Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat Rahmat, karunia dan
ridho-Nya, laporan yang berjudul Pengorganisasian PT.PLN(Persero) APJ Karawang dapat
selesai tepat waktunya.
Adapun penyusunan laporan ini dimaksudkan untuk memenuhi nilai tugas Pengantar
Akuntansi
Banyak bentuk organisasi di masyarakat, misalnya negara, partai politik, perkumpulan
masyarakat, bahkan bentuk organisasi yang paling kecil yaitu keluarga dan lain sebagainya.
Kata organisasi mempunyai dua pengertian umum, yaitu sebagai suatu lembaga atau
fungsional, seperti perguruan tinggi, rumah sakit, perwakilan pemerintah, perwakilan dagang,
perkumpulan olahraga dan lain sebagainya, lainnya yaitu sebagai proses pengorganisasian,
pengalokasian dan penugasan para anggotanya untuk mencapai tujuan yang efektif.
Akhir kata dengan segala kerendahan hati, kami menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan
laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik
yang bersifat membangun demi penyempurnaan karya-karya penulisan makalah selanjutnya.
Semoga isi penulisan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Daftar isi
Kata pengantar................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.
B.
Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah disebutkan di atas maka rumusan masalah dalam
makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1)Bagaimana Prosedur pengorganisasian yang diterapkan oleh PT.PLN(Persero)
Distribusi Jawa Barat dan Banten APJ Karawang?
2) Bagaimana prosedur pengendalian pengorganisasian secara berkala oleh
PT.PLN(Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten APJ Karawang?
C.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengorganisasian (Organizing)
Merupakan proses penyusunan anggota dalam bentuk struktur organisasi untuk
mencapai tujuan organisasi dengan sumber daya yang dimiliki dan lingkungan yang
melingkupinya baik intern maupun ekstern. Dua aspek utama dalam organisasi yaitu
departementasi dan pembagian kerja yang merupakan dasarsar proses pengorganisasian.
James D. Mooney mengatakan Organisasi yaitu bentuk setiap perserikatan manusia
untuk mencapai tujuan bersana, sedang Chester I. Bernard memberikan pengertian
organisasi yaitu suatu system aktivitas kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau
lebih.
Organisasi merupakan proses untuk merancang struktur formal,
mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas diantara para anggota untuk
mencapai tujuan.
Jadi organisasi dapat didefinisikan sebagai berikut:
1. Organisasi dalam arti badan yaitu kelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai
tujuan tertentu.
2. Organisasi dalam arti bagan yaitu gambaran skematis tentang hubungan kerjasama
dari orang-orang yang terlibat dalam organisasi untuk mencapai tujuan bersama.
Unsur-unsur dasar yang membetuk organisasi yaitu:
1.
2.
3.
4.
B. StrukturOrgnisasi
Didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal organisasi diolah. Struktur
ini terdiri dari unsur spesialisasi kerja, standarisasi, koordinasi, sentralisasi atau
desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan ukuran satuan kerja.
Faktor-faktor yang menentukan perancangan struktur organisasi yaitu :
1. Strate nisasi pencapaian tujuan.
2. Perbedaan teknologi yang digunakan untuk memproduksi output
akan membedakan bentuk struktur organisasi.
3. Kemampuan dan cara berpikir para anggota serta kebutuhan mereka juga
lingkungan
perusahaan.
4. Besarnya organisasi dan satuan kerjanya mempengaruhi struktur organisasi.
Unsur-unsur struktur organisasi terdiri dari :
1. Spesialisasi kegiatan
2. Koordinasi kegiatan
3. Standarisasi kegiatan
4. Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan
5. Ukuran satuan kerja
Pembagian kerja
Rantai perintah
Tipe pekerjaan yang dilaksanakan
Pengelompokan segmen-segmen pekerjaan
Tingkatan manajemen
Adapun cara penggambaran bagan struktur organisasi menurut Henry G. Hodges dapat
digambarkan sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
C.
Bentuk Piramidal
Bentuk Vertikal
Bentuk Horisontal
Bentuk Melingkar
Bentuk-Bentuk Organisasi
1. Organisasi Garis
Merupakan bentuk organisasi tertua dan paling sederhana, diciptakan oleh
Henry Fayol. Ciri-ciri bentuk organisasi ini yaitu organisasinya masih kecil, jumlah
karyawan sedikit dan saling mengenal serta spesialisasi kerja belum tinggi.
Kelebihan:
a. Kesatuan komando terjamin sepenuhnya karena pimpinan berada pada satu tangan.
b. Garis komando berjalan secara tegas, karena pimpinan berhubungan langsung
dengan bawahan.
c. Proses pengambilan keputusan cepat.
d. Karyawan yang memiliki kecakapan yang tinggi serta yang rendah dapat segera
diketahui, juga karyawan yang rajin dan malas.
