Nama
Nim
Fak/Jur
: Ady Putra
: 35.11.4.133
: Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan/Pendidikan
Matematika
Pembimbing
: Dr.Indra Jaya, M.Pd
Judul
:
Perbedaan
Kemampuan
Berpikir
Kreatif
dan
Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa
yang diajar dengan Model Pembelajaran
Matematika Realistik dan Pembelajaran
Kooperatif Tipe Problem Based Introduction
di Kelas VIII MTs. Cerdas Murni Tembung
Tahun Ajaran 2015-2016
Kata Kunci
: Kemampuan Berpikir Kreatif, Kemampuan Pemecahan
Masalah, Pembelajaran Matematika Realistik, Pembelajaran
Kooperatif tipe Problem Based Introduction
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir
kreatif dan kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajar dengan model
pembelajaran matematika realistik dan pembelajaran kooperatif tipe problem
based introduction di kelas VIII MTs. Cerdas Murni Tembung tahun ajaran 20152016
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dengan jenis penelitian quasi
eksperimen. Populasinya adalah seluruh siswa kelas VIII MTs Cerdas Murni
tembung tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 79 siswa.
Analisis data dilakukan dngan analisis varian (ANAVA). Hasil Temuan ini
menunjukkan : 1) Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif dan
kemampuan pemecahan masalah matematika anatara siswa yang diajar dengan
pembelajaran Matematika Realistik dan siswa yang diajar dengan pembelajaran
kooperatif tipe Problem Based Introduction pada materi relasi fungsi. 2) Terdapat
perbedaan kemampuan berpikir kreatif matematika anatara siswa yang diajar
dengan pembelajaran Matematika Realistik dan siswa yang diajar dengan
pembelajaran kooperatif tipe Problem Based Introduction. 3) Terdapat perbedaan
kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa yang diajar dengan
pembelajaran Matematika Realistik dan siswa yang diajar dengan pembelajaran
kooperatif tipe Problem Based Introduction. 4)Terdapat interaksi yang signifikan
antara model pembelajaran yang di gunakan terhadap kemampuan berpikir kreatif
dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi relasi fungsi
Simpulan penelitian ini menjelaskan bahwa Siswa yang memiliki kemampuan
berpikir kreatif lebih sesuai diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe
Problem Based Introduction dan kemampuan pemecahan masalah matematika
lebih sesuai diajarkan dengan Pembelajaran matematika realistik.
Pembimbing Skripsi
KATA PENGANTAR
(Ady Putra)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................................vi
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN
A.
B.
Identifikasi Masalah............................................................................7
C.
Batasan Masalah................................................................................ 7
D.
Rumusan Masalah.............................................................................. 8
E.
Tujuan Penelitian............................................................................... 9
F.
Manfaat Penelitian............................................................................. 9
BAB II..............................................................................................................................11
LANDASAN TEORITIS
Kerangka Teori................................................................................ 11
A.
1.
Hakikat Matematika......................................................................11
2.
3.
4.
5.
6.
7.
B.
Kerangka Berpikir............................................................................35
C.
D.
Hipotesis Penelitian..........................................................................42
BAB III............................................................................................................................44
METODE PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian................................................................................ 44
B.
C.
2. Sampel......................................................................................... 45
D.
Desain Penelitian............................................................................. 46
E.
Defenisi Operasional.........................................................................47
F.
G.
H.
I.
Hipotesis Statistik............................................................................ 62
BAB IV............................................................................................................................64
HASIL PENELITIAN
A.
Hasil Penelitian............................................................................... 64
B.
Uji Normalitas............................................................................. 88
2.
Uji Homogenitas...........................................................................93
3.
Pengujian Hipotesis.......................................................................94
BAB V...........................................................................................................................112
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN................................................................112
1.
Kesimpulan.................................................................................. 112
2.
Implikasi..................................................................................... 113
3.
Saran.......................................................................................... 116
DAFTAR
PUSTAKA .................................................................................................
.........118
DAFTAR lAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1 Muhibbin Syah. 2010. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya), h. 10.
pengajaran
dan
latihan
harus
mampu
memenuhi
tuntutan
tidak kreatif ini tentunya akan merugikan siswa dan akan berdampak buruk
terhadap minat belajar matematika siswa pada materi berikutnya. Kalaupun ada
siswa yang mampu menyelesaikan soal yang diberikan guru tersebut penyebabnya
pasti dari luar kelas seperti bimbingan belajar dan lain sebagainya.
Kemampuan berpikir kreatif seseorang akan mendatangkan ide atau
gagasan baru dalam menghadapi permasalahan, semakin banyak ide dan gagasan
yang muncul semakin banyak pula jawaban yang dapat diberikan dari
permasalahan yang dihadapi. Maka semakin baik kemampuan berpikir kreatifnya
akan semakin baik pula kemampuan pemecahan masalahnya. Karena dengan
kemampuan berpikir kreatifnya akan banyak alternatif jawaban yang muncul
terhadap permasalahan yang dihadapinya. Jelas kedua kemampuan ini sangat erat
hubungannya dalam menentukan keberhasilan pembelajaran matematika.
Kemampuan pemecahan masalah dapat dijadikan sebuah tolak ukur
keberhasilan sebuah pembelajaran. Karena semua pembelajaran matematika yang
dilakukan akan dihadapkan dengan permasalahan dan soal sebagai bahan evaluasi
pembelajaran. Kemampuan pemecahan masalah juga merupakan tujuan utama
pembelajaran matematika sesuai dengan standar isi untuk satuan Pendidikan
Nasional No. 22 Tahun 2006 yaitu :
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antara konsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien dan tepat
dalam pemecahan masalah.
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau gagsan dan
pernyataan matematika.
1. Matematika lebih menarik, relevan, dan bermakna, tidak terlalu formal dan
tidak terlalu abstrak
2. Mempertimbangkan kemampuan siswa
3. Pembelajaran matematika menekankan pada prinsip learning by doing
(belajar sambil berbuat)
4. Memfasilitasi penyelesaian masalah matematika dengan tanpa menggunakan
penyelesaian yang baku
5. Menggunakan konteks sebagai titik awal pembelajaran matematika.5
Model pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran
yang melibatkan siswa dalam menganalisis dan menyelesaikan masalah melalui
tahapan ilmiah. Model ini akan membimbing siswa memahami konsep
matematika melalui soal dan permasalahan sehari-hari yang sering ditemui siswa.
Menurut Djamarah Pemecahan Masalah mempunyai kelebihan yaitu merangsang
pengembangan kemampuan berpikir siswa secara kreatif dan menyeluruh, karena
dalam proses belajarnya, siswa banyak melakukan mental dengan menyoroti
permasalahan dari berbagai segi dalam rangka mencari pemecahannya. 6 Masalah
akan dikembangkan dan diselesaikan oleh siswa hingga akhirnya guru membantu
siswa untuk membuat kesimpulan dan menekankan kesimpulan tersebut pada
materi matematika yang diajarkan.
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai kemampuan penalaran dan kemampuan pemecahan massalah di MTs.
Guppi Pangkatan dengan judul Perbedaan Kemampuan Berpikir Kreatif dan
5 Erman Suherman, dkk. 2001. Common Textbook Strategi Pembelajaran Matematika
Kontemporer. Bandung: JCA-UPI, h. 125
6 Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta,1996). h.
104-105.
4. Apakah
terdapat
interaksi
antara
model
pembelajaran
terhadap
masalah
matematika
matematika
realistik
siswa
dan
yang
siswa
diajar
yang
dengan
model
diajar
dengan
10
A. Kerangka Teori
1. Hakikat Matematika
8.
Matematika berasal dari akar kata mathema artinya
pengetahuan, mathenein artinya berpikir atau belajar. Matematika adalah
suatu alat untuk mengembangkan cara berpikir.7
11
9.
Menurut
Sukardjono
dalam
M.
Ali
Hamzah
dan
12
e.
matematika
merupakan
ilmu
13
Didalam
Islam
juga
diperintahkan
untuk
belajar
16. Artinya:
17. Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan
ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu,
supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak
menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan
tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.
18.
bulan dan matahari dapat digunakan untuk menetapkan bilangan tahun dan
perhitungan waktu lainnya. Untuk memperoleh pengetahuan tentang
perhitungan waktu tersebut digunakanlah ilmu matematika. Jadi secara
tidak
langsung Allah
menyuruh
hamba-hambanya
untuk
belajar
.15
14
15
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Panjang akal
Keinginan untuk menemukan dan meneliti
Cenderung lebih menyukai tugas yang berat dan sulit
Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan
Memiliki dedikasi bergairah serta aktif dalam melaksanakan tugas
Berpikir fleksibel
Menangani pertanyaan yang diajukan serta cenderung memberi jawaban lebih
j.
k.
l.
m.
banyak
Kemampuan membuat analisis dan sitesis
Memiliki semangat bertanya serta meneliti
Memiliki daya abstraksi yang cukup baik
Memiliki latar belakang membaca yang cukup luas
23.
Ahmad
Susanto),
bahwa
pemikiran
kreatif
menurut
kelancaran,
16
e. Verifikasi: Tahap terakhir untuk menguji cara kritis menilai pemecahan masalah
yang diajukan pada tahap keempat.16
25.
Sebagian besar kehidupan kita berhadapan dengan masalah yang tidak bisa
kita tinggalkan dan harus segera dicari penyelesaiannya. Namun masalah
yang kita anggap sebagai suatu masalah belum tentu menjadi masalah bagi
yang lain.
27.
17
Menurut
membantu
Sanjaya
siswa
untuk
pemecahan
masalah
mengembangkan
dapat
pegetahuan
lakukan.
