Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Perkembangan dunia teknologi dan informasi menuntut semuanya serba cepat dan
tepat. Toleransi terhadap keterlambatan menjadi kecil atau bahkan tidak ada. PT POS
Indonesia yang memiliki fungsi sebagai pengumpul dan pengirim surat keseluruh
penduduk Indonesia dengan menggunakan sumber daya yang ada berupa kantor pos
diseluruh Indonesia dan resource tukang pos mulai tergeser posisinya dengan
kecanggihan teknologi berupa sms dan email. Masalah waktu kembali menjadi hal utama
yang menggeser posisi PT POS Indonesia dengan sms dan email. Waktu pengiriman PT
POS Indonesia yang membutuhkan waktu dua sampai tiga hari bahkan ada yang satu
minggu dinilai sangat lama. Selain itu juga objek bisnis dari perusahaan ini yang hanya
berupa personal needed mempersempit gerak PT POS Indonesia.
Penurunan volume produk PT POS Indonesia tidak dapat dihindari karena bisnis surat
mulai tergantikan oleh teknologi yang lebih cepat dalam pengiriman. Kerugian dalam
keuangan dialami PT POS Indonesia tahun 2003 dan hampir bangkrut pada tahun 2004
sampai tahun 2008. Disadari bahwa sekarang zaman yang ada adalah konektivitas logistic
yang memanfaatkan teknologi informasi.
1.2 Teori Change Management
Perubahan bisnis dan lingkungannya dengan begitu cepat harus diiringi pula dengan
manuver-manuver jitu jika tidak ingin terlindas atau kalah dari kompetisi. Perubahan ini
tidak hanya berdampak terhadap sistem, tapi juga pelaksana sistem itu sendiri, yaitu
Manusia. Yang selanjutnya menjadi masalah adalah elemen manusia merupakan bagian
yang memiliki resistensi (penolakan) paling besar. Istilahnya adalah Status Quo. Maka
dari itu, dibutuhkan sebuah pendekatan agar Manusia, sebagai elemen paling penting,
memiliki pandangan yang positif terhadap perubahan, bahkan siap menjadi bagian di
dalamnya. Pendekatan ini disebut Change Management atau Manajemen Perubahan.
Secara definisi, Change Management adalah sebuah proses terstruktur dan sistematis
untuk membantu transisi individu, tim kerja, ataupun organisasi dari sebuah kondisi ke
arah tujuan yang diinginkan.
Komponen yang harus ada di dalam Change Management adalah :

1. Motivating Change. Mendorong kesiapan untuk berubah dan mengatasi setiap


penolakan terhadapnya.
2. Creating a Vision. Merumuskan arah perubahan yang diharapkan.
3. Developing Political Support. Mempersiapkan para Agen Perubah (Change
Agent), termasuk para informal leader.
4. Managing the Transition. Menyusun rencana aktivitas, membangun komitmen
dan struktur komite.
5. Sustaining Momentum. Mempersiapkan infrastruktur perubahan, membangun
sistem pendukung bagi para Agen Perubah, membangun kompetensi dan keahlian
baru, dan mengapresiasi kemajuan sekecil apapun.

BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
2.1 Sejarah PT POS Indonesia
Sejarah mencatat keberadaan Pos Indonesia begitu panjang, Kantorpos pertama
didirikan di Batavia (sekarang Jakarta) oleh Gubernur Jendral G.W Baron van Imhoff
pada tanggal 26 Agustus 1746 dengan tujuan untuk lebih menjamin keamanan surat-surat
penduduk, terutama bagi mereka yang berdagang dari kantor-kantor di luar Jawa dan bagi

mereka yang datang dari dan pergi ke Negeri Belanda. Sejak itulah pelayanan pos telah
lahir mengemban peran dan fungsi pelayanan kepada publik. Setelah Kantorpos Batavia
didirikan, maka empat tahun kemudian didirikan Kantorpos Semarang untuk mengadakan
perhubungan pos yang teratur antara kedua tempat itu dan untuk mempercepat
pengirimannya. Rute perjalanan pos kala itu ialah melalui Karawang, Cirebon dan
Pekalongan

2.2 Visi, Misi, dan Motto PT POS Indonesia (Persero)


Visi PT Pos Indonesia (Persero) adalah :
Menjadi raksasa logistik pos dari Timur
Misi PT Pos Indonesia (Persero) adalah :
Menjadi aset yang berguna bagi bangsa dan negara.
Menjadi tempat berkarya yang menyenangkan.
Menjadi pilihan yang terbaik bagi para pelanggan.
Senantiasa berjuang untuk memberi yang lebih

baik

bagi

bangsa,negara, pelanggan,
Motto PT Pos Indonesia (Persero) adalah:

Tepat Waktu Setiap Waktu (On Time Everytime)

2.3 Tata Nilai Dasar Perusahaan


1. Dalam melaksanakan misi Perusahaan, Insan Pos Indonesia menjunjung nilai-nilai
CINTA POS yang menjadi koridor dalam menjalankan bisnis untuk melakukan
sesuatu yang bermartabat, menyumbangkan tenaga dan pikiran demi mewujudkan
tujuan Perusahaan;
2. Dalam melaksanakan pekerjaan, seluruh Insan Pos Indonesia melaksanakannya
atas dasar cinta, baik kepada pelanggan dan mitra kerja, rekan kerja, atasan,
bawahan, serta masyarakat umum;
3. CINTA POS merupakan akronim yang mempunyai makna sebagai berikut :
Customer Orientation
Kami memberikan pelayanan terbaik dengan sepenuh hati;
Integrity
Kami bekerja dengan jujur, sesuai aturan, dan dapat dipercaya;

Networking
Kami membangun hubungan dengan pemangku kepentingan untuk kemajuan bersama ;
Teamwork
Kami bekerjasama dan saling mendukung untuk memberikan pelayanan prima;
Accountable
Kami bekerja dengan penuh tanggung jawab, bersih, dan transparan;
Professional
Kami bekerja dengan menjunjung tinggi keahlian dan etika profesi;
Optimistic
Kami bertindak dengan penuh keyakinan untuk memberikan hasil maksimal
Spiritual
Kami bekerja dengan tulus dan ikhlas demi kehidupan yang lebih baik.

BAB II
POKOK PEMBAHASAN

3.1 Perubahan Status PT POS Indonesia


Pos Indonesia telah beberapa kali mengalami perubahan status mulai dari Jawatan
PTT (Post, Telegraph dan Telephone). Badan usaha yang dipimpin oleh seorang Kepala
Jawatan ini operasinya tidak bersifat komersial dan fungsinya lebih diarahkan untuk
mengadakan pelayanan publik. Perkembangan terus terjadi hingga statusnya menjadi
Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel). Mengamati perkembangan
zaman dimana sektor pos dan telekomunikasi berkembang sangat pesat, maka pada tahun
1965 berganti menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos dan Giro), dan pada
tahun 1978 berubah menjadi Perum Pos dan Giro yang sejak ini ditegaskan sebagai badan
usaha tunggal dalam menyelenggarakan dinas pos dan giropos baik untuk hubungan
dalam maupun luar negeri.
Selama 17 tahun berstatus Perum, maka pada Juni 1995 berubah menjadi Perseroan
Terbatas dengan nama PT Pos Indonesia (Persero). Dengan berjalannya waktu, Pos

Indonesia kini telah mampu menunjukkan kreatifitasnya dalam pengembangan bidang


perposan Indonesia dengan memanfaatkan insfrastruktur jejaring yang dimilikinya yang
mencapai sekitar 24 ribu titik layanan yang menjangkau 100 persen kota/ kabupaten,
hampir 100 persen kecamatan dan 42 persen kelurahan/desa, dan 940 lokasi transmigrasi
terpencil di Indonesia. Seiring dengan perkembangan informasi, komunikasi dan
teknologi, jejaring Pos Indonesia sudah memiliki 3.700 Kantorpos online, serta
dilengkapi elektronic mobile pos di beberapa kota besar. Semua titik merupakan rantai
yang terhubung satu sama lain secara solid & terintegrasi. Sistem Kode Pos diciptakan
untuk mempermudah processing kiriman pos dimana tiap jengkal daerah di Indonesia
mampu diidentifikasi dengan akurat.
3.2 Perubahan PT POS Indonesia dalam Memasuki Era Kemajuan Teknologi
Bisnis awal PT POS Indonesia adalah dalam hal surat-menyurat, logistic, dan jasa
keuangan. Namun berdasarkan yang sudah dipaparkan diawal, terjadi penurunan bisnis
yang dialami PT POS Indonesia. Akibat dari penurunan bisnis yang dialami, PT POS
Indonesia dihadapkan pada dua pilihan bisnis yaitu pilihan pertama PT POS Indonesia
membiarkan dirinya tenggelam dalam era kemajuan teknologi dan usaha yang dilakukan
surut karena tidak mau bersaing atau dengan kata lain diam dan pesimistik terhadap
kemajuan perusahaan. Pilihan kedua yang bisa diambil adalah berani melakukan
perubahan

