Anda di halaman 1dari 58
PEDOMAN PENGOPERASIAN & PEMELIHARAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH 1) UMUM Sebelum mengoperasikan instalasi pengolahan air limbah (IPAL), Kepala bagian IPAL yang bertanggung jawab penub atas instalasi, harus mengorganisir dan menginstruksikan tindakan- tindakan yang tepat kepada person instalasi tersebut. -personel yang bertanggung jawab atas pengoperasian a. Kepala IPAL harus menentukan kondisi pengoperasian aktual dari waktu ke waktu dengan mempertimbangkan flow rate, kualitas influent dan efluen, sudut pandang ekonomis, usia masing-masing peralatan, dan Iain-lain b. Kepala IPAL harus mengkonfirmasikan kegiatan harian dalam sistem pengoperasian IPAL. Kepala IPAL harus menerangkan hal penting berkaitan dengan sistem ‘operasional berikut ini kepada operator: > Detail pengoperasian > Pencatatan Data Pengoperasian > Memelihara Kebersihan lokasi > Langkah Pengamanan Pedoman pengoperasian dan pemeliharaan IPAL mengaeu pada Pedoman dan Tata Cara Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Sub Bidang Air Limbah Pedoman dan Tata Cara yang diacu adalah sebagai berikut: + Pedoman operasi dan pemeliharaan IPAL Kolam Stabilisasi + Pedoman operasi dan pemeliharaan IPAL Rotating Biological Contactor (RBC) * Tata Cara Perencanaan Jaringan Perpipaan Air Limbah Terpusat tentang Pedoman Operasi dan Pemeliharaan 2) SISTEM PELISTRIKAN Pasokan listrik biasanya dari jaringan PLN, tetapi jika diperlukan bisa juga di backup dengan unit genset tersendiri, Jika dengan dua sumber, maka penel listrik untuk power supply juga dipasang (lihat Gambar 1), Handle pada posisi 0 Netral, semua listrik baik dari jaringan PLN’ maupun Genset tidak ‘ersambung kejaringan, sehingga semua peralatan tidak bisa Derjalan / berfungsi Handle pada posisi | Sumber listrik berasal dari PLN. Handle pada posisi IL Sumber listrik berasal dari Genset, Gambar 1. Panel Listrik Dari panel power supply ini, listrik akan masuk ke panel listrik utama, Panel listrik dan perlengkapannya adalah untuk memucahkan komunikasi dan interaksi antara operator dengan ‘mesin yang dikelolanya, Semua peralatan mesin pada suatu plant IPAL dikontrol dan dimonitor ‘melalui panel listrik yang sudah diatur dan disetel sedemikian rupa, baik susunan_peralatan listrik dan masing masing kapasitasnya serta kabel dan sambungannya, Beragam bentuk dan dimensi dari panel listrik adalah bergantung pada banyaknya peralatan dan mesin yang dikontrol, dan juga sampai seberapa jauh/detil akan memonitor dan mengamati unjuk kerja dari setiap peralatan atau mesin yang terpasang. Bila ada peralatan/mesin yang bisa bekerja secara otomatis, maka pasti ada peralatan sensor yang mengatur sistem otomatisasi tersebut Secara umum peralatan listrik stamdar yang selalu ada pada box panel adalah sebagai berikut: a) NEB (No Fuse Breaker) "Untuk pembatas daya / beban listrik yang digunakan oleh sesuatu mesin, + Sebagai pengaman jaringan jika terjadi hubungan arus pendek + Sebagai penghubung atau pemutus jaringan/tegangan listrik yang mempunyai kapasi ampertinggi >) MCB (Magnetic Cireuit Breaker): + MCB berfungsi sama dengan NFB namun MCB digunakan untuk kekuatan arus dengan amper yang kecil = —_ Gambar 2. Panel ©) Contactor: + Saklar yang bekerja berdasarkan_ magni listrik + Untuk mengaktiskan/bekerjanya magnit, kontaktor memerlukan tegan gan listrik + Untuk mengaktifkan magnitnya hanya membutuhkan tegangan listrik + 3 watt, bisa difungsikan sebagai otomatisasi untuk mengkontrol alat/jaringan yang mempunyai tegangan sampai ribuan watt Gambar 3. No Fuse Breaker (NFB) Dan Magnetic Circuit Breaker (MCB) 4) Overload thermis + Fungsinya untuk mengamankan beban listrik, terutama motor listrik agar tidak rusak / terbakar jika kelebihan beban/tidak kuat memutar alat yang digerakkan, Overload thermis bekerja berdasarkan sensor panas. 