Anda di halaman 1dari 14

Nefrolithiasis Dextra dan Penatalaksanaannya

Angelia Yoahan Kakauhe


102013217
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jakarta 2013
Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone : (021) 5694-2061, fax :
(021) 563-1731
email:tan.angella@rocketmail.com

Pendahuluan
Ginjal merupakan salah satu organ penting dalam tubuh manusia. Ginjal merupakan
organ yang melakuan berbagai fungsi yaitu mempertahankan stabilitas volume, komposisi
elektrolit, dan konsentrasi zat terlarut dalam cairan ekstraselular. Apabila terjadi gangguan maka
akan berdampak pada fungsi yang telah disebutkan diatas. Salah satunya yaitu gangguan akibat
adanya obstruksi di ginjal.
Pada kesempatan kali ini akan dibahas lanjut kasus skenario yang didapat tentang
nefrolithiasis atau orang awam menyebutnya batu ginjal agar kita dapat mengetahui apa saja dan
bagaimana proses penyebab nefrolithiasis itu sendiri, sehingga dapat memberikan terapi dan
penanganan yang tepat agar prognosisnya akan menjadi lebih baik.
Skenario
Seorang laki-laki, 50 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan utama nyeri pinggang
kanan dan BAK kemerahan sejak 1 bulan yang lalu. Nyeri awalnya dirasakan ringan namun
sejak 5 hari yang lalu nyeri dirasakan semakin memberat. Keluhan disertai mual, muntah dan
demam tidak terlalu tinggi. Riwayat konsumsi obat sebelumnya tidak ada. Riwayat trauma
sebelumnya tidak ada.
Pembahasan
Anamnesis
Biasanya pernah mengalami riwayat batu. Awitan nyeri biasanya mendadak, berat dan
kolik, tidak membaik dengan perubahan posisi, menyebar dari punggung, turun ke panggul, dan
1

ke regio inguinal. Pada penyakit ini bisa ditemukan hematuria, dan lazim terjadi mual dan
muntah. Faktor predisposisinya bisa ada: berkurangnya masukan cairan baru-baru ini, obatobatan yang menjadi predisposisi hiperurisemia, riwayat gout, peningkatan olahraga dengan
dehidrasi. Anak usia <16 tahun berjumlah 7% dari penderita batu dan gejala yang timbul hanya
berupa hematuria tanpa nyeri. 1
RPS: Nilailah setiap gejala dengan mendetil dan terbuka terutama pada topik sensitif.
Tanyakan secara mendetil mengenai aliran urin (hesitansi, frekuensi, pancaran urin, tetasan
sehabis miksi, semprotan dan nokturia). Retensi urin tersering disebabkan oleh BPH, namun
penyebab lainnya yaitu ISK, penyakit neurologis, atau keganasan prostat.2

Nyeri Pinggang
Berikut ini adalah hal-hal yang ditanyakan pada anamnesis. 2

Sifat dan deskripsi nyeri, serta lokasi dan penjalarannya

Onsetnya, apakah mendadak atau bertahap

Aktivitas yang sedang dilakukan saat rasa nyeri timbul

Faktor yang memperberat (contohnya bergerak) dan memperingan rasa nyeri (biasa
tidak berkurang dengan berbaring).

Gejala lainnya, seperti mual, muntah, demam, hematuria, dsb


Hematuria

Darah yang banyak dalam urin bisa terdeteksi oleh pasien: jumlah yang lebih sedikit
(misalnya pada glomerulonefritis) bisa menimbulkan urin tampak berkabut, dan bahkan jumlah
yang lebih sedikit lagi dapat terdeteksi dengan pemeriksaan dipstik atau mikroskopi. Adanya
darah dalam urin bisa disebabkan oleh keganasan di bagian manapun pada saluran ginjal, batu,
infeksi, glomerulonefritis, atau penyakit ginjal lainnya, dan sering ditemukan pada wanita yang
sedang menstruasi. Berikut ini pertanyaan yang diajukan dalam anamnesis. 2

Kapan dan berapa kali

Di bagian mana dari pancaran urin tampak hematuria: sepanjang pancaran atau hanya di
akhir kencing (pertanda penyakit saluran kemih bawah)

Tanda penyerta seperti disuria, demam, frekuensi, nyeri pinggang, gejala gangguan
saluran kemih lainnya

Gejala sistemik seperti penurunan berat badan, gatal, mual, anoreksia

Hematuria sebelumnya (misalnya dengan dipstik)


Pada RPD, tanyakan mengenai riwayat medis dahulu atau riwayat penyakit batu:

Pernahkah mengalami masalah genitourinarius sebelumnya?

