Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
SYOK HIPOVOLEMIK
A. KONSEP MEDIS
1. Pengertian
Syok hipovolemik diinduksi oleh penurunan volume darah, yang terjadi secara
langsung karena perdarahan hebat atau tudak langsung karena hilangnya cairan yang
berasal dari plasma (misalnya, diare berat, pengeluaran urin berlebihan, atau keringat
berlebihan).
2. Etiologi
Menurut Toni Ashadi (2006), Syok hipovolemik yang dapat disebabkan oleh
hilangnya cairan intravaskuler, misalnya terjadi pada:
a. Kehilangan darah atau syok hemorargik karena perdarahan yang mengalir keluar tubuh
seperti hematotoraks, ruptur limpa, dan kehamilan ektopik terganggu.
b. Trauma yang berakibat fraktur tulang besar, dapat menampung kehilangan darah yang
besar. Misalnya : fraktur humerus menghasilkan 500-1000 ml perdarahan atau fraktur
femur menampung 1000-1500 ml perdarahan.
c. Kehilangan cairan intravaskuler lain yang dapat terjadi karena kehilangan protein
plasma atau cairan ekstraseluler, misalnya pada:
1) Gastrointestinal : peritonitis, pankreatitis, dan gastroenteritis
2) Renal : terapi diuretik, krisis penyakit addison
Luka bakar (kombutsio) dan anafilaksis
3. Patofisiologi
Tahap-tahap syok :
Karena sifat-sifat khas dari syok sirkulasi dapat berubah pada berbagai derajat
keseriusan, Menurut Guyton, (1997) syok dibagi dalam tida tahap utama yaitu :
a. Tahap nonprogresif (atau tahap kompensasi), sehingga mekanisme kompensasi
sirkulasi normal akhirnya akan menyebabkan pemulihan sempurna tanpa dibantu terapi
dari luar.
b. Tahap progresif, ketika syok menjadi semakin buruk sampai timbul kematian.
c. Tahap ireversibel, ketika syok telah jauh berkembang sedemikian rupa sehingga semua
bentuk terapi yang diketahui tidak mampu lagi menolong penderita, meskipun pada saat
itu, orang tersebut masih hidup
4. Manifestasi klinik
Gejala syok hipovolemik cukup bervariasi, tergantung pada usia, kondisi
premorbid, besarnya volume cairan yang hilang, dan lamanya berlangsung. Kecepatan
kehilangan cairan tubuh merupakan faktor kritis respon kompensasi. Pasian muda dapat
dengan
mudah
mengkompensasi
kehilangan
cairan
dengan
jumlah
sedang
vasokontriksinya dan takikardia. Kehilangan volume yang cukup besar dalam waktu
lambat, meskipun terjadi pada pasien usia lanjut, masih dapat ditolerir juga
dibandingkan kehilangan dalam waktu yang cepat atau singkat. (Toni Ashadi, 2006).
Apabila syok telah terjadi, tanda-tandanya akan jelas. Pada keadaan hipovolemia,
penurunan darah lebih dari 15 mmHg dan tidak segera kembali dalam beberapa
menit. Tanda-tanda syok adalah menurut Toni Ashadi, 2006 adalah:
a. Kulit dingin, pucat, dan vena kulit kolaps akibat penurunan pengisian kapiler selalu
berkaitan dengan berkurangnya perfusi jaringan.
b. Takhikardi : peningkatan laju jantung dan kontraktilitas adalah respon homeostasis
penting untuk hipovolemia. Peningkatan kecepatan aliran darah ke homeostasis penting
untuk hopovolemia.peningkatan kecepatan aliran darah ke mikrosirkulasi berfungsi
mengurangi asidosis jaringan.
c. Hipotensi : karena tekanan darah adalah produk resistensi pembuluh darah sistemik dan
curah jantung, vasokontriksi perifer adalah faktor yang esensial dalam mempertahankan
tekanan darah. Autoregulasi aliran darah otak dapat dipertahankan selama tekanan arteri
turun tidak dibawah 70 mmHg.
d. Oliguria : produksi urin umumnya akan berkurang pada syok hipovolemik. Oliguria
pada orang dewasa terjadi jika jumlah urin kurang dari 30ml/jam.
5. Pemeriksaan Penunjang
a.
