurang maka kecepatan tumbukan molekul akan berkurang, sehingga
kecepatan reaksi akan berkurang dalam sistem kesetimbangan,
2NH3(l) + CO2(g)

NH2CONH2(aq) + H2O(l)

Tekanan yang digunakan adalah 200 kg/cm2G. Pemilihan tekanan


operasi ini berdasarkan pertimbangan bahwa konversi ammonium
karbamat menjadi urea hanya terjadi pada fase cair dan fase cair dapat
dipertahankan dengan tekanan operasi yang tinggi. Pada suhu tetap
konversi naik dengan naiknya tekanan hingga titik kritis, dimana pada titik
11

ini reaktan berada pada fase cair. Untuk perbandingan NH3 dan CO2 yang
stoikiometris suhu 1500C dan tekanan 100 atm memberikan keadaan yang
hampir optimum tetapi pada suhu ini reaksi berjalan lambat. Pada suhu
190 2200C, tekanan yang digunakan berkisar antara 140 250 atm.
( Sumber : http://www.scribd.com/doc/51139931/Sejarah-urea)
c) Perbandingan NH3 dan CO2
Perbandingan NH3 dan CO2 berkisar 3,5 4 karena selain mempengaruhi
suhu reaktor, jumlah ammonia dapat mempengaruhi reaksi secara langsung.
Adanya kelebihan ammonia dapat mempercepat reaksi pertama. Di samping itu,
kelebihan ammonia juga akan mencegah terjadinya reaksi pembentukan biuret
dengan reaksi :
2NH2CONH2(l)

NH2CONHCONH2(l) + NH3(g)

Terbentuknya biuret yang berlebihan tidak diinginkan karena


merupakan racun bagi tanaman sehingga jumlahnya dibatasi hanya 0,5%
dari produk urea. Perbandingan mol NH3:CO2 optimum adalah 4:1.
Dengan nilai itu diharapkan reaksi pertama dapat berjalan cepat sekaligus
mencegah terjadinya pembentukan biuret.
( Sumber : http://www.scribd.com/doc/51139931/Sejarah-urea)
d) Kandungan air dan oksigen
Adanya air akan mempengaruhi reaksi terutama reaksi kedua yaitu
peruraian karbamat menjadi urea dan air sehingga dapat mengurai
konversi karbamat menjadi urea. Pada umumnya, proses didesain untuk
meminimalkan jumlah air yang direcycle ke reaktor. Adanya sedikit
oksigen akan mengurangi korosi. Secara keseluruhan reaksi diatas adalah
eksotermis sehingga diperlukan pengaturan terhadap suhu didalam reaktor

12

supaya suhu tetap pada kondisi optimum, untuk mengatur suhu maka
diatur:

Jumlah ammonia masuk reactor

Jumlah larutan ammonium karbamat recycle yang


masuk reactor
Pengaturan suhu ammonia umpan dalam ammonia

preheater.

Sebagai hasil reaksi di atas maka komponen yang keluar reaktor


adalah urea, biuret , ammonium karbamat, kelebihan ammonia dan
air.
( Sumber : http://merasaunique.blogspot.com/2010/07/faktor-yangmempengaruhi-pembuatan-urea.html )
2.5 Proses Pembuatan Urea
Bahan baku dalam pembuatan urea adalah gas CO 2 dan NH3 cair yang
dipasok dari pabrik ammonia. Proses pembuatan urea dapat dibagi menjadi
enam unit. Unit-unit proses tersebut adalah sintesa unit, purifikasi unit,
kristaliser unit, prilling unit, recovery unit, dan terakhir proses kondesat
treatment unit.
1. Sintesa Unit
Unit ini merupakan bagian terpenting dari pabrik urea untuk
mensintesa dengan mereaksikan NH3 cair dan CO2 gas di dalam urea
reactor dan ke dalam reactor ini dimasukkan juga larutan recycle
karbamat yang berasal dari bagian recovery. Tekanan operasi proses
sintesa 175 kg/cm2G. Hasil sintesa urea dikirim ke bagian purifikasi
untuk dipisahkan ammonium karbamat dan kelebihan amonianya setelah
dilakukan stripping oleh CO2.
2. Purifikasi Unit

