terhubung pada Tuhan lampu ,, apakah perlu saklar bagi lampu yang punya
energy sendiri? Tuhan yang mahapendengar, mahatau, mengapa harus masih
melalui menghadap ke kiblat Kabbah?
bukankah juga kiblat itu sebelumnya bukan mengarah ke mekkah (Kabbah) namun
ke Yerusalem?
Bukankah alquran kekal?? Jika kekal, bukankah konteksnya juga kekal? Tapi
mengapa kok kontekstual? Ada ayat yang muncul karena kejadian ini ,itu,dsb
bukankah kalau kekal berarti mencangkup keseluruhan bahkan saat ini juga? Tapi
mengapa kok yang dicatat hanya saat pada jaman nabi?