Adakah riwayat ISK, hematuria, atau batu sebelumnya?

Adakah riwayat penyakit kardiovaskular, neurologis, gout?

Jika memiliki riwayat batu, tanyakan mengenai pengobatan yang dilakukan, cara
pengambilan batu, analisis jenis batu dan situasi batunya.
Obat-obatan:

Tanyakan mengenai semua obat-obatan termasuk semua obat yang diberikan sesuai resep,
dijual bebas, dan herbal

Apakah pasien mengonsumsi antikoagulan? (terapi hematuria masih menunjukkan


kemungkinan abnormalitas yang mendasari)

Apakah pasien mengonsumsi obat antihipertensi?


RPK: Adakah riwayat penyakit ginjal dalam keluarga (misalnya penyakit ginjal
polikistik) atau penyakit yang berkaitan dengan penyakit ginjal?
Riwayat Sosial: Riwayat merokok, asupan alkohol, dan status sosial ekonomi.
Riwayat Pekerjaan: Identifikasi risiko paparan yang beracun bagi ginjal dan agens
menular.2
Pada kasus didapatkan identitas pasien yaitu seorang laki-laki berusia 50 tahun, dengan

keluhan utama yaitu nyeri pinggang kanan dan BAK kemerahan sejak 1 bulan yang lalu.
Riwayat penyakit sekarang yaitu diketahui bahwa nyeri awalnya ringan kemudian semakin
memberat sejak 5 hari yang lalu. Keluhan penyerta berupa mual, muntah dan demam yang tidak
terlalu tinggi. Riwayat pemakaian obat diketahui bahwa pasien belum mengkonsumsi obat
apapun.
Pemeriksaan Fisik
3

Keadaan Umum
Meliputi tingkat kesadaran, ada tidaknya deficit konsentrasi,tingkat kelemahan (keadaan
penyakit), dan ada tidaknya perubahan berat badan. Tanda vital dapat meningkat menyertai nyeri,
suhu dan nadi meningkat mungkin karena infeksi serta tekanan darah dapat turun apabila nyeri
sampai mengakibatkan shock.3
Pemeriksaan ginjal, ureter, buli-buli dan uretra dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan
abdomen inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi.3
Inspeksi
Inspeksi dilakukan dengan posisi duduk atau supine dilihat adanya pembesaran di daerah
pinggang atau abdomen sebelah atas, asimetris ataukah adanya perubahan warna kulit.
Pembesaran pada daerah ini dapat disebabkan karena hidronefrosis atau tumor pada
retroperitoneum.3
Palpasi
Palpasi pada ginjal dilakukan secara bimanual yaitu dengan memakai dua tangan, tangan
kiri diletakkan di sudut kosta-vertebra untuk mengangkat ginjal ke atas sedangkan tangan kanan
meraba dari depan dengan sedikit menekan ke bawah (pada ginjal kanan), bagian bawah dapat
teraba pada orang yang kurus. Adanya pembesaran pada ginjal seperti tumor, kista atau
hidronefrosis biasa teraba dan terasa nyeri. Ureter tidak dapat dipalpasi, tetapi bila terjadi spasme
pada otot-ototnya akan menghasilkan nyeri pada pinggang atau perut bagian bawah, menjalar ke
skrotum atau labia. Adanya distensi buli-buli akan teraba pada area di atas simphisis atau
setinggi umbilikus, yang disebabkan adanya obstruksi pada leher buli-buli.3
Perkusi
Perkusi dilakukan dengan memberikan ketokan pada sudut kostavertebra, adanya
pembesaran ginjal karena hidronefrosis atau tumor ginjal akan terasa nyeri ketok. Pada buli-buli
diketahui adanya distensi karena retensi urine dan terdengar redup, dapat diketahui batas atas
buli-buli serta adanya tumor/massa.3Pada kasus ditemukan : TTV 120/80mmHg, nadi 90x/menit,
nafas 20x/menit, suhu 37,8oC, CVA kanan +.3
4