Rasa solidaritas tinggi.
Kelemahan:
a. Seluruh organisasi tergantung pada satu orang saja, apabila dia tak mampu
b.
c.
a.
Kebaikannya :
Dapat digunakan dalam organisasi yang besar maupun kecil, serta apapun tujuan
perusahaan.
b.
c.
d.
e.
suatu spesialisasi.
Prinsip penempatan orang yang tepat pada posisi yang tepat pula
Pengambilan keputusan dapat cepat walaupun banyak orang yang diajak
f.
g.
3. Organisasi Fungsional
Organisasi yang disusun atas dasar yang harus dilaksanakan. Organisasi ini dipakai
pada perusahaan yang pembagian tugasnya dapat dibedakan dengan jelas.
Kebaikannya :
a) Pembidangan tugas menjadi lebih jelas.
b) Spesialisasi karyawan lebih efektif dan dikembangkan.
c) Solidaritas kerja, semangat kerja karyawan tinggi.
d) Koordinasi berjalan lancar dan tertib.
Kelemahannya :
a) Karyawan terlalu memperhatikan bidang spesialisasi sendiri saja
b) Koordinasi menyeluruh sukar dilaksanakan.
c) Menimbulkan rasa kelompok yang sangat sempit dari bagian yang sama
sehingga sering timbul konflik.
4. Organisasi Panitia
Organisasi dibentuk hanya untuk sementara waktu saja, setelah tugas selesai maka
selesailah organisasi tersebut.
Kebaikannya :
a) Segala keputusan dipertimbangkan masak-masak dalam pembahasan yang
dalam dan terperinci.
b) Kemungkinan pimpinan bertindak otoriter sangat kecil.
c) Koordinasi kerja telah dibahas oleh suatu team.
Kelemahannya :
Departementasi (Departementation)
Efesiensi kerja tergantung kepada keberhasilan integrasi satuan-satuan yang bermacammacam dalam organisasi. Proses penentuan cara bagaimana kegiatan dikelompokkan
disebutkan departementasi. Macam bentuk departementasi yaitu :
1. Departementasi Fungsional
Mengelompokkan fungsi yang sama atau kegiatan sejenis untuk membentuk satuan
organisasi. Ini merupakan bentuk organisasi yang paling umum dan bentuk dasar
departementasi.
Kebaikannya :
a) Pendekatan ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi-fungsi utama
b) Menciptakan efisiensi melalui spesialisasi
c) Memusatkan keahlian organisasi
d) Memungkinkan pengawasan mana-jemen puncak terhadap fungsi-fungsi yang ada
dalam organisasi.
Kelemahannya :
a)
b)
c)
d)
e)
2. Departemen Devisional
Dengan membagi divisi-divisi atas dasar produk, wilayah, langganan, dan proses,
dimana tiap divisi merancang, memproduksi dan memasarkan produknya sendiri.
a. Struktur organisasi divisional atas dasar produk
Setiap departementasi bertanggung jawab atas suatu produk yang berhubungan.
Struktur ini dipakai bila teknologi pemrosesan dan metode pemasaran sangat
berbeda.
b. Struktur organisasi divisional atas dasar wilayah.
Pengelompokkan kegiatan atas dasar tempat dimana operasi berlokasi atau
menjalankan usahanya. Faktor yang menjadi pertimbangan adalah bahan baku,
tenaga kerja, pemasaran, transportasi dan lain sebagainya.
c. Struktur organisasi divisional atas dasar langganan
Pengelompokkan kegiatan yang dipusatkan pada penggunaan produk, terutama
dalam kegiatan pengelompokkan penjualan, pelayanan.
BAB III
PROFILE PERUSAHAAN
A.
Sejarah PT.PLN(Persero)
Sejarah ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika
beberapa perusahaan Belanda mendirikan pembangkit tenaga listrik untuk keperluan
sendiri. Pengusahaan tenaga listrik tersebut berkembang menjadi untuk kepentingan
umum, diawali dengan perusahaan swasta Belanda yaitu NV. NIGM, NV. GEBEO, NV.
OGEM yang memperluas usahanya dari hanya dibidang gas kebidang tenaga listrik.
Selama Perang Dunia II berlangsung, perusahaan-perusahaaan listrik tersebut dikuasai
oleh Jepang, perusahaan-perusahaan listrik tersebut dikuasai oleh Jepang dan setelah
kemerdekaan Indonesia, tanggal 17 agustus 1945, perusahaan-perusahaan listrik
tersebut direbut oleh pemuda-pemuda Indonesia pada bulan September 1945 dan
diserahkan kepada pemerintah Republik Indonesia. Pada tanggal 27 Oktober 1945,
presiden Soekarno membentuk jawatan listrik dan gas yang berkedudukan di
Yogyakarta, dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik hanya sebesar 157,5 MW saja.