2) Tombol tekan on/off (Push Button) * Warna hijaw : untuk mengaktifkan kontaktor, menghubungkan kontaktor dengan tegangan listrik agar aktif/bekerja + Warna merah ; untuk memutuskan kontaktor dari aliran/jaringan tegangan listrik supaya mati foff Gambar 4. Contactor, Overload Dan Tombel On/Off ) Lampu indikator * Sebagai alat bantu visual yang dihubungkan ke push Button, sehingga mudah dilihat apakah posisi pada on (lampu warna hijau) atau posisi pada off (lampu warna merah) + Pada indikator power supply dengan jaringan 3 phasa, lampu indikatornya ada 3 warna, yaitu merah, kuning dan hijau. Sehingga jika power supply dihidupkan harusnya ketiga lampu tersebut akan menyala, jika ada yang mati salah satu, artinya salah satu pasokan listrik dari aliran 3 phasa tersebut ada yang mati. Jangan mengaktifkan semua peralatan/mesin jika salah satu phasa mati 2) Saklar geser * Untuk memindahkan fungsi kerja, dari / ke automatis dan manual ‘Gambar 5. Lampu Indikator Dan Saklar Geser bh) Penghubung Kabel/Terminal * Untuk menghubungkan kabel kabel -_ Gambar 6. Terminal i) Aksesoris Pelengkap Lainnya + Alat bantu untuk memudahkan penyambungan / pengerjaan electrical Buatlah Plakat berisi urut urutan cara menghidupkan dan mematikan peralatan listrik untuk pengoperasian IPAL, Plakat ditempekan pada pintu pane! listrik, supaya mudah terlihat dan terbaca, 3, PENGOPERASIAN UNIT PRETREATMENT. a, Saringan /Screen Awal (Sebelum Pompa Angkat) © Sampah seperti plastik dan kotoran-kotoran mengambang dalam influen disaring dengan saringan kasar = Kotoran yang tersaring pada bar screen seperti yang tersebut diatas diambil secara manual dengan alumunium rake = Jika menggunakan/terpasang saringan mekanis (mechanical screen), maka dengan conveyor belt sampah yang terangkat dipisahkan dan dimasukan dalam pengumpul sampah. * Kotoran diambil dan dibuang paling tidak satu kali sehari jika menggunakan bar screen dan sistem manual, dan jika memakai saringan mekanis juga dibuang sekali sebari Gambar 7. Bar Seren b. Pompa Angkat /Lift Pump Pada suatu IPAL biasanya selalu terdapat 3 unit pompa angkat, 2 unit pompa untuk dioperasikan dan | unit pompa untuk standby. Standby bisa berarti pompa bisa dioperasikan sewaktuewaktu, misal dalam kondisi air di stasiun pompa dalam keadaan banjir, atau bila salah satu pompa mengalami kerusakan atau macet, dan lain sebagainya + Persiapan operasii item yang harus diperiksa i Periksa apakah operation pane! (Kontrol Panel Pompa) sudah menyala, Panel ‘operasi ada di ruang mesin untuk lift pump. Periksa lampu yang berwama_hijau. Jika power indicator lamp (lampu. indtkator power) tidak menyala, hidupkan NFB untuk power supply Periksa listrik yang disalurkan ke pompa. Listrik tersambung jika lampu indicator yang warna hijau menyala. Jika lampu operasi tidak menyala, hidupkan NFB untuk pompa yang diinginkan didalam panel listrik Gambar 8. Pompa Ulir (Screw Pump) ‘Tergantung dari jenis pompa yang dipakai pada plant IPAL