Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS KINERJA NPL PERBANKAN DI

INDONESIA SERTA FAKTOR FAKTOR


YANG MEMPENGARUHINYA

Penulis ingin menganalisis kinerja NPL perbankan di Indonesia serta


faktor faktor yang mempengaruhinya (LDR, LAR, Inflasi, BI rate dan Kredit
yang diberikan). Untuk mencari keterkaitan antara variabel yang mencakup
dalam penelitian ini, penulis menggunakan pengujian asumsi-asumsi klasik
antara lain heterokedastisitas, multikolinearitas, dan aotokorelasi. Hasil
penelitian menyimpulkan bahwa kinerja NPL perbankan di Indonesia tahun 2003
s/d 2007 rata rata masih cukup baik dan mengalami penurunan nilai NPL.
Namun ada beberapa bank yang memiliki kinerja NPL bank yang buruk seperti
Bank Mandiri, Bank BNI, Bank BRI, Bank Panin dan Bank Century. NPL sebagai
variabel terikat dan LDR, LAR, inflasi, BI rate dan kredit yang diberikan sebagai
variabel bebas melalui asumsi klasik menyimpulkan bahwa tidak ada variabel
bebas (LDR, LAR, inflasi, BI_rate dan kredit yang diberikan) yang memiliki
perbedaan yang signifikan terhadap variabel terikat (NPL). Hasil uji klasik juga
menyimpulkan bahwa hubungan NPL dengan LDR, LAR, inflasi, BI rate dan
kredit yang diberikan kurang kuat dan searah atau positif yang berarti bila NPL
naik maka LDR, LAR, inflasi, BI rate, dan kredit yang diberikan akan ikut naik.
Kata kunci: NPL, LDR, LAR, Inflasi, BI rate dan Kredit yang diberikan.

PENDAHULUAN
Non Performing Loan (NPL) adalah salah satu indikator kunci untuk menilai
kinerja fungsi bank, karena NPL yang tinggi adalah indikator gagalnya bank
dalam mengelola bisnis antara lain timbul masalah likuiditas (ketidakmampuan
membayar pihak ketiga), Rentabilitas (utang tidak bisa ditagih), Solvabilitas
(Modal berkurang) . Sedangkan laba yang merosot adalah salah satu imbasnya
karena praktis bank kehilangan sumber pendapatan di samping harus menyisihkan
pencadangan sesuai kolektibilitas kredit. Selektifitas dan kehati-hatian yang
dilakukan manajemen dalam memberikan kredit dapat mengurangi risiko kredit
macet, oleh karena itu diperlukan manajemen yang baik agar memiliki kinerja
NPL yang baik.

Krisis ekonomi tahun 1997 dan tahun 2008 menyebebkan lonjakan inflasi,
sehingga membuat bank Indonesia membuat kebijakan menaikkan suku bunga.
Kenaikan suku bunga ini membuat bank umum selektif dan hati hati dalam
memberikan kredit untuk mengantisipasi lonjakan NPL.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana kinerja NPL perbankan
dari waktu waktu ke waktu, mengetahui faktor faktor yang dapat
mempengaruhi kinerja NPL bank, mengetahui apakah ada hubungan antara NPL
dengan LDR, LAR, inflasi, suku bunga dan kredit yang diberikan.

TINJAUAN PUSTAKA
Kredit bermasalah ialah kredit yang tidak lancar atau kredit dimana
debiturnya tidak memenuhi persyaratan yang diperjanjikan, misalnya persyaratan
pembayaran bunga, pengambilan pokok pinjaman bunga, peningkatan margin
deposit, pengikatan dan peningkatan agunan, dan sebagainya. NPL adalah rasio
yang membandingkan antara total kredit bermasalah terhadap total kredit yang
disalurkan dalam bentuk persentase. Empat kelompok kolektibilitas yang
merupakan kredit bermasalah atau NPL (Non Performing Loan) adalah sebagai
berikut :
Kredit kurang lancer (Substandard) dengan kriteria:

Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 90
hari.
Sering terjadi cerukan.
Frekuensi mutasi rekening relatif rendah.
Terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan lebih dari 90 hari
Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi debitur.
Dokumentasi pinjaman yang lemah.

