Bahan sm3
Bahan sm3
Bahan sm3
Anggota Kelompok 1:
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga penyusunan Makalah Bengkel Listrik 3 dengan judul Insatalasi ini dapat
terselesaikan dengan baik tanpa kendala. Makalah ini membahas tentang pengertian, fungsi,
klasifikasi, wiring, serta aplikasi dari trafo step up dan trafo interbus transformer ( IBT ). Maksud
dan tujuan penyusunan Makalah ini adalah untuk melengkapi persyaratan mendapatkan nilai
pada mata kuliah Mesin AC DC. Adapun penyusunan laporan ini berdasarkan data-data yang
diperoleh dari literatur - literatur. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini tidak
lepas dari dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini kami menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Ruwah Joto, ST., MMT selaku dosen mata kuliah Bengkel Listrik 3
2. Bapak Heri Sungkowo. SST., MMT selaku dosen mata kuliah Bengkel Listrik 3
3. Bapak Hendra, ST selaku pembimbing mata kuliah Bengkel Listrik 3
4. Kedua orang tua dan saudara - saudara kami yang telah mendukung dan memberikan doa
restu.
Kelompok 1
BAB I
PENDAHULUAN
maupun
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Manfaat :
Agar mahasiswa dapat mengerti tentang pemasangan instalasi tiga fasa sehingga dalam
memasang nanti dapat dijadikan referensi.
BAB II
METODE PRAKTIKUM
Tempat
Pakaian kerja
Sepatu
Instalasi In Plaster
Instalasi di dalam panel
Pengukuran Insullation Tester ( Megger )
Nama Alat
Jumlah
Kondisi
1.
Tang cucut
Baik
2.
Tang kupas
Baik
3.
Tang Bengkok
Baik
4.
Tang kombinasi
Baik
5.
Tang potong
Baik
6.
Obeng set
Baik
Keterangan
Nama Alat
Jumlah
Kondisi
1.
50 cm
Baik
2.
Pipa besi
1 meter
Baik
5 meter
Baik
5 meter
Baik
5 meter
Baik
3.
4.
5.
Keterangan
Nama Alat
Jumlah
Kondisi
1.
Saklar tukar 5 A
Baik
Keterangan
2.
Saklar seri 5 A
Fitting Lampu
3.
Tender E 27
Baik
Baik
4.
Lampu pijar
Baik
5.
Kotak kontak 16 A
Baik
6.
Junction Box
Baik
7.
12
Baik
8.
Lasdop
Baik
9.
MCB 1 fasa
Baik
10.
MCB 3 fasa
Baik
11.
Fuse Patron 10 A
Baik
12.
Kotak Panel
Baik
13.
Line Up Terminal
Baik
14.
Kabel NYF
Baik
@ 75 watt
Jumlah
Kondisi
1.
Multimeter
Baik
2.
Insullation Tester
Baik
3.
Fasa meter
Baik
Keterangan
BAB III
DASAR TEORI
tidak hanya dibebankan oleh instruktur saja, tetapi semuanya ikut aktif dalam kegiatan bengkel
mekanik ini. Penanggung jawab di dalam bengkel listrik ini adalah sebagai berikut :
1
Instruktur
Yaitu dosen pembimbing yang bertugas memberikan instruksi dengan benar, tepat dan
aman untuk tiap-tiap bagian yang akan dikerjakan, pada setiap kerja bengkel yang akan
dilaksanakan. Selan itu juga bertugas menyelidiki sebab-sebab kerusakan pada alat atau mesin
dan kecelekaan kerja dan mencatat serta memberi penilaian pada mahasiswa dan hasil kerjaanya
2
Storeman
Yaitu orang yang bertanggung jawab penuh pada alat-alat yang dipinjamkan (dibonkan)
kepada praktikan dan mencatat segala kerusakan pada alat-alat yang dibonkan serta melaporkan
hal itu kepada instruktur. Jadi, tugas storeman adalah vital dalam membantu pelaksanaan kerja
3
Pekerja (Praktikan)
Yaitu mahasiswa yang melaksanakan praktek atau kerja bengkel, dimana setiap
mahasiswa dituntut untuk harus dapat bekerja sesuai dengan ketentuan yang ada dan menjaga
semua peralatan, mesin mesin dari segala kemungkinan yang menyebabkan kerusakan.
1.2.
dihindari dari segala bahaya yang dapat merugikan kita. Kita juga harus terlebih dahulu selalu
menggunakan alat pengaman seperti pelindung diri dan pelindung alat-alat yang kita gunakan.
Dan ini bisa terjadi karena beberapa sebab seperti :
-
Tidak memakai peralatan bengkel yang sudah ditentukan, misalnya sering terkena larutan
kimia
Selain kecelakaan yang akan berakibat langsung terhadap diri kita, apalagi kecelakaan
Penggunaan alat yang digunakan yang tidak sesuai dengan fungsi alat tersebut
Peralatan yang tidak dibersihkan setelah praktek sehingga alat berkarat dan tidak baik
dipakai bekerja lagi
Penggunaan alat pada beban yang lebih dari kemampuannya seperti alat pemotong
(cutter) yang kemampuan maksimumnya dapat memotong plat yang mempunyai
ketebalan tidak lebih dari 2 milimeter, bila alat itu masih tetap digunakan maka tindakan
ini dapat merusak peralatan yang digunakan
-
Meletakkan peralatan pada tempat yang tidak tepat, misalnya meletakkan peralatan ditepi
meja, yang dapat mengakibatkan benda jatuh dan rusak.
Untuk menjaga agar hal-hal diatas tidak terjadi maka kita harus melaksanakan tata tertib
yang telah diberikan oleh instruktur sehingga kita menjaga keselamatan, misalnya :
-
Menggunakan alat pengaman sesuai dengan kegiatan yang akan dilaksanakan, serta
memakai alat pengaman
Menghindari dari hal-hal yang dapat membahayakan keselamatan diri kita, teman sesama
kerja serta orang lain disekitar kita
1.3.
1.4.
setiap melakukan pekerjaan karena kebersihan juga merupakan salah satu langkah
mengutamakan keselamatan kerja, pada alat kerja yang tidak bersih akan dapat merusak alat
tersebut sendiri dan dapat membahayakan pekerja atau bagi pemakainya. Ruangan yang dipakai
untuk bekerja harus senantiasa bersih agar tidak mengganggu kelancaran bekerja, misalnya
ruangan harus dibersikan dari debu debu dan sebelum memasuki ruangan bengkel kita harus
membuka ventilasi udara atau kaca jendela dengan tujuan agar pergantian udara dalam ruangan
dapat berjalan lancar.
Selain itu piket wajib membersihkan ruangan kerja setelah melakukan praktek di ruangan
bengkel disamping itu, masing masing mahasiswa wajib membersihkan tempat kerja masing
masing.
1.5.
perlu
ruang,
kebakaran,
sistem
meliputi
alarm,
pemadam
air
hidrant,
bengkel
Seorang
peraturan dan instruksi yang ada. Ia berkewajiban melakukan pekerjaan dengan hati-hati dan
aman, menjaga keutuhan alat dan kebersihan ruangan kerja, bertindak secara tepat jika terjadi
kecelakaan dan melaporkan kepada guru.
1.6.
kapasitas bats, yaitu arus yang masuk melebihi arus nominal yang dapat menyebabkan
kerusakkan terhadap peralatan listrik, bagian dari fuse ialah Rumah fuse. Pengepas patron
dengan kawat lebur didalamnya. Tutupan fuse. Dan Dudukan fuse.
Untuk instalasi instalasi penerangan umumnya menggunakan fuse ini, yang bagian
penghubung arusnya dinamakan patron dimana didalamnya berisi kawat lebur, apabila dialiri
listrik yang lebih besar dari pada yang telah ditentukan maka akan terjadi lebur, dan hubungan
listrik terputus. Bentuk fuse harus sedemikian rupa sehingga fuse patron dalam keadaan tertutup
dan tidak tersentuh dan bila mana kawat lebur telah terputus maka dengan mudah mengganti fuse
patronnya tanpa menyentuh bagian rumahan fuse yang bertegangan.
Fuse selalu dihubungkan dengan penghantar fasa secara seri karena fungsi dari fuse ialah
mengamankan alat pemakai dari arus yang lebih yang mungkin mengalir masuk, dengan
menghubungkan fuse ke penghantar fasa kerusakan terhadap peralatan listrik dapat dihindarkan
karena sebelum arus lebih masuk kedalam peralatan maka kawat lebur dari fuse akan terputus
labih dahulu.
Jika kawat lebur putus harus diganti dengan ukuran dan kemampuan sama seperti yang
semula
melakukan
melalui
(pal fuse),
1.7.