Pada masa Agresi Belanda I, perusahaan-perusahaan listrik yang dibentuk
dengan ketetapan presiden diatas, dikuasai kembali oleh Belanda. Pada agresi Belanda
II, tanggal 19 Desember 1948 sebagian besar kantor-kantor jawatan listrik dan gas
direbut oleh pemerintah kolonial Belanda kecuali daerah Aceh. Tahun 1950 jawatan
listrik dan gas dirubah menjadi jawatan listrik dan gas pemerintah kolonial Belanda.
Sedangkan perusahaan listrik swasta diserahkan kembali kepada pemiliknya sesuai
dengan hasil Konferensi Meja Bundar (KMB). Jawatan tenaga membawahi perusahaan
Negara pembangkit tenaga listrik (Panupetel) dan diperluas dengan membawahi juga
perusahaan Negara Untuk Distribusi Tenaga Litsrik (Penuditel) pada tahun 1952.
Berdasarkan Keputusan Presiden No. 163 tanggal 3 oktober 1953 tentang
nasionalisasi semua perusahaan Belanda dan peraturan pemerintah RI No.18 tentang
nasionalisasi perusahaan listrik dan gas milik Belanda . Berdasarkan PP tersebut
penguasaan perusahaan-perusahaan Listrik dan Gas (P3LG) menangani proses alih
pemiliknya.
Berdasarkan UU No. 19 tahun 1960 tentang perusahaan Negara, dan melalui
PRRI No. 67 tahun 1961, tanggal 1 januari 1961 jawatan listrik dan gas diubah menjadi
BPU-PLN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak dibidang
listrik, gas dan kokas.
C.
kehidupan masyarakat.
Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
Strategi Perusahaan
D.
Nilai-nilai perusahaan
Peka-tanggap terhadap kebutuhan pelanggan
Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia dengan segala kelebihan dan
kekurangannya serta mengakui dan melindungi hak-hak asasi dalam menjalankan
bisnis.
Integritas
Kualitas produk
Meningkatkan kualitas dan keandalan produk secara terus menerus dan terukur serta
menjaga kualitas lingkungan dalam menjalankan perusahaan
Inovatif
Pemegang saham
F.
G.
Motto:
Listrik untuk kehidupan yang lebih baik
H.
Filosofi perusahaan
Untuk mewujudkan visi dan misi perusahan, maka landasan filosofis
PT.PLN(Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten APJ Karawang adalah:
Mempunyai komitmen yang tinggi terhadap kepentingan pelanggan dengan menjadikan
sumber daya manusia sebagai sumber daya penting perusahaan
Wilayah kerja
Wilayah kerja PT. PLN(Persero) APJ Karawang meliputi Kabupaten/DT II Karawang
dengan luas wilayah 1309 km2, yang didukung Unit Pelayanan Jaringan(setingkat ranting):
1. Unit pelayanan dan jaringan Prima (khusus pelayanan tegangan menengah, wilayah
sekitar kota Karawang)
2. Unit pelayanan dan Jaringan Karawang Kota (khusus pelayanan tegangan rendah,
wilayah sekitar kota Karawang), dengan dibantu Kantor Pelayanan Pangkalan(setingkat
sub ranting)
3. Unit pelayanan dan jaringan Rengasdengklok dengan dibantu kantor pelayanan sub
ranting Tirtajaya, Batujaya, Rawamerta, Pedes, dan Pusaka Jaya.
4. Unit pelayanan dan jaringan kosambi dengan dibantu kantor pelayanan sub ranting
Wadas, Telagasari, Curug, Tempuran.
5. Unit pelayanan dan jaringan cikampek dengan dibantu kantor pelayanan sub ranting
Cikalong, Cilamaya, Rawa gempol.
lama Cikampek-Karawang, dan melalui Tol Karawang Timur. Dengan tersedianya akses jalan
mengakibatkan terbukanya lahan untuk pengembangan pembangunan industry, diantaranya
saat ini telah ada kawasan industry terpadu seperti Karawang Industry Internasional City,
Suryacipta Swadaya, Mitra Karawang, Bintang Puspita dan Pupuk Kujang beserta industry
lainnya yang tersebar diluar kawasan tersebut.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengorganisasian
Organisasi adalah kesatuan (entity) social yang dikoordinasikan secara sadar, dengan
sebuah batasan yang relative dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relative terus
menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan. Menurut Boone dan
Kurtz, organisasi adalah suatu proses tersusun yang orang-orangnya berinteraksi untuk
mencapai tujuan. Webster mendefinisikan organisasi sebagai suatu struktur eksekutif dari
bisnis. Suatu struktur menurut bisnis modern harus menempatkan karyawan dari berbagai
kemampuan guna mencapai efisiensi yang maksimal.