13

Ammonium karbamat yang tidak terkonversi dan kelebihan


ammonia di unit sintesa diuraikan dan dipisahkan dengan cara
penurunan tekanan, yaitu pada 17 kg/cm2G dan 22,2 kg/cm2G. Hasil
penguraiannya berupa gas CO2 dan NH3 dikirim ke bagian recovery
sedangkan larutan urea dikirim kembali ke bagian kristaliser.
3. Kristaliser Unit
Larutan urea dari unit purifikasi dikristalkan di bagian ini secara
vakum kemudian kristal urea dipisahkan di pemutar sentrifugal. Panas
yang diperlukan untuk menguapkan air diambil dari panas sensible
larutan urea maupun panas kristalisasi urea dari panas yang diambil dari
sirkulasi urea slurry ke HP absorber dari recovery.
4. Prilling Unit
Kristal urea keluaran pemutar sentrifugal dikeringkan sampai
99,8 % dari berat dengan udara panas kemudian dikirimkan ke bagian
atas prilling tower untuk dilelehkan dan dari distributor dijatuhkan ke
bawah sambil didinginkan oleh udara dri bawah dan menghasilkan
produk urea butiran (prill). Produk urea dikirm ke bulk storage dengan
belt conveyor.
5. Recovery Unit
Gas NH3 dan gas CO2 yang dipisahkan di bagian purifikasi
diambil kembali dengan dua langkah absorbsi dengan menggunakan
mother liquid sebagai absorben, kemudian direcycle kembali ke bagian
sintesa.

6. Proses Kondesat Treatment Unit


Uap air yang menguap dan dipisahkan dengan kataliser
didinginkan dan dikondensasikan. Sejumlah kecil urea, CO 2 dan NH3,
kemudian diolah dan dipisahkan di stripper dan hydrolyser. Gas NH 3 dan
gas CO2 dikirim kembali ke bagian purifikasi untuk direcover sedang air
kondesatnya dikirm ke utilitas.

14

Pabrik utilitas adalah pabrik yang menghasilkan bahan-bahan


pembantu maupun energi yang dibutuhkan oleh pabrik ammonia dan
urea. Produk yang dihasilkan dan diolah dari pabrik utilitas ini antara
lain air bersih, air pendingin, air demin, udara pabrik, udara instrument,
tenaga listrik, dan uap air.
(Sumber : http://www.scribd.com/doc/45275884/Makalah-Industri-Pupuk-Urea)
2.6 Diagram Alir Pembuatan Urea

Diagram peralatan pada proses pembuatan pupuk urea


(Sumber : http://www.scribd.com/doc/45275884/Makalah-Industri-Pupuk-Urea)

15

Dimulai dari ladang-ladang gas yang banyak terdapat di sekitar


Prabumulih yang diusahakan oleh Pertamina, gas alam yang bertekanan rendah
dikirim melalui pipa-pipa berukuran 14 inchi ke pabrik pupuk PT Pupuk
Sriwidjaja, di Palembang. Gas alam ini dimasa-masa yang lalu tidak
dimanfaatkan orang dan dibiarkan habis terbakar. Menjelajah hutan-hutan,
rawa-rawa, sungai, bukit-bukit dan daerah-daerah yang sulit dilalui, gas alam
bertekanan rendah ini dikirim melalui pipa-pipa sepanjang ratusan kilometer
jauhnya menuju pemusatan gas alam di pabrik pupuk di Palembang. Gas
bertekanan rendah, melalui proses khusus pada kompresor, gas diubah menjadi
gas yang bertekanan tinggi. Kemudian gas ini dibersihkan pada unit Sintesa
Gas untuk menghilangkan debu, lilin dan belerang.
Pertemuan antara gas yang sudah diproses dengan air dan udara pada unit
sintesa ini menghasilkan tiga unsur kimia penting, yaitu unsur gas N 2 (zat
lemas), unsur zat air (H2), dan unsur gas asam arang (CO 2), Ketiga unsur kimia
penting ini kemudian dilanjutkan prosesnya. Zat lemas (N2) dan zat air (H2)
bersama-sama mengalir menuju Unit Sintesa Urea. Pada sintesa amoniak, zat
lemas (N2) dan zat air (H2) diproses menghasilkan amoniak (NH3). Gas asam

16

arang (CO2), yang dihasilkan pada unit Sintesa Gas, kemudian bereaksi dengan
amoniak pada unit Sintesa Urea. Hasil reaksi ini adalah butir-butir urea yang
berbentuk jarum dan mudah menyerap air.
Oleh karena itu proses pembuatan dilanjutkan lagi pada Menara Pembutir,
dimana bentuk butir-butir tajam itu diubah dengan suatu tekanan yang tinggi
menjadi butir-butir Urea bulat yang berukuran 1 sampai 2 milimeter sehingga
mempermudah petani menabur dan menebarkannya pada sawah-sawah mereka.
Pada umumnya, butir-butir Urea itu dibungkus dengan karung plastik dengan
berat 50 Kilogram.
(Sumber : http://www.pusri.co.id/indexA.php)

17

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 TINJAUAN TERMODINAMIKA
Reaksi :
NH2CONH4(aq)

NH2CONH2(aq) + H2O(l)