yang ada, Lift pump dengan tipe screw biasanya dilengkapi dengan sistem pompa gemuk/grease pump. Periksa apakah tangkiAwadah gemuk (grease) sudah diisi dengan gemuk dengan jumlah yang disyaratkan Periksa listrik yang disalurkan ke grease pump. Listrik sudah tersalur jika lampu indikator yang wama hijau menyala, Jika lampu operasi tidak menyala, hidupkan NFB yang ads di dalam panel. Grease akan dipompakan pada bearing dan bagian agian bergerak lainnya secara otomatis. Pengoperasian Lift pump selalu punya 2 mode operasi, yaitu pengoperasian otomatis atau manual. Pengoperasian Otomatis ‘Ada dua jenis pengoperasian, tergantung tinggi permukaan air di stasiun (rumah pompa, Detail dari pengoperasian adalah sebagai berikut: Pengoperasian Otomatis | Jika tinggi permukaan air di rumah pompa mencapai level tinggi tertentu, misalnya X (¥ +6), pompa otomatis menyala, dan jika air mencapai level Z (¥+5), pompa otomatis mati Jika memilih mode auto-1, pompa otomatis menyala dan mati ketika air di rumah pompa meneapai level X dan Z Pengoperasian Otomatis 2 Jika tinggi permukaan air di rumah pompa mencapai level Y (¥+6), pompa otomati akan menyala, dan jika air mencapai level Z (¥ +5), pompa otomatis akan mati Jika diatur pada mode auto-2, pompa otomatis akan hidup dan mati ketika air di rumah pompa diantara level air Y dan Z. Jika aliran limbah sesuai dengan kondisi desain, dua pompa angkat akan beroperasi, sementara pompa yang lain dalam kondisi stand by. Karena itu, satu pompa harus diatur dalam mode auto-1 dan satu pompa lainnya diatur dalam mode auto-2. Catatan: Tombol pengoperasian untuk masing-masing pompa biasanya selalu punya pilihan yaitu “auto-1”, “auto “manual” dan “stop Mode pengoperasian untuk masing-masing pompa harus dipilih berdasarkan kondisi inflow. Pompa yang sudah dipilih akan beroperasi secara otomatis dengan level ait yang sudah ditentukan di rumah pompa. Pengoperasian grease pump untuk pompa yang yang sudah dipilih harus dilakukan dengan prosedur yang sama seperti yang dijelaskan pada bagian sebelumnya, Poriksa apakah pompa mengangkat limbah sesuai dengan mode pengoperasian yang sudah dipilih, Limbah yang dialirkan oleh pompa secara otomatis diatur menurut inflow limbah, Karena itu instalasi dengan sistem pompa seperti ini tidak memerlukan ‘operator untuk mengawasi aliran air limbah. Operasi manual © Tombol Pengoperasian pompa yang ingin dioperasikan oleh operator, harus diposisikan pada tulisan “mamual”, baru pompa tersebut bisa berkerja secara manual, Jika tombol pengoperasian diposisikan ke “stop”, maka pompa akan mati Periode harian pengoperasian pompa angkat. Pada pompa angkat tipe screw pump, biasanya di dalam panelnya terdapat alat hitung (counter) pengoperasian. Alat hitung punya angka dari 0~9999. Setiap hitungan satu menandakan pompa beroperasi selama satu menit . Sebagai contoh, pada suatu hari, lat hitung menunjukkan 1.200. Ini artinya dalam satu hari operasi tersebut pompa beroperasi selama 1.200 menit (20 jam). ¢. Screen Tahap Kedua (Setelah Pompa) = Sampah seperti plastik dan kotoran-kotoran mengambang dalam influen disaring dengan saringan kasar = Kotoran yang tersaring pada bar screen seperti yang tersebut diatas diambil secara ‘manual dengan alumunium rake. © Jika menggunakan / terpasang mechanical screen, maka dengan conveyor belt sampah yang terangkat dipisahkan dan dimasukan dalam pengumpul sampah, = Kotoran