.
4. Tang Kombinasi
Tang kombinasi ini digunakan secara umum,
bisa digunakan untuk pembengkokan sesuatu
yang membutuhkan kekuatan yang lebih. Selain
itu, tang ini juga dilengkapi dengan pemotong.
Pemotong ini digunakan untuk memotong kabel
yang ukurannya lebih besar yang membutuhkan
kekuatan lebih dibanding dengan menggunakan
tang potong biasa.
5. Tang Potong
Tang potong dengan merek Wipro ini secara
khusus digunakan untuk pemotongan kabel.
Tang ini mempunyai ujung seperti pisau
yang digunakan untuk pemotongan. Akan
tetapi, tang potong ini mempunyai kekuatan
terbatas, jika dipaksakan untuk pemotongan
yang lebih besar tang ini dapat patah. Untuk pemotongan yang lebih besar dapat
menggunakan tang kombinasi.
6. Testpen
Testpen yang ada di dalam dlower 17
keadaannya sudah tidak layak pakai karena
lampu indikator sudah tidak berfungsi
sebagai mana mestinya. Testpen digunakan
untuk pengecekan kabel yang bertegangan.
Jadi kita bisa membedakan antara fasa
ataupun netral, sehingga tidak terjadi
kesalahan dalam pemasangan sebuah komponen.
7. Obeng Set
a. Ukuran 0
Obeng ini digunakan saat
pemasangan kabel pada panel dan
beberapa
komponen
yang
b. Ukuran 1
Obeng
ukuran
ini
suatu
komponen
untuk
untuk
pemasangan
d. Ukuran 3
Obeng dengan ukuran 3 digunakan
saat obeng ukuran sedang kurang pas
dengan
komponen
yang
akan
.
1.8.
Komponen instalasi listrik yang akan dipasang pada instalasi listrik , harus memenuhi
persyaratan seperti: Keandalan, menjamin kelangsungan kerja instalasi listrik pada kondisi
normal. Keamanan, komponen instalasi yang dipasang dapat menjamin keamanan system
instalasi listrik. Kontinuitas, komponren dapat bekerja secara terus menerus pada kondisi normal.
1.
keunggulan
yaitu
dapat
2. Lampu Pijar
Lampu
pijar
merupakan
5.
Simbol
Lampu
dalam
penerangan
Simbol Diagram Lokasi
3.Kotak Kontak
6.
Simbol
Stop
Kontak
dalam
Penerangan
Simbol Diagram Lokasi
4.
Saklar Tukar
Saklar Seri
A
Saklar seri ini dapat digunakan untuk megoperasikan 2 buah lampu sekaligus
ataupun salah satu saja. Saklar ini terbuat dari bahan keramik. Memiliki 4 terminal , 2
6.
Box
adalah
tempat
pengaman
7. Klem
Klem digunakan untuk menahan pipa agar dapat
dipasang pada dinding atau langit-langit. Klem dapat
terbuat dari besi maupun bahan 22 PVC. Ukurannya
disesuaikan
dengan
ukuran
pipa.
Klem
dipasang
tipe kawat lebur (seperti gambar diatas) mempunyai prinsip kerja seperti penjelasan di
atas dan untuk menormalkan kembali perlu diganti dengan pengaman lebur yang baru.
Sedangkan untuk tipe tombol,bila terjadi masalah hubung singkat maka arus listrik akan
9. Kotak Panel
kabel
dari
sumber
di
1.10.
Tipe
Contoh
o
1
Tester kombinasi,
-Mendeterksi tegangan
-Membedakan polaritas
tespen, non contact
-Menguji/ memeriksa fuse/
tester, volt stick
MCB yang putus.
Voltmeter,
amperemeter,
puntu panel
frekuensimeter
instalasi secara
Multimeter
keseluruhan.
Multimeter analog, - Mengukur tegangan
multimeter digital
4
5
6
7
Kegunaan
AC/DC
- Mengukur arus AC/ DC
- Mengukur tahanan
- Mengetahui kontinuitas
(buzzer)
Mengukur resistansi tanah
Mengukur arus AC pada
Insulation tester
Megger analog,
tanah
Mengukur resistansi
Pengukur khusus
megger digital
GPAS/ ELCB
isolasi instalasi
Melindungi seseorang dari
AMPEREMETER
Seri
Mengukur arus AC/ DC
Analog/ digital
Lebih rendah resistansinya
VOLTMETER
Parallel
Mengukur tegangan AC/ DC
Analog/ digital
Lebih tinggi resistansinya
menentukan kualitas
maka lebih tinggikualitasnya
maka lebih baik kualitasnya
Ohmmeter Analog
Ohmmeter digunakan pada saat tegangan dalam kondisi tidak aktif atau off.
JANGAN SEKALI-SEKALI MENGGUNAKAN OHM
METER PADA SAAT SIRKIT BERTEGANGAN KARENA
BISA MERUSAK OHM METER ITU SENDIRI.
Sebelum digunakan sebaiknya diuji terlebih dahulu.
Dengan ohmmeter kita dapat mengetahui apakah kabel sudah
tersambung atau masih terputus dan mengetahui keadaan
sakelar apakah masih baik atau sudah rusak, dll dengan cara
mengubah settingan ke suara, jika dihubungkan timbul
atu anggota tubuh menyentuh tembok atau lantai. Jika lampu tespen menyala maka titik
-
1. Output Jacks, M. Berguna untuk memeriksa isolasi, apakah ada kebocoran tegangan listrik.
kabel penyidik (probes) warna merah dimasukkan ke jacks warna merah, kabel penyidik
(probes) warna hitam dimasukkan ke jacks warna hitam.
2. Input Jacks, ACV digunakan untuk pengukuran tegangan AC dan nilai tahanan/resistan
(resistance)
3.
papan Skala
4.
Indikator ON
5.
untuk memeriksa
tegangan baterai.
6. Saklar M/ACV. Saklar M untuk pilihan mode uji isolasi (insulation test). Saklar
jangkauan ukur ACV untuk mode pengukuran tegangan AC.
7. Pengatur posisi jarum pada angka nol secara mekanik (Mechanical Zero Adjust).
Persiapan awal :
1. Sebelum melakukan pengukuran tegangan AC periksalah penunjukan meter pada
papan skala. Jarum penunjuk harus berada pada posisi 0 atau .
2. Jika dibutuhkan dengan menggunakan obeng minus (-), setel pengatur posisi
jarum pada posisi angka 0 sehingga jarum pada papan skala benar-benar
menunjuk angka 0.
3. Sebelum melakukan pengukuran periksalah kondisi baterai, setel saklar kiri pada
posisi B.CHEK, setel saklar kanan pada posisi M.
4. Jika diperlukan baterai dapat diganti.
5. Ketika mengukur tegangan AC jangan sekali-kali menyentuh ujung kabel
penyidik (probes)!
6. Ketika mengukur tegangan AC, baterai tidak dibutuhkan.
Mengukur Isolasi :
Pastikan rangkaian yang akan diukur berada dalam kondisi Off dan tidak terhubung
dengan sumber tegangan AC.
1. Setel saklar kiri pada posisi ON M saklar kanan pada posisi M POWER
ON Indicator akan bekerja.
2. Masukkan kabel penyidik (probes) tegangan tinggi (kabel merah) ke lubang yang
bertanda M, kabel penyidik warna hitam ke lubang yang berwarna hitam
(disebelah kanan lubang yang bertanda M).
3. Hubungkan kabel penyidik warna hitam (menggunakan alligator clip) ke
commom atau ground dari rangkaian yang akan diukur.
4. Sentuhkan kabel penyidik tegangan tinggi ke titik yang akan diukur (kawat
tembaga dari kabel listrik misalnya). Agar terhindar dari sengatan listrik, jaga
posisi jari tangan tetap dibelakang pengaman.
5. Bacalah hasil pengukuran pada papan skala. Terkadang hasil pengukuran kurang
memuaskan. Ini terjadi kerena kontak antar ujung kabel penyidik dengan titik
yang akan diukur tidak sempurna.
6. Jika tidak terjadi kebocoran pada isolasi yang membungkus kabel listrik (atau
rangkaian elektronik lainnya), jarum akan tetap menunjuk posisi tak terhingga
().
7. Jika terjadi kebocoran pada isolasi yang membungkus kabel listrik (atau
rangkaian elektronik lainnya), jarum akan bergerak kekanan.
Langkah Pengukuran :
1. Sebelum dilaksanakan pengukuran tahanan isolasi, panjang kabel harus diketahui
2. Lepaskan semua hubungan ke beban, ke jaringan dank e bumi (kecuali
penghantar pengaman) dan hubungan antar terminal/rel netral dan rel pengaman.