Auskultasi
bila terdengar suara bruit di daerah epigastrium atau abdomen sebelah atas patut
dicurigai adanya stenosis arteri renalis, apalagi kalau terdapat bruit yang terus-menerus. Bruit
pada abdomen juga bisa disertai oleh aneurisma arteri renalis atau malformasi arteriovenus.3
Hasil pada pemeriksaan fisik yang didapati pada skenario adalah:
Pemeriksaan fisik umum: Tekanan Darah: 120/80 mmHg, Nadi: 90x/ menit, RR: 20x/ menit,
Suhu: 37,8 C
Nyeri ketuk costovertebra positif
Pemeriksaan Penunjang
-Radiologi
Secara radiologi, batu dapat radiopak atau radiolusen. Sifat radiopak ini
berbeda untuk berbagai jenis batu ginjal sehingga dari sifat ini dapat diduga
batu dari jenis apa yang ditemukan. Secara radiologi, batu dapat radiopak
atau radiolusen. Sifat radiopak ini berbeda untuk berbagai jenis batu
sehingga dari sifat ini dapat diduga batu dari jenis apa yang ditemukan.
Radiolusen umumnya adalah jenis batu asam urat murni.1
Pada yang radiopak pemeriksaan dengan foto polos sudah cukup untuk menduga adanya
batu ginjal bila diambil foto dua arah. Pada keadaan tertentu terkadang batu terletak di depan
bayangan tulang, sehingga dapat luput dari penglihatan. Oleh karena itu foto polos sering perlu
ditambah foto pielografi intravena (PIV/IVP). Pada batu radiolusen, foto dengan bantuan kontras
akan menyebabkan defek pengisian (filling defect) di tempat batu berada. Yang menyulitkan
adalah bila ginjal yang mengandung batu tidak berfungsi lagi sehingga kontras ini tidak muncul.
Dalam hal ini perludilakukan pielografi retrograd.
-Ultrasonografi (USG)
Dilakukan bila pasien tidak mungkin menjalani pemeriksaan IVP, yaitu pada keadaan-keadaan;
alergi terhadap bahan kontras, faal ginjal yang menurun dan pada wanita yang sedang hamil.
Pemeriksaan USG dapat untuk melihat semua jenis batu, selain itu dapat ditentukan ruang/
lumen saluran kemih. Pemeriksaan ini juga dipakai unutk menentukan batu selama tindakan
pembedahan untuk mencegah tertinggalnya batu

Analisa air kemih mikroskopik bisa menunjukkan adanya darah, nanah atau
kristal batu yang kecil. Biasanya tidak perlu dilakukan pemeriksaan lainnya,
kecuali jika nyeri menetap lebih dari beberapa jam atau diagnosisnya belum
pasti.2,3
5

Pemeriksaan tambahan yang bisa membantu menegakkan diagnosis adalah


pengumpulan air kemih 24 jam (urin rutin).

Darah Rutin : Untuk melihat adanya infeksi (leukositosis).

Diagnosis
Working Diagnosis

Gambar 1 Struktur Ginjal

Nefrolitiasis dextra
Nefrolitiasis adalah adanya batu/kalkulus dalam parenkim ginjal. Batu terbentuk dari
traktus urinarius ketika konsentrasi subtansi tertentu seperti kalsium oksalat, kalsium
fosfat, dan asam urat meningkat. Nefrolitiasis merujuk pada penyakit batu ginjal.Batu atau
kalkuli dibentuk di dalam ginjal (parenkim ginjal) oleh kristalisasi dari substansi ekskresi
di dalam urine.Urolitiasis merujuk pada adanya batu dalam sistem perkemihan. Sebanyak
60% kandungan batu ginjal terdiri atas kalsium oksalat, asam urat, magnesium, amonium,
dan fosfat atau gelembung asam amino. Nefrolitiasis adalah pembentukan deposit mineral
yang kebanyakan adalah kalsium oksalat dan kalsium phospat meskipun juga yang lain
urid acid dan kristal, juga membentuk kalkulus (batu ginjal).4

