Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Energi yang sering kita pakai sehari-hari semakin lama semakin berkurang
atau menipis. Pemakaian energi yang tidak terkontrol menimbulkan kelangkaan
atau bahkan habis sama sekali. Oleh karena itu, perlu dipikirkan adanya energi
alternatif untuk pengganti dari energi yang biasanya sering dipakai.
Energi alternatif adalah istilah yang merujuk kepada semua energi yang
dapat digunakan yang bertujuan untuk menggantikan bahan bakar konvensional
tanpa mengakibatkan hal-hal yang tidak diharapkan, seperti mengurangi
penggunaan bahan bakar hidrokarbon yang mengakibatkan kerusakan lingkungan
akibat emisi karbon dioksida yang tinggi, yang berkontribusi besar terhadap
pemanasan global berdasarkan Intergovernmental Panel on Climate Change.
Tenaga air pada dasarnya adalah sebuah kekuatan yang berasal dari energi
air yang mengalir. Hal pertama yang perlu diketahui adalah tenaga air merupakan
sumber energi bersih yang terbarukan dan tidak mencemari planet kita dengan
emisi CO2 yang berbahaya, tidak seperti pembakaran pada bahan bakar fosil.
Meskipun tenaga air tidak menimbulkan polusi udara dan tidak berkontribusi pada
masalah perubahan iklim seperti pada bahan bakar fosil, tenaga air tidak
sepenuhnya merupakan sumber energi ramah lingkungan.
Salah satu contoh energi alternatif adalah energi air. Energi air adalah
sebuah energi yang berasal dari air yang mengalir. Energi air adalah energi yang
telah dimanfaatkan secara luas di Indonesia yang dalam skala besar telah
digunakan sebagai pembangkit listrik. Beberapa perusahaan di bidang pertanian
bahkan juga memiliki pembangkit listrik sendiri yang bersumber dari energi air.
Di masa mendatang untuk pembangunan pedesaan termasuk industri kecil yang
jauh dari jaringan listrik nasional, energi yang dibangkitkan melalui sistem
mikrohidro diperkirakan akan tumbuh secara pesat.

1.2 Rumusan Masalah


Pada penulisan makalah ini perumusan masalah antara lain :
1.
2.
3.
4.

Berasal dari manakan sumber-sumber energi air ?


Bagaimana pemanfaatan energi air ?
Bagaimana potensi PLTA dan Mikrohidro di Indonesia ?
Apa sajakah kekurangan dan kelebihan dari energi air di Indonesia ?

1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah
1. Untuk mengetahui sumber-sumber energi air
2. Memberikan informasi potensi energi air di Indonesia
3. Mengetahui pemanfaatan energi air serta kekurangan dan kelebihan energi
air serta potensi energi air di Indonesia

1.4 Manfaat
Dari pembuatan makalah ini diharapkan dapat berguna bagi proses
pembelajaran mengenai energi konvensional dan energi non konvensional
terutama mengenai Energi Air yang menjadi fokus pada pemabahasan di makalah
ini.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Air


Air merupakan sumber energi yang murah dan relatif mudah didapat,
karena pada air tersimpan energi potensial (pada air jatuh) dan energi kinetik
(pada air mengalir). Tenaga air (Hydropower) adalah energi yang diperoleh dari
air yang mengalir. Energi yang dimiliki air dapat dimanfaatkan dan digunakan
dalam wujud energi mekanis maupun energi listrik. Pemanfaatan energi air banyak
dilakukan dengan menggunakan kincir air atau turbin air yang memanfaatkan
adanya suatu air terjun atau aliran air di sungai. Besarnya tenaga air yang tersedia
dari suatu sumber air bergantung pada besarnya head dan debit air. Air adalah
substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air memiliki dua atom
hidrogen kovalen terikat pada atom oksigen tunggal. Air muncul di alam dalan
semua tiga negara umum dari materi dan dapat mengambil berbagai bentuk di
bumi seperti uap air dan awan di langit, air laut dan gunung es dilautan kutub,
gletser dan sungai-sungai di pegunungan, dan cairan pada akuifer.
Pada suhu dan tekana yang tinggi, seperti di pedalaman planet raksasa, ia
berpendapat bahwa air ada air inonik dimana molekul terurai menjadi sub ion
hidrogen dan oksigen, dan pada tekanan bahkan lebih tinggi sebagai air superionik
dimana oksigen mngkristal tetapi ion hidrogen mengapung dengan bebas dalam
kisi oksigen.