3. Pengukuran bagian instalasi tersebut ayat 322.A.5 dilakukan antara penghantar
fasa ke bumi, penghantar netral ke bumi dan penghantar fasa ke fasa.
4. Pisahkan satu pasang urat kabel yang akan diukur, missal p-1 dan seluruh kabel
lainnya disatukan dengan screen cable dan dihubungkan dengan grounding.
5. Hubungkan ujung urat kabel yang akan diukur, missal p-1 dengan alat ukur, lalu
aktifkan alat ukur sedang ujung lainnya harus terbuka (open). Lama pengukuran
sekitar 1 menit sampai penunjukan suatu nilai tahanan isolasi konstan.
6. Langkah selanjutnya ujung urat a tetap terhubung dengan alat ukur sedang urat b
dilepas. Kemudian cord alat ujur yang sebelumnya dihubungkan dengan urat b
disambungkan dengan ground. Aktifkan alat ukur selama sekitar 1 menit,
sehingga akan tertera suatu tahanan isolasi antara urat a dengan grounding.
7. Pengukuran tahanan isolasi urat-b dengan ground prosesnya sama dengan di atas.
8. Selanjutnya untuk pemasangan urat kabel lainnya dilakukan proses berulang.
Pemasangan Instalasi In Plaster
Berikut adalah cara cara pemasangan instalasi in plaster
2.1.1 Penanaman pipa besi dalam tembok:
1. Tahap awal tentukan letakdari stop kontak yang akan dipasang dalam tembok yaitu
dengancara mengukur ketinggian stop kontak dari lantai sekitar minimal 30 cm atau lebih
disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing
2. Mal dinding yang akan kita pahat menyesuaikan ukuran pipa yang kitagunakan.
yang
kitapahattadi
yang
letaknyadiataspipa
agar
membuat hasil pahatan lebih rapi karena sesuai dengan sketsa yang di buat.Setelahitu
barulah kita dapat memahat dari segala sisi sesuai kebutuhan kita.
2. Sudut yang kitagunakan 45 derajat dan arah pahatannya harus keluar tembok.
3. Pahat yang pertama digunakan pahat runcing untuk membuatj alurl ubang pipa.
4. Pemahatannya dilakukan dengan posisi yang tegak dan badan lurus dengan jalur pipa
yang kitabuat.
5. Pahat tumpul yang kita gunakan untuk meratakan dari pahatan awalr uncing tadi.
6. Barulah setelah rapi kita dapat memasukan pipa.
di
tentukan,
kemudianpasangkawatjaring-jaring
agar
adonan
semen
Gambar 2.Penanamanpipadalamtembok
2.1.3 Pelapisan Pahatan dengan semen
Setelah pipa dan dos di pasang dalam tembok, langkah selanjutnya adalah pelapisan
dengan semen agar hasilpekerjaanpemasanganinstalasi in plaster terlihatrapi. Adonan semen
yang di gunakan sebaiknya halus dan saat proses pelapisanharus rata, sehingga bekas pahatan
tidak terlihat.
BAB IV
PELAKSANAAN PRAKTEK
2.
JENIS KECELAKAAN
CARA PENANGGULANGANNYA
KERJA
1
Kejut listrik
Kebakaran
Sediakan
pemadam
api
(dry
powder
extinguisher).
c. Letakkan bahan-bahan yang mudah terbakar
pada tempat yang aman.
3
Terpeleset
Kepala terbentur
mekanik
7. Memasang pipa yang telah dipotong sesuai dengan ukuran kemudian di klem agar tidak
jatuh. Setelah itu memasang fitting tend
8. Memasukkan kabel ke dalam pipa sesuai dengan yang telah di desain dan jangan lupa
untuk menandai kabel tersebut agar suatu saat tidak bingung memasang komponen yang
telah dipersiapkan yaitu: Saklar Seri, saklar tukar, Fitting tender, Junction box, kontak
kontak, Pipa PVC
Multimete
r
Kondisi
Yang Diuji
Tersambung
Pipa 1
Tidak
-
13. Mengecek tahanan bocoran/isolasi pada rangkaian dengan menggunakan merger. Berhatihatilah dalam menggunakan alat tersebut. Dan perlu diperhatikan bahwa ketika
menggunakan megger alat elektronik pada rangkaian harus dilepas. Seperti selkom (LDR).
Tabel. Hasil pengukuran dengan megger
Uraian simak
(Hubungan)
LN
L PE
N PE
L Bodi panel
N Bodi panel
PE Bodi panel
L Pipa
N Pipa
PE Pipa
Kondisi tahanan
5 M
5M
Keterangan
L Profil G1
L Profil C1
L Profil G2
L profil C2
N Profil G1
N Profil C1
N Profil G2
N Profil C2
PE Profil G1
PE Profil G2
14. Setelah semua terpasang dengan baik dan diuji dengan alat ukur, maka setelah itu
menghubungkan dengan sumber tegangan dengan kabel NYY. Memberi beban lampu pijar
pada tiap tiap fitting.
Lampu
B
0
1
1
0
XA
1
0
1
0
XB
0
1
1
0
Keterangan
Saklar Seri Bekerja
dengan baik.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Instalasi Listrik Tenaga, Instalasi Listrik ini digunakan untuk menyalurkan energi
listrik menjadi energi lain seperti energi mekanik, yaitu motor-motor listrik. Dalam
pengoperasian motor listrik diperlukan peralatan yang berfungsi sebagai sarana
pengontrol, sarana penghubung, saranan pengaman, sarana starter dan sebagainya.
Namun sebelum motor listrik dioperasikan maka perlu tahapan-tahapan khusus agar
keandalan, keamanan, dan kemudahan dapat tercapai. Tahapan-tahapan tersebut meliputi
tahap menggambar pengawatan pada motor listrik yang dilengkapi dengan peralatan
control dan pengaman sehingga membentuk suatu sistem instalasi motor listrik. Dalam
pengoperasian motor listrik ada proses pengasutan (starting), operasi (running) , dan
berhenti (stopping). Pada saat running motor dapat dikurangi atau ditambah kecepatan,
dibalik putarannya. Selain itu diperlukan jenis pengasutan (starter) yang sesuia pada
setiap motor.
1.2.
Rumusan Masalah
Apakah instalasi listrik tenaga 3 fasa ?
Apakah peralatan-peralatan yang dibutuhkan pada instalasi listrik 3 fasa ?
Bagaimana cara pemasangan instalasi listrik 3 fasa?
listrik 3 fasa.
Agar mahasiswa mampu pengawatan instalasi daya dan mengecek atau meneliti
rangkaian pada panel dan peralatan.
3 fasa.
Mahasiswa mampu pengawatan instalasi daya dan mengecek atau meneliti
rangkaian pada panel dan peralatan.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Instalasi Tenaga
Instalasi listrik dipergunakan untuk menyalurkan tenaga listrik ke alat-alat yang
memerlukan tenaga listrik, misalnya lampu, motor-motor listrik, alat pemanas seperti kompor
listrik, setrika listrik, pemanggang roti dan lain-lain.
Instalasi listrik ini memakai perlengkapan misalnya : kawat penghantar, pengaman lebur,
kotak pembagi, dan lain-lain. Perlengkapan listrik ini ditempatkan dalam ruangan. Keadaan
ruangan itu tergantung pada tempat dan keperluan kerja. Untuk itu semua ada syarat-syarat
instalasi listrik baik untuk tegangan tinggi maupun tegangan rendah.
SYARAT-SYARAT INSTALASI LISTRIK
Syarat ekonomis
Instalsi listrik harus dibuat sedemikian rupa sehingga harga keseluruhan dari
instalasi itu, ongkos pemasangan dan ongkos pemeliharaannya semurah mungkin.
Syarat keamanan
Instalsi listrik harus dibuat sedemikian rupa sehingga kemungkinan timbul
kecelakaan sangat kecil. Aman dalam hal ini berarti tidak membahayakan jiwa manusia
dan terjaminnya peralatan dan benda-benda di sekitarnya dari kerusakan akibat adanya
gangguan seperti hubung pendek, beban lebih, tegangan lebih dan sebagainya.
Syarat keandalan
Kelangsungan pemberian / pengaliran arus listrik kepada konsumen harus
terjamin secara baik.
Pada pelat nama setiap motor harus terdapat keterangan atau tanda mengenai hal berikut :
nama pembuat
tegangan pengenal
arus beban pengenal
daya pengenal
frekuensi pengenal dan jumlah fase untuk motor arus bolak balik
putaran per menit pengenal
suhu lingkungan pengenal dan kenaikan suhu pengenal
kelas isolasi
tegangan kerja dan arus beban penuh
sekunder untuk motor induksi rotor lilit
jenis lilitan : shunt, kompon, atau seri untuk motor arus searah
daur kerja.