dalam

banyak

hal

atau

sektor

bisnis

PT POS

Indonesia

yang

lebih aware terhadap kemajuan teknologi dengan cara memasuki dunia konektivitas
logistic dengan membangun jaringan dan kompetensi yang baru.
Kedua pilihan yang ada di PT POS Indonesia memiliki konsekuensi. Pilihan pertama
jika diambil adalah penurunan bisnis yang semakin drastis dan bahkan akan ditutupnya
usaha BUMN ini karena tidak mampu bersaing dan menyesuaikan dengan kemajuan
teknologi yang ada saat ini. Jika pilihan dua yang diambil, konsekuensi yang didapatkan
adalah manajemen PT POS Indonesia harus berani menggabungkan dua landasan yang
berupa pronsip leadership dan entrepreneurships dikalangan pemimpinnya. Ini bisa
dikatakan sebagai syarat awal untuk memasuki era konektivitas logistic dengan
membangun kompetensi baru yang ditandai dengan adanya kemajuan information
dan commutication technology (ICT).
Jiwa leadership harus dimiliki oleh setiap direksi yang ada. Jiwa ini akan diberikan
oleh seorang direksi pada karyawan yang dimilikinya guna mendorong adanya visi baru

dan meyakinkan bahwa visi baru yang ada memiliki nilai yang tinggi dan mampu dicapai
oleh perusahaan. Jiwa kedua yang harus dimiliki adalah entrepreneurship yang tumbuh
disetiap karyawan yang ada guna melakukan pembaharuan yang signifikan berupa bisnis
baru yang menyesuaikan dengan perubahan jaman.
Revitalisasi yang dilakukan oleh PT POS Indonesia bukan saja merupakan kewajiban
melainkan sebuah keharusan. Perubahan ini merupakan bagian bari blue print manajemen
perusahaan yang didorong oleh kemajuan teknologi informasi dan komunikasi guna
memasuki era konektivitas logistic. Revitalisasi yang dilakukan oleh PT POS Indonesia
harus dibarengi dengan yang namanya transformasi. Disini tidak akan merubah bagian
yang kecil saja tetapi juga mentransformasikan nya menjadi lebih bernilai dan siap untuk
bersaing. Urutan dari transformasi yang dilakukan oleh PT POS Indonesia guna
meningkatkan kinerjanya adalah sebagai berikut, yang pertama, diawal PT POS
Indonesia hanya bertumpu pada sumber daya utama yang dimilikinya guna menjalankan
bisnis ini yaitu kantor pos yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia dan juga tenaga dari
para pengantar pos yang melakukan delivery surat, paket, dan uang. Ini adalah case yang
menjadi tumpuan awal alur berfikir untuk melakukan transformasi dari sistem bisnis
awal PT POS Indonesia yang berupa collecting dan delivery menjadi sebuah sistem yang
lebih sustainable terhadap perubahan jaman yang ada dan siap untuk memasuki era
kemajuan teknologi.
Kedua, penurunan surat individu karena kemajuan teknologi yang mengharuskannya
merubah sistem dasar sistemnya dari collecting dan delivery menjadi sistem konektivitas
dan logistic yang berbasis pada corporate customers dan business industry. Ini berarti
bahwa bisnis yang dilakukan oleh PT POS Indonesia harus mampu melakukan bisnis
diluar bisnis yang bergerak dalam hal surat dan paket untuk optimalisasi dari asset yang
ada yaitu kantor pos yang ada diseluruh Indonesia dan juga pengantar pos.
Ketiga, kemampuan dari PT POS Indonesia yang sudah harus bisa mengelola kantor
pos yang ada tidak hanya sebagai asset saja tetapi juga sebagai jaringan
atau network yang bisa dimanfaatkan bagi para pelaku ekonomi yang ada ditanah air guna
menjalankan usahanya.
Keempat, integrasi antara sumber daya dan kompetensi yang dimiliki oleh PT POS
Indonesia sebagai perusahaan yang berbasis network akan menjadi sebuah keunikan
tersendiri bagi PT POS Indonesia untuk bersaing dalam menyelenggarakan bisnis mail,
logistic, dan transaksi keuangan.