Kredit Diragukan (Doubtful) dengan kriteria:


Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga yang telah melampaui
180 hari.
Terjadi cerukan yang bersifat permanen.
Terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari.
Terjadi kapitalisasi bunga.
Kredit Macet (Loss) dengan kriteria:

Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga yang telah melampaui
270 hari.

Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru.

Dari segi hukum maupun kondisi pasar, jaminan tidak dapat dicairkan pada
nilai wajar.

METODE PENELITIAN
Objek dari penelitian ini adalah bank umum nasional periode 2003 2007
yang tercatat di Bank Indonesia, dengan jumlah keseluruhan 15 bank yaitu Bank
Pemerintah sebanyak 4 bank dan bank swasta sebayak 11 bank. Variabel
independen terdiri dari 5 variabel yaitu 2 rasio keuangan (LDR dan LAR), Inflasi,
BI Rate, Kredit yang diberikan . Variabel Y yang menjadi variabel terikat dalam
penelitiannya, yaitu kinerja NPL.
NPL (Non Performing Loans)
Penilaian didasarkan kepada kualitas NPL dimiliki bank yaitu dengan cara
membandingkan total kredit bermasalah terhadap total kredit yang disalurkan.
LDR (Loan to Deposit Ratio)
Rasio ini adalah rasio yang mengukur perbandingan jumlah kredit yang
diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank, yang menggambarkan
kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana oleh deposan dengan
mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya.
LAR (Loan to Asset Ratio)
Rasio ini untuk mengukur tingkat likuiditas bank yang menunjukkan
kemampuan bank untuk memenuhi permintaan kredit dengan menggunakan total
asset yang dimiliki bank. LAR merupakan perbandingan antara besarnya kredit
yang diberikan bank dengan besarnya total asset yang dimiliki bank.

Teknik Uji Statistik

Analisis awal yang dilakukan adalah dengan melakukan uji Kolmogorov


Smirnov (uji ini dilakukan untuk melakukan uji beda non parametrik dan
parametrik). dengan tingkat signifikansi yang digunakan = 5%.
- Jika P value > 5% maka data dianggap normal
- Jika P value < 5% maka data dianggap tidak normal

Pengujian hipotesis yang kedua menggunakan Uji klasik


Heteroskedadtisitas.
- Jika diagram pencar yang ada membentuk pola-pola tertentu
yang
teratur
maka
regresi
mengalami
gangguan
heteroskedastisitas.

- Jika diagram pencar tidak membentuk pola atau acak maka


regresi tidak mengalami gangguan heterokedatisitas.

Yang ketiga uji Multikolinearitas. Uji ini untuk keadaan dimana variabelvariabel independen dalam persamaan regresi mempunyai korelasi
(hubungan) yang erat satu sama lain.
- Jika VIF value bernilai sekitar 1 maka regresi tidak
mengalami gangguan multikolinearitas.

Yang keempat uji Otokorelasi. Pendekatan yang sering digunakan untuk


menguji apakah terjadi otokorelasi adalah uji Durbin Watson. Ketentuan
pengambilan keputusan :
1.
Nilai DW > batas atas (dU) maka tidak ada otokorelasi.
2.
Nilai DW < batas bawah (dL) maka terjadi otokorelasi.
3.
Jika dL <DW<dU, tidak dapat diketahui terjadi otokorelasi atau
tidak

variabel terikatnya yaitu kinerja NPL, sedangkan variabel bebasnya adalah


LDR, LAR, inflasi, BI rate, kredit yang diberikan :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5
hipotesis :
Ho: Tidak ada hubungan antara Kinerja NPL dengan LDR, LAR, Inflasi,
Suku bunga, Kredit yang disalurkan.
Ha: Ada hubungan antara Kinerja NPL dengan LDR, LAR, Inflasi, Suku
bunga, Kredit yang disalurkan .

