Ya tentu saja, tapi itu jika hanya tinggal kamu saja yang bertahan jawab
Erik santai. Jika sampai batas waktu tak ada satupun yang dinyatakan menang,
maka kami akan tinggalkan kalian dipulau ini sampai mati kelaparan. Jadi
pastikan salah satu dari kalian tersisa sampai akhir Erik melanjutkan
penjelasannya.
Oh ya satu lagi, didepan pintu keluar itu kalian akan diberi sebuah ransel
militer berisi kebutuhan logistik kalian selama berada dipulau, cukup untuk
memenuhi kebutuhan kalian selama beberapa hari, dan juga sebuah senjata.
Pergunakan dengan baik! Erik lalu mengambil kertas berisi daftar member yang
terdaftar dalam program ini, yang terselip dibelakang punggungnya. Kemudian
membacakannya seperti seorang pembawa acara.
Yak, urutan nomor 1, Team J, Ayana Shahab, silahkan keluar!
Dari belakang, Ayana segera berlari menuju pintu keluar. Disana sudah
ada seorang tentara bersiaga yang segera menyerahkan tas militer ditangannya
ke Ayana. setelah mendapatkan tasnya, dia segera berlari keluar dari gedung itu,
melewati pagar yang dijaga beberapa tentara dan mencari tempat berlindung.
Nomor 2, Team J, Beby Chaesara Anadila, silahkan keluar!
Beby segera berlari menuju pintu keluar. Tapi sebelum hilang dari
pandangan, Gaby memanggil Beby Beby, kita ketemu diluar nanti! Beby lalu
menoleh dan mengangguk pelan, kemudian melanjutkan langkahnya.
Nomor 3, Dena Siti Rohayati, silahkan keluar!
Dena segera berlari keluar.
Nomor 4, Frieska Anastasia Laksani, silahkan keluar!
Sebelum Frieska beranjak keluar, Melody segera memeluk adik yang
sangat dia sayangi itu. Kak, kita masih tetap saudaraan, kan? air mata Frieska
membasahi pipinya, namun segera diseka oleh kakaknya Ya, tentu saja Mpris.
Kita akan bertemu lagi diluar sana, tunggu aku setelah itu, Frieska segera
berlalu meninggalkan kakaknya.
Satu persatu member berlari menuju pintu keluar didepan, lalu segera
mencari tempat untuk berlindung dan memikirkan strategi masing-masing untuk
bertahan hidup.
Nomor 9, Team J, Jessica Veranda, silahkan keluar
Veranda, masih terdiam memandang Nabilah yang sudah terbujur kaku
tak bernyawa. Nabilah yang dulunya selalu meramaikan suasana dengan tingkah
polanya yang kocak, sekarang terdiam bisu untuk selamanya. Sebenarnya dia
berat meninggalkan jasad teman satu tim-nya yang biasa dia panggil adik itu
sendirian. Apa yang akan mereka lakukan dengan jasadnya? Bagaimana nanti
mereka menguburnya? Pikiran Veranda dipenuhi berbagai macam pertanyaan
yang sayangnya tak mungkin terjawab dengan situasi seperti ini. Dia
[ Pertarungan dimulai ]
*Bersambung