2.2 Sumber-sumber energi air


2.2.1 Energi Kandungan Mekanis Air
a. Air Terjun
Pada dasarnya ada 3 faktor utama dalam penentuan pemakaian suatu
potensi sumber tenaga air untuk pembangkit tenaga listrik, yaitu :

Jumlah air yang tersedia


Tinggi terjun yang bisa dimanfaatkan
Jarak Lokasi

Perlu kita ketahui bahwa potensi energi air terjun adalah memanfaatkan
energi dari ketinggian atau potensial yang selanjutnya dikonversi menjadi energi
kinetik untuk menggerakkan sirip dan memutar turbin selanjutnya dirubah
menjadi energi listrik. Menurut perkiraan, potensi tenaga air yang dapat diperoleh
secara teoritis adalah 48,23 1012

Kwh setahun atau 11,011 GW, bila

diperhitungkan faktor kapasitas besar 50 %. Dari jumlah ini, potensi secara teknis
dapat dikembangkan diperkirakan sebanyak 19,39 1012 Kwh atau 4,426 GW.
Pemanfaatan sumber air yang belum optimal sesuai dengan teoritis karena
disebabkan kondisi geografis antara sumber energi air dengan pusat pembangkit
serta transmisi yang menghubungkan antara pusat pembangkit listrik dengan
konsumen listrik.
b. Energi Pasang Surut
Pada dasarnya, antara tenaga pasang surut dan tenaga air konvensional
terdapat kesamaan, yaitu keduanya adalah tenaga air, yang memanfaatkan grafitasi
tinggi jatuh air untuk pembangkit tenaga listrik. Perbedaan utama secara garis
besar adalah sebagai berikut:
o Pasang surut menyangkut aurs air periodik dua arah dengan dua kali
pasang dan dua kali surut tiap hari.
o Operasi di lingkungan air laut memerlukan bahan-bahan kontruksi
yang lebih tahan korosi.

o Tinggi jatuh relatih sangat kecil (maks 11 m) bila dibandingkan


dengan instalasi hidro lainya.
Berdasarkan pengalaman, energi yang dapat dimanfaatkan adalaha sekitar 8
sampai 25% dari seluruh energi teoritis yang ada, Untuk mendapatkan efisiensi
yang tinggi, sebuah instalasi pasang surut harus memasang kapasitas pembangkit
listrik yang relatif lebih besar. Di lain pihak pusat lisrik tenaga pasang surut tidak
tergantung pada perubahan musim sebagaimana halnya dengan sungai biasa.
c. Energi Ombak dan Arus
Hulls merumuskan daya yang terkandung dalam ombak mempunyai
bentuk sebagai berikut :
P = b.g.T.H/64
Dimana :
P = Daya
b = Berat Jenis
g = Gravitasi
T = Periode
H = tinggi ombak rata-rata
Menurut hulls deretan ombak yang terdapat disekitar pantai selandia baru,
mempunyai tinggi rata-rata 1 meter dan periode 9 sekon, mempunyai daya sebesar
4,3 KW/meter Panjang ombak.
Melalui sistem transmisi, secara hidrolik atau melalui roda gigi,gerakan
seputar engsel dapat menjalankan suatu generator yang membangkitkan tenaga
listrik.Menurut penelitian para ahli,suatu deretan rakit sepanjang 1000 Km akan
dapat membangkitkan tenaga listrik yang setara dengan 25000 MW. Bentuk
desain lain, berdasarkan pengalaman para pelaut, bahwa bila ada sebuah pulau
kecil ditengah laut, bahwa ombak-ombak itu bila mendekati pulau tersebut akan
memutar mengelilingi pulau itu. Dalam desain ini Wirt dan Morrow membuat atol
bendungan berupa sebuah bangunan bahwa air berbentuk kuba, bergaris tengah
lebih kurang 80 meter,yang dapat memnfaatkan efek sebuah atol.
Gelombang laut akan memecah diatas kuba, membentuk spiral alamiah
dan mendorong serta menggerakan suatu deretan daun suduh baling-baling
ditengah bangunan itu, yang ada gilirannya menjalankan sebuah generator.

