Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Di dunia, kesehatan merupakan hal yang mutlak untuk dimiliki oleh setiap manusia. Oleh sebab
itu maka didirikanlah sebuah Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO)
adalah salah satu badan PBB yang bertindak sebagai koordinator kesehatan umum internasional
dan bermarkas di Jenewa, Swiss. WHO didirikan oleh PBB pada 7 April 1948. Direktur Jendral
sekarang adalah Margaret Chan menjabat mulai 8 November 2006. Menurut WHO (1947) Sehat
itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan
sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1947). Definisi WHO
tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yang dapat meningkatkan konsep sehat yang
positif (Edelman dan Mandle. 1994) : Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang
menyeluruh, memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal, dan
penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup. Tidak hanya organisasi kesehatan
saja didirikan untuk memajukan kesehatan maka butuhlah tenaga atau profesi keperawatan
sehingga profesi keperawatan berkembang karena tuntutan masyarakat serta kebutuhan
keperawatan kesehatan dan kebijakan. Keperawatan berespons dan beradaptasi terhadap
perubahan, memenuhi tantangan baru yang timbul.
Keperawatan sebagai bagian intergral dari pelayanan kesehatan, ikut menentukan menentukan
mutu dari pelayanan kesehatan. Tenaga keperawatan secara keseluruhan jumlahnya mendominasi
tenaga kesehatan yang ada, dimana keperawatan memberikan konstribusi yang unik terhadap
bentuk pelayanan kesehatan sebagai satu kesatuan yang relatif, berkelanjutan, koordinatif dan
advokatif. Keperawatan sebagai suatu profesi menekankan kepada bentuk pelayanan professional
yang sesuai dengan standart dengan memperhatikan kaidah etik dan moral sehingga pelayanan
yang diberikan dapat diterima oleh masyarakat dengan baik.
Profesi keperawatan adalah profesi yang unik dan kompleks. Dalam melaksanakan prakteknya,
perawat

harus

mengacu

pada

model

konsep

dan

teori

keperawatan

yang

sudah

dimunculkan. Konsep adalah suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat
diorganisir dengan smbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan merupakan ide
untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan.

Teori adalah sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan
yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang didasari fakta-fakta yang telah di
observasi tetapi kurang absolut atau bukti secara langsung.
Yang dimaksud Teori Keperawatanadalah usaha-usaha untuk menguraikan atau menjelaskan
fenomena mengenai keperawatan. Teori keperawatan digunakan sebagai dasar dalam menyusun
suatu model konsep dalam keperawatan,dan model konsep keperawatan digunakan dalam
menentukan model praktek keperawatan.
Watson (1979) Tujuan Keperawatan: Untuk meningkatkan kesehatan, mengembangkan klien
pada kondisi sehatnya, dan mencegah kesakitan (Marriner-Torney, 1994)
Kerangka Kerja Praktik: Teori ini mencakup filosofi dan ilmu tentang caring; caring
merupakan proses interpersonal yang terdiri dari intervensi yang menghasilkan pemenuhan
kebutuhan manusia (Torres, 1986)
B. Perumusan Masalah
Dari latar belakang yang dikemukakan diatas, maka pertanyaan yang muncul adalah bagaimana
perawat dapat mempraktekan teori menurut jean Watson?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Perawat dapat mempraktekan teori menurut Jean Watson.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui sejarah keperawatanan
b. Mengetahui pengetian keperawatan
c. Mengetahui pengertian model konsep dan teori
d. Mengetahui faktor pengaruh teori keperwatan
e. Mengetahui tujuan teori keperawatan

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A.