Pemecahan
masalah
juga
dapat
langkah-
langkah
sebagai
dalam
pemecahan
masalah
adalah
17 Robert L.solso, Otto H.Maclin & Kimberly Maclin. 2008. Psikologi Kognitif. Jakarta:
Erlangga, h. 434
18 Mulyono Abdurrahman. 2003, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta:
Rineka Cipta, h. 254
19 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, h. 122
20
Sanjaya . 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta : Prenada Media Grup, h. 220
18
masalah,
mencari
data
dan
merumuskan
hipotesis-
hipotesis
yang
benar.
Tetapi
pemecahan
umum
pembelajaran
matematika.
Pemecahan
mengumpulkan
informasi
yang
relevan,
pemecahan
masalah
merupakan
tujuan
umum
19
Pembelajaran
matematika
realistik
adalah
20
sehari-hari
ke
dalam
bentuk
matematika.
Sementara
menggunakan
model
yang
berbeda,
memadukan
dan
emristik,
strukturalis,
dan
realistic.
Mekanistik
lebih
Berdasarkan
situasi
realistic,
siswa
didorong
untuk
21
karakteristik
2
3
Menurut
Suwarsono
(dikuti
Hadi:2003)
kelebihan
22
Realistik adalah :
1
Tidak semua siswa memiliki gaya tangkap yang sama terhadap materi yang
diajarkan oleh guru. Oleh karena itu, hendaknya guru dalam menjelaskan
saat itu.
Atau, ada kalanya guru tidak mengoreksi hasil kerja siswa yang diberikan
kepadanya. Hal ini dapat menyebabkan presenter buruk bagi guru sendiri dan
bagi siswa sebagai subjek pendidikan dan pengajaran.
41.
pelaksanaannya secara baik dan benar. Maka dari itu Siklus pelaksanaan
Pembelajaran Matematika Realistik adalah sebagai berikut :
42.
Tabel 2.1 Siklus Pembelajaran Matematika Realistik
43. N
O
46. 1
23
49. 2
52. 3
55. 4
58. 5
61. 6
24
25
Pembelajaran
kooperatif
merupakan
serangkaian
kegiatan
27
Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, h.204
26
27
real, dengan cara ini siswa mengetahui mengapa mereka belajar, semua
informasi mereka kumpulkan dari unit materi pelajaran yang mereka
pelajari dengan tujuan untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapi.
76.
Pengajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan
yang efektif untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran
ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam
benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial
dan
sekitarnya.
Pembelajaran
ini
cocok
untuk
mengembangkan
metode
pembelajaran
kooperatif
diharapkan
dapat
(dalam
Chindy)
menjelaskan
karakteristik
28
29 Permata Sari Chindy, Studi Perbandingan Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Melalui
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Scaffolding dan PBI dengan Memperhatikan Cara Berpikir
Divergen dan Konvergen pada siswa kelas X IPS SMA YP Unila Bandar Lampung T.P.
2013/2014 FKIP Universitas Lampung, h.43
30 Ibid, h. 44
29
81.
Adapun
langkah-langkah
pembelajaran
Problem
30
Untuk siswa yang malas tujuan dari metode tersebut tidak dapat tercapai
Membutuhkan banyak dana dan waktu
Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini
Persiapan pembelajaran (alat, problem, konsep) yang kompleks
Sulitnya mencari problem yang relevan
Sering terjadi miss-konsepsi
Konsumsi waktu32
mendorong siswa untuk mampu membangun pengetahuannya secara bersamasama di dalam kelompok. Pengetahuan di bentuk bersama berdasarkan
pengalaman serta interaksinya dengan lingkungan di dalam kelompok belajar,
sehingga terjadi saling memperkaya di antara anggota kelompok. Ini berarti siswa
32 Permata Sari Chindy, Op. cit h. 46
31
sosiokognitif
terjadi
dan
menciptakan
bekerja bersama,
ketidakseimbangan
yang
Piaget
cenderung
menganut
teori
psikogenesis.
Artinya,
pengetahuan berasal dari dalam individu. Dalam proses belajar, siswa berdiri
terpisah dan berinteraksi dengan lingkungan sosial. Pemahaman atau pengetahuan
merupakan penciptaan makna pengetahuan baru yang bertolak dari interaksinya
dengan lingkungan sosial. Kemampuan menciptakan makna atau pengetahuan
baru itu sendiri lebih ditentukan oleh kematangan biologis.
87.
88.
Sejalan dengan Piaget menurut Vygotsky,
keterampilan-
32
langsung. Informasi tentang alat-alat, keterampilan-keterampilan dan hubunganhubungan interpersonal kognitif dipancarkan melalui interaksi langsung dengan
manusia.34 Jadi siswa dapat berinteraksi dan bertukar ide dan gagasan untuk
mendapatkan jawaban dari permasalahan yang diberikan. Proses ini tentu
membantu kemampuan berpikir kreatif siswa.
7. Materi Relasi dan Fungsi
89. Relasi adalah suatu aturan yang memasangkan anggota himpunan satu ke
himpunan lain. Suatu relasi dari himpunan A ke himpunan B adalah pemasangan
atau perkawanan atau korespondensi dari anggota-anggota himpunan A ke
anggota-anggota himpunan B.
90.
91. Contoh:
1. Dalam rangka memperingati HUT RI ke- 70 di Kabupaten Deli Serdang, MTs
Cerdas Murni Tembung
pertandingan antar siswa MTs pada pertandingan tenis lapangan, bola voli,
bola kaki, badminton, tenis meja, dan catur. Terdapat 6 siswa (Udin, Joko,
Dayu, Siti, Beni, dan Tono) yang akan mengikuti pertandingan tersebut.
Sekolah membuat dua alternatif pilihan dalam menentukan pertandingan yang
akan diikuti oleh keenam siswa tersebut. Kedua pilihan itu adalah:
92. 1) Udin ikut pertandingan tenis lapangan dan bola voli, Joko ikut
pertandingan badminton, Dayu ikut pertandingan catur, Siti ikut pertandingan
bola voli, Beni ikut pertandingan tenis meja, dan Tono ikut pertandingan tenis
meja
93. 2) Dayu dan Siti mengikuti pertandingan bola voli, Joko dan Udin mengikuti
pertandingan bola kaki, Tono mengikuti pertandingan tenis meja, dan Beni
34 Ibid, h.364
33
siswa
dengan
jenis
pertandingan
yang
akan
diikuti
Jawab :
1. Jika pilihan sekolah adalah butir 1) maka :
a. Diagram panah
95.
96.
Ikut pertandingan
97.
Udin
T. Lapangan
98.
Joko
Bola Voli
99.
Dayu
Bola kaki
100.
Siti
Batminton
101.
Beni
Tenis meja
102.
103.
Tono
Catur
b. Pasangan terurut
104.
{ ( udin , t. lapangan ), ( udin , bola Voli ) , ( Joko , badminton ) ,
( Dayu , catur ), ( Siti , bola voly ), (Beni , tenis meja ) , ( Beni , Catur ) }
105.Gambar 1 Diagram Panah Relasi "Ikut Pertandingan"
106.
107.
108.
c. Diagram kartesius :
109.
110.
111.
112.
113.
114.
115.
116.
117.
118.
119.
121.
T. lapangan
Bola Voli
Bola kaki
Batminton
Tenis meja
Catur .
120.
34
122.
Tono
123.
124.
Udin
Joko
Dayu
Siti
Beni
dalam suatu himpunan yang disebut daerah asal (Domain) dengan suatu nilai
tunggal f(x) dari suatu himpunan kedua yang disebut daerah kawan (Kodomain).
Himpunan nilai yang diperoleh dari relasi tersebut disebut daerah hasil ( Range).
Untuk memberi nama suatu fungsi dipakai sebuah huruf tunggal seperti f, g, dan
huruf lainnya. Maka f(x), yang di baca f dari x menunjukkan nilai yang
diberikan oleh f kepada x. Misalkan : f(x) = x+ 2, maka f(3) = 3 + 2.
125.
126.
B. Kerangka Berpikir
127...............................................................................................Dal
am proses pembelajaran matematika, pemilihan strategi yang benar oleh
guru akan menjadi faktor penting dalam keberhasilan pembelajaran.
Sebab, dengan strategi dan cara mengajar yang baik ari guru diasumsikan
siswa akan memperoleh hasil belajar yang baik pula. Khususnya disini
hasil belajar yang akan dilihat adalah kemampuan berpikir kreatif dan
kemampuan pemecahan masalah.
128...............................................................................................Dal
am hal ini ada dua pembelajaran yang diduga dapat mengembangankan
35
masalah
dan
mengambil
kesimpulan
dari
semua
36
masalah siswa yang diajar dengan model pembelajaran matematika realistik dan
pembelajaran kooperatif tipe problem based introduction.
130.
Adapun kerangka berpikir pada penelitian ini akan dijabarkan
sebagai berikut:
131.
1. Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa yang diajar dengan pembelajaran
matematika realistik dan siswa yang diajar dengan pembelajaran
kooperatif tipe Problem Based Introduction
132.
pembelajaran
matematika.
Setiap pembelajaran
37
matematika
realistik
diketahui
sebagai
38
kreatif dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajar dengan
pembelajaran matematika realistik dan pembelajaran kooperatif tipe Problem
based introduction akan memberikan hasil yang berbeda meskipun keduanya
mempunyai kemungkinan dapat berpengaruh bagi kemampuan berpikir kreatif
dan kemampuan pemecahan masalah matematika.
139.
2. Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif matematika siswa yang
diajar dengan pembelajaran matematika realistik dan siswa yang diajar
dengan pembelajaran kooperatif tipe Problem based introduction.
140.
diasumsikan
siswa
akan
menemukan
ide-ide
baru
39
141.
Dari
uraian
diatas
dimungkinkan
bahwa
Tentunya
akan
menganalisis
kehidupannya
mengarahkan
yang
siswa
dikonfersika
dalam
kedalam
40
Nurizzati, op.cit .,
41
147.
masalah
matematika
lebih
sesuai
diajarkan
dengan
42
43
154. Ha:
Terdapat
perbedaan
kemampuan
berpikir
kreatif
44
160.