PEMBAHASAN
Rata-rata rasio NPL untuk tahun 2003 adalah sebesar 4,71%, tahun 2004
sebesar 3,46% tahun 2005 sebesar 4,57 tahun 2006 sebesar 3,04%, tahun 2007
sebesar 2,50%.
Jika NPL lebih dari 5 % maka NPL dapat dikatakan buruk dan jika NPL
kurang atau sama dengan 5 % maka NPL dapat dikatakan baik, Sehingga dapat
dilihat Kinerja NPL yang buruk adalah PT. Bank Mandiri, PT. Bank Bank
Nasional Indonesia (BNI), PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI), PT. Bank Pan
Indonesia (PANIN), PT. Bank Century.
Rata-rata rasio LDR ke lima belas bank memiliki likuiditas yang baik di
bawah 110%. Pada bank permata tahun 2005 s/d 2007 terjadi penurunan likuiditas

diatas ketentuan bank Indonesia yaitu diatas 110 %. Pada tahun 2005 sebesar
110,79%, tahun 2006 sebesar 120.31% tahun 2007 sebesar 118,89%. Rata- rata
rasio LDR pada tahun 2003 sebesar 53,98%, meningkat pada tahun 2004 menjadi
60,24%, dan meningkat pada tahun 2005 sebesar 64,49%. Sedangkan pada tahun
2006 terjadi peningkatan menjadi 67,25%, dan pada tahun 2007 terjadi
peningkatan menjadi 74,09%.
Rata-rata rasio LAR untuk tahun 2003 adalah sebesar 41,87%, tahun 2004
sebesar 46,11, tahun 2005 sebesar 51,38%, tahun 2006 sebesar 51,23% dan tahun
2007 sebesar 55,51%. Sehingga dapat dilihat bahwa rata-rata rasio LAR tertinggi
adalah pada PT. Bank HS 1906 tbk, yaitu sebesar 74,78 % dan rata-rata rasio
LAR terendah adalah pada PT. Bank Century yaitu sebesar 22,28 %.
Rata rata tingkat inflasi untuk tahun 2003 sebesar 6,79%, tahun 2004
sebesar 6,06%, tahun 2005 sebesar 10,40, tahun 2006 sebesar 13,33%, tahun 2007
sebesar 6,40%.
Rata rata tingkat suku bunga untuk tahun 2003 sebesar 10,17%, tahun
2004 sebesar 7.39%, tahun 2005 sebesar 9,09, tahun 2006 sebesar 11,83%, tahun
2007 sebesar 8.60%.
Rata rata kredit yang disalurkan untuk tahun 2003 sebesar Rp.
20.250.094.767,- , tahun 2004 sebesar Rp. 25.104.385.052,-, tahun 2005 sebesar
Rp.66.369.558.351,- , tahun 2006 sebesar Rp.77.275.810.049, tahun 2007 sebesar
Rp. 117.179.927.707,-.
Analisis
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

N
Normal Parameters

a,b

Most Extreme
Differences

Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative

Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)

LDR

LAR

75
4.0921
.3808
.099
.057
-.099
.856
.456

75
3.8331
.3668
.069
.035
-.069
.595
.870

INFLASI
75
2.1011
.3123
.324
.324
-.180
2.805
.000

BI_RATE
75
2.2298
.1594
.156
.156
-.135
1.355
.051

Kredit yang
diberikan
75
18.6588
3.5801
.240
.240
-.107
2.079
.000

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

Tabel 4.4.1 Uji Normalitas Data


Berdasarkan tabel 4.4.1 rasio LDR, LAR, BI_Rate dikatakan normal
karena memiliki P value lebih besar dari 0.05. Untuk LDR sebesar 0.456, LAR
sebesar 0.870, dan kredit yang diberikan sebesar 0.051. Sedangkan untuk inflasi
sebesar 0.000 dan kredit yang disalurkan 0.000 dikatakan tidak normal karena P
value lebih kecil dari 0.05.

Tabel 4.4.2 Tabel Model Summary


Model Summaryb

Model
1

R
R Square
.414a
.172

Adjusted
R Square
.112

Std. Error of
the Estimate
3.9881

a. Predictors: (Constant), Kredit yang diberikan, BI_RATE,


LDR, INFLASI, LAR
b. Dependent Variable: NPL

Pada tabel Model Summary, dapat dibaca bahwa nilai R atau korelasi NPL
terhadap LDR, LAR, Inflasi, BI Rate dan Kredit yang diberikan sebesar 0.414
yang berarti hubungan NPL dengan LDR, LAR, Inflasi, BI Rate dan Kredit yang
diberikan kurang kuat dan searah. Nilai positif artinya bila NPL naik, maka LDR,
LAR, Inflasi, BI Rate dan Kredit yang diberikan akan ikut naik. Demikian
sebaliknya.
Pada tabel Model Summary, diperoleh nilai R2 = 0.172. Artinya variabel
NPL dapat dijelaskan sebesar 17,2 % oleh variabel LDR, LAR, Inflasi, BI Rate
dan Kredit yang diberikan, sedangkan sisanya 82,8 diterangkan oleh variabel lain.
Tabel 4.4.3 Tabel Anova
ANOVAb