Dalam lautan terdapat arus-arus yang kuat,dengan air laut yang berpindah
sampai sejauh 1 atau 2000 KM,dengan kecepatan dan pada ketinggian yang
berbeda-beda. Dapat terjadi bahwa pada permukaan laut, air mengalir dengan
kecepatan 1 sampai 2 KM/jam, Sedangkan 100 meter dibawahnya air mengalir
dengan kecepatan 3 sampai 4 Km/jam dengan arah yang berlainan. Gaya-gaya ini
dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan tenaga listrik dengan mempergunakan
roda-roda air yang besar.
Energi gelombang laut/ombak laut adalah energi yang dihasilkan dari
pergerakan gelombang laut menuju daratan dan sebaliknya. Pada dasarnya
pergerakan laut yang menghasilkan gelombang laut terjadi akibat dorongan
pergerakan angin. Angin timbul akibat perbedaan tekanan pada 2 titik yang
diakibatkan oleh respons pemanasan udara oleh matahari yang berbeda di kedua
titik tersebut. Mengingat sifat tersebut maka energi gelombang laut dapat
dikategorikan sebagai energi terbarukan.Gelombang laut secara ideal dapat
dipandang berbentuk gelombang yang memiliki ketinggian puncak maksimum
dan lembah minimum.

Gambar 2.1 Prinsip kerja pembangkit listrik tenaga ombak


Pada selang waktu tertentu, ketinggian puncak yang dicapai serangkaian
gelombang laut berbeda-beda, bahkan ketinggian puncak ini berbeda-beda untuk
lokasi yang sama jika diukur pada hari yang berbeda. Meskipun demikian secara
statistik dapat ditentukan ketinggian signifikan gelombang laut pada satu titik
lokasi tertentu.Bila waktu yang diperlukan untuk terjadi sebuah gelombang laut
dihitung dari data jumlah gelombang laut yang teramati pada sebuah selang

tertentu, maka dapat diketahui potensi energi gelombang laut di titik lokasi
tersebut. Potensi energi gelombang laut pada satu titik pengamatan dalam satuan
kw per meter berbanding lurus dengan setengah dari kuadrat ketinggian signifikan
dikali waktu yang diperlukan untuk terjadi sebuah gelombang laut. Berdasarkan
perhitungan ini dapat diprediksikan berbagai potensi energi dari gelombang laut di
berbagai tempat di dunia. Dari data tersebut, diketahui bahwa pantai barat Pulau
Sumatera bagian selatan dan pantai selatan Pulau Jawa bagian barat berpotensi
memiliki energi gelombang laut sekitar 40 kw/m.
Pada dasarnya prinsip kerja teknologi yang mengkonversi energi
gelombang laut menjadi energi listrik adalah mengakumulasi energi gelombang
laut untuk memutar turbin generator. Karena itu sangat penting memilih lokasi
yang secara topografi memungkinkan akumulasi energi. Meskipun penelitian
untuk mendapatkan teknologi yang optimal dalam mengkonversi energi
gelombang laut masih terus dilakukan, saat ini, ada beberapa alternatif teknologi
yang dapat dipilih.
Alternatif teknologi yang diprediksikan tepat dikembangkan di pesisir
pantai selatan Pulau Jawa adalah Teknologi Tapered Channel (Tapchan). Prinsip
teknologi ini cukup sederhana, gelombang laut yang datang disalurkan memasuki
sebuah saluran runcing yang berujung pada sebuah bak penampung yang
diletakkan pada sebuah ketinggian tertentu (lihat gambar a). Air laut yang berada
dalam bak penampung dikembalikan ke laut melalui saluran yang terhubung
dengan turbin generator penghasil energi listrik. Adanya bak penampung
memungkinkan aliran air penggerak turbin dapat beroperasi terus menerus dengan
kondisi gelombang laut yang berubah-ubah. Teknologi ini tetap memerlukan
bantuan mekanisme pasang surut dan pilihan topografi garis pantai yang tepat.
Teknologi ini telah dikembangkan sejak tahun 1985.