Kelima, perubahan konsep bisnis dari PT POS Indonesia dari persuratan menjadi
jaringan membawa banyak implikasi yang yang didapatkan oleh PT POS Indonesia.
Diantara implikasi yang didapatkan adalah diferensiasi produk yang semakin beragam
dimana saat ini PT POS Indonesia memiliki enam proses bisnis pos yaitu Pos Kurir
Indonesia, Pos Logistik Indonesia, Pos Jasa Keuangan Indonesia, Pos Ritel Indonesia,
Pos Property Indonesia, dan Pos Bhakti Wasantara Net. Bisnis pos ini semua menjadi
jaringan dari sistem bisnis PT POS Indonesia. Selain itu juga PT POS Indonesia membuat
juga perencanaan strategis perusahaan selama lima tahun kedepan dengan memetakan
target pencapaian yang ingin diraihnya.
Tumpuan utama perubahan dari PT POS Indonesia adalah leadership dan
Entrepreneurship. Selain itu juga jaringan bisnis yang dimiliki oleh PT POS Indonesia.
Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang logistic banyak hal yang harus
dilakukan oleh PT POS Indonesia. Perusahaan logistic Indonesia saat ini bergerak dalam
bidang Third Party Logistic (3PL). Jaringan menjadi kekuatan utama dari perusahaan.
Langkah awal berupa Distribution center (DC) yang dibangun. PT POS sudah memiliki
kantor pos yang ada diseluruh Indonesia. Ini bisa menjadi DC bagi PT POS untuk
mendistribusikan logistiknya. Yang selanjutnya adalah menentukan logistic strategy yang
akan diterapkan oelh PT POS, bisa memilih efficient strategy yang berbasis focused
factory atau responsive strategy yang berbasis focused market. Pemilihan startegi logistic
yang dipilih berdasarkan kebutuhan, transportasi, cost, lead time, dan jenis barang yang
akan dikirimkan. Tipikal strategi yang bisa diterapkan adalah right time, right
place, dan right price. Gudang barang jangan dilupakan juga guna menjadi bisnis 3PL.
Sistem pergudangan yang baik bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas barang yang
akan dijual dan juga bisa dijadikan sebagai cara untuk mengurangi biaya bagi perusahaan
customer melalui penghematan dalam hal transportasi kerena jarak dengan konsumen
yang

lebih

dekat

atau

dengan

menggunakan

sistem

konsolidasi

atau break-

bulk. Revitalisasi yang dilakukan oleh PT POS diharapkan bisa menjadi tonggak awal
perubahan dari PT POS Indonesia untuk menjadi perusahaan BUMN yang bisa bersaing
dengan perusahaan logistic lainnya sehingga bisa menghasilkan pemasukan keuangan
bagi negara dan juga bisa memberikan layanan yang maksimal kepada konsumen yang
menyebabkan penggunaan PT POS Indonesia akan banyak digunakan untuk aktivitas
logistic.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

1. Melakukan transformasi

dari

sistem

bisnis

awal

PT

POS

Indonesia

yang

berupa collecting dan delivery menjadi sebuah sistem yang lebih sustainable terhadap
perubahan jaman yang ada.
2. PT POS Indonesia melakukan bisnis diluar bisnis yang bergerak dalam hal surat dan paket
untuk optimalisasi dari asset yang ada yaitu kantor pos yang ada diseluruh Indonesia dan
juga pengantar pos.
3. PT POS Indonesia dapat mengelola kantor pos yang ada tidak hanya sebagai asset saja
tetapi juga sebagai jaringan atau network yang bisa dimanfaatkan bagi para pelaku
ekonomi yang ada ditanah air guna menjalankan usahanya

4. Integrasi antara sumber daya dan kompetensi yang dimiliki oleh PT POS Indonesia
sebagai perusahaan yang berbasis network dapat bersaing dalam menyelenggarakan bisnis
mail, logistic, dan transaksi keuangan.
5. PT POS Indonesia membuat perencanaan strategis perusahaan selama lima tahun kedepan
dengan memetakan target pencapaian yang ingin diraihnya.

DAFTAR PUSTAKA

Shuban, Arif. 2013. Transformasi PT POS Indonesia dalam Menjadi Perusahaan 3PL yang
Mampu Bersaing di Era Globalisasi dan Kemajuan Teknologi
http://www.posindonesia.co.id/index.php/profil-perusahaan

Anda mungkin juga menyukai