2.2. Pemeriksaandan Pengujian Instalasi Tenaga
1. Pemeriksaan
Pemeriksaan instalasi tenaga yang telah dilaksanakan bertujuan bahwa
instalasi terpasang sudah dilakukan dengan benar dan sudah sesuai dengan
material yang disetujui (approval material). Pemeriksaan yang dilakukan dengan
visual meliputi antara lain:
Jalur pipa konduit dan kabel tekukan kabel tidak boleh patah
Sambungan kabel pada kotak (tee dooz) dilengkapi dengan isolator las dop
Jalur kabel diatas rak kabel harus rapi dan diusahakan posisi rak kabel di atas
instalasi pipa atau. duct VAC untuk menghindari adanya tetesan air
2. Pengujian
Sistem tenaga yang sudah selesai dipasang harus diuji dengan seksama
sebelum siap untuk dipergunakan. Alat uji yang dipakai untuk pengujian sebelum
digunakan harus dikalibrasi terlebih dahulu. Pengujian dilakukan bersama dengan
pihakyang berwenang (Pemberi Tugas atau Direksi pengawas). Hasil pengujian
direkam pada, format daftar simak dan didokumentasikan.
Pengujian instalasi tenaga meliputi :
1) Pengukuran tahanan isolasi kabel instalasi
Isolasi yang lemah rnempunyai tahanan isolasi yang relatif rendah. Sedangkan
isolasi yang memenuhi syarat nilainya tinggi. Minimum suatu instalasi kabel
listrik adalah sebagai berikut :
kerja, jelas bahwa keselamatan kerja adalah satu segi aspek penting dari perlindungan
tenaga kerja, dalam hubungan ini berkaitan dengan bahaya da resiko kerja.
Hal-hal yang mempengaruhi dan dapat menciptakan hasil kerja bagi
keselamatan kerja antara lain :
1. Tingkat keselamatan kerja yang tinggi dapat dikuranginya kecelakaan yang
mungkin terjadi ditekan sekecil-kecilnya.
2. Tingkat keselamatan kerja yang tinggi sejalan dengan pemeliharaan dan
penggunaan peralatan kerja yang lebih akurat.
3. Tingkat keselamatan kerja yang tinggi menciptakan kondisi-kondisi yang
mendukung kenyamanan serta kegairahan kerja. yaitu penetapan standar-standar
resmi, setengah resmi atau hak resmi mengenai misalnya : konstruksi yang
memenuhi syarat-syarat keselamatan jenis-jenis peralatan kerja
4. Praktek keselamatan kerja tidak bisa dipisah-pisahkan dari keterampilan,
keduanya mendukung kenyamanan serta kegairahan kerja.
5. Keselamatan kerja yang dilaksanakan sebaik-baiknya dengan partisipasi
pengusaha dan buruh akan membawa iklim keamanan dan ketenagaan kerja.
o Masker
berfungsi untuk melindungi organ pernapasan
dengan cara menyalurkan udara bersih dan sehat dan/atau menyaring cemaran
bahan kimia, mikro-organisme, partikel yang berupa debu, kabut (aerosol), uap,
asap, gas/ fume, dan sebagainya
o Baju Safety
Baju safety yang digunakan ketika mengerjakan
instalasi tenaga ini adalah baju bengkel POLINEMA
berupa ketelpak
o Sarung tangan
Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat
bekerja
di
tempat
atau
situasi
yang
dapat
Lockout-tagout (LOTO) atau lock and tag adalah prosedur keamanan yang
digunakan dalam industri dan penelitian untuk memastikan bahwa mesin-mesin
yang berbahaya benar-benar dimatikan dan tidak diaktifkan kembali sebelum
penyelesaian maintenance atau pekerjaan perbaikan.
LOTO memastikan sumber daya yang berbahaya menjadi "terisolasi dan tidak
aktif" sebelum prosedur perbaikan dimulai. "Lock and tag" bekerja sama dengan kunci
biasanya mengunci perangkat atau sumber daya dengan pengait, dan menempatkannya
dalam posisi dimana sumber daya berbahaya tidak mungkin untuk diaktifkan.
Tujuan LOTO
- Mencegah terlepasnya potensi bahaya atau energi yang tersimpan secara
tiba-tiba.
- Menghindari pengoperasian mesin yang tidak terduga.
- Menyebabkan terjadinya cidera pada pekerja atau
- Menyebabkan kerusakan pada alat itu sendiri.
Penggunaan LOTO
- Unit atau alat yang dikerjakan secara pararel oleh beberapa orang mekanik/ group,
dengan obyek kerja yang berbeda.
- Unit yang dikerjakan memiliki dimensi besar atau instalasi luas, dimana teknisi tidak
terlihat.
- Pekerjaan tidak selesai dalam sekali waktu sehingga harus ditunda dan dilanjutkan lain
waktu.
3. Mengetahui rambu-rambu / simbol keselamatan kerja
Rambu-rambu/tanda-tanda
keselamatan
kerja/decals
adalah
suatu
tanda
yang
Alumunium
Tembaga
Pita/tape
Vinyl
Pekerja dituntut untuk dapat mengetahui dan mengenal symbol safety dan
menempatkannya di suatu tempat pada area kerja, sesuai dengan tingkat resiko/bahaya
yang ada. Penempatannya harus jelas kelihatan, suapaya orang lain dengan cepat dan
mudah melihat dan membacanya.
Adapun rambu-rambu tersebut adalah :
-
Rambu larangan
Rambu perintah
Rambu-rambu P3K
Motor Listrik adalah alat yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik, motor
listrik ini penggunaannya paling di butuhkan dalam dunia industri dan paling banyak
menimbulkan goncangan tegangan ( flicker ). Agar dapat meminimalisir goncangan
tegangan maka kita harus mengetahui diantaranya teknik pengasutan motor listrik,
memakai stabilizer,memakai kapasitor, menggunakan kompensator statis dengan control
thyristor, melengkapi dengan CVCF.
Saat motor induksi distarting secara langsung,arus awal motor besarnya antara 500% sd
700% dari arus nominal. Ini akan menyebabkan drop tegangan yang besar pada pasokan
tegangan PLN. Untuk motor daya kecil sampai 5 kW, arus starting tidak berpengaruh besar
terhadap drop tegangan. Pada motor dengan daya diatas 30 kW sampai dengan 100 kW
akan menyebabkan drop tegangan yang besar dan menurunkan kualitas listrik dan
pengaruhnya pada penerangan yang berkedip.Pengasutan motor induksi adalah cara
menjalankan pertama kali motor, tujuannya agar arus starting kecil dan drop tegangan
masih dalam batas toleransi.
Komponen yang sangat diperlukan yaitu kontaktor dan overload relay.
1. Kontaktor
gaya magnet yang timbul tadi. Kontak Bantu NO (Normally Open) akan menutup dan
kontak bantu NC (Normally Close) akan membuka.
Kontak pada kontaktor terdiri dari kontak utama dan kontak Bantu. Kontak
utamadigunakan untuk rangkaian daya sedangkan kontak Bantu digunakan untuk
rangkaiankontrol.Didalam suatu kontaktor elektromagnetik terdapat kumparan utama yang
terdapat padainti besi. Kumparan hubung singkat berfungsi sebagai peredam getaran saat
kedua inti besi saling melekat.Apabila kumparan utama dialiri arus, maka akan timbul
medan magnet pada inti besiyang akan menarik inti besi dari kumparan hubung singkat
yang dikopel dengan kontak utama dan kontak Bantu dari kontaktor tersebut.
Hal ini akan mengakibatkan kontak utama dan kontak bantunya akan bergerak dari posisi
normal dimana kontak NO akantertutup sedangkan NC akan terbuka. Selama kumparan
utama kontaktor tersebut masihdialiri arus, maka kontak-kontaknya akan tetap pada posisi
operasinya.Apabila pada kumparan kontaktor diberi tegangan yang terlalu tinggi maka
akanmenyebabkan berkurangnya umur atau merusak kumparan kontaktor tersebut.
Tetapi jikategangan yang diberikan terlalu rendah maka akan menimbulkan tekanan antara
kontak-kontak dari kontaktor menjadi berkurang. Hal ini menimbulkan bunga api pada
permukaannya serta dapat merusak kontak-kontaknya. Besarnya toleransi tegangan untuk
kumparan kontaktor adalah berkisar 85% - 110% dari tegangan kerja kontaktor
Komponen penting pada kontaktor (Magnetic Contactor) :
1. kumparan magnit (coil) dengan simbol A1 A2 yang akan bekerja bila mendapat sumber
tegangan listrik.