Alternatif teknologi pembangkit tenaga gelombang laut yang lebih banyak


dikembangkan adalah teknik osilasi kolom air (the oscillating water column).
Teknologi ini telah dikembangkan BPPT dengan didirikannya sebuah Pembangkit

Listrik Bertenaga Ombak (PLTO) di Yogyakarta, yaitu model Oscillating Water


Column. Kolom air yang berosilasi (Oscillating Water Column). Alat ini
membangkitkan listrik dari naik turunnya air akibat gelombang dalam sebuah pipa
silindris yang berlubang. Naik turunnya kolom air ini akan mengakibatkan keluar
masuknya udara di lubang bagian atas pipa dan menggerakkan turbin.
Tujuan didirikannya PLTO ini adalah untuk memberikan model sumber
energi alternatif yang ketersediaan sumbernya cukup melimpah di wilayah
perairan pantai Indonesia. Model ini menunjukan tingkat efisiensi energi yang
dihasilkan dan parameter-parameter minimal hiroosenografi yang layak, baik itu
secara teknis maupun ekonomis untuk melakukan konversi energi.

Gambar 2.2 Prinsip kerja PLTO

Dalam PLTO ini proses masuk dan keluarnya aliran ombak pada suatu
ruangan tertentu (khusus) dapat menyebabkan terdorongnya udara keluar dan
masuk melalui sebuah saluran di atas ruang khusus tersebut. Apabila diletakkan
sebuah turbin di ujung saluran tersebut, maka aliran udara yang keluar masuk akan
memutar turbin yang menggerakkan generator. Kelemahan dari model ini adalah
aliran keluar masuk udara dapat menimbulkan kebisingan, akan tetapi karena
aliran ombak sudah cukup bising umumnya ini tidak menjadi masalah besar.
2.2.2 Energi Air Kandungan Termis
2.2.2.1 Konversi Energi Panas Laut

Pada teknologi konversi energi panas laut atau KEPL (Ocean Thermal
Energy Conversion, OTEC), siklus Rankine digunakan untuk menarik arusarus

energi termal yang memiliki sekurang-kurangnya selisih suhu sebesar

20oC. Pada saat ini terdapat dua siklus daya alternatif yang dikembangkan,
yaitu siklus Claude terbuka dan siklus tertutup.
Siklus terbuka dengan mendidihkan air laut yang beroperasi pada
tekanan rendah, menghasilkan

uap

air

panas

yang

melewati

turbin

penggerak/generator. Siklus tertutup menggunakan panas permukaan laut


untuk menguapkan fluida pengerak dengan Amonia atau Freon. Uap panas
menggerakan turbin, kemudian turbin berkerja menghidupkan generator untuk
menghasilkan listrik. Prosesnya, air laut yang

hangat dipompa melewati

tempat pengubah dimana fluida pemanas tekanan rendah diuapkan hingga


menjalankan turbo-generator. Air dingin dari dalam laut dipompa melewati
pengubah kedua mengubah uap menjadi cair kemudian dialiri kembali dalam
sistem.
Dalam siklus Claude terbuka, air laut digunakan sebagai medium kerja
maupun sebagai sumber energi. Air hangat yang berasal dari permukaan laut
diuapkan dalam suatu alat penguap (flash evaporator) dan menghasilkan uap
air dengan tekanan yang sangat rendah, lk 0,02 hingga 0,03 bar dan suhu
kira-kira

20oC. Uap

itu memutar sebuah turbin uap yang merupakan

penggerak mula bagi generator yang menghasilkan energi listrik (Gambar 1).
Karena tekanan uap itu rendah sekali maka ukuran-ukuran turbin
menjadi sangat besar. Setelah melewati turbin, uap yang sudah dimanfaatkan
dialirkan ke sebuah kondensor yang

menghasilkan air tawar. Kondensor

didinginkan oleh air laut yang berasal dari lapisan bawah permukaan laut.
Dengan demikian, metode dengan siklus Claude ini menghasilkan energi listrik
maupun air tawar. Masalah dengan metode ini adalah bahwa ukuran-ukuran
turbin menjadi sangat besar karena tekanan uap yang begitu rendah. Sebagai
contoh, sebuah modul sebesar 10 MW yang terdiri atas penguap, turbin dan
kondensor, akan memerlukan ukuran garis tengah dan panjang 100 meter.