Organisasi juga diartikan sebagai suatu keseluruhan termasuk didalamnya fasilitas, material
dan orang dengan perilakunya, yang diatur menurut posisi berdasarkan hierarki eksekutif dan
tenaga supervisor, yang bertugas dalam berbagai fungsi.
Ada 3 macam bentuk organisasi yang kita kenal saat ini, yaitu: organisasi garis, organisasi
garis dan staf, dan organisasi fungsional. Bentuk organisasi yang digunakan oleh
PT.PLN(Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten APJ Karawang adalah organisasi garis
dan staf.
Bentuk organisasi lini digunakan untuk menghindari kesulitan dalam mencari pemimpin yang
serba tahu dan serba cakap, sehingga perusahaan mengangkat staf untuk membantu tugas
pimpinan. Staf dapat dikoordinasi dalam sebuah organisasi yang berbeda diluar organisasi
garis. Artinya staf mempunyai pegawai-pegawai tersendiri, tetapi tidak mempunyai hubungan
langsung dengan tingkat-tingkat organisasi perusahaan.
Di PT.PLN(Persero)Distribusi Jawa Barat & Banten berdasarkan keputusan Direksi Nomor
039.K/GM.DJBB2007 tentang pola organisasi yang didasarkan pada kondisi masing-masing
APJ baik dari sisi pelanggan maupun dari sisi perkembangan beban dan pendapatan, maka
ditetapkan jenjang APJ Pola 1, Jenjang APJ pola 2, dan jenjang APJ pola 3. Dan di
PT.PLN(Persero) APJ Karawang sendiri diterapkan pola 1, adapun penjelasan mengenai
ketiga pola struktur organisasi tersebut adalah sebagai berikut:
B.
STRUKTUR ORGANISASI
1. Struktur organisasi pola 1
2. Struktur organisasi pola 2
3. Struktur organisasi pola 3
C.
2. Menjalin komunikasi dan hubungan kerja internal dan eksternal yang efekif dan
mengembangkan dan memberdayakan seluruh potensi SDM untuk meningkatkan Budaya
perusahaan (Integritas, saling, percaya, peduli dan pembelajar) dan Goodcorporate
Government(responsibilitry, accountability, fairness dan transparency) disertai apresiasi
dan pembinaan SDM.
3. Berkoordinasi dengan unit P3B terkait APD, Unit Distribusi lain dan APJ yang
berbatasan.
4. Melengkapi pengaturan lebih lanjut (yang belum diatur oleh kantor Distribusi),
melaksanakan monitoring dan evaluasi/audit internal.
Asisten Manager Distibusi(operasi)
1. Mengelola fungsi pengoperasian system jaringan distribusi, bekerjasama dengan ahli dan
fungsi terkait di APJ, untuk memfasilitasi unit garis depan dalam memaksimalkan
kinerjanya, dengan:
Memantau dan memutakhirkan data jaringan distribusi terpasang diseluruh wilayah
APJ
Mengelola dan mengoperasikan jaringan distribusi sesuai dengan kebutuhan lapangan
Melaksanakan pengawasan pembangunan jaringan distribusi baru
Mengevaluasi dan mengoperasikan jaringan distribusi baru
Melaksanakan pengukuran tegangan ujung secara periodik
Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanan pekerjaan pelayanan gangguan TM/TR
disemua UPJ
Memantau dan mengevaluasi Tingkat Mutu Pelayanan(TMP) UPJ
Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan pemeliharaan jaringan distribusi TM/TR
semua UPJ
Memantau dan mengevaluasi usaha penekanan losses jaringan distribusi
Menyusun dan mengawasi pelaksanan pekerjaan sesuai dengan SOP.
Mengawasi dan mengkordinasikan pelaksanan SOP system jaringan untuk kunjungan
VVIP/VIP
Melaksanakan komunikasi dengan APJ lain apabila diperlukan
Dalam melaksanakan tugas berkoordinasi dengan bagian perencanaan.
Membagi tugas dan member arahan kepada bawahan untuk efektifitas pendelegasan
pekerjaan
Menyuasun data hasil inspeksi dan pengukuran jaringan distribusi untuk bahan
Membuat laporan yang benar (rekonsiliasi dengan fungsi keuangan dan akuntansi APJ
listrik.
Merencanakan biaya pemeliharaan jaringan selama satu tahun.
Memberikan justifikasi setiap aktivitas investasi yang direncanakan.
Mamantau realisasi pelaksanaan investasi dan pemeliharaann di APJ.
Dalam mlaksanakan tugasnya berkoordinasi dengan bidang Operasi Distribusi.