H = 41,43 KJ

180-210OC. 140-250 atm


Introduction Chemical Engineering Thermodynamics
Melalui tahapan reaksi tersebut, dari table thermodinamika dapat
diperoleh masing-masing panas pembentukan standarnya (H298).
H NH2CONH2(aq) = -225,949
H H2O(l)
= -285,830
H NH2CONH4(aq) = -470,349
Sehingga H298 dapat dihitung, yaitu
H298 = H Produk H Reaktan
= [ ( H NH2CONH2(aq) + H H2O(l) ) - ( H NH2CONH4(aq)) ]
= [ ( -225,949 + (-285,830) ) (-470,349) ]
= 41,43 KJ
Panas reaksi bernilai positif (+), sehingga secara thermodinamika, proses
yang terjadi adalah reaksi endotermis.
Reaksi bersifat dapat balik (reversible) atau searah (irreversible) dapat
ditentukan secara thermodinamika, yaitu berdasarkan persamaan Vant Hoft.
Introduction Chemical Engineering Thermodynamics
Melalui tahapan reaksi tersebut, dari tabel Perry, dapat diperoleh masingmasing panas pembentukan standarnya (G298).
G0 f NH2CONH2
= -16,225 kJ/mol
G0 f H2O
= -21,302 kJ/mol
0
G f NH2COONH4
= -2,450 kJ/mol
Perubahan energy gibbs dapat dihitung dengan
G0 =
G Produk G Reaktan
=
G0 f NH2CONH2 + G0 f H2O - G0 f NH2COONH4
=
-16,225 kJ/mol - 21,302 kJ/mol + 2,450 kJ/mol
=
-35,077 kJ/mol
Mencari harga K dengan cara
G0 =
- RT ln K
G
ln K=
RT

18

35,077 kJ /mol
K = - 8,314 J X 180
mol k
K180

= 1,057

Karena nilai K > 1, dapat dikatakan reaksi bersifat irreversible. Jadi dapat
disimpulkan bahwa pembuatan urea dengan proses haber bosch adalah reaksi
endotermis irreversible.
Setelah mendapatkan nilai konstanta kesetimbangan (K), maka kita dapat
mencari konversi dengan rumus di bawah ini :
X A=

K
K+ 1
(Levenspiel, 1957)

Suhu yang digunakan pada hubungan suhu dengan konversi dinamika


adalah 25-225

pada tekanan 1 atm. Suhu dan tekanan diperoleh dari

perbandingan kondisi optimum pabrik yaitu suhu 180-2100C pada tekanan 140250 atm (PT Pupuk Kaltim, 2012)
Dengan rumus hubungan suhu dan konversi termodinamika maka
didapatkan data sebagai berikut:
Pada suhu 25oC (298,15 K)
ln

H r 1
K
1
=
(
)
K 298
R
T 298

ln

K
41,43
1
1
=
(

)
1,057 8,314 298,15 298,15

K=1,057

19

Dengan rumus
Xa=

K
K +1

Maka didapat Xa = 0,5139


T( )

Xa

25

0,5139

50

0,7939

75

0,921

100

0,9682

125

0,986

150

0,9933

175

0,9965

200

0,998

225

0,9988

20

Gambar 3.1 Grafik Suhu vs Konversi Termodinamika


3.2 TINJAUAN KINETIKA
Secara umum, derajat kelangsungan reaksi ditentukan dengan konstanta
kecepatan reaksi (k), orde reaksi (n), dan konsentrasi reaktan. Sedangkan
harga konstanta kecepatan ditentukan oleh energi aktivasi (Ea), faktor
tumbukan, dan suhu reaksi.
Bila ditinjau dari segi kinetika reaksi sesuai dengan rumus Arrhenius :
k = Ae(-Ea/RT)
Dimana,
k

: Konstanta kecepatan reaksi

: Faktor Tumbukan

Ea

: Energi Aktivasi

: Konstanta gas ideal

: Temperatur

Persamaan pendekatan kecepatan reaksi pembentukan urea adalah


NH2CONH4(aq)

NH2CONH2(aq) + H2O(l)

H = 41,43 KJ

180-210OC. 140-250 atm


k = (2,589)(e-110/RT) m3/kmol det.

21

Dalam hal ini kami meninjau kinetika reaksi sehingga diperoleh grafik suhu
vs konversi dengan rumus seperti di bawah ini:
k
Xa=
k +1

( )

1
2

(Levenspiel,1957)
Suhu yang digunakan pada hubungan suhu dengan konversi
dinamika adalah 25-225

pada tekanan 1 atm. Suhu dan tekanan

diperoleh dari perbandingan kondisi optimum pabrik yaitu suhu 180-2100C


pada tekanan 140-250 atm (PT Pupuk Kaltim, 2012)
Pada suhu 25oC (298,15 K)
k =A . eEa/ RT
110/ 1,987.298,15

k = 2,589. e

k = 2,15
Dengan rumus
Xa=

k
k +1

( )