2. kontak utama terdiri dari simbol angka : 1,2,3,4,5, dan 6.
3. kontak bantu biasanya tediri dari simbol angka 11,12,13,14, ataupun angka 21,22,23,24 dan
juga angka depan seterusnya tetapi angka belakang tetap dari 1 sampai 4.
Jenis kontaktor magnit (Magnetic Contactor) ada 3 macam :
1. kontaktor magnit utama
Karakteristik :
1. Terdapat konstruksi yang berhubungan langsung dengan terminal kontaktor magnit.
2. Full automatic function, Manual reset, dan memiliki pengaturan batas arus yang
dikehendaki untuk digunakan.
3. Tombol trip dan tombol reset trip, dan semua sekerup terminal berada di bagian depan.
4. Indikator trip
5. Mampu bekerja pada suhu -25 C hingga +55 C atau (-13 F hingga +131 F)
Keterangan
Class 10 : digunakan untuk motor dengan kerja normal
Class 20 : digunakan untuk motor dengan kerja berat
Thermal overload relay (TOR) mempunyai tingkat proteksi yang lebih efektif dan
ekonomis, yaitu:
1. Pelindung beban lebih / Overload
2. Melindungi dari ketidakseimbangan phasa / Phase failure imbalance
3. Melindungi dari kerugian / kehilangan tegangan phasa / Phase Loss.
3. Starter
a. Motor Starter DOL
Direct On Line (DOL) starter adalah starter ( pengasut ) yang digunakan untuk
mengoperasikan motor dengan menghubungkan motor secara langsung ke saluran pencatu.
Starter ini juga sering disebut full voltage starter karena motor dihubungkan langsung dengan
sumber daya (pencatu) pada tegangan penuh selama periode start.
Karakteristik DOL starter :
Arus start
Torsi start
Waktu akselerasi
Jenis kontrol ini adalah metode pengaturan yang paling dasar sekali dalam dunia kendalimengendalikan motor. Biasanya digunakan untuk proses yang cuma membutuhkan motor bisa
dihidupkan kapanpun dimanapun semua suka dengan arah putaran tertentu, jika ingin bisa dua
arah ada kontrol maju-mundur atau yang dinamakan forward-reverse.
Ada dua rangkaian listrik yang membentuk dari rangkaian DOL ini:
Rangkaian daya yaitu rangkaian yang merupakan jalur tegangan utama motor bisa
220V, 380V, 660V, bahkan 6.6 kV, dan sebagainya. Aliran arus ke motor ditentukan oleh kondisi
anak kontak dari kontaktor utama.
Rangkaian kontrol yaitu rangkaian yang digunakan untuk memutus atau menyambung
aliran arus ke motor melalui anak kontak kontaktor utama. Kontaktor utama harus energize atau
mendapatkan tegangan suplai agar anak kontaknya berubah kondisi. Hal ini dicapai dengan
menekan tombol START atau tertutupnya anak kontak NO dari relai kontrol jarak jauh di
rangkaian kontrol. Tegangan yang dipakai biasanya 110VAC.
Karakteristik arus dan torsi pada starter DOL
Kontaktor
LE1-D123
220 V, 50 Hz
IEC 158-1
220-240 V, 60 Hz
VDE 0660
Class 10
Whithstand current 1000 A rms sym
Maximal fuse 15 A
AWG 10-18 Cu
LE . D
gI
3 ~ AC 3
2~
220 V
3M
09
12
16
25
20 A
20 A
40 A
40 A
12 A
16 A
20 A
25 A
gI
20 A
25 A
35 A
50 A
220 V
380 V
2,2 kW
3 kW
4 kW
5,5 kW
4 kW
5,5 kW
7,5 kW
11 kW
415/440
V
4 kW
5,5 kW
7,5 kW
11 kW
660 V
5,5 kW
7,5 kW
7,5 kW
15 kW
0,75 kW
1,1 kW
1,5 kW
2,2 kW
turun
1
3
normal (DOL). Oleh karena itu starting star-delta cocok untuk mesin-mesin yang diasut pada
kondisi tanpa beban atau pada beban ringan seperti kipas angin, blower, kompresor dsb.
Pada rangkaian star-delta terdapat 3 kontaktor untuk merubah dari hubungan star ke delta,
untuk menghidupkan motor dengan menekan tombol PB START yang menyebabkan K1M
dan K2M berkerja sehingga motor berkerja dengan hubungan star, kontaktor K1M terdapat
timer untuk change over dari kontaktor K2M ke K3M, settingan timer disetting 2-5 detik
rata-rata arus start pada motor. Ketika timer mencapai puncak, kontaktor K3M berkerja
sehingga hubungan motor berubah ke delta sehingga motor mendapat voltase maximum.
TOR1 berfungsi sebagai pengaman motor beban lebih ketika motor hubungan start dan
TOR2 untuk mengamankan motor pada hubungan delta, setingan TOR yaitu 1,1 x In (arus
nominal motor). Perlu diperhatikan rangkaian diterminal motor U1, V1 dan W1 dengan U2,
V2 dan W2 karena bila terjadi kesalahan dapat menyebabkan beban lebih.
Ith = 25 A
IP 557
Ui = 690 V
VDE 0660-102
Uimp = 6 kV
IEC 439
20 A
3 ~ AC 3
230 V
4 kW
400 V
7,5 kW
Kontaktor On Delay
TOR
Ui = 690 V, Ith = 10 A
5,5 - 8 A
Kontak NO 67 68
Ui = 690 V ~
Kontak NC 55 56
Uimp = 6 kV
415/440 V
7,5 kW
Telemecanique
LA1.D11
AC1 = 25 A
IEC 337-1
VDE 0660
3 ~ 220 V
Ui 660V ~
Ith 10 A
AC3 = 12 A
-
Telemecanique
LA1.D11
IEC 337-1
VDE 0660
Ui 660 V
Ith 10 A
12 A
4. Penghantar
Adalah kawat penghantar yang digunakan untuk menghubungkan sumber
tegangan dengan beban atau alat listrik. Kawat penghantar yang baik umumnya
terbuat dari logam. untuk penghantar yang mempunyai fleksibilitas tinggi maka
dipergunakan kawat serabut yakni suatu jumlah tertentu kawat pejal yang dipilin
bersama sehingga membentuk ukuran kawat serabut yang besar.
a. Penghantar fasa menggunakan kabel NYAF 0,75 mm2 (merah, kuning, hitam).
Digunakan pada rangkaian kontrol.
b. Penghantar fasa menggunakan kabel NYAF 2,5 mm 2 (merah, kuning, hitam).
Digunakan pada rangkaian daya.
c. Penghantar netral menggunakan kabel NYAF 1,5 mm2 (biru).
d. Penghantar grounding menggunakan kabel NYAF 1,5 mm2 (kuning hijau).
tembaga
pipa (NYA)
diudara
rata-rata
Kemampuan
Nominal
fleksibel dll
Kemampuan Nominal
menghantar
sekering
menghantar
arus
sekering
arus
Kemampuan
Nominal
menghantar
sekering
arus
13
10
16
16
12
10
16
16
20
20
1,5
16
16
20
20
25
25
2,5
21
20
27
25
34
351)
27
25
36
351)
45
50
mm2
0,75
35
351)
47
50
57
63
10
48
50
65
63
78
80
16
65
63
87
80
104
100
25
88
80
115
100
137
125
35
110
100
143
125
168
160
50
140
125
178
160
210
200
70
175
160
220
224
260
250
95
210
200
265
250
310
300
120
250
250
310
300
365
355
150
355
355
415
425
185
405
355
475
425
240
480
425
560
500
300
555
500
645
600
400
770
710
300
880
850
5. Timer ON Delay
Salah satu jenis timer yang banyak digunakan untuk percepatan motor
dan kendali otomatis adalah timer pneumatic. Timer jenis ini memiliki unit
tunda waktu (time delay) pneumatic (udara) yang secara mekanik dioperasikan
oleh struktur magnet.. timer pneumatic atau sering disebut blok tunda waktu
termasuk salah satu alat tambahan kontaktor dengan pemasangan clip on pada
kontaktor. Timer yang kerja kontak-kontaknya tertahan setelah kontaktor
bekerja disebut on delay (penundaan hidup).