Sejarah Keperawatan

Keperawatan sebagai suatu pekerjaan sudah ada sejak manusia ada di bumi ini, keperawatan
terus berkembang sesuai dengan kemajuan peradaban teknologi dan kebudayaan. Konsep
keperawatan dari abad ke abad terus berkembang, Pada awal sejarahnya keperawatan dikenal
sebagai bentuk pelayanan komunitas dan pembentukannya berkaitan dengan dorongan alami
untuk melayani dan melindungi keluaga ( Donahue, 1995). Keperawatan lahir sebagai bentuk
keinginan untuk menjaga seseorang tetap sehat dan memberikan rasa nnyaman, pelayanan dan
keamanan bagi orang yang sakit. Walaupun secara umum tujuan keperawatan relative secara
sama dari tahun ke tahun, praktik keperawatan dipengaruhi oleh perubahan kebutuhan
masyarakat, sehingga keperawatan terilabat secara bertahap.
Selama era Hipprocrates, kedokteran bekerja tanpa perawat selama abad pertengahan,
keperawatan bekerja tanpa dukungan medis. (Donahue, 1995; Deloghery, 1996). Kekeristenan
cukup besar memperngaruhi profesi keperawatan. Salah satu catatan diawal sejarah digambarkan
bahwa keperawatan merupakan bentuk perintah dari Diakonia, suatu kelompok kerja seperti
perawat kesehatan masyarakat atau yang mengunjungi orang sakit.
Pandangan Nigthingale terhadap keperawatan diturunkan dari philosofi spiritual yang
berkembang dalam mas remaja dan ia ketika dewasa (Macrae, 1995). Inti keyakinannya juga
terlihat dalam analisis statistik yang mengaitkan sanitasi yang buruk dengan terjadinya kolera
dan disentri. Ia memandang keperawatan sebagai suatu jalan untuk mencari kebenaran dalam
mendapat jawaban atas pertanyaan atau penelusuran terhadap masalah kesehatan dan
menggunakan hokum penyembuhan Tuhan dalam praktik keperawatan (Macrea, 1995). Perang
salib menjadi suatu stimulus untuk memperoleh asuhan keperawatan dan kesehatan. Perawat
militer membutuhkan perawat laki-laki dan didirikan rumah sakit. Setelah perang salib kota-kota
besar mulai berdiri dan berkembang dengan menurunkan faktor feodalisme. Perkembangan
populasi penduduk yang luas di kota-kota tersebut menyebabkan munculnya masalah kesehatan
tertentu dan meningkatnya kebutuhan perawatan kesehatan.
Dalam bulan Oktober 1846, Florence Nightingale memperoleh Year-book of the Institution of
Deaconesses at Kaiserswerth (Woodham-Smith, 1983). Pada tahun 1847, ia pergi ke kaisersweth
untuk bekerja pada Diakonia( Woodham-Smith,1983; Donehue, 1995).

Dalam tahun 1860, Nightingale menulis Notes on Nursing: What It Is and What It Is Not untuk
masyarakat umum. Filosofinya terhadap praktik keperawatan merupakan dari refleksi dari
perubahan kebutuhan masyarakat. Ia melihat peran perawat sebagai seseorang yang bertugas
menjaga kesehatan seseorang berdasarkan penghetahuan tentang bagaimana menempatkann
tubuh dalam suatu status yang terbebas dari penyakit atau sembuh dari suatu penyakit
(Nightingale, 1860; Schuyler, 1992). Dalam tahun yang sama, ia mengembangkan program

pelatihan untuk perawat pertama kali, sekolah Nightingale untuk perawat di St. Thomass
Hospital di London.
Keperawatan di rumah sakit berkembang pada akhir abad ke-19, tetapi di komunitas,
keperawatan tidak menunjukan peningkatan yang berarti sampai tahun 1893 ketika Lilian Wald
dan Mary Brewster membuka The Henry Street Settlement, yang berfokus pada kebutuhan
kesehatan orang-orang miskin yang tinggal dirumah penampungan di New York (Donahue, 1995;
Silverstain, 1985). Perawat yang berkerja di tempat tersebut memiliki tanggung jawab yang lebih
besarterhadap klien mereka dari pada perawat yang bekerja di rumah sakit karena mereka sering
kalo menghadapi situasi yang membutuhkan tindakan mandiri dari perintah dokter. Lebih dari
itu, dalam mengobati penyakit, orang miskin membutuhkan terapi yang ditunjukan untuk
memperbaikin nutrisi, memberikan penginapan, dan mempertahankan kebersihan. Wald menulis
buku yang menggambarkan aktivitasnya di tempat bekerja, dengan judul : The House on Henry
Sreet (1915) dan Windows on Henry Street (1934). Perkembangan keperawatan di dunia :
1. Mother Instink, pekerjaan keperawatan sudah ada sejak manusia diciptakan, keperawatan ada
sebagai suatu naluri (instink). Setiap manusia pada tahap ini menggunakan akal pikirannya
untuk menjaga kesehatan, menggurangi stimulus kurang menyengkan, merawat anak,
menyusui anak dan perilaku masih banyak perilaku lainnya.
2. Animisme, manusia pada tahap ini memiliki keyakinan bahwa keadaan sakit adalah
disebabkan oleh arwah/roh halus yang ada pada manusia yang telah meninggal atau pada
manusia yang hidup atau pada alam ( batu besar, pohon, gunung, sungai, api, dll). Untuk
mengupayakan penyembuhan atau perawatan bagi manusia yang sakit maka roh jahat harus
di usir, para dukun mengupayakan proses penyembuhan dengan berusaha mencari
pengetahuan tentang roh dari sesuatu yang mempengaruhi kesehatan orang yang sakit.
Setelah dirasa mendapatkan kemampuan, para dukun berupaya mengusir roh dengan
menggunakan mantra-mantra atau obat-obatan yang berasal dari alam.
3. Keperawatan penyakit akibat kemarahan para dewa, pada tahap ini manusia sudah memiliki
kepercayaan tentang adanya dewa-dewa, manusia yang sakit disebabkan oleh kemarahan
dewa. Untuk membantu penyembuhan orang yang sakit dilakukan pemujaan kepada para
dewa di tempat pemujaan (kuil), dengan demikian dapat dikatakan bahwa kuil adalah tempat
pelayanan kesehatan.
4. Ketabiban, mulai berkembang kemungkinan sejak 14 abad SM, pada masa ini telah dikenal
teknik pembidaian, hygiene umum, anatomi manusia.
5. Diakones dan Philantrop berkembang sejak 400 SM, para diakones memberikan pelayanan
perawatan yang diberikan dari rumah ke rumah, tugas mereka adalah membantu pendeta
memberikan pelayanan kepada masyarakat dan pada masa ini merupakan cikal bakal
berkembangnya ilmu keperawatan kesehatan masyarakat.Philantop adalah kelompok yang