Model
1

Regression
Residual
Total

Sum of
Squares
227.655
1097.447
1325.103

df
5
69
74

Mean Square
45.531
15.905

F
2.863

Sig.
.021a

a. Predictors: (Constant), Kredit yang diberikan, BI_RATE, LDR, INFLASI, LAR


b. Dependent Variable: NPL

Pada tabel Anova dapat dilihat bahwa sig < atau 0.021 < 0.05 maka
dapat disimpulkan bahwa LDR, LAR, inflasi, BI rate dan kredit yang diberikan
berpengaruh secara serempak, atau dengan kata lain HO ditolak, yang artinya ada
hubungan antara LDR, LAR, Inflasi, BI Rate dan Kredit yang diberikan. Model
dapat diterima atau persamaan NPL = LDR + LAR + Inflasi + BI_rate + Kredit
yamg diberikan itu sudah tepat.

Tabel 4.4.4 Tabel Coefficients


Coefficientsa

Model
1

(Constant)
LDR
LAR
INFLASI
BI_RATE
Kredit yang diberikan

Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
19.455
9.039
2.883
5.350
-6.051
5.722
1.045
2.266
-.705
4.426
-.262
.150

Standardi
zed
Coefficien
ts
Beta
.259
-.524
.077
-.027
-.221

t
2.152
.539
-1.057
.461
-.159
-1.741

Sig.
.035
.592
.294
.646
.874
.086

a. Dependent Variable: NPL

Pada tabel coefficient, dapat dilihat bahwa sig 0.592 > 0.05 yang berarti
bahwa HO diterima, atau LDR tidak berpengaruh secara signifikan terhadap NPL.
sig 0.294 > 0.05 yang berarti bahwa HO diterima, atau LAR tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap NPL. sig 0.646 > 0.05 yang berarti bahwa HO diterima,
atau Inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap NPL. sig 0.874 > 0.05
yang berarti bahwa HO diterima, atau BI Rate tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap NPL. sig 0.086 > 0.05 yang berarti bahwa HO diterima, atau Kredit yang
diberikan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap NPL.
Dilihat dari tabel diatas pada kolom beta dapat diketahui bahwa LAR, BI
rate dan kredit yang disalurkan berpengaruh negatif yaitu LAR sebesar 0.524,
BI rate sebesar - 0.027, kredit yang disalurkan sebesar 0.221. Sedangkan LDR
dan Inflasi berpengaruh positif yaitu LDR sebesar 0.259 dan Inflasi sebesar 0.077.
Persamaan :
NPL = 19,455 + 2,883(LDR) 6,051(LAR) + 1,045(Inflasi) 0,705(BI
0,262(Kredit yang diberikan)

Rate)

Apabila LDR naik atau turun sebesar 1% maka NPL diharapkan naik atau
turun sebesar 2,883 , apabila variabel bebas lainnya tetap. Apabila LAR naik atau
turun sebesar 1% maka NPL diharapkan naik atau turun sebesar 6,051, apabila
variabel bebas lainnya tetap. Apabila inflasi naik atau turun sebesar 1% maka
NPL diharapkan naik atau turun sebesar 1,045, apabila variabel bebas lainnya
tetap. Apabila Bi Rate naik atau turun sebesar 1% maka NPL diharapkan naik atau
turun sebesar 0,705, apabila variabel bebas lainnya tetap. Apabila kredit yang
diberikan naik atau turun sebesar 1% maka NPL diharapkan naik atau turun
sebesar 0,262, apabila variabel bebas lainnya tetap.

Gambar 4.1 Gambar Plot


Pengaruh kinerja NPL terhadap LDR, LAR, Inflasi, BI rate, Kredit yang
diberikan.
Scatterplot
Dependent Variable: NPL
Regression Studentized Residual

5
4
3
2
1
0
-1
-2
-3

-2

-1

Regression Standardized Predicted Value

Dari hasil tersebut terlihat bahwa penyebaran residual adalah tidak teratur.
Hal tersebut dapat dilihat pada plot yang tidak terpencar dan membentuk pola
tertentu. Dengan hasil demikian, kesimpulan yang bisa diambil adalah bahwa
tidak terjadi gejala homokedastisitas atau persamaan regresi memenuhi asumsi
heterokedastisitas.