1. Mengelola fungsi alat pengukur dan pembatas, Auto Matic Reading, dan penertiban
pemakaian tenaga listrik , bekerjasama dengan ahli dan fungsi terkait AAPJ untuk
memfasilitasi unit garis depan dalam memaksimalkan kinerjanya.
Dengan dibantu staff:
Supervisor APP dan AMR
APP
Memantau perencanaan pemasangan dan pemeliharaan meter elektronik berikut
sistem telekomunikasinya
Mengelola dan mengoperasikan asset APP di wilayah APJ
Melaksanakan pengawasan pengujian dan peneraan APP
Pelayanan Sambungan Baru dan Perubahan Daya : di Kantor PLN maupun PT Pos
Potensi
Di masa depan, perkembangan kelistrikan di APJ Karawang diperkirakan masih
akan terus mengalami pertumbuhan yang pesat. Hal ini disebabkan besarnya potensi yang
ada di Karawang khususnya, maupun potensi karena lingkungan nasional yang lebih
kondusif, diantaranya :
1.
2.
Daftar tunggu calon pelanggan PLN yang relatif masih cukup besar
3.
4.
5.
6.
Potensi sumber energi terbarukan yang sangat besar, khususnya panas bumi dan air.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Potensi excess power dari pelanggan besar yang memiliki pembangkit sendiri
14.
Potensi-potensi bisnis baru yang timbul dari telah adanya Jalan Tol Cipularang
15.
16.
Tantangan
Selain adanya potensi yang memberikan peluang pertumbuhan yang cukup optimis
di masa depan, PLN APJ Karawang menghadapi pula beberapa hal yang menjadi tantangan
untuk diselesaikan atau bahkan untuk menciptakan peluang usaha baru bagi PLN Karawang.
Adapun beberapa tantangan yang ada antara lain :
1.
Adanya Visi 75 / 100 dan Visi Caang 2010, menuntut segenap jajaran PLN Karawang
untuk bekerja lebih keras lagi untuk merealisasikannya di tengah keterbatasan finansial
investasinya.
2.
Kenyataan bahwa harga jual tenaga listrik lebih rendah dibandingkan dengan biaya
pokok penyediaan tenaga listrik, menjadi tantangan tersendiri bagi PLN Karawang untuk
secara signifikan meningkatkan efisiensi
3.
Pertumbuhan konsumsi energi listrik yang masih relatif tinggi di Karawang menuntut
PLN Karawang untuk lebih antisipatif dan sistematis dalam penyiapan infrastruktur dan
layanannya.
4.
Adanya tren pelanggan besar untuk membangun pembangkit listrik sendiri, sehingga
dalam jangka pendek mereka meminta untuk turun daya
5.
Masih besarnya penduduk yang belum menikmati listrik, sedangkan pada umumnya
diperlukan investasi yang sangat besar untuk membangun infrastruktur kelistrikannya
6.
7.
Belum adanya Gardu Induk di kawasan Selatan Jawa Barat dan Banten yang
mengakibatkan tegangan suplai ke pelanggan sangat drop.
8.
9.
Masih rendahnya rasio-rasio distribusi (misal ratio kVA trafo distribusi terhadap kVA
trafo GI) yang menyebabkan timbulnya bottle-neck maupun rendahnya tingkat
keandalan.
10.
Kondisi eksternal yang sangat berpengaruh, misalnya kenaikan harga minyak dunia,
instabilitas situasi politik daerah karena Pilkada atau lainnya, tingkat inflasi, kebijakan
UMP, gejolak kurs valuta asing, masyarakat yang semakin kritis, dan sebagainya.
layanan prepaid (prabayar), maka pelanggan akan membayar dulu 'pulsa' listriknya (di sini
diistilahkan dengan token). Model ini cukup prospektif mengingat bahwa sistem ini akan
membantu masyarakat kecil dalam pembayaran listriknya secara 'eceran'. Di sisi lain, sistem
ini akan merangsang masyarakat dalam pembudayaan penghematan energi.
Lending Working-Capital
Sebuah peluang bagi pelanggan besar PLN Karawang untuk menjamin ketepatan
waktu pelunasan tagihan listrik, tanpa dihantui denda keterlambatan. Yaitu dengan skema
kerjasama segitiga : Pelanggan-Bank-PLN APJ Karaawng. Pihak Bank akan membantu
menyediakan dana talangan untuk melinasi tagihan listrik pelanggan, dengan tingkat bunga
yang lebih rendah dibandingkan denda keterlambatan PLN.