mengasingkan diri dari keramaian dunia, dimana mereka merupakan tenaga inti yang
memberikan pelayanan di pusat pelayanan kesehatan (RS) pada masa itu.
6. Perkembangan ilmu kedokteran islam pada tahun 632 Masehi, Agama Islam melalui Nabi
Muhamad SAW dan para pengikutnya menyebarkan agama Islam keseluruh pelosok dunia.
Selain menyebarkan ajaran agama beliau juga menyebarkan ilmu pengetahuan tentang
perilaku hidup bersih dan pengobatan terhadap penyakit (kedokteran).
7. Perawat terdidik ( 600 1583 ) Pada masa ini pendidikan keperawatan mulai muncul,
dimana program itu menghasilkan perawat-perawat terdidik. Pendidikan keperawatan
diawali di Hotel Dien dan Lion Prancis yang kemudian berkembang menjadi rumah sakit
terbesar disana. Pada awalnya perawat terdidik diseleksi dari para pengikut agama dimana
tenaga mereka diperbantukan dalam kegiatan perawatan paska terjadinya perang salib. Tokoh
perawat yang terkenal pada saat (1182 1226) itu adalah St Fransiscas dari Asisi Italia.
8. Perawat Profesional (abad 18 19) Perkembangan ilmu pengetahuan semakin pesat sejak
abad ini termasuk ilmu kedokteran dan keperawatan. Florence Nightingale (1820-1910)
adalah tokoh yang berjasa dalam pengembangan ilmu keperawatan, beliau mendirikan
sekolah keperawatan moderen pada tahun 1960 di RS St. Thomas di London.
Melihat perkembangan keperawatan di dunia dengan kemajuannya dari tahap yang paling klasik
sampai dengan terciptanya tenaga keperawatan yang professional dan diakui oleh dunia
internasional tentu dapat dijadikan cerminan bagi perkembangan keperawatan di Indonesia.
Mengikuti perkembangan keperawatan di dunia, keperawatan di Indonesia juga terus
berkembang, adapun perkembangannya adalah sebagai berikut :
1. Seperti halnya perkembangan keperawatan di dunia, di Indonesia pada awalnya pelayanan
perawatan masih didasarkan pada naluri, kemudian berkembang menjadi aliran animisme,
dan orang bijak beragama.
2. Penjaga Orang Sakit (POS/zieken oppasser) sejak masuknya Vereenigge Oost Indische
Compagine di Indonesia mulai didirikan rumah sakit, Binnen Hospital adalah RS pertama
yang didirikan tahun 1799, tenaga kesehatan yang melayani adalah para dokter bedah,
tenaga perawat diambil dari putra pertiwi. Pekerjaan perawat pada saat itu bukan pekerjaan
dermawan atau intelektual, melainkan pekerjaan yang hanya pantas dilakukan oleh prajurit
yang bertugas pada kompeni. Tugas perawat pada saat itu adalah memasak dan
membersihkan bagsal (domestik work), mengontol pasien, menjaga pasien agar tidak
lari/pasien gangguan kejiwaan.
3. Model Keperawatan Vokasional (abad 19) Berkembangnya pendidikan keperawatan non
formal, pendidikan diberikan melalui pelatihan-pelatihan model vokasional dan dipadukan
dengan latihan kerja.
4. Model Keperawatan Kuratif (1920) Pelayanan pengobatan menyeluruh bagi masyarakat
dilakukan oleh perawat seperti imunisasi/vaksinasi, dan pengobatan penyakit seksual.