161.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
162.
Berpikir Kreatif dan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa yang diajar dengan
Model Pembelajaran Matematika Realistik dan Pembelajaran Kooperatif Tipe
Problem Based Introduction di Kelas VIII MTs. Cerdas Murni Tembung Tahun
Ajaran 2015-2016 pada materi relasi dan fungsi. Oleh karena itu, penelitian ini
merupakan penelitian eksperimen dengan jenis penelitiannya adalah quasi
eksperiment (eksprimen semu). Sebab kelas yang digunakan telah terbentuk
sebelumnya.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
163.
2015/2016,
ditetapkan oleh kepala sekolah. Adapun materi pelajaran yang dipilih dalam
penelitian ini adalah Relasi dan Fungsi yang merupakan materi pada silabus
kelas VIII yang sedang dipelajari pada semester tersebut.
45
1. Populasi
166.
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak
mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat mengambil sampel dari
populasi itu.37 Peneliti memilih populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas VIII MTs Cerdas Murni Tembung.
168.
2. Sampel
169.
46
174.
175.
176.
Pembelajaran
Kemampuan
179.
182.
Pemecahan masalah
178.
177.
Pembelajaran
matematika
realistik (A1)
180.
183.
A1B1
A1B2
Pembelajara
n koopereatif
tipe Problem
based
introduction (A2)
181.
A2B1
184.
A2B2
47
Matematika (B2)
185.
186.
187.
pada penelitian ini, maka perlu diberikan defenisi operasional pada variabel
penelitian sebagai berikut:
1. Pembelajaran
matematika
realistik
(A1)
adalah
pembelajaran
yang
menekankan akan pentingnya konteks nyata yang dikenal siswa dan proses
konstruksi pengetahuan oleh siswa sendiri. Dengan kata lain, konsep harus
48
dapat direalisasikan dalam hidup dan kehidupan sebagai fakta nyata dari
kehidupan itu sendiri.
2. Pembelajaran Kooperatif Tipe Problem Based Introduction (A2) adalah proses
pembelajaran dengan mengacu pada : (1) Memotivasi siswa untuk
terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih., (2)
Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan
tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut, (3)
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang
sesuai,
eksperimen
untuk
mendapatkan
penjelasan
dan
masalah,
(4) Guru
membantu
siswa
dalam
(flexibility),
(3)
keaslian
(originality),
(4)
penguraian
49
50
ini dikarenakan yang ingin dilihat adalah hasil belajar siswa yaitu kemampuan
berpikir kreatif dan kemampuan pemecahan masalah matematika. Tes adalah
seperangkat rangsangan yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk
mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka. 38
Persyaratan pokok bagi tes adalah validitas dan reliabilitas.
191.
tertulis yakni postes. Tes diberikan kepada kelompok matematika realistik dan
kelompok Problem based introduction setelah perlakuan. Instrumen ini digunakan
untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif matematika siswa dalam menguasai
materi relasi dan fungsi pada siswa kelas VIII MTs Cerdas murni Tembung.
38
170
51
Untuk menjamin validasi isi dilakukan dengan menyusun kisi-kisi soal tes
Tabel 3.2
Matematika
195. Jenis
Kemampuan
196. Indikator Yang Diukur
Berpikir
Kreatif
200. Fluency
Menuliskan banyak cara dalam
(Kelancaran)
menjawab soal.
Menjawab soal lebih dari satu
jawaban
204. Fleksibilit Menjawab soal secara
as
beragam/bervariasi
(Keluwesan)
207. Elaborasi Mengembangkan atau
(Kejelasan)
memperkaya gagasan jawaban
suatu soal
210. Originalit Memberikan cara penyelesaian
y (Keaslian)
lain dari yang sudah biasa.
213.
(Sumber: Dinda Puteri Rezeki, 2012)
214.
197.
No.
198.
Soal
199. M
ateri
201.
1,2,3,
202.
4,5
203. R
elasi
dan
Fung
si
siswa disesuaikan dengan keadaan soal dan hal-hal yang ditanyakan. Adapun
pedoman penskoran didasarkan pada pedoman penilaian rubrik untuk kemampuan
berpikir kreatif matematika sebagai berikut :
215.
52
216.
219.
234.
Aspek Yang
Dinilai
Fluency
Fleksibilitas
217.
252.
Elaborasi
Originality
Skor Maksimal
270.
Indikator
Skor Maksimal
218.
Skor
221.
5
224.
4
227.
2
230.
1
233.
5
236.
5
239.
4
242.
2
245.
1
248.
0
251.
5
254.
4
257.
3
260.
2
263.
1
266.
0
269.
4
272.
6
275.
5
53
216.
Aspek Yang
Dinilai
217.
Indikator
Total Skor
218.
Skor
278.
3
281.
1
284.
6
286.
20
masalah matematika siswa dalam menguasai materi Relasi dan fungsi pada siswa
kelas VIII MTs Cerdas murni. Adapun tes diberikan setelah perlakuan dilakukan,
tujuannya untuk melihat kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Soal
tes kemampuan pemecahan masalah matematika pada penelitian ini berbentuk
uraian, karena dengan tes berbentuk uraian dapat diketahui langkah-langkah yang
di gunakan siswa dalam menjawab soal.
289.
54
290.
292. Langkah
Pemecahan
Masalah
Matematika
294.
No.
293.
295.
Soal
296. M
ateri
300. R
elasi dan
Fungsi
validitas dari sebuah soal maka selanjutnya dibuat pedoman penskoran yang
sesuai dengan indikator untuk menilai instrumen yang telah di buat. Adapun
kriteria penskorannya dapat dilihat pada tabel berikut:
55
312.
313.
No
315.
317.
340.
344.
346.
2
362.
364.
3
316.
Skor
Memahami Masalah
318. 319.
1
334.
Indikator
Diketahui
56
314. Aspek
Pemecahan
Masalah
313.
No
389.
4.
401.
407.
408.
315.
Indikator
316.
Skor
39
Indra Jaya, 2010. Statistik Penelitian Untuk Pendidikan. Bandung: Citapustaka
Media Perintis, h. 122.
57
N xy x y
rxy
N x x N y y
411.
412.
Keterangan:
413.
= Skor butir
414.
= Skor total
415.
rxy
416.
= Banyak siswa
417.
rxy rtabel
(
r tabel rtabel
product moment)
b. Reliabilitas Tes
418.
n 1
419.
i 2
t 2
( X ) 2
X
N
N
2
t
420.
58
( Y )
Y
N
2t =
N
2
421.
422.
Keterangan :
423. r11:
424.
425.
2
i
Varians total
426. n
Jumlah soal
427. N
Jumlah responden
428.
429. Dengan kriteria reliabilitas tes :
430.
431.
432.
433.
434.
435.
436.
c. Tingkat Kesukaran
437.
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak
59
I
438.
B
N
439.
440.
Keterangan:
I :Indeks Kesukaran
443.
444.
TK = 0,00
445.
0,00<TK< 0,30
446.
0,30<TK< 0,70
447.
0,70<TK< 1
448.
TK = 1
Untuk menghitung daya beda soal terlebih dahulu skor dari peserta tes
diurutkan dari yang tertinggi hingga terendah. Untuk kelompok kecil ( kurang
dari 100), maka seluruh kelompok testee dibagi dua sama besar yaitu 50 %
kelompok atas dan 50% kelompok bawah.41 Dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
DP
SA SB
IA
450.
451.
Keterangan:
452.
41 Ibid, h. 212
60
453.
SA
454.
SB
455.
IA
Jumlah skor ideal salah satu kelompok butir soal yang dipilih
456.
457.
Dp 0,0
sangat jelek
458.
jelek
459.
cukup
460.
baik
461.
sangat baik
61
466.
1. No
2. Interval Nilai
4. 1
5. 0 SKBK <
467.
45
468.
469.
470.
(Sumber:
Puteri
2012 )
471.
3.
Kategori
Penilaian
6.
Sangat
Kurang
7. 2
8. 45 SKBK <
9.
Kurang
10.3
65
11. 65
SKBK <
12.
Cukup
13.4
75
14. 75
SKBK <
15.
Baik
90
16.5
17. 90 SKBK
100
18.
Sangat Baik
gan :
Skor
Kemampuan Berpikir Kreatif
472.
Dinda
Rezeki,
Keteran
SKBK =
475.
478.
481.
Interval Nilai
0 SKPMM
< 45
45 SKPMM
476.
Kategori
Penilaian
479.
Sangat
Kurang
482.
Kurang
62
2
483.
3
486.
4
489.
5
< 65
485.
Cukup
65 SKPMM
< 75
488.
Baik
487. 75 SKPMM
< 90
490. 90 SKPMM 491. Sangat Baik
100
(Sumber: Dinda Putri Rezeki, 2012)
484.
492.
493.
Keterangan : SKPMM = Skor Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika
494.
2. Analisis Statistik Inferensial
495.
Setelah data diperoleh kemudian diolah dengan teknik analisis data
sebagai berikut:
1. Menghitung rata-rata skor dengan rumus:
X
X
N
496.
497.
498.
Keterangan :
X
499.
500.
= rata-rata skor
= jumlah skor
501.
N = Jumlah sampel
502.
2. Menghitung standar deviasi
503. Standar deviasi dapat dicari dengan rumus:
N
2
SD
504.
505.
506.
507.
508.
Keterangan :
SD = standar deviasi
X
N
63
509.
dikuadratkan.
510.
3. Uji Normalitas
511.
Z1
514.
515.
516.
517.
Keterangan :
X
rata-rata sampel
S = simpangan baku (standar deviasi)
Sz
1
b. Menghitung Peluang
F z S Z
1
c. Menghitung Selisih
d. Mengambil
kriteria
518.