Diagnosis Banding

Ureterolitiasis
Gerakan pristaltik ureter mencoba mendorong batu ke distal, sehingga menimbulkan
kontraksi yang kuat dan dirasakan sebagai nyeri hebat (kolik). Nyeri ini dapat menjalar
hingga ke perut bagian depan, perut sebelah bawah, daerah inguinal, dan sampai ke
kemaluan. Batu yang terletak di sebelah distal ureter dirasakan oleh pasien sebagai nyeri
6

pada saat kencing atau sering kencing. Batu yang ukurannya kecil (<5 mm) pada
umumnya dapat keluar spontan sedangkan yang lebih besar seringkali tetap berada di
ureter dan menyebabkan reaksi peradangan (periureteritis) serta menimbulkan obstruksi
kronik berupa hidroureter atau hidronefrosis.4
Etiologi
Batu terbentuk dari traktus urinarius ketika konsentrasi subtansi tertentu seperti kalsium
oksalat, kalsium fosfat, dan asam urat meningkat. Batu juga dapat terbentuk ketika terdapat
defisiensi subtansi tertentu, seperti sitrat yang secara normal mencegah kristalisasi dalam urine.
Kondisi lain yang mempengaruhi laju pembentukan batu mencakup pH urin dan status cairan
pasien.5
Penyebab terbentuknya batu digolongkan menjadi 2 faktor :
1. Factor endogen :
a. hyperkalsemia : meningkatkan kalsium dalam darah
b. hyperkasiuria : meningkatkan kalsium dalam urin
c. pH urin
d. kelebihan pemasukan cairan dalam tubuh yang bertolak belakang dengan keseimbangan cairan
yang masuk dalam tubuh.
2. Faktor eksogen
a. Air minum
kurang minum atau kurang mengkonsumsi air mengakibatkan terjadinya pengendapan kalsium
dalam pelvis renal akibat ketidakseimbangan cairan yang masuk.
b. Suhu
Tempar yang bersuhu panas menyebabkan banyaknya pengeluaran keringat, yang akan
mempermudah pengurangan produksi urin dan mempermudah terbentuknya batu.

c. Makanan
kurangnya mengkonsumsi protein dapat menjadi factor terbentuknya batu.

d. Dehidrasi
kurangnya pemasukan cairan dalam tubuh juga ikut membantu proses pembentukan urin.5
Epidemiologi
Pria lebih banyak dibanding wanita. Terjadi pada usia dewasa muda. Di antara penduduk
Eropa prevalensinya sekitar 3%.6 Di Indonesia, proporsi batu ginjal lebih besar dibandingkan
batu kandung kemih. Jenis batu terbanyak yaitu batu dengan kandungan asam urat tinggi, kedua
yang tertinggi yaitu campuran antara kalsium oksalat dan kalsium fosfat. 1
Patofisiologi
Nefrolitiasis merupakan kristalisasi dari mineral dan matriks seperti pus darah, jaringan
yang tidak vital dan tumor. Komposisi dari batu ginjal bervariasi, kira-kira tiga perempat dari
batu adalah kalsium, fosfat, asam urin, dan sistien. Peningkatan konsentrasi larutan akibat dari
intake yang rendah dan juga peningkatan bahan-bahan organic akibta infeksi saluran kemih atau
urin statis sehingga membuat tempat untuk pembentukan batu. Ditambah dengan adanya infeksi
meningkatkan kebebasan urin oleh produksi ammonium yang berakibat presipitasi kalsium dan
magnesium poospat.6
Proses pembentukan batu ginjal dipengaruhi oleh beberapa factor yang kemudian
dijadikan dalam beberapa teori :
a. Teori supersaturasi
Tingkat kejenuhan kompone-komponen pembentuk batu ginjal mendukung terjadinya
kristalisasi. Kristal yang banyak menetap menyebabkan terjadinya agresi krsital keudian timbul
menjadi batu.
b. Teori matriks
8