5. Keperawatan

semi

professional.

Tuntutan

kebutuhan

akan

pelayanan

kesehatan

(keperawatan) yang bermutu oleh masyarakat, menjadikan tenaga keperawatan dipacu untuk
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dibidang keperawatan. Pendidikan-pendidikan
dasar keperawatan dengan sistem magang selama 4 tahun bagi lulusan sekolah dasar mulai
bermunculan.
6. Keperawatan preventif pemerintahan belanda menganggap perlunya hygiene dan sanitasi
serta penyuluhan dalam upaya pencegahan dan pengendalian wabah, pemerintah juga
menyadari bahwa tindakan kuratif hanya berdampak minimal bagi masyarakat dan hanya
ditujukan bagi mereka yang sakit. Pada tahun 1937 didirikan sekolah mantri higene di
Purwokerto, pendidikan ini terfokus pada pelayanan kesehatan lingkungan dan bukan
merupakan pengobatan.
7. Menuju keperawatan professional sejak Indonesia merdeka (1945) perkembangan
keperawatan mulai nyata dengan berdirinya Sekolah Pengatur Rawat (SPR) dan Sekolah
Bidan di RS besar yang bertujuan untuk menunjang pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Pendidikan itu diberuntukan bagi mereka lulusan SLTP ditambah pendidikan selama 3
tahun, disamping itu juga didirikan sekolah bagi guru perawat dan bidan untuk menjadi guru
di SPR. Perkembangan keperawatan semakin nyata dengan didirikannya organisasi
Persatuan Perawat Nasional Indonesia tahun 1974.
8. Keperawatan professional melalui Lokakarya Nasional keperawatan dengan kerjasama
antara Depdikbud RI, Depkes RI dan DPP PPNI, ditetapkan definisi, tugas, fungsi dan
kompetensi tenaga perawat professional di Indonesia. Diilhami dari hasil lokakarya itu maka
didirikanlah akademi keperawatan, kemudian disusul pendirian PSIK FK-UI (1985) dan
kemudian didirikan pula program paska sarjana (1999).

B. Pengertian Keperawatan
Teori Keperawatan merupakan usaha untuk menyusun suatu model konsep dalam keperawatan
sehingga model keperawatan ini mengandung arti aplikasi dari struktur keperawatan itu sendiri,
yang memungkinkan perawat untuk menerapkan cara mereka bekerja dalam batas kewenangan
sebagai seorang perawat. Model konsep keperawatan ini digunakan dalam menentukan model
praktek keperawatan, mengingat dalam model praktek keperawatan mengandung komponen
dasar seperti adanya keyakinan dan nilai yang mendasari sebuah model.
Pada lokakarya nasional 1983 telah disepakati pengertian keperawatan sebagai berikut,
keperawatan adalah pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio psiko sosio spiritual

yang komprehensif yang ditujukan kepada individu, kelompok dan masyarakat baik sakit
maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
Florence Nightingale (A. Potter,Anne Grifiin Perry 2005) mendefinisikan keperawatan sebagai
berikut, keperawatan adalah menempatkan pasien alam kondisi paling baik bagi alam dan isinya
untuk bertindak.
Watson (Azis Alimul Hidayat 2002) mendefinisikan keperawatan untuk meningkatkan kesehatan,
mengembangkan klien pada kondisi sehatnya, dan mencegah kesakitan. Dari beberapa definisi di
atas dapat disimpulkan bahwa Keperawatan adalah upaya pemberian pelayanan/asuhan yang
bersifat humanistic dan professional, holistic berdasarkan ilmu dan kiat, standar pelayanan
dengan berpegang teguh kepada kode etik yang melandasi perawat professional secara mandiri
atau memalui upaya kolaborasi.
C. Pengertian Model Konsep Dan Teori
Profesi keperawatan adalah profesi yang unik dan kompleks. Dalam melaksanakan prakteknya,
perawat