Gambar 2.3 Skema Prinsip Konversi Energi Panas Laut


(Siklus Terbuka)

Dalam kaitan ini maka metode kedua, yaitu dengan siklus tertutup,
merupakan pilihan yang pada saat ini lebih disukai dan digunakan banyak
proyek percobaan. Seperti yang terlihat pada gambar 2, air permukaan yang
hangat dipompa ke sebuah penukar panas atau evaporator, dimana energi
panas dilepaskan kepada suatu medium kerja, misalnya amonia. Amonia cair
itu akan berubah menjadi gas dengan tekanan kira-kira 8,7 bar dan suhu lk
21oC. Turbin berputar menggerakkkan generator listrik yang menghasilkan
energi listrik. Gas amonia akan meninggalkan turbin pada tekanan kira-kira 5,1
bar dan suku lk 11oC dan kemudian di bawa ke kondensor. Pendinginan pada
kondensor mengakibatkan gas amonia itu kembali menjadi bentuk benda cair.

Gambar 2.4 Skema Prinsip Konversi Energi Panas Laut (Siklus


Tertutup

Gambar 2.5 PLT-PL


Di Pantai dan Di Laut

2.3 Potensi dan Pemanfaatan Energi Air di Indonesia


Potensi air sebagai sumber energi terutama digunakan sebagai penyedia
energi listrik melalui pembangkit listrik tenaga air maupun mikrohidro. Potensi
tenaga air di seluruh Indonesia diperkirakan sebesar 75684 MW. Potensi ini dapat
dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik dengan kapasitas 100 MW ke atas
dengan jumlah sekitar 800.
Banyaknya sungai dan danau air tawar yang ada di Indonesia merupakan
modal awal untuk pengembangan energi air ini. Namun eksploitasi terhadap
sumber energi yang satu ini juga harus memperhatikan ekosistem lingkungan
yang sudah ada.
Pemanfaatan energi air pada dasarnya adalah pemanfaatan energi potensial
gravitasi. Energi mekanik aliran air yang merupakan transformasi dari energi
potensial gravitasi dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin atau kincir.
Umumnya turbin digunakan untuk membangkitkan energi listrik sedangkan kincir
untuk pemanfaatan energi mekanik secara langsung. Pada umumnya untuk
mendapatkan energi mekanik aliran air ini, perlu beda tinggi air yang diciptakan
dengan menggunakan bendungan. Akan tetapi dalam menggerakkan kincir, aliran
air pada sungai dapat dimanfaatkan ketika kecepatan alirannya memada.
Pembangkit listrik mikrohidro mengacu pada pembangkit listrik dengan
skala di bawah 100 kW. Banyak daerah pedesaan di Indonesia yang dekat dengan
aliran sungai yang memadai untuk pembangkit listrik pada skala yang demikian.
Diharapkan dengan memanfaatkan potensi yang ada di desa-desa tersebut dapat
memenuhi kebutuhan energinya sendiri dalam mengantisipasi kenaikan biaya
energi atau kesulitan jaringan listrik nasional untuk menjangkaunya.
Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki begitu banyak sumber
daya alam seperti minyak bumi, gas alam, batubara serta potensi-potensi lainnya .
Air merupakan salah satu potensi terbesar yang dimiliki oleh Indonesia sebagai
Pembangkit listrik selain karena ramah lingkungan PLTA juga merupakan
pemasok sekitar 70.000 MW listrik yang ada di Indonesia, berikut beberapa
contoh PLTA di Indonesia :

15

1. Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA Angkup Terdapat di Provinsi DI