Implementasi Teknologi Baru
Mulai 2008 PLN Karawang telah banyak mengimplementasikan penerapan Teknologi
Baru dalam operasionalnya. Teknologi baru tersebut dapat berupa teknologi informasi,
otomasi, telekomunikasi, pemanfaatan GIS (Geographical Information System), pemulihan
gangguan dan sebagainya.
4. KEKUATAN PERUSAHAAN
Dengan diberlakukannya kembali Undang-undang Ketenagalistrikan No. 15 / 1985,
maka PLN masih tetap memegang monopoli dalam bisnis retail ketenagalistrikan di
Indonesia. Sehubungan hal tersebut maka PLN dituntut untuk lebih meningkatkan
pelayanannya kepada masyarakat, disamping pula bertanggungjawab terhadap
pengembangan ke depan sistem ketenagalistrikan di Indonesia.
Dalam menghadapi tantangan dan konsisi ke depan yang terus berubah, maka beberapa hal
dibawah ini merupakan unsur kekuatan PLN DJBB yang harus terus dipelihara, dioptimalkan
dan bahkan dikembangkan.
Kekuatan itu adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
jawab masing-masing pihak yang berkepentingan. Juga diwujudkan dalam sistem manajemen
dan kebijakan yang dianut sistem manajemen SDM, sistem manajemen perusahaan dan
kebijakan yang dibuat sesuai dengan pola pikir yang diilustrasikan dalam bagan ini :
Peran dan tanggung jawab masing-masing pihak yang berkepentingan adalah sebagai berikut:
Direksi
Anggota direksi harus memberikan komitmen dan keteladanan terhadap penerapan Budaya
Perusahaan.
Manajer SDM Terkait
Memastikan bahwa seluruh anggota perusahaan berperilaku sesuai dengan yang diharapkan,
melalui :
Memberikan teladan dan mendorong bawahan untuk berperilaku sesuai dengan nilainilai perusahaan.
Bawahan
Mempelajari, memahami dan menerapkan perilaku dalam pekerjaan sesuai bidangnya dan
dalam berhubungan dengan pihak-pihak yang berkepentingan, serta melaporkan terhadap
adanya pelanggaran ataupun gejala pelanggaran perilaku yang merugikan perusahaan baik
langsung maupun tidak langsung kepada atasan/pimpinan di unit kerja masing-masing.
Pelanggaran Disiplin
Pelanggaran terhadap kode etik yang secara langsung maupun tidak langsung yang
dapat dibuktikan merugikan perusahaan, dapat mengakibatkan pemberian sanksi/hukuman
paling ringan sampai dengan yang paling berat, sesai peraturan yang berlaku.
a.
b.
c.
Setiap anggota perusahaan wajib mengikuti standar-standar umum yang berlaku baik di
lingkungan sosiasi industri maupun asosiasi profesi yang secara umum diterapkan.
a.
Setiap anggota perusahaan wajib memiliki dan memahami seluruh standarstandar asosiasi maupun profesi yang berlaku.
b.
Setiap anggota perusahaan wajib menjunjung tinggi norma-norma umum yaitu prinsipprinsip umum yang harus disadari dan secara konsisten dilaksanakan, meliputi :
a.
Komitmen yang tinggi pada kualitas produk dan nilai produk yang dijual.
b.
c.
d.
e.
f.
a.
b.
c.
d.
e.
a.
Mengutamakan pelanggan yang menjadi target market, sejalan dengan nilainilai yang diyakini perusahaan.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Mendukung penciptaan hubungan atasan bawahan dan rekan sekerja yang kondusif,
produktif dan inovatif.
Menjunjung tinggi nilai-nilai kesusilaan dalam hubungan atasan bawahan, rekan kerja
maupun pelanggan.
Pemasok
a
Menolak pemberian dalam bentuk apapun yang ada kaitannya dengan jabatan,
langsung maupun tidak langsung.
Menjalin hubungan dengan pemasok secara jujur, efisien dan berpedoman pada
aturan yang berlaku.
Menilai dan menentukan pemasok berdasarkan kriteria teknis dan administratif yang
jelas, realistis dan kompetitrif dengan pemasok lain.
Komunitas
Komunitas adalah masyarakat yang berada di sekitar perusahaan yang secara
b.
c.
Perusahaan akan mendukung kegiatan sosial, budaya, tradisi, agama dan hak
asasi manusia bagi masyarakat komunitas.
Media Masa
Media masa adalah lembaga yang bergerak di bidang komunikasi masa, meliputi
media cetak, elektronik dan lain-lain, dengan menyediakan informasi, promosi, pelayanan
sosial.
Dalam berhubungan dengan media masa :
a.
b.
c.
Investor adalah individu atau lembaga yang dapat atau mempunyai potensi untuk
membeli saham perusahaan baik langsung maupun tidak langsung termasuk analis dan Fund
Managers.
Dalam berhubungan dengan investor :
a.
b.
c.