Tabel 4.4.5 Tabel Coefficients VIF


a
Coefficients

Standardi
zed
Unstandardized Coefficien
Coefficients
ts
Model
B
Std. Error Beta
1
(Constant)
19.455
9.039
LDR
2.883
5.350
.259
LAR
-6.051
5.722
-.524
INFLASI
1.045
2.266
.077
BI_RATE
-.705
4.426
-.027
Kredit yang diberikan-.262
.150
-.221

t
2.152
.539
-1.057
.461
-.159
-1.741

a. Dependent Variable: NPL

Sig.
.035
.592
.294
.646
.874
.086

Correlations
Zero-order Partial
Part
-.278
-.328
.022
.035
-.320

.065
-.126
.055
-.019
-.205

.059
-.116
.051
-.017
-.191

Collinearity Statistics
Tolerance VIF
.052
.049
.429
.432
.743

19.311
20.491
2.329
2.317
1.347

Pada tabel coefficients VIF diatas dapat dilihat dari kelima variabel
independent hanya kredit yang diberikan yang bernilai sekitar satu yaitu sebesar
1.347 yang berarti tidak terjadi multikolinearitas sedangkan VIF dari LDR, LAR,
inflasi, BI rate lebih dari 2, menunjukkan adanya gejala multikolinearitas.

Tabel 4.4.6 Durbin Watson

b
Model Summary

Model
1

Change Statistics
Adjusted Std. Error of R Square
Durbin-W
R
R Square R Square the Estimate Change F Change
df1
df2
Sig. F Change atson
.414a
.172
.112
3.9881
.172
2.863
5
69
.021
2.076

a. Predictors: (Constant), Kredit yang diberikan, BI_RATE, LDR, INFLASI, LAR


b. Dependent Variable: NPL

Dari tabel model summary dapat dilihat Durbin Watson sbb :


DW

= 2.076

du

= 1.77

dl

= 1.49

sehingga pengambilan keputusan sebagai berikut :


DW > du atau 2.076 > 1.77 yang berarti bahwa tidak ada autokorelasi.
Dari tebel model summary dapat diketahui sig (probabilitas) adalah
sebesar 0.414. maka dapat disimpulkan bahwa LDR, LAR, Inflasi, BI rate dan
kredit yang diberikan tidak mempunyai hubungan yang kuat terhadap variabel
NPL. Hubungannya positif artinya bila NPL naik maka LDR, LAR, Inflasi, BI
rate dan kredit yang disalurkan akan ikut naik.

Kesimpulan
Setelah menguji data dari perhitungan rasio keuangan yaitu NPL, LDR,
dan LAR dengan menggunakan laporan keuangan dan laba-rugi, serta data inflasi,
BI rate dan kredit yang diberikan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1.

Kinerja NPL perbankan di Indonesia dalam kurun waktu 2003 s/d 2007
secara umum masih cukup baik dan rata rata mengalami penurunan nilai
NPL. Akan tetapi kinerja NPL bank swasta masih lebih baik dibandingkan
dengan kinerja NPL bank pemerintah. Hal ini bisa dilihat beberapa bank
yang memiliki kinerja NPL buruk. Untuk bank pemerintah yaitu PT. Bank
Mandiri, PT. Bank BNI, PT. Bank BRI dan bank swasta yaitu PT. Bank
Panin dan PT. Bank Century.

2.