harus

mengacu

pada

model

konsep

dan

teori

keperawatan

yang

sudah

dimunculkan. Konsep adalah suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat
diorganisir dengan simbol-simbol yang nyata, sedangkan Konsep Keperawatanmerupakan ide
untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan.
Teori adalah sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan
yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang didasari fakta-fakta yang telah di
observasi tetapi kurang absolut atau bukti secara langsung.
Teori Keperawatan adalah usaha-usaha untuk menguraikan atau menjelaskan fenomena
mengenai keperawatan. Teori keperawatan digunakan sebagai dasar dalam menyusun suatu
model konsep dalam keperawatan,dan model konsep keperawatan digunakan dalam menentukan
model praktek keperawatan.
Berikut ini adalah ringkasan beberapa teori keperawatan yang perlu diketahui oleh para perawat
profesional sehingga mampu mengaplikasikan praktek keperawatan yang didasarkan pada
keyakinan dan nilai dasar keperawatan :
Penyusun Teori: Nightingale (1860) Tujuan Keperawatan: Untuk memfasilitasi proses
penyembuhan tubuh dengan memanipulasi lingkungan klien (Torres, 1986)
Kerangka Kerja Praktik: Lingkungan klien dimanipulasi untuk mendapatkan ketenangan, nutrisi,
kebersihan, cahaya, kenyamanan, sosialiasi, dan harapan yang sesuai
Penyusun Teori: Henderson (1955) Tujuan Keperawatan: Untuk bekerja secara mandiri dengan
tenaga pemberi pelayanan kesehatan (Marriner-Torney, 1994), membantu klien untuk
mendapatkan kembali kemandiriannya secepat mungkin

Kerangka Kerja Praktik: Praktik keperawatan membentuk klien untuk melakukan 14 kebutuhan
dasar Henderson (Henderson, 1966)
Penyusun Teori: Roy (1979) Tujuan Keperawatan: Untuk mengidentifikasi tipe kebutuhan klien,
mengkaji kemampuan adaptasi terhadap kebutuhan dan membantu klien beradaptasi Kerangka
Kerja Praktik: Model adaptasi ini didasari oleh model adaptasi fisiologis, psikologis, sosiologis,
serta ketergantungan dan kemandirian (Roy, 1980).
Penyusun Teori: Watson (1979) Tujuan Keperawatan: Untuk meningkatkan kesehatan,
mengembangkan klien pada kondisi sehatnya, dan mencegah kesakitan (Marriner-Torney, 1994)
Kerangka Kerja Praktik: Teori ini mencakup filosofi dan ilmu tentang caring; caring merupakan
proses interpersonal yang terdiri dari intervensi yang menghasilkan pemenuhan kebutuhan
manusia (Torres, 1986)
D. Tujuan Teori Keperawatan
Teori keperawatan sebagai salah satu bagian kunci perkembangan ilmu keperawatan dalam
perkembangan profesi keperawatan memiliki tujuan yang ingin dicapai diantaranya :
1. Dapat memberikan alasan-alasan tentang kenyataan-kenyataan yang dihadapi dalam
pelayanan keperawatan.
2. Membantu para anggota profesi perawat untuk memahami berbagai pengetahuan.
3. Membantu proses penyelesaian masalah dalam keperawatan dengan memberikan arah yang
jelas.
4. Memberikan dasar dari asumsi dan filosofi keperawatan.

BAB III
TEORI KEPERAWATAN MENURUT JEAN WATSON
A.

Manusia sebagai Fokus Sentral Keperawatan


Filosofi Watson tentang asuhan keperawatan (1979,1985,1988) berupaya untuk mendefinisikan
hasil dari aktivitas keperawatan yang berhubungan dengan aspek humanistik dari kehidupan
(Watson 1979; Marriner-Tomey, 1994). Tindakan keperawatan mengacu langsung pada
pemahaman hubungan antara sehat, sakit dan perilaku manusia. Keperawatan memperhatikan
peningkatan dan mengembalikan kesehatan serta penegahan penyakit.
Model Watson di bentuk melingkupi proses asuhan keperawatan, pemberian bantuan bagi klien
dalam mencapai kematian yang damai. Intervensi keperawatan berkaitan dengan proses