4. Uji Homogenitas
519.
ditolak jika
L
tabel
64
dengan menggunakan Uji Barlett. Hipotesis statistik yang diuji dinyatakan sebagai
berikut:
520.
521.
522.
65
based introduction pada materi relasi dan fungsi dilakukan dengan teknik analisis
0,05
varians (ANAVA) pada taraf signifikan
ditemukan adanya interaksi, maka dilanjutkan dengan Uji Tukey karena jumlah
sampel setiap kelas sama. Teknik analisis ini digunakan untuk mengetahui
perbedaan Pembelajaran matematika realistik dengan pembelajaran kooperatif tipe
Problem based introduction terhadap kemampuan berpikir kreatif dan
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.
I. Hipotesis Statistik
534.
Hipotesis statistik yang diuji dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
535.
Hipotesis 1
A1 A2
536.
Ho:
537.
538.
Ha
:
Hipotesis 2
539.
Ho
A A
1
A B A B
1
541.
544.
545.
546.
547.
Ha
Hipotesis 3
A B A B
Ho
A B A B
543.
542.
A B A B
1
540.
Ha
Hipotesis 4
H0
: INT. A X B = 0
Ha
: INT. A X B 0
Keterangan:
66
548.
549.
550.
siswa
551.
A B
552.
A B
1
553.
A B
554.
A B
2
555.
67
556.
557.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
1 Temuan Umum Penelitian
558.
Nama Madrasah adalah Madrasah Tsanawiyah (MTs) Cerdas
Murni tembung Kec Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera
Utara. Madrasah ini memiliki akreditas B.
559.
2 Temuan Khusus Penelitian
a Deskripsi Hasil Penelitian
560.
562.
563.
Sumb
er
Statistik
567. B1(B
K)
564.
A1 (PMR)
568. n = 39
X
572.
=
2758
565.
A2(PBI)
569. n = 40
573.
= 2083
2
566.
Jumlah
570. n = 79
X
574.
=
5561
576.
=
577.
=
578.
=
200052
201989
402041
580. Sd = 11,48 581. Sd = 11,94944 582. Sd =
11,6514
68
563.
Sumb
er
Statistik
564.
A1 (PMR)
584. Var =
131,892
588. Mean =
70,71
592. n = 39
X
596.
=
2141
591.
B2
(PM)
615.
Juml
ah
597.
= 2571
2
601.
169479
Sd = 10,41199
609. Var =
108,4096
613. Mean = 64,
275
617. n = 80
621.
624.
=
322533
628. Sd =
13,88
632. Var =
192,7
636. Mean =
62,8
Sd = 11,40 605.
608. Var =
130,1471
612. Mean =
54,89
616. n = 78
X
620.
=
4899
A2(PBI)
585. Var =
142,7891
589. Mean =
70,075
593. n = 40
600.
200052
604.
565.
625.
371468
= 5374
2
629.
Sd = 11, 512
633.
Var =132,526
637. Mean =
67,175
566.
Jumlah
586. Var =
135,754
590. Mean =
70,39
594. n = 79
X
598.
=
4712
602.
=
291960
606. Sd =
11,82
610. Var =
139,87
614. Mean =
59,65
618. n = 158
X
622.
=
10273
626.
=
694001
630. Sd =
12,88
634. Var =
165,99
638. Mean =
65,02
639.
640.
Keterangan:
641.
Realistik
69
642.
643.
644.
: Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa
Deskripsi Pembelajaran Matematika Realistik dan Pembelajaran
Kooperatif Tipe Problem Based Introduction Terhadap Kemampuan
Berpikir Kreatif Dan Pemecahan masalah Matematika siswa Pada
Masing-masing Sub-Kelompok
645.
hasil analisis statistik tendensi sentral seperti terlihat pada rangkuman hasil
sebagai berikut:
a
646.
70
dari data di atas. Artinya semua siswa tidak memiliki kemampuan yang sama
dalam berpikir kreatif dan pemecahan masalah. Siswa yang memiliki kemampuan
berpikir kreatif adalah mereka yang mampu menimbulkan ide-ide baru yang
menghasilkan jawaban-jawaban yang bervariasi dalam menyelesaikan sebuah
masalah. Ciri-cirinya adalah lancar dalam berpiki (Fluency)
Keluwesan
652.
653.
23.
27.
31.
35.
39.
43.
Kelas
1
2
3
4
5
6
20.
24.
28.
32.
36.
40.
44.
47.
Interval Kelas
47,5 53,5
53,5 69,5
69,5 75,5
75,5 81,5
81,5 87,5
87,5 93,5
Jumlah
21.
o
25.
29.
33.
37.
41.
45.
48.
4
9
6
9
8
3
3
22.
Fr
26. 10,25%
30. 23,08%
34. 15,38%
38. 23,08%
42. 20,51%
46. 7,69%
49.
100%
651.
654.
655.
Ber
asar
kan nilai-nilai tersebut, dapat dibentuk histogram data kelompok sebagai berikut:
71
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
47.5
9
53.5
6
69.5
9
75.5
8
81.5
3
87.5
656.
662.
663.
No
668.
1
673.
2
678.
3
683.
4
688.
5
72
693.
698.
694.
695.
696.
697.
Dari Tabel di atas Kemampuan berpikir kreatif matematika siswa yang
berpikir kreatif matematika siswa yang diajar dengan pembelajaran kooperatif tipe
73
Problem Based Introduction pada lampiran 10 dan data distribusi frekuensi pada
lampiran 11 dapat diuraikan sebagai berikut: nilai rata-rata hitung (X) sebesar
70,075; Variansi =142,789; Standar Deviasi (SD) = 11,95; Nilai maksimum = 87;
nilai minimum = 60 dengan rentangan nilai (Range) = 27.
700.
74
dipilih.
2)
membantu
siswa
masalah
mendefinisikan
dan
masalah.
4)
membantu
siswa
dalam
701.
702.
elas
706.
710.
714.
718.
722.
726.
730.
K
1
2
3
4
5
6
7
703.
Interval Kelas
704.
Fo
708. 5
712. 3
716. 5
720. 5
724. 9
728. 8
732. 5
735. 40
705.
709.
713.
717.
721.
725.
729.
733.
736.
Fr
12,5%
7,5%
12,5%
12.5%
22,5%
20%
12,5
100%
75
737.
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
47.5
3
53.5
5
59.5
5
65.5
9
71.5
8
77.5
5
83.5
76
741.
N
746.
1
751.
2
756.
3
761.
4
766.
5
771.
776.
742.
Interval
Nilai
743. J
uml
ah
Sisw
a
744.
Perse
ntase
745.
Kategori
Penilaian
747.
0 SKBK
748. 9
750. Sangat Kurang
< 45
749. 30%
752. 45 SKBK 753. 1 754. 43,33
755. Kurang
< 65
3
%
757. 65 SKBK
759. 26,67
758. 8
760. Cukup
< 75
%
762. 75 SKBK
763. 0
765. Baik
< 90
764. 0%
767. 90 SKBK
768. 0
770. Sangat Baik
100
769. 0%
772.
773.
774.
775.
Dari Tabel di atas Kemampuan berpikir kreatif matematika siswa yang
77
78
779.
815.
781.
Interval
782. Fo
783. Fr
Kelas
1 785. 34,5 42,5
786. 4
787. 10.4%
2 789. 42,5 50,5
790. 8
791. 20,8%
3 793. 50,5 58,5
794. 11
795. 28,6%
4 797. 58,5 66,5
798. 11
799. 28,6%
5 801. 66,5 74,5
802. 2
803. 5,2%
6 805. 74,5 82,5
806. 2
807. 5,2%
7 809. 82,5 90,5
810. 1
811. 2,6%
812. Jumlah
813. 39
814. 100%
Berdasarkan nilai-nilai tersebut, dapat dibentuk histogram data
79
816.
12
10
8
6
4
2
0
34,5
817.
818.
8
42,5
11
50,5
11
58,5
2
66,5
2
74,5
1
82,5
820.
N
821.
Interval
Nilai
822. Ju
mlah
823.
Perse
ntase
824.
Kategori
Penilaian
80
Siswa
825. 826. 0 SKKM
828.
25,64
829. Sangat
827. 10
1
< 45
%
Kurang
830. 831. 45 SKKM
833.
58,97
832. 23
834. Kurang
2
< 65
%
835. 836. 65 SKKM
838.
12,82
837. 5
839. Cukup
3
< 75
%
840. 841. 75 SKKM
843.
2,56
842. 1
844. Baik
4
< 90
%
845. 846. 90 SKKM
848.
0%
847. 0
849. Sangat Baik
5
100
850.
851.
852.
853.
854.
855.
856.
Dari Tabel di atas Kemampuan Pemecahan masalah matematika siswa
yang diajar dengan pembelajaran Matematika Realistik diperoleh bahwa: jumlah
siswa yang memperoleh nilai sangat kurang Sebanyak 10 orang atau sebesar
25,564% artinya dari proses pembelajaran matematika realistik tersebut siswa
sangat kurang mampu menganalis masalah, sangat tidak mampu
merumuskan masalah, sangat tidak mampu mencari data dan
merumuskan hipotesis-hipotesis, sangat tidak mampu menguji
hipotesis-hipotesis itu dan sangat tidak mampu menyimpulkan
hipotesis yang benar, yang memiliki kategori kurang sebanyak 23 orang
atau sebear 58,97% siswa kurang mampu menganalis masalah, kurang
mampu merumuskan masalah, kurang mampu mencari data dan
merumuskan
hipotesis-hipotesis,
hipotesis-hipotesis
itu
dan
kurang
kurang
mampu
mampu
menguji
menyimpulkan
hipotesis yang benar, yang memiliki nilai kategori cukup sebanyak 5 orang
atau sebesar 12,82% siswa cukup baik dalam mampu menganalis masalah,
merumuskan masalah, mencari data dan merumuskan hipotesis-
81
hipotesis,
hipotesis yang benar, yang memiliki nilai kategori baik sebanyak 1 orang
atau 2,56% siswa baik dalam mampu menganalis masalah, merumuskan
masalah, mencari data dan merumuskan hipotesis-hipotesis,
menguji hipotesis-hipotesis itu dan menyimpulkan hipotesis yang
benar, yang memiliki nilai kategori sangat baik yaitu tidak ada atau sebanyak
0%.
c. Data Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa yang
Diajar dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe Problem Based Introduction
(A2B2)
857.