Perusahaan secara langsung atau tidak langsung, tidak boleh melakukan suatu
kegiatan di pasar modal yang berdampak merugikan atau menguntungkan beberapa
investor atau pemegang saham.
Anak Perusahaan
Anak Perusahaan adalah perusahaan di mana PLN memiliki saham baik langsung
maupun tidak langsung.
Bersama Anak Perusahaan :
a.
b.
c.
d.
e.
Menjaga hubungan yang harmonis dan konstruktif berdasarkan nilai kejujuran, saling
menghormati serta sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku.
Memberikan laporan data secara benar dan akurat, sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku.
7.
Suasana saling menghargai dan terbuka di antara sesama anggota Perusahaan yang
dilandasi oleh keyakinan akan integritas, itikad baik, dan kompetensi dari pihak-pihak yang
saling berhubungan dalam penyelenggaraan praktek bisnis yang bersih dan etikal.
Nilai Saling Percaya ini tercermin dalam :
Sikap dan perilaku yang harus dimiliki oleh anggota perusahaan untuk
mengaktualisasikan Nilai Saling Percaya :
1. Berpikir dan berperilaku positif terhadap diri sendiri dan orang lain.
2. Bersikap objektif dalam menilai, menganalisa dan mengambil keputusan.
3. Terbuka terhadap kritik, saran serta bersedia memberi informasi yang diperlukan
sesama anggota perusahaan sesuai dengan kewenangan dan batas-batas yang diijinkan.
4. Mampu berbagi pengalaman baik yang diperoleh dari diklat, seminar dan penugasan di
antara sesama anggota perusahaan.
5. Memberi semangat dan saling mendukung.
6. Bersikap arif dan adil dalam menanggapi kesalahan yang dilakukan oleh orang lain.
7. Berani bertanggung-jawab atas keputusan yang diambil.
8. Siap memberi bantuan, baik diminta atau atas inisiatif sendiri.
9. Menjalin hubungan baik dan saling menghormati.
10. Bersedia menyampaikan informasi secara proporsional dan dapat dipercaya kepada
pihak yang berkepentingan.
11. Bersedia meneerima kritik dan menghargai pendapat orang lain.
12. Berani menyampaikan pendapat dan gagasan secara etikal.
13. Memberikan kemudahan akses informasi bagi sesama anggota perusahaan sesuai batasbatas kewenangan.
14. Menciptakan mekanisme kerja dan prosedur pelayanan yang jelas dan transparan.
15. Membuka kesempatan bagi bawahan untuk terlibat dalam proses pengambilan
keputusan.
16. Memberikan penilaian atas perstasi dan kemampuan anggota perusahaan harus
dilakukan secara objektif dan transparan.
Integritas ( integrity )
Wujud dari sikap anggota perusahaan yang secara konsisten menunjukkan kejujuran,
keselarasan antara perkataan dan perbuatan, dan rasa tanggung jawab terhadap pengelolaan
perusahaan dan pemanfaatan kekayaan perusahaan untuk kepentingan baik jangka pendek
maupun jangka panjang, serta rasa tanggung jawab terhadap semua pihak yang
berkepentingan.
Nilai integritas ini diwujudkan dalam hubungan :
Sikap dan perilaku yang harus dimiliki oleh anggota perusahaan untuk
mengaktualisasikan Nilai Integritas :
1. Menghormati dan mematuhi peraturan perundang-undangan dan kebijakan Perusahaan
dalam melaksanakan tugas.
2. Cerdas, bijak, adil dalam menjalankan tugas Perusahaan.
3. Menghargai persamaan hak dan kewajiban untuk menciptakan hubungan kerja yang
harmonis.
4. Bertanggung-jawab terhadap keselamatan kerja dan menjaga kerahasiaan serta keamanan
dokumen Perusahaan.
Sikap dan perilaku yang harus dimiliki oleh anggota perusahaan untuk
mengaktualisasikan Nilai Peduli :
1.
2.
3.
4.
timbul di Perusahaan.
5. Sopan dan menghormati orang lain.
6. Memelihara, melengkapi dan memperbarui informasi yang berhubungan dengan bidang
tugasnya.
7. Memberikan pelayanan sebaik mungkin, baik terhadap sesama anggota Perusahaan,
pelanggan maupun mitra kerja.
8. Memberikan perhatian dan penghargaan terhadap prestasi.
9. Bersedia menerima dan memberi teguran sesuai dengan peraturan yang berlaku.
10. Menjaga dan memelihara sarana & fasilitas Perusahaan yang menjadi tanggungjawabnya.
11. Mengutamakan kepuasan pelanggan dan memperhatikan kepentingan stakeholder.
12. Menciptakan sistem dan prosedur yang tidak berbelit-belit (birokratis) dan cara kerja
yang memberikan kemudahan pada orang lain.