Aceh
2. Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA Cibadak Terdapat di Provinsi Jawa
Barat
3. Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA Saguling Terdapat di Provinsi Jawa
barat
4. Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA Selorejo Terdapat di Provinsi Jawa
Timur
5. Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA Sempor Terdapat di Provinsi Jawa
Tengah
6. Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA Sentani Terdapat di Provinsi Papua
7. Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA Tes Terdapat di Provinsi Bengkulu

Hal ini membuktikan bahwa indonesia benar-benar berpotensi untuk


menggunakan air sebagai pembangkit listrik yang kedepannya nanti bisa lebih
dikembangkan lagi agar tidak terlalu bergantung ke energi fossil yang semakin
hari semakin menipis.
2.4 Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
PLTA adalah salah satu pembangkit yang memanfaatkan aliran air untuk
diubah menjadi energi listrik. Energi listrik yang dibangkitkan ini biasa disebut
sebagai hidroelektrik. Pembangkit listrik ini bekerja dengan cara merubah energi
air yang mengalir (dari bendungan atau air terjun) menjadi energi mekanik
(dengan bantuan turbin air) dan dari energi mekanik menjadi energi listrik
(dengan bantuan generator).
Komponen PLTA yang paling konvensional mempunyai empat komponen
utama sebagai berikut :
1. Bendungan, berfungsi

menaikkan

permukaan

air

sungai

untuk

menciptakan tinggi jatuh air. Selain menyimpan air, bendungan juga


dibangun dengan tujuan untuk menyimpan energi.
2. Turbine, gaya jatuh air yang mendorong baling-baling menyebabkan
turbin berputar. Turbin air kebanyakan seperti kincir angin, dengan
menggantikan fungsi dorong angin untuk memutar baling-baling

16

digantikan air untuk memutar turbin. Selanjutnya turbin merubah energi


kenetik yang disebabkan gaya jatuh air menjadi energi mekanik.
3. Generator, dihubungkan dengan turbin melalui gigi-gigi putar sehingga
ketika baling-baling turbin berputar maka generator juga ikut berputar.
Generator selanjutnya merubah energi mekanik dari turbin menjadi energi
elektrik. Generator di PLTA bekerja seperti halnya generator pembangkit
listrik lainnya.
4. Jalur Transmisi, berfungsi menyalurkan energi listrik dari PLTA menuju
rumah-rumah dan pusat industri.

Keterangan

1. Waduk = tempat nampung air sungai


2. Main Gate = pintu air utama
3. Bendungan = penahan laju sungai
4. Penstock = pipa yang nyalurin air dr waduk ke pembangkit
5. Katup Utama = katup buka/tutup
6. Turbin = yang digerakan sama air
7. Generator = pengubah E mekanik jadi E listrik
8. Draftube = penampung air sebelum dibuang
9. Tailrace = pembuangan air
10. Transformator = pengubah listrik
11. Switchyard = pengatur listrik
12. Kabel Transmisi = distributor listrik
13. Spillways = saluran air waduk apabila melebihi batas

17

Besarnya listrik yang dihasilkan PLTA tergantung dua factor sebagai berikut :
1. Berapa besar air yang jatuh. Semakin tinggi air jatuh, maka semakin besar
tenaga yang dihasilkan. Biasanya, tinggi air jatuh tergantung tinggi dari
suatu bendungan. Semakin tinggi suatu bendungan, semakin tinggi air
jatuh maka semakin besar tenaga yang dihasilkan. Ilmuwan mengatakan
bahwa tinggi jatuh air berbanding lurus dengan jarak jatuh. Dengan kata
lain, air jatuh dengan jarak dua satuan maka akan menghasilkan dua satuan
energi lebih banyak.
2. Jumlah air yang jatuh. Semakin banyak air yang jatuh menyebabkan turbin
akan menghasilkan tenaga yang lebih banyak. Jumlah air yang tersedia
tergantung kepada jumlah air yang mengalir di sungai. Semakin besar
sungai akan mempunyai aliran yang lebih besar dan dapat menghasilkan
energi yang banyak. Tenaga juga berbanding lurus dengan aliran sungai.
Dua kali sungai lebih besar dalam mengalirkan air akan menghasilkan dua
kali lebih banyak energi.
Prinsip dasar pemanfaatan sumber energi ini adalah dengan
a. mengandalkan jumlah debit air
b. dengan memanfaatkan ketinggian jatuhnya air.
Berdasarkan konstruksinya, ada dua cara pemanfaatan tenaga air untuk
pembangkit listrik:
a) memanfaatkan aliran air sungai tanpa membangun bendungan dan
reservoir atau yang sering disebut dengan Run-of-river Hydropower
b) membangun bendungan dan membuat reservoir untuk mengalirkan air
ke turbin.