82
860.
864.
868.
872.
876.
880.
884.
888.
892.
899.
862. F
863. Fr
o
865. 44,5 49,5
866. 4
867. 10%
869. 49,5 54,5
870. 4
871. 10%
873. 54,5 59,5
874. 5 875. 12,5%
877. 59,5 64,5
878. 6
879. 15%
881. 64,5 69,5
882. 6
883. 15%
885. 69,5 74,5
886. 8
887. 20%
889. 74,5 79,5
890. 4
891. 10%
893. 79,5 84,5
894. 3
895. 7,5%
897. 4
896. Jumlah
898. 100%
0
Berdasarkan nilai-nilai tersebut, dapat dibentuk histogram data
Kelas
1
2
3
4
5
6
7
8
861.
Interval Kelas
83
900.
8
7
6
5
4
3
2
1
0
4
49,5
44,5
5
54,5
6
59,5
6
64,5
8
69,5
4
74,5
3
79,5
904.
905.
Interval
906.
Ju
907.
Perse
908.
Kategori
84
N
909.
1
914.
2
919.
3
924.
4
929.
5
934.
939.
940.
mlah
Siswa
Nilai
910.
915.
920.
925.
930.
0 SKKM
< 45
45 SKKM
< 65
65 SKKM
< 75
75 SKKM
< 90
90 SKKM
100
935.
911.
916.
20
921.
12
926.
931.
936.
ntase
Penilaian
913.
912.
917.
5%
50%
922.
30%
927.
15%
932.
0%
937.
Sangat
Kurang
918.
Kurang
923.
Cukup
928.
933.
Baik
Sangat Baik
938.
hipotesis yang benar, yang memiliki nilai kategori cukup sebanyak 12 orang
atau sebesar 30%
hipotesis yang benar, yang memiliki nilai kategori baik sebanyak 6 orang
atau 15% siswa baik dalam mampu menganalis masalah, merumuskan
85
K
1
2
3
946.
Interval
Kelas
950. 34,5 41,5
954. 41,5 48,5
958. 48,5 55,5
947.
Fo
951. 4
955. 9
959. 16
948.
952.
956.
960.
Fr
5,2%
11,7%
20,8%
86
961.
965.
969.
973.
977.
963.
967.
971.
975.
979.
982.
11
8
15
9
6
78
964.
968.
972.
976.
980.
983.
14,3%
10,4%
19,5%
11,7%
7,8%
100%
984.
985.
Berdasarkan nilai-nilai tersebut, dapat dibentuk histogram data
kelompok sebagai berikut:
986.
987.
16
14
12
10
8
6
4
2
0
34,5
9
41,5
16
48,5
11
55,5
8
62,5
15
69,5
9
76,5
6
83,5
991.
N
992.
Interval Nilai
993. J
uml 994. Per
ah
sentas
Sisw
e
a
995.
Kategori
Penilaian
87
996. 997.
1
1001. 1002.
2
1006.1007.
3
1011. 1012.
4
1016. 1017.
5
1021. Dari
0 SKBK/KM 998. 1
< 45
0
45 SKBK/KM 1003. 3
< 65
4
65 SKBK /KM 1008. 1
< 75
7
75 SKBK/KM 1013. 1
< 90
7
90 SKBK/KM
1018. 0
100
Tabel di atas Kemampuan
999.
12,
82%
1004. 43,
52%
1009. 21,
76%
1014. 21,
76%
1019. 0%
1000. Sangat
Kurang
1005. Kurang
1010. Cukup
1015. Baik
1020. Sangat Baik
berpikir kreatif dan pemecahan masalah matematika siswa yang diajar dengan
pembelajaran Kooperatif Tipe Problem Based Introduction, data distribusi
frekuensi pada lampiran 15 dapat diuraikan sebagai berikut: nilai rata-rata hitung
(X) sebesar 67,175; Variansi = 132,53; Standar Deviasi (SD) = 11,512; Nilai
maksimum = 87; nilai minimum = 45 dengan rentangan nilai (Range) = 42.
Makna dari hasil Variansi di atas adalah kemampuan berpikir kreatif dan
pemecahan masalah matematika siswa yang diajar dengan pembelajaran
88
1027. Fo
1032. 12,5%
1036. 8,75%
1040. 13,75
1037. 3 1038. 56,5 61,5
1039. 11
%
1041. 4 1042. 61,5 67,5
1043. 10
1044. 12,5%
1045. 5 1046. 67,5 73,5
1047. 12
1048. 15%
1049. 6 1050. 73,5 79,5
1051. 14
1052. 17,5%
1053. 7 1054. 79,5 85,5
1055. 14
1056. 17,5%
1057. 8 1058. 85,5 91,5
1059. 2
1060. 2,5%
1061. Jumlah
1062. 80
1063. 100%
1064.
Berdasarkan nilai-nilai tersebut, dapat dibentuk histogram data
kelompok sebagai berikut:
1031. 10
1035. 7
1028. Fr
89
1065.
14
12
10
10
8
6
4
2
0
44.5
7
50.5
11
56.5
10
61.5
12
67.5
14
73.5
14
79.5
2
85.5
1071.
N
1072. Interval Nilai
1076. 1077. 0 SKBK/KM
1
< 45
1081.1082. 45 SKBK/KM
2
< 65
1086. 1087. 65 SKBK
3
/KM < 75
1091.1092. 75 SKBK/KM
4
< 90
1096.1097. 90 SKBK/KM
1073. J
umla
h
Sisw
a
1078. 2
1083. 3
3
1088. 2
5
1093. 2
0
1098. 0
1074. Per
sentas
e
1079. 2,5
%
1084. 41,
25%
1089. 31,
25%
1094. 25
%
1099. 0%
1075. Kategori
Penilaian
1080. Sangat
Kurang
1085. Kurang
1090. Cukup
1095. Baik
1100. Sangat Baik
90
100
1102.
1101.
Dari Tabel di atas Kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan
Pembelajaran
Matematika
Realistik
dan
Pembelajaran
91
1106.
1108. Interval
Kelas
1109. Fo
1111. 1
1113. 9
1115. 2
1117. 6
1119. 3
1121. 8
1123. 4
1125. 4
1127. 5
1129. 10
1131. 6
1133. 17
1135. 7
1137. 13
1139. 8
1141. 12
1143. Jumlah
1146.
1147.
1144. 79
1110. Fr
1114. 11,39
%
1118. 7,595
%
1122. 10,13
%
1126. 5,063
%
1130. 12,66
%
1134. 21,52
%
1138. 16,46
%
1142. 15,19
%
1145. 100%
92
1148.
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
47.5
6
52.5
8
57.5
4
62.5
10
67.5
17
72.5
13
77.5
12
82.5
93
1151.
1152.
1153. Interval
N
Nilai
1157. 1158.
1
1162.1163.
2
1167.1168.
3
1172.1173.
4
1177.1178.
5
0 SKBK
< 45
45 SKBK
< 65
65 SKBK
< 75
75 SKBK
< 90
90 SKBK
100
1154. Jum
lah
Siswa
1159. 0
1164. 24
1169. 25
1174. 40
1179. 0
1155. Per
sentas
e
1160. 0%
1165. 30,
38%
1170. 31,
65%
1175. 50,
64%
1180. 0%
1156. Kategori
Penilaian
1161. Sangat Kurang
1166. Kurang
1171. Cukup
1176. Baik
1181. Sangat Baik
1182.
1183. Dari Tabel di atas Kemampuan berpikir kreatif matematika siswa yang
diajar dengan pembelajaran Matematika Realistik dan Pembelajaran Kooperatif Tipe
Problem Based Introductiondiperoleh bahwa: jumlah siswa yang memperoleh nilai
sangat kurang tidak ada atau sebesar 0%, yang memiliki kategori kurang
sebanyak 24 orang atau sebesar 30,38%, yang memiliki nilai kategori cukup
sebanyak 25 orang atau sebesar 31,65%, yang memiliki nilai kategori baik
sebanyak 40 orang atau 50,64%, yang memiliki nilai kategori sangat baik tidak
ada atau sebanyak 0%.
g. Data Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa yang
Diajar dengan Pembelajaran Matematika Realistik dan Pembelajaran
Kooperatif Tipe Problem Based Introduction (B2)
1184.
1185.
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil postes kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa yang diajar dengan pembelajaran
Matematika Realistik dan Pembelajaran Kooperatif Tipe Problem Based
Introduction, data distribusi frekuensi pada lampiran 11 dapat diuraikan sebagai
94
berikut: nilai rata-rata hitung (X) sebesar 59,65; Variansi = 121,621; Standar
Deviasi (SD) = 11,82; Nilai maksimum = 84; nilai minimum = 35 dengan
rentangan nilai (Range) = 49.
1186.
1187.
Makna dari hasil Variansi di atas adalah kemampuan pemecahan
masalah matematika siswa yang diajar dengan pembelajaran Matematika Realistik
dan Pembelajaran Kooperatif Tipe Problem Based Introduction mempunyai nilai
yang sangat beragam atau berbeda antara siswa yang satu dengan yang lainnya,
karena dapat kita lihat bahwa nilai variansi melebihi nilai tertinggi dari data di
atas. Secara kuantitatif dapat dilihat pada tabel berikut ini:
1188.