6. Limit Switch
Limit switch merupakan salah satu jenis saklar yang bekerja karena adanya
sentuhan. Limit switch mempunyai beberapa bagian antara lain pengungkit dan roda
penjulang yang merupakan bagian mekanik yang akan menggerakkan lengan
pengungkit dan diteruskan pada bergeraknya suatu kontak baik menutup atau
membuka. Dan perpindahan posisi kontak ini menandakan bahwa limit switch
bekerja. Didalam limit switch terdapat 3 terminal yaitu C, NO, dan NC. Jika
menggunakan C NO maka limit switch digunakan sebagai kontak NO untuk
menghubungkan rangkaian. Namun jika menggunakan C NC maka limit switch
digunakan sebagai kontak NC untuk memutus rangkaian rangkaian. Limit switch
yang digunakan mempunyai kemampuan sampai 10 A.
7. Junction Box
Junction Box adalah tempat penyambungan kabel dari komponen satu ke komponen
lainnya. Dan besar penghantar yang diijinkan masuk adalah antara 1.5 mm 2 sampai
2.5 mm2.
8. DIN V, C dan G
9. Pushbutton
Kabel tray adalah tempat dudukan kabel instalasi listrik yang terdapat pada gedunggedung yang memiliki instalasi tenaga cukup rumit fungsinya agar kabel instalasi
tertata rapi dan mudah dalam perawatan/perbaikan bilamana terjadi suatu hal.
a. Line up terminal
Peralatan yang digunakan sebagai tempat penyambungan kabel dari sumber di
hubungkan pada titik titik control dan daya yang diperlukan. Terminal merupakan
spesifikasi
Komponen yang digunakan
800 V, 2,5 mm
20 A 600 V max 14 AWG
b. MCB 3 fasa
Rangkaian pengaman yang dilengkapi dengan komponen thermal
(bimetal)
untuk
pengaman
beban
lebih
dan
juga
dilengkapi
relai
Kurva karakteristik tripping class pada MCB untuk tipe B, C dan D menurut
ABB :
spesifikasi
Merlin Gerlin C 10
SNI 4500
400~ 6507 1 IEC 898
c. Kabel duct
Kabel Duct pvc berlubang warna abu-abu mudah dalam hal pemasangannya
dimana slot penutup tinggal dibuka dan kabel yang hendak dirapihkan dimasukkan ke
dalamnya.
12. Alat
Alat
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1.
Jadwal Praktikum
NO
MINGGU Ke
1.
KEGIATAN
1.
Pembagian tugas
masing-masing kelompok
2. Pemberian mteri tentang instalasi
tenaga
3.
Membuat
gambar sirkit kendali dan sirkit daya.
2.
II
1. Penggelaran kabel
2. Wiring starter
3. Wiring panel
3.
III
4.
IV
1.
2.
3.
4.
5.
Mengukur arus
6.
VI
Evaluasi
7.
VII
Uji kompetensi
4.2.
Komisioning
Komisioning
Komisioning
Komisioning
kontinyuitas
tak bertegangn
bertegangan tanpa beban
bertegangan berbeban
N
Uraian
Keterangan
Jenis
o
1 Q11 - PANEL
Kabel Power
NYYHY 5x1,5 mm
(F11)
2 Q13 - PANEL
Kabel Power
NYYHY 5x1,5 mm
(F13)
3 Q13 - PANEL (Q3) Kabel Power
NYYHY 4x1,5 mm
4 S14 - PANEL
Kabel Power
NYYHY 4x1,5 mm
5 Q11 - MOTOR
Kabel Power
NYM 4x1,5 mm
6 Q13 - MOTOR
Kabel Power
NYYHY 4x1,5 mm
7 PANEL - SUPPLY
Kabel Power
NYYHY 5x1,5 mm
Daftar
Barang
yang
Dipasang
8 Q3 - MOTOR
Kabel Power
NYYHY
4x1,5 mm
N
Uraian
Jumla Spesifika Keterangan
o
h
si
1 Q3 (model putar)
1 terlampir starter DOL
N
URAIAN
SPESIFIK
PANJANG
SATUA
2 Q11 (starter Y/D)
1 terlampir magnetik starter Y/D
N
3O Q13 (tanpa
1 terlampir magnetik starter forward2
1 tombol)
Terminal Sumber ke
NYF 2,5 mmreverse
127
Cm
4 S14
a dan
S14 b
2
MCB
Utama
52 S14
1
MCB Utama ke MCB
6 isiDOL
panel
upUtama
terminal
3 Line
MCB
ke MCB 39
MCB 3 fasa
5
YD
4 Klem
MCBCUtama ke MCB 12
Klem 10mm
5
Forward Reverse
Kabel NYYHY
3
5 MCB DOL ke terminal
Kabel
NYYHY
6 MCB Y D ke terminal 4
7 Kabel
MCBNYM
F R ke terminal 1
8 MCB ke MCB
9 Kabel PE
10 Kabel Netral
11 Terminal ke terminal
KETERANGAN
Tersedia
Tersedia
Tersedia
Tersedia
Tersedia
Tersedia
Tersedia
Tersedia
Tersedia
Tersedia
Tersedia
2. Pemabagian Tugas
No.
1
Tugas
Penggelaran kabel
Pengambilan Alat
wiring peralatan
a. Starter Y/D
b. Starter DOL
c. Starter untuk Forward Reverse
d. Panel
Komisioning
a. Komisioning kontinyuitas
b. Komisioning tak bertegangn
c. Komisioning bertegangan tanpa
beban
d. Komisioning bertegangan
berbeban
Penanggung Jawab
1. Risa W.
2. Nur M.
1. Dina K.
2. Alfia E.
1.
2.
3.
4.
Nur M, Alfia
Dina K.
Katon W.
Risa W.
Seluruh anggota
kelompok
5.
6.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
a. Sirkit daya dan sirkit control Starter Y/D
20.
21.
a. Starter DOL
52. Penanggung Jawab : Dina Kurnia
53. Pelaksana
: Dina Kurnia
54. Alat dan Bahan
:
Gambar Kerja
Starter DOL
Satu set obeng
Satu set tang
Multimeter
Kabel NYAF (0,75 mm2, 1,5 mm2)
55.
Langkah kerja
56.
57.
58.
59.
60.
61.
a.
b. Starter Y/D
62. Penanggung Jawab : Nur Mirza K. dan Alfia Estitika
63. Pelaksana
: Nur Mirza K. dan Alfia Estitika
64. Alat dan Bahan
:
Gambar Kerja
Starter Y/D
Satu set obeng
Satu set tang
Multimeter
Kabel NYAF (0,75 mm2, 1,5 mm2)
65.
Langkah kerja
:
Menyiapkan gambar kerja
Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan
Mencatat spesifikasi peralatan
Melakukan wiring sesuai dengan gambar kerja, dengan
menggunakan kabel NYAF 0,75 mm2
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72.
a. Starter Forward Reverse
73. Penanggung Jawab : Katon Wahyu
74. Pelaksana
: Katon Wahyu
75. Alat dan Bahan
:
Gambar Kerja
Starter Forward Reverse
Satu set obeng
Satu set tang
Multimeter
Kabel NYAF (0,75 mm2, 1,5 mm2)
76.
Langkah kerja
77.
78.
79.
80.
81.
82.
83.
4. Wiring Pada Panel
1.
2.
3.
4.
5.
Langkah kerja
6.
Pembagian tugas
2.
o
5.
.
N 3.
1 6.
28.
Tugas
4.
Penanggung
Jawab
7.
Risa Wahyu
10.
2.
11.12.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
3. panel
14.15.
Labeling
4.
18.19.
Pengecekan sambungan
5.
Penanggung Jawab
Pelaksana
Setiap PJ Starter (
masing )
13.
Seluruh anggota
kelompok
16. Alfia Estitika
17. Dina Kurnia
20.
Seluruh anggota
kelompok
: Risa Wahyu
: Alfia Estitika
Dina Kurnia
Nur Mirza
Katon Wahyu
:
Menyiapkan gambar kerja ( Diagram lokasi dan single line
diagram
29.
30.
1.
31.
2.
32.
33.
6. Pemasangan motor
7. Pelaksanaan Komisioning
1.
o COMMISIONING TIDAK BERTEGANGAN
Pengecekan Koneksi (Kontinyuitas) Komponen
2.
3.
1. Pengecekan Koneksi Komponen
16.
17.
18.YANG
DIPERIKSA
19.
H
21.
K
20.
(
24.
25.
29.
33.
38.
43.
44.Pada Panel
Utama
45.MCB utama
12
34
56
46.MCB untuk
starter DOL
12
34
56
47.MCB untuk
starter Star Delta
12
34
56
48.MCB untuk
starter
forward
reverse
12
34
56
49.Line Up
Terminal
39buah
50.
71.
51.
72.
52.
0
53.
0
54.
0
55.
73.
74.
B
75.