perawatan manusia. Perawatan manusia membutuhkan perawat yang memahami perilaku dan
respons manusia terhadap masalah kesehatan yang aktual ataupun potensial, kebutuhan manusia
dan bagaimana respons terhadap orang lain dan memahami kekurangan dan kelebihan klien dan
keluarganya, sekaligus pemahaman pada dirinya sendiri. Selain itu perawat juga memberikan
kenyamanan pada perhatian serta empati pada klien dan keluarganya.
Menurut Watson, Asuhan keperawatan tergambar pada seluruh faktor-faktor yag digunakan oleh
perawat dalam pemberian pelayanan keperawatan pada klien (A. Azis Alimul Hidayat 2002).
Keperawatan sebagai sains tentanghuman care didasarkan pada asumsi bahwahuman science and
human care merupakan domain utama dan menyatukan tujuan keperawatan. Sebagai human
sciencekeperawatan berupaya mengintegrasikan pengetahuan empiris dengan estetia, humanities
dan kiat/art (Watson,1985). Sebagai pengetahuan tentang human care fokusnya untuk
mengembangkan pengetahuan yang menjadi inti keperawatan, seperti dinyatakan oleh Watson
(1985) " human care is the heart of nursing".
Dalam pandangan keperawatan manusia diyakini sebagai person as a whole, as a fully functional
integrated self. Dalam konsep holism ini, manusia dilihat sebagai sosok yang utuh,.."the
human is viewed as greater than, and different from, the sum of his or her parts .
(Watson,1985:14) yang bermakna bahwa keberadaan berbagai aspek dari diri seorang manusia,
secara bersama-sama berfungsi dan berespon untuk mewujudkan keutuhannya. Karena keutuhan
ini maka manusia itu unik, berbeda dari manusia lain. Manusia juga diyakini sebagai sistem
terbuka (openned system), yang berinteraksi dengan manusia lain dan lingkungannya secara
dinamis, berkesinambungan dan itu semua penting untuk perkembangan personalnya. Pandangan
dasar tentang manusia ini, yang dalam paradigma keperawatan merupakan fokus sentral pada
saatnya memberi arah pada eksplorasi tentang human science , human responses (to health and
illness) dan human care serta menuntun perawat untuk memahami dan memperlakukan manusia
lain (klien) secara utuh, unik dan manusiawi.

Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori pengetahuan manusia
dan merawat manusia. Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur teori
kemanusiaan. Teori JW ini memahami bahwa manusia memiliki empat cabang kebutuhan yang
saling berhubungan, diantaraanya:
1. Kebutuhan Dasar Biofisikal (Kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan Makan
dan Cairan, Kebutuhan Eliminasi, dan Kebutuhan Ventilasi
2. Kebutuhan Dasar Psikofisikal (Kebutuhan Fungsional) yang meliputi Kebutuhan Aktifitas
dan Istirahat, serta Kebutuhan Sexualitas.
3. Kebutuhan dasar Psikososial (Kebutuhan untuk Integrasi) yang meliputi Kebutuhan untuk
Berprestasi dan Berorganisasi

4. Kebutuhan dasar Intrapersonal dan Interpersonal (Kebutuhan untuk Pengembangan)


yaitu Kebutuhan Aktualisasi Diri.
Skema Kebutuhan Dasar menurut J.Watson :

Berdasarkan 4 kebutuhan tersebut, Jean Watson memahami bahwa manusia adalah makhluk yang
sempurna yang memiliki bermacam-macam perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai
kesehatan manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera, baik fisik, mental, dan spiritual karena
sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa sehingga untuk mencapai
keadaan tersebut keperawatan harus berperan dalam meningkatkan status kesehatan, mencaegah
terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit dan penyembuhan kesehatan dan fokusnya
pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
B. Sehat Dan Kesehatan
Watson (1985:48) menyatakan " sehat sebagai unity and harmony within the mind,body and soul.
Its also associated with the degree of congruence between the self as perceived and the self as

experienced, such a viewed of health focuses on the entire nature of the individual in his or her
physical, social, esthetic and moral realms-instead of just certain aspects oh human behavior
and physiology."
Definisi tersebut mengungkap bahwasehat merupakan kondisi yang utuh dan selaras antara
badan,pikiran dan jiwa; dan ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian antara diri yang
dipersepsikan dan diri yang diwujudkan.
Pandangan tentang kesehatan berfokus pada individu secara utuh meliputi hal-hal yang bersifat
fisik,sosial,etis dan moral, tidak sekedar berfokus pada aspek-aspek perilaku dan fisiologi
manusia semata. Dari beberapa konsep sehat (dan sakit/illness) diatas dapat dikemukakan
beberapa hal prinsip antara lain :
1) Sehat menggambarkan suatu keutuhan kondisi seseorang yang sifatnya multidimensional,
yang dapat berfluktuasi tergantung dari interrelasi antara faktor-faktor yang mempengaruhi.
2) Kondisi sehat dapat terwujud bila kebutuhan dasar manusiawinya terpenuhi.
3) Kondisi sehat dapat dicapai karena adanya kemampuan seseorang untuk beradaptasi
terhadap lingkungan baik internal maupun eksternal.
4) Sehat tidak dapat dinyatakan sebagai suatu kondisi yang berhenti pada titik tertentu, tetapi
berubah-ubah tergantung pada kapasitasnya untuk berfungsi pada lingkungan yang dinamis.
5) Sehat sebagai suatu kondisi keseimbangan yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh
(manusia) karena keberhasilannya menyesuaikan diri terhadap pengaruh-pengaruh yang
dapat mengganggu (agent,environment).