Matriks merupakan mukoprotein yang terdri dari 65% protein, 10% heksose, 3-5 heksosamin dan
10% air. Adapun matriks menyebabkan penempelan Kristal-kristal sehingga menjadi batu.
c. Teori kurang inhibitor
pada kondisi normal kalsium dan fosfat hadir dalam jumlah yang melampui daya kelarutan,
sehingga diperlukan zat penghambat pendapat. Phospat mukopolisakarida dan dipospat
merupakan penghambat pembentukan Kristal. Bila terjadikekurangan zat ini maka akan mudah
terjadi pengendapan.
d. Teori epistaxis
Merupakan pembentukan baru oleh bebrapa zat secara bersama-sama salah satu batu yang
merupakan inti dari batu yang merupakan pembentuk pada lapisan luarnya. Contohnya eksresi
asam urat yang juga berlebihan dala urin akan mendukung pembentukan batu kalsium dengan
bahan urat sebagai pengendapan kalsium.
e. Teori Kombinasi
Batu terbentuk karena kombinasi dari berbagai macam terori diatas.
1. Batu kalsium (kurang lebih 70-80% dari seluruh batu saluran kemih)
lebih dari 80% batu saluran kemih terdiri atas batu kalsium, baik yang berikatan dengan oksalat
maupun dengan fosfat, membentuk batu kalsium oksalat dan kalsium fosfat sedangkan sisanya
berasal dari batu asam urat, batu magnesium ammonium fosfat (batu infeksi), batu xantin, batu
sistin, dan batu jenis lainnya. Sebagian besar penderita batu kalsium mengalami hiperkalsiuria,
dimana kadar kalsium dalam air kemih sangat tinggi. Obat diuretic thiazide akan mengurangi
pembentukan batu yang baru. Factor terjadinya batu kalsium.
-

hiperkalsiuria (kalsium dalam urin lebih besar dari 250-300 mg/24jam


hiperkalsiuria absorbtif
hiperkalsiuria renal
hiperoksalauria adalah eksresi oksalat urin yang melebihi 45gram per hari.
The, kopi, minuman, soft drink
Hipositrauria.

2. Batu struvit (batu infeksi)

batu struvit disebut juga batu infeksi, karan terbentuknya batu ini disebabkan oleh adanya infeksi
saluran kemih, batu dapat tumbuh menjadi lebih besae membentuk batu staghorn dan mengisi
seluruh pelvis dan kaliks ginjal. Kuman penyebab infeksi ini adalah golongan kuman pemecah
urea splitter yang dapat menghasilkan enzim urease dan meruabh urin menjadi bersuasana basa
melalui hidrolisis urea menjadi amoniak.
Sekitar 75% kasus batu staghorn, didapatkan komposisi baunya adalah matriks struvit-karbonatapatie atau disebut juga batu struvit atau batu triple fosfat, batu fosfat,batu infeksi atau batu
urease walaupun dapat pula berbentuk dari campuran antara kalsium oksalat da kalium fosfat.
Suasana basa ini yang memudakan garam-garam magnesium, amnoium, fosfat dan karbonat
membentuk batu magnesiym ammonium fosfat.

3. Batu urat.
Dianjurkan untuk mengurangi asupan daging, ikan dan ungags karena makanan tersebut
menyebabkan meningkatnya kadar asal urat di dalam air kemih. Untuk mengurangi pembentukan
asam urat dapat diberikan allopurinol. Batu asam urat terbentuk jika keasaman, air kemih
bertambah, karena itu untuk menciptakan suasana air kemih yang alkalis (basa), dapat diberikan
kalium sitrat. 7
Factor yang menyebabkan terbentuknya batu asam urat adalah :
-

urin yang terlalu asam (ph urin <6)


volume urin yang jumlahnya sedikit
hiperurikosuri

Gambaran Klinik
Keluhan yang disampaikan pasien tergantung pada posisi atau letak batu, besar batu, dan
penyulit yang telah terjadi. Keluhan yang paling dirasakan oleh pasien adalah nyeri pada
pinggang, bisa berupa nyeri kolik atau nonkolik. Hematuria seringkali dikeluhkan oleh pasien
akibat trauma pada mukosa saluran kemih yang disebabkan oleh batu. Jika di dapatkan demam
harus dicurigai suatu urosepsis dan ini merupakan kedaruratan di bidang urologi. Dalam hal ini
10