76.
56.
0
57.
0
58.
0
59.
77.
78.
B
79.
60.
80.
61.
0
62.
0
63.
0
64.
81.
82.
B
83.
84.
65.
85.
66.
0
86.
22.
23.K
E
T
E
R
A
N
G
A
N
91.
67.
0
68.
0
69.
70.
0
87.
B
88.
89.
90.
B
92.
93.
94.
95.
96.
97.
98.
99.
100.
101.
102.
YANG
DIPERIKSA
103.
H
104.
(O
105.
K
106.
107.
KET
E
108.
123.
Pada
127.
141.
R
A
N
G
A
N
155.
128.
142.
156.
129.
143.
Panel Starter
109.
DOL
124.
110.
tor KM 1
111.
Coil A1 A2
112.
113.
Kontak 1 2
114.
115.
144.
130.
Kontak 3 4
Kontak 13 14
125.
Therm
al Overload
Relay
Kontak 95 - 96
120.
Kontak 1 2
Kontak 3 4
121.
Kontak 5 6
122.
126.
Saklar
Push Button
Kontak 5 6
117.
119.
116.
118.
Kontak
Kontak NO 17-18
131.
145.
0
132.
146.
0
133.
147.
0
134.
148.
135.
149.
0
136.
0
150.
B
137.
0
151.
138.
0
152.
139.
153.
140.
0
154.
B
157.
158.
159.
160.
161.
162.
163.
164.
165.
166.
167.
168.
169.
YANG
DIPERIKSA
173.
174.
175.
176.
177.
178.
179.
180.
181.
o
o
o
o
o
o
182.
183.
184. o
185. o
186. o
o
201.
Pada
Panel Starter
Star - Delta
202.
Kontakt
or KM 1
Coil A1 A2
Kontak 1 2
Kontak 3 4
Kontak 5 6
Kontak 21 22
Kontak 43 44
203.
Kontakt
or KM 2 + On
Delay
Coil A1 A2
Kontak 1 2
Kontak 3 4
Kontak 5 6
170.
HA
171.
KO
172.
KET
E
R
A
N
G
A
N
206.
207.
208.
16
235.
261.
236.
262.
237.
263.
209.
238.
264.
210.
239.
265.
211.
240.
Bai
266.
212.
267.
241.
213.
268.
242.
214.
269.
187. o
188. o
189.
190.
191.
192.
193.
194.
195.
o
o
o
o
o
o
196.
197.
198. o
199. o
200. o
o
o
Kontak 21 22
Kontak 55 56 (KT)
204.
Kontakt
or KM 3
Coil A1 A2
Kontak 1 2
Kontak 3 4
Kontak 5 6
Kontak 21 22
Kontak 43 44
205.
Thermal
Overload
Relay
Kontak 95 - 96
Kontak 1 2
Kontak 3 4
Kontak 5 6
Kontak NO
215.
18
243.
270.
244.
271.
216.
245.
217.
246.
Bai
273.
247.
274.
248.
275.
249.
276.
250.
277.
272.
218.
219.
220.
221.
222.
223.
18
251.
252.
224.
253.
225.
226.
254.
Bai
227.
255.
228.
256.
229.
230.
257.
258.
231.
259.
232.
233.
234.
278.
279.
280.
260.
Bai
281.
282.
283.
YANG
DIPERIKSA
287.
288.
289.
290.
291.
292.
293.
294.
295.
296.
297.
298.
299.
300.
301.
302.
303.
304.
305.
306.
307.
308.
309.
310.
311.
312.
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
313.
Pada
Panel Starter
forward reverse
314.
Kontakto
r KM 1
Coil A1 A2
Kontak 1 2
Kontak 3 4
Kontak 5 6
Kontak 21 22
Kontak 43 44
315.
Kontakto
r KM 2
Coil A1 A2
Kontak 1 2
Kontak 3 4
Kontak 5 6
Kontak 21 22
Kontak 43 44
316.
Thermal
Overload Relay
F1
Kontak 95 - 96
Kontak 1 2
Kontak 3 4
Kontak 5 6
317.
284.
H
285.
K
318.
340.
319.
341.
320.
6
342.
343.
321.
0
322.
0
323.
0
324.
0
325.
0
326.
344.
B
345.
346.
347.
348.
327.
349.
328.
6
350.
351.
329.
0
330.
0
331.
0
332.
0
333.
0
352.
B
353.
354.
355.
286.
KET
E
R
A
N
G
A
N
370.
334.
356.
335.
0
336.
0
337.
0
338.
0
339.
357.
358.
B
359.
360.
361.
362.
363.
364.
365.
366.
367.
368.
369.
371.
372.
3.
8.
9.
12.
4. YANG
DIPERIK
SA
5.
HA
6.
K
14.Pada S 4
15.Limit
switch A
16.
17.
18.Limit
switch B
19.
20.
22.
28.
23.
29.
24.
0,
30.
B
25.
31.
26.
0,
32.
B
27.
33.
42.
57.
43.
58.
44.
15
45.
15
46.
15
47.
59.
21.
35.
o
o
o
o
o
o
o
o
o
37.Beban
38.Motor
Starter
DOL
U1 U2
V1 V2
W1 W2
39.Motor
Starter
Star
Delta
U1 U2
V1 V2
W1 W2
40.Motor
Starter
Doble
Speed
U1 U2
V1 V2
W1 W2
41.
60.
B
61.
62.
48.
63.
49.
4
50.
4
51.
4
52.
64.
65.
B
66.
53.
67.
54.
6
55.
6
56.
6
68.
69.
70.
B
71.
7. KE
TE
RA
NG
AN
34.
72.
374.
Pemeriksaan Tahanan Isolasi
375.
376.
377.
381.
382.
383.
384.
385.
386.
387.
399.
400.
401.
402.
403.
404.
405.
406.
407.
408.
409.
394.
YANG DIPERIKSA
410.
Panel Utama
411.
Sirkit arus fase
R Pembumian
412.
Sirkit arus fase S
Pembumian
413.
Sirkit arus fase T
Pembumian
414.
Sirkit arus fase
R Sirkit arus fase S
415.
Sirkit arus fase
R Sirkit arus fase T
416.
Sirkit arus fase S
Sirkit arus fase T
417.
Sirkit tegangan
R Netral
418.
Sirkit tegangan
S Netral
419.
Sirkit tegangan
T Netral
395.
H
397.
MI
396.
(
398.
(
420.
431.
421.
~
422.
~
423.
~
424.
~
425.
~
426.
~
427.
~
428.
~
429.
~
430.
432.
433.
434.
435.
436.
5
437.
438.
439.
440.
441.
442.
443.
444.
445.
446.
448.
Panel Starter
DOL
449.
Sirkit arus fase
R Pembumian / body
450.
Sirkit arus fase S
Pembumian / body
451.
Sirkit arus fase T
Pembumian / body
452.
Sirkit arus fase
R Sirkit arus fase S
453.
Sirkit arus fase
R Sirkit arus fase T
454.
Sirkit arus fase S
Sirkit arus fase T
455.
Sirkit tegangan
R Netral
456.
Sirkit tegangan
S Netral
457.
Sirkit tegangan
T Netral
458.
468.
5
472.
473.
H
475.
MI
474.
(
476.
(
498.
508.
499.
~
500.
~
501.
~
502.
~
503.
~
504.
~
505.
509.
459.
~
460.
~
461.
~
462.
~
463.
~
464.
~
465.
~
466.
~
467.
~
447.
469.
470.
471.
NO.
477.
478.
479.
480.
481.
482.
483.
484.
YANG DIPERIKSA
488.
Panel starter
Star - Delta
489.
Sirkit arus fase
R Pembumian / body
490.
Sirkit arus fase S
Pembumian / body
491.
Sirkit arus fase T
Pembumian / body
492.
Sirkit arus fase
R Sirkit arus fase S
493.
Sirkit arus fase
R Sirkit arus fase T
494.
Sirkit arus fase S
Sirkit arus fase T
495.
Sirkit tegangan
510.
511.
512.
513.
5
485.
486.
487.
514.
515.
516.
517.
518.
519.
520.
521.
522.
523.
R Netral
496.
Sirkit tegangan
S Netral
497.
Sirkit tegangan
T Netral
~
506.
~
507.
~
525.
Panel starter
forward reverse
526.
Sirkit arus fase
R Pembumian / body
527.
Sirkit arus fase S
Pembumian / body
528.
Sirkit arus fase T
Pembumian / body
529.
Sirkit arus fase
R Sirkit arus fase S
530.
Sirkit arus fase
R Sirkit arus fase T
531.
Sirkit arus fase S
Sirkit arus fase T
532.