C. Carrative Factor
Carative Factor menurut Watson adalah mencoba menghargai dimensi manusia dalam perawatan
dan pengalaman-pengalaman subjektif dari orang yang kita rawat.
Elemen-elemen yang terdapat dalam carative faktor adalah :
1.
2.
3.
4.

Nilai-nilai kemanusiaan dan altruistic (Humanistic-Altruistic System Values)


Keyakinan dan harapan (Faith and Hope)
Peka pada diri sendiri dan kepada orang lain (Sensitivity to self and others)
Membantu menumbuhkan kepercayaan,membuat hubungan dalam perawatan secara

manusiawi
5. Pengekspresian perasaan positif dan negative
6. Proses pemecahan masalah perawatan secara kreativ (creative problem-solving caring
process)
7. Pembelajaran secara transpersonal (transpersonal teaching learning)
8. Dukungan,perlindungan,perbaikan fisik,mental,social dan spiritual

9. Bantuan kepada kebutuhan manusia (Human needs assistance


10. Eksistensi fenomena kekuatan spiritual.
Dari kesepuluh carrative faktors diatas,caring dalam keperawatan menyangkut upaya
memperlakukan klien secara manusiawi dan utuh sebagai manusia yang berbeda dari manusia
lainnya (Watson,1985). Ini berkenaan dengan proses yang humanitis dalam menentukan kondisi
terpenuhi tidaknya kebutuhan dasar manusia dan melakukan upaya pemenuhannya melalui
berbagai bentuk intervensi yang bukan hanya berupa kemampuan teknis tetapi disertai warmth,
kindness, compassion.
D.

Clinical Caritas Process


Watson

kemudian

memperkenalkan

Clinical

Caritas

Process

(CCP),

untuk

menempatkan carative faktor-nya,yang berasal dari bahasa yunani cherish,yang berarti


memberi cinta dan perhatian khusus. JadiClinical Caritas Process adalah suatu praktek
perawatan pasien dengan sepenuh hati kesadaran, dan cinta. Merawat pasien dengan penuh
kesadaran,sepenuh hati dan cinta. hadir secara jiwa dan raga,supportif dan mampu
mengekspresikan perasaan negative dan positif dari dasar-dasar nilai spiritual diri dalam
hubunganya dengan pasien sebagai one-being-cared-for. Budidaya nilai spiritual dan
transpersonal,melampaui diri sendiri dan supaya lebih terbuka peka dan iba. kreatif
menggunakan diri dan segala cara dalam proses perawatan,secara artistk,sebagai bagian dari
caring-healing-practice. menciptakan lingkungan penyembuhan di semua level,f isik dan non
fisik, dengan penuh kesadaran dan keseluruhan, yang memperhatikan keindahan, kenyamanan,
kehormatan dan kedamaian. Terlibat dalam proses pengalaman belajar mengajar, yang dihadirkan
sebagai kesatuan menjadi dan berarti (being and meaning), dan mencoba melihat dan
mengacu pada kerangka berfikir orang lain.
E. Transpersonal Caring Relationship
Menurut Watson (1999), Transpersonal Caring Relationship itu berkarakteriskkan hubungan
khusus manusia yang tergantung pada: Moral perawat yang berkomitmen melindungi dan
meningkatkan martabat manusia seperti dirinya atau lebih tinggi dari dirinya.
Perawat merawat dengan kesadaran yang dikomunikasikan untuk melestarikan dan menghargai
spiritual ,oleh karena itu tidak memperlakukan seseorang sebagai sebuah objek. Perawatan
berkesadaran bahwa mempunyai hubungan dan potensi untuk menyembuhkan sejak, hubungan,
pengalaman dan persepsi sedang berlangsung.
Hubungan

ini

menjelaskan

bagaimana

perawat

telah

melampaui

penilain

secara

objektif,menunjukkan perhatian kepada subjektifitas seseorang, dan lebih mendalami situasi