1189.
Tabel 4.16 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematika Siswa yang Diajar Dengan Pembelajaran
Matematika Realistik dan Pembelajaran Kooperatif Tipe
Problem Based Introduction (B2)
1190.
1191.
elas
1195.
1199.
1203.
1207.
1211.
1215.
1219.
1223.
1192. Interval
Kelas
1 1196. 34,5 41,5
2 1200. 41,5 48,5
3 1204. 48,5 55,5
4 1208. 55,5 62 ,5
5 1212. 62,5 69,5
6 1216. 69,5 76,5
7 1220. 76,5 83,5
8 1224. 83,5 90,5
1227. Jumlah
1193. Fo
1197.
1201.
1205.
1209.
1213.
1217.
1221.
1225.
1228.
4
12
16
14
13
13
6
1
79
1194. Fr
1198.
1202.
1206.
1210.
1214.
1218.
1222.
1226.
1229.
5,063
15,19
20,25
17,72
16,46
16,46
7,595
1,266
100%
95
1230.
berikut:Berdasarkan nilai-nilai tersebut, dapat
1231.
1
83,5
16
14
12
10
8
6
4
2
0
34,5
12
41,5
16
48,5
14
55,5
13
62,5
13
69,5
6
76,5
96
1234.
1235.
1236. Interval
N
Nilai
1240. 1241.
1
1245.1246.
2
1250.1251.
3
1255.1256.
4
1260.1261.
5
1266.
0 SKBK
< 45
45 SKBK
< 65
65 SKBK
< 75
75 SKBK
< 90
90 SKBK
100
1237. Jum
lah
Siswa
1242. 12
1247. 43
1252. 17
1257. 4
1262. 0
1238. Per
1239. Kategori
sentas
Penilaian
e
1243. 15,
1244. Sangat Kurang
19%
1248. 54,
1249. Kurang
43%
1253. 21,
1254. Cukup
52%
1258. 5,0
1259. Baik
6%
1263. 0%
1264. Sangat Baik
1265.
Dari Tabel di atas Kemampuan Pemecahan masalah
siswa yang memperoleh nilai sangat kurang sebanyak 12 orang atau sebesar
15,19%, yang memiliki kategori kurang sebanyak 43 orang atau sebesar 54,43%,
yang memiliki nilai kategori cukup sebanyak 17 orang atau sebesar 21,52 %,
yang memiliki nilai kategori baik sebanyak 4 orang atau 5,06%, yang memiliki
nilai kategori sangat baik tidak ada atau sebanyak 0%.
B. Pengujian Persyaratan Analisis
1267.
Sebelum melakukan uji hipotesis dengan analisis varians (ANAVA)
terhadap hasil tes siswa perlu dilakukan uji persyaratan data meliputi: Pertama,
bahwa data bersumber dari sampel jenuh. Kedua, sampel berasal dari populasi
97
98
yang Diajar
99
L-hitung = 0,065 dengan nilai L-tabel = 0,14. Karena L-hitung < L-tabel yakni 0,065 < 0.14
maka dapat disimpulkan hipotesis nol diterima. Sehingga dapat dikatakan bahwa
sampel pada hasil kemampuan Pemecahan masalah matematika siswa yang diajar
dengan pembelajaran Kooperatif Tipe Problem Based Introduction berasal dari
populasi yang berdistribusi normal.
1274.
e) Hasil Kemampuan Berpikir Kreatif dan pemecahan masalah Matematika
Siswa yang Diajar dengan Pembelajaran Matematika Realistik (A1)
1275.
Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas untuk sampel pada hasil
kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan masalah matematika siswa yang
diajar dengan pembelajaran Matematika Realistik (A1) diperoleh nilai L-hitung =
0,096 dengan nilai L-tabel = 0,1003. Karena L-hitung < L-tabel yakni 0,096< 0,1003
maka dapat disimpulkan hipotesis nol diterima. Sehingga dapat dikatakan bahwa
sampel pada hasil kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan masalah
matematika siswa yang diajar dengan pembelajaran Matematika Realistik berasal
dari populasi yang berdistribusi normal.
1276.
f) Hasil Kemampuan Berpikir Kreatif
dan
Pemecahan
Masalah
hasil kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan masalah matematika siswa yang
diajar dengan pembelajaran Kooperatif Tipe Problem Based Introduction (A2)
diperoleh nilai L-hitung = 0,070 dengan nilai L-tabel = 0,099. Karena L-hitung < L-tabel
yakni 0,070 < 0,099 maka dapat disimpulkan hipotesis nol diterima. Sehingga
dapat dikatakan bahwa sampel pada hasil kemampuan berpikir kreatif dan
100
Pembelajaran
Matematika
Realistik
dan
Pembelajaran
101
1284. Kel
ompok
1285. L
hitung
1288.
A
B
1289.
0,09
8
1294.
A
B
1295.
0,09
6
1298.
A2
B1
1299.
0,14
6
1302.
A
B2
1303.
0,10
8
1306.
A1
1307.
0,09
1
1314.
1315.
0,05
5
1318.
B1
1319.
1322.
B2
1323.
1286.
L - tabel =
0,05
1287.
Kesimpulan
1293.
Ho : Diterima,
Normal
1297.
Ho : Diterima,
Normal
1301.
Ho : Diterima,
Normal
1305.
Ho : Diterima,
Normal
1313.
Ho : Diterima,
Normal
1317.
Ho : Diterima,
Normal
0,06
3
1321.
Ho : Diterima,
Normal
0,10
5
1325.
Ho : Diterima,
Normal
1290. 0,141
1291.
1292. 0,14
1308. 0,0966
1309. 0,0991
1310.
1311. 0,0997
1312.
1326.
1327. Keterangan:
1328.
102
1329.
A1B2 =
Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Siswa yang Diajar dengan Pembelajaran Matematika Realistik
1330.
1331.
A2B2 =
1333. H0 :
Dengan Ketentuan Jika X2hitung < X2tabel maka dapat dikatakan bahwa,
103
1336.
1338. Kel
ompok
1339. 1340. S
Db
1347.
1348.
38
1356.
1357.
38
1365.
1366.
39
1374.
1375.
39
1383.
1384.
77
1392.
1393.
79
1401.
1402.
77
1410.
1411.
77
1349. 1
31,8
92
1358. 1
30,1
47
1367. 1
42,7
89
1376. 1
08,4
1
1385. 1
52,7
03
1394. 1
32,5
26
1403. 1
35,7
54
1412. 1
39,8
73
1342.
logSi
1343. d
b.log
Si
1350. 50 1351.
11,896 2,12
1352. 8
0,57
1359. 49 1360.
45,586 2,11
1361. 8
0,35
1368. 55 1369.
68,771 2,155
1370. 8
4,033
1377. 42
27,99
1378.
2,035
1379. 7
9,37
1386. 11 1387.
758,13 2,184
1388. 1
68,16
1397. 1
67,66
1
1406. 1
64,22
1
1415. 1
65,22
1
1341. dk
.Si
1395. 10 1396.
469,55 2,122
1404. 10
453,05 1405.
8
2,133
1413. 10
770,22 1414.
1
2,146
1344.
X
1345.
X
hit
tab
ung
el
1353.
0,773
1346.
Keputus
an
1354.
1355.
Homo
ge
n
1390.
1391.
Homo
ge
n
1389.
0,391
1407.
0,017
1419.
1420.
104
1421.
1422.
diajukan dalam penelitian ini adalah analisis varians dua jalan dan diuji dengan
Tukey. Hasil analisis data berdasarkan ANAVA 2 x 2 secara ringkas disajikan pada
tabel berikut:
1423. Tabel 4.20 Rangkuman Hasil Analisis Varians
1424. Sumber
Varians
1425.
1426. JK
Dk
1437. Antar
Kolom (A):
1438.
1
1441.
1,09
1444. Antar
Baris (B):
1440. 7
53,2
58
1447. 4
620,
519
1454.
85508,5
1455.
123,83
1451. Interaksi
(A x B)
1458. Antar
Kelompok A
dan B
1465. Dalam
Kelompok
(Antar Sel)
1472. Total
Reduksi
1452.
1
1439.
753,278
1453.
85508,5
1460.
1461. 1
81641 ,29
428,
142
1467. 107
1466.
1468. 6
702,23
156
90,4
7
1473. 1474. 260
1475.
157
60,943
1459.
3
1448.
6,69
1429. FTabel
1435. 1436.
0
0
,
,
0
0
5
1
1443.
1442.
6,85
4,08
9
1462.
0,364
1464.
1463.
4,13
2,84
2
1476.
1477. 1478.
1479.
1480.
2 x 2 digunakan uji lanjut dengan uji Tukey yang dilakukan pada kelompok.: (1)
105
Main Effect A yaitu A1 dan A2 serta main effect B yaitu B1 dan B2 dan (2) Simple
Effect A yaitu A1 dan A2 untuk B1 serta A1 dan A2 untuk B2, Simple Effect B yaitu
B1 dan B2 untuk A1 serta B1 dan B2 untuk A2.
1481.
Hipotesis Statistik
A A
1
1484.
Ho
A A
1
1485. Ha
:
1486. Terima Ho, jika : Fhitung < Ftabel
1487.
1488.
3,897 maka
106
Matematika Realistik dan siswa yang diajar dengan pembelajaran kooperatif tipe
Problem Based Introduction pada materi relasi fungsi.
1490.
1491.
Sehingga
dapat
disimpulkan
bahwa
secara
keseluruhan
Hipotesis Statistik:
A B A B
1
1494. Ho
A B A B
1
1495. Ha
:
1496. Terima Ho, jika : Fhitung < Ftabel
1497.
1498.