18

Secara umum cara kerja PLTA adalah dengan memanfaatkan energi dari
aliran air dalam jumlah debit tertentu dari sumber air (sungai, danau, atau waduk)
melalui intake, kemudian dengan menggunakan pipa pembawa (headrace) air
diarahkan

menuju

turbin. Beberapa

PLTA biasanya

menggunakan

pipa

pesat (penstock) sebelum dialirkan menuju turbin/kincir air, dengan tujuan


meningkatkan

energi

dalam

air

dengan

memanfaatkan

gravitasi

dan

mempertahankan tekanan air jatuh.

Gambar 2.6 Pembangkit Listrik Tenaga Air


(a) dengan bendungan

(b) tanpa bendungan

Turbin yang tertabrak air akan memutar generator dalam kecepatan


tertentu, sehingga terjadilah proses konversi energi dari gerak ke listrik.
Sementara air yang tadi digunakan untuk memutar turbin dikembalikan ke
alirannya. Energi listrik yang dibangkitkan dapat digunakan secara langsung,
disimpan dalam baterai ataupun digunakan untuk memperbaiki kualitas listrik
pada jaringan.

19

Keunggulan dan Kekurangan PLTA


Ada beberapa keunggulan dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang dapat
dirangkum secara garis besar sebagai berikut :
1. Respon pembangkit listrik yang cepat dalam menyesuaikan kebutuhan
beban. Sehingga pembangkit listrik ini sangat cocok digunakan sebagai
pembangkit listrik tipe peak untuk kondisi beban puncak maupun saat
terjadi gangguan di jaringan.
2. Kapasitas daya keluaran PLTA relatif besar dibandingkan dengan
pembangkit energi terbarukan lainnya dan teknologinya bisa dikuasai
dengan baik oleh Indonesia.
3. PLTA umumnya memiliki umur yang panjang, yaitu 50-100 tahun.
4. Bendungan yang digunakan biasanya dapat sekaligus digunakan untuk
kegiatan lain, seperti irigasi atau sebagai cadangan air dan pariwisata.
5. Bebas emisi karbon yang tentu saja merupakan kontribusi berharga bagi
lingkungan.
Kekurangan dari pembangunan PLTA/kerugiannya yaitu sebagai berikut:
1. Pada
2.
3.
4.
5.

lingkungan,

yaitu

mengganggu

keseimbangan

sungai/danau akibat dibangunnya bendungan.


Biaya investasi paling mahal.
Pembangunan bendungan memakan waktu yang lama.
Memerlukan lahan yang luas.
Disamping itu terkadang, kerusakan pada bendungan dapat menyebabkan
resiko kecelakaan dan kerugian yang sangat besar.

Data PLTA di Sumatera Selatan


No
.
1
2
3
4
5
6

ekosistem

Nama

Lokasi

Kapasitas

PLTA Maninjau
PLTA Singkarak
PLTA Batang
Agam
PLTA Koto
Panjang
PLTA Talang
Lembu
PLTA Musi

Sumatera Barat
Sumatera Barat
Sumatera Barat

4 x 17 MW
4 x 43 MW
3 x 3,5 MW

Riau

3 x 38 MW

Riau

2 x 16 MW

Sumatera Selatan

3 x 70 MW

20

7
8
9

PLTA Tes
PLTA Way Besai
PLTA Batu Tegi

Bengkulu
Lampung
Lampung

1 x 17 MW
2 x 45 MW
2 x 14 MW

2.5 Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)


Pembangkit listrik mikrohidro adalah suatu pembangkit yang dapat
menghasilkan energi listrik sampai dengan 100 KW sedangkan untuk pembangkit
listrik yang dapat menghasilkan energi listrik sebesar 100 KW 5 MW
didefinisikan sebagai pembangkit listrik. Secara teknis, mikrohidro mempunyai
tiga komponen utama yaitu air sumber energi, turbin dan generator.

