Perdarahan intrakranial adalah terjadinya ekstravasasi atau akumulasi
darah yang terjadi pada jaringan intrakranial atau jaringan meningen dari otak. Perdarahan intrakranial pada anak memiliki insidensi 0,7% dengan angka mortalitas sebesar 41%. Kebanyakan dari kasus perdarahan intrakranial terjadi pada bayi usia di bawah 1 tahun tanpa riwayat trauma berat sebelumnya. Pada bayi penyebab terjadinya perdarahan intrakranial dapat terjadi secara mendadak salah satu penyebabnya yaitu terjadinya abnormalitas darah seperti defisiensi vitamin K.1-3 Terjadinya defisiensi vitamin K dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada proses koagulasi darah sehingga mempermudah terjadinya perdarahan yang dikenal dengan istilah Vitamin K Deficiency Bleeding (VKDB). Acquired Prothrombin Complex Deficiency (APCD) terjadi mulai usia 8 hari6 bulan, dengan insiden tertinggi usia 3-8 minggu.1,4 Semua neonatus dalam 48-72 jam setelah kelahiran secara fisiologis memiliki kadar faktor koagulasi yang rendah bergantung pada vitamin K (faktor II, VII, IX, dan X). Faktor ini akan berangsur normal pada usia 7-10 hari. Kurangnya vitamin K pada ibu dan tidak adanya flora normal usus yang mensintesis vitamin K pada bayi dapat menyebabkan defisiensi faktor koagulasi tersebut sehingga menyebabkan perdarahan spontan. Keluhan utama yang mengiringi penyebab tersebut antara lain kejang, gangguan neurologis fokal, dan tanda-tanda terjadinya peningkatan tekanan intrakranial serta dapat pula ditandai dengan penurunan kesadaran, fontanela menonjol, dan pucat.1,2