Pasien dengan hipotensi dan/atau kondisi tidak stabil harus pertama kali diresusitasi
secara adekuat. Penanganan ini lebih utama daripada pemeriksaan radiologi dan
menjadi intervensi segera dan membawa pasien cepat ke ruang operasi.
b. Langkah diagnosis pasien dengan trauma, dan tanda serta gejala hipovolemia langsung
dapat ditemukan kehilangan darah pada sumber perdarahan.
c.
d. Tes kehamilan sebaiknya dilakukan pada semua pasien perempuan usia subur. Jika
pasien hamil dan sementara mengalami syok, konsultasi bedah dan ultrasonografi
pelvis harus segera dilakukan pada pelayanan kesehatan yang memiliki fasilitas
tersebut. Syok hipovolemik akibat kehamilan ektopik sering terjadi. Syok hipovolemik
akibat kehamilan ektopik pada pasien dengan hasil tes kehamilan negatif jarang, namun
pernah dilaporkan.
e.
Jika dicurigai terjadi diseksi dada karena mekanisme dan penemuan dari foto polos
dada awal, dapat dilakukan transesofageal echocardiography, aortografi, atau CT-Scan
dada.
f.
Jika dicurigai terjadi cedera abdomen, dapat dilakukan pemeriksaan FAST (Focused
Abdominal Sonography for Trauma) yang bisa dilakukan pada pasien yang stabil atau
tidak stabil. CT-Scan umumnya dilakukan pada pasien yang stabil.
mendorong aliran darah vena kembali ke jantung. Beri obat khusus yang telah di
resepkan
LAPORAN PENDAHULUAN
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA POLA NUTRISI
A. DEFINISI
Nutrisi merupakan prosespemasukan dan pengolahan zat makan oleh tubuh yang
bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh, (A. Aziz Alimul H,
2009).
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah keadaaan dimana individu yang
mengalami kekurangan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolic. (Wilkinso
Judith M. 2007). Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah intake nutrisi tidak
mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolic ( Nanda. 2005-2006 ).
B. FISIOLOGI
Fungsi utama sistem pencernaan adalah memindahkan zat nutrien (zat yang sudah
dicerna), air, dan garam yang berasal dari zat makanan untuk didistribusikan ke sel-sel
melalaui sistem sirkulasi. Zat makanan merupakan sumber energi bagi tubuh seperti. ATP
yang dibutuhkan sel-sel untuk melaksanakn tugasnya. Agar makanan dapat dicerna secara
optimal dalam saluran pencernaan , maka saluran pencernaan harus mempunyai
persediaan air, elektrolit dan zat makanan yang terus menerus. Untuk ini dibutuhkan:
1. Pergerakan makan melaui saluran pencernaan.
2. Sekresi getah pencernaan.
3. Absorbpsi hasil pencernaan, air, dan elektrolit.
4. Sirkulasi darah melalui organ gastrointestinal yang membawa zat yang
diabsorbpsi.
5. Pengaturan semua fungsi oleh sistem saraf dan hormon.
Dalam lumen saluran gastroinrestinal (GI) harus diciptakan suatu lingkunugan khusus
supaya pencernaan dan absorbsi dapat berlangsung. Sekresi kelenjar dan kontraksi otot
harus dikendalikan sedemikian rupa supaya tersedia lingkungan yang optimal.
Mekanisme pengendalian lebih banyak dipengaruhi oleh volume dan komposisi
kandungan dan lumen gastrointestinal. Sistem pengendalian harus dapat mendeteksi
keadaan lumen.sistem ini terdapat didalam dinding saluran gastrointestinal. Kebanyakan
refleks GI dimulai oleh sejumlah rangsangan dilumen yaitu regangan dinding oleh isi
lumen, osmolaritas kimus atau konsenttrasi zat yang terlarut, keasaman kimus atau
konsentrsi ion H, dan hasil pencernaan karbohidrat, lemak, protein (monosakarida, asam
lemak dan peptide dari asam amino).
Proses pencernaan makanan antara lain :
1. Mengunyah
2. Menelan(deglusi)
a. Pengaturan saraf pada tahap menelan
b. Tahap menelan diesofagus
3. Makanan dilambung
4. Pengosongan dilambung
pucat.
Gusi: perdarahan, peradangan.
Lidah: edema, hiperemasis.
Gigi: karies, nyeri, kotor.
Mata: konjungtiva pucat, kering, exotalmus, tanda-tanda infeksi.