Dari lima variabel LDR, LAR, Inflasi, BI rate dan kredit yang disalurkan,
maka tidak ada variabel yang memiliki tingkat perbedaan yang signifikan
dengan menggunakan uji asumsi klasik. Untuk menentukan pengaruh
kinerja NPL adalah menurut tingkat signifikansinya yaitu sebesar 0.05.
Walaupun ke lima variabel tidak berpengaruh secara signifikan, tetapi
dapat dilihat pada tabel coefficient bahwa variabel bebas yang paling
berpengaruh adalah kredit yang diberikan sebesar 0.086, yang kedua LAR
adalah 0.294, yang ketiga LDR sebesar 0.592, yang keempat adalah inflasi
sebesar 0.646 dan yang kelima adalah BI rate sebesar 0.874. Rasio LDR
mempunyai pengaruh tidak signifikan terhadap kinerja NPL bank dan
pengaruhnya positif. Semakin tinggi LDR maka NPL bank akan tinggi.
Rasio LAR mempunyai pengaruh tidak signifikan terhadap kinerja NPL
bank dan pengaruhnya negatif. Semakin rendah rasio LAR maka NPL
bank akan tinggi. Inflasi mempunyai pengaruh tidak signifikan terhadap
kinerja NPL bank dan pengaruhnya positif. Semakin tinggi inflasi maka
NPL bank akan tinggi. BI rate mempunyai pengaruh tidak signifikan
terhadap kinerja NPL bank dan pengaruhnya negatif. Semakin tinggi BI
rate maka NPL bank akan tinggi. Kredit yang disalurkan mempunyai
pengaruh tidak signifikan terhadap kinerja NPL bank dan pengaruhnya
negatif semakin rendah kredit yang disalurkan maka kinerja NPL bank
akan tinggi.

3.

Hasil pengujian dengan menggunakan uji klasik dilihat dari tabel model
summary menunjukkan bahwa hubungan antara nilai NPL dengan LDR,
LAR, Inflasi, BI rate dan nilai kredit yang disalurkan kurang kuat sebesar
0.414 dan searah (bernilai positif) artinya bila NPL naik maka LDR, LAR,
Inflasi, BI rate dan kredit yang disalurkan akan ikut naik.

10

Daftar Pustaka
Bank Indonesia. 2009. Laporan Keuangan Publikasi Bank. (http//www.bi.go.id).
Bank

Mandiri.
2009.
Laporan
(http//www.bankmandiri.co.id).

Keuangan

Publikasi

Bank.

Bank BRI. 2009. Laporan Keuangan Publikasi Bank. (http//www.bri.co.id)


Bank

UOB Buana. 2009. Laporan


(http//www.victoriabank.co.id).

Keuangan

Publikasi

Bank.

Gandapraja, Permadi. 2004. Dasar dan Prinsip Pengawasan Bank. PT. Gramedia
Pustaka Utama : Jakarta.
Hendri, Jhon. 2009. Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap Mata Uang
Amerika Serikat, Inggris, Dan Jepang Terhadap Cadangan Primer dan
Kredit Untuk Nasabah Bank Mandiri Tesis Manajemen Perbankan.
Universitas Gunadarma : Jakarta.
Idroes, Ferry. N dan Sugiarto. 2006. Manajemen Risiko Perbankan. Graha Ilmu :
Yogyakarta.
Kasmir. 1999. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. PT. Raja Grafindo Persada
: Jakarta.
Munawir, S. 1998. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 4. Liberty : Yogyakarta.
Mubruroh. 2004. Manfaat dan Pengaruh Rasio Keuangan Dalam Analisis Kinerja
Keuangan Perbankan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol 8. No.1 Juni.
Prasisto, Arif. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan
Percobaan dengan SPSS 12. PT. Elex Media Komputindo : Jakarta.
Rivai, Veitzal, Andria Permata Veithzal dan Ferry N. Idroes. 2007. Bank And
Financial Institution Management Conventional dan Sharia System. PT.
Raja Grafindo Persada : Jakarta.
Ronald. 2006. Analisis Perbandingan Kinerja Bank Syariah dengan Bank
Konvensional Berdasarkan Rasio Keuangan. Tesis Manajemen.
Universitas Indonesia : Jakarta.
Santosa, Purbayu Budi. 2005. Analisis Statistik dengan Microsoft Excel & SPSS.
Andi : Yogyakarta.

11

Sulaiman, Wahid. 2004. Analisis Regresi Menggunakan SPSS. Andi :


Yogyakarta.
Trihandradi, Cornelius. 2004. Statistik Inferen Teori dan Aplikasinya. Andi
:Yogyakarta.
Wulandari, Kesti. 2006. Peran analisis Rasio Camel, Suku Bunga dan Inflasi
dalam Memprediksi Kondisi Kegagalan Bank di Indonesia. Skripsi
Ekonomi Akuntansi. Universitas Gunadarma : Jakarta.

12

Anda mungkin juga menyukai