Kanker Payudara PDF
Kanker Payudara PDF
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Kanker Payudara
2.1.1.
Definisi
Dalam istilah kedokteran, semua benjolan disebut tumor. Benjolan atau
ada yang jinak dan ada yang ganas, tumor yang ganas itulah yang disebut kanker.
Kanker payudara adalah tumor ganas yang berasal dari kelenjar payudara.
Termasuk saluran kelenjar air susu dan jaringan penunjangnya (Darwito, 2009).
2.1.2.
Faktor resiko
Penyebab pasti kanker payudara tidak diketahui. Meskipun demikian, riset
2.1.3.
Gejala klinis
Tanda awal dari kanker payudara adalah ditemukannya benjolan yang
terasa berbeda pada payudara. Jika ditekan, benjolan ini tidak terasa nyeri.
Awalnya benjolan ini berukuran kecil, tapi lama kelamaan membesar dan
akhirnya melekat pada kulit atau menimbulkan perubahan pada kulit payudara
atau puting susu. Berikut merupakan gejala kanker payudara: benjolan pada
payudara yang berubah bentuk atau ukuran, kulit payudara berubah warna: dari
merah muda menjadi coklat hingga seperti kulit jeruk, puting susu masuk ke
dalam (retraksi), salah satu puting susu tiba-tiba lepas atau hilang, bila tumor
sudah besar, muncul rasa sakit yang hilang-timbul, kulit payudara terasa seperti
terbakar, payudara mengeluarkan darah atau cairan yang lain, tanpa menyusui.
Tanda kanker payudara yang paling jelas adalah adanya borok (ulkus) pada
payudara. Seiring dengan berjalannya waktu, borok ini akan menjadi semakin
besar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara. Gejala
lainnya adalah payudara sering berbau busuk dan mudah berdarah (Pane, M.,
1990).
2.1.4.
Patogenesis
Patogenesis terjadinya kanker payudara juga disebut karsinogenesis. Pada
tahun 1950 diketahui bahwa hormon steroid memegang peranan penting untuk
terjadinya kanker payudara. Tahun 1980 mulai terbuka pengetahuan tentang
adanya beberapa onkogen dan gen suprespor, keduanya memegang peranan
penting untuk progresi tumor, adesi antar sel dan faktor pertumbuhan. Abad 20,
mulailah diketahui tentang siklus sel serta perbaikan DNA dan kematian sel
(apoptosis) serta regulasinya. Kemudian abad 21 ini mulai berkembang
pengetahuan yang menguak tentang kegagalan terapi kanker. Tentang mekanisme
resistensi terhadap kemoterapi, antiestrogen, radiasi dan pengetahuan tentang
proses invasi, angiogenesis dan metastasi. Pada tahun 1971 Folkman
mengetengahkan bahwa pertumbuhan tumor tergantung pada angiogenesis dimana
tumor akan mengaktifkan endothelial sel dalam kondisi dorman untuk
berproliferasi dengan mengeluarkan isyarat kimia. Hipotesis Folkman ini
2.2.
Obesitas
2.2.1.
Definisi
Obesitas adalah keadaan di mana terdapat kelebihan lemak dalam tubuh.
Standar definisi dari obesitas dilihat berdasarkan indeks massa tubuh (IMT). IMT
diukur dengan satuan berat badan dan tinggi badan ((Berat badan/tinggi badan
(kg/m2)). Obesitas dapat meningkatkan mortalitas (angka kematian) seseorang
dengan penyakit kronis yang mengancam jiwa seperti diabetes melitus tipe 2,
penyakit jantung dan pembuluh darah, kantung empedu, sensitifitas hormon dan
kanker payudara. Index Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) adalah
suatu alat bantu untuk mengetahui status gizi seseorang. Index Massa Tubuh
tersedia dalam kriteria Asia Pasifik dan WHO. Terdapat perbedaan kategori dalam
kriteria Asia Pasifik dan WHO. Kriteria Asia Pasifik diperuntukkan untuk orangorang yang berdomisili di daerah Asia, karena Index Massa Tubuhnya lebih kecil
sekitar 2-3 kg/m2 dibanding orang Afrika, orang Eropa, orang Amerika, ataupun
orang Australia (Bethesda, 1998).
Batas Normal
Obese kelas I
Obese kelas II
Gambar 2.1 Klasifikasi Presentase Lemak tubuh sesuai usia. (Deurenberg, 2000)
2.2.2.
genetik,
patofisiologi
obesitas.
Secara
ringkas,
obesitas
merupakan
gangguan
akibat daripada perubahan tipe dan jumlah asupan gizi. Bagaimanapun kondisi
genetik individu itu, obesitas tidak mungkin akan terjadi tanpa pengambilan
makanan (Kumar dan Mitchell, 2007).
2.2.3. Komplikasi obesitas
Obesitas, terutamanya obesitas sentral, meningkatkan risiko diabetes,
hipertensi, hipertrigliseridemia dan kanker. Peningkatan berat badan juga akan
menyebabkan peningkatan resistensi terhadap insulin (Hiperinsulinemia)
(Kumar dan Mitchell, 2007).
2.2.4. Penatalaksanaan
Strategi menurunkan berat badan harus melakukan modifikasi diet,
aktivitas fisik, kebiasaan dan hindari stress. Diet yang dianjurkan adalah makan
yang secukupnya,
karbohidrat dan lemak. Kira-kira karbohidrat yang dikonsumsi 55-65% dari total
energi. Buah-buahan, gandum dan sayuran diperbanyak, dan kurangi konsumsi
alkohol. Salah satu faktor yang tidak kalah penting untuk program penurunan
berat badan adalah meningkatkan aktivitas fisik sehari-hari. Aktivitas fisik yang
dianjurkan untuk obesitas adalah aktivitas yang tidak terlalu berat seperti jalan
kaki dan turun-naik tangga. Aktivitas yang intensitas rendah sampai sedang
sangat dianjurkan . Apabila sudah melaksanakan perubahan gaya hidup diatas,
namun masih belum berhasil, dapat konsultasikan ke dokter anda untuk
penatalaksanaan dengan obat-obatan maupun tindakan lainnya (operasi). Ada dua
obat resep yang sudah di izinkan oleh Food and Drug Administration (FDA)
untuk pengobatan jangka panjang obesitas. Yaitu; Sibutramine. Obat ini merubah
persarafan di otak menyebabkan lebih cepat merasa kenyang. Obat yang lain
adalah Orlistat (Xenical), cara kerja obat ini adalah mencegah penyerapan lemak
dalam usus. Lemak yang tidak terserap akan dibuang bersama tinja. Efek samping
yang timbul adalah peningkatan gerakan usus. Karena obat ini juga akan
menyerap nutrisi selain lemak, maka konsumsi multivitamin disarankan. Obat
yang
paling
penting,
dimana
tingkat
estrogen
pada
wanita