ANAVA satu jalur untuk simple affect A yaitu: Perbedaan antara A1 dan A2 yang
terjadi pada B1. Rangkuman hasil analisis dapat dilihat pada pada tabel berikut:
1499.
1500.
1501. Sumber
1502.
1503. JK
1504. R
1505.
1506. FTabel
107
Varians
Dk
1516. 879
39,84
1515.
1514. Antar (A)
1
1521. Dalam
1528. Total
1536.
JK
1517. 8
7939,
84
FHitung
1518.
631,
1
8
1524. 1
39,3
3
1512.
1513.
0,
0,0
0
1
5
1519.
3,966
1520. 7
,09
3
hasil ANAVA, diperoleh nilai Fhitung = 631,18 > Ftabel pada taraf (= 0,05) = 3,966
berdasarkan ketentuan sebelumnya maka menolak Ho dan menerima Ha.
1537.
dilakukan pada lampiran 24, diperoleh Q3(A1B1 dan A2B1)hitung < Qtabel di mana
Qhitung = 0,345dan Qtabel = 2,82. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara
keseluruhan hasil kemampuan berpikir kreatif matematika siswa yang diajar
dengan pembelajaran matematika realistik Tidak lebih baik daripada siswa yang
diajar dengan pembelajaran kooperatif tipe Problem Based Introduction pada
materi relasi fungsi
108
3. Hipotesis ketiga
1539.
Hipotesis Statistik
A B A B
A B A B
1541. Ho
1542. Ha
:
Terima
H
jika
1543.
o,
: Fhitung < Ftabel
1544.
uji ANAVA satu jalur untuk simple affect A yaitu: Perbedaan antara A1 dan A2
yang terjadi pada B2. Rangkuman hasil analisis dapat dilihat pada pada tabel
berikut:
1545.
1546. Sumber
Varians
1547.
Dk
1548. JK
1549. R 1550.
JK FHitung
1561. 1736,
511
1562. 1
736,5 14,3
9
11
1551. FTabel
1557.
0 1558.
, 0,01
0
5
1563.
1559. Antar
(A)
1566. Dalam
1573. Total
1560.
1
1568. 917
1567.
3,5647 1569. 1
77
44
20,7
1574. 1575. 10910
78
,08
1576.
1580.
1570.
1564.
1565.
3,96
7,093
6
109
1581.
1582. Berdasarkan hasil analisis uji F yang terdapat pada rangkuman hasil
ANAVA, diperoleh nilai Fhitung = 14,39, diketahui nilai pada Ftabel pada taraf (=
0,05) = 3,966. Selanjutnya dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel untuk
menentukan kriteria penerimaan dan penolakan Ho, diketahui bahwa nilai
koefisien Fhitung > Ftabel berdasarkan ketentuan sebelumnya maka menolak Ho dan
menerima Ha.
1583.
Hipotesis Statistik
110
1587.
H0: INT. A X B = 0
1588.
Ha: INT. A X B 0
1589.
1590.
Setelah melakukan analisis uji F dan uji Tukey pada hipotesis pertama,
hasil ANAVA sebelumnya, diperoleh nilai Fhitung = 123,83 dan Ftabel pada taraf
(= 0,05) = 3,897 untuk menentukan kriteria penerimaan dan penolakan Ho.
Selanjutnya dengan melihat nilai Fhitung sebagai hasil interaksi untuk
menentukan kriteria penerimaan dan penolakan H0, dan diketahui bahwa nilai
INT. A X B 0.
1591.
rata antara perbedaan rata-rata B1 dan B2 untuk level A1, dan perbedaan ratarata antara B1 dan B2 untuk level A2, sehingga perlu pengujian perbedaan pada
simple effect.
111
1593.
1594. Su
1595.
mber
Dk
Varians
1607. Ant 1608.
ar (B)
1
1614. Dala 1615.
m
76
1621. Tota
l
1622.
77
1596. JK
1609. 4880,
63
1616. 9957,
49
1623.
4880,63
1597. R
JK
1598. F
1610. 48
80,63
1617. 13
1,019
1611. 3
7,25
Hitung
1618.
1599. FTabel
1605. 1606.
0,05 0,01
1612.
3,966
1613.
7,093
1624.
1628.
1629.
nilai FHitung= 37,25. Diketahui nilai pada FTabel pada taraf (0,05) = 3,966. Dengan
membandingkan nilai Fhitung dengan nilai FTabel untuk menentukan kriteria
penerimaan dan penolakan H0. Diketahui bahwa nilai koefisien Fhitung > FTabel.
1630.
yang terjadi pada A1, memberikan temuan bahwa: Terdapat interaksi antara
model pembelajaran terhadap kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada materi relasi fungsi. Selanjutnya
dilakukan uji Tukey, hasil perhitungan yang diperoleh pada uji Tukey di lampiran
24 diperoleh Q5(A1B1 dan A1B2)Qhitung = 7,117 > Q(0,05) = 2,86. Dari hasil
pembuktian uji Tukey ini dapat disimpulkan bahwa: Terdapat interaksi yang
signifikan antara model pembelajaran terhadap kemampuan berpikir kreatif dan
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi relasi fungsi.
Demikian halnya dengan perbedaan simple affect yang terjadi B1 dan B2 yang
terjadi pada A2. dapat dijelaskan berdasarkan tabel berikut:
1631.
112
1637. FTabel
1636. F 1643. 1644.
0,0
0,0
Hitung
5
1
1645. Ant 1646. 1647. 29 1648. 721 1649. 5
ar (A)
1
76,8
4,006
,76
1652. Dal 1653. 1654. 97 1655. 125
1650. 3 1651. 7
am
78
744,75
3,14
,96
,09
6
3
1656.
1661. 10
1659. Tota 1660.
0721,5
l
79
5
1662.
1632. Su
1633.
mber
1634. JK
Dk
Varians
1666.
1635. RJ
K
diperoleh nilai Fhitung = 5,76, diketahui nilai pada Ftabel pada taraf (0,05) = 3,966.
Dengan membandingkan nilai Fhitung dengan nilai Ftabel untuk menentukan kriteria
penerimaan dan penolakan H0, dan diketahui bahwa nilai koefisien Fhitung > FTabel.
Dari ketentuan sebelumnya maka hasil analisis menolak Ho dan menerima Ha.
1667.
diperoleh pada uji Tukey di lampiran 24, diperoleh Q6(A2B1 dan A2B2) Qhitung =
3,52 > Q(0,05) = 2,86. Dari hasil pembuktian uji Tukey ini dapat bahwa Terdapat
interaksi yang signifikan antara model pembelajaran yang di gunakan terhadap
kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan pemecahan masalah matematika
siswa pada materi relasi fungsi.
113
1669.
Dari semua perhitungan Uji F dan Uji Tukey yang dilakukan pada
analisis data untuk membuktikan Hipotesis, maka dapat di buat Rangkuman hasil
analisis uji F dan uji tukey pada tabel berikut ini:
1670.
1671.
1672.
1673.
1674.
1675.
1676.
1677.
1678.
1679.
1680. Tabel 4.25 Rangkuman Hasil Analisis Uji Tukey
1681.
1687. Ft
1690. Q
1685. F
abe
ta
tab
1682.
1684. F
1689. Qh
l
bel
1683. Pasangan
1691. Kesimpu
el
No
hit
itun
1688.
Kelompok
lan
ung 1686.
1698.
g
=
=0,0
0,
0,05
5
01
1707.
1700. 1701. Q1 (A1 dan 1702. 1
1705.
3,02
1
A2)
4,5 1703.
1704. 1706.
1710. 1711. Q2(B1 dan 1712. 6 3,897 6,859 1715.
7,46
2
B2)
,69
1718. 1719. Q3(A1B1
3
dan A2B1)
1728. 1729. Q4(A1B2
4
dan A2B2)
1736. 1737. Q5(A1B1
5
dan A1B2)
1744. 1745. Q6(A2B1
6
dan A2B2)
1752. 1753. Q7(A1B1
7
dan A2B2)
1760. 1761. Q8(A2B1
1709. Signif
ikan
1708.
2,82 1717. Signif
ikan
1725.
0,345
1733.
5,02
1735. Signif
ikan
1741.
7,117
1743. Signif
ikan
1746. 5
,76
1749.
3,52
1751. Signif
ikan
1754. 2
176
,63
1762. 0
1757.
3,58
1759. Signif
ikan
1765.
1767. Signif
114
,12
3
dan A1B2)
6,91
ikan
1768.
1769.
1770. Tabel 4.26 Rangkuman Hasil Analisis
1771. 1772. Hipotesis
No.
Statistik
1776. 1777.
H
1.
A1 A 2
o:
1778.
Ha :
A1 A2
Terima Ho ,jika;
Fhitung < Ftabel
1780.
1779.
1786. 1787.
2
A1 A2
Ho:
1788.
Ha :
A1 A2
Terima Ho ,jika;
Fhitung < Ftabel
1790.
1789.
1773.
Hipotesis
Verbal
Ho
:
Tidak
terdapat
perbedaan
kemampuan
berpikir
kreatif
dan
kemampuan
pemecahan
masalah matematika antara
siswa yang diajar dengan
pembelajaran
Matematika
Realistik dan siswa yang
diajar dengan pembelajaran
kooperatif tipe Problem
Based Introduction.
1781.
Ha : Terdapat perbedaan
kemampuan berpikir kreatif
dan kemampuan pemecahan
masalah matematika antara
siswa yang diajar dengan
pembelajaran
Matematika
Realistik dan siswa yang
diajar dengan pembelajaran
kooperatif tipe Problem
Based Introduction.
1774.
Temuan
1782. Terdap
at perbedaan
kemampuan
berpikir kreatif
dan kemampuan
pemecahan
masalah
matematika
anatara siswa
yang diajar
dengan
pembelajaran
Matematika
Realistik dan
siswa yang
diajar dengan
pembelajaran
kooperatif tipe
Problem Based
Introduction.