diambil dan dibuang paling tidak satu kali sehari jika menggunakan bar screen dan sistem manual, dan jika memakai saringan mekanis juga dibuang sekali schari d, Penangkap Butiran Kasar/Grit Chamber Bila jenis grit chamber yang digunakan adalah sistem kanal, dan grit diambil/dikuras dengan pompa pasir jenis submersible, pompa pasir jenis ini biasanya digantungka pada derek listrik/chain hoist. Maka sistem operasinya adalah sebagai berikut + Persiapan operasi/ item yang harus diperiksa © Sama seperti pada prosedur yang sudah sudah seperti diatas, nyalakan pompa pasir dan derek, © Pompa pasir dioperasikan melalui kontrol panel yang dipasang di ruang mesin untuk rumah pompa. © Listrik disalurkan ke derek melalui panel kontrol yang sama dengan pompa pasir, dan derek dioperasikan dengan cara mengoperasikan push button pada derek. © Derek punya tiga jenis pengoperasian yaitu jalan maju, jalan mundur, dan mengerek nnaik atau turun, + Memulai Pengoperasian © Pompa pasir tergantung diatas di grit chamber yang akan dikuras {jika ada beberapa grit chamber) © Biasanya terdapat beberapa derek dan setiap pasang derek perasikan secara independen. Hidupkan pompa pasir dengan tombol pengoperasian yang terdapat di panel kontrol Setelah memeriksa jalanyya pompa, tekan tombol travelling forward/jalan maju pada derek supaya derek mulai berjalan. Jika Derek telalt mencapai sisi inflow grit chamber, mulailah dengan memompa dari sisi ke sisi pada bagian inffow tersebut, hentikan/stop chain hoist, dan tekan tombol travelling backward! jalan mundur untuk memundurkan derek. Ulangi operasi seperti tadi yaitu memompa dari satu sisi ke sisi lainnya, prosedur tersebut diulang bolak-balik sebanyak tiga sampai lima kali fo Jalankan pompa pasir untuk memompa grit, dengan dereknya sekali atau dua kali sehari Gambar 9. Operasi Grit Chamber Tipe Kanal + Menghentikan Pengoperasian © Setelah menyelesaikan pengurasan grit seperti yang dijelaskan di atas, hentikan pompa Pi © Matikan NFB Derek listrik (didalam panel kontrol) dengan memencet tombol Stap Operation di panel kontrol Catatan: © Biasanya dua grit chamber dioperasikan secara paralel © Pindahkan pasir dan kotoran-kotoran lain yang tersedimentasi dan terkumpul di grit ‘chamber menggunakan pompa pasir dan derek listrik yang dioperasikan manual, Walau 95% pemisahan suspended solid, > 98% pemisahan BOD dan 40-80% pemisahan amonia nitrogen. Disamping itu, Oxydation Ditch dapat mengolah air limbah industri secara efisiensi pada konsentrasi BODs hingga 8.000 mg/liter dan biaya proses akan lebih murah 49 dibandingkan pengolahan biologis biasa apabila debit air yang diolah sekitar 380-3.800 m’/hari Adapun alur proses dari Oxydation Ditch adalah sebagai berikut: Raw sewage dari unit bar screen atau communitor dialirkan langsung ke Qxydation Ditch sementara rotor bekerja kontinyu Efluen Oxydation Ditch dialirkan ke bak pengendap agar lumpur yang terjadi selama proses oksidasi dapat dipisahkan Sebagian lumpur yang mengendap dikembalikan lagi ke Oxydation Ditch dengan pompa, dan sisanya sebagai produksi lumpur (excess sludgeAvasted sludge) dialirkan langsung ke unit d-ying bed (unit pengo lahan lumpur) Lumpur yang telah diolah akan lebih stabil sehingga bisa dimanfaatkan sebagai soil conditioner dan pupuk b. Kebutuhan Operasi dan Pemeliharaan Monitor kualitas efluen sesuai dengan standar aliran dan/atau standar efluen yang berlaku