harus secepatnya ditentukan letak kelaianan anatomik pada slauran kemih yang mendasari
timbulnya urosepsis dan segera dilakukan drainase dan pemberian antibiotik.5
Sekitar 50% pasien juga mengeluh mual, muntah. Penurunan pengeluaran urine apabila
terjadi obstruksi aliran, dan pengenceran urine apabila terjadi obstruksi aliran, karena
kemampuan ginjal memekatkan urine terganggu, oleh pembengkakan yang terjadi disekitar
kapiler peritubulus.6
Penatalaksanaan
Setelah mendiagnosa adanya batu ginjal tentukan ada atau tidaknya obstruksi atau infeksi.
Obstruksi tanpa adanya infeksi dapat diterapi dengan analgesik. Sedangkan infeksi tanpa
obstruksi dapat diterapi dengan antimikroba. Jika tidak ada obstruksi atau infeksi, analgesik atau
tindakan medical yang lain untuk mendorong batu dari traktus urinarius bagian atas jika diameter
lebih kecil dari 5-6 mm ( untuk batu yang berukuran besar memerlukan tindakan bedah).3
mendorong batu keluar dari saluran kemih.
-

batu urat (hiperurikosuri) : Allupurinol 3 x 100mg


batu sistin : Tiazid

Non-Medikamentosa :
1. ESWL (Extracorporenal Shockwave Lithotripsy)
alat ESWL adalah pemecah batu ginjal, batu ureter proksimal atau batu buli-buli tanpa
melalui tindakan invasive dan tanpa pembiusan. Batu dipervah dengan gelombang kejut menjadi
fragmen-fragmen kecil sehingga mudah dikeluarkan melalui seluran kemih. Tidak jarang
pecahan-pecahan batu yang sedang keluar menimbulkan perasaan nyeri kolik dan menyebabkan
hematuria.
2. Endourogi
merupakan tindakan invasive menimal untuk mengeluarkan batu saluran kemih yang terdiri
atas memcah batu, dan kemudian mengeluarkannya dari saluran kemih melalui alat yang

11

dimasukan langsung ke dalam saluran kemih. Alat itu dimasukan melalui uretra atau melalui
insisi kecil pada kulit (perkutan). Tindakannya adalah :
a

PNL (Percutaneus Nepro Litholapaxy), yaitu mengeluarkan batu yang berada dalam
saluran ginjal dengan cara memasukan alat endoskopi kedalam system kaliks melalui

insisi pada kulit.


Litotripsi, yaitu memcah batu buli-buli atau batu uretra dengan memasukan alat pemecah

batu (litotriptor) kedaalm buli-buli. Pecahan batu dikeluarkan dengan evakuator elik.
Uretroskopi atau uretero-renoskopi, yaitu memasukan alat uretroskopi per uretram guna
melihat keadaan ureter atau system pielokaliks ginjal. Dengan memakai energy tertentu,
batu yang berada didalam ureter maupun system pelvikalises dapat dipecah melalui

tuntunan ureterokopi maupun ureterorenoskopi.


Ekstraksi Dormia, yaitu mengeluarkan batu ureter dengan menyaringnya melalui alat
keranjang dormia.

3. Bedah Laparskopi
pembedahan laparaskopi untuk mengambil batu saluran kemih saat ini sedang
berkembang. Cara ini banyak dipakai untuk mengambil batu ureter.
4. Bedah Terbuka
terapi bedah digunkan jka tidak tersedia alat litotripsor, EWSL, atau cara non bedah tidak
berhasil. Pebedahan terbuka itu antara lain : pielolitotomi atau nefrolitotomi untuk mengambil
batu pada saluran ginjal, dan ureteolitotomi untuk batu ureter. Tidak jarang pasien harus
menjalani tindakan nefrektomi atau pengambilan karena ginjalnya sudah tidak berfungsi dan
berisis nanah (pionefrosis), korteksnya sudah sangat tipis, atau megalami pengkerutan akibat
batu saluran kemih yang menimbulak obstruksi dan infeksi menahun.1
Komplikasi
a. Gagal ginjal :
terjadinya karena kerusakan neuron yang lebih lanjut dan pembuluh darah yang disebut kompresi
batu membrane ginjal oleh karena suplai okesigen terhambat. Hal ini menyebakan iskemis ginjal
dan jika dibiarkan menjadi gagal ginjal.