1783. pada
materi relasi
fungsi.
Ho
:
Tidak
terdapat
perbedaan
kemampuan
berpikir kreatif matematika
antara siswa yang diajar
dengan
pembelajaran
Matematika Realistik dan
siswa yang diajar dengan
pembelajaran kooperatif tipe
Problem
Based
Introduction..
1791.
Ha : Terdapat perbedaan
kemampuan berpikir kreatif
matematika antara siswa
yang
diajar
dengan
pembelajaran
Matematika
1792. Terdap
at perbedaan
kemampuan
berpikir kreatif
matematika
anatara siswa
yang diajar
dengan
pembelajaran
Matematika
Realistik dan
siswa yang diajar
dengan
pembelajaran
kooperatif tipe
Problem Based
Kesim
pulan
1784. Secara
keseluruhan
kemampuan
berpikir kreatif
dan
kemampuan
pemecahan
masalah
matematika
siswa yang
diajar dengan
pembelajaran
Matematika
Realitik lebih
baik daripada
siswa yang
diajar dengan
pembelajaran
kooperatif tipe
Problem Based
Introduction
1785. pada
materi relasi
fungsi.
1793. Secara
keseluruhan
kemampuan
berpikir kreatif
matematika
siswa yang
diajar dengan
pembelajaran
Matematika
Realistik Tidak
lebih baik
daripada siswa
yang diajar
dengan
pembelajaran
kooperatif tipe
1775.
115
1794. 1795.
3
A1 B 2 A 2 B 2
Ho :
1796.
Ha
A1 B 2 A 2 B 2
1797. Terima Ho, jika:
Fhitung < Ftabel
1798.
Introduction.
1801. Terdap
at
perbedaan
kemampuan
pemecahan
masalah
matematika
siswa yang diajar
dengan
pembelajaran
Matematika
Realistik
dan
siswa yang diajar
dengan
pembelajaran
kooperatif tipe
Problem Based
Introduction.
1810. Terdap
at interaksi
yang signifikan
antara model
pembelajaran
yang di gunakan
terhadap
kemampuan
berpikir kreatif
dan kemampuan
pemecahan
masalah
matematika
siswa pada
materi relasi
fungsi
Problem Based
Introduction
pada materi
relasi fungsi.
1802. Secara
keseluruhan
kemampuan
pemecahan
masalah
matematika
siswa yang
diajar dengan
pembelajaran
Matematika
Realistik lebih
baik daripada
siswa yang
diajar dengan
pembelajaran
kooperatif tipe
Problem Based
Introduction
pada materi
relasi fungsi.
1812. Secara
keseluruhan
terdapat
interaksi antara
model
pembelajaran
yang di
gunakan
terhadap
kemampuan
berpikir kreatif
dan
kemampuan
pemecahan
masalah
matematika
116
1811.
siswa pada
materi relasi
fungsi
1813.
1814. Simpulan : Siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif lebih sesuai diajarkan dengan
model pembelajaran kooperatif tipe Problem Based Introduction dan kemampuan pemecahan
masalah matematika lebih sesuai diajarkan dengan Pembelajaran matematika realistik
1815.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1816.
Penelitian eksperimen mengenai perbedaan kemampuan berpikir
kreatif dan kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajar dengan
pembelajaran matematika realistik dan pembelajaran kooperatif tipe problem
based introduction di kelas VIII MTs Cerdas Murni Tembung ditinjau dari
penilaian tes kemampuan siswa yang menghasilkan skor rata-rata hitung yang
berbeda.
1817.
117
Temuan
hipotesis
kedua
memberikan
kesimpulan
bahwa
siswa
sesuai
potensinya
akan
berpengaruh
dalam
kesuksesan
118
hipotesis
ketiga
memberikan
kesimpulan
bahwa:
119
pembelajaran Matematika realistik lebih baik daripada siswa yang diajar dengan
pembelajaran problem solving pada materi Relasi Fungsi di kelas VIII MTs
Cerdas murni Tembung. Senada dengan Suwarsono Pembelajaran Matematika
Realistik adalah Memberikan pengertian yang jelas kepada siswa tentang
keterkaitan antara matematika dengan kehidupan sehari-hari dan tentang
kegunaan matematika pada umunya bagi manusia. Matematika adalah suatu
bidang kajian yang dapat dikonstruksi dan dikembangkan sendiri oleh siswa dan
oleh orang lain tidak hanya oleh siswa yang disebut pakar matematika. Cara
penyelesaian suatu soal atau masalah tidak harus tunggal, dan tidak usah harus
sama antara orang yang satu dan yang lainnya. Mempelajari proses pembelajaran
matematika merupakan suatu yang utama dan untuk mempelajari matematika
orang harus menjalani sendiri proses itu dan menemukan sendiri konsep-konsep
matematika dengan bantuan guru. Memadukan kelebihan-kelebihan dari berbagai
pendekatan pembelajaran lain yang juga dianggap unggul yaitu antara pendekatan
pemecahan masalah, pendekatan konstruktivisme dan pembelajaran yang berbasis
lingkungan dan konsep matematika dengan cara siswa sendiri.
1823.
120
1824.
121
strategi belajar menentukan apakah siswa dapat berinteraksi dengan siswa saja
atau antara siswa dan guru. Seperti yang dijelaskan diatas bahwa kreativitas akan
tercipta jika adanya komunikasi banyak arah yaitu antara siswa dengan guru dan
juga antara siswa dengan siswa.
1827.
1828.
Dalam hal ini pemilihan pembelajaran matematika realistik dan
pembelajaran kooperatif tipe problem based introduction dapat membantu siswa
untuk berkomunikasi banyak arah, dengan pembelajaran kooperatif tipe Problem
Based Introduction siswa akan berinteraksi dalam kelompoknya, demikian pula
dengan Matematika Realistik siswa memiliki kemungkinan akan mendiskusikan
dengan teman semejanya apabila permasalahan yang diberikan tidak terpecahkan.
Dengan demikian ini membuktikan bahwa pembelajaran yang diberikan kepada
siswa berinteraksi dengan kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa.
1829.
Berdasarkan hasil temuan yang telah dipaparkan di atas, hasil
temuan dalam penelitian ini menggambarkan bahwa kemampuan bepikir kreatif
dan kemampuan pemecahan masalah dapat dikembangkan dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe Problem Based Introduction dimana dalam
pembelajaran ini sesuai dengan teori belajar konstruktivisme yang menekankan
adanya interaksi antar teman sebaya. Gagasan Piaget dan Vigotsky keduanya
menentukan adanya hakekat sosial dalam belajar disamping penekanan utama
perubahan kognitif. Dimana dalam pembelajaran kooperatif tipe Problem Based
Introduction siswa akan beridiskusi dan berlatih untuk menyelesaikan masalah
yang di berikan. Selain itu, didapat pula kesimpulan bahwa dengan adanya
motivasi yang diberikan teman sebaya siswa akan lebih terdorong dan terpacu
122
dalam melakukan sesuatu kearah yang lebih baik. Contohnya, ketika berdiskusi
siswa akan terdorong untuk mengajukan jawabannya kepada teman-teman
anggota kelompoknya. Dengan demikian, tidak ada siswa yang menjadi pasif
karena semua ingin memberikan pendapatnya dengan mengajukan jawaban yang
berbeda dengan cara penyelesaian yang bervariasi. Hal ini, menunujukkan siswa
sudah berpikir kreatif karena berusaha mencari cara penyelesaian yang berbeda
dari temannya yang lain. Ini juga sudah menunjukkan bahwa siswa telah
mengerahkan kemampuan pemecahan masalah yang dimilikinya.
C. Keterbatasan dan Kelemahan
1830.
kegiatan berpikir kreatif dan pemecahan masalah matematika siswa, salah satunya
yaitu strategi pembelajaran yang digunakan. Pada penelitian ini peneliti hanya
melihat kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa dengan menggunakan pembelajaran matematika realistik dan
123
pembelajaran
Kooperatif
tipe
Problem
Based
Introduction
tidak
pada
124
1834. BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, serta permasalahan yang
telah dirumuskan, peneliti membuat kesimpulan sebagai berikut :
125
2. Implikasi
Berdasarkan temuan dan kesimpulan sebelumnya, maka implikasi dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Pemilihan sebuah model pembelajaran dalam pembelajaran merupakan salah
satu hal yang sangat penting dalam proses pembelajaran di sekolah. Untuk
menggunakan suatu model dalam pembelajaran perlu melihat kondisi siswa
terlebih dahulu. Salah satu pembelajaran yang dapat digunakan untuk
mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan pemecahan
masalah matematika siswa adalah Pembelajaran Matematika realistik. Dalam
proses Pembelajaran matematika realistik selain mencakup beragam tujuan sosial,
juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademik lainnya. Pembelajaran
ini mampu membantu siswa dalam memahami konsep-konsep sulit. Adapun
langkah-langkah yang digunakan dalam Pembelajaran matematika realistik yang
dapat dibahas adalah sebagai berikut:
Pertama: mempersiapkan semua perlengkapan yang akan dibutuhkan siswa
pada saat proses berlangsung. Adapun perlengkapan tersebut berupa LKS
(Lembar Kegiatan Siswa), gunakan LKS untuk mengekplorasi pengetahuan siswa
126
127
128
129
pengetahuan
yang
dimiliki
siswa
seperti
dengan
130
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Susanto. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah
Dasar. Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Erman Suherman, dkk. 2001. Common Textbook Strategi Pembelajaran
Matematika Kontemporer. Bandung: JCA-UPI
Hamzah B.Uno. 2008. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar
Mengajar Yang Kreatif Dan Efektif. Jakarta : Bumi Aksara
Herman Hudojo,
2001.
2001.
131
Abdurrahman.
Anak
Berkesulitan
Belajar
Teori,