Analisis proses operasi (seperti MLSS, DO, selimut lumpur, settleability) Pembersihan rutin screen, pelimpah, mekanisme skimmer, dinding tangki, dan komponen lainnya ¢. PrasStart Up Analisis Air Limbah Manfaat analisis di sini sebagai informasi untuk estimasi: start up loading, kebutuhan kimia, level pH dan sebagainya. Informasi yang diperlukan adalah analisis konsentrasi BODs, COD, TSS, pH, NH3-N, Ortho-Phosphor dan analisis, khusus, Pembibitan (Seeding) Unutan kegiatan persiapan pembibitan: © Pilih sampel dari sistem pengolahan dan jenis limbah yang sama. Jika tidak tesedia tetap diperlukan periode akilmatisasi biologi mulai berproduksi secara tepat © Unutan prioritas sumber-sumber air limbah yang harus diambil terdiri dari: * Sludge underflow dari final setting tangki pengendap II "= Mived liquor pada tangki aerasi "Mixed liquor pada digester aerobik 50 * Lakukan pengujian mikroskopik terhadap bahan-bahan dasar secepat mungkin agar kualitasnya dapat segera diketahui. Kualitas mikroorganisme yang baik adalah dalam bentuk kehidupan mikroskopik yang lebih tinggi dan dalam jumlah moderat dan tinggi = Lakukan tes DO up-take pada masing-masing sampel agar lebih terjamin kualitas yang lebih baik = Perlunya pengamanan transportasi dengan baik * Kapasitas seed material dicari dengan formula: Kap=VX/x, ay Keterangan: Kap = kapasitas bahan dasar (liter) V = kapasitas tangki aerasi (liter) X =konsentrasi MLSS awal dalam tangki aerasi = 500 mg/liter x= konsentrasi bahan dasar, (mg/liter) a) Proses Checklist Tabel 13. Proses Checklist dapat menggunakan tabel berikut Hasilanalisa sampel BOD; = .... mgliter COD... mpliter pH NH, =... mgfliter OP =... mpiliter Kondisisiar-up Debit= mn Thari Rasio FIM Nutrien N=... kp/hari Nutrien P=. kg/hati ‘Asam ©... liter/menit Basa ©... literimenit Seeding Tumlah Sumber a ee Jenis proses (serupaitidak) Jenis limbah (serupavtidak) Mocro exam (okitidak ok) Sumber titik sampling ‘VSS (mgiliter) Kebutuhan seed material ke Titer Kebersihan tansportasi sl 4d. Start Up (Uji Coba) i Dry Check-Up (pemeriksaan dalam kondisi kering) Kegiatannya meliputi: * Arab aliran pada masing-masing pipa ditandai dengan cat berbeda, misalnya ‘untuk influen, efluen, lumpur dan sebagainya * Pemberian pelumas, dan tes setiap perlengkapan © Tangki-tangki dan perpipaan dibersihkan dari debu dan kotoran © Light meter, indikator dan recorder barus dalam keadaan siap dioperasikan * Dokumen berupa instruksi pabrik dan manual pemeliharaan harus sudah dibaca dan disiapkan di tempat khusus sebagai referensi © Kelengkapan daily operating log untuk mencatat data-data harian ii. Wer Check-Up (pemeriksaan dalam kondisi basah) Kegiatannya meliputi: ¢ _Isi tangki acrasi dengan air secara perlahan © Untuk diffused air system, suplai udara segera diberikan begitu aerator mulai terendam dan debit udara ditingkatkan secara bertahap hingga tangki aerasi terisi penuh © Untuk surface aerator akan dihidupkan bila air di tangki aerasi sudah penuh si final settling tank hingga penuh, periksa limpahan air pada pelimpah dan apabila clevasinya tidak merata maka perlu penyesuaian ketinggian pelimpah Tes semua drain, valve, gate dan pompa return sludge © Tangki aemasi diisi dengan air limbah dan secara estafet air yang ada akan dliganti oleh air limbah sehingga acrator dapat mentransfer udara ke air limbah Pembentukan Lumpur Aktif Kegiatannya meliputi © Lakukan seeding © Gunakan