1
2

Maka didapat Xa = 0,826

T(

Xa

25

0,826

50

0,828

75

0,829

100

0,831

125

0,832

150

0,833

175

0,834

200

0,835

225

0,836

22

Grafik Suhu vs Konversi

thermodinamika

23

Gambar 3.2 Grafik Suhu vs Konversi Kinetika

Grafik Suhu vs Konversi

thermodinamika
X (konversi)

kinetika

T (suhu)

Menurut data percobaan tersebut, diperoleh titik suhu optimum, yaitu pada
suhu 50 C dengan konversi 82 %. Pada literature, konversi pembuatan urea
adala 52,1%, maka penyimpangan yang terjadi sebesar 57,4%.
(Sumber: http://www.scribd.com/doc/82243706/48/Gambar-4-1-Diagramtiga-fasa-amonia-CO2-Urea-H2O)

24

BAB IV
PENUTUP
5.3 Kesimpulan
Urea adalah suatu senyawa organik yang terdiri dari unsur karbon,
hydrogen, oksigen dan nitrogen dengan rumus CON2H4 atau (NH2)2CO. Urea
bermanfaat untuk bidang pertanian, industry kimia, system automobile, dan
penggunaan komersial lainnya. Bahan baku pembuatan urea adalah liquid
amoniak (NH3) dan gas karbon dioksida (CO2). Sintesa dapat ditulis menurut
persamaan reaksi sebagai berikut :
2NH3(l) + CO2(g)

NH2CONH2(aq) + H2O(l)

Dengan mengkondisikan reaksi dengan tekanan 141 200 kg/cm 2 ,


temperatur 183 190 0C dan rasio mol NH3 / CO2 = 3,5 4. Proses pembuatan
urea dibagi menjadi enam unit. Unit-unit proses tersebut adalah sintesa unit,
purifikasi unit, kristaliser unit, prilling unit, recovery unit, dan terakhir proses
kondesat treatment unit. Berdasarkan tinjauan thermodinamika, pembuatan
urea dengan proses haber bosch adalah reaksi endotermis irreversible dan
berdasarkan tinjauan kinetika dengan kenaikan suhu reaksi, harga konstanta
kecepatan reaksi akan semakin besar dan konversinya semakin besar pula.
Suhu optimum pembuatan urea adalah 50 oC dengan konversi 82%. Reaktor
urea dilengkapi dengan sieve tray yang mempunyai volume cukup untuk
mengakomodasi residence time dari reaksi endotermis yang relative lambat
dimana karbamat dikonversi menjadi urea. Sieve tray ini berfungsi agar
pencampuran reaktan (gas liq) berlangsung baik dengan spesifikasi volume
vessel dan residence time yang dibutuhkan di reaktor.
5.4 Saran
a. Sebaiknya pada pembuatan urea suhu operasi dijaga konstan pada suhu
optimal, agar konversi yang didapat juga optimal
b. Apabila suhu operasi rendah alangkah baiknya ammonia dibuat
berlebih, agar konversi tetap optimal

25

c. Dalam opersai perbandingan maksimum mol NH3 dengan CO2 adalah


4 : 1 agar tidak terjadi pembentukan biuret.
d. Bagi produsen sebaiknya packing urea dibuat lebih menarik dan
memiliki ragam berat yanag bervariasi dan didistribusikan dalam
waktu yang cepat.
e. Bagi konsumen hendaknya berhati-hati saat menggunakan urea, karena
urea tidak memiliki rasa namun berbahaya.

DAFTAR PUSTAKA

26

Perry Roert H., Don Green,Perrys Chemical Engineers Handbook, 5th edition,
McGraw-Hill, NewYork, 1973
Smith J.M - Van Ness-H.C M.M. Abbott, introduction to Chemical Engineering
Thermodynamics,6th,McGraw-Hill, NewYork, 1975
http://bingo3374.wordpress.com/2008/07/23/proses-pembuatan-urea-scr-umum/
http://id.wikipedia.org/wiki/Urea
http://mbahinox.wordpress.com/2009/03/25/karakteristik-senyawa-dalampembuatan-urea-dan-reaksi/
http://merasaunique.blogspot.com/2010/07/faktor-yang-mempengaruhipembuatan-urea.html
http://www.google.co.id/imgres?
imgurl=http://www.kppbumn.depkeu.go.id/Industrial_Profile/PK4/Proses
%2520Pembuatan
%2520Pupuk_files/PabrikUrea.jpg&imgrefurl=http://www.kppbumn.depkeu.g
o.id/Industrial_Profile/PK4/Proses%2520Pembuatan%2520Pupuk.htm&usg
http://www.pusri.co.id/indexB02.php
http://www.scribd.com/doc/45275884/Makalah-Industri-Pupuk-Urea
http://www.scribd.com/doc/51139931/Sejarah-urea

27

Anda mungkin juga menyukai