EKOWISATA
DESA MINASA UPA KACAMATAN BONTOA KABUPATEN MAROS
A. PENDAHULUAN
Indonesia memiliki potensi pariwisata yang besar di berbagai
aspek. Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1993:
120), industri pariwisata dapat meningkatkan penerimaan devisa,
memperluas lapangan kerja, dan memperkenalkan kebudayaan
bangsa, Dalam buku Sugiantoro (2000: V). Sri Sultan Hamengku
Buwono X juga menjelaskan bahwa Indonesia memiliki potensi alam
dan budaya luar biasa melimpah dan benar-benar layak untuk
dibanggakan sebagai tambang industri pariwisata yang masih
luas dan belum banyak terjamah. Dengan kekayaan alam dan
budaya
inilah
pariwisata
diharapkan
mampu
melakukan
pesisir
pada
saat
ini
kondisinya
sangat
mengemukakan
bahwa
perubahan
iklim
yang
kepentingan
pembangunan
lainnya
yang
tidak
kalah
berkelanjutan
dengan
perencanaan
tata
ruang
dan
Bontoa
Kabupaten
Maros.
Terkait
dengan
kondisi
pengelolaan
masyarakat,
mangrove.
universitas,
dan
seperti
LSM
untuk
pemerintah,
swasta,
menyusun
strategi
mangrove
sangat
dipengaruhi
oleh
aktifitas
yang
terjadi
di
hutan
mangrove
itu
adalah
adanya
partisipasi
masyarakat
untuk
disekitar
mensukseskan
hutan
kegiatan
mangrove
sangat
pelestarian
hutan
masyarakat
tersebut
individu masyarakat
itu
berbeda-beda.
adalah umur,
Adapun
jumlah
Tingkat
penanaman
partisipasi
masyarakat
bibit
dari
(baik
dapat
lembaga
berupa
desa
kegiatan
maupun
individu
diharapkan
dari
adanya
partisipasi
Partisipasi
masyarakat
Masyarakat
lestari. Hasil
Tingkat
memberikan
kepada
lingkungan
di
sekitar
hutan
pada
kenyataannya
ada
beberapa
kendala
yang
mangrove.
masyarakat
mangrove.
untuk
Kendala
ikut
ini
dalam
dapat
menghambat
kegiatan
pelestarian
partisipasi
kawasan
E. DATA
1. Gambaran Umum Lokasi
Secara Geografis Desa Minasa Upa terletak di Kec. Bontoa
Kab. Maros, dengan luas wilayah 8.60 km2, berada pada posisi
455-257 LS dan 1193-3634 BT, dengan batas wilayah
sebagai berikut :
a. Sebalah Utara
b. Sebelah Selatan
sepanjang
sungai
mangrovenya.
tersebut
masih
terjaga
kelestarian