rasio resirkulasi tinggi dari final settling tank, bahkan bila perlu ditambah dengan bypassing sludge dari primary settling tank (untuk membentuk padatan) Waktu pembentukan lumpur aktif sekitar 1,5-3 bulan dan pada masa tersebut kemungkinan diperlukan desinfeksi efluen guna mencegah pencemaran badan air mengingat efisiensi sistem belum optimal 52 e iv. Pengendalian Untuk mencapai efisiensi yang diinginkan, ada tiga metode pengendalian zat padat dengan cara pembuangan lumpur (waste sludge) untuk menjaga MLVSS selalu Konstan, menjaga rasio F/M selalu Konstan atau menjaga umur lumpur selalu konstan. Monitoring i. Konsep dasar © Membandingkan indikator kualitas yang terjadi dan yang diharapkan © Membuat action plan, antara lain: © Kapan saat menghidupkan dan mematikan pompa © Kapan saat menutup dan membuka katup-katup © Kapan dan berapa debit return sfudge dan waste sludge disalurkan ii, Teknik Monitoring Terdapat dua metode yang dapat digunakan, yaitu: © Wama (lumpur yang baik dan aerobik biasanya berwarna merah tua kecoklatan dan Jumpur yang berwarna hitam gelap tidak aerobik) * Bau Buih (apabila banyak berarti kondisi pengoperasian yang kurang baik) Pertumbuhan alga (apabila banyak berarti nutrien yang tinggi pada influen instalasi) Pola penyebaran aerator Kebeningan efluen Gelembung udara (apabila ada maka kemungkinan lumpur yang tertahan di dalam tangki sudah terlalu lama sehingga return sludge perlu dinaikkan atau lumpur terbuang harus dikurangi) Bahan-bahan yang mengapung (disebabkan tingginya konsentrasi minyak dan Jemak dapat mengganggu proses pengendapan lumpur yang pada ujungnya mengurangi efisiensi reduksi BODs) © Akumulasi zat padat (biasanya disebabkan oleh pengadukan yang kurang memadai dan tidak efektifnya grit chamber yang disediakan sebelum pengendapan primer) 53 a. DO b. BOD c. COD d. Tes laju DO up-take e. SS dab VSS di mixed liquor £ Nutrien g- pH h. Minyak dan lemak i. Temperatur j. Analisis mikroskopik k. Kedalaman selimut lumpur 1. Asiditas dan alkal initas m, Jar test n. Debit o. Waktu detensi p. Kapasitas pembubuhan kimia f. Masalah yang mungkin timb ul serta solusinya Masalah yang kemungkinan akan timbul pada instalasi unit dapat dilihat pada Tabel 14 di bawah ini. Tabel 14. Permasalahan Pada Tangki Masalah Penyebab Solusi Bulking Sludge, dimana | Berkembangnya ‘organisme | Dapat dikurangi atau dihilangkan lumpur dari reaktor | filamentous, terutama sphaerotilas | dengan cara mempunyai—karakteristik | yang tidak dapat mengendapkan | - Tingkatkan DO di TA hingga 2 pengendapan jelek atau | dibawah —kondisi_—_kurangrtidak mgiliter Kompaktibiitas jelek sesuai atau ~Tambahkan kapur hing ga pl > 8 = DO dan pH rendah ~ — Kiorinasi—berat—hingga = Rasio F/M tinggi membasmi organisme penyebab = Nutrien kurang bulking = Lonjakan beban organike Lumpur mengambang di | Tebal selimutlumpur terlala tinggi | Sediakan clear cone diatas selimut Klaritier sludge 0,5 m dengan menambah waste shudige secara bertahap 54 Tabel 14, Permasalahan Pada Tangki (Lanjutan) ‘Masalah Penyebab Solusi Deflokulasi di klarifier = pl rendabvtendah “Tambahkan kapur = Nutrien kurang ~Tambahkan mutrien = Mengandung bahan toksik -Pengendalian influen Flok bejurai(siraggler | ~ Lumpur terlalu muda “Tam bahkan Kapur floc) di Klarifier ~ MCRT rendah “Tambahkan mutrien = Lonj akan beban organi -Pengendalian influen Floe seperti peniti (pin floc) | - Aerasi