Sirkit tegangan
R Netral
533.
Sirkit tegangan
S Netral
534.
Sirkit tegangan
T Netral
535.
549.
550.
H
552.
MI
551.
(
553.
(
569.
579.
545.
5
536.
~
537.
~
538.
~
539.
~
540.
~
541.
~
542.
~
543.
~
544.
~
524.
546.
547.
548.
NO.
554.
562.
YANG DIPERIKSA
Pada Motor
563.
Sirkit arus U
Pembumian / body
556.
564.
Sirkit arus V
Pembumian / body
557.
565.
Sirkit arus W
Pembumian / body
570.
~
571.
~
572.
~
573.
580.
581.
582.
583.
558.
566.
Sirkit arus U
Sirkit arus V
559.
567.
Sirkit arus U
Sirkit arus W
560.
568.
Sirkit arus V
Sirkit arus W
561.
584.
591.
Pada Motor
~
574.
~
575.
~
576.
~
577.
~
578.
598.
607.
5
Delta
592.
586.
Pembumian / body
593.
587.
Sirkit arus U
Sirkit arus V
596.
590.
Sirkit arus W
Pembumian / body
595.
589.
Sirkit arus V
Pembumian / body
594.
588.
Sirkit arus U
Sirkit arus U
Sirkit arus W
597.
Sirkit arus V
Sirkit arus W
599.
~
600.
~
601.
~
602.
~
603.
~
604.
~
605.
~
606.
~
608.
609.
NO.
610.
YANG
DIPERIKSA
611.
H
613.
M
612.
(
614.
(
615.
625.
Pada Motor
forward revers
626.
Sirkit arus U
Pembumian / body
627.
Sirkit arus V
Pembumian / body
628.
Sirkit arus W
Pembumian / body
629.
Sirkit arus U
Sirkit arus V
630.
Sirkit arus U
Sirkit arus W
631.
Sirkit arus V
Sirkit arus W
632.
616.
617.
618.
619.
620.
621.
622.
623.
624.
633.
640.
634.
~
635.
~
636.
~
637.
~
638.
~
639.
~
641.
642.
643.
644.
5
645.
646.
647.
648.
649.
650.
Catatan :
651.
o COMMISIONING BERTEGANGAN
Pengukuran Tegangan
652.
653.
654.
menggunakan alat ukur volt meter dan hasil yang ditunjukan pada alat ukur kami
bahwa tegangan antar fase :
a. R - S
b. R - T
c. S - T
d. R - N
e. S N
f. T N
g. R PE
h. S PE
i. T PE
655.
656.
tegangan tersebut masih memenuhi batas toleransi dari tegangan sebesar 5%,
sehingga dapat dilanjutkan ke tahap pengukuran tegangan saat berbeban.
657.
658.
662.
663.
664.
665.
666.
667.
668.
669.
670.
671.
659.
Fas
e
672.
660.
Te
673.
RS
674.
RT
675.
ST
676.
RN
677.
S
N
678.
T
N
679.
R
P
E
680.
S
P
E
681.
T
684.
40
683.
685.
40
686.
39
687.
23
688.
23
689.
22
690.
23
691.
23
692.
22
661.
Ke
terangan
693.
P
E
682.
694.
695.
tahap pengukuran tegangan berbeban menggunakan alat ukur volt meter dan
hasil yang ditunjukan pada alat ukur kami bahwa tegangan antar fase :
a. R - S
b. R - T
c. S - T
d. R - N
e. S N
f. T N
g. R PE
h. S PE
i. T PE
698.
tegangan tersebut masih memenuhi batas toleransi dari tegangan sebesar 5%,
sehingga dapat dilanjutkan ke tahap pengukuran arus saat berbeban
699.
700.
701.
702.
703.
707.
708.
709.
710.
711.
712.
713.
714.
715.
716.
704.
Fas
e
717.
Pad
a
S
u
m
b
e
r
718.
RS
719.
RT
720.
ST
721.
RN
722.
S
N
723.
T
N
724.
R
P
E
725.
S
P
E
726.
T
P
705.
Te
727.
728.
40
729.
40
730.
40
731.
23
732.
23
733.
22
734.
23
735.
23
736.
23
706.
Ke
terangan
737.
E
738.
739.
740.
741.
742.
743.
Fa
744.
T
756.
Pa
da
Starter
DOL
757.
R
-S
758.
R
-T
759.
S
-T
760.
R
-N
761.
S
N
762.
T
N
763.
R
PE
764.
S
PE
765.
T
PE
766.
767.
se
746.
747.
748.
749.
750.
751.
752.
753.
754.
755.
768.
4
745.
Keterang
an
777.
778.
769.
4
770.
3
771.
2
772.
2
773.
2
774.
2
775.
2
776.
2
779.
780.
781.
782.
789.
Pa
da
Starter
Star Delta
790.
R
-S
800.
801.
4
802.
4
810.
791.
783.
R
-T
792.
784.
803.
4
-T
793.
785.
R
-N
794.
786.
S
N
795.
787.
T
N
796.
788.
R
PE
797.
804.
805.
806.
807.
2
S
PE
798.
808.
2
PE
799.
809.
2
811.
812.
813.
Fas
814.
T
828.
Pad
a Starter
forwardrevese
829.
RS
830.
RT
831.
ST
832.
RN
833.
S
N
834.
T
N
835.
R
PE
836.
S
PE
837.
T
PE
839.
e
816.
817.
818.
819.
820.
821.
822.
823.
824.
825.
826.
827.
840.
841.
4
842.
4
843.
4
844.
845.
846.
847.
2
815.
Keteran
gan
850.
838.
848.
2
849.
2
851.
852.
Catatan :
853.
Pengukuran Arus Saat Berbeban
854.
855.
kondisi starting dan pada kondisi running, pada kondisi starting arus yang tercatat
pada tang ampere terbilang lebih kecil daripada arus pada kondisi running.
856.
1. Sumber
2. Motor Starter DOL
3. Motor Starter Star Delta
4. Motor forward reverse
857.
858.
859.
870.
871.
872.
873.
874.
860.
861.
Fasa
876.
Pada
Sumber
877.
R
878.
S
879.
T
880.
N
881.
PE
862.
Arus
(amp
er)
867.
868.
St
R
882.
888.
883.
2,
889.
5
884.
2,
890.
5
885.
891.
863.
864.
Keter
an
ga
n
894.
2,
886.
0
887.
0
907.
892.
0
893.
0
913.
908.
0,
914.
0
875.
895.
896.
897.
898.
901.
Pada
Motor Starter
DOL
902.
R
903.
S
904.
T
905.
N
906.
PE
899.
919.
920.
921.
1400
rp
m
909.
0,
915.
0
910.
0,
916.
0
911.
912.
0
917.
918.
0
947.
961.
975.
948.
962.
976.
949.
963.
977.
950.
0,
964.
0
978.
900.
922.
923.
924.
925.
926.
927.
928.
929.
930.
931.
932.
936.
Pada
Motor Starter
Star Delta
Saat Star (bintang)
937.
R
938.
S
939.
T
940.
N
941.
PE
Saat
Delta
(segitiga)
942.
R
943.
S
944.
T
945.
N
946.
PE
951.
0,
965.
0
952.
0,
966.
0
979.
1450
rp
m
980.
981.
953.
954.
0,
967.
968.
0
955.
969.
984.
956.
970.
985.
982.
983.
933.
934.
935.
957.
958.
959.
960.
-
2
971.
2
986.
1450
rp
m
972.
2
973.
974.
0
987.
988.
989.
990.
991.
1002.
1003.
1004.
1005.
1006.
1007.
1008.
1009.
1010.
992.
993.Fasa
1015.
Pada
Motor
forward
reverse
Forward
1016.
R
1017.
S
1018.
T
1019.
N
1020.
PE
Reverse
1021.
R
1022.
S
1023.
T
1024.
N
1025.
PE
994.
Arus
(amp
er)
999.
1000.
S
R
1026.
1027.
1028.
0,
1029.
0,
1030.
0,
1031.
1032.
0,
1039.
1040.
1041.
1042.
0,
1043.
0,
995.
996.
Ket
e
r
a
n
g
a
n
1053.
1054.
1055.
1056.
1057.
1044.
0,
1045.
1046.
0,
1058.
1059.
140
0
1011.
1033.
1034.
0,
1012.
1013.
1035.
0,
1014.
1036.
0,
1037.
1038.
0,
1047.
1048.
0,
1049.
0,
r
p
m
1060.
1061.
1062.
1050.
0,
1051.
1052.
0,
1063.
1064.
1065.
1066.
1067.
Catatan :
1071.
1072.
1073.
1074.