Air yang mengalir dengan kapasitas tertentu disalurkan dengan ketinggian


tertentu melalui pipa pesat menuju rumah instalasi (powerhouse). Di rumah
instalasi, air tersebut akan menumbuk turbin sehingga akan menghasilkan energi
mekanik berupa berputarnya poros turbin. Putaran poros turbin ini akan memutar
generator sehingga dihasilkan energi listrik. Secara skematis ditunjukkan pada
gambar 2.1. berikut ini :

Gambar 2.7 Skema PLTMH

21

Cara kerja PLTMH sebagai berikut, Aliran sungai dibendung agar


mendapatkan debit air (Q) dan tinggi jatuh air (H), kemudian air yang dihasilkan
disalurkan melalui saluran penghantar air menuju kolam penenang, Kolam
penenang dihubungkan dengan pipa pesat, dan pada bagian paling bawah di
pasang turbin air. Pada turbin air akan berputar setelah mendapat tekanan air (P)
dan perputaran turbin dimanfaatkan untuk memutar generator, Setelah mendapat
putaran yang constan maka generator akan menghasilkan tegangan listrik, yang
dikirim kekonsumen melalui saluran kabel distribusi ( JTM atau JTR).
Manfaat penerapan PLTMH di Indonesia adalah sebagai berikut :

Meningkatkan Kualitas hidup masyarakat


Memberikan penerangan (lampu), dengang kualitas lebih baik,

sehingga jam belajar dan beraktifitas lebih panjang


Membukakan akses pada informasi (radio, Televisi, internet)
Memberikan akses pada sumber air minum dan pertanian
Menciptakan bisnis baru didesa (jadi distributor/service center

yang mampu dilakukan oleh Koperasi


Menciptakan lapangan kerja di desa (penjualan dan service center

memerlukan banyak tenaga lokal)


Menciptakan Tenaga Teknisi di desa
Mengatur tata lahan air, untuk irigasi pertanian.

Gambar 4.6 menunjukkan manfaat PLTMH di masyarakat khususnya di


pedesaan.

22

23

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa Air
merupakan sumber energi yang luas yang bisa digunakan, ada beberapa
pembangkit listrik yang bisa kita gunakan diantaranya :

PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)


PLTO (Pembangkit Listrik Tenaga Ombak)
PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga MikroHidro)
Banyak keuntungan yang bisa kita dapatkan apabila menggunakan

pembangkit tenaga air, serta bersahabat dengan lingkungan sekitar. Lagipula


potensi air di Indonesia sangatlah besar sehingga bisa mendapatkan sumber energi
air yang sangat mudah dan besar, serta dapat mengurangi pemakaian energi fosil
sebagai bahan bakar pada pembangkit listrik yang semakin hari semakin
berkurang bahkan kandungan minyak bumi sekarang hanya cukup untuk 19 tahun
lagi.
3.2 Saran
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari ada banyak kekurangan.
Untuk itu saran dan bimbingan sangat diperlukan untuk menyempurnakan
makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

24

http://4bri.blogspot.com/2011/11cara-kerja-pembangkit-listriktenaga.html#ixzz2TBJzkFqd
Diakses : 17 April 2013
http://iskandardotmansyur.blogspot.com/2011/04/pltmh.html
Diakses : 17 April 2013
http://www.usu.ac.id/id/files/pidato/ppgb/2008/ppgb_2008_farel_napitulupu.pdf
Diakses : 17 April 2013
http://www.alpensteel.com/article/66-105-energi-sungai-plta--waduk-bendungan/4164--sembilan-plta-di-sumatera-bagian-selatan-dantengah.html

Diakses : 18 Mei 2013

25

Anda mungkin juga menyukai