13. Mewaspadai dan mencermati gejala-gejala yang timbul di lingkungan kerja serta
berusaha melakukan tindakan yang diperlukan.
14. Membantu kesulitan rekan kerja dalam membangun semangat kbersamaan untuk
mencapai keberhasilan bersama.
15. Memberi perhatian dan menghargai pendapat orang lain serta bersedia melakukan
koreksi diri.
16. Berusaha mendapatkan masukan untuk meningkatkan mutu produk dan pelayanan.
Pembelajar ( learner )
Sikap anggota perusahaan untuk selalu berani mempertanyakan kembali sistem dan
praktek pembangunan, manajemen dan operasi, serta berusaha menguasai perkembangan
ilmu dan teknologi mutakhir demi pembaruan Perusahaan secara berkelanjutan.
Nilai Pembelajar ini harus diwujudkan oleh seluruh anggota Perusahaan dengan :
Pengembangan individu anggota perusahaan.
Pembaruan Perusahaan.
Beradaptasi dengan perubahan lingkungan bisnis.
Sikap dan perilaku yang harus dimiliki oleh anggota perusahaan untuk
mengaktualisasikan Nilai Pembelajar :
1. Bersedia berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan sesama anggota Perusahaan.
2. Menumbuhkan rasa ingin tahu serta menghargai ide dan karya inovatif.
3. Mendorong anggota Perusahaan untuk berinisiatif dalam pengembangan diri secara terusmenerus.
4. Membiasakan diri untuk berbicara secara realistik yang didukung oleh data dan fakta.
5. Bekerja berdasarkan standar terbaik dan profesional sehingga didapatkan kualitas dan
kuantitas hasil pekerjaan yang berbobot.
6. Memelihara semangat untuk beradaptasi dalam mengelola perubahan secara konstruktif.
7. Memelihara achievement motivation yang tinggi.
8. Proaktif mencari peluang pengembangan usaha serta memimpin dinamika perubahan
usaha.
9. Membangun semangat kerjasama untuk menumbuhkan sinergi antar fungsi dan antar tim.
10. Memberdayakan orang lain untuk maju dan mandiri.
8. Prinsip-prinsip Pengelolaan Bisnis
a.
Prinsip Umum
Pengelolaan perusahaan diselenggarakan berdasarkan etika bisnis yang sehat dan
ii.
mengelola Perusahaan.
Berupaya agar seluruh anggota perusahaan mengutamakan kepuasan pelanggan.
iii.
iv.
bisnis.
Memperlakukan kontraktor, pemasok dan penyedia jasa sebagai mitra usaha yang
v.
vi.
secara profesional.
Berupaya membangun dan meningkatkan citra perusahaan di masyarakat dan
mitra usaha.
b.
Prinsip Ekonomi
Bertumbuh-kembang adalah harapan utama Perusahaan yang akan diwujudkan
c.
Untuk itu, anggota Perusahaan perlu diberdayakan secara maksimal dengan menghargai
nilai-nilai kemanusiaan, sehingga tumbuh komitmen dan rasa bangga kepada Perusahaan.
Prinsip tersebut diwujudkan melalui tindakan :
i.
ii.
iii.
meningkatkan kompetensi.
Memberikan peluang yang sama dan seluas-luasnya bagi setiap anggota
Perusahaan untuk berprestasi dan menduduki posisi sesuai dengan kriteria dan
iv.
v.
vi.
d.
iv.
v.
BAB V
KESIMPULAN & SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan Pengorganisasian PT.PLN(Persero) APJ Karawang, maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Sistem pengorganisasian yang ada di PT.PLN(Persero) APJ Karawang sudah berjalan
dengan baik. Hal ini ditandai dengan adanya berbagai fungsi yang berbeda dalam tubuh
PLN. Fungsi-fungsi tersebut yaitu: Operasi Distribusi, Pemasaran dan Niaga, Keuangan
& Akuntansi, SDMO dan APP.
2. Fungsi yang satu dengan fungsi yang lain merupakan hal yang sangat penting karena
berhubungan dengan proses penjualan tenaga listrik, oleh sebab itu setiap bagian harus
mengiktui prosedur yang telah ditetapkan.
B. Saran
Adapun saran-saran adalah sebagai berikut:
1. Dalam melakukan kegiatan pengorganisasian sebaiknya dilakukan oleh karyawan yang
mempunyai kompetensi dibidang itu
2. Agar pengorganisasian dapat berjalan dengan baik, maka diperlukan adanya koordinasi
yang baik antara bawahan dan atasan dalam PT.PLN(Persero) Distribusi Jawa Barat dan
Banten APJ Karawang.