BAB I
PENGINJILAN
Penginjilan merupakan tugas orang-orang percaya dan orang yang mengerti akan
kebenaran firman Tuhan. Penginjilan sudah dimulai sejak awal Perjanjian Lama dan digenapi
dalam Perjanjian Baru.
A. Penginjilan Dalam Perjanjian Lama
Penginjilan merupakan penyataan Allah sendiri yang memberikan janji keselamatan
kepada umatnya dan kepada bangsa lain. Allah tetap melakukan misinya untuk menyelamatkan
umatnya, Allah yang bergerak melakukan penginjilan kepada umatnya dan setelah itu melalui
umat pilihannya bangsa-bangsa lain diselamatkan.
1. Pengijilan melalui Abraham
Misi Allah sejak jatuhnya Adam dan Hawa adalah untuk menyelamatkan manusia dari
kejatuhan dosa. Dengan kesetiaan-Nya mewujudkan misiNya, Allah memilih, menetapkan,
memanggil dan memeliharaOrang milikNya seperti Habel, Set, Henok, Dan Nuh. Panggilan
Abraham dalam Kitab kejadian 12 merupakan tonggak baru dalam perkembangan misi Allah.
Abraham dipanggil Allah untuk menetapkan menjadi seorang misi atau penginjilan.
Inilah keputusan hak Allah memilih Abraham, sehingga hanya menemukan dirinya didalam
anugrah keselamatan juga. Dan juga Allah mengikat diriNya kepada Abraham dalam
keselamatannya dengan Perjanjian Berkat keselamatan (Kejadian 12:2-3). Tujuan Allah kepada
Abraham bersifat pribadi dimana sasarannya ialah agar setiap pribadi dalam kelompok akan
menikmati berkat penyelamatan dari Abraham dan dari berkat itu disebarkan Kepada semua
kaum (Kej.12:3b).
2. Penginjilan Melalui Umat Israel
Dalam kitab Keluaran diceritakan bagaimana umat Israel diselamatkan oleh Allah
untuk keluar dari negri perbudakan mesir. Panggilan Israel adalah panggilan Allah yang telah
dirancang sebelumnya. Dalam kitab Kejadian 20:1-2, ada suatu perjanjian Allah dengan umat
Israel. Dalam tugas penginjilan maka dapat ditekankan bahwa denga kewajiban taat kepada
Allah maka Israel diharuskan terlibat dengan kewajiban taat kepada Allah maka Israel
diharuskan terlibat secara total dalam misi Allah.
B. Penginjilan Dalam Perjanjian Baru
1
2
BAB II
AGAMA KONG HU CHU
Agama Kong Hu Chu adalah agama ke enam yang diakui di Indonesia. Agama
ini mempunyai sejarah tersendiri dan ciri khas. Sebutan agama itu berasal dari nama seorang
cina.
A. Latar Belakang
Ketika sejarah cina dimulai sekitar 2700 SM, watak, sifat, dan lembaga-lembaga di
China telah mapan, berbudaya, dan telah mempunyai agama yang terorganisir, tetapi tak seorang
pun yang dapat menceritakannya. China purba adalah monoteis. Nama nama yang diberikan
mereka kepada Tuhan Yang Esa adalah Shangti (Yang Maha Kuasa) dan Tien (Langit). Dari
segenap agama-agama di China, maka Kong Hu Chu telah meninggalkan kesan yang kuat dalam
kehidupan dan kebudayaan China. Untuk hampir 25 abad, Kong Hu Chu dianggap oleh China
sebagai guru yang pertama tidak karena ketiadaan Guru sebelum beliau, tetapi karena beliau
mengatasi mereka dalam derajatnya.3[3]
B. Kehidupan Kong Hu Chu
Confusius adalah nama Latin dari nama Kung Fu-Tzu atau Tuan Kung (S ang suhu
kung). Beliau dilahirkan pada tahun 551 sM di daerah Lu yang sekarang dikenal sebagai provinsi
Shantung. Didalam tubuhnya mengalir darah biru dan ia merupakan keturunan langsung dari
penguasa dinasti Shang. Ketika Confucius berumur tiga tahun, ayahnya meninggal dan iapun
dibesarkan oleh ibunya. Dan ketika berumur lima belas tahun Confucius tertarik untuk belajar.
Pemikirannya bersifat praktis. Confucius mempelajari sejarah, musik, dan liturgi. Dengan
segera ia dikenal sebagai orang yang terpelajar. Dia sebagai seorang yang ambisius, ia
mengharapkan bahwa pada suatu saat diakan mendapatkan posisi yang tinggi di pemerintahan
sehingga ia dapat menerangkan gagasan-gagasannya di dunia nyata.4[4]
Hampir selama 13 tahun hidup mengembara ke setiap wilayah, dengan satu harapan dan cita-cita
untuk dapat melakukan perombakan di bidang politik dan kemasyarakatan, sampai-sampai ia
mendapat julukan "raja tanpa takhta". Akhirnya memutuskan untuk menjadi seorang guru
keliling, berjalan kaki mengajar kebaikan kepada semua orang yang sudi menerima buah
pikirannya. Karena profesi inilah, ia sampai sekarang dihormati sebagai "guru teladan sepuluh
3
4
mengetahui istilah-istilah yang patut dipakai dan tingkah lakunya sesuai dengan maknanya
sehingga mencapai seorang manusia unggul. Kebajikan Li ini disesuaikan dengan keadaan.
Dalam hal ini sebagai penginjil harus membawa dalam konsep bahwa usaha manusia itu adalah
sia-sia atau gagal. Dalam surat Efesus 2:8-9 mengatakanSebab kasih karunia kamu
diselamatkan oleh iman, itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah itu bukan hasil
pekerjaanmu, jangan ada orang yang memegahkan diri.
Hal yang penting bagi hidup sebagai manusia didalam 2 Korintus 5:10 mengatakan
Sebab kita harus menghadap tahta pengadilan kristus, supaya setiap orang memperoleh yang
patut diterimanya, sesuai dengan apa yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun
jahat. Jadi hal ini yang perlu disampaikan bahwa apa yang dilakukan didunia ini akan
menghadap tahta pengadilan Allah. Dalam kekristenan ada dua hukum kasih, yaitu hukum yang
pertama, mengasihi Allah dengan segenap hati, kedua mengasihi manusia seperti diri sendiri.
Artinya bahwa melakukan sesuatu dengan jerih payah manusia tanpa dasar mengasihi Allah,
mengenal Allah maka itu akan menjadi sia-sia. Sebab apa yang dilakukan sudah tentu dilakukan
untuk Allah.
BAB IV
KESIMPULAN
Agama Kong Hu Chu merupakan agama yang diakui oleh pemerintah di Indonesia.
Agama ini mempunyai kerpercaya akan adanya Tuhan, tetapi mengangap itu sesuatu yang jauh.
Dalam konsep agama Kong Hu Chu ini mempunyai sentral pada jalan manusia yang bermoral,
artinya melakukan sesuatu kebajikan, sehingga itulah hakekat tujuan hidup yaitu menjadi
manusia Unggul.
Sebagai penginjil pada agama Kong Hu Chu (Konfucius) harus mengadakan
pendekatan kepada hakekat manusia, tujuan manusia itu diciptakan Allah. Manusia mampu
melakukan kasih, kebijakan-kebijakan dengan hati tanpa pamrih, rela berkorban, itu karena Allah
telah lebih dulu mengasihi manusia, menebus manusia dari dosa. Sehingga manusia harus
mengenal Allah yaitu Yesus Kristus ketika menjadi manusia yang unggul.