kesehatan diri mereka sendiri. Kesadaran perawat menjadi perhatian penting untuk keberlanjutan
dan pemahaman terhadap persepsi orang lain.
Pendekatan ini menyoroti keunikan dari kedua belah pihak,yaitu perawat dan pasien,dan juga
hubungan saling mneguntungkan antara dua individu,yang menjadi dasar dari suatu hubungan.
Oleh karena itu,yang merawat dan yang di rawat keduanya terhubung dalam mencari makna dan
kesatuan,dan mungkin mampu merasakan penderitaan pasien.
Istilah transpersonal berarti pergi keluar diri sendiri dan memungkinkan untuk menggapai
kedalaman spiritual dalam meningkatkan kenyamanan dan penyembuhan pasien. Pada
akhirnya,tujuan

dari

transpersonal

caring

relationship

adalah

berkaitan

dengan

melindungi,meningkatkan dan mempertahankan martabat ,kemanusiaan,kesatuan dan keselarasan


batin.
F.

Caring Occation Moment


Caring Occation Moment (tempat dan waktu) pada saat perawat dan orang lain datang pada
saat human caring dilaksanakan , dan dari keduanya dengan fenomena tempat yang unik
mempunyai kesempatan secara bersama datang dalam moment interaksi human to human.
Bagi Watson (1988 b, 1999) bidang yang luar biasa yang sesuai dengan kerangka refensi
seseorang atau perasaan-perasaan yang dialami seseorang , sensasi tubuh, pikiran atau
kepercayaan spiritual , tujuan-tujuan, harapan-harapan pertimbangan dari lingkungan, arti
persepsi seseorang kesemuanya berdasar pada pengalaman hidup yang dialami seseorang,
sekarang atau masa yang akan datang. Watson (1999) menekankan bahwa perawat dalam hal ini
sebagai care giver juga perlu memahami kesadaran dan kehadiranya dalam moment merawat
dengan pasienya , lebih lanjut dari kedua belah pihak perawat maupun yang dirawat dapat
dipengaruhi oleh perawatan dan tindakan yang dilakukan keduanya , dengan demikian akan
menjadi bagian dari pengalaman hidupnya sendiri. Caring occation bisa menjadi transpersonal
bilamana memungkinkan adanya semangat dari keduanya (perawat dan pasien) kemudian adanya
kesempatan

yang

memungkinkan

keterbukaan

dan

berkembang". (A.Aziz Alimul Hidayat 2002 hal. 116-117)

kemampuan

kemampuan

untuk

BAB IV
PENUTUP
A.

Kesimpulan
Filosofi Watson tentang asuhan keperawatan (1979,1985,1988) berupaya untuk mendefinisikan
hasil dari aktivitas keperawatan yang berhubungan dengan aspek humanistic dari kehidupan
(Watson 1979; Marriner-Tomey, 1994). Dari pembahasan makalah diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa
Jean Watson membagi kebutuhan manusia melalui 4 bagian pokok :
1. Kebutuhan Biophisikal
Kebutuhan makan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan vertilasi
2. Kebutuhan Psikofisikal
Kebutuhan aktifitas dan istirahat dan kebutuhan oktualisasi
3. Kebutuhan Psikososial
4. Kebutuhan Intrapesonal Dan Intepersonal
Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang sempurna, sehingga untuk mencapai
kesempurnaan, manusia dituntut untuk selalu dalam keadaan sehat secara fisik dan rohani.
Untuk mencapai keadaan tersebut manusia harus memprioitaskan pada peningkatan kesehatan
dan pencegahan penyakit

B. Saran
Manusia hendaknya dapat beinteraksi atau berhubungan baik dengan manusia lainnya. Dengan
berinteraksi, segala kebutuhan manusia akan mudah terpenuhi. Untuk dapat memenuhi
kebutuhannya, manusia harus memilki pengetahuan manusia dan pemeliharaan / perawatan
manusia. Tanpa adanya ilmu pengetahuan manusia tidak dapat berinteraksi dan bersosialisasi
dengan baik di masyarakat. Tanpa adanya pemeliharaan / perawatan diri, manusia juga akan
sakit dan tidak akan dapat memenuhi kebutuhan. Maka dari itu, manusia dituntut untuk
menjaga kesehatan dan pencegahan segala penyakit dimanapun dan kapanpun.

DAFTAR PUSTAKA

Potter & Perry. 2005 Fundamental Keperawatan volume 1, Buku Kedokteran. EGC. Jakarta
http://www.google.co.id, Konsep dan teori keperawatan
http://putrieazzulla.blogspot.com/2010/11/teori-jean-watson.html

Anda mungkin juga menyukai