berlebihan “Pola operasi aerator di Klatifier terutama pada | - Lumpur terlalu tua -Naikkan lumpur terbuang secara sistem extended aeration | - MCRTtingei bertahap hingga MCRT rinirwus Bui putih bergelembung | - Lumpur terlalu muda ~Kurangi Tumpur terbuang —secara = MCRT rendah bberthap = DO rendah, -Pola operasi atau modifikasi aerator = Lonj akan beban organik: -Pengendalian influen = Mengandung bahan toksik Buihcoklat tua dan | - Lumpurterlalu tua ‘Naikdkan lumpur terbuang secara tebal/kental = MCRT tinggi berlahap hingga MCRT minimal A. UASB (UPFLOW ACTIVATED SLUDGE BLANKET) UASB terdiri dari lapisan lumpur kental yang terflokulasi atau berbutir (sledge blanket) yang dikembangkan di dalam suatu reaktor, dimana air imbah baku dialirkan ke dalamnya dengan pola up-flow. Butiran lumpur berdiameter 1-2 mm tertahan 5.000 mg/liter .05-0,1 g COD/g Jangan tingkatkan beban tersebut bila volatile fatty acid (VFA, COD degradable) yang terdegradasi masih < 80% * Lakukan wesh-out terhadap lumpur yang mempunyai sifat pengendapan jelek © Sebaiknya tahan bagian umpur yang berat © Jaga kondisi lingkungan di reaktor (pH > 62, penuhi nutrien, hilangkan/kuran gi senyawa toksik) Pelaksanaan start up dapat juga dilakukan meskipun tanpa_pemb waktunya lebih lama hingga 10 minggu. n, hanya b) Mem onitor Pengoperasian Kegiatan monitoring kualitas terdiri dari: + BOD, COD, TSS pada influen dan efluen, periksa kinerjanya dan lakukan minimal setiap minggu pH, VSS dan kadar air pada bed lumpur melebihi 100 kg/' pembuangan lumpur dan Jakukan minimal setiap minggu * Monitor produksi, komposisi dan bau gas dilakukan minimal setiap minggu * Penanganan lumpur yang dikeluarkan dari dasar UASB dan disalurkan langsung ke unit penanganan lumpur. Dengan drying bed, lumpur dapat dikeringkan selama minimal 6 hari atau bila kadar air sudah mencapai maksimal 70%, Dengan waktu pengeringan selama I minggu, maka sebaiknya pengeluaran lumpur UASB dilakukan setiap minggu. , maka perlukan Penyesuaian jumlah unit drying bed dapat dihitung berdasarkan persamaan: I=A,h/qP 43) ST 9. Keterangan: T= interval lumpur dan belum termasuk | hari pengambilan eake (har A, =luas bed, m* hh =tebal operasi lump ur basah di atas bed (m) q = kapasitas lumpur spesifik, 0,00015 m’/orang/hari P =penduduk telayani, manusia Bila I < 6 maka diperlukan penambahan unit drying bed PEMECAHAN MASALAH /TROUBLE SHOOTING a) b) ° a °) Begitu terjadi kondisi atau masalah yang abnormal, personil yang mengetahui harus melapor ke kepala IPAL. Dalam hal ini, standby unit yang sudah siap harus segera menggantikan suku cadang dan onderdil yang rusak harus diganti sesuai dengan petunjuk perawatan dari penjual mesin atau peralatan tersebut. Jjika standby unit dan onderdit yang rusak tidak tersedia di tempat, kepala [PAL haras ‘memberitahu Kepala Dinas yang membawahi IPAL secara mendetail, supaya bisa menghubungi vendor. Catatlah alamat, telpon, email, dsb. semua daftar vendor dan sub-vendor sebagai referensi Pada kasus gawat darurat yang luar biasa, kepala [PAL harus menginstruksikan langkah langkah optimum kepada operator-operator tiap instalasi. Pada kasus terburuk,, instalasi hharus dihentikan sementara dan limbah dialirkan lewat by-pass tanpa_pengolahan. Walau demikian, penghentian harus diminimalisir. Untuk peralatan yang terpisah, periksa petunjuk perawatan masing-masing peralatan tersebut, 58

Anda mungkin juga menyukai