12

b. Infeksi
dalam aliran urin yang statis tempat yang baik untuk perkembangbiakan mikroorganise.
Sehingga akan menyebabkan infeksi peritenoel.
c. Hidronefrosis
oleh karena aliran urin terhambat menyebabkan urin tertahan dan menumpul diginjal dan lamakelamaan ginjal akan membesar karena penumpukan urin.
d. Avaskuler ischemia
terjadi karena aliran darah ke dalam jaringan berkurang sehingga kematian jaringan.8
Pencegahan
Pencegahan yang dilakukan adalah berdasarkan atas kandungan unsur yang menyusun batu
saluran kemih yang diperoleh dari analisis batu.5 Pada umumnya pencegahan itu berupa :
-

menghindari dehidrasi dengan minum cukup dan diusahakan produksi urin 2-3 liter per

hari.
Diet untuk mengurangi kadar zat-zat komponen pembentuk urin
Aktiviats harian yang cukup.
Pemberian medikamentosa.

Beberapa diet yang dianjurkan untuk mengurangi kekambhan adalah :


-

rendah protein, karena protein akan memacu ekskresi kalium urine da menyebabkan

suasana urin menjadi lebih asam.


Rendah oksalat
Rendah garam.
Rendah purin

Prognosis
Batu ginjal tergantung dari factor-faktor ukuran batu, letak batu, dan adanya infeksi serta
obstruksi. Makin besar ukuran batu, makin buruk prognosisnya. Letak batu yang dapat
menyebabkan obstruksi dapat mempermudah terjadinya infeksi. Makin besar kerusakan jaringn
dan adanya infeksi karena factor obstruksi akan dapat menyebabkan penurunan fungsi ginjal.8
13

Penutup
Berdasarkan penguraian mengenai batu ginjal (nefrolitiasis), dapat disimpulkan bahwa,
pasien laki-laki berusia 50 tahun dengan gejala nyeri pinggang kanan & BAK kemerahan sejak 1
bulan yg lalu menderita batu ginjal (nefrolitiasis). Batu ginjal( nefrolitiasis) merupakan tiga
penyakit terbanyak di bidang urologi di samping infeksi saluran kemih dan pembesaran prostat
benigna. Perlu diagnosis dini dan mendapat penanganan segera, untuk mencegah terbentuknya
presipitasi kristal, yang cukup besar dan menyebabkan ostruksi, sehingga dapat menimbulkan
komplikasi gagal ginjal. Pada kasus yang belum terjadi obtruksi dapat diterapi dengan terapi
koservatif, sebaliknya jika sudah terjadi obstruksi perlu tindakan pembedahan, untuk
menghilangkan obstruksi oleh batu yang mangakibatkan parenkim ginjal menjadi tipis, dan
menurunnya fungsi ginjal lebih lanjut.

Daftar Pustaka
1

Graber MA, Toth PP, Herting RL. Buku saku dokter keluarga. Jakarta: EGC; 2006. h.
535-7.

Welsby PD. Pemeriksaan fisik dan anamnesis klinis. Jakarta: EGC; 2010. h.106.

Tanagho EA, Mcaninch JW. Smiths general urology. 16th Edition. New York : Large
Medical Book; 2004.p.256-283.

Sjabani M. Batu saluran kemih. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi ke-6, Jilid II.
Jakarta: Interna Publishing;2014.h.2121-7

Purnomo BB. Dasar-dasar urologi. 3rd ed. Jakarta: Sagung Seto; 2011.87-100

Corwin E J. Buku Saku Patofisiologi. Edisi ke-3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
ECG;2009.h.715-716

Schwartz. Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah. Edisi ke-6. Jakarta: ECG; 2000.h.588

Leveno KJ, Cunningham FG, Gant NF. Obstetri Williams. Edisi 21. Jakarta: EGC;
2009.h.633